Anda di halaman 1dari 95

EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK BEA MATERAI

TERHADAP PENERIMAAN PAJAK TAHUN 2016-2020 (STUDI PADA

KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) MADYA)

KOTA PALEMBANG

SKRIPSI OLEH:
ZINKYE SHELLA
01031281520222

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI
TAHUN 2022
ii
iii
SURAT PERNYATAAN INTEGRITAS KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama Mahasiswa : Zinkye Shella
NIM : 01031281520222
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Akuntansi
Bidang Kajian : Pajak
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul :
“Efektivitas Dan Kontribusi Penerimaan Pajak Bea Materai Terhadap Penerimaan
Pajak Tahun 2016-2020 (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Madya) Kota
Palembang”
Pembimbing : Eka Meirawati, S.E.,M.Si., Ak
Tanggal ujian : 19 Desember 2022
Adalah benar hasil Karya Saya sendiri. Dalam Skripsi ini tidak ada kutipan hasil karya
orang lain yang tidak disebutkan sumbernya.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, dan apabila pernyataan
Saya ini tidak benar dikemudian hari saya bersedia dicabut predikat kelulusan dan
gelar kesarjanaan.

Indralaya, 19 Desember 2022


Pembuat Pernyataan,

Zinkye Shella
01031281520222

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
"Seiring berjalannya waktu, waktu mengajarkanmu banyak hal."
(Aeschylus)

“Allah Maha Lembut kepada hamba-hamba Nya; Dia memberi rezeki kepada
siapa saja yang dikehendaki Nya (menurut peraturan yang telah ditetapkan),
dan Dia lah Yang Maha Kuat, lagi Maha Kuasa.”
(Q.S. Asy-Syuro:19)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:


• Allah SWT
• Kedua Orang Tuaku Tercinta
• Saudaraku Tersayang
• Sahabat-sahabatku
• Universitas Sriwijaya
• Almamaterku

v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat dan rahmat-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tentang “Efektivitas dan

Kontribusi Penerimaan Pajak Bea Materai Terhadap Penerimaan Pajak Tahun

2016-2020 (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya) Kota Palembang”.

Shalawat dan salam juga tidak lupa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad

SAW sebagai tauladan dalam kehidupan sehari-hari.

Sesuai dengan judul yang diambil, tentunya skripsi ini membahas mengenai

penerimaan Pajak Bea Materai di Kota Palembang, apakah dalam kurun waktu lima

tahun (2016-2020) sudah memenuhi target atau belum, serta melihat bagaimana tingkat

kontribusi Pajak Bea Materai tersebut terhadap Penerimaan Pajak Kota Palembang.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat dalam

rangka meraih gelar Strata Satu (S1) jurusan akuntansi perpajakan Fakultas Ekonomi

di Universitas Sriwijaya Palembang. Didalam mengerjakan skripsi ini telah melibatkan

banyak pihak yang sangat membantu dalam banyak hal. Penulis juga tidak lepas dari

bantuan, motivasi, dan bimbingan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak

langsung. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

vi
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff. MSCE sebagai Rektor Universitas Sriwijaya

2. Bapak Prof. Dr. M. Adam, S.E., M. E. sebagai Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sriwijaya

3. Bapak Arista Hakiki, S.E., M.Acc.,Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya dalam memberikan kesempatan dan

membantu dalam menyusun jadwal sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi

ini.

4. Ibu Dr.E. Yusnaini, SE.,M.Si,Ak. selaku sekretaris jurusan Akuntansi yang

memberikan kesempatan dan juga dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi.

5. Bapak Drs. H. Ubaidillah, MM., Ak., sebagai dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan bimbingan, arahan dan nasehat selama penulis menuntut ilmu di

Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya.

6. Ibu Eka Meirawati, S.E., M.Si., Ak., sebagai pembimbing yang telah memberikan

arahan, petunjuk, dukungan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan

skripsi ini.

7. Bagian Administrasi Jurusan Akuntansi yang telah membantu dalam hal

administrasi serta memberikan dorongan kepada penulis.

8. Segenap Bapak Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya.

9. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Nuh Nasution dan Ibunda Musrini yang

senantiasa selalu mendoakan dan memberikan dukungan baik moril maupun

viii
materil selama perkuliahan serta senantiasa memberikan doa dan semangat

sehingga penulis dapat meraih gelar sarjana ekonomi.

10. Sanak saudara, kak Linda Zunialvi, Adek Muhammad Affan Nasution dan Adek

Salsabila Zamaya yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, dan doa

kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

11. Sahabat, Teman Seperjuanganku, Feby Pratiwi, S.E., Nur Muslimah Rajna, S.E.,

Priliskarahmi Yastie F. S.E., Rifka Indah Sari, S.E., Annisa Silvany dan Sarah

Nurlita yang dari dulu sampai sekarang selalu menemaniku baik di kala susah

maupun senang, selalu memberikan semangat, motivasi dan dukungan yang tak

henti serta selalu memberikan nasehat yang membangun kepada penulis agar

menjadi orang yang lebih baik lagi.

12. Seluruh teman-teman Akuntansi Fakultas Ekonomi Kampus Indralaya Angkatan

2015 yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

13. Almamaterku sebagai motivasi untuk meraih kesuksesan.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini yang tidak

dapat saya sebutkan satu per satu, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan

dukungan yang telah diberikan.

viiii
Hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala lah penulis memohon agar jasa baik ini

dibalas-Nya dengan pahala berlipat ganda. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga

penelitian ini memberikan manfaat bagi segenap pembaca dan pihak yang

membutuhkan, khususnya dari diri penulis secara pribadi.

Inderalaya, 25 Desember 2022

Zinkye Shella

ixi
xi
xii
xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA Zinkye Shella


JENIS KELAMIN Perempuan
TEMPAT, TANGGAL Sukoharjo III, 6 Agustus 1997
LAHIR
AGAMA Islam
STATUS Belum Menikah
ALAMAT Jl. Perindustrian 1, Lr. Cempedak, Villa Sukarami
Indah Blok A no 12
KEWARGANEGARAAN Indonesia
TINGGI/BERAT BADAN 159/60
E-MAIL zinkye0608sn@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
2003-2009 SD Negeri 151 Palembang
2009-2012 MTs Negeri 2 Model Palembang
2012-2015 SMA Negeri 6 Palembang
2015-2022 S1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sriwijaya
PENDIDIKAN NON FORMAL
2014 Intermediate English Level LBPP LIA Palembang
2022 Short Course Digital Marketing Revou
2022 Microsoft Office Palcomtech Palembang
RIWAYAT ORGANISASI
2015-2016 Ikatan Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sriwijaya

xiiii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN INTEGRITAS KARYA ILMIAH ................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................................. xi
ABSTRACT .............................................................................................................. xii
SURAT PERNYATAAN ABSTRAKSI ................................................................ xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. xiiii
DAFTAR ISI............................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 7
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................ 7
1.4. Manfaat Penelitian.......................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 9
2.1. Landasan Teori ............................................................................................... 9
2.1.1. Efektivitas ............................................................................................... 9
2.1.2. Kontribusi ............................................................................................... 9
2.1.3. Pengertian Pajak .................................................................................... 10
2.1.4. Fungsi Pajak .......................................................................................... 11

xivi
2.1.5. Asas Pemungutan Pajak ........................................................................ 12
2.1.6. Jenis Pajak ............................................................................................. 13
2.1.7. Cara Pemungutan Pajak ........................................................................ 15
2.1.8. Sistem Pemungutan Pajak ..................................................................... 16
2.1.9. Compliance Theory (Teori Kepatuhan) ................................................ 17
2.1.10. Pengertian Pajak Bea Materai ............................................................... 18
2.1.11. Subjek Bea Materai ............................................................................... 18
2.1.12. Objek Bea Materai ................................................................................ 19
2.1.13. Saat Terhitung Bea Materai .................................................................. 21
2.1.14. Tata Cara Pelunasan Bea Materai ......................................................... 22
2.1.15. Daluwarsa ............................................................................................. 22
2.2. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 24
2.3. Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 36
3.1. Metode Penelitian ......................................................................................... 36
3.1.1. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 36
3.1.2. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 37
3.1.3. Teknik Analisis Data ............................................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 40
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................. 40
4.2. Pembahasan ............................................................................................... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 69
5.1. Kesimpulan................................................................................................... 69
5.2. Saran ............................................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 71
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ 74

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 ............................................................................................................... 5


Tabel 1.2 ............................................................................................................... 6
Tabel 2.1 ............................................................................................................. 24
Tabel 3.1 ............................................................................................................. 38
Tabel 3.2 ............................................................................................................. 39
Tabel 4.1 ............................................................................................................. 62
Tabel 4.2 ............................................................................................................. 67

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ............................................................................................................. 35


Gambar 4.1 ............................................................................................................. 42

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Mohon Bantuan Data ..................................................................... 74


Lampiran 2 Surat Pengantar Riset .............................................................................. 75
Lampiran 3 Tabel Mentah Target dan Realisasi ......................................................... 76
Lampiran 4 Agenda Konsultasi .................................................................................. 77

viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

Indonesial adalah negara yang besar dengan wilayah yang luasl dan masyarakatl yang

majemuk yang dipersatukan oleh Pancasila dan UUD 1945. Indonesial bercita-cita

untuk melindungil segenap warga negara, memajukanckesejahteraancumum,

mencerdaskanckehidupancbangsa, dan ikut sertawdalam mewujudkan ketertibanl

dunia. Pemerintah Indonesia ingin mewujudkan pembangunan di segala bidang, untuk

mencapai tujuan tersebut, pemerintah berupaya mencapai kemandirian dalam

pembiayaanl pembangunan. Kemandirianl yang dimaksudkan adalah memanfaatkan

kemampuan bangsa dengan meningkatkan penerimaan negara dari berbagai sektor dan

tidak lagi mengandalkan pinjamanl luar negeri.

Pemerintah ldapat memberikan berbagai manfaat berupa sarana danl prasarana

ekonomi dan sosial untukl melayani kepentingan rakyat melalui perpajakan.

Penerimaan dari pajakwmerupakan sumberl pendapatanwyangwldigunakan untuk

membiayaimpengeluaran-pengeluaran saat ini dan mendanaimpembangunan yang

bermanfaat bagi kepentingan bersamal dengan tujuan mensejahterakan kehidupan

masyarakat. Penerimaan bukanl pajakl terdiri dari sumber pendanaan luarl lnegeri,

berupacbantuanmdan lpinjaman dari luar negeri ldanmsumber lpendanaan daricdalam

negeril berupachasil lekspor, kekayaanl lalam, labaclBUMN, linvestasi, dancsumber

lain-lain.mPenerimaan lhibah dapat berupa lsemua penerimaanl negara yang lberasal

dari sumbanganl swasta dalam lnegeri, sumbanganl swasta dan pemerintah asing.

1
2

Pajak sebagai salah satu sumber penerimaan negara Indonesia tentunya jika

meningkat maka penerimaan negara di dalam negara juga akan lmeningkat, sehingga

negaral bisa berbuat lebihl banyak lagi untuk kepentinganl masyarakat. Sebagai

pemerataanl pendapatan masyarakat, kenyataan menunjukkanl bahwa di antara kelas-

kelas penduduk masihmbanyakmkesenjangan antaramsimkaya danmsi miskinmantara

warganya. Pajakmmerupakanmsalahmmsatu lalat yang ldapat digunakan untuk

mendistribusikan lpendapatan dengan lcara memungut lpajak yang lebih tinggi kepada

mereka yang berpenghasilan tinggi dan pajak yang lebih rendah bagi mereka yang

berpenghasilan rendah. Pada sisi penerimaan, jenis pajak yang dapat di perhitungkan

dalam APBNl antara llain Pajakl Penghasilan, Pajakl lPertambahan Nilai,

lBeallMasuk, Cukai, lEkspor, lPajak Bumi ldan Bangunan, lpajak lainnya dan

penerimaan lbukan pajak. Khususnya untuk Pajak lBea Materai sebagian lbesar

lpenerimaannya merupakan penerimaan Negara.

Upaya optimalisasi penerimaanl pajak terus diperkuat oleh Direktorat lJenderal

Pajak (DJP). Setelah mengeluarkanl lPMK.165/PMK.03/2017 tentangllPelaksanaan

UU Pengampunanm Pajak, pendapatan dari bea meterai jugammulai dimanfaatkan.

Samingun, KasubditlcAdministrasi dan lInformasi cPenerimaan lDitjen lPajak

mengatakanl meski bantuan yang diberikan hanya ditargetkanl sekitar Rp 5 triliun, dari

sisi lpenerimaan, dia sangat lmembantu. Selain itu, cpotensi penerimaan dari

lpenjualan materai csetiap tahun cenderung meningkat seiring dengan lmeningkatnya

lproses transaksi dengan menggunakanlmmaterai. “Kontribusinya sekitar Rp 5 Triliun,


3

minimal dengan berbagai perbaikan itu naik dari angka tersebut,” ujarmlSamingun.

Target Pemerintah tidak terlalu besar, setidaknya pertumbuhan penerimaan pajak dari

sektor ini melebihi pertumbuhan ekonomil nasional. Namun, untukl mencapai targetl

pendapatan tersebut tidaklah mudah. Apalagil di lapangan acap kali terjadi lperedaran

lmaterai secara illegal yang secaral pararell mengurangi pendapatan lDitjen lPajak.

Adapunl bersama Peruml Peruri dan PT Posl Indonesia (Persero), Otoritasl pajak sama-

sama bekerja untuk memerangi peredaran materai illegal termasuk materai bekas pakai

dan materai palsu. (www.ekonomi.bisnis.com)

Bea materai itu sendiri merupakan cpajak atas cdokumen. Kewajiban bea

materai diatur dalam Pasalm28 lUndang Undang Nomor 10mtahun 2020. Sesuai

denganmPeraturanmPemerintahmmNomor 28 Tahun 1986 tentang lPengadaan,

lPengelolaan, dan lPenjualanmBendamMaterai, maka lpengelolaan Benda ber-

Materai/Materai lTempel hanya cmelibatkan cdua pihak, lyaitu : PerummPeruri

lsebagai pencetakmBenda Materai danmPT Posl Indonesia (Persero)msebagai lpihak

yang bertugas untuk lmelakukan pengelolaan dan lpenjualan Benda Materai/Materai

lTempel.

Sedangkan untuk pengawasan dilakukan coleh DJP sebagai cpemilik Benda

Materai/Materai Tempel. DitjencPajak kembaliccmenegaskan tentang sehubungan

denganmdugaanmperedaranmmaterai tidak sah, maka bagi penirulatau pemalsu,

pengedar, penjual danllpenggunawBenda Materai/Materai Tempel tidakmsahmdapat

dipidana sesuai dengan ketentuan dalam KUHP. (www.Finansial.Bisnis.com).


4

Bea Materai ini merupakanmsalahmsatumpendapatan negara dari pajakmyang

besar sehingga sangat diharapkan untuk dapat membantu anggaran pembelanjaan

negara. Aturan yang berlaku Pada tahun 2016-2020, transaksimdenganmnilai antara

Rp 250.000,00l – Rp l1.000.000,00 wajib menggunakan bea lmaterai Rp 3.000,00 per

dokumen. Sedangkanl transaksi di atas Rp l1.000.000,00 dan dokumen tertentu wajib

memakai bea materai Rp 6.000,00 per dokumen. “Peraturan ini sudah ada sejakmlama,

namunmmasihmbanyakmyang belum mengetahui atau memahaminya, sehingga tetap

di ingatkan untuk kembali memahami dan mematuhinya,” Ujar

KepalamKanwilmDitjen Pajak SumselkdanmBabel, M. Ismiransyah M. Zain.

Ismiransyah menambahkan selama ini transaksi penggunaan pajak bermaterai hanya

berlaku untuk hotel dan bank, dan pada umumnya transaksi lainnya belum dilakukan.

Ia mengakui penerimaan bea materai masih minim karena bea materai dibebankan ke

konsumen, sehingga terkadang konsumen enggan memenuhinya.

(www.palembang.tribunnews.com). Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa

adanya ketidakstabilan pendapatan dan penjualan dari Bea Materai itu sendiri.

BerikutmdatammengenaimPenerimaan Pajak keseluruhan dan Penerimaan

Pajak secara keseluruhan di Kota Palembang.


5

Tabel 1.1 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak KPP Madya Palembang

Tahun 2016-2020

Tahun Target Realisasi Persentase


2016 4,500,062,873,843 2,910,038,494,322 64.67%
2017 4,050,031,795,000 2,912,112,533,406 71.90%
2018 3,890,719,128,000 3,124,752,884,988 80.31%
2019 6,683,054,979,000 5,665,768,690,014 84.78%
2020 4,376,806,883,000 4,126,937,711,777 94.29%
Sumber : KPP Madya Palembang, 2021

BerdasarkanmTabel 1.1 diatas menunjukkan mbahwammRealisasi Penerimaan

Pajak secara keseluruhan di KPP Madya Palembang tiap tahunnya selama 2016-2020

(kurun waktu 5 tahun) selalu mengalami peningkatan kecuali ditahun 2019 ke 2020,

realisasi mengalami penurunan. Realisasi tertinggi itu sendiri ada pada tahun 2019

dengan total 5,665,768,690,014 sedangkan realisasi terendah ditahun 2016 dengan

total 2,910,038,494,322. Namun untuk Target nya bisa dilihat bahwa tiap tahunnya

mengalami fluktuasi. Jika dibandingkan dengan realisasi, dapat dikatakan bahwa setiap

tahunnya target dari KPP Madya saling berbanding terbalik atau tidak tercapai sesuai

dengan angka tujuannya.


6

Tabel 1.2 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bea Materai KPP Madya

Palembang Tahun 2016-2020

Tahun Target Realisasi Persentase


2016 8,209,299,684 7,862,449,000 95.77%
2017 9,369,891,000 13,050,875,643 139.29%
2018 11,748,740,000 18,470,497,000 157.21%
2019 12,915,023,000 27,486,547,127 212.83%
2020 18,053,308,000 23,846,186,021 132.09%
Sumber : KPP Madya Palembang, 2021

Tabel 1.2 menunjukkan target dan realisasi penerimaan pajak Bea Materai

selama kurun waktu 5 tahun. Realisasi tertinggi ada pada tahun 2019 sebesar

27,486,547,127 sedangkan target tertinggi ada pada tahun 2020 sebesar

18,053,308,000. Dapat dikatakan bahwa setiap tahunnya untuk target penerimaan

pajak bea materai mengalami kenaikan, hal tersebut sejalan dengan realisasi nya yang

selalu melampaui target. Namun untuk tahun 2020, realisasi Bea Materai dapat dilihat

mengalami penurunan walau tidak dibawah target. Hal ini bisa dikatakan sebagai

akibat dari faktor dan unsur tertentu yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Penurunan

realisasi Penerimaan Pajak Bea Materai ini terjadi di tahun yang sama dengan

penurunan realisasi Penerimaan Pajak secara keseluruhan.

Penelitianl ini bermaksud untuk lmelakukan analisis deskriptif tentang

efektivitasl dan kontribusi lpenerimaan Pajak Bea Materai terhadapmpenerimaan Pajak

di Kantor PelayananmPajakmMadyamPalembang.
7

Berdasarkan fenomena diatas penelitimtertarikmuntuk mencoba menganalisis

lebih jauh denganmjudul “Efektivitas danmKontribusi PenerimaanmPajak Bea

Materai TerhadapmPenerimaan Pajak Tahun 2016-2020 (StudimPada Kantor

PelayananmPajak (KPP) Madya Palembang)”.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkanmlatar belakangmpadampenelitian ini, terdapat beberapa rumusan

masalah yaitu :

1. Bagaimana Efektivitas penerimaan Pajak Bea Materai terhadap penerimaan

pajak Tahun 2016-2020 pada KPP Madya Palembang?

2. Bagaimanal Kontribusi lpenerimaan Pajak Beal Materai terhadapl penerimaan

Pajakl Tahun 2016-2020 pada KPP Madya Palembang?

1.3.Tujuan Penelitian

Suatumpenelitianmdilakukan tentunyammemiliki beberapa tujuan. Adapun yang

menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah lsebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Efektivitas penerimaan Pajak Bea Materai terhadap

peneriman Pajak Tahun 2016-2020 pada KPP Madya Palembang

2. Untuk mengetahui Kontribusi penerimaan Pajak Bea Materai terhadap

penerimaan Pajak Tahun 2016-2020 pada KPP Madya Palembang


8

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitianc ini diharapkanc dapat memberikanc lmanfaat, baik secara lteoritis maupunl

praktis. Manfaat untuk kedual aspek tersebut antara lain:

1. Teoritis

Peneliti berharapc dapatc memberikanl masukkan dan informasi serta bisa

menambahl kajian ilmu di bidang ekonomi, khususnya yang berkaitan tentang

pengelolaanl Pajak Bea Materai.

2. Praktis

Hasilcpenelitian ini ldiharapkan dapat lmemberikan lmasukan dan

pertimbanganc bagi KPP Madya lPalembang atas Efektivitas pajak bea materai

dan selanjutnya diharapkanl dapat menjadi sumberl referensi, literasi dan

informasil untuk penelitian selanjutnyal mengenai pengeloaanl pajak bea

materai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori

2.1.1. Efektivitas

Mardiasmo (2017) yang dikutip oleh Chandra et al., (2020) mendefinisikan

Efektivitas sebagai ukurannkeberhasilanmatau kegagalan dalamnmencapai tujuan

suatu organisasi. Ketika sebuah lorganisasi mencapai

tujuannyanmakammorganisasi tersebut telah beroperasi

secaranefektif.nIndikatornkinerjanefektivitasnmenggambarkan ljangkauan

akibatcdan ldampak (outcome) dari keluaran (output) program dalamllmencapai

tujuancprogram. Jika kontribusi output pencapaian tujuancataucsasaran yang

dihasilkan semakin tinggi, maka lsemakin efektifnproses kerjacsuatucunit

lorganisasi tersebut.

2.1.2. Kontribusi

Definisi kontribusi oleh Chandra et al., (2020) adalah lsegala sesuatunyang

diberikan lsecara bersama-sama lkepada pihakmlainmdengan tujuan biaya atau

kerugian tertentumataumbersama. Bila ldikaitkan denganckontribusicpajak maka

kontribusicmerupakan lsumbangan yangmberasal darimsuatu pajak

dimanamapabila diterapkan pada lpenelitian ini lmaka Pajak Bea Materai yang

menjadi objek penelitian, sehingga kontribusi lmerupakanl sumbangan yang

berasal dari Pajak Bea Materai dibagi dengan total penerimaan pajak.

9
10

2.1.3. Pengertian Pajak

Pengertianjpajakmmenurut Rochmat Soemitromdalam buku Mardiasmo

(2018) memiliki definisi sebagaimiuranmrakyat kepadamkas negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiadammendapat jasamtimbal

(kontraprestasi) yang langsungmdapat ditunjukkan dan yangmdigunakan untuk

membayarmpengeluaranmumum. Menurut Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983

tentang Ketentuan Umummdan Tata Cara Perpajakanmsebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhirmdengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007

tentang PerubahanmKetiga atas Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang

Ketentuan Umummdan Tata Cara Perpajakan Pasal (1), pajak adalah kontribusi

wajibmkepadamnegara yangmterutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang

bersifatmmemaksamberdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk kepentingan negara bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat. Dari pengertian tersebut dapatmdisimpulkan bahwa

pajak mengandung unsur sebagainberikut:

1. Kontribusimyangmwajib

2. Dipungutmdengan dasarnundang-undang

3. Dalamnpembayarannyantidak ada keberatan secarallangsung dari pemerintah

4. Digunakanluntuk membiayailpengeluaran dalam negeri


11

2.1.4. Fungsi Pajak

Sebagai salah lsatu alat untuk lmenentukan ekonomi politik lsuatu negara, pajak

mempunyai kegunaanl atau kepentingan fundamental dalam menaikkan

kesejahteraanl umum. Fungsi pajak lmenurut Rahayu (2017) adalah kegunaan

pokokl dan manfaatl pokok atas lpajak. Fungsi pajak dikenal dengan 4 macam

fungsi sebagai berikut:

1. Fungsinbudgetair

Pajakmmemiliki guna dalam menutupi biayamyang harusmdikeluarkan oleh

pemerintahcuntuk menjalankan fungsinya. Oleh karena itu, lpengenaan pajak

dipandangl darinsegi ekonomil harusndiatur secara netral danl tidak diarahkan

untuk tujuanl yang lmenyimpang.

2. Fungsi regulerendkl

Fungsil ini dapat disebutl juga sebagai fungsi mengatur dimana pajak merupakan

kebijakanl pemerintah yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu. Selain

sebagai usaha untuk lmemasukkan uang ke dalam kas negara, pajak juga

merupakan upaya pemerintah untuk ikut serta dalam mengatur perekonomian dan

ketertiban sosial lmasyarakat dan jika perlu mengubah komposisi pendapatanl dan

milik rakyat
12

3. Fungsi stabilitasl

Fungsi ini pajakl berguna sebagai alat kebijakanl pemerintahl untuk menstabilkan

hargal yang ada di lmasyarakat guna mengendalikan inflasi sesuai lkebutuhan

lperekonomian negara. Dengan lpajak maka pemerintah dapat lmengatur aliran

uangl di masyarakat dengan cara memungut pajak dari masyarakat kepadal negara

dan kemudian memanfaatkan pajak tersebut dengan efektif ldan efisien.

4. Fungsi redistribusi pendapatanl

Pajakl adalah salah satu sumberl penerimaan negara terbesarl yang digunakan

untuk lmembiayai segala kegiatan untuk lkepentingan umum dan membiayai

pembangunan. Pembiayaanmpembangunan dapatmmembuka lapangan

kerjamyangnpada gilirannya akan meningkatkanmpendapatan masyarakat.

2.1.5. Asas Pemungutan Pajak

Ada beberapa asas pemungutank pajakl yang diselenggarakan oleh Negara agar

pajak dapat dipungut sesuai dengan yang seharusnya diperoleh oleh Negara untuk

kas Negara. Asas pengenaan pajak ini umumnya di adaptasi dengan situasi dan

kondisi negara bersangkutan. Menurut Hidayatullah (2016) yang terdapat dalam

Suastika (2021) bahwa asas-asas tersebut adalahnsebagaimberikut:

1. Asasndomisili, khususnya asas yang didasarkan pada tempatntinggal atau

domisilindari wajib pajak. Berdasarkan prinsip kependudukan ini, negara bisa

mengenakan pajak terhadap seluruh penghasilan setiap orang yang berdomisili


13

di negara tersebut tanpa memandang kebangsaannya. Menurut asas domisili

inicwajib pajak yang berada di Indonesiacdikenakan pajak atas semua

pendapatan yangcdiperolehnya di Indonesia maupun di luar negeri.

2. Asas sumbercmerupakan asas pengenaanllpajak yangllberdasarkan pada lokasi

atau letak objek pajaknya. Berdasarkan asas ini, negara tempat dimana objek

pajak berada berhak memungut pajak dari wajib pajak. Misalnya bila seorang

wajib pajak berdomisili diluar negeri atau berasal dari negara lain, tetapi

perusahaannya ada di Indonesia, maka yang bersangkutan dapat dikenai pajak

berdasarkan asas sumber atau lokasi objek pajaknya.

3. Asas kebangsaan adalah pengenaan pajak yang didasarkan pada status

kewarganegaraan wajib pajak. Misalnya pajak yang dikenakan pada orang

asing, yaitu pajak yang mewajibkan setiap orang yang bukan berkebangsaan

Indonesia membayar pajak. Begitu pula sebaliknya, pajak bagi orang

kebangsaan Indonesia, yaitu pajak yang mewajibkan setiap orang yang

memiliki kebangsaan Indonesia untuk membayar pajak, walapun mereka

bertempat tinggal di luar negeri.

2.1.6. Jenis Pajak

Menurut Rempowatu dan Tirayoh (2016) jenisnpajak dapat dikelompokkan

berdasarkan sifat, instansi pemungut, serta objek pajak.


14

1. Menurutcsifatnya, pajakcdikelompokan jadi dua, yaitu lsebagai berikut:

a. PajakccLangsung merupakan pajakmyang lpembebanannya tidak

dapatndilimpahkan oleh pihakxlain dan merupakan lbeban secara langsungl

bagicWajibcPajak (WP)nyang lbersangkutan. Contoh: Pajak Penghasilanl

(PPh).

b. PajaknTidak lLangsung merupakancpajakcyang dapat ldilimpahkan kepada

pihak lain. Contohnyal yaitu Pajak Pertambahanl Nilai (PPN), danmPajak

lPenjualan ataskBaranglMewah (PPnBM).

2. Menurut pemungut lpajak, dapatzdibagi lmenjadicduanyaitu:

a. Pajakl Pusat yaitu pajakl yangccdipungut oleh pemerintahl dan digunakan

untukccmembiayai rumah tanggal pemerintah pusat. Contohnya: lPPh,

lPPN, PPnBM, lPBB, dan Bea Materai.

b. Pajakl daerahcadalah pajak yang ldipungut oleh lpemerintah daerah dan

ldigunakan untuk lmembiayai anggaran lrumah tangga pemerintah

ldaerah.lllContohnya: Pajak lReklame, Pajak lHiburan, Pajakl Hotel, Pajak

lRestoran, dan Pajak lKendaraan Bermotor.

3. Sedangkan menurut objeknya, pajak bisa di kelompokkan lmenjadi dua yaitu:

a. Pajak lsubjektif merupakan pajak yang lberdasarkan pada subjeknya yang

dilanjutkan ldengan mencari syarat lobjektifnya, dalam arti

memperhatikannkeadaan dari wajibmpajaknya. Contoh: PPh.


15

b. PajakmObjektif yaitu lpajak yang berdasarkan lpada objek tanpa

memperhatikanzkeadaan diri dari wajib pajaknya. Contohnya: lPPN,

PPnBM, lPajakccBumi dan Bangunan (PBB), dan lBea Meterai.

2.1.7. Cara Pemungutan Pajak

Resmi (2017) menjelaskan bahwa cara untuk memungut pajak ldidasarkan pada 3

(tiga)cstelsel, yaitu:

1. Stelsel lNyata (Riil Stelsel)

Pemungutanccpajak dapat didasarkancpadacobjek (penghasilan) yang

sebenarnya/nyata, sehinggal pemungutan hanya baru dilakukanl pada

akhirmtahunmpajakcsetelah penghasilanlyang sesungguhnya diketahui.

Kelebihancdari stelseloini lebihl realistis. Sedangkanokelemahannya, pajak

barul dapatodikenakan lpada akhir periodel (setelahcpenghasilan

riilndiketahui).

2. StelselcAnggapan (Fictif Stelsel)

Pengenaancpajakzstelsel anggapan didasarkanl pada asumsi yang ldiatur

olehcundang-undang, misalnya lpenghasilan suatu tahun ldianggap sama

dengan tahuncsebelumnya, sehinggampada saat awal tahun lpajak dapat

ditetapkanccbesarnyal pajaknyang terutangl untuk tahun berjalan. Kelebihan

dari stelsel ini adalahl pajakkdapatmdibayar lselama tahun berjalan,


16

tanpamharus menunggumakhir tahun. Kelemahannyal adalah pajak lyang

dibayarnberdasarkanl pada situasi aktual.

3. StelselcCampuranl

Stelsell ini dapat dikatakan sebagai gabungan antara stelsel nyata dan stelsel

anggapan. Pada awal tahun besarnya pajak dihitung dari asumsi, lalu saat akhirl

tahun, besarnya lpajak disesuaikan menggunakan keaadaan lsebenarnya. Jika

besarnya lpajak lebihccbesar kenyataan dari pada langgapan, WP harus

lmelunasi kekurangannya. Demikianl pula sebaliknya, apabilal lebih kecil

WPcdapatcmeminta lkembali kelebihan pajak yangl lebih di bayar (Resmi,

2017).

2.1.8. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutanccpajak yang dinyatakan olehmKondoy et al.,

(2016)nadalahmsebagai berikut:

1. Official Assesment System

OfficiallAssesmentlSystem memberdayakan pemerintah untukcmenentukan

besarnyacpajakcyangcbelumcdibayar. Ciri-cirivofficial assessment system

adalahcsebagai berikut :

a. Otoritas Pajak (fiskus) memiliki lwewenang untuk menetapkan besarnya

jumlah pajak terutangl

b. Wajibvpajak lbersifat pasifl

c. Utangvpajak ltimbul setelahhfiskus mengeluarkanl SuratkKetetapan Pajakl


17

2. SelfnAssessment Systeml

Pada sisteml SelfmAssessment, pemerintah memberikanmwewenang,

kepercayaan, dan tanggungcjawabckepada wajib pajak untukl menghitung,

memperhitungkan, membayar dan lmelaporkannsendiri jumlah pajaknyang

harusl mereka bayar.

3. Withl Holdingl Systeml

Pemungutanl pajakl dengan sistem With Holding memungkinkan pihak

ketiganuntukumemotonguatau memungut besarnyanpajak yangnterutang oleh

wajib pajak.

2.1.9. Compliance Theory (Teori Kepatuhan)

Kepatuhanmberasalmdari kata patuh dimana patuh tersebut menurutmKBBI

memiliki arti suka atau taatmkepada peraturan dan berdisiplin terhadap peraturan

tersebut. Puteri et al., (2019) mengartikan teori compliance sebagai sebuah teori

yang menjelaskan kecenderungan seseorang untuk mematuhi aturan atau perintah

tertentu. KepatuhanmWajibmPajakmterhadap peraturan perundang-

undanganmperpajakan didasarkan pada pemahaman mereka tentang peraturan

perundang-undangan tersebut dan kesediaan mereka untuk mengikutinya. Teori

kepatuhan dapat mendorong para wajib pajak Bea Materai untuk mematuhi

peraturan pajak itu sendiri, sehingga mereka lberusaha untuk memenuhi

kewajibannyal dan lmembayar pajak bea materai lsecara ltepat waktu. Jika

pembayaran dilakukan secara tepat waktu maka akan dapat lmenguntungkan bagi
18

wajib lpajak itu karenal mereka tidak akan dikenakanl sanksi atas keterlambatann

pembayaranmpajak danmdapat lmembantu negara untuk ldidalam

memenuhimkewajibannya untukmmeningkatkan pembangunanminfrastruktur

mendukung pelayananl publik.

2.1.10. Pengertian Pajak Bea Materai

Bea materail merupakancpajakcyang dikenakanl atas dokumenckertas yang

berdasarkancUndang-UndangnBea Materai menjadinobjek Bea Materai. Dasar

aturan pada pengenaanlBea Materai terdapat di Undang-Undang Nomor

13lllTahunlll1985 atau dianggap jugacUndang-Undang Bea Materai. Undang-

Undangl ini berlaku sejaklctanggal 1 Januari 1986. Namun Bea Materai kembali

mengalami perubahan sejak 1 Januari 2021 menjadi Pasal 28cUndang Undang

Nomoru10 tahun 2020.

2.1.11. Subjek Bea Materai

Berikutcinicsubjek Bea Materai, diantaranya :

1. Pihakvyang lmenerima atau memperoleh manfaatvdokumen, kecuali pihak

lyang bersangkutancmenentukan lain;

2. Jikamdokumencdibuatmsepihak, seperti lkwitansi, bea materai terutang oleh

penerimaanckwitansi;

3. Jika dokumen ldibuat oleh ldua lpihak ataulllllebih, seperti surat

perjanjiancdibawah ltangan, maka lmasing-masingmpihak terutang bea

materai.
19

2.1.12. Objek Bea Materai

Objeknpemungutan lbea materaivdiaturvberdasarkan Pasal 28 Undang-Undang

Nomor 10 adalah ldokumen. Dokumenl yang bisa dijadikan sebagai objek

pemungutan berupa dokumenl yangvditulis di latas kertas. Dokumenl yang

tidakvdi tulisndi atas kertas tidak ltermasukddalam lobjek dari lpemungutan bea

materai.

Padanprinsipnyal dokumenccyang wajib ldikenakan materai adalah

dokumen menyatakan lnilai nominal sampai ljumlahctertentu,

dokumencyangcbersifat perdata, dancdokumen lyang dipakai untuk tujuan

pengadilan. Dokumencyangcbersifat perdata sebagaimana dimaksud meliputi:

1. surat lperjanjian, suratclketerangan, surat lpernyataan, atau surat lainnyal

yangnsejenis, beserta lrangkapnya;

2. aktacnotaris lbesertacgrosse, salinan, dan lkutipannya;

3. aktacPejabat lPembuat Akta Tanah beserta lsalinan danckutipannya;

4. suratnberhargandengan nama dan ldalamnbentuknapa pun;

5. Dokumencctransaksi suratnberharga, termasuk lDokumen transaksi

kontrakcberjangka, dengan lnama dancdalamcbentuk apa pun;

6. Dokumenclelang lyang berupa kutipan lrisalahclelang, minutacrisalah lelang,

salinancrisalahclelang, dan grosselrisalah lelang;

7. Dokumenxyangbmenyatakanhjumlah uangndengan nilainnominal lebih

darimRp5.000.000,00 (limavjutavrupiah) yang lmenyebutkan


20

penerimaannuang; atau berisi lpengakuan bahwanutang seluruhnyauatau

sebagiannya telahcdilunasi atau ldiperhitungkan; dan

8. Dokumen llain lyang telahcditetapkan dalam lPeraturan Pemerintah.

Secaracumumcdokumen yangctidak dikenakannBea Materai adalah dokumen yang

berhubungancdengancltransaksi internnperusahaan, berkaitanndengan

pembayarannpajak danndokumen Negara

1. Dokumenl yang terkait dengan pergerakan ataunlalu lintas orang dan barang;

suratcpenyimpanannbarang; lkonosemen; suratccangkutan penumpang

dancbarang; bukti luntuk pengirimanndannpenerimaan barang;

suratmpengiriman lbarang untukmdijualmlatas tanggungan pengirim; dan

lsurat lainnyakyang dapatkdisamakan denganksurat sebagaimanacdimaksud

pada suratnyang telahndisebutkan.

2. segalaccijazah;

3. tanda terimal gaji, uangmtunggu,cpensiun, uang ltunjangan, dan

pembayaranclain yang lberhubungan dengan pekerjaan, serta surat yang

diajukan untukl mendapatkancpembayarancdimaksud;

4. tandacbukti lpenerimaan uang lnegara darillkaslnegara, kasl pemerintah

daerah, bank, danl instansi lainnya lyang lditunjuk oleh negara berdasarkan

cketentuanl peraturan perundang-undangan;

5. kuitansicuntukl semuacjenis pajakcdan untukcpenerimaan lainnya yang dapat

disamakanl dengan itunyang berasalndari kas negara, kas pemerintahanl


21

daerah, lbank, dan lembaga lainnya yang ditunjukcberdasarkancketentuan

peraturan perundang-undangan;

6. tandanpenerimaan dana yang dibuatluntuk keperluan internal organisasi;

7. Dokumen lyang mengacu pada simpanannuang ataunsurat berharga,

pembayarannuanglsimpanan kepada penyimpan olehnbank, koperasi, dan

badannlainnya yang lmenyelenggarakan penyimpanannuang,

atau pengeluarancsuratcberharga oleh kustodiannkepadannasabah;

8. suratngadai;

9. tandacpembagiannkeuntungan,mbunga, atau imbalmhasil dari surat berharga,

dengan namal dan bentuk apa pun; serta

10. Dokumenllyang diterbitkanccatau ldihasilkan oleh Bank Indonesia sehubungan

dengan pelaksanaanckebijakancmoneter.

2.1.13. Saat Terhitung Bea Materai

1. Dokumenmyang dibentuk olehcsatuc pihak, adalahnsaatndokumen itu

diserahkan dan cditerima oleh cpihak untuk siapa dokumen itu dibuat, jadi

bukan ketika cditandatangani, misalnya ckwitansi tandanterima uangnterutang

bea materai pada csaat kwitansi tersebutndiserahkan.

2. Dokumenkyangndibuat loleh banyak pihak, merupakan lpada saat selesai

dibuatcyangcditutup ldengan dibubuhi tanda ltangan oleh pihak yang

bersangkutan.
22

3. Dokumenl yang dibuat diluar negerinadalah padansaat digunakan di Indonesia.

Bea Materainyang terutangndilunasi dengan cara pemateraian.

4. Dokumen diajukan ke pengadilan, ditujukan untukccdokumenccyang

digunakancsebagaicalat bukti di pengadilan.

2.1.14. Tata Cara Pelunasan Bea Materai

Tata cara melunasi beakmaterai kepada dokumenl yang terutangc bea materai dapat

menggunakan berbagai cara, antara lain :

1. Meterail

Meterail sebagaimana dimaksud berupa:

a. Meteraictempel;

b. Meteraicelektronik; atau

c. Meteraicdalam bentuk laincyang ditetapkan oleh Menteri

2. Surat setoran pajak

2.1.15. Daluwarsa

Kewajiban membayar pajak bea materai dan ldenda administrasi berdasarkan

Undang-Undangl Bea Materai akan menjadicdaluwarsacsetelah lampau waktu 5

tahunctanggal ldokumen diterbitkan. Menurut ketentuan dalam KUHP

barangcsiapa :

1. Menirunatau lmemalsukan materaintempel, kertasnmaterai ataunmeniru dan

memalsukanctandactangan yang diperlukan untuk mengesahkan materai.


23

2. Sengajammenyimpan ldengan maksud untukl diedarkanmmatau memasukkan

kecnegaracIndonesiacmateraicpalsu, yang dipalsukan atau yang

dibuatndengannmelawan hak.

3. Yang sengaja cmenggunakan,mmenjual,mmenawarkan, menyerahkan,

menyediakanl untukcdijualcatauc dimasukkan ke lnegara Indonesia

materaimyang lmereknya, capnya, tanda tangannya atau tandacsahnya atau

tanda waktunya ltelah dihilangkannseolah-olahnmaterai itu belum pernah

dipakai ldan menyuruh orang lain lmenggunakannya melawan hak.

4. Menyimpan lbahan-bahannatau alat yangcdiketahuinyacdigunakan untuk

melakukancsalahcsatu lkejahatan untuk lmeniru danlmemalsukan benda

materai.

Ketentuanndalam lpasal 28 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2000 mengatur

tentang ketentuancpidana menyebutkanll bahwaaakanadipidanaadengan pidana

penjaracpalingnlama 7 tahunl (tindak pidana kejahatan) dikenakan kepada siapa

yang dengan sengajacmenggunakan lcara lain pelunasanl bea materai atas

dokumen tanpa izin lMenteri Keuangan.


24

2.2.Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul dan Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian


1 Efektivitas dan Kontribusi Penelitian Deskriptif Hasil dari penelitian ini
Penerimaan PPh Non adalah untuk tahun
Migas dan PPN Terhadap 2011 hingga 2013
Penerimaan Pajak Tahun tingkat efektivitas
2011 – 2013 (Studi Pada penerimaan pajak
Kantor Pelayanan Pajak penghasilan nonmigas
Pratama Surabaya sebesar 83,71 persen,
Rungkut) 92,79 persen dan 78,19
Fetty Nur Rahmayanti, persen dari target yang
Darminto, dan Zahroh ZA telah ditetapkan
(2015) sebelumnya, sedangkan
penerimaan pajak
penghasilan nonmigas
sepanjang tahun ini
memiliki kontribusi
yang cukup baik
terhadap total
penerimaan pajak di
KPP Pratama Surabaya
Rungkut. Tingkat
efektivitas setiap
penerimaan PPN
sebesar 113,98 persen,
95,37 persen, dan 81,60
persen dengan
penerimaan selama
tahun tersebut memiliki
kontribusi yang sangat
baik terhadap total
pendapatan pajak.
Rekomendasi yang
ditujukan kepada
instansi terkait dalam
hal ini KPP Pratama
Surabaya Rungkut,
adalah dalam
melakukan penargetan
25

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ( Lanjutan )

No Judul dan Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian


penerimaan nonmigas
dari pajak penghasilan
dan PPN dalam rangka
menyesuaikan
penetapan target dengan
memperhatikan
realisasi tahun
sebelumnya yang
diterima sehingga
efektivitas dari
penerimaan yang baik
dari pajak penghasilan
non-minyak dan PPN
dapat ditingkatkan dan
tidak mengurangi
efektivitas penerimaan
yang berlanjut - sebagai
akibat dari target yang
ditetapkan terlalu
tinggi.
2 Analisis efektivitas dan Analisis Deskriptif Hasil penelitian
kontribusi penerimaan Kuantitatif menunjukkan bahwa
pajak bumi dan bangunan untuk analisis
perdesaan dan perkotaan efektivitas PBB P2
terhadap pendapatan asli Kabupaten Probolinggo
daerah kabupaten tahun anggaran 2018-
probolinggo 2020 yakni tingkat
Zulfia Hasanah Eka Putri, efektivitasnya selalu
Galih Wicaksono (2021) naik turun atau masih
bersifat fluktuatif.
Sedangkan untuk
analisis Kontribusi PBB
P2 Kabupaten
Probolinggo tahun
anggaran 2018-2020
yakni tingkat kontribusi
selalu naik turun atau
masih bersifat
fluktuatif.
26

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ( Lanjutan )

No Judul dan Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian


3 Analisis Efektivitas Analisis Deskriptif Hasil Penelitian
Penagihan Pajak dengan Penagihan Pajak
Surat Paksa terhadap dengan Surat Paksa di
Penerimaan Pajak KPP Jayapura dinilai
Penghasilan Badan pada kurang efektif dengan
Kantor Penerima Pajak rata-rata yang diperoleh
(KPP) Kota Jayapura sebesar 63.5 persen
A. Hikmah Ayu Pratiwi karena berada di tingkat
Amin, Mursalam Salim klasifikasi antara 60-80
(2017) persen. Sedangkan
tingkat kontribusi
perhitungan pencairan
tunggakan pajak dengan
surat paksa memiliki
rata – rata sebesar 4.5
persen dan dinilai cukup
baik berdasarkan
klasifikasi pengukuran
kontribusi berada di
rentang 2.5 persen
sampai 5 persen.
4 Efektivitas Penagihan Analisis Deskriptif Kesimpulan yang
Pajak dengan Surat didapat dari penelitian
Teguran dan Surat Paksa mengenai Penagihan
untuk Peningkatan tunggakan Pajak
Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
Pertambahan Nilai Pada dengan surat teguran
KPP Pratama dan surat paksa tahun
Kotamobagu 2012-2014 pada KPP
Monita Pricilia Najoan, Pratama Kotamobagu
Jenny Morasa, Heince berdasarkan pengujian
R.N. Wokas (2015) dengan rumus
efektivitas dan
klasifikasi pengukuran
efektivitas tergolong
tidak efektif karena
memiliki persentase
ekeftivitas dibawah
60%. Sedangkan untuk
27

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ( Lanjutan )

No Judul dan Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian


Kontribusi penagihan
pajak dengan surat
paksa dan surat teguran
terhadap penerimaan
pajak dan terhadap
tunggakan pajak di
Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Kotamobagu
tergolong kurang
karena memiliki
presentase 0.00-10
persen
5 Analisis efektivitas, Analisis Deskriptif Pemerintah Daerah
efesiensi dan kontribusi Kuantitatif Kabupaten Bekasi
penerimaan pajak daerah khususnya Dinas
terhadap pendapatan asli Pendapatan Daerah
daerah tahun 2010-2016 Kabupaten Bekasi harus
(studi kasus pada dinas berupaya lebih giat lagi
pendapatan daerah dalam menggali potensi
kabupaten bekasi) yang ada sehingga dapat
Endi Rustendi (2018) meningkatkan
efektifitas, efisien dan
kontribusi pajak Daerah
terhadap PAD.
6 Efektivitas Penagihan Penelitian Deskriptif Hasil Penelitian yang
Pajak Aktif dengan Surat didapat berikut adalah
Teguran dan Surat Paksa Tingkat efektivitas
dalam Upaya penagihan pajak aktif
Optimalisasi Penerimaan dengan Surat Teguran
Pajak (Studi Kasus Pada pada tahun 2011- 2013
Kantor Pelayanan Pajak berturut-turut adalah
Madya Malang) 13,48%, 9,63%, dan
Restika Purnawardhani, 12,74%. Hasil tersebut
Sri Mangesti Rahayu, menunjukkan bahwa
Amirudin Jauhari (2015) penagihan pajak aktif
dengan penerbitan Surat
Teguran belum dapat
mengoptimalkan
penerimaan pajak.
28

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ( Lanjutan )

No Judul dan Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian


Adapun untuk
Kontribusinya, Pada
tahun 2011, diperoleh
sebesar 0,16% dan
tergolong dalam kriteria
sangat kurang. Pada
tahun 2012, diperoleh
kontribusi penerimaan
pajak melalui
penerbitan Surat
Teguran sebesar 0,04%
dan tergolong dalam
kriteria sangat kurang.
Pada tahun 2013,
diperoleh kontribusi
penerimaan pajak
melalui penerbitan
Surat Teguran sebesar
0,04% dan tergolong
dalam kriteria sangat
kurang.
Sedangkan Tingkat
efektivitas penagihan
pajak aktif dengan Surat
Paksa pada tahun 2011-
2013 berturut-turut
adalah 5,89%, 62,25% ,
dan 55,81%. Hasil
tersebut menunjukkan
bahwa penagihan pajak
aktif dengan penerbitan
Surat Paksa belum
dapat mengoptimalkan
penerimaan pajak.
Untuk Kontribusinya,
Pada tahun 2011,
diperoleh sebesar
0,12% dan tergolong
dalam kriteria sangat
29

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ( Lanjutan )

No Judul dan Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian


kurang. Pada tahun
2012, diperoleh
kontribusi penerimaan
pajak melalui
penerbitan Surat Paksa
sebesar 0,11% dan
tergolong dalam kriteria
sangat kurang. Pada
tahun 2013, diperoleh
kontribusi penerimaan
pajak melalui
penerbitan Surat Paksa
sebesar 0,11% dan
tergolong dalam kriteria
sangat kurang.
7 Efektivitas Penagihan Penelitian Deskriptif Efektivitas penagihan
Pajak Penghasilan Pasal pajak penghasilan pasal
21 Terhadap Penerimaan 21 melalui surat paksa
Pajak Melalui Surat Paksa dinilai masih kurang
(Studi Kasus Pada Kantor efektif dan efisien
Pelayanan Pajak Pratama dalam hal kurangnya
(KPP) Medan Petisah) kesadaran Wajib Pajak
Bonifasius H.Tambunan, untuk membayar
SE, M.Si, (2016) tagihan perpajakannya
sehingga menyebabkan
meningkatnya jumlah
penerbitan surat paksa
baik dari segi lembar
maupun dari segi
nominalnya.
Penerimaan pajak yang
bersumber dari
pembayaran tunggakan
wajib pajak masih jauh
dari target yang
diharapkan oleh KPP
Pratama Medan Petisah.
Disebabkan karena
penanggung pajak itu
30

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ( Lanjutan )

No Judul dan Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian


sendiri tidak mampu
melunasi hutang
pajaknya dalam jangka
waktu yang telah
ditentukan.
8 Analisis Efektivitas dan Deskriptif Kualitatif Berdasarkan penelitian
Kontribusi Penerimaan yang dilakukan dapat
Pajak (Studi Kasus pada disimpulkan bahwa
Kantor Pelayanan Pajak realisasi dari
Pratama Bantul) penerimaan pajak yang
Wahyu Siti Nursiam, memenuhi ekspetasi
Vidya Vitta Adhivinna selama tahun 2015-
(2020) 2017 diperoleh dari
sektor penerimaan PPh
Pasal 26 dengan
presentase tingkat
efektivitas 169%,
3842%, dan 380%.
Sedangkan untuk
tingkat kontribusi,
penerimaan dari sektor
PPN dan PPnBM paling
berkontribusi terhadap
keseluruhan
penerimaan pajak,
dengan presentase
tingkat kontribusi
selama tahun 2015-
2017 yaitu 40,0%;
42,2%; dan 48,1%.
9 Analisis Efektivitas dan Analisis Deskriptif Penelitian yang
Kontribusi Penerimaan memiliki tujuan untuk
Pajak Bumi dan mengetahui tingkat
Bangunan (PBB) dan efektivitas dan
Pajak Penghasilan (PPH) kontribusi penerimaan
Terhadap Pendapatan pajak bumi dan
Negara Tahun 2007-2017 bangunan dan
Muhammad Ismayadie penerimaan pajak
(Ismayadie, 2019) penghasilan pada
31

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ( Lanjutan )

No Judul dan Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian


pemerintah dari tahun
2007 sampai dengan
tahun 2017 ini
menghasilkan antara
lain pajak penghasilan
dan pajak bumi dan
bangunan dari segi
efektivitas keduanya
mengalami fluktuasi,
tetapi masih dapat
dikatakan efektif karena
rata-rata keduanya
berada di atas 90 persen.
Pada kontribusinya
memiliki banyak
perbedaan dimana pajak
penghasilan hampir
setiap tahunnya
mengalami peningkatan
dan nilai kontribusi
cukup baik, yakni rata-
rata 37 persen
sementara pajak bumi
dan bangunan hampir
setiap tahunnya
mengalami penurunan
dan nilai kontribusinya
sangat kurang, yakni
rata-rata dibawah 3
persen. Pada tingkat
pertumbuhannya kedua
pajak tersebut
mengalami fluktuasi
dimana pajak
penghasilan didominasi
terjadinya peningkatan
hampir disetiap
tahunnya sementara
pajak bumi dan
32

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ( Lanjutan )

No Judul dan Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian


bangunan didominasi
terjadinya penurunan.
10 Analisis Efektivitas dan Deskriptif Kualitatif Hasil dari penelitian
Kontribusi Pajak menyatakan bahwa
Pertambahan Nilai Pada Efektivitas Penerimaan
Penerimaan Pajak (Studi realisasi di Kantor
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kisaran
Pratama Kisaran) dikategorikan kurang
Athirah, Reza Hanafi efektif, dikarenakan
Lubis (2021) berdasarkan pada
tingkat pencapaiannya
belum sesuai dengan
yang dialami. Adanya
penurunan serta
peningkatan tetapi
sering tidak tercapainya
target yang telah
ditetapkan.
11 Analisis efektivitas Analisis Deskriptif Wajib pajak orang
penagihan pajak dengan Kuantitatif pribadi dan badan yang
surat paksa dan dikelolah langsung oleh
kontribusinya terhadap SKPD badan
penerimaan pajak pada Pendapatan Gowa pada
kantor samsat gowa tahun 2016-2017
Darlini, Mahmud mengalami kenaikan
Nuhung, Abd Salam setiap tahunnya. Hasil
(2019) target dan realisasi
penerimaan pajak
dengan surat paksa pada
tahun 2016 sampai
dengan 2017 sangat
efektif dengan kriteria >
100%. Pencairan
tunggakan pajak dengan
surat paksa terhadap
penerimaan pajak pada
tahun 2016 mempunyai
tingkat kontribusi
sebesar 0,69%. Pada
33

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ( Lanjutan )

No Judul dan Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian


tahun 2017 penerimaan
pajak mengalami
kenaikan yang cukup
besar dibandingkan
tahun sebelumnya , nilai
kontribusinya sebesar
4,51%. Di lihat dari
Nilai nominal pencairan
tunggakan pajak
sebesar RP
19.263.610.733 dan
penerimaan pajak Rp
426.519.806.060 dalam
kriteria cukup baik.
12 Analisis efektivitas dan Analisis Deskriptif Hasil perhitungan dan
kontribusi penerimaan Kuantitatif analisis atas efektivitas
pajak bea perolehan hak penerimaan pajak bea
atas tanah dan bangunan perolahan hak atas
(bpthb) terhadap tanah dan bangunan di
pendapatan asli daerah Kabupaten Musi
kabupaten musi Banyuasin tahun 2015-
banyuasin 2018 tergolong sangat
Sunanto, Maulan Irwadi efektif dengan jumlah
(2020) rata-rata 131%. Pada
tahun 2015 penerimaan
pajak BPHTB mencapai
75,1% yang
dikategorikan kurang
efektif disebabkan
kurangnya kesadaran
wajib pajak untuk
melaporkan pajak
BPHTB nya, dan pada
tahun 2016-2018 dapat
dikategorikan sangat
efektif disebabkan
karena semakin
meningkatnya usaha
jual beli properti pada
34

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ( Lanjutan )

No Judul dan Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian


setiap tahunnya.
Kontribusi penerimaan
pajak bea perolehan hak
atas tanah dan bangunan
daerah Kabupaten Musi
Banyuasin tahun 2017-
2018 berdasarkan hasil
perhitungan dan analisis
dikategorikan cukup
baik dengan jumlah
rata-rata kontribusi
37,3% pada penerimaan
pajak daerah Kabupaten
Musi Banyuasin
disebabkan oleh
kesadaran wajib pajak
BPHTB untuk
melaporkan pajaknya.

Penelitian Terdahulu ini bertujuan untuk membandingkan serta sebagai

referensi penelitian yang saat ini berlangsung.


35

2.3.Kerangka Pemikiran

Efektivitas

Pajak Bea Materai Penerimaan

Pajak

Kontribusi

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Kerangkanpikirndari penelitian ininbertujuan untuknmengetahui seberapa

besar tingkat efektivitasnrealisasi penerimaannpajak Bea Materai dan

bagaimanavtingkatvkontribusinya terhadap penerimaan pajak secara

keseluruhan di KPP Madya Kota Palembang.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

3.1.1. Jenis dan Sumber Data

Rancangan penelitian pada penelitian ini menggunakan metode penelitian yang

berbasis kualitatif (Qualitative Research) adalah suatu penelitian yang ditujukan

untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,

sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan

menjelaskan yang mengarah pada penyimpulan. Penelitian kualitatif bersifat

induktif, peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau

dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang

seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-

catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-

catatan (Sugiyono, 2016).

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Penelitian kualitatif mempunyai dua

tujuan utama, yang pertama yaitu, menggambarkan mengungkap (to describe and

explore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explaim)

(Sugiyono, 2016).

36
37

Pengumpulan data dilakukan dengan metode:

1. Mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan Pajak Bea Materai di

KPP Madya;

2. Memperoleh gambaran umum dari objek penelitian secara keseluruhan;

3. Mengolah data yang ada;

4. Menarik kesimpulan dan memberikan saran dianggap perlu sebagai

perbaikan dalam masalah yang ada dimana data yang didapat yang

berhubungan dengan tingkat efektivitas dan kontribusi pajak. Baik itu data

target dan realisasi Pajak Bea Materai dan Penerimaan Pajak dari KPP Madya

Palembang.

3.1.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan peneliti dengan melakukan interview singkat

dengan fiskus di Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang. Interview pada

penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan untuk

memperoleh keterangan sekaligus informasi. Sedangkan data yang didapat dari

hasil interview tersebut berupa data primer yang diantaranya meliputi sejarah

perusahaan dan struktur organisasi yang memuat informasi dasar mengenai Kantor

Pelayanan Pajak Madya Palembang. Sedangkan data sekunder yang didapat oleh

peneliti berupa target dan realisasi pajak bea materai tahun 2016-2020 dan

penerimaan pajak di KPP Madya Palembang tahun 2016-2020.


38

3.1.3. Teknik Analisis Data

Rancangan penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

Kualitatif. Penelitian kualitatif digunakan dalam menganalisis sifatnya metode

deskriptif dengan teknik analisis kuantitatif yaitu metode penelitian yang dilakukan

dengan mengumpulkan, menyusun, menganalisis, serta menginterprestasikan data

angka sehingga dapat memberikan gambaran mengenai suatu keadaan tertentu agar

dapat ditarik kesimpulan pemecahan masalah yang terjadi. Penelitian ini dilakukan

untuk menganalisis efektivitas dan kontribusi penerimaan pajak bea materai

terhadap penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang.

3.1.3.1. Efektivitas Penerimaan Pajak Bea Materai

Teknik analisis yang digunakan untuk menghitung rasio tingkat efektivitas Pajak

Bea Materai yang diterima, digunakan rumus sebagai berikut:

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100%
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛

Sedangkan standar klasifikasi pengukuran Efektivtas yang ditetapkan

melalui Peraturan lMenteri lDalam Negeri No. 690.900-327 tahun 1996 terdiri

atas:

Tabel 3.1. Pengukuran Efektivitas

Persentase Kriteria
>100% Sangat Efektif
90-100% Efektif
80-90% Cukup Efektif
60-80% Kurang Efektif
40-60% Tidak Efektif
<40% Sangat Tidak Efektif
39

3.1.3.2. Kontribusi Penerimaan Pajak Bea Materai terhadap Penerimaan

Pajak

Teknik analisis yang digunakan dalam menghitung tingkat kontribusi penerimaan

pajak bea materai terhadap penerimaan pajak dapat menggunakan rumus dimana

dalam penelitian iniccberasal ldari jumlah penerimaancpajakcterhadap total

lpenerimaan di KPP Madya Palembang sebagai berikut:

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝐵𝑒𝑎 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑖


𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = 𝑥 100%
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑑𝑖 𝐾𝑃𝑃

Standar klasifikasi pengukuran kontribusi yang ditetapkan melalui Peraturan

Menteri lDalam lNegeri No. 690.900-327 tahun 1996 adalah:

Tabel 3.2. Pengukuran Kontribusi

Persentase Kriteria
>100% Sangat Baik
90-100% Baik
80-90% Cukup Baik
60-80% Sedang
40-60% Kurang Baik
<40% Sangat Kurang
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Interview telah dilakukan dengan salah satu fiskus di Kantor Pelayanan Pajak Madya

sebagai informan pada tahap paling awal penelitian untuk menggali data mengenai

gambaran umum dari objek penelitian ini yaitu sejarah perusahaan dan struktur

organisasi. Interview secara bebas ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan berupa

ketersediaan serta kesediaan data – data primer dan sekunder yang dibutuhkan oleh

peneliti untuk dimasukkan kedalam penelitian dan kemudiaan diolah.

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini menetapkan Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang sebagai lokasi

sasaran. Kantor Pelayanan Pajak Madya berlokasi di Taman Kambang Iwak Besak, Jl.

Tasik, Talang Semut, Kec. Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan dengan

kode pos 30135.

Kantor Pelayanan Pajak Madya itu sendiri terbentuk berdasarkan visi,“Menjadi

model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan sistem perpajakan kelas dunia

yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat” yang dimiliki oleh DJP (Direktorat

Jenderal Pajak) guna mewujudkan modernisasi. Sebagai implementasi di wilayah

Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung terbentuklah Kantor Pelayanan

Pajak Madya Palembang.

40
41

Proses pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang di lingkungan

Kantor Wilayah DJP Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung telah

dilakukan sejak tahun 2006. Setelah melakukan berbagai persiapan baik gedung, sarana

dan prasarana. Wajib pajak dan lainnya sebagaimana ditetapkan “Tim Modernisasi

Jangka Menengah Direktorat Jenderal Pajak”, melalui Peraturan Menteri Keuangan

No.132/PMK.01/2006 tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal Direktorat

Jenderal Pajak, dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang sebagai salah satu

organisasi di lingkungan Kantor Wilayah DJP Sumatera Selatan dan Kepulauan

Bangka Belitung.

Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang telah diresmikan (launching)

pembentukannya oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada tanggal 27

Desember 2006 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak Jakarta, bersama 12 Kantor

Pelayanan Pajak Madya lainnya di beberapa kantor wilayah DJP yang sama-sama

dibentuk.

Jenis pajak yang dikelola KPP Madya terdiri dari : Pajak Penghasilan (PPh),

Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dan

Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL).

4.1.1. Struktur Organisasi


4.1.1.1.Lingkup Organisasi KPP Madya Palembang
Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang dirancang dan dibentuk

sesuai dengan prinsip Modernisasi yaitu dengan berbasis “fungsi”. Perubahan


42

paradigma organisasi ini guna memberikan pelayanan yang terbaik dan pelayanan

prima kepada wajib pajak. Dengan basis “fungsi” ini, seluruh unit kerja akan dapat

memberikan pelayanan yang terbaik dan pelayanan penuh secara optimal kepada Wajib

Pajak.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Madya

Palembang

4.1.2. Visi dan Misi Organisasi


4.1.2.1. Visi Misi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Kota Palembang
Visi - Misi KPP Madya Palembang adalah suatu gambaran tentang keadaan masa

depan Direktorat Jenderal Pajak yang sungguh-sungguh diinginkan untuk

ditransformasikan menjadi realitas melalui komitmen dan tindakan oleh segenap


43

jajaran Direktorat Jenderal Pajak yang terkandung dalam cita-cita utama yang tinggi

yaitu :

VISI

Visi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) adalah “Menjadi institusi pemerintah yang

menyelenggarakan sistem administrasi Perpajakan modern yang efektif, efisien, dan

dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi”. Dari

penggalan kalimat visi yang pertama menegaskan bahwa Direktorat Jenderal Pajak

ingin menjadi suatu institusi pemerintah yang menjalankan sistem administrasi

perpajakan modern, efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat. Efektif dan efisien

artinya bahwa Direktorat Jenderal Pajak melakukan pengukuran dan

pertanggungjawaban terhadap sistem modern yang dijalankan tersebut. Dipercaya oleh

masyarakat memiliki arti yaitu Direktorat Jenderal Pajak memastikan masyarakat

yakin bahwa system administrasi perpajakan memberikan manfaat yang sebesar-

besarnya kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Modern, efektif, efisien dan

dipercaya masyarakat mengacu kepada penyelenggaraan system tersebut. Peran

sumber daya manusia diangkat melalui kata integritas dan profesionalisme, sehingga

system administrasi perpajakan dimaksud di atas dilaksanakan oleh sumber daya

manusia Direktorat Jenderal Pajak yang berintegritas dan memiliki profesionalisme

tinggi.

MISI
44

Sesuai dengan tugas yang diberikan kepada Direktorat Jenderal Pajak, dalam Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006. Direktorat Jenderal Pajak memiliki misi

“Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan,

yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN), melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan

efisien”. Misi tersebut menjelaskan tentang keberadaan Direktorat Jenderal Pajak

adalah untuk menghimpun pajak dari masyarakat guna menunjang pembiayaan

pemerintah. Peran Direktorat Jenderal Pajak tersebut dijalankan melalui sistem

administrasi Perpajakan yang efektif dan efisien. Sistem administrasi tersebut dapat

diukur dan dipertanggungjawabkan dalam rangka melayani masyarakat secara optimal

untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya.

4.1.3. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi


KPP Madya Kota Palembang memiliki tugas dan fungsi pokok berdasarkan bidang

atau bagian dari struktur organisasinya.

1. Kepala Kantor

a. Menetapkan rencana pengamanan penerimaan pajak berdasarkan potensi

pajak, perkembangan kegiatan ekonomi keuangan serta realisasi

penerimaan pajak tahun lalu.

b. Menetapkan rencana pencarian data strategis dan potensial dalam rangka

intensifikasi/ekstenfikasi perpajakan.
45

c. Menetapkan STP (Surat Tagihan Pajak), SKPKB (Surat Ketetapan Pajak

Kurang Bayar), SKPKBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Tambahan), SKPLB (Surat Ketetapan Pajak lebih Bayar), SKPN(Surat

Ketetapan Pajak Nihil), SKKPP (Surat Keputusan kelebihan Pembayaran

Pajak), Pbk (Permohonan Pemindah bukuan), SKB (Surat Keputusan

Banding), SPMKP (Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak), SPMIB

(Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga), SPPT (Surat Pemberitahuan

Pajak Tahunan), DHKP (Daftar Himpunan Ketetapan Pajak), SKP PBB

(Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan), STTS (Surat Tanda

Terima Setoran), SKBKB (Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas

Tanah dan Bangunan Kurang Bayar), SKBKBT (Surat Ketetapan Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar Tambahan), STB

(Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan), SKBLB

(Surat ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Lebih

Bayar), SKBN (Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan Nihil) serta produk hukum lainnya.

d. Menjamin pelaksanaan pencarian data dan pengolahan data yang strategis

dan potensial dalam rangka intensifikasi/ekstenfikasi perpajakan.

e. Menjamin terlaksananya pengolahan data Wajib Pajak guna menyajikan

informasi perpajakan yang dapat dimanfaatkan oleh Kantor Pajak Lain.

f. Menetapkan penyusunan monografi Perpajakan.


46

g. Menjamin terlaksananya pemantauan pelaporan dan pemabyaran masa

dan tahunan PPh ( Pajak Penghasilan), dan pembayaran masa

PPN/PPnBM (Pajak Pertambahan Nilai/Pajak Penjualan Barang Mewah),

serta pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) dan BPHTB (Bea

perolehan Hak atas Tanah dan Bnagunan) untuk mengetahui tingkat

kepatuhan Wajib Pajak serta mengendalikan/melaksanakan pemeriksaan

pajak.

h. Menjamin pelaksanaan penelitian Surat Pemberitahuan Tahunan yang

disampaikan melampaui batas waktu dan penelitian sehubungan dengan

Surat Pemberitahuan Tahunan yang tidak disampaikan.

i. Menetapkan surat ketetapann pajak berdasarkan Laporan Pemeriksaan

Pajak (Pemeriksaan Lengkap dan Pemeriksaan Pajak sederhana

lapangan/kantor) dan daftar wajib pajak yang akan diterbitkan surat

ketetapan pajak guna memberikan kepastian atas besarnya pajak yang

terutang.

j. Menetapkan surat himbauan kepada Wajib Pajak berdasarkan hasil

penelitian formal/penelitian material atas SPT Tahunan PPh, SPT Masa

PPh, SPT Masa PPN/PPnBM, SPPT/STTS PBB dan SSB.

2. Kepala Sub Bagian Umum

a. Melaksanakan pengurusan surat masuk Kantor pelayanan Pajak yang

bukan dari Wajib Pajak.


47

b. Melaksanakan pengurusan surat keluar dari lingkungan Kantor Pelayanan

Pajak.

c. Melaksanakan pemrosesan berkas/arsip umum (non Wajib Pajak).

d. Melaksanakan penyusutan arsip yang tidak mempunyai nilai guna atau

telah memenuhi jadwal retensi arsip.

e. Membimbing pelaksanaan tugas tata usaha kepegawaian.

f. Melaksanakan Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit (DUPAK) Pejabat

Fungsional.

g. Melaksanakan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian

Negara/Lembaga (RKA-KL) di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak.

h. Melaksanakan penerimaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggran (DIPA)

dari Kantor Wilayah/Kantor Pusat.

i. Melaksanakan pembuatan Daftar Perencanaan Pembiayaan berdasarkan

dana yang tersedia dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan

data kebutuhan dari Subbagian Umum dan seksi-seksi di lingkungan

Kantor Pelayanan Pajak.

3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

a. Menyusun Estimasi Penerimaan Pajak berdasarkan potensi pajak,

perkembangan ekonomi dan keuangan.

b. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data.


48

c. Melaksanakan pelayanan peminjaman data dan penyaluran informasi

dalam rangka pemanfaatan data perpajakan.

d. Melaksanakan perekaman dan validasi dokumen perpajakan.

e. Melaksanakan perbaikan (Updating) data.

f. Melaksanakan urusan tata usaha penerimaan perpajakan.

g. Melaksanakan pelaksanaan dukungan teknis pemanfaatan aplikasi e-SPT

dan e-filling.

h. Melaksanakan kegiatan teknis operasional komputer, pemeliharaan basis

data, back up, transfer data dan recovery data, perangkat lunak, perangkat

keras, dan jaringan komputer di lingkungan KPP.

i. Melaksanakan penyajian informasi perpajakan.

j. Menyusun konsep Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja Tahunan

(RKT), Penetapan Kinerja (PK) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP) KPP sebagai bahan masukan untuk

penyusunan Renstra, RKT, PK, dan LAKIP Kantor Wilayah.

k. Menyusun konsep tidak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari

instansi pengawasan fungsional.

l. Membimbing pegawai untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan

profesionalisme di Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

m. Menyusun Laporan kegiatan sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan

tugas.
49

4. Seksi Penagihan

a. Menyusun penyesuaian rencana kerja tahunan Seksi Penagihan.

b. Melaksanakan penatausahaan SKPKB/SKPKBT/STP/STB beserta

lampirannya dan surat pembayaran pajak (SSP/STTS) beserta bukti

pemindahbukuan dalam rangka pengawasan tunggakan dan pelunasan

pajak.

c. Melaksanakan penatausahaan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) atas

pelaksanaan SP dan SPMP.

d. Melaksanakan penatausahaan Surat Keputusan Pembetulan, Keputusan

Keberatan, Keputusan Pengurangan, Keputusan Peninjauan Kembali,

Surat Keputusan Pelaksanaan Putusan Banding beserta Putusan Banding.

e. Menyusun konsep Surat Keputusan Angsuran/Penundaan Pembayaran

Pajak dalam rangka memberikan Pelayanan kepada Wajib Pajak.

f. Meneliti penerbitan konsep Surat Teguran, Surat Paksa, Surat Perintah

Melakukan Penyitaan dan Surat Permintaan Pemblokiran kepada

Pimpinan Bank tempat kekayaan Penanggung Pajak tersimpan dalam

rangka penciran tunggakan pajak.

g. Meneliti pembuatan permintaan Jadwal Waktu dan Tempat Lelang ke

Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara sebagai Dasar Pelaksanaan

Lelang Harta milik atau kekayaan Penanggung Pajak.


50

h. Meneliti pembuatan Surat Pemberitahuan Lelang kepada Wajib Pajak

serta Media Massa dalam rangka informasi lelang harta Wajib Pajak.

i. Meneliti pembuatan Surat Pencabutan Sita/Pemblokiran dan Pembatalan

Lelang Harta Wajib Pajak dalam hal Wajib Pajak Telah melunasi biaya

penagihan dan utang pajaknya dan atau karena putusan pengadilan.

j. Meneliti penerbitan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus

terhadap Wajib Pajak tertentu dalam rangka pengamanan penerimaan

pajak.

k. Membuat usulan pencegahan atau permohonan ijin penyanderaan

terhadap Wajib Pajak tertentu dalam rangka pengamanan penerimaan

pajak.

l. Melaksanakan penelitian administrasi terhadap piutang pajak yang

diperkirakan tidak dapat ditagih.

m. Melaksanakan penelitian setempat terhadap piutang pajak yang

diperkirakan tidak mungkin ditagih lagi.

n. Melaksanakan pemindahan berkas penagihan beserta data-data tunggakan

pajak lainnya, bagi Wajib Pajak yang pindah ke Kantor Pelayanan Pajak

lain.

o. Membuat Daftar Usulan Penghapusan Piutang Pajak berdasarkan daftar

piutang pajak yang diperkirakan tidak dapat/tidak mungkin ditagih lagi.


51

p. Membuat Daftar Penghapusan Piutang Pajak, membuat laporan

pelaksanaan kegiatan penagihan pajak untuk mengetahui jumlah realisasi

penagihan pajak.

q. Membuat laporan bulanan/triwulan Tata Usaha Piutang Pajak untuk

mengetahui jumlah tunggakan pajak per Wajib Pajak/jenis/tahun pajak.

r. Meneliti nota penghitungan STP Bunga Penagihan.

s. Membuat usulan pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak

(Delinquency Audit).

5. Seksi Pelayanan

a. Melaksanakan penerimaan dan penatausaaan surat-surat permohonan dari

Wajib Pajak dan surat lainnya.

b. Melaksanakan penyelesaian registrasi Wajib Pajak, Objek pajak dan atau

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP).

c. Melaksanakan penerbitan STP, SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN,

SKKPP, Pbk, SKB, SPMKP, SPMIB, SKP PBB, SKKP PBB, STP PBB,

SKBKB, SKBKBT, STB, SKBLB, SKBN serta produk hukum lainnya.

d. Melaksanakan penerbitan Surat Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak

dan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP), serta

pembatalan/pembetulan STP, SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN,

SKKPP, Pbk, SKB, SPMKP, SPMIB, SKP PBB, SKKP PBB, STP PBB,

SKBKB, SKBKBT, STB, SKBLB, SKBN dan produk hukum lainnya.


52

e. Melaksanakan penerbitan Surat Keputusan Pembetulan produk hukum

Kantor Pelayanan Pajak.

f. Melaksanakan penyelesaian proses permohonan Wajib Pajak untuk

pindah ke Kantor Pelayanan Pajak baru, baik domisili/status maupun

kewajiban perpajakan lainnya.

g. Melaksanakan penyelesian proses permohonan Wajib Pajak untuk pindah

dari Kantor Pelayanan Pajak Lama, baik domisili/status maupun

kewajiban perpajakan lainnya.

h. Melaksanakan penyiapan pengambilan formulir SPT Tahunan PPh

berikut apliasi elektronik SPT Tahunan PPh oleh Wajib Pajak dan

Penatausahaan SPT Tahunan yang telah diterima kembali serta

penyediaan SPOP (Surat Pemberitahuan Objek Pajak) dan SSB dalam

rangka pengawasan kepatuhan Wajib Pajak.

i. Melaksanakan penerimaan dan penatausahaan SPT Tahunan, SPT Masa,

STTS, STB, dan SPOP.

j. Melaksanakan penerbitan Surat Keterangan NJOP (Nilai Jual Objek

Pajak).

k. Melaksanakan pengarsipan berkas Wajib Pajak baik dalam bentuk

formulir maupun dalam bentuk media elektronik.

l. Melaksanakan peminjaman berkas Wajib Pajak.


53

m. Melaksanakan pelaksanaan pemenuhan permintaan konfirmasi dan

klarifikasi PPh, PPN dan PBB dari unit terkait.

n. Melaksanakan pelaksanaan konfirmasi NJOP untuk kepentingan validasi

SSP/SSB dari Wajib Pajak.

o. Melaksanakan penerbitan Surat Teguran terhadap Wajib Pajak yang tidak

menyampaikan SPT Tahunan PPh, SPT Masa PPh, SPT Masa PPN dan

SPOP.

p. Melaksanakan penyelesaian permintaan salinan/pembetulan/pembatalan

SPPT, SKP PBB, SKKP PBB, SKBKB, SKBKBT, SKBN dan produk

hukum lainnya.

q. Melaksanakan penyuluhan perpajakan dalam rangka memberikan

informasi di tempat pelayanan.

r. Melaksanakan kerjasama perpajakan dengan instansi lain.

s. Menyusun konsep Rencana Strategis, Rencana Kerja Tahunan, Penetapan

Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (LAKIP)

KPP sebagai bahan masukan untuk penyusunan Renstra, RKT, PK, dan

LAKIP DJP.

t. Menyusun konsep surat tggapan atas permasalahan dari WP.

u. Membimbing pegawai untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan

profesionalisme di Seksi Pelayanan.


54

v. Menyusun laporan berkala Seksi Pelayanan sebagai pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas.

w. Menyusun konsep tindak lanjut Laporan Hasip Pemeriksaan (LHP) dari

instansi pengawasan fungsional.

6. Seksi Pemeriksaan

a. Melakukan penyesuaian rencana pemeriksaan pajak agar pelaksanaan

tugas dapat berjalan lancar.

b. Menyusun Daftar Nominatif dan/atau Lembar Penugasan Pemeriksaan

Wajib Pajak yang akan diperiksa.

c. Membuat usulan pembatalan Daftar Nominatif dan/atau Lembar

Penugasan Pemeriksaan (LP2) Wajib Pajak yang akan diperiksa.

d. Menerbitkan dan menyalurkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3),

Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak dan Surat Pemanggilan

Pemeriksaan Pajak.

e. Mengajukan permohonan perpanjangan jangka waktu penyelesaian

pemeriksaan.

f. Mengajukan usulan permohonan perluasan pemeriksaan.

g. Melakukan pengawasan pelaksaan jadwal pemeriksaan sesuai dengan

rencana yang ditetapkan.

h. Melakukan pengawasan pelaksanaan ketentuan administrasi

pemeriksaan.
55

i. Melaksanakan penelitian permohonan Surat Pemberitahuan (SPT) Lebih

Bayar (LB) Wajib Pajak Patuh.

j. Melaksanakan administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

k. Meminta kelengkapan berkas permohonan restitusi PPN, atau PPN dan

PPnBM.

l. Melaksanakan penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan

dalam rangka penagihan pajak (DelinquencyAudit).

m. Mengusulkan pemeriksaan bukti permulaan.

n. Melaksanakan pembuatan Kartu Tanda Pengenal Pemeriksa.

o. Melaksanakan peminjaman berkas dan data Wajib Pajak serta Daftar

Tunggakan Wajib Pajak dari Seksi Pelayanan dan Seksi Penagihan.

p. Melaksanakan pengambilan berkas dan data Wajib Pajak kepada Seksi

Pelayanan.

q. Melaksanakan penatusahaan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP), Kertas

Kerja Pemeriksaan (KKP) dan Nota Penghitungan (Nothit).

r. Melaksanakan pengiriman Daftar Kesimpulan Hasil Pemeriksaan

(DKHP) dan Alat Keterangan (Alket).

s. Melaksanakan penyiapan berkas dan/atau tanggapan keberatan dari hasil

pemeriksaan Kelompok Fungsional Pemeriksa Pajak.

t. Menerbitkan Surat Perintah Pengamatan.

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi


56

a. Meneliti Estimasi Penerimaan Pajak berdasarkan potensi pajak,

perkembangan ekonomi dan keuangan.

b. Meneliti pengawasan kepatuhan formal Wajib Pajak serta penelitian dan

analisis kepatuhan material Wajib Pajak atas pemenuhan kewajiban

perpajakannya.

c. Meneliti pelaksanaan bimbingan/himbauan mengenai ketentuan

Perpajakan serta konsultasi teknis Perpajakan kepada Wajib Pajak.

d. Menetapkan pembuatan/pemutakhiran Profil Wajib Pajak serta usul

rencana kunjungan kerja ke lokasi Wajib Pajak dalam rangka pengawasan

dan pemutakhiran data Wajib Pajak.

e. Meneliti pelaksanaan rekonjsiliasi data Wajib Pajak (Data Matching).

f. Meneliti konsep Surat Pemberitahuan Perubahan Besarnya Angsuran PPh

Pasal 25 berdasarkan data yang diterima sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

g. Meneliti konsep penelitian pembebasan/pengurangan pembayaran

angsuran PPh Pasal 25.

h. Meneliti konsep penerbitan Surat Keterangan Bebas

Pemotongan/Pemungutan PPh dan Pemungutan PPN.

i. Meneliti Nota Penghitungan dalam rangka penerbitan Surat Tagihan

Pajak (tidak termasuk STP Bunga Penagihan) Pasal 7, Pasal 8 ayat (2),

Pasal 9 ayat (2a), Pasal 14 ayat (3) dan Pasal 19 ayat (3).
57

8. Seksi Fungsional Pemeriksaan

a. Mengumpulkan dan mengolah data.

b. Mempelajari berkas WP/Objek pajak.

c. Mencocokan segi pembayaran pajak.

d. Menentukan cakupan pemeriksaan.

e. Menyusun program pemeriksaan.

f. Melaksanakan pemeriksaan pada bagia-bagian / fungsi-fungsi dalam

perusahaan, di bawah bimbingan.

g. Melakukan pengujian fisik atas persediaan dan saldo kas, dibawah

bimbingan.

h. Melakukan tindakan penyegelan, dibawah bimbingan.

i. Melakukan pemminjaman buku/catatan kepada WP.

j. Membuat surat pernyataan penolakan pemeriksaan.

k. Membuat Berita Acara Penolakan Pemeriksaan.

l. Mencocokan bukti WP dengan buku pihak ketiga, dibawah bimbingan.

m. Membuat surat konfirmasi kepada pihak ketiga.

n. Memeriksa buku, catatan dan dokumen WP.

o. Melaporkan adanya bukti permulaan tindak pidana perpajakan.

4.2. Pembahasan

Seperti yang telah dibahas oleh peneliti di latarbelakang, bahwa target yang ditetapkan

oleh KPP Madya Kota Palembang terhadap Penerimaan Pajak Bea Materai bersifat
58

flukuatif mengikuti Penerimaan Pajak keseluruhan. Pengambilan data ditujukan untuk

menemukan efektif atau tidaknya Pajak Bea Materai berkontribusi dalam menunjang

Penerimaan Pajak di Kota Palembang tahun 2016-2020. Data yang diambil merupakan

data mengenai target dan realisasi Penerimaan Pajak Keseluruhan serta data mengenai

target dan realisasi Penerimaan Pajak Bea Materai. Analisis akan dilakukan untuk

mengetahui tingkat efektivitas Kota Palembang dalam menerima Pajak Bea Materai.

Selanjutnya akan dilakukan penghitungan Pajak Bea Materai tersebut berkontribusi

terhadap Penerimaan Pajak Keseluruhan Kota Palembang.

4.2.1.Efektivitas Pajak Bea Materai KPP Madya Kota Palembang

Pajak Bea Materai merupakan pajak objektif dimana keadaan objek pajak

mempengaruhi jumlah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak bersangkutan. Objek

pajak pada Pajak Bea Materai itu sendiri berupa Dokumen yang ditulis diatas kertas.

Nilai efektivitas dari Pajak Bea Materai ini dapat dihitung dengan mencari

perbandingan antara Realisasi dan Target penerimaan Pajak Bea Materai.

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100%
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛

Berikut penjabaran dari penghitungan tingkat efektivitas pajak bea materai

sebagai penerimaan di Kota Palembang.


59

1. Tahun 2016

Tabel 1.2 pada bab 1 menunjukkan bahwa target realisasi bea materai di

Kota Palembang pada tahun 2016 sebesar Rp 8,209,299,684 sedangkan

yang terealisasi hanya sebesar Rp 7,862,449,000, maka tingkat

efektivitasnya:

7,862,449,000
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100%
8,209,299,684

Rasio Efektivitas Bea Materai Tahun 2016 = 95,77%

Pada tahun 2016 sebanyak 95,77% penerimaan pajak kota Palembang

bersumber pada pajak bea materai. Persentase ini diperoleh berdasarkan

hasil penghitungan rasio efektivitas Bea Materai yang diterima. Persentase

menunjukkan bahwa adanya keefektifan dalam pajak Bea Materai ysng

diterima di Kota Palembang.

2. Tahun 2017

Target yang ditetapkan oleh KPP pada tahun 2017 sebesar Rp

9,369,891,000 sedangkan realisasi yang didapat sebesar Rp

13,050,875,643. Baik target maupun realisasi meningkat dari tahun

sebelumnya, sehingga efektivitas yang didapat ialah:

13,050,875,643
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100%
9,369,891,000
60

Rasio Efektivitas Pajak Bea Materai tahun 2017 = 139,29%

Dapat dikatakan bahwa pada tahun 2017 terjadi peningkatan rasio

efektivitas dengan persentase 139.29% di kota Palembang. Kenaikan ini

mengindikasikan capaian target yang terealisasi mengalami peningkatan

yang cukup signifikan sehingga dapat dikategorikan sangat efektif.

3. Tahun 2018

Capaian pajak bea materai yang ditargetkan oleh KPP pada tahun 2018

sebesar Rp 11,748,740,000 dan yang terealisasi adalah Rp 18,470,497,000,

maka tingkat efektivitasnya:

18,470,497,000
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100%
11,748,740,000

Rasio Efektivitas Pajak Bea Materai tahun 2018 = 157,21%

Pada tahun 2018 kembali terjadi peningkatan rasio efektivitas Pajak Bea

Materai di Kota Palembang. Persentase kenaikannya mencapai 17,92%

sehingga besaran persentase nya sebesar 157,21%. Persentase ini

menggambarkan bahwa pajak bea materai yang diterima di Kota

Palembang tahun 2018 dikatakan sangat efektif.


61

4. Tahun 2019

Diketahui bahwa target realisasi pajak bea materai di kota Palembang tahun

2019 sebesar Rp 12,915,023,000. Untuk realisasi nya didapatkan sebesar

Rp 27,486,547,127. Tingkat Efektivitas yang didapatkan sebesar:

27,486,547,127
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100%
12,915,023,000

Rasio Efektivitas Pajak Bea Materai tahun 2019 = 212,83%

Pada tahun 2019 terjadi peningkatan rasio efektivitas yang sangat drastis

sebesar 55,62% sehingga jumlah persentase nya jadi 212,83%. Persentase

ini kembali menunjukkan bahwa penerimaan pajak bea materai di Kota

Palembang sangat efektif. Dapat pula dilihat bahwasanya terjadi

peningkatan per tahun dari target realisasi dan pencapaian Pajak Bea

Materai keterima.

5. Tahun 2020

Pada target pencapaian, KPP menetapkan sebesar Rp 18,053,308,000 dan

berhasil mencapai realisasi sebesar Rp 23,846,186,021 sehingga efektivitas

yang didapatkan pada tahun ini adalah:

23,846,186,021
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥 100%
18,053,308,000

Rasio Efektivitas Pajak Bea Materai Tahun 2020 = 132,09%


62

Pada tahun 2020 terjadi penurunan rasio efektivitas dengan selisih sebesar

80,74% sehingga rasio yang didapatkan sebesar 132,09%. Namun

persentase penerimaan pajak bea materai di kota Palembang dapat

dikatakan masih sangat efektif. Penyebab dari penurunan penerimaan ini

bisa jadi karena adanya fenomena alam berupa Covid 19 atau dikarenakan

wajib pajak yang tidak sadar akan tanggungan pajak terutangnya.

Berikut ringkasan mengenai hasil perhitungan rasio tingkat efektivitas

bea materai di Kantor Pelayanan Pajak Madya Kota Palembang Tahun 2016-

2020 berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya.

Tabel 4.1. Target dan Realisasi Bea Materai yang diterima di KPP Madya

Tahun 2016-2020

Tahun Target Realisasi % Kriteria


2016 8,209,299,684 7,862,449,000 95.77 Efektif
2017 9,369,891,000 13,050,875,643 139.29 Sangat Efektif
2018 11,748,740,000 18,470,497,000 157.21 Sangat Efektif
2019 12,915,023,000 27,486,547,127 212.83 Sangat Efektif
2020 18,053,308,000 23,846,186,021 132.09 Sangat Efektif
Total 60,296,261,684 90,716,554,791 150.45 Sangat Efektif

Dari tabel 4.1 dapat ditemukan fakta bahwa jelas terjadi fluktuasi

terhadap penerimaan Pajak Bea Materai di KPP Madya Kota Palembang tahun

2016-2020. Tahun 2019 merupakan tahun dimana terjadi pencapaian tertinggi


63

sebesar 212.83% dan kriteria bisa dikatakan sangat efektif. Adapun persentase

terendah terjadi di tahun 2016 dengan 95.77% (kriteria efektif).

Pajak Bea Materai Kota Palembang yang diharapkan tercapai untuk

kelima tahun tersebut bisa dikatakan sudah mencapai target dan sudah masuk

ke dalam kriteria atau kategori efektif semua sesuai dengan ketentuan yang

telah direncanakan. Faktor yang mempengaruhi dapat berupa bertambahnya

proses transaksi yang menggunakan materai.

4.2.2. Kontribusi Pajak Bea Materai sebagai Salah Satu Sumber Penerimaan

Pajak Kota Palembang

Penerimaan yang diterima oleh pemerintah dari pajak merupakan sumber yang akan

digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan membiayai pembangunan yang

berguna bagi kepentingan masyarakat. Pajak Bea Materai itu sendiri telah menjadi

salah satu elemen pajak yang diperhitungkan pada sisi penerimaan dan sebagian besar

penerimaannya merupakan penerimaan Negara.

Pajak Bea Materai sebagai sumber pendapatan negara dapat dilihat

kontribusinya dalam menyumbang keseluruhan pajak. Penghitungan realisasi capaian

Pajak Bea Materai dengan realisasi penerimaan pajak keseluruhan dapat dibandingkan

guna melihat seberapa kontribusi Pajak Bea Materai dalam menyumbang Penerimaan

Pajak. Berikut formula yang digunakan untuk menghitung rasio kontribusi Pajak Bea

Materai.
64

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝐵𝑒𝑎 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑖


𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = 𝑥 100%
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑑𝑖 𝐾𝑃𝑃

Dibawah ini akan dijelaskan hasil hitung kontribusi Pajak Bea Materai terhadap

Penerimaan Pajak terterima tahun 2016-2020.

1. Tahun 2016

Tabel 1.1 pada Bab 1 memuat data mengenai realisasi Penerimaan Pajak

di Kota Palembang Tahun 2016 yang diterima berjumlah Rp

2,910,038,494,322 sedangkan realisasi penerimaan Pajak Bea Materai

sebesar Rp 7,862,449,000, maka tingkat kontribusinya:

Rp 7,862,449,000
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = 𝑥 100%
Rp 2,910,038,494,322

Rasio Kontribusi Pajak Bea Materai = 2,70%

Berdasarkan perhitungan diatas, terlihat bahwa pada tahun 2016 di Kota

Palembang dinilai sangat kurang tingkat kontribusi Bea Materai

terhadap Penerimaan pajak dengan persentase sebesar 2,70%.

Kontribusi realisasi penerimaan pajak bea materai tahun ini sangat

rendah dan jauh dibawah angka 40% sehingga termasuk kedalam

kriteria sangat kurang.

2. Tahun 2017

Pada tahun 2017 digambarkan pada Bab 1 Tabel 1.1 bahwa realisasi

penerimaan pajak di Kota Palembang yang diterima sebesar Rp


65

2,912,112,533,406 sedangkan untuk realisasi Pajak Bea Materai

didapatkan sejumlah Rp 13,050,875,643, maka tingkat kontribusi yang

didapat:

Rp 13,050,875,643
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = 𝑥 100%
Rp 2,912,112,533,406

Rasio Kontribusi Pajak Bea Materai = 4,48%

Berdasarkan perhitungan, pada tahun 2017 terjadi peningkatan target

dan juga realisasi yang menyebabkan adanya peningkatan persentase

Pajak Bea Materai terhadap Penerimaan pajak. Namun meskipun

demikian, tingkat kontribusi Pajak Bea Materai yang didapatkan sebesar

4.48% sehingga dikategorikan kedalam kriteria sangat kurang.

3. Tahun 2018

Pada tabel 1.2 yang terdapat pada bab 1 memuat data yang

menggambarkan capaian Pajak Bea Materai di Kota Palembang yang

diterima sebesar Rp 18,470,497,000 sedangkan realisasi penerimaan

pajak keseluruhan berjumlah Rp 3,124,752,884,988. Maka tingkat

kontribusi yang didapat ialah:

Rp 18,470,497,000
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = 𝑥 100%
Rp 3,124,752,884,988

Rasio Kontribusi Pajak Bea Materai = 5,91%


66

Berdasarkan perhitungan diatas terlihat bahwa pada tahun 2018

di Kota Palembang terjadi peningkatan rasio kontribusi sebesar 1,43%

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena target

realisasi nya meningkat. Namun untuk tahun 2018 masih dikatakan

bahwa rasio nya sangat kurang efektif.

4. Tahun 2019

Berdasarkan tabel 1.2 pada bab 1 dirincikan bahwa realisasi pajak bea

materai sebesar Rp 27,486,547,127 tercatat untuk tahun 2019.

Sedangkan penerimaan pajak yang didapatkan sejumlah Rp

5,665,768,690,014 sehingga kontribusi yang didapat ialah:

Rp 27,486,547,127
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = 𝑥 100%
Rp 5,665,768,690,014

Rasio Kontribusi Pajak Bea Materai = 4,85%

Berdasarkan perhitungan diatas terlihat bahwa pada tahun 2019 di Kota

Palembang terjadi penurunan sebesar 1,06% tingkat kontribusi Pajak

Bea Materai yang diterima terhadap penerimaan pajak dibanding tahun

sebelumnya sehingga kategori rasio masih tetap berada pada tingkat

sangat kurang efektif.

5. Tahun 2020

Tabel 1.1 pada bab 1 menjelaskan bahwa realisasi penerimaan pajak

keseluruhan di kota Palembang sebesar Rp 4,126,937,711,777


67

sedangkan untuk realisasi pajak bea materai didapati sejumlah Rp

23,846,186,021. Tingkat kontribusi nya dapat dihitung sebagai berikut:

Rp 23,846,186,021
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = 𝑥 100%
Rp 4,126,937,711,777

Rasio Kontribusi Pajak Bea Materai = 5,78%

Perhitungan diatas menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan rasio

sebesar 0,93% dari tahun sebelumnya. Penerimaan pajak bea materai

terhadap penerimaan pajak keseluruhan di Kota Palembang tahun 2020

berkontribusi sebesar 5,78% dan masih dikategorikan sebagai kriteria

kurang efektif.

Berikut merupakan tabel yang menyajikan ringkasan mengenai hasil

perhitungan rasio tingkat kontribusi Pajak Bea Materai yang diterima terhadap

Penerimaan Pajak di Kota Palembang dengan jangka waktu 5 tahun yaitu 2016-2020

berdasarkan hitungan yang telah dilakukan sebelumnya.

Tabel 4.2. Kontribusi Bea Materai yang diterima terhadap Penerimaan Pajak di

KPP Madya Tahun 2016-2020

Tahun Realisasi Realisasi Penerimaan % Kriteria


Penerimaan Pajak Pajak Bea Materai
2016 2,910,038,494,322 7,862,449,000 2,70 Sangat Kurang
2017 2,912,112,533,406 13,050,875,643 4,48 Sangat Kurang
2018 3,124,752,884,988 18,470,497,000 5,91 Sangat Kurang
2019 5,665,768,690,014 27,486,547,127 4,85 Sangat Kurang
2020 4,126,937,711,777 23,846,186,021 5,78 Sangat Kurang
Total 18,739,610,314,507 90,716,554,791 4,84 Sangat Kurang
68

Tabel 4.2 menunjukkan fakta bahwa terjadi fluktuasi Pajak Bea Materai

terhadap Penerimaan Pajak di Kota Palembang tahun 2016-2020. Pencapaian tertinggi

terdapat pada tahun 2018 sebesar 5,91% (Kriteria sangat kurang). Adapun untuk

pencapaian terendah terjadi di tahun 2016 sebesar 2,70% (Kriteria sangat kurang).

Sedangkan untuk total keseluruhan di tahun 2016-2020 rasio menunjukkan sebesar

4,84% dimana angka tersebut termasuk ke dalam kategori sangat kurang. Sebagaimana

telah dijelaskan pada latarbelakang yang berada di bab 1 sebelumnya bahwa Pajak Bea

Materai termasuk ke dalam pendapatan yang digunakan pemerintah untuk mengelola

pengeluaran rutin dan juga pembangunan sarana dan prasarana masyarakat. Dapat

dikatakan bahwa Pajak Bea Materai per tahun berkontribusi sangat kurang di

Penerimaan Negara. Namun perlu diketahui untuk jenis pajak yang termasuk ke dalam

Penerimaan Negara bukan hanya pajak Bea Materai saja, melainkan ada pajak pusat

lainnya seperti sebagai contoh adalah Pajak Penghasilan, PBB dan PPN yang mana

memiliki persen kontribusi nya sendiri dalam menyumbang. Maka dari itu perlu di

garis bawahi bahwa kontribusi sangat kurang pada kasus bea materai ini tidak berarti

negatif maupun jelek karena berdasarkan tingkat efektivitas realisasi dari Pajak Bea

Materai didapat hasil yang sesuai dengan target setiap tahunnya dan sudah termasuk

dalam kategori Sangat Efektif.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

sebagaimana berikut ini:

1. Realisasi Pajak Bea Materai yang diterima pada tahun 2016-2020 jika ditinjau dari

keefektifitasannya rata rata telah mencapai target diatas 100% kecuali pada tahun

2016, namun walaupun begitu rasio menunjukkan angka 95,77% sehingga

termasuk ke dalam kategori efektif. Temuan penelitian ini juga mengonfirmasi

hasil tertinggi realisasi terjadi pada tahun 2019 dengan rasio sebesar 212,83%

(Kriteria Sangat Efektif). Tahun berikutnya menunjukkan penurunan rasio yang

cukup besar. Tetapi walau begitu, untuk tingkat efektifitas keseluruhan sudah

berada pada rasio 150,45% (Kriteria Sangat Efektif).

2. Pajak Bea Materai terhadap Penerimaan Pajak keseluruhan di Kota Palembang jika

ditinjau dari kontribusinya termasuk ke dalam kategori masih sangat kurang karena

berada di angka kurang dari 40% (4,84%). Persentase tersebut menggambarkan

rendahnya Pajak Bea Materai dalam berkontribusi terhadap penerimaan pajak di

Kota Palembang. Walaupun demikian, Pajak Bea Materai bukanlah satu-satunya

sumber penerimaan pajak. Dalam konteks ini, masih terdapat macam pajak lainnya

yang dijadikan sebagai sumber penerimaan dan layak dipertimbangkan

69
70

kontribusinya dimana diperoleh hasil bahwa penerimaannya menunjukkan

kontribusi lebih daripada rasio Pajak Bea Materai saja.

5.2.Saran

Mengingat bahwa Pajak Bea Materai masih belum optimal dalam berkontribusi

terhadap Penerimaan Pajak di Kota Palembang (2016-2020), maka dapat dikemukakan

saran agar transaksi menggunakan Bea Materai lebih diperhatikan lagi dan diperkuat

pengawasannya, sehingga segala macam bentuk penyebaran materai ilegal tidak lagi

menggerus pendapatan Ditjen Pajak. Selain itu, pemerintah juga bisa melakukan

sosialisasi terhadap aturan mengenai Pajak Bea Materai ini sehingga masyarakat akan

lebih paham dan patuh.


DAFTAR PUSTAKA
Amin, A. H. A. P., & Salim, M. (2017). Analisis Efektivitas Penagihan Pajak Dengan
Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan Pada Kantor
Penerima Pajak (Kpp) Kota Jayapura. Jurnal Future, 170–183.
Athirah, & Lubis, R. H. (2021). ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PENERIMAAN PAJAK (STUDI
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KISARAN). Journal Of
Economics and Management, 1(1).
Chandra, C. A., Sabijono, H., & Runtu, T. (2020). Efektivitas Dan Kontribusi
Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (Pbb-P2)
Terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Di Kota Gorontalo Tahun
2016-2018. Jurnal Riset Akuntansi, 15(3).
Darlini, Nuhung, M., & Salam, A. (2019). Analisis Efektivitas Penagihan Pajak
Dengan Surat Paksa Dan Kontribusinya Terhadap Penerimaan Pajak Pada
Kantor Samsat Gowa. Jurnal Ekonomi Invoice Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,
1(2).
Depdikbud. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Hasanah, Z., Putri, E., & Wicaksono, G. (2021). Yudishtira Journal : Indonesian
Journal of Finance and Strategy Inside. Yudishtira Journal : Indonesian Journal
of Finance and Strategy Inside, 1(3). https://doi.org/10.53363/yud.v1i3.13
Ismayadie, M. (2019). Analisis Efektivitas Dan Kontribusi Penerimaan Pajak Bumi
Dan Bangunan (Pbb) Dan Pajak Penghasilan (Pph) Terhadap Pendapatan Negara
Tahun 2007-2017. Equity: Jurnal Ekonomi, 7(2), 12–24.
https://doi.org/10.33019/equity.v7i2.5
Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor 122A/PJ/2000 Tanggal 1 Mei Tahun 2000.
Kondoy, V. C. I., Nangoi, G. B., Elim, I., Akuntansi, J., Ekonomi, F., & Bisnis, D.
(2016). Analisis Penerapan Pajak Penghasilan Jasa Konstruksi Pada Cv.
Cakrawala The Analysis Of Implementing Income Tax In Construction Service
On Cv. Cakrawala.
Najoan, M. P., Morasa, J., & Wokas, H. R. N. (2015). THE EFFECTIVENESS OF
TAX COLLECTION WITH A REPRIMAND LETTER AND FORCED
LETTER TO INCREASE VALUE ADDED TAX RECEIPTS IN THE TAX
OFFICE PRATAMA KOTAMOBAGU. In Efektivitas Penagihan Pajak…
Jurnal EMBA (Vol. 576).

71
72

DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)


Nur, F., Darminto, R., Za, Z., Perpajakan, P. S., & Bisnis, J. A. (2015). Studi Pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Rungkut. In Jurnal Perpajakan
(JEJAK)| (Vol. 1, Issue 1Januari).
Nursiam, W. S., & Adhivinna, V. V. (2020). Analisis Efektivitas Dan Kontribusi
Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul).
3(2). http://ejurnal.unim.ac.id/index.php/prive
Mardiasmo. (2013). Perpajakan Edisi Revisi 2013. Yogyakarta : Andi.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 165/PMK.03/2017 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.03/2016
Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang
Pengampunan Pajak.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2000 Tentang Perubahan Tarif Bea Materai
dan Besarnya Batas Pengenaan Harga Nominal.
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1986 Tentang Pengadaan, Pengelolaan dan
Penjualan Benda Materai.
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2000. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
13/KMK.04/2000.
Purnawardhani, R., Rahayu, S. M., & Jauhari, A. (2015). Efektivitas Penagihan Pajak
Aktif Dengan Surat Teguran Dan Surat Paksa Dalam Upaya Optimalisasi
Penerimaan Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Malang).
Jurnal Perpajakan (JEJAK), 1(1).
Puteri, P. O., Syofyan, E., & Mulyani, E. (2019). Analisis Pengaruh Sanksi
Administrasi, Tingkat Pendapatan, Dan Sistem Samsat Drive Thru
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus Kantor
Samsat Kota Padang). Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 1(3), 1569–1588.
http://jea.ppj.unp.ac.id/index.php/jea/issue/view/13
Rahayu, Siti Kurnia. (2017). Perpajakan Konsep dan Aspek Formal, Bandung:
Rekayasa Sains
Rempowatu, J., & Tirayoh, V. (2016). Pengukuran Kinerja Keuangan Pada
Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2011-2014. Jurnal EMBA, 4(1),
982–989.
Redyanza dan Khairani, Siti. (2018). Pengaruh Kualitas Penetapan Pajak,
Pemeriksaan Pajak, Tindakan Penagihan Aktif Pajak Terhadap Pencairan
Tunggakan Pajak (Studi Empiris Pada KPP Pratama Seberang Ulu Palembang).
73

DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)


Resmi, Siti (2017). Perpajakan Teori dan Kasus (Edisi ke 10 Buku 1). Jakarta:
Salemba Empat.
Rustendi, E. (2018). ANALISIS EFEKTIVITAS, EFESIENSI DAN KONTRIBUSI
PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI
DAERAH TAHUN 2010-2016 (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Bekasi). JRAK, 9(2), 181–203.
Suastika, I. N. (2021). Tata Cara Pemungutan Pajak dalam Perpektif Hukum Pajak.
7(1). https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jkh
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Sunanto, & Irwadi, M. (2020). ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI
PENERIMAAN PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN
BANGUNAN (BPTHB) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH
KABUPATEN MUSI BANYUASIN. Jurnal ACSY Politeknik Sekayu, XII(2).
Tambunan, B. H. (2016). EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK MELALUI SURAT PAKSA
(STUDI KASUS PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA (KPP)
MEDAN PETISAH). Jurnal Akuntansi Dan Bisnis, 2(2), 159–174.
Undang-Undang 13 Tahun 1985 Tentang Bea Materai
Undang Undang Nomor 10 tahun 2020 Pasal 28 tentang Bea Materai
Undang-Undang Republik Indonesia.Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.Jakarta : Sekretariat
Negara Republik Indonesia
www.Finansial.Bisnis.com
www.Palembang.tribunnews.com
www. Ekonomi.bisnis.com
74

Lampiran 1. Surat Mohon Bantuan Data


75

Lampiran 2. Surat Pengantar Riset


76

Lampiran 3. Tabel Mentah Target dan Realisasi


a. Tabel Realisasi Penerimaan Pajak KPP Madya 2016-2020

Tahun Target Realisasi Persentase


2015 4,494,495,244,104 3,317,529,531,811 73.81%
2016 4,500,062,873,843 2,910,038,494,322 64.67%
2017 4,050,031,795,000 2,912,112,533,406 71.90%
2018 3,890,719,128,000 3,124,752,884,988 80.31%
2019 6,683,054,979,000 5,665,768,690,014 84.78%
2020 4,376,806,883,000 4,126,937,711,777 94.29%

b. Tabel Realisasi Penerimaan Pajak Bea Materai KPP Madya 2016-2020

Tahun Target Realisasi Persentase


2015 11,157,935,790 6,732,669,000 60.34%
2016 8,209,299,684 7,862,449,000 95.77%
2017 9,369,891,000 13,050,875,643 139.29%
2018 11,748,740,000 18,470,497,000 157.21%
2019 12,915,023,000 27,486,547,127 212.83%
2020 18,053,308,000 23,846,186,021 132.09%
77

Lampiran 4. Agenda Konsultasi

Anda mungkin juga menyukai