Penulis :
Editor
Abdul Rosid
Desain Sampul
Lukas Liani
Layout
Asep Nugraha
Penerbit
Yayasan Pendidikan dan Sosial
Indonesia Maju (YPSIM) Banten
BCP 2 Blok E. 18 No.14 Desa Ranjeng Kec. Ciruas Kab. Serang
Banten 42182
E-mail: Ypsimbanten@gmail.com
WhatsApp: 0815 9516 818
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar isi
Maafkan Anakmu, Ibu 1
Seandainya Ibu 2
Beri Aku Waktu 4
Bunda 6
Bunda Cahaya Hidupku 7
Cahaya Surgaku 9
Ibu Kendedes 10
Ibu Sejati 13
Ibu 14
Ibu 16
Ibuku 18
Ibuku, Penawar Luka 20
Ibunda, Sang Pelita Harapan 21
Kekasihku Ibu 24
Mama…Nafas Surgaku 26
Menanti Langkah Ibu 28
Ibu (Kala Itu, Kini Dan Nanti) 29
Rindu Yang Tak Terungkap 31
Peranmu Peranku 32
Simbokku Sayang, Simbokku Kan Slalu
Kukenang" 34
Kisah Seorang Ibu Dan Uwais Al-Qarni *) 37
Ibuku Mataku 39
Sajak Kecil Tentang Aku 40
Doa Ibu 42
Ibu Kekuatan Hidupku 44
Ibu Adalah Spesial 46
Ibu 47
Ibu 48
Ibuku Luar Biasa 49
Kerinduan 50
Rindu Ibu 51
Tentang Ibu 53
Puisi Untuk Ibu 54
Ibu 56
Boneka Mu 57
Sepenggal Cerita Yang Tersisa 58
Terima Kasih Tiada Batas 60
Hasrat Yang Terbungkam 62
Mendung Di Mata Ibu 64
Rinduku Padamu Ibu 65
Syair Rindu Dan Ridhomu Ibu 66
Sebening Embun Di Pagi Hari 69
Sebutan Surga Untuk Ibu 70
Sepucuk Surat Untuk Ibu 72
Surgaku; Yuli Hayati 74
Tak Ada Kado Istimewa 76
Tentangmu, Ibu 77
Terima Kasih Ibu 79
Terima Kasih Tiada Batas 81
Wanita Surga 82
1
Ibu…
Terima Kasih telah merawatku
Terima Kasih telah mendidikku hingga jadi orang
Terima Kasih tak terhingga
Ibu..
Maafkan anakmu belum bisa membalas kebaikanmu
Maafkan anakmu belum bisa merawatmu
Maafkan anakmu belum bisa menemanimu
Disaat sore, disaat sepi, disaat lebaran ini
Maafkan anakmu yang jauh diperantauan
Ibu..
Anakmu hanya bisa mendoakamu
Anakmu hanya bisa melihat fotomu disaat rindu
Ibu…
Engkau wanita terhebat disisiku
Ibu..
Maafkan anakmu. Maafkan anakmu ini
Rindu tetap rindu…. Tapi…
Ibu.. Maafkan anakmu…
2
Seandainya Ibu
Oleh: Taslimatul Atsna Faizati
Tapi, aku tau dengan pasti waktu tidak akan berputar kembali
Hingga hanya sesal yang tersisa kini
Hingga hanya rindu yang selalu bersemayam di hati
Hingga hanya doalah yang menjadi perantaraku untukmu
Hingga hanya tetes air mata ini yang dapat menghapus lukaku
Ibu, andai waktu itu aku tidak membuatmu terluka, apakah kau akan
selalu ada untukku?
Ibu, andai aku tidak pernah berkata keras padamu, apakah kau akan
memelukku saat ini?
Ibu, andai aku tidak membuatmu menangis dalam sujudmu, apakah
kau sudi mengiringi langkahku?
Seandainya…cuma seandanya saja…meskipun aku tahu andai itu tak
akan jadi nyata.
Ibu…aku tau andai ini tak akan jadi nyata untukku
Ijinkan aku ibu menulis kata ini untukmu sebagai salam perpisaan
untukmu
Kini engkau telah berpindah alam tak lagi sama denganku
Aku disini, akan selalu merindukanmu dalam doa dan langkahku
Untumu ibu, aku akan kuat sepertimu…tak ada keluhku untuk dunia
Darimu aku tahu bahwa semua masalah akan tetap akan selesai,
hanya menunggu waktu
Bunda
Karya : Wa Ode Darniati
Bunda ..
Malam mulai menyapa
Kalah wajahmu mulai hadir dipelupuk mataku
Memori kuputar kebelakang
Tentang kenangan masa kecilku
Bunda
Wajah berkerut tanda juang dan usahamu
Kau selip doa dalam malam dan siangmu
Untuk kami anak-anakmu
Bunda
Seribu kasih dan cinta lewat doa
Sujudmu
Adakah surga selain surga dari
Pelukmu?
Baubau, 31-10-2019
Cahaya Surgaku
Karya : Ani Khaerani
Bersinar terang hadirnya
Sejuk dilihat
Hangat terasa
Kaulah ibu
Tiga huruf beribu makna
Satu sosok berjuta peran
Ibu Kendedes
Oleh : Hartini Dewi, S.Pd
Ibu Sejati
Karya : puryati mulyanto
Ibu,
senyummu,
selalu terkembang lebar
Ibu,
Kau perempuan
nan perkasa
Ibu,
Wajahmu selalu
ceria sepanjang masa
aku tak berarti
apa-apa tanpamu
Wahai ibuku,
Kau curahkan seluruh tenaga
Ibu,
kau bentangkan sayap sayap kekarmu
tuk mampu
Berkepak penuh geliat mesra
Agar mampu hidup
Ibu,
Kau cahaya
Ditengah kesunyian malam
Hitam, kelam,
Ibu,
Ku menjadi kuat karena mu
14
Ibu
Karya : Eka Nurhayati
Hai, Ibu.
Setiap pengharapan yang ku titip pada Sang Kuasa,
Dimanapun Kau,
Selalu bahagia yang kau terima.
Bu,
terima kasih,
untuk ruang pertama yang kau beri,
Sebelum ku hirup segarnya bau dunia,
terima kasih,
untuk sabar yang kau silakan,
mendengar setiap keluh yang keluar dari mulutku,
yang mungkin memusingkanmu,
yang mungkin juga suara bisingku mengganggu telingamu.
terima kasih,
selalu jadi yang paling utuh untuk menyemangatiku,
dalam memilih, menentukan, dan menjalankan hidup,
Bu,berjanjilah padaku,
adalah lengkung bahagia akan selalu nampak di bibirmu,
adalah kau yang akan selalu tetap dan bersama denganku
adalah kau yang mau berbagi lelah kepadaku.
Bu,
Percayalah,
Bahagiamu adalah wujud baktiku pada mendiang ayah,
Adalah amanat terakhirnya
15
Bu,
Aku cerminmu,
Kau bahagia, akupun merasa
Kau duka, aku tersiksa
Bu,
Sehat selalu,
Dari aku yang terus-terus butuh bersandar padamu
Ibu
Oleh : Zainab
Ibuku
Karya : Mimi Jamilah
Sembilan bulan
Aku dalam kandungan
Ibuku sayang
Saat kulahir
Senyum bahagiamu
Mengucap syukur
Masa kanakku
Rewel dan nakalku
Kau pun tak jenuh
Aku remaja
Hati-hatilah slalu
Engkau berpesan
Aku wisuda
Engkau haru dan bangga
Menjulang harap
Aku menikah
Kau hantarkan langkahku
Bertabur restu
Putih rambutmu
Tampak lemah dirimu
Umur menua
Berteman bulan
Di keheningan malam
Aku bersujud
19
Lantun doaku
Memohon kepada-Nya
Sayangi ibu
Tangerang, 201019
MIMI JAMILAH
20
Sang penenang
jiwa, ibundaku
sayang Kaulah sang
pelita penenang
jiwaku Terberai air
mataku, tertunduk
pilu batinku
Saat kau tahu, engkaulah hiasan jiwaku saat luluh lantak tak
berdayaku
Kekasihku Ibu
Oleh: Nanik Trihasanah
Ibuku tersayang
Ibuku tercinta
Adanya aku berasal dari segumpal darah
Sampai sebesar ini
Titipan tuhan utukmu
Merawat siang dan malam
Mengeluh pun tak pernah ku dengar
Apalagi lelah, pasti tanpa kenal lelah
Perjuangan mu sungguh bertarung nyawa
Sakit, pedih hingga tak terasa
Ibu
25
(Mamah)
28
Tetesan air hujan yang menempel pada kaca jendela malam ini
Rintiknya jatuh membasahi bumi
Setapak kaki melangkah terus kedepan
Ibu
Bertahun telah berlalu
Ketika terakhir kulihat senyummu
Senyum yang penuh beban
Untuk anakmu yang sedang berjuang
Ibu
Tetes air mata terakhirmu
Di saat mulutmu terkunci
Masih berbekas di hatiku
Pesanmu yang tak tersampaikan
Ku tangkap lewat tatap matamu
Ibu
Bait-bait puisi yang kutuliskan
Teriring dengan tetes-tetes air mata
Ungkapan kerinduan hati
Yang tak lekang oleh waktu, tak luntur oleh hujan
Walau dirimu telah lama meninggalkanku
Ibu
Bibirku kan selalu bergetar
Menyebut baris-baris do’a
Sebagai obat rindu yang dalam
Rinduku dan rindumu yang terhalang
Oleh dua alam yang memisahkan
32
Peranmu Peranku
Oleh : Lina Herawati
Simbokku Sayang,
Simbokku Kan Slalu Kukenang
Karya : Yam@to Takhashimura
Mbok..
Engkau bangun saat orang sedang nyenyak dalam tidur
Engkau basuh mukamu dengan air wudhu di pagi buta itu
Lalu.. kau panjatkan do'a 'tuk putra - putrimu
Dengan do'a terbaikmu
Lalu ...
Kau dorong gerobag sayurmu
Dengan sekuat tenagamu
Engkau susuri jalan di sepanjang Wonodri itu
Agar sampai di pasar yang kau tuju
Mbok...
Begitu lama dan panjang langkahmu
Sedari kami kecil
Hingga kami bisa mengeja aksara dengan fasih
Bahkan...hingga kami mampu merenda masa depan dengan terang
Engkau juga masih susuri jalan di tepian kota itu
Tak terhitung...
Berapa juta kilo meter langkah yang kau tempuh
Tak terbayang..
Berapa tetes peluh yang bercucur
Tak tergambar...pengorbanan yang kau persembahkan
Mbok...
Saat itu...
Aku pernah kau ajak kesana
Saat aku masih kecil
Dan saat itu..
Entah mengapa
Saat hendak berpisah denganmu
35
Mbok...
Kami tahu..
Betapa hidup itu berat
Tak mudah untuk bertahan
Dan mempersiapkan bekal
Namun
Semua engkau lalui dengan semangat yang tak pernah padam
Mbok...
Kami sekarang semakin tahu
Betapa yang pernah engkau perjuangkan
Harus kami lanjutkan semangat itu
Ya...semangat untuk hidup
Semangat untuk memberi yang terbaik buat putra putri
Semangat untuk mengabdi kepada Ilahi Robbi
Mbok....
Maafkan ...
Jika aku kadang kurang berbakti
Bahkan tidak berbakti
Tak mampu memberikan yang terbaik
Tak mampu menjagamu di saat engkau di usia senja
Tak bisa selalu membersamaimu
Di saat engkau terbaring sakit
Mbok...
Maafkan anakmu...
36
Mbok...
Ada suatu
Do' a dan pengharapan
Kiranya Tuhan 'kan berkahi semua masa usiamu
Menerima segala pengorbananmu
Membalas semua pengabdianmu
Dan Tuhan..
Berkehendak memuliakanmu
Di dunia dan di akhir masa.
*)
Kisah Seorang Ibu Dan Uwais Al-Qarni
Dwi Septiyana
Tuhan,
Kau Mahatahu, apa yang ada dalam kalbu ini
Tak pernah terbersit sedikit membangkang kepada-Mu
Tak pernah ada niat abai terhadap kehendak-Mu
Kau perintahkan hamba-Mu berbuat baik pada kedua orang tuaku **)
Aku hanya hamba yang lemah dan bodoh
Tuhan,
Kau Maha Berkehendak, apa yang terjadi di alam semesta
Bapakku sudah tiada,
sedang Ibuku sudah tua renta, keinginannya ingin mengunjungi
rumah-Mu
Baitullah
Sekiranya hamba memiliki harta yang cukup
Sehingga Ibu dapat menunaikan hajatnya
Tuhan,
Kau Maha Kuasa, untuk memberangkatkan siapa pun
ke rumah-Mu
Engkau beserta malaikat-malaikat-Mu menjadi saksi
Aku telah menggendong Ibuku yang renta pergi ke tanah suci
Aku telah berpayah-payah menyusuri gurun gersang
tanah tandus dan terik yang mematikan
menempuh jarak jutaan langkah
Kupertaruhkan raga dan nyawaku, demi Ibuku, Yaa Rabb
Tuhan,
Kau Maha Welas, sudilah kau ampuni dosaku
Balaskanlah semua pengorbanan yang sudah Ibuku berikan
kepadaku
Hamba tak pernah berkata “ah”
38
-ooOoo-
Ibuku Mataku
Siti Nurhayati
Ibu…
Meski mata ibu tidak melihat
Tapi ibu selalu memelihara mataku.
Ibu selalu mengajarkan mataku.
Untuk belajar menulis.
Untuk belajar membaca.
Untuk belajar memahami.
Untuk belajar menghargai.
Untuk belajar mandiri.
Dan untuk belajar hidup...
Ibu...
Ibuku adalah mataku.
Dalam mengarungi hidup ini perlu mataku.
Sudah pasti ibu adalah mataku.
Tapi mataku tidak seperti ibu.
Dengan perjalanan hidup yang sudah kulalui.
Banyak yang terlihat mataku tidak seperti ibu.
Belum seutuhnya mataku seperti ibu.
Maafkan aku ibu...
Banyak hal yang kuabaikan dari mata ibu.
Aku selalu berdoa untuk ibu.
Semoga mata ibu menjadi pintu jalan ke Surga.
40
Akulah embun
Yang perlahan beranjak dalam gelap
Berharap berjumpa cahaya dini hari
Kemudian menjadikannya tiada
Doa Ibu
Oleh: Anas Basaruddin
IBU
Oleh: Yulismarika Putri
Beredar bintang digarisnya
Bulan bercahaya pada lintasannya
Waktu bergulir dalam takdirnya
Aku....
Terlahir dari manusia hebat
Sepertinya...
Merupakan anugerah terbesar Tuhan untuk ku
Menjadikan ku pelipur lara jiwanya
Kau....
Perempuan hebat di jiwa lemah ku
Menyayangi tanpa batas
Mendampingi di semua kisah ku...
Kau....
Perempuan terbaik dalam kerajaanku
Motivasi terbaik di setiap lika-liku hidup ku
Ibu...
Aku mencintai mu...
Terimakasih untuk semua waktu dan lelah mu...
Aku mencintai mu...
Ibu
Karya: Eny Khusnul
Aku rindu belaianmu
Aku rindu dongeng-dongengmu
Aku rindu cubitan sayangmu
Aku rindu pujianmu
Aku ingin bersamamu selalu
Seperti dahulu namun itu hanya ilusi
Hidupku bersama keluargaku
Dan aku tetap merindukanmu
Engkaulah yang telah membuatku begini
Karenamu aku bisa berjalan dan berlari,
karenamu aku bisa melangkah pasti,
Karenamu aku bisa meraih mimpi
Kini Engkau sudah tua renta namun jiwamu tetap muda
Untuk anakmu Engkau selalu rela
Engkau tiada pernah lelah
dan tiada pernah mengeluh karna ulah anakmu
Engkau selalu menjadi tumpuanku
Engkaulah malaikatku
Semoga Engkau selalu sehat dan bahagia
Semoga kelak Engkau akan dapatkan surga firdaus
karena jasamu yang tak terhingga
Kasihmu sepanjang jalan yang tiada pernah ada akhirnya
Dari Engkaulah lahir generasi-generasi hebat
untuk negeri tercinta
49
KERINDUAN
Oleh : Khususiatul Ubudiyah
Rindu Ibu
Eny Suryaningsih, M.Pd
Sman 25 Kabupaten Tangerang
enysuryaningsih52@gmail.com
Tentang Ibu
Karya: Era Amelia
Ibu...
Engkau laksana cahaya yang menerangi gelapku
Laksana jalan kebaikan yang selalu menuntunku
Laksana harapan untuk masa depanku
Ibu ...
Kita sering tak satu pemikiran
Kita sering berselisih paham
Bahkan kadang terlibat dalam sebuah persoalan
Ibu ……
Begitulah keusebutkan namamu
Engkau adalah malaikat tanpa sayap
Yang ditempatkan Tuhan dalam hidupku
Engkaulah superhero atas keberadaanku saat ini
Ibu ……
Kasihmu mengalir indah dan Jasamu tiada batas
Perhatianmu tak kunjung padam
Tak terhitung juga pengorbanan yang engkau berikan padaku
Ibu ……
Dari pribadimu aku banyak belajar
Belajar mengasihi dengan tulus
Belajar berkorban tanpa pamrih
Dan belajar memberi yang terbaik untuk orang yang dikasihi
Ibu …..
Keadaanku sekarang tidak lepas dari jerih payahmu
Tidak lepas dari doa yang terus dinaikan kepada sang Pencipta
Tidak lepas dari air mata yang bercucuran karena keterbatasan
hidup
Tidak lepas dari kegigihanmu menghadapi getirnya kehidupan
Tidak lepas dari sikap mengalahmu dan membiarkanku bahagia
Kini ......
Waktu berlalu begitu cepat dan dirimu terus dimakan usia
Kini engkau telah menua dan mulai lemah
Namun kupecaya kasih dan sayangmu tetap abadi
Akupun terus berdoa kepada Tuhan
Kiranya di masa tuamu, engkau dapat terus merasakan kebahagiaan.
55
Ibu ….
Aku mengasihimu
56
IBU
Karya Adi purnomo
Terimakasih ibu
Doaku selalu untukmu, dekat nisanmu
57
Boneka mu
Karya : dalilah Nurul hija
Terima kasih
Terima kasih
Kenapa denganku?
Aku pikir cukup mengatakan terima kasih atas semua yang kau
lakukan untukku
Tidak
Tidak pernah akan cukup rasa terima kasih itu
Untuk semua penyambutan, perjuangan, kebanggaan, doa dan
harapan, kasih sayang, perhatian, pengorbanan, pembelaan,
kesabaran, perpisahaan
Terima kasih tiada batas
Kini kusadari rasa terima kasihku takkan bisa mewakili setiap detail
yang kuterima darimu
Wahai diri,
Berbakti dan mengabdi menjadi satu janji yang harus kau penuhi
Hingga semua berakhir didunia ini
62
Ibu………
Selama ini kami hanya membisu
Memperhatikan tingkah ibu
Besar perjuangan ibu untuk kami menuntut ilmu
Ibu………
Kami bukan siapa-siapa tanpamu
Karena ibu merupakan malaikat peniru
Mendung di matamu
Merupakan tanda haru
Karya :
Ahmad Fitriyadi Sari
65
Ibu………..
Aku rindu dengan kasih sayangmu
Aku rindu dengan belai lembutmu
Aku rindu dengan senyumanmu
Aku rindu akan pelukmu
Ku ingin kau tahu itu
Ibu……….
Kau selalu ada dalam doaku
Di setiap hembusan nafasku
Di setiap langkah kakiku
Di setiap apa yang ku lalui
Karena kau begitu berarti dalam hidupku
66
Dalam Ridho-Mu...
Seuntai syair kutulis untukmu
Ungkapkan hati yang penuh rindu
Penuh harap akan bertemu
Walau hanya dalam Qolbu
Ibu...
Sembilan bulan engkau kandung aku
Dengan hati yang mengharu biru
Terkadang berbuncah semangat yang menggebu
Menantikan kehadiran diriku...
Ibu...
Kau pertaruhkan nyawamu
Demi statusku menjadi permata hatimu
Hingga lengkap putra putrimu
Mengisi bahtera yang kan terus melaju
Ibu...
Dua tahun curahan air suci darimu
Sebagai sumber kehidupanku
Tak kan pernah terbalas jasamu
Sekalipun purnama kuhantar kepangkuanmu
Ibu...
Begitu bahagianya aku lahir dari rahim sucimu
Bersama enam saudara perempuanku
Sehingga aku laksana pangeran dikeluarga ku
Menjadi pujaan saudara-saudariku
Ibu...
Tangan itu, empat puluhan tahun lalu
Masih terasa lembut mengusap kepalaku
Memanjakanku saat kerewelanku
Membanggakanku ditengah sang waktu
Ibu...
Mata itu teduh memandangku
Yang kau anggap balita mungil sepanjang waktu
Wajah itu menghias sang Qolbu
Selalu kurindu belai lembutmu
Ibu...
Allahummagfirlahu, warhamhu, wa afihi, wa’fuanhu
Kita panjatkan doa untuk ayahanda yang dirindu
Insya Allah dipintu surga beliau telah menunggu
68
Ibu...
Maafkanlah anakmu
Yang selalu menjadi beban hatimu
Namun selalu menuntut Ridhomu
Disepanjang waktu
Ibu...
Disaat diriku, disaat anakmu
Tak berpijak dijalan yang satu
Jalan menuju sang pemilik Qolbu
Jangan ragu tuk mengingatkanku
Ibu...
Engkau harus yakinkan aku
Dirimu, anak, cucu dan menantumu
Sekarang menjadi tanggungjawabku
Tuk teruskan estafet ayahanda yang dirindu
Ibu...
Aku sayang ibu, aku rindu ibu
Aku ingin dekapanmu disepanjang waktuku
Walau aku tak tahu cara membalas jasamu
Namunku terus harapkan Ridhomu
Ibu.
Pengorbananmu tak pernah mengharap balasan
Tak sedikitpun mengharap imbalan
Kasih sayangmu begitu tulus
Kau tak pernah mengeluh
Meski lelah terlihat dimatamu
Ibu..
Tiada kasih sayang setulus dirimu..
Tiada cinta yang sangat besar selain darimu.. oohh.. ibu..
Bagaikan embun di pagi hari
Seperti itulah rasa sayangku kepadamu
Sebening embun dipagi hari
Ibu,
Bagaimana kabarmu saat ini?
Ibu,
Aku doakan semoga engkau selalu baik-baik saja di sana
Ibu,
Aku di sini selalu berusaha baik-baik saja
Ibu,
Maafkan aku atas kesalahan yang pernah kuperbuat padamu
Ibu,
Terima kasih atas segala yang telah kau perbuat untukku
Terima kasih atas pengorbanan yang telah kau lakukan untukku
Ibu,
Maafkan aku yang belum bisa membalas semua kebaikanmu untukku
Aku mohon doakan supaya aku mampu menghadapi semua ini
Hormatku untukmu
Dari anakmu di sini
74
Kemarin tanggal Ibu lahir, hari ini Ibu lahir lagi, besok Ibu akan
terlahir lagi, lusa Ibu masih akan terlahir kembali, tulat pun Ibu
masih akan lahir lagi, tubin Ibu akan terlahir lagi dan lagi,
seterusnya Ibu akan berkali-kali lahir lagi, terus berulang, hingga
usang, hingga pulang kehadapan Tuhan.
Ibu berkali-kali ulang tahun, ulang bulan, ulang hari, tapi hanya
pernah sekali Ibu terima satu kado istimewa; kecupan di kening saat
ia menutup mata.
Tentangmu, Ibu
Oleh : Penny Hendriyati
Ibu…
Hari ini akan kuceritakan semua tentangmu
Tentang jiwa yang tulus merawatku sepenuh hati
Dengan penuh kasih, dengan penuh cinta
Kau selalu ada disetiap aku menangis dan tertawa
Ibu…
Hari ini aku rindu
Rindu akan hari bersamamu
Apakah kau masih ingat bu?
Aku rindu masa-masa indahku dulu
Apakah aku dapat merasakannya lagi?
Menangis di dalam pelukmu dan tertawa bersamamu
Ibu…
Kini aku telah menjadi ibu bagi cucu-cucumu dan bagi insan-insan
penerus bangsa
Semua ini atas perjuanganmu
Kau selalu jadi yang tehebat di mata dan hatiku
Terima kasih untuk semua waktu dan pengorbananmu
Aku mencintaimu, Ibu.
79
Ibu ...
Dari segumpal darah aku didalam rahimmu
Hingga terbentuk mahluk titipan untukmu
Kau rawat dan jaga aku dalam tubuhmu
Sampai nyawa pun kau pertaruhkan untukku
Ibu ...
Terima kasih atas pengorbananmu
Terima kasih atas perjuanganmu
Terima kasih atas perhatianmu
Terima kasih atas kasih sayangmu
Terima kasih atas setiap tetesan keringat yang tercurah untuk
anakmu
Ibu ...
Maafkan atas kenakalanku
Maafkan atas keegoisanku
Maafkan atas amarahku
Maafkan atas air matamu
80
Ya Allah ...
Berikanlah kesehatan pada ibu ...
Panjangkanlah umurnya ...
Aku ingin membahagiakan dia ...
Sebelum aku atau ibuku yang telah tiada didunia ini ...
81
Terima kasih
Terima kasih
Kenapa denganku?
Aku pikir cukup mengatakan terima kasih atas semua yang kau
lakukan untukku
Tidak
Tidak pernah akan cukup rasa terima kasih itu
Untuk semua penyambutan, perjuangan, kebanggaan, doa dan
harapan, kasih sayang, perhatian, pengorbanan, pembelaan,
kesabaran, perpisahaan
Terima kasih tiada batas
Kini kusadari rasa terima kasihku takkan bisa mewakili setiap detail
yang kuterima darimu
Wahai diri,
Berbakti dan mengabdi menjadi satu janji yang harus kau penuhi
Hingga semua berakhir didunia ini
83
WANITA SURGA
Mokh. Agung Santoso