Anda di halaman 1dari 265

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “ N” SEJAK

KEHAMILAN 34 MINGGU SAMPAI DENGAN 6 MINGGU


POSTPARTUM DI KLINIK “PB” KOTA SERANG
PERIODE DESEMBER 2021 SAMPAI DENGAN APRIL 2022

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Oleh:

AULIA SIFANA DEWI


NIM.P27902119046

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANTEN
JURUSAN KEBIDANAN RANGKASBITUNG
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “ N” SEJAK
KEHAMILAN 34 MINGGU SAMPAI DENGAN 6 MINGGU
POSTPARTUM DI KLINIK “PB” KOTA SERANG
PERIODE DESEMBER 2021 SAMPAI DENGAN APRIL 2022

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk menempuh Ujian Laporan Tugas Akhir dan untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan
Jurusan Kebidanan Rangkasbitung

Disusun Oleh :

AULIA SIFANA DEWI

NIM. P27902119046

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANTEN
JURUSAN KEBIDANAN RANGKASBITUNG
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
JURUSAN KEBIDANAN RANGKASBITUNG

LAPORAN TUGAS AKHIR


AULIA SIFANA DEWI
NIM P27902119046

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “N” SEJAK


KEHAMILAN 34 MINGGU SAMPAI DENGAN 6 MINGGU
POSTPARTUM DI KLINIK “PB” KOTA SERANG PERIODE
DESEMBER 2021 SAMPAI DENGAN APRIL 2022
V + 188 Halaman + VI Lampiran

ABSTRAK

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota
Serang menurun hingga dua kali lipat. Hal ini terjadi karena diterapkannya asuhan
kebidanan secara komprehensif di Kota Serang. Oleh karena itu, tren ini perlu
dilanjutkan salah satunya melalui penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
Asuhan kebidanan komprehensif ini meliputi asuhan kebidanan
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas sampai dengan pelayanan keluarga
berencana.
Dalam kasus ini subjek penelitian adalah Ny. “N” dengan usia kehamilan
34 minggu sampai dengan 6 minggu postpartum dengan pendekatan manajemen
kebidanan dan pendokumentasian SOAP. Desain penelitian menggunakan metode
studi kasus dilaksanakan sejak bulan Desember 2021 sampai dengan April 2022.
Pemeriksasan kehamilan dilakukan sebanyak 3 kali. Pada ANC 1 ibu
mengeluh terdapat keputihan berwarna putih yang terkadang terasa gatal dan
asuhan yang diberikan berupa KIE tentang vulva hygiene yang benar. Pada ANC
II dan III ibu tidak ada keluhan dan keluhan keputihan teratasi. Persalinan berjalan
normal, dan tidak ada laserasi jalan lahir. Postnatal dan BBL dilakukan kunjungan
5 kali yaitu 6 jam, 2 hari, 7 hari, 28 hari, dan 42 hari involusi uteri normal. Ibu
menjadi akseptor KB 3 bulan pada kunjungan 42 hari. Bayi lahir spontan, bugar,
BB 3.100 gram, dan PB 49 cm. Pada kunjungan 6 jam sudah diberikan imunisasi
HB 0 dan kunjungan 42 hari sudah di imunisasi BCG dan polio 1 di posyandu.
Telah dilaksanakan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny “N” hasilnya ibu
dan bayi tidak mengalami komplikasi.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Komprehensif, Keputihan


Referensi : 80 (2011-2021)
LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirrahirrahmirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
sehat yang tak terkira sampai akhirnya Laporan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan dengan lancar dan selesai dalam waktu yang tepat.
Terimakasih untuk kedua orang tuaku yang telah membesarkanku dan
menyekolahkanku hingga ke jenjang perguruan tinggi, buat bapak tenang di
syurga Allah ya pak, sekarang putri kecil bapak udah mau lulus perguruan tinggi
dan sudah menikah juga, I miss you pak. Dan khusus buat mamah yang udah jadi
single parent sejak aku kelas 3 SMP. Mamah, makasih untuk semuanya aku tidak
akan pernah bisa membalas semua yang udah mamah berikan. Makasih untuk
do’a yang selalu mamah panjatkan untukku, semuanya sangat membawakan
hasil. Mah, akhirnya sekarang aku udah mau lulus dan cita-cita mamah
insyaAllah akan segera tercapai agar anaknya bisa lulus kuliah tepat waktu dan
menjadi kebanggaan keluarga. I love you mamah, sehat-sehat terus yaa mah,
sampe nanti aku bisa jadi orang sukses dunia akhirat yang bisa lanjut sampai S2.
Aamiin..
Terimakasih juga buat om sama neh, yang udah mau urusin aku dari SMA
sampai kuliah, mungkin kalau ngga ada neh sama om aku gak bisa seperti saat
ini, mau lulus d3 kebidanan dan udah dapet suami pilihan om. Tenang di syurga
Allah yaa om, makasih banyak buat semuanya makasih udah jadi perantara
perkenalan aku sama laki-laki yang luar biasa, yang insyaAllah bisa jagain aku
gantiin om dan bisa bimbing aku ke jalannya Allah. Aamiin.. buat neh makasih
banyak buat semuanya, sehat terus ya neh Aamiin..
Untuk suamiku tercinta, makasih banyak yaa mas buat segalanya. Makasih
banyak atas dukungan buat aku menuntut ilmu, makasih udah sabar nunggu aku
lulus dan sering ditinggalin karena tugas kuliah. Makasih banyak udah sering
ingetin aku buat ngerjain LTA kalo aku lagi mager hehe. Yeay one step closer,
aku bentar lagi insyaaAllah lulus D3, dukung aku terus sampe aku S2 ya mas.
Untuk Dosen Pembimbingku bu Darti, makasih banyak ibu atas
bimbingannya sehingga aul bisa menyelesaikan LTA dengan waktu yang tepat.
Makasih banyak ibu telah meluangkan waktu buat aul sama temen-temen buat
konsultasi LTA. Dan untuk dosen-dosenku yang lain dan tidak bisa disebutkan
satu persatu terimakasih ibu dan bapak telah mengajarkan segala hal di masa
kuliah, semoga ilmu yang telah ibu dan bapak berikan dapat bermanfaat di
kemudian hari.
Dan untuk sahabatku Rizka Ayu, semangat yaa ka, Allah tidak akan
memberikan ujian diatas kemampuan hamba-Nya. Semoga tahun depan bisa
nyusun LTA dan wisuda yaa ka, walaupun kita gak bisa wisuda bareng yang
penting 3 tahun kita bare-bareng terus, cepet sembuh yaa.. Dan untuk teman-
temanku satu angkatan, khususnya penghuni kamar edelweis makasih banyak
untuk 3 tahunnya kita bareng-bareng, see you on top gaiss.. semoga kita bisa jadi
orang sukses dunia akhirat yaa.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan

judul “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “ N” SEJAK

KEHAMILAN 34 MINGGU SAMPAI DENGAN 6 MINGGU POSTPARTUM

DI KLINIK “PB” KOTA SERANG PERIODE DESEMBER 2021 SAMPAI

DENGAN APRIL 2022”.

Adapun tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir ini dalam rangka

memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III di

Jurusan Kebidanan Rangkasbitung Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Banten.

Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini penulis merasa masih banyak

kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu penulis

mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun

dari semua pihak. Penulis mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada pihak-

pihak yang membantu, khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Khayan, SKM., M.Kes selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Banten.

2. Ibu Yayah Rokayah, SKM., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Rangkasbitung Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Banten yang

telah memberikan pengarahan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat

diselesaikan.

i
3. Ibu Darti Rumiatun, M.Keb selaku Pembimbing I Laporan Tugas Akhir

yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga

Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

4. Ibu Rohmawati, S.ST selaku Pembimbing II Asuhan Kebidanan

Komprehensif yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan

sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dan telah

memfasilitasi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan komprehensif pada

Ny. “N”.

5. Ibu Emi Ferawati SST., M.Keb selaku Penguji II Laporan Tugas Akhir

yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga

Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

6. Seluruh Dosen beserta Staff Jurusan Kebidanan Rangkasbitung yang turut

membimbing dan memberikan semangat selama penyusunan Laporan

Tugas Akhir ini.

7. Kedua orang tua serta keluarga yang selalu memberikan motivasi baik

moril maupun materil, sehingga penyusunan Laporan Tugas Akhir ini

dapat diselesaikan.

8. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswi Jurusan Kebidanan Rangkasbitung

yang telah memberikan semangat dan bantuannya dalam penyusunan

studi kasus ini.

9. Serta semua pihak yang telah membantu sehingga penyusunan Laporan

Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

ii
Penulis menyadari akan keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan

yang dimiliki, sehingga dalam Laporan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak

kekurangan baik segi materi ataupun penyusunanya. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang besifat membangun guna penyempurnaan

penyusunan selanjutnya. Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu. Penulis berharap semoga Laporan Tugas

Akhir ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya untuk pembaca dan umumnya

untuk dunia pendidikan dalam bidang kesehatan.

Rangkasbitung, April 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ vii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... ix
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................................................. 4
1.3. Manfaat ............................................................................................................... 5
BAB II................................................................................................................................. 6
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................................... 6
2.1 Asuhan Kebidanan Komprehensif ...................................................................... 6
2.2 Asuhan Kebidanan pada Kehamilan (Ante Natal Care) ..................................... 7
2.3 Asuhan Kebidanan pada Persalinan (Intra Natal Care)..................................... 39
2.4 Asuhan Kebidanan pada Nifas (Post Natal Care) ............................................. 60
2.5 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (Neonatal) ............................................... 89
2.6 Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir 6 Jam, 6 Hari, 6 Minggu................. 92
2.7 Asuhan Kebidanan pada Pelayanan Keluarga Berencana ............................... 104
2.8 Dokumentasi Kebidanan ................................................................................. 110
BAB III ........................................................................................................................... 114
METODOLOGI .............................................................................................................. 114
3.1 Desain ............................................................................................................. 114
3.2 Tempat dan Waktu .......................................................................................... 115
3.3 Subjek ............................................................................................................. 115
3.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 115
3.5 Alat dan Bahan ................................................................................................ 116
BAB IV ........................................................................................................................... 118
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................... 118
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian ........................................................................... 118

iv
4.2 Hasil ................................................................................................................ 118
4.3 Pembahasan..................................................................................................... 148
BAB V ............................................................................................................................ 186
SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................ 186
5.1 Simpulan ......................................................................................................... 186
5.2 Saran ............................................................................................................... 188
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... x
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kenaikan BB Ibu Hamil .........................................................................12


Tabel 2.2 Nilai Normal TFU Sesuai Umur Kehamilan..........................................13
Tabel 2.3 Penentuan Status Imunisasi TT ..............................................................14
Tabel 2.4 Perubahan-perubahan Normal Pada Uterus Postpartum ........................64
Tabel 2.5 Perbedaan Lochia pada Masa Nifas .......................................................66

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bidang Hodge pada Panggul ..............................................................44


Gambar 2.2 Perubahan Tinggi Fundus Uterus Masa Nifas....................................63

vii
DAFTAR SINGKATAN

AKB (Angka Kematian Bayi)


AKI (Angka Kematian Ibu)
ANC (Ante Natal Care)
APN (Asuhan Persalinan Normal)
ASI (Air Susu Ibu)
BAB (Buang Air Kecil)
BAK(Buang Air Besar)
DJJ (Detak Jantung Janin)
HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
IMD (Imunisasi Menyusu Dini)
IMT (Indeks Massa Tubuh)
KB (Keluarga Berencana)
KEK (Kurang Energi Kronis)
KF (Kunjungan Nifas)
KIE (Konseling Informasi dan Edukasi)
LD (Lingkar Dada)
LK (Lingkar Kepala)
LILA (Lingkar Lengan Atas)
P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
PAP (Pintu Atas Panggul)
PTT (Penegangan Tali Pusat Terkendali)
TBBJ (Taksiran Berat Badan Janin)
TD (Tekanan Darah)
TFU (Tinggi Fundus Uteri)
TP (Taksiran Persalinan)
TT (Tetanus Toksoid)
TTD (Tablet Tambah Darah)
TTV (Tanda-tanda Vital)
USG (Ultrasonografi)
WHO (World Health Organization)

viii
DAFTAR LAMPIRAN

1. FORMULIR PERSETUJUAN ANC


2. LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN (INFORMED CONSENT)
 Kunjungan ANC I

 Kunjungan ANC II

 Kunjungan ANC III

 Asuhan INC

 Kunjungan Nifas 6 Jam

 Kunjungan Nifas dan BBL 2 Hari

 Kunjungan Nifas dan BBL 7 Hari

 Kunjungan Nifas dan BBL 4 Minggu

 Kunjungan Nifas dan bayi 6 Minggu

3. LEMBAR KONSULTASI LAPORAN TUGAS AKHIR


4. DAFTAR HADIR KONSULTASI LAPORAN TUGAS AKHIR DAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
5. DAFTAR HADIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
6. DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan hasil estimasi, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020

adalah sebesar 271.066.366 jiwa yang terdiri atas 136.142.501 jiwa penduduk

laki-laki dan 134.923.865 jiwa penduduk perempuan (Profil Kesehatan Indonesia,

2020). Ketika dunia tengah menghadapi pandemi Covid-19, Indonesia dikabarkan

menghadapi ledakan kehamilan baru. Setidaknya ada sekitar 4,8 juta kelahiran

baru setiap tahunnya di Indonesia. Indonesia pun masih berhadapan dengan

banyaknya kasus stunting, hingga kasus kematian ibu dan bayi (Kompas, 2020).

Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan

keluarga di Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan 4.627

kematian di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun

2019 sebesar 4.221 kematian (Profil Kesehatan Indonesia, 2020). Jika

dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara, Angka Kematian Ibu (AKI) di

Indonesia masih sangat tinggi, berkisar empat sampai lima kali lipat lebih tinggi

dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara, seperti Myanmar dan Thailand

(Kementrian Kesehatan, 2021)

Masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, termasuk AKI

tidak dapat dilepaskan dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, antara lain

status kesehatan, ibu dan kesiapan untuk hamil, pemeriksaan antenatal (masa

kehamilan), pertolongan persalinan, dan perawatan segera setelah persalinan, serta

faktor sosial budaya (Susiana, 2019). Berdasarkan penyebab, sebagian besar

1
2

kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan oleh perdarahan sebanyak 1.330 kasus,

hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan gangguan sistem peredaran

darah sebanyak 230 kasus.(Profil Kesehatan Indonesia, 2020).

Berdasarkan data yang dilaporkan kepada Direktorat Kesehatan Keluarga

melalui komdat.kesga.kemkes.go.id, pada tahun 2020, dari 28.158 kematian

balita, 72,0% (20.266 kematian) diantaranya terjadi pada masa neonatus. Dari

seluruh kematian neonatus yang dilaporkan, 72,0% (20.266 kematian) terjadi pada

usia 0-28 hari. Sementara, 19,1% (5.386 kematian) terjadi pada usia 29 hari – 11

bulan. Pada tahun 2020, penyebab kematian neonatal terbanyak adalah kondisi

berat badan lahir rendah (BBLR). Penyebab kematian lainnya di antaranya

asfiksia, infeksi, kelainan kongenital, tetanus neonatorium, dan lainnya. (Profil

Kesehatan Indonesia, 2020).

Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan secara kopmrehensif dari

mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan penggunaan alat

kontrasepsi (KB) bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang

berkualitas untuk mencegah terjadinya kematian ibu dan bayi. Di indonesia upaya

peningkatan kesehatan ibu dan anak menjadi prioritas utama, karena masalah

kesehatan ibu dan anak masih menjadi salah satu permasalahan yang terjadi di

bidang kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menargetkan

pelayanan kesehatan dalam bentuk Cakupan Pelayanan Semesta (Universal Health

Coverage) dengan tujuan agar semua orang memiliki akses untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang

komprehensif, berkualitas dan efektif. (Kementrian Kesehatan, 2020).


3

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 97 Tahun 2014 mengamanatkan

bahwa pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan dilakukan melalui pelayanan

pemeriksaan kehamilan (selanjutnya disebut antenatal care atau ANC) yang

komprehensif dan berkualitas, guna mempersiapkan persalinan yang bersih dan

aman serta melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas (Kementrian

Kesehatan,2014). Pemeriksaan Antenatal Care terbaru sesuai dengan standar

pelayanan yaitu minimal 6 kali pemeriksaan selama kehamilan,dan minimal 2 kali

pemeriksaan oleh dokter pada trimester I dan III. 2 kali pada trimester pertama (

kehamilan hingga 12 minggu ) , 1 kali pada trimester kedua ( kehamilan diatas 12

minggu sampai 26 minggu ) , 3 kali pada trimester ketiga ( kehamilan diatas 24

minggu sampai 40 minggu ) (Buku KIA Terbaru Revisi tahun 2020). Indikator

utama pelayanan kesehatan ibu dalam menurunkan kematian ibu dan bayi baru

lahir mencakup : pemeriksaan kehamilan: persalinan di fasilitas pelayanan

kesehatan: dan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompreten (Survey

Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017, 2018)

Kepala Dinkes Kota Serang Ikbal menjelaskan, berdasarkan hasil

pemantauan sejak 2019, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi

(AKB) di Kota Serang menurun hingga dua kali lipat. Jumlah tersebut

berdasarkan pemantauan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota

Serang. Sebelumnya, pada 2019 mencapai 28 kasus kematian pada ibu, dan kini

turun menjadi 14 kasus. Sementara, untuk kasus kematian pada bayi sebanyak 21

kasus dan kini menjadi 12 kasus (TOPmedia.co.id, 2020)

Peran bidan dalam penurunan AKI dan AKB antara lain memberikan
4

pelayanan yang berkesinambungan berfokus pada aspek pencegahan melalui

pendidikan kesehatan dan konseling, promosi kesehatan, pertolongan persalinan

normal dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan perempuan serta

melakukan deteksi dini pada kasus-kasus rujukan (Kemenkes RI, 2015).

Hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk mengambil studi kasus yang

berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. “N” Sejak Kehamilan

34 Minggu Sampai Dengan 6 Minggu Postpartum Di Klinik “PB” Kota

Serang Tahun 2021”. Dengan harapan hasil dari studi kasus ini dapat menjadi

referensi untuk memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu

nifas, dan bayi baru lahir yang berkualitas sesuai dengan standar pelayanan

sehingga ibu dan bayi dilahirkan dalam keadaan sehat, sebagai upaya untuk

menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

Kota Serang.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Memberitahukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny ”N” kehamilan sejak

usia kehamilan 34 minggu sampai dengan 6 minggu masa nifas di Klinik Permata Bunda

Kota Serang dengan pendekatan manajemen kebidanan dalam upaya mencegah

komplikasi selama kehamilan, persalinan, nifas, neonatus, dan keluarga berencana serta

dapat melakukan pendokumentasian berupa SOAP.

1.2.2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis.

b. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin fisiologis.


5

c. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis dan asuhan

kebidanan Keluarga Berencana (KB).

d. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir fisiologis.

e. Mampu memberikan pendokumentasian berupa SOAP pada asuhan ibu hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

1.3. Manfaat

1.3.1. Bagi Penulis

Penulis mendapatkan pengalaman secara nyata dalam melakukan asuhan

kebidanan komprehensif pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir

sehingga dapat menerapkan ilmu yang sudah didapatkan selama perkuliahan di

masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak

1.3.2. Bagi Klien

Dengan dilakukannya studi kasus yang berbentuk asuhan kebidanan

komprehensif kepada klien secara langsung, maka diharapkan klien mendapat pelayanan

kebidanan yang berkualitas sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.

1.3.3. Bagi Lahan Praktik

Meningkatkan kualitas klinik dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan

pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir yang sesuai dengan standar

pelayanan kebidanan.

1.3.4. Bagi Institusi Pendidikan

Laporan Tugas Akhir ini dapat menjadi bahan referensi dan evaluasi bagi

mahasiswa Poltekkes Kemenkes Banten Jurusan Kebidanan dalam melaksanakan asuhan

kebidanan yang komprehensif. Dan dapat meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan

kebidanan dimasa mendatang dalam bentuk LTA ( Laporan Tugas Akhir ) studi kasus.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Asuhan Kebidanan Komprehensif

Asuhan Kebidanan adalah rangkaian kegiatan yang didasarkan pada

pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh Bidan sesuai dengan

wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat Kebidanan

(UU Nomor 4 Tentang Kebidanan, 2019).

Asuhan kebidanan komprehensif adalah proses berkelanjutan yang dimulai

pada pemeriksaan pertama oleh petugas kesehatan sejak masa kehamilan,

persalinan, bayi baru lahir, nifas sampai dengan pelayanan keluarga berencana.

Pada setiap kunjungan antenatal, petugas kesehatan mengumpulkan dan

menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik,

untuk mendapatkan diagnosa kehamilan intrauterin, serta ada tidaknya masalah

atau komplikasi dan merupakan salah satu upaya untuk menurunkan AKI dan

AKB (Saifuddin, 2014).

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) komprehensif

memiliki arti luas dan lengkap (tentang ruang lingkup atau isi).

Jadi, asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pelayanan kebidanan

yang diberikan oleh bidan kepada klien secara menyeluruh (lengkap) berdasarkan

pada pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai

dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya dengan melakukan deteksi awal

ada tidaknya masalah atau komplikasi yang bertujuan untuk menurunkan AKI dan

AKI

6
7

2.2 Asuhan Kebidanan pada Kehamilan (Ante Natal Care)

2.2.1 Pengertian Kehamilan


Kehamilan adalah proses fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum yang dilanjutkan dengna proses nidasi atau implantasi (Prawiroharjo, 2014).

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan

sebagai fertilisasi atau pebyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan

dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya

bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan

lunar atau 9 bulan menurut kalender International. (Prawiroharjo, 2016)

2.2.2 Tujuan Asuhan Kehamilan


Menurut Rukiyah, dkk. (2013) tujuan asuhan kehamilan, yaitu:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang ibu dan janin.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu

dan bayi.

c. Mengenali secara dini ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin

terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan

dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat

ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif.
8

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal.

2.2.3 Kunjungan Selama Kehamilan

Pemeriksaan Antenatal Care terbaru sesuai dengan standar pelayanan yaitu

minimal 6 kali pemeriksaan selama kehamilan,dan minimal 2 kali pemeriksaan

oleh dokter pada trimester I dan III. 2 kali pada trimester pertama (kehamilan

hingga 12 minggu) , 1 kali pada trimester kedua (kehamilan diatas 12 minggu

sampai 26 minggu) , 3 kali pada trimester ketiga (kehamilan diatas 24 minggu

sampai 40 minggu) (Buku KIA Terbaru Revisi tahun 2020).

2.2.4 Cara Menentukan Usia Kehamilan

Menentukan usia kehamilan yang akurat dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu :

a. Metode Rumus Neagle

Metode Rumus Neagle berdasarkan teori Hutahaen (2015) untuk

menentukan TP, tambahkan 7 hari ke hari tanggal HPHT yang diketahui dan

hitung 3 bulan mundur. Rumus tersebut berlaku jika HPHT berada pada bulan

April - Desember, apabila HPHT berada di bulan Januari - Maret, rumus yang

digunakan yaitu tambahkan 7 hari ke hari tanggal HPHT dan tambahkan 9 pada

bulan HPHT. Cara menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL) :

1. Apabila HPHT pada bulan Januari dan pertengahan Maret (Sebelum dari

tanggal 25) menggunakan rumus = +7 +9 +0 Contoh : HPHT : 6 Januari

2013 = 6 / 1 / 2013 = +7 +9 +0 Jadi HPLnya = 13 / 10 / 2013 (13 Okt

2013)
9

2. Apabila HPHT lebih dari pertengahan Maret (Dari tanggal 25 dan

selebihnya) dan bulan seterusnya sampai akhir Desember menggunakan

rumus = +7 -3 +1 Contoh : HPHT : 8 Juli 2013 = 8 / 7 / 2013 = +7 -3 +1

Jadi HPLnya = 15 / 4 / 2014 (15 Apr 2014)

b. Gerakan pertama fetus

Gerakan janin pertama biasanya dirasakan pada umur kehamilan 18

minggu (primigravida) atau 16 minggu (multigravida). (Pantiawati, 2017).

c. Metode Pengukuran TFU

Metode pengukuran TFU (Tinggi Fundus Uteri) dapat dilakukan dengan

menggunakan pita ukur. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis

pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak.

Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang terukur sebaiknya diperkirakan sama

dengan jumlah minggu kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan. Taksiran

kasar pembesaran uterus pada perabaan tinggi fundus:

a) Tidak hamil/normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)

b) Kehamilan 8 minggu : telur bebek

c) Kehamilan 12 minggu : telur angsa

d) Kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat

e) Kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat

f) Kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat

g) Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid

h) Kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid


10

i) Kehamilan 36 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid Ismus uteri, bagian

dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan pada kehamilan

trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi

satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir, di atas 32 minggu

menjadi segmen bawah uterus (Pantiawati.2017).

d. Metode Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi atau USG adalah prosedur yang digunakan untuk melihat

struktur jaringan tubuh. Cairan amnion pada USG kehamilan dapat meningkatkan

refleksi gelombang suara plasenta dan fetus. Meningkatkan refleksi gelombang

suara ini dapat mengidentifikasi posisi, bentuk dan ukuran pada fetus, sehingga

usia kehamilan dan taksiran persalinan pun dapat diprediksi. Melalui USG, kita

juga dapat mengidentifikasi jenis kelamin janin, pankreas, limpa, organ tubuh

lainnya (Kemenkes RI, 2016)

e. Palpasi Leopold

Pemeriksaan palpasi yang biasa digunakan untuk menetapkan kedudukan

janin dalam rahim dan usia kehamilan terdiri dari pemeriksaan menurut Leopold I

- IV (Kemenkes RI,2016) yaitu :

1. Leopold I

Bertujuan untuk menentukan usia kehamilan, bagian – bagian dalam fundus, dan

tinggi fundus selama kehamilan

2. Leopold II

Bertujuan untuk mengetahui bagian punggung bayi dan bagian ekstremitas pada
11

bayi.

3. Leopold III

Bertujuan untuk menentukan posisi bayi, bagian tubuh mana yang berada di posisi

bawah, penurunan kepala, dan apakah kepala sudah terapit oleh panggul atau

belum.

4. Leopold IV

Bertujuan untuk mengetahui seberapa besar bagian kepala masuk ke dalam rongga

panggul.

Secara keseluruhan, palpasi bertujuan untuk mendeteksi usia kehamilan

berdasarkan besarnya rahim dan posisi anak dalam rahim. Pemeriksaan palpasi

dilakukan pada bulan keempat ke atas atau pada saat bayi cukup bulan.

2.2.5 Standar Asuhan 10T

Dalam Permenkes RI 2019, standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang

memenuhi 10 T, meliputi:

1) Pengukuran berat badan.

2) Pengukuran tekanan darah (Tensi)

3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).

4) Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU)

5) Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).

6) Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT).

7) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.

8) Tes Laboratorium.

9) Tatalaksana/penanganan kasus.
12

10) Temu wicara (konseling).

2.2.6 Langkah-langkah Asuhan Kehamilan

Sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI,

maka langkah-langkah asuhan kebidanan yang harus diberikan oleh bidan kepada

ibu hamil demi terciptanya pelayanan antenatal yang berkualitas, yaitu: :

a. Pengukuran tinggi badan cukup satu kali, bila tinggi badan < 145cm, maka

faktor risiko panggul sempit, kemungkinan sulit melahirkan secara normal.

Kemenkes, 2016)

b. Penimbangan berat badan setiap kali periksa, sejak bulan ke-4

pertambahan BB paling sedikit 1 kg/bulan (Kemenkes, 2016). Kenaikan

berat badan dapat diukur normal atau tidak dengan menentukan IMT ibu

hamil sebelum hamil. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index

(BMI) merupakan alat atau cara sederhana untuk memantau status gizi

orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan

berat badan (Supariasa, 2016). Indeks Massa Tubuh didefinisikan sebagai

berat badan seseorang dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter

(kg/m2) (Irianto, 2017).

Tabel 2.1
Kenaikan BB wanita hamil
berdasarkan BMI atau IMT sebelum hamil
Kategori BMI Rentang Kenaikan BB yang
Dianjurkan
Rendah ( BMI < 18,5 ) 12 - 18 kg
Normal ( BMI 18,5-24,9) 11,5 -16 kg
Gemuk ( BMI 25;29,9 ) 7 - 11,5 kg
Obesitas ( BMI > 30 ) 5-6 kg
Sumber (Kemenkes RI. 2020)
13

c. Pengukuran tekanan darah (tensi), tekanan darah normal 120/80mmHg.

Bila tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90mmHg, ada faktor

risiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam kehamilan. (Kemenkes,

2016)

d. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA), bila LiLA < 23,5cm

menunjukkan ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis (Ibu hamil KEK)

dan berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). (Kemenkes,

2016)

e. Pengukuran tinggi Rahim (TFU).

Pengukuran Tinggi Fundus Uteri merupakan suatu cara untuk mengukur

besa Rahim dari tulang kemaluan ibu hingga batas pembesaran perut tepatnya

pada puncak fundus uteri. Dari pemeriksaan tersebut dapat diketahui pertumbuhan

janin sesuai dengan usia kehamilan. (Kemenkes, 2016).

Tabel 2.2
Nilai Normal TFU Sesuai Umur Kehamilan,
Untuk Memantau Pertumbuhan Janin :
Umur Kehamilan TFU TFU Leopold
12 minggu - 1-2 jari di atas simfisis
16 minggu - Pertengahan simfisis –
pusat
20 minggu 20 mg (± 2 cm) 2-3 jari di bawah pusat
22-27 minggu Umur kehamilan Setinggi Umbilikus
dalam minggu = cm
(± 2 cm
28 minggu 28 cm (± 2 cm Pertengahan pusat – PX
29-35 minggu Umur kehamilan 3 jari dibawah PX
dalam minggu = cm
(± 2 cm)
36-40 minggu 36 cm (± 2 cm) Pada PX atau
pertengahan
Sumber : Kemenkes.2016
14

f. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan denyut jantung

janin, apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala

belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah

lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari

160 kali/ menit menunjukkan ada tanda gawat janin, segera rujuk.

(Kemenkes, 2016)

g. Penentuan status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT), oleh petugas untuk

selanjutnya bilamana diperlukan mendapatkan suntikan tetanus toksoid

sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah tetanus pada ibu dan

bayi. (Kemenkes, 2016)

Tabel 2.3 Penentuan Status Imunisasi TT


Antigen Interval Lama Presentase
(Waktu Perlindungan Perlindungan
Minimal) (Tahun)
TT1 Pada kunjungan
pertama (sedini - -
mungkin pada
kehamilan
TT2 4 minggu 3 80
setelah TT1
TT3 6 bulan setelah 5 95
TT2
TT4 1 tahun setelah 10 99
TT3
TT5 1 tahun setelah 25-Seumur 99
TT4 Hidup
h. Pemberian tablet tambah darah, dan ibu hamil sejak awal kehamilan

minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet

tambah darah diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa mual.

(Kemenkes, 2016)
15

i. Tes laboratorium :

1) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila

diperlukan. (Kemenkes, 2016):

2) Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah

(Anemia). Hemoglobin (Hb) darah merupakan parameter yang digunakan

untuk menetapkan prevalensi anemia. Volume plasma yang bertambah

besar menyebabkan konsentrasi hemoglobin agak berkurang selama

kehamilan. Akibatnya, kekentalan darah secara keseluruhan berkurang.

Nilai normal Hb pada akhir kehamilan rata-rata 12,5 g/dL, dan sekitar 5%

wanita hamil memiliki kadar Hb kurang dari 11,0 g/dL. Nilai Hb di bawah

11,0 g/dL terutama pada akhir kehamilan perlu dianggap abnormal dan

biasanya disebabkan oleh defisiensi besi dan bukan karena hipervolemia

kehamilan. (Sikoway, dkk. 2020)

3) Tes pemeriksaan urine (air kencing), untuk mengetahui apakah di urine ibu

terdapat glukosa atau protein (Kemenkes, 2016):

4) Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti malaria, HIV, Sifilis

dan lain lain. (Kemenkes, 2016):

5) Tes pemeriksaan feses untuk mendeteksi cacingan pada ibu hamil

Status kecacingan seseorang dapat dipastikan dengan menemukan telur

cacing pada pemeriksaan laboratorium tinja. Pemeriksaan tinja terdiri dari

pemeriksaan mikroskopik dan makroskopik. Pemeriksaan mikroskopis

terdiri dari dua pemeriksaan yaitu pemeriksaan kualitatif dan kuantitatif.

Pemeriksaan kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti


16

pemeriksaan langsung (direct slide) yang merupakan pemeriksan rutin

yang dilakukan, metode flotasi/pengapungan, metode selotip, teknik

sediaan tebal dan metode sedimentasi. Metode natif (direct slide)

merupakan gold standard pemeriksaan kualitatif tinja karena sensitif,

murah, mudah dan pengerjaan cepat, namun kurang sensitif pada infeksi

ringan. Metode lain yang sering digunakan untuk pemeriksaan kualitatif

tinja adalah metode sedimentasi. Pemeriksaan dengan metode sedimentasi

menggunakan larutan dengan berat jenis yang lebih rendah dari organisme

parasit, sehingga parasit dapat mengendap di bawah. Metode ini terdiri dari

metode sedimentasi biasa yang hanya memanfaatkan gaya gravitasi, dan

metode sedimentasi Formol-Ether (Ritchie) yang menggunakan gaya

sentrifugal dan larutan formalin-eter pada cara kerjanya (Suraini et al.,

2020).

Infeksi kecacingan dapat menyebabkan anemia karena dapat menyebabkan

penurunan asupan makanan dan malabsorpsi nutrisi sehingga penurunan

berat badan atau kesulitan menaikan berat badan. Selain itu, perdarahan di

saluran cerna karena penempelan cacing pada mukosa usus merupakan

penyebab tersering pada anemia karena kecacingan (Rahayu, 2018).

j. Tata laksana atau mendapatkan pengobatan, jika ibu mempunyai masalah

kesehatan pada saat hamil. (Kemenkes, 2016)

k. Konseling atau Temu Wicara. Tenaga kesehatan memberi penjelasan

mengenai perawatan kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan

dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI
17

eksklusif, Keluarga Berencana dan imunisasi pada bayi. Penjelasan ini

diberikan secara bertahap pada saat kunjungan ibu hamil. (Kemenkes,

2016)

2.2.7 Trimester Kehamilan

Pembagian kehamilan dibagi dalam 3 trimester :

a. Trimester I, dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan (0-12minggu)

b. Trimester II, dimulai dari bulan keempat sampai enam bulan (13-

28minggu)

c. Trimester III dari bulan tujuh sampai Sembilan bulan (29-42minggu).

(Fatimah,dkk. 2017)

2.2.8 Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Kehamilan Trimester III

a. Perubahan psikologis pada kehamilan trimester III

Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan

menjadi orang tua. Periode ini juga disebut periode menunggu dan waspada sebab

merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya

perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu pada bayi yang akan dilahirkan

nanti (Tyastuti, 2016).

Disamping hal tersebut ibu sering mempunyai perasaan :

1) Kadang – kadang merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu –

waktu

2) Meningkatnya kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala persalinan

3) Khawatir bayinya lahir dalam keadaan tidak normal

4) Takut akan rasa sakit yang timbul pada saat persalinan


18

5) Rasa tidak nyaman

6) Kehilangan perhatian khusus yang diterima selama kehamilan sehingga

memerlukan dukungan baik dari suami, keluarga maupun tenaga

kesehatan.

7) Persiapan aktif untuk bayi dan menjadi orang tua (Tyastuti, 2016).

Selain itu, perubahan – perubahan ini juga normal dirasakan oleh ibu hamil

pada trimester ketiga, diantaranya : berat badan ibu meningkat, adanya tekanan

pada organ dalam, adanya perasaan tidak nyaman karena janinnya semakin besar,

adanya perubahan gambaran diri (konsep diri, tidak mantap, merasa terasing, tidak

dicintai, merasa tidak pasti, takut, juga senang karena kelahiran sang bayi).

Adanya kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin

terdapat periode tidak semangat dan depresi, ketika bayi membesar dan

ketidaknyamanan bertambah. Calon ibu mudah lelah dan menunggu dampaknya

terlalu lama (Tyastuti, 2016).

Sekitar 2 minggu sebelum melahirkan, sebagian besar wanita mulai

mengalami perasaan senang. Kecuali bila terdapat masalah fisik, kegembiraan ini

terbawa sampai proses persalinan, suatu periode dengan stress yang tinggi. Reaksi

calon ibu terhadap persalinan ini secara umum tergantung pada persiapan dan

persepsinya terhadap kejadian ini. Perasaan sangat gembira yang dialami ibu

seminggu sebelum persalinan mencapai klimaksnya sekitar 24 jam sebelum

persalinan (Tyastuti, 2016).


19

b. Penyesuaian atau adaptasi psikologis pada trimester III

Adaptasi psikologis pada trimester III meliputi : aktifitas yang menunjang

persiapan persalinan (penyuluhan, konsultasi) bersifat mental dan fisiologis, siap

menjadi orang tua, menerima potensi – potensi yang terjadi dan perubahan –

perubahan fisik, rasa sakit. Memahami bayi adalah bagian akhir dirinya, dan itu

sangat berarti serta membahagiakan (Megasari, 2015).

2.2.9 Perubahan Fisiologis pada Kehamilan Trimester III (Prawirohardjo,

2014)

1) Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan

melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus

mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat

selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa

minggu setelah persalinan. Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan

sel-sel otot, sementara produksi miosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan

dengan hal itu terjadi akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan

otot luar. Daerah korpus pada bulan-bulan tersebut akan menebal, tetapi dengan

seiring dengan bertambahnya usia kehamilan akan menipis. Pada akhir kehamilan

ketebalan hanya sekitar 1,5 cm bahkan kurang.

2) Serviks

Serviks manusia merupakan organ yang sangat kompleks dan heterogen

yang mengalami perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan persalinan.

Bersifat seperti katup yang bertanggung jawab menjaga janin di dalam uterus
20

sampai akhir kehamilan dan selama persalinan. Pada perempuan yang tidak hamil

berkas kolagen pada serviks terbungkus rapat dan beraturan. Selama kehamilan

kolagen secara aktif disintesis dan secara terus menerus diremodel oleh

kolagenase, yang disekresi oleh sel-sel serviks dan neutrofil. Kolagen didegradasi

oleh kolagenase intraseluler yang menyingkirkan struktur prokolagen yang tidak

sempurna untuk mencegah pembentukan kolagen yang lemah, dan kolagenese

ekstraseluler yang secara lambat akan melemahkan matriks kolagen agar

persalinan dapat berlangsung.

Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan lebih lanjut dari

konsentrasi kolagen. Konsentrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang

relatif dilusi dalam peningkatan rasio dekorin terhadap kolagen. Karena serabut

terdispersi, konsentrasi air meningkat seperti juga halnya asam hialuronat dan

glikosaminoglikan. Asam hialuronat disekresikan oleh fibroblas dan memiliki

afinitas yang tinggi terhadap molekul air. Penurunan konsentrasi kolagen lebih

lanjut ini secara klinis terbukti dengan melunaknya serviks. Beberapa perubahan

ini berhubungan dengan dispersi kolagen yang terjadi lebih awal pada kehamilan

dan mengakibatkan keadaan patologis seperti serviks inkompeten.

3) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel

baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium.

Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan

setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah yang

relatif minimal. Relaksin, suatu hormon protein yang mempunyai struktur mirip
21

dengan insulin dan insulin like growth factor I & II, disekresikan oleh korpus

luteum, desidua, plasenta, dan hati. Aksi biologi utamanya adalah dalam proses

remodelling jaringan ikat pada saluran reproduksi yang kemudian akan

mengakomodasi kehamilan dan keberhasilan proses persalinan.

4) Vagina dan perineum


Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas

pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat

berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda Chadwick. Perubahan ini meliputi

penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel

otot polos. Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan

persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan

meningkatkan ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel

otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina.

5) Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,

kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha.

Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae

kemerahan itu seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang

merupakan sikatrik dari striae sebelumnya. Pada banyak perempuan kulit digaris

pertengahan perutnya (Linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang

disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang akan muncul dalam ukuran yang

bervariasi pada wajah dan leher yang disebut dengan choalasma atau melasma

gravidarum.
22

Selain itu, pada areola dan daerah genital juga akan terlihat pigmentasi

yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya akan hilang atau sangat

jauh berkurang setelah persalinan. Kontrasepsi oral juga bisa menyebabkan terjadi

hiperpigmentasi yang sama. Perubahan ini dihasilkan dari cadangan melanin pada

daerah epidermal dan dermal yang penyebab pastinya belum diketahui. Adanya

peningkatan kadar serum melanocyte stimulating hormone pada akhir bulan kedua

masih sangat diragukan sebagai penyebabnya. Estrogen dan progesteron diketahui

mempunyai peran dalam melanogenesis dan diduga bisa menjadi factor

pendorongnya.

6) Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi

lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-

vena di bawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar,

kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan

yang disebut dengan kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar –

kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu

belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin ditekan oleh prolaktin inhibiting

hormone. Setelah persalinan kadar progesteron dan estrogen akan menurun

sehingga pengaruh inhibiti progesteron terhadap laktalbulmin akan hilang.

Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis laktose dan pada akhirnya akan

meningkatkan produksi air susu.


23

7) Perubahan Metabolik
Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan

menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg, sementara pada perempuan

dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan per minggu

masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.

Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan adalah suatu hal yang

fisiologis. Hal ini disebabkan oleh turunnya osmolaritas dari 10 mOsm/kg yang

diinduksi oleh makin rendahnya ambang rasa haus dan sekresi vasopresin. Pada

saat aterm ±3,5 cairan berasal dari janin, plasenta, dan cairan amnion, sedangkan

3 liter lainnya berasal dari akumulasi peningkatan volume darah ibu, uterus, dan

payudara sehingga minimal tambahan cairan selama kehamilan adalah 6,1.

8) Sistem Kardiovaskular
Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini terjadi

untuk mengurangi resistensi vaskular sistematik. Selain itu juga terjadi

peningkatan denyut jantung. Antara minggu ke-10 dan 20 terjadi peningkatan

volume plasma sehingga juga terjadi peningkatan preload . Sejak pertengahan

kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta bawah

ketika berada dalam posisi terlentang.

Penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik ke vena ke

jantung. Akibatnya, terjadinya penurunan preload dan cardiac output sehingga

akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang dikenal dengan sindrom

hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup berat akan mengakibatkan ibu

kehilangan kesadaran. Penekanan pada aorta ini juga akan mengurangi aliran
24

darah uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester terakhir posisi terlentang akan

membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan posisi miring.

9) Traktus Digestivus
Perubahan yang nyata akan terjadi pada penurunan motilitas otot polos

pada traktus digestivus dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin

dilambung sehingga akan menimbulkan gejala berupa pyrosis (heartburn) yang

disebabkan oleh refluks asam lambung ke esofagus bagian bawah. Mual terjadi

akibat penurunan asam hidroklorid dan penurunan motilitas, serta konstipasi

sebagai akibat penurunan motilitas usus besar.

10) Traktus Urinarius


Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh

uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan

ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga

panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas

panggul, keluhan itu akan timbul kembali.

11) Sistem Endokrin


Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ±135 %. Akan

tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam kehamilan. Pada

perempuan yang mengalami hipofisektomi persalinan dapat berjalan dengan

lancar. Hormon prolaktin akan meningkat 10x lipat pada saat kehamilan aterm.

Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun. Hal ini

juga ditemukan pada ibu-ibu yang menyusui.


25

12) Sistem Muskuloskeletal


Lordosis yang progresif akan menjadi buruk yang umum pada kehamilan.

Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior , lordosis menggeser

pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai. Sendi sakroilliaka,

sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan karena

pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu

dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah panggul

terutama pada akhir kehamilan.

2.2.10 Teknik Pemeriksaan Palpasi Kehamilan

Palpasi leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi untuk

menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan palpasiabdomen.

Palpasileopold terdiri dari 4 langkah (Lammarisi, 2015) yaitu:

1) Leopold I

Leopold I bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian lain

yang terdapat pada bagian fundus uteri)

2) Leopold II

Leopold II bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil janin

di sepanjang sisi maternal

3) Leopold III

Leopold III bertujuan untuk membedakan bagian persentasi dari janin dan

sudah masuk dalam pintu panggul

4) Leopold IV

Leopold IV bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada


26

pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi

sudah masuk pintu atas panggul Memberikan informasi tentang bagian presentasi:

bokong atau kepala, sikap/attitude (fleksi atau ekstensi), dan station (penurunan

bagian presentasi)

Secara keseluruhan, palpasi bertujuan untuk mendeteksi usia kehamilan

berdasarkan besarnya rahim dan posisi anak dalam rahim. Pemeriksaan palpasi

dilakukan pada bulan keempat ke atas atau pada saat bayi cukup bulan.

2.2.11 Menentukan Taksiran Berat Badan Janin

Johnson dan Tausack (1954) menggunakan suatu metode untuk

menaksirkan berat badan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri (TFU),

yaitu dengan mengukur jarak antara tepi atas simfisis pubis sampai puncak fundus

uteri dengan mengikuti lengkungan uterus, memakai pita pengukur dalam

centimeter dikurangi 11, 12, atau 13 hasilnya dikalikan 155, didapatkan berat

badan bayi dalam gram.

Rumus Johnson dan Tausack (1954) :

TBJ (Taksiran Berat Janin) = (tinggi fundus uteri (cm) – N) x 155 gram

Keterangan :

N = 13 bila kepala belum melewati pintu atas panggul

N = 12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika

N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina iskiadika

2.2.12 Kebutuhan Ibu Hamil

1) Kebutuhan Energi

Bagi ibu yang sedang hamil, energi tidak hanya dibutuhkan tubuh untuk
27

menjaga kebutuhan dasar energi dan aktifitas fisik, tetapi juga utuk pertumbuhan

janin dan perkembangan jaringan tubuh ibu. Karena jantung dan paru – paru ibu

hamil bekerja lebih keras selama kehamilan, maka metabolisme dalam tubuh juga

akan mengalami peningkatan. Peningkatan kebutuhan ini terutama terjadi pada

trimester kedua dan ketiga selama kehamilan. Pada trimester pertama, tidak terjadi

perubahan yang terlalu signifikan (Andriyani, 2016).

2) Kebutuhan protein

Protein merupakan struktur utama dari komponen seluruh sel dalam tubuh.

Selain berfungsi sebagai penyusun otot, enzim, dan hormon pada perempuan

hamil, protein akan terkumpul untuk mendukung pertumbuhan janin, rahim,

volume darah, plasenta dan pertumbuhan otot ibu (Andriyani, 2016).

3) Kebutuhan karbohidrat

Peran utama karbohidrat adalah utuk memberikan energi bagi sel tubuh,

terutama untuk otak, sistem saraf, sel darah merah, dan sel darah putih. Janin juga

menggunakan gula sebagai sumber energi utama untuk pertumbuhannya.

Beberapa bahan makanan yang merupakan sumber karbohidrat adalah nasi, roti,

tepung – tepungan, dan kentang. Bahan makanan ini merupakan sumber

karbohidrat dalam bentuk pati jenis makanan tersebut dapat memberikan rasa

kenyang tanpa memberikan kalori yang terlalu banyak (Andriyani, 2016).

4) Kebutuhan lemak

Selain berfungsi sebagai sumber energi, lemak juga berfungsi sebagai

pelarut vitamin yang penting bagi pertumbuhan. Tidak hanya itu, beberapa jenis

asam lemak seperti docosahexaenoic acid (DHA) akan terkumpul dan


28

berpartisipasi dalam perkembangan otak janin. Selain dapat diperoleh dari

makanan, DHA juga diperoduksi dalam tubuh dari linoleat acid (LA) (Andriyani,

2016).

5) Kebutuhan Asam Folat

Asam folat merupakan zat gizi yang penting dalam pembentukan sel darah

merah. Selama kehamilan, kebutuhan ibu terhadap zat gizi juga meningkat.

Peningkatan kebutuhan asam folat ini juga ditunjukan untuk mengurangi risiko ini

yang dikandung menderita neural tube defect (NTD) (Andriyani, 2016).

Sel darah memerlukan asam folat untuk pematangan sel. Jumlah asam folat

yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram perhari. Kekurangan asam

folat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil (Prawiroharjo, 2014)

6) Fe (zat besi)

Kebutuhan Fe untuk ibu hamil meningkat untuk pertumbuhan janin. Zat

besi akan disimpan oleh janin dihati selama bulan pertama sampai dengan bulan

keenam kehidupannya untuk ibu hamil pada trimester ketiga harus meningkatkan

zat besi untuk kepentingan kadar Hb dalam darah untuk transfer pada plasenta,

janin dan persiapan kelahiran. Kebutuhan Fe selama kelahiran 6 minggu/1.000 kal

(Andriyani, 2016).

Kebutuhan zat besi tiap trimester sebagai berikut:

- Trimester I : Kebutuhan zat besi ±1mg/hari (kehilangan basal 0,8 mg/hari)

ditambah 30 – 40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah.


29

- Trimester II : Kebutuhan zat besi ±5mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari

ditambah kebutuhan janin dan sel darah merah 300 mg/hari dan konseptus

115 mg.

- Trimester III : Kebutuhan zat besi 5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8

mg/hari) ditambahan kebutuhan sel darah merah 150mg/hari, konseptus

223 mg.

Sumber Fe yang baik untuk dikonsumsi bagi ibu hamil adalah dari sumber

hewani karena bernilai biologis yang tinggi. Zat besi banyak terdapat pada daging,

hati, dan sayuran hijau seperti: bayam, kangkung, dan singkong, daun pepaya dan

sebagainya (Andriyani, 2016).

Dosis tablet Fe yang diberikan kepada ibu hamil untuk pencegahan yang

diberikan kepada ibu hamil sampai masa nifas satu tablet perhari (60 mg besi

elemental dan 400 mcg asam folat). Untuk mencegah anemia, diberikan minimal

90 (sembilan puluh) tablet selama kehamilan dan dalam 42 hari setelah

melahirkan (Kemenkes, 2020)

7) Kebutuhan vitamin B6

Vitamin B6 sangat penting untuk menunjang pertumbuhan janin karena

berfungsi mengatur pembentukan beberapa jenis asam amino didalam tubuh.

Kebutuhan vitamin B6 ibu hamil sekitar 1,9 mg perhari namun, konsumsi vitamin

B6 dalam jumlah tinggi (25mg sebanyak 3 kali perhari). Dapat secara efektif

mengurangi gejala mual dan muntah yang dialami ibu selama kehamilan. Untuk

memperoleh vitamin ini dalam jumlah tinggi, ibu dapat mengkonsumsi susu

khusus ibu hamil yang sudah difortifikasi (diperkaya zat gizinya). (Andriyani,
30

2016).

Vitamin B6 hampir tersedia dalam setiap bahan makanan. Daging, ikan,

telur, dan susu merupakan sumber vitamin B6 yang baik. Selain itu, beberapa

jenis sayuran juga banyak mengandung vitamin ini. Salah satu buah yang

mengandung vitamin ini. Salah satu buah yang mengandung vitamin B6 dalam

jumlah tinggi adalah pisang (Andriyani, 2016).

8) Yodium

Yodium merupakan salah satu mineral untuk pembentukan hormone

tiroksin yang dibutuhkan untuk pembentukan janin, serta untuk mengatasi

kekurangan yodium selama kehamilan yang hilang melalui urine. Untuk ibu hamil

kebutuhan yodium selama kehamilan yodium adalah 125 mikrogram/hari

(Andriyani, 2016).

9) Kebutuhan Zat Gizi

Ibu harus memperhatikan asupan zat besi yang mencukupi kebutuhan

tubuh. Jika terjadi kekurangan zat besi, maka ibu akan menderita anemia yang

ditandai dengan kadar hemoglobin darah kurang dari 11g/dL. Anemia yang terjadi

selama kehamilan dapat berakibat fatal. Perempuan yang mengalami anemia

kurang dapat mentoleransi perdarahan selama persalinan dan mudah mengalami

infeksi. Untuk mencegah anemia ada beberapa cara yang dapat dilakukan ibu

selama hamil. Salah satunya, membiasakan diri untuk mengkonsumsi makanan

yang kaya zat besi dan mengkonsumsi suplemen penambah darah (pil besi)

selama kehamilan (Andriyani, 2016).

Salah satu sumber zat besi yang cukup tinggi adalah hati. Namun, karena
31

bahan makanan ini mengandung banyak vitamin A, maka konsumsinya sebaiknya

dikurangi atau tidak mengkonsumsi hati dalam jumlah yang berlebihan. Selain itu,

seafood, daging sapi, dan daging ayam juga terhitung tinggi zat besi. Sementara

itu, sumber zat besi dari bahan nabati yang baik bagi ibu hamil diantaranya

kacang-kacangan dan sayuran (Andriyani, 2016).

10) Kebutuhan magnesium

Magnesium merupakan mineral yang berperan penting bagi tubuh manusia

karena berfungsi untuk mendukung reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh.

Sumber magnesium didalam makanan sangat bervariasi. Sayuran, buah, dan

produk hewani merupakan sumber magnesium yang sering dikonsumsi manusia.

Institute of Medicine menyebutkan ibu hamil yang mengkonsumsi suplemen

magnesium lebih jarang mengalamipreeklampsia dan intrauterine growth

rectriction (IUGR) atau gangguan pertumbuhan janin di dalam uterus (Andriyani,

2016).

Ibu membutuhkan setidaknya 360 mg magnesium setiap hari selama hamil.

Kebutuhan ini dapat dipenuhi dari makanan. Jika asupan ibu dirasa tidak

mencukupi kebutuhan, maka ibu dapat mengkonsumsi suplemen magnesium. Hal

ini penting karena asupan magnesium yang rendah dapat menyebabkan ibu lebih

mudah mengalami kram dibagian kaki (Andriyani, 2016).

11) Kebutuhan Kalsium

Sebagian besar jumlah kalsium berada di dalam tulang. Namun, di seluruh

tubuh pun sebenarnya terdapat kalsium. Selama hamil, tubuh ibu membutuhkan

kalsium lebih banyak karena akan digunakan untuk pembentukan tulang pada
32

janin di dalam kandungan. Karena alasan tersebut, jika ibu hamil mengalami

kekurangan kalsium, maka tubuh akan mengambilnya dari tulang. Hal ini dapat

menyebabkan tulang menjadi lebih rapuh dan mudah rusak (Andriyani, 2016).

Ibu perlu mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup selama

kehamilan. Sumber kalsium yang baik dan mudah diserap adalah yang berasal

dari susu. Selain itu, ibu dapat memanfaatkan kalsium dari makanan nabati

walaupun dengan tingkat penyerapan yang lebih rendah. Kalsium dari tanaman

sulit diserap karena mengandung senyawa tertentu yang mampu mengurangi

penyerapan kalsium seperti asam fitat (Andriyani, 2016).

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium

dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan

rangka. Sumber kalsium diperoleh dari ikan, tahu, tempe, pisang, mangga, apel,

jeruk, alpukat, brokoli, sawi, sayur bayam, kacang susu, keju, yogurt, dan kalsium

karbonat (Prawirohardjo, 2016).

12) Vitamin E

Dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi ibu dan janinnya saja, karena Vitamin

E terdapat pada asam lemak esensial yaitu : asam lemak lenoleate (Andriyani,

2016).

13) Vitamin A

Dibutuhkan untuk peralatan atau organ reproduksis ibu dan perkembangan

janin atau fetus (Andriyani, 2016).

14) Vitamin K

Diberikan untuk menghindari terjadinya kelainan darah pada janin


33

(Andriyani, 2016).

15) Vitamin C

Dibutuhkan 60mg/hari untuk ibu hamil, Vitamin C dibutuhkan untuk

pembentukan substansi ekstraseluler jaringan pada janin (Andriyani, 2016).

16) Vitamin B

Dibutuhkan untuk ibu hamil cukup tinggi karena berperan sebagai koenzim

agar zat gizi kalori protein dapat diganti sebagai energy (Andriyani, 2016).

2.2.13 Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III

Ketika bidan mengikuti langkah-langkah proses manajemen kebidanan,

bidan harus waspada terhadap tanda-tanda bahaya dalam kehamilan. Tanda-tanda

bahaya ini, jika tidak dilaporkan atau terdeteksi, dapat mengakibatkan kematian

ibu. Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu

bagaimana mengenali tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan untuk datang ke

klinik dengan segera jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut (Romauli,

2014).

Menurut Romauli, 2014 tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan

diantisipasi dalam kehamilan lanjut, adalah :

1) Perdarahan pervaginam

a) Plasenta Previa

Gejala yang terpenting adalah perdarahan tanpa nyeri, biasa terjadi secara

tiba-tiba dan kapan saja. Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta

terletak pada bagian bawah rahim sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati
34

pintu atas panggul. Pada plasenta previa, ukuran panjang rahim berukuran lebih

besar maka pada plasenta previa lebih sering disertai kelainan letak.

b) Solusio Plasenta

Darah dari tempat pelepasan keluar dari serviks dan terjadilah perdarahan

tampak. Kadang-kadang darah tidak keluar, terkumpul dibelakang plasenta.

Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi menimbulkan tanda yang lebih

khas (rahim keras seperti papan) karena seluruh perdarahan tertahan didalam.

Umumnya berbahaya karena jumlah perdarahan yang keluar tidak sesuaai dengan

beratnya syok. Nyeri abdomen pada saat dipegang, palpasi sulit dilakukan, fundus

uteri makin lama makin naik dan bunyi jantung biasanya tidak ada.

2) Sakit kepala yang hebat

Wanita hamil mengeluh nyeri kepala yang hebat. Sakit kepala seringkali

merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang

menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak

hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat ibu

mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit

kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preeklampsia.

3) Penglihatan kabur

Wanita hamil mengeluh penglihatan yang kabur. Karena pengaruh

hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan

ringan (minor) adalah normal. Masalah visual yang mengindikasikan keadaan

yang mengancam adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya pendangan

kabur dan berbayang. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai sakit kepala
35

yang hebat dan mungkin menandakan preeklampsia.

4) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan

Hampir dari separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada

kaki yang biasanya muncul pada sore hari akan biasanya hilang setelah

beristirahat dengan meninggikan kaki. Bengkak biasanya menunjukkan adanya

masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah istirahat

dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda

anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia.

5) Keluar cairan pervaginam

Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester III. Ketuban

dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.

Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm (sebelum

kehamilan 37 minggu) maupun pada kehamilan aterm. Normalnya selaputketuban

pecah pada akhir kala I atau awal kala.

6) Gerakan janin tidak terasa

Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan trimester III.

Normalnya ibu mulai merasakan janinnya bayinya lebih awal. Jika bayi tidur,

gerakannya akan melemah. Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu

berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Gejala

yang akan terjadi gerakan bayi kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam.

7) Nyeri perut yang hebat

Ibu mengeluh nyeri perut pada kehamilan trimester III. Nyeri abdomen

yang berhubungan dengan persalinan normal adalah normal. Nyeri abdomen yang
36

mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang

hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti

apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan

preterm, grastitis, penyakit atau infeksi lain.

2.2.14 Ketidaknyamanan Fisiologis Kehamilan Trimester III

Tidak semua wanita mengalami semua ketidaknyamanan yang umum

muncul selama kehamilan, tetapi banyak wanita mengalaminya dalam tingkat

ringan hingga berat. Ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III yaitu:

1) Haemoroid

Haemoroid merupakan pelebaran vena dari anus. Haemoroid dapat

bertambah besar ketika kehamilan karena adanya kongesti darah dalam rongga

panggul. Penanganan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara menghindari

konstipasi dan kompres air hangat/dingin pada anus. (Hutahaean, 2013).

2) Sering Buang Air Kecil (BAK)

Janin yang sudah sedemikian membesar menekan kandung kemih ibu.

Akibatnya kapasitas kandung kemih jadi terbatas sehingga ibu sering ingin BAK.

Dorongan ingin BAK tersebut akan menganggu istirahat ibu termasuk di malam

hari. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi keluhan

tersebut adalah ibu disarankan untuk tidak minum saat 2-3 jam sebelum tidur dan

menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih sesaat sebelum tidur.

(Hutahaean, 2013).

3) Pegal-pegal

Biasanya penyebab bisa karena ibu hamil kekurangan kalsium atau karena
37

ketegangan otot. Pada kehamilan trimester III ini dapat dikatakan ibu membawa

beban yang berlebih seiring peningkatan berat badan janin dalam rahim. Otot-otot

tubuh juga mengalami pengenduran sehingga mudah merasa lelah. Hal inilah yang

membuat posisi ibu hamil dalam beraktifitas apa pun jadi terasa serba salah.

Penanganan yang dapat diberikan untuk mengurangikalsium dan menyempatkan

ibu untuk melakukan peregangan pada tubuh. (Hutahaean, 2013).

4) Perubahan libido

Perubahan Libido pada ibu hamil dapat terjadi karena beberapa penyebab

seperti kelelahan dan perubahan yang berhubungan dengan tuanya kehamilan

mungkin terjadi pada trimester ketiga, seperti kurang tidur dan ketegangan.

Penanganan yang dapat diberikan yaitu dengan memberikan informasi tentang

perubahan atau masalah seksual selama kehamilan adalah normal dan dapat

disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen atau kondisi psikologis. (Hutahaean,

2013).

5) Sesak nafas

Pada posisi terlentang, berat uterus akan menekan vena cava inferior

sehingga curah jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi

jantung akan turun, hal ini menyebabkan terhambatnya darah yang membawa

oksigen ke otak dan ke janin yang menyebabkan ibu sesak nafas (Hutahaean,

2013).

6) Keputihan

Keputihan merupakan keadaan fisiologis yang dialami ibu hamil trimester

III, akan tetapi keputihan yang dialami oleh wanita hamil juga dapat bersifat
38

patologis. Keputihan fisiologis disebabkan karena leher rahim dan dinding vagina

menjadi lebih lunak dari keadaan sebelum hamil, sehingga aliran darah dan cairan

pada alat reproduksi wanita mengalami peningkatan. Keputihan juga disebabkan

karena hormon estrogen yang meningkat dan memiliki ciri cairan tidak berwarna

atau bening, tidak gatal, tidak berbau, serta dengan jumlah yang tidak terlalu

banyak. Sedangkan keputihan patologis memiliki ciri cairan berwarna putih susu,

keabuan, kehijauan, atau bahkan berwarna kuning seperti krim, konsistensi

lengket, berbau, terasa gatal, serta dengan jumlah yang berlebihan.

Oleh karena itu, untuk mengatasi ketidaknyamanan keputihan pada ibu

hamil dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan dengan mandi setiap hari,

membersihkan alat kelamin dan dikeringkan setiap selesai buang air besar atau

buang air kecil, membersihkan alat kelamin (cebok) dari arah depan ke belakang,

segera mengganti celana dalam apabila basah, memakai celana dalam berbahan

katun karena dapat menyerap keringat dan membuat sirkulasi udara yang baik,

serta tidak dianjurkan memakai cairan pembersih vagina. (Fitriani, D. & Rinata,

E. 2020).

2.2.15 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

a. Pengertian P4K

Program Perencanaan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan

kegiatan yang difasilitasi oleh bidan untuk meningkatkan peran aktif suami,

keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan

persiapan menghadapi komplikasi persalinan. Program Perencanaan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker menjadi salah satu kegiatan Desa
39

Siaga. (Mochtar, 2015)

b. Tujuan P4K

Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan

bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam

merencanakan persalinan yang aman, serta persiapan menghadapi komplikasi dan

tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga ibu dapat melahirkan bayi yang sehat

(Astuti dkk, 2017)

c. Manfaat P4K

1. Percepat fungsi desa siaga

2. Meningkatkan cakupan pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai standar

3. Meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil

4. Meningkatkan kemitraan bidan dan dukun

5. Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini

6. Meningkatnya peserta KB pasca salin

7. Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi

8. Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu serta bayi

Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (Astuti dkk, 2017)

2.3 Asuhan Kebidanan pada Persalinan (Intra Natal Care)

2.3.1 Definisi Persalinan

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)

yang dapat hidup ke dunia luar rahim melalui jalan lahir atau jalan lain (Diana,

2019). Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks sehingga

janin dapat turun ke jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal merupakan
40

proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42

minggu) dengan adanya kontraksi rahim pada ibu. Prosedur secara ilmiah lahirnya

bayi dan plasenta dari rahim melalui proses yang dimulai dengan terdapat

kontraksi uterus yang menimbulkan terjadinya dilatasi serviks atau pelebaran

mulut rahim (Irawati, Muliani, & Arsyad, 2019).

2.3.2 Persiapan Persalinan

Menjelang hari perkiraan lahir dan sebelum tanda-tanda melahirkan itu

muncul (karena kemungkinan anda akan panik dan melupakan barang-barang

perlengkapan melahirkan yang harus dibawa), sebaiknya ibu telah menyiapkan tas

dan memasukkan perlengkapan yang dibutuhkan. Tas anda itu antara lain harus

berisi : baju bukaan depan, celana dalam, pembalut wanita khusus untuk ibu

bersalin, gurita ibu, handuk, sandal, bra untuk menyusui, kaos kaki, sikat gigi,

sisir, sabun, pasta gigi, shampo, beda, deodoran, losion, kertas toilet lembut,

pakaian bayi, sarung kaki, dan tangan bayi, popok bayi, selimut bayi, minyak dan

bedak bayi, handuk bayi, alas plastik/perlak bayi, gulungan kapas, peniti, sabun

cuci, cairan antiseptik, kartu dan catatan kesehatan selama kehamilan, persediaan

makanan ringan (Puspitorini, 2011).

2.3.2.1 Sebab-sebab Terjadinya Persalinan

a. Penurunan kadar progesterone

Selama kehamilan hormon progesteron dan estrogen dalam darah

seimbang, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun dibandingkan

estrogen. Hormon progesteron menimbulkan relaksasi pada otot rahim sedangkan

hormone estrogen menegangkan otot rahim.


41

b. Teori oksitosin

Di akhir kehamilan kadar hormone estrogen dan progesteron menurun

yang mana hormon tersebut mempengaruhi sensitivitas otot rahim dan

menyebabkan kontraksi Braxton Hicks. Hormon oksitosin dikeluarkan oleh

kelenjar hipofisis pars posterior. Apabila kadar homon progesterone menurun,

maka hormon oksitosin akan meningkatkan aktivitas otot – otot rahim yang

memicu terjadinya tanda – tanda persalinan (Kurniawan, 2016).

2.3.2.2 Mekanisme Persalinan Normal

Pada persentasi kepala dan bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun

dan mulai masuk ke dalam rongga panggul. Masuknya kepala melintasi pintu atas

panggul dalam keadaan sinklitismu, yaitu bila arah sumbu kepala janin tegak lurus

dengan bidang pintu atas panggul. Dapat juga dalam keadaan asinklitismus yaitu

arah sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas panggul. Posisi kepala

janin yang fleksi, memasuki ruang panggul. Sampai di dasar panggul kepala janin

dalam keadaan fleksi maksimal. (Prawirohardjo, 2016).

Akibat kombinasi elastis diafragma pelvis dan tekanan intrauterine

disebabkan oleh his yang berulang – ulang, kepala mengadakan rotasi yang

disebut putaran paksi dalam. Ketika kepala janin melakukan putaran paksi dalam,

ubun – ubun kecil akan berputar kearah depan, sehingga di dasar panggul, ubun –

ubun kecil di bawah simfisis. Dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala

mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan. dengan kekuatan his

bersama kekuatan mengejan, berturut-turut lahir kepala bayi yaitu bregma, dahi,

muka, dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir, kepala segera melakukan rotasi
42

yang disebut putaran paksi luar yaitu gerakan kembali ke posisi sebelum putaran

paksi dalam terjadi untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung

bayi. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dahulu, kemudian bahu

belakang. Demikian pula dilahirkan trochanter depan terlebih dahulu, baru

kemudian trochanter belakang, sehingga bayi lahir seluruhnya (Prawirohardjo,

2016).

2.3.3 Tanda-tanda Persalinan

2.3.3.1 Lightening (Penurunan Kepala)

Menjelang minggu ke-36 pada primigravida kepala bayi sudah masuk ke

dalam panggul. Pada multipara kepala janin masuk ke dalam panggul biasanya

terjadi bersamaan dengan proses persalinan. Masuknya kepala janin ke dalam

panggul dapat dirasakan oleh wanita hamil dengan tanda-tanda sebagai berikut:

1. Terasa ringan di bagian atas dan rasa sesak berkurang.

2. Di bagian bawah terasa penuh dan mengganjal

3. Kesulitan saat berjalan

4. Sering berkemih (Sulistyawati, 2014)

2.3.3.2 Terjadinya His/Kontraksi

Adanya perubahan kadar hormone estrogen dan progesterone

menyebabkan oksitosin semakin meningkat dan dapat menjalankan fungsinya

dengan efektif untuk menimbulkan kontraksi atau his permulaan. His permulaan

atau biasa disebut his palsu (Braxton Hicks) mempunyai ciri-ciri yaitu:

1. Rasa nyeri ringan di bagian bawah

2. Datang tidak teratur


43

3. Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda kemajuan

persalinan

4. Durasi pendek

5. Tidak bertambah bila beraktivitas

Sedangkan his persalinan diantaranya yaitu:

1. Pinggang terasa sakit menjalar ke depan

2. Sifat His teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin besar

3. Terjadi perubahan pada serviks

4. Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan, maka

kekuatannya bertambah (Sulistyawati, 2014).

2.3.3.3 Pengeluaran Lendir dan Darah

Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang

menimbulkan :

1. Pendataran dan pembukaan

2. Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis

servikalis terlepas

3. Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah (Sulistyawati,

2014).

2.3.3.4 Pengeluaran Cairan/Air Ketuban

Sebagian pasien mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput

ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetkan persalinan dapat

berlangsung dalam 24 jam. Namun jika ternyata tidak tercapai, maka persalinan

akhirnya diakhiri dengan tindakan tertentu misalnya ekstraksi vakum atau section
44

caesaria. adapun warna ketuban yang normal adalah berwarna putih keruh dan

berbau amis. Warna keruh sampai hijau pada proses persalinan mengindikasikan

adanya kondisi janin yang kurang sejahtera, sehingga membutuhkan tindakan

khusus untuk bayi yang dilahirkan (Sulistyawati, 2014).

2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan

2.3.4.1 Passage (Jalan Lahir)

Tulang panggul ibu terdiri dari 2 tulang koksa (tulang ilium, tulang iskium

dan tulang pubis), 1 tulang sakrum dan 1 tulang koksigis. Dalam proses persalinan

terdapat bidang-bidang hodge yang harus dipelajari untuk menentukan sampai di

mana bagian terendah janin turun ke panggul. Bidang hodge tersebut antara lain:

- Hodge I: bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas

simfisis dan promontorium

- Hodge II: bidang yang sejajar Hodge 1 setinggi bagian bawah simfisis

- Hodge III: bidang yang sejajar Hodge 1 setinggi spina ichiadika

- Hodge IV: bidang yang sejajar Hodge 1 setinggi tulang koksigis

(Sulistyawati, 2014)

Gambar 2.1 Bidang Hodge Pada Panggul


45

2.3.4.2 Power (Kekuatan)

Dipengaruhi oleh his dan juga tenaga meneran ibu. Kekuatan His

menimbulkan putaran paksi dalam, penurunan bagian terendah akan menekan

serviks dimana terdapat fleksus frankenhauser yang menyebabkan refleks untuk

meneran. Sedangkan pada saat meneran, diafragma dan otot-otot dinding

abdomen akan berkontraksi. Dorongan meneran akan semakin meningkat ketika

pasien dalam posisi yang nyaman, misalnya setengah duduk, jongkok, berdiri atau

miring ke kiri. Kombinasi antara his dan tenaga meneran pasien akan

meningkatkan tekanan intrauterus sehingga janin akan semakin terdorong ke luar

(Sulistyawati, 2014).

2.3.4.3 Passenger (Isi Kehamilan)

Hal ini berkaitan dengan janin, plasenta serta air ketuban. Penjelasannya

yaitu (Sulistyawati, 2014) :

1. Bagian terbesar dari janin yaitu kepala. Penolong persalinan berkeyakinan

jika kepala janin sudah lahir, maka bagian tubuh yang lain akan mudah

menyusul. Adanya celah antara bagian-bagian tulang kepala janin

memungkinkan adanya penyisipan antar bagian tulang sehingga kepala

janin dapat mengalami perubahan bentuk dan ukuran. proses ini disebut

molase.

2. Plasenta memiliki struktur bundar atau hampir bulatan penuh, berdiameter

15-20 cm dan tebal 2-2,5 cm. Serta rata-rata yaitu 500 gram dan jumlah

kotiledon rata-rata 20 kotiledon. panjang tali pusat yaitu rata- rata 50 cm.
46

3. Air ketuban memiliki fungsi yaitu melindungi janin dari benturan,

memungkinkan janin bergerak bebas, menstabilkan suhu tubuh janin agar

tetap hangat. Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira

500 – 1000 cc.

2.3.4.4 Psikologis Ibu

Perasaan positif berupa kelegaan hati yaitu muncul rasa bangga bisa

melahirkan anaknya. Adapun psikologis yang mempengaruhi yaitu (Ilmiah, 2015)

1. Kondisi psikologis ibu sendiri, emosi dan persiapan intelektual.

2. Pengalaman melahirkan sebelumnya.

3. Kebiasaan adat

4. Dukungan dari orang terdekat.

2.3.4.5 Penolong

Peran penolong persalinan dalam hal ini bidan adalah mengantisipasi dan

menangani komplikasi yang mungkin bisa terjadi pada ibu dan janin. Proses

tergantung dari kemampuan/skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi

proses persalinan (Ilmiah, 2015).

2.3.5 Tahapan Persalinan

2.3.5.1 Kala I (Pembukaan)

Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0-10

cm (pembukan lengkap). Proses ini terbagi menjadi dua fase yaitu (Sulistyawati,

2014):

1. Fase laten (8 jam) dimana serviks membuka sampai 3 cm


47

2. Fase aktif (7 jam) dimana servik membuka dari 4-10 cm. Kontraksi lebih

kuat dan sering terjadi di fase akif

Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat

sehingga parturient (ibu yang sedang bersalin) masih dapat berjalan-jalan.

Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan pada

multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve friedman, diperhitungkan

pembukaan primigravida 1 cm per jam dan pembukaan multigravida 2 cm per

jam/1 cm per 30 menit.

Asuhan yang dapat diberikan pada kala I yaitu :

1. Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri karena menurut teori

(Saifuddin, 2014), tidak dianjurkan untuk tidur terlentang karena jika ibu

berbaring terlentang, berat uterus dan isinya (janin, cairan ketuban,

plasenta, dll) akan menekan vena cava inferior, hal ini dapat

mengakibatkan berkurangnya aliran darah dari ibu ke plasenta, sehingga

menyebabkan hipoksia atau defisiensi oksigen pada janin

2. Teknik relaksasi bernafas merupakan teknik pereda nyeri yang banyak

memberikan masukan terbesar karena teknik relaksasi dalam persalinan

dapat mencegah kesalahan yang berlebihan pasca persalinan. Adapun

relaksasi bernapas selama proses persalinan dapat mempertahankan

komponen sistem saraf simpatis dalam keadaan homeostasis sehingga tidak

terjadi peningkatan suplai darah,mengurangi kecemasan dan ketakutan

agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan (Sukarta,

2016)
48

3. Tidak menahan keinginan BAB dan BAK agar kepala bayi cepat turun.

Menganjurkan ibu tidak menahan BAK karena kandung kemih yang penuh

menyebabkan gangguan kemajuan persalinan dan menghambat turunnya

kepala janin (Ilmiah, 2015)

4. Mengajarkan teknik meneran yang baik dan benar. yaitu gigi ketemu gigi

pandangan lihat ke perut kedua tangan dislipkan di lipatan kaki, Ruptur

perineum saat ini masih menjadi masalah, karena masih banyak didapatkan

ibu bersalin dengan ruptur perineum yang disebabkan oleh berbagai faktor

salah satunya adalah teknik meneran. Sehingga tenaga kesehatan dapat

memberikan penyuluhan mengenai tata cara persalinan dengan teknik

meneran yang benar (Nugrahini, E. dkk. 2016).

5. Menganjurkan ibu makan dan minum, asupan makanan yang cukup

(makanan utama maupun makanan ringan), merupakan sumber dari

glukosa darah, yang merupakan sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.

Kadar gula darah yang rendah akan mengakibatkan hipoglikemia.

Sedangkan asupan cairan yang kurang, akan mengakibatkan dehidrasi pada

ibu bersalin. pada kala I, anjurkan ibu untuk cukup makan dan minum,

untuk mendukung kemajuan persalinan (Kemenkes.2016).

6. Menyiapkan partus set, hecting set, perlengkapan ibu dan bayi, serta alat

resusitasi bayi bila diperlukan. Persiapan perlengkapan, dan obat-obatan

yang diperlukan. Memastikan bahwa perlengkapan dan obat sudah

dipersiapkan, Partus set, hecting set, alat resusitasi bayi baru lahir pastikan

sudah dalam keadaan steril (Saifuddin, 2014)


49

7. Asuhan yang terakhir yaitu memantau kemajuan persalinan kala 1 dengan

partograph. Mengobservasi KU, TTV, DJJ, Pembukaan, HIS, dan mencatat

hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan partograf apabila sudah

pembukaan fase aktif (Saifuddin, 2014)

2.3.5.2 Kala II (Pengeluaran Bayi) (Sulistyawati, 2014)

Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap

sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1

jam pada multigravida. Diagnosis persalinan kala II ditegakkan dengan

melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan

kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm. Tanda- tanda kala II

adalah sebagai berikut:

1. His semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-100 detik.

2. Menjelang akhir kala II, ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran

cairan secara mendadak.

3. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan

meneran karena tertekannya Fleksus Frankenhauser

4. His dan keinginan meneran akan mendorong bayi untuk lahir

5. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu

penyesuaian kepala pada punggung.


50

6. Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong

dengan jalan berikut :

a. Pegang kepala pada tulang oksiput dan bagian bawah dagu, kemudian

ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas

untuk melahirkan bahu belakang.

b. Setelah kedua bahu bayi lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan

bayi

c. Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.

Asuhan Sayang ibu pada kala II, diantaranya

a. Mengatur posisi nyaman ibu untuk meneran, posisi meneran itu sendiri

merupakan posisi yang nyaman bagi ibu bersalin. Ibu bersalin dapat

berganti posisi secara teratur selama persalinan kala II karena hal ini

seringkali mempercepat kemajuan persalinan dan ibu mungkin dapat

meneran secara efektif pada posisi tertentu yang dianggap nyaman bagi

ibu. (Syaifuddin, 2014)

b. Mengajarkan ibu teknik meneran yang baik yaitu dagu menempel ke dada,

pandangan ibu kearah perut, gigi bertemu gigi lalu meneran sekuat

mungkin tanpa mengeluarkan suara disaat ada his, Mengajarkan cara

meneran yang baik dan benar yaitu gigi ketemu gigi pandangan lihat ke

perut kedua tangan dislipkan di lipatan kaki, Ruptur perineum saat ini

masih menjadi masalah, karena masih banyak didapatkan ibu bersalin

dengan ruptur perineum yang disebabkan oleh berbagai faktor salah

satunya adalah teknik meneran. Sehingga penulis dapat memberikan


51

penyuluhan mengenai tata cara persalinan dengan teknik meneran yang

benar (Nugrahini, E. dkk. 2016)

c. Mengajarkan teknik relaksasi yang baik, teknik relaksasi bernafas

merupakan teknik pereda nyeri yang banyak memberikan masukan terbesar

karena teknik relaksasi dalam persalinan dapat mencegah kesalahan yang

berlebihan pasca persalinan. Adapun relaksasi bernapas selama proses

persalinan dapat mempertahankan komponen sistem saraf simpatis dalam

keadaan homeostasis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah,

mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan

nyeri selama proses persalinan.(Sukarta, 2016)

d. Mengobservasi DJJ saat tidak ada kontraksi, mengobservasi tanda-tanda

vital ibu menganjurkan ibu agar meneran saat ada his dan beristirahat saat

his tidak ada, dan menolong persalinan dengan teknik APN (Syaifuddin,

2014)

2.3.5.3 Kala III (Pelepasan Plasenta)

Kala III adalah waktu untuk pelepasan plasenta, tanda-tanda lahirnya

plasenta adalah sebagai berikut (Sulistyawati, 2014):

1. Uterus globuler/berbentuk bundar

2. Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah Rahim

3. Tali pusat bertambah panjang

4. Terjadi semburan darah mendadak dan singkat

Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta dimulai

dari setelah bayi lahir dan berakhirnya dengan lahirnya plasenta dan selaput
52

ketuban. Seluruh proses tersebut biasanya memakan waktu sekitar 5 – 30 menit

setelah bayi lahir (Mutmainnah, Johan, & sortya liyod, 2017).

Pelaksanaan yang dilakukan pada kala III yaitu dengan melakukan

manajemen aktif kala III yang bertujuan untuk menghasilkan kontraksi uterus

yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan,

dan mengurangi kehilangan darah pada saat kala III (Fitriana, 2018). Manajemen

aktif Kala III dimulai dari pemberian suntik oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha

kanan atas ibu, peregangan tali pusat serta melahirkan plasenta dan massage

fundus uteri selama 15 detik untuk merangsang kontraksi uterus (Fitriana, 2018).

Tali pusat merupakan salah satu struktur dalam amnion yang memfiksasi

antara salah satu sisi plasenta dan tali pusat bayi sebagai penghubung, dengan

panjang normal 50 – 60 cm terdiri dari tiga pembuluh darah: dua arteri dan satu

vena. Sebuah tali pusat normal memiliki rata – rata 11 pilinan pembuluh darah tali

pusat. Panjang tali pusat yang sekitar 50 – 60 cm mempunyai makna bahwa

outcome bayi yang dilahirkan cukup baik terutama perihal berat badan lahirnya.

Begitu pula dengan insersi tali pusat yang terdiri dari insersi tali pusat yang

terletak di sentral, marginal, dan parasentral mempunyai makna bahwa outcome

bayi yang dilahirkan cukup baik terutama perihal berat badan lahirnya. (Molanda,

dkk, 2018)

Plasenta normal pada saat aterm mempunyai dua sisi yaitu sisi fetal dan

maternal, plasenta berwarna merah tua dengan berat pada kehamilan aterm adalah

1/6 kali berat bayi sekitar 500-600 gram, akan tetapi ukuran ini bervariasi

tergantung bagaimana plasenta disiapkan. (Hidayah, dkk. 2020)


53

2.3.5.4 Kala IV (Observasi)

Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada kala IV

dilakukan observasi terhadap perdarahan pasca persalinan, paling sering terjadi

pada jam pertama. Obervasi yang dilakukan adalah sebagai berikut (Sulistyawati,

2014) :

1. Tingkat kesadaran pasien.

2. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafaan

3. Kontraksi uterus

4. Jumlah darah yang dianggap abnormal apabila lebih dari 500 cc.

Asuhan yang diberikan pada kala IV antara lain

1. Memenuhi kebutuhan nutrisi, asupan makanan yang cukup (makanan

utama maupun makanan ringan), merupakan sumber dari glukosa darah,

yang merupakan sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Kadar gula

darah yang rendah akan mengakibatkan hipoglikemia. Sedangkan asupan

cairan yang kurang, akan mengakibatkan dehidrasi pada ibu

bersalin.(Kemenkes, 2016)

2. Memberikan vitamin A 200.000 IU

Vitamin A adalah istilah umum untuk sekelompok zat yang dapat larut

didalam lemak, melaksankan aktivitas biologis yang sama dalam metabolism

tubuh manusia. Vitamin A berperan penting dalam penglihatan yang normal,

ekspresi gen, tumbuh kembang fisik, pemeliharaan sel, dan fungsi kekebalan

tubuh pada semua tahap kehidupan khususnya selama kehamilan dan menyusui,

janin, dan bayi baru lahir. Ibu dengan kondisi ASI yang mencukupi suplemen
54

retinol dapat mencukupi kebutuhan vitamin A sampai dengan usia 6 bulan

kehidupan bayi. (Maryani, D. 2019)

Wanita menyusui memiliki kebutuhan vitamin A yang lebih tinggi, dan

risiko kekurangan diperburuk oleh asupan gizi yang rendah. Organisasi kesehatan

dunia (WHO), PBB, dan International Vitamin A Consultative Group (IVACG)

merekomendasikan pemberian dosis tinggi vitamin A (200.000 IU) menjadi

400.000 IU sampai hari ke-60 setelah melahirkan pada daerah yang endemik

kekurangan gizi. (Maryani, D. 2019)

Indonesia telah melakukan program pemberian dua kapsul vitamin A bagi

ibu nifas sejak tahun 1996, dengan dosis tinggi 200.000 IU diberikan setelah bayi

lahir satu kapsul ampai dengan 6 minggu post partum. Zat gizi esensial yang

sangat diperlukan tubuh bayi, anak balita, dan ibu nifas salah satunya adalah

vitamin A. ASI berfungsi Untuk membantu tumbuh kembang dan daya tahan

tubuh bayi terhadap penyakit. (Maryani, D. 2019)

Ibu nifas adalah ibu yang baru melahirkan sampai 6 minggu setelah

melahirkan/ setelah kelahiran bayi (0-42 hari), ibu nifas harus diberikan kapsul

vitamin A dosis tinggi karena: pemberian satu kapsul vitamin A merah cukup

untuk meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selama 60 hari, pemberian

2 kapsul vitamin A merah diharapkan cukup menambah kandungan vitamin A

dalam ASI sampai bayi berusia 6 bulan, kesehatan ibu cepat pulih setelah

melahirkan, dan mencegah infeksi pada ibu nifas. (Maryani, D. 2019)

3. Memberikan tablet Fe 1x60, dosis tablet Fe yang diberikan kepada ibu

hamil untuk pencegahan yang diberikan kepada ibu hamil sampai masa
55

nifas satu tablet perhari (60 mg besi elemental dan 400 mcg asam folat).

Untuk mencegah anemia, diberikan minimal 90 (sembilan puluh) tablet

selama kehamilan dan dalam 42 hari setelah melahirkan (Kemenkes, 2020)

4. Memberikan Amoxicilin 3x500mg, pasca melahirkan merupakan masa

yang rawan bagi ibu, sekitar 60 % kematian ibu terjadi setelah melahirkan

dan hampir 50 % dari kematian pada masa pasca melahirkan terjadi pada

24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya

komplikasi masa nifas, selama ini perdarahan pasca melahirkan merupakan

penyebab kematian ibu, namun dengan meningkatnya persediaan darah dan

sistem rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol sebagai penyebab

kematian dan morbiditas ibu, sehingga diberikan obat sesuai dengan

kondisi ibu salah satunya diberikan terapi antibiotic untuk mencegah

infeksi. (Madania, 2014)

5. Memberikan asam mefenamat 3x500 mg, penggunaan obat analgesik yang

paling banyak digunakan pada ibu pasca melahirkan normal yaitu asam

mefenamat tablet Intensitas nyeri pada pasien pasca melahirkan berada di

kategori nyeri sedang dan obat analgesik yang digunakan efektif untuk

mengatasi nyeri pasca melahirkan.(Juwita, D dkk. 2019)

6. Melanjutkan observasi kala IV setiap 15 menit sekali pada 1 jam pertama

dan setiap 30 menit sekali pada 1 jam kedua, setelah persalinan untuk

memantau tekanan darah, nadi, suhu, kontraksi, kandung kemih, tinggi

fundus dan jumlah darah yang keluar (Fitriana, 2018)


56

7. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK. Menahan uang air kecil

akan mengakibatkan retensi urin yang dapat menyebabkan kurang

adekuatnya kontraksi uterus (hipotoni). Uterus yang hipotoni akan

menyebabkan perdarahan setelah melahirkan.(Utami, H. dkk. 2014)

2.3.6 Partograf

Partograf merupakan alat bantu yang digunakan untuk memantau

kemajuan kala I persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik.

Partograf diisi pada saat memasuki fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm).

Adapun partograf berfungsi untuk (Sulistyawati, 2014):

1. Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan dengan

memeriksa dilatasi serviks selama pemeriksaan dalam

2. Mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan adanya penyulit persalinan

sehingga bidan dapat membuat keputusan tindakan dengan tepat

3. Sebagai alat komunikasi yang unik namun praktis antar bidan atau antara

bidan dengan dokter mengenai perjalanan persalinan pasien

4. Alat dokumentasi riwayat persalinan pasien beserta data pemberian

medikamentosa yang diberikan selama proses persalinan .

Partograf harus digunakan untuk semua ibu bersalin dalam kala I fase aktif,

disemua tempat yang menyediakan fasilitas bersalin dan dipakai untuk semua

penolong persalinan yang memberikan asuhan persalinan. Berikut cara

penggunaan partograf (Wiknjosastro, 2014) :

1. Informasi tentang Ibu

Terletak dibagian atas partograf, yang meliputi: Nama ibu, tanggal


57

kedatangan, umur, paritas (GPA) , jam datang ibu, jam ketika ibu mules, serta jam

ketuban pecah.

2. Kondisi Janin

1) Denyut Jantung Janin (DJJ) di pantau setiap 30 menit sekali (dilakukan

lebih sering apabila ada tanda-tanda gawat janin). Penolong harus waspada

apabila DJJ dibawah 120 x/m atau diatas 160 x/m.

2) Warna dan adanya air ketuban. Nilai kondisi selaput ketuban ketika

melakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna air ketuban apabila selaput

ketuban pecah. Apabila menemukan penemuan, catat dengan lambang-

lambang berikut:

- U : selaput ketiban masih utuh (belum pecah)

- J : selaput ketuban pecah dan berwarna jernih

- M : selaput ketuban sudah pecah dan bercampur meconium

- D : selaput ketuban sudah pecah dan bercampur darah

- K : selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi

(kering)

3) Penyusupan (molase) tulang kepala janin. Hal ini adalah indicator penting

tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap

panggul ibu. Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang- tindih antar

tulang kepala menunjukan risiko disproporsi kepala- panggul/Cephalo

Pelvic Disproportion (CPD) atau panggul sempit.

Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan dengan

menggunakan lambang berikut:


58

- 0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dipalpasi

- 1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan

- 2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat

dipisahkan

- 3 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat

dipisahkan.

3. Kemajuan persalinan

1) Pembukaan serviks. Dilakukan setiap 4 jam sekali (dilakukan lebih sering

apabila ada tanda-tanda penyulit).

2) Penurunan bagian terbawah janin. Dilakukan ketika melakukan periksa

dalam. Hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang menunjukan

seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul.

Tulisan turunnya kepala dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di sisi

yang sama dengan angka pembukaan serviks. Ditulis dengan lambang [O]

apabila kepala dan [W] apabila bagian bokong.

3) Garis waspada dan garis bertindak. Pencatatan selama fase aktif pesalinan

harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui

dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka hal ini menunjukkan

perlu dilakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan, sebaiknya

pasien harus sudah berada di tempat rujukan sebelum garis bertindak

terlampaui.

4. Jam dan waktu

Dibagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera


59

kotak-kotak untuk diisikan waktu aktual terjadinya pembukaan. Setiap kotak

bernilai 1 jam (Wiknjosastro, 2014).

5. Kontraksi uterus

Kontraksi dihitung setiap 30 menit sekali. Nilai frekuensi dan lama

kontraksi yang terjadi dalam 10 menit observasi. Catat lamanya kontraksi dengan

lambang-lambang sebagai berikut:

a. Beri tanda titik-titik pada kota untuk menyatakan kontraksi yang lamanya

kurang dari 20 detik

b. Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang

lamanya 20-40 detik

c. Isi penuh kotak/menebalkan untuk menyatakan kontraksi yang lamanya

lebih dari 40 detik

6. Obat-obatan dan cairan yang diberikan

Catat semua pemberian obat seperti oksitosin atau cairan IV dalam kotak

yang sesuai.

7. Kondisi Ibu

a. Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit. Beri tanda titik [•]

b. Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam. Beri tanda panah [↕]

c. Nilai dan catat temperature tubuh setiap 2 jam.

d. Volume urin, protein dan aseton. Ukur dan catat urin ibu setiap 2 jam

(setiap kali ibu berkemih) dan lakukan pemeriksaan aseton dan proteinuria

apabila ada indikasi preeklamsi ataupun diabetes gestasional.


60

2.4 Asuhan Kebidanan pada Nifas (Post Natal Care)

2.4.1 Pengertian Nifas

Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal dari

bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti

melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan

atau setelah melahirkan (Anggraeni, 2010).

Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah persalinan selesai

sampai 6 minggu atau 42 hari. Selama masa nifas, organ reproduksi secara

perlahan akan mengalami perubahan seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan

organ reproduksi ini disebut involus (Maritalia, 2012).

Kesimpulannya, peurperium adalah masa setelah melahirkan bayi dan

biasa disebut juga dengan masa pulih kembali, dengan maksud keadaan pulihnya

alat reproduksi seperti sebelum hamil (Sutanto, 2018).

2.4.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut Prawirohardjo (2014) tujuan asuhan masa nifas :

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik

2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu atau bayinya.

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada

bayinya dan perawatan bayi sehat.

4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.


61

2.4.3 Jadwal Kunjungan Nifas

Kunjungan postpartum dilakukan sebagai suatu tindakan untuk

pemeriksaan postpartum lanjutan. Apapun sumbernya, kunjungan nifas

direncanakan untuk bekerjasama dengan keluarga dan dijadwalkan berdasarkan

kebutuhan. Pada program yang terdahulu, kunjungan bisa dilakukan sejak 24 jam

setelah pulang. Jarang sekali suatu kunjungan rumah ditunda sampai hari ketiga

setelah pulang kerumah. Kunjungan berikutnya direncanakan disepanjang minggu

pertama jika diperlukan. (Sukma, 2017)

Semakin meningkatnya angka kematian ibu di Indonesia pada saat nifas

(sekita60%) mencetuskan pembuatan program dan kebijakan tenis yang lebih

baru mengenai jadwal kunjungan masa nifas. Paling sedikit 4 kali kunjungan pada

masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi lahir dan untuk

mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.

(Sukma,2017)

Menurut Kemenkes R.I (2020), pelayanan nifas yang dapat diberikan pada

masa nifas yaitu:

1. Kunjungan nifas pertama (KF 1)

Asuhan diberikan pada enam jam sampai dua hari setelah persalinan.

Asuhan yang diberikan berupa pemeriksaan tanda-tanda vital, pemantauan jumlah

darah yang keluar, pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina, pemeriksaan

payudara dan anjuran ASI Ekslusif enam bulan, pemberian kapsul Vitamin A, dan

minum tablet tambah darah setiap hari.


62

2. Kunjungan nifas kedua (KF 2)

Asuhan diberikan pada hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah persalinan.

Pelayanan yang diberikan adalah pemeriksaan tanda-tanda vital, pemantauan

jumlah darah yang keluar, pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina,

pemeriksaan payudara dan anjuran ASI Ekslusif enam bulan, dan minum tablet

tambah darah setiap hari.

3. Kunjungan nifas ketiga (KF 3)

Pelayanan yang dilakukan hari ke-8 sampai ke-28 setelah persalinan.

Asuhan pelayanan yang diberikan sama dengan asuhan pada KF 2.

4. Kunjungan nifas keempat (KF 4)

Pelayanan yang dilakukan ke-29 sampai hari ke-42 setelah persalinan.

Asuhan pelayanan yang diberikan sama dengan asuhan pada KF 3 yaitu

pemeriksaan tanda-tanda vital, pemantauan jumlah darah yang keluar,

pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina, pemeriksaan payudara dan anjuran

ASI Ekslusif enam bulan, minum tablet tambah darah seriap hari, dan KB pasca

persalinan.

2.4.4 Perubahan Fisiologis pada Ibu Nifas

2.4.4.1 Perubahan Fisiologis Masa Nifas pada Sistem Reproduksi

a. Involusi uterus

Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana

uterus kembali ke kondisi sebelum hamil. Proses involusi uterus adalah sebagai

berikut (Damai Yanti, 2011) :


63

1. Iskemia Miometrium. Hal ini disebebakan oleh kontraksi dan retraksi

yang terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga

membuat uterus menjadi relatif anemia dan menyebabkan serat otot atrofi

2. Atrofi jaringan. Atrofi jaringan seperti sebagai reaksi penghentian hormon

esterogen saat pelepasan plasenta

3. Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi

didalam otot uterus. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot

yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang setelah sebelum

hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama

kehamilan. Hal ini disebabkan karena penurunan hormone estrogen dan

progesteron.

4. Efek oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus

sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan

berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk

mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi

perdarahan.

Gambar 2.2 Perubahan Tinggi Fundus Uterus Pada Mada Nifas


64

Tabel 2.4 Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum


Involusi Tinggi Fundus Berat Diameter
Uteri Uteri Uterus Uterus
Bayi Lahir Setunggi pusat 1000 gram 12,5 cm
Uri lahir 2 Jari di bawah 750 gram 10 cm
pusat
7 hari Pertengahan pusat 500 gram 7,5 cm
(minggu 1) dan sympisis
14 hari Tidak teraba 350 gram 5 cm
(minggu 2)
6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm

Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil.

Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum adalah pada tabel

2.3.

b. Involusi tempat plasenta

Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka kasar dan menonjol

kedalam kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, dengan cepat luka mengecil,

pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.

Penyembuhan bekas luka plasenta khas sekali. Pada permulaan nifas bekas

plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh

thrombus. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan

karena diikuti pertumbuhan endometrium baru dibawah permukaan luka.

Regenerasi endometrium terjadi ditempat implantasi plasenta sekitar 6 minggu.

Pertumbuhan kelenjar endometrium ini berlangsung didalam decidua bacalis.

Pertumbuhan kelenjar ini mengikis pembuluh darah yang membeku pada tempat

implantasi plasenta hingga terkelupas dan tak dipakai lagi pada pembuangan
65

lochia (Damai Yanti, 2011).

c. Perubahan Ligamen

Setelah bayi lahir, ligamen dan diafragma pelvis fasia yang meregang

sewaktu kehamilan dan saat melahirkan, kembali seperti sedia kala. Perubahan

ligamen yang dapat terjadi pasca melahirkan antara lain: ligamentum rotundum

menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi, ligamen

fasia, jaringan penunjang alat genitalia menjadi agak kendor (Damai Yanti, 2011).

d. Perubahan pada serviks

Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai dan

berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi, sedangkan

serviks tidak berkontraksi, sehingga antara perbatasan korpus dan serviks uteri

berbentuk cincin. Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh

darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan

2-3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk.

Oleh karena hiperpalpasi dan retraksi serviks, robekan serviks dapat

sembuh. Namun demikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama waktu

sebelum hamil. Pada umumnya ostium eksternum lebih besar, tetap ada retak-

retak dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya

(Damai Yanti, 2011).

e. Lochia

Akibat involusi uteri, lapisan luar decidua yang mengelilingi situs plasenta

akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama.

Jumlah lochia lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi berbaring
66

daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu divagina bagian atas

saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir keluar saar

berdiri. Total jumlah rata-rata pengeluaran lochia sekitar 240 hingga 270 ml

(Damai Yanti, 2011)

Lochia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu

menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lochia mengalami

perubahan karena proses involusi. Perbedaan masing-masing lochia dapat dilihat

pada tabel 2.4 (Damai Yanti, 2011) :

Tabel 2.5. Perbedaan Lochia pada Masa Nifas


Lochia Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra 1-3 hari Merah kehitaman Terdiri dari sel
desidua,verniks
caseosa, rambut
lanugo, sisa
mekonium dan
sisa darah
Sanguinolenta 3-7 hari Putih bercampur merah Sisa darah bercampur
lender
Serosa 7-14 hari Kekuningan/kecokelatan Lebih sedikit darah
dan lebih banyak
serum, juga terdiri
dari leukosit dan
robekan laserasi
Plasenta
Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit,
selaput lendir serviks
dan serabut jaringan
yang mati.
f. Vulva, vagina dan perineum

Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta

peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam

keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ketiga. Himen tampak
67

sebagai tonjolan kecil dan dalam prosesnpembentukan berubah menjadi

karankulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara. Ukuran vagina akan

selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama (Damai

Yanti, 2011).

Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum

mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun

dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan otot

perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina

hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir peurperium dengan

latihan harian (Damai Yanti, 2011).

2.4.4.2 Perubahan Fisiologis Masa Nifas pada Sistem Pencernaan

Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal,

diantaranya tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu keseimbangan

cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot

polos. Pasca melahirkan, kadar progesterone juga mulai menurun. Namun

demikian, faal usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal (Damai

Yanti, 2011).

Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem pencernaan,

antara lain (Damai Yanti, 2011) :

1. Nafsu makan

Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga diperbolehkan untuk

mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3-4 hari

sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah
68

melahirkan, asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua

hari.

2. Motilitas

Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap

selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia

bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.

3. Pengosongan usus

Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan

tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa pascapartum,

diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi,

hemoroid ataupun laserasi jalan lahir.

2.4.4.3 Perubahan Fisiologis Masa Nifas pada Sistem Perkemihan

Pada masa hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi yang

berperan meningkatkan fungsi ginjal. Begitu sebaliknya, pada pasca melahirkan

kadar steroid menurun sehingga menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Fungsi

ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan. Urin

dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah

melahirkan (Damai Yanti, 2011).

Hal yang berkaitan dengan fungsi sistem perkemihan antara lain (Damai

Yanti, 2011) :

a. Hemostatis internal

Tubuh terdiri dari air dan unsur-unsur yang larut didalamnya, dan 70% dari

cairan tubuh terletak didalam sel-sel, yang disebut cairan intraselular. Cairan
69

ekstraselular terbagi dalam plasma darah, dan langsung diberikan untuk sel-sel

yang disebut cairan interstisial. Beberapa hal yang berkaitan dengan cairan tubuh

antara lain edema dan dehidrasi. Edema adalah tertimbunnya cairan dalam

jaringan akibat gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh. Dehidrasi adalah

kekurangan cairan atau volume air yang terjadi pada tubuh karena pengeluaran

berlebihan dan tidak diganti.

b. Keseimbangan asam tubuh

Keasaman dalam tubuh disebut PH. Batas normal PH cairan tubuh adalah

7,35 hingga 7,40. Bila PH >7,4 disebut alkalosis dan jika PH <7,35 disebut

asidosis.

c. Pengeluaran sisa metabolisme, racun dan zat toksin ginjal

Zat toksin ginjal mengekskresi hasil akhir dari metabolisme protein yang

mengandung nitrogen terutama urea, asam urat dan kreatinin. Ibu post partum

dianjurkan segera buang air kecil, agar tidak mengganggu proses involusi uteri

dan ibu merasa nyaman. Namun demikian, pasca melahirkan ibu merasa sulit

buang air kecil. Hal yang menyebabkan sulit buang air kecil pada ibu postpartum,

antara lain:

1. Adanya odema trigonium yang menimbulkan obstruksi sehingga terjadi

retensi urin

2. Diaforesis yaitu mekanisme tubuh untuk mengurangi cairan yang teretansi

dalam tubuh, terjadi selama 2 hari setelah melahirkan


70

3. Depresi dari sfingter uretra oleh karena penekanan kepala janin dan spasme

oleh iritasi muskulus sfingterani selama persalinan, seingga menyebabkan

miksi.

4. Setelah plasenta dilahirkan kadar hormon estrogen akan menurun,

hilangnya peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah, dan hilangnya

peningkatan volume darah akibat kehamilan. Hal ini merupakan

mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan, keadaan ini disebut

dengan diuresis pasca partum. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal

dalam tempo 6 minggu.

2.4.4.4 Perubahan Fisiologis Masa Nifas pada Sistem Muskuloskeletal (Damai

Yanti, 2011)

a. Dinding perut dan peritoneum

Dinding perut akan longgar pasca persalinan. Keadaan ini akan pulih

kembali dalam 6 minggu. Pada wanita asthenis terjadi diatasis dari otot- otot

rectus abdominis, sehingga sebagian dari dinding perut digaris tengah hanya

terdiri dari peritoneum, fasia tipis dan kulit.

b. Kulit abdomen

Selama masa kehamilan, kulit abdomen akan melebar, melonggar dan

mengendur hingga berbulan-bulan. Otot-otot dari dinding abdomen dapat kembali

normal kembali dalam beberapa minggu pasca persalinan dengan latihan post

natal.

c. Striae

Striae adalah perubahan warna seperti jaringan parut pada dinding


71

abdomen. Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna

melainkan membentuk garis lurus yang samar. Tingkat diastatis muskulus rektus

abdominis pada ibu postpartum dapat dikaji melalui keadaan umum, aktivitas,

paritas dan jarak kehamilan. Sehingga dapat membantu menentukan lama

pengembalian tonus otot menjadi normal.

d. Perubahan ligament

Setelah janin lahir, ligamen-ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang

meregang sewaktu kehamilan dan partus berangsur-angsur menciut kembali

seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang

mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.

e. Simfisis pubis

Pemisahan simfisis pubis, halini dapat menyebabkan mordibitas maternal.

Gejala dari pemisahan simfisis pubis yaitu nyeri tekan pada pubis disertai

meningkatan nyeri saat bergerak ditempat tidur ataupun waktu berjalan.

Pemisahan simfisis dapat dipalpasi. Gejala ini dapat menghilang setelah beberapa

minggu atau bulan pasca melahirkan, bahkan ada yang menetap.

2.4.4.5 Perubahan Fisiologis Masa Nifas pada Sistem Endokrin (Rukiyah, 2017)

a. Hormon plasenta

Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi

oleh plasenta. Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan.

Penurunan hormon plasenta (human placenta lactogen) menyeb abkan kadar gula

darah menurun pada masa nifas. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun

dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 postpartum
72

dan sebagai onset pemenuhan mamae hari ke-3 postpartum.

b. Hormon pituitary

Hormon pituitary antara lain hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon

prolaktin dara meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun

dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara

untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi

folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

c. Hipotalamik pituitary ovarium

Hipotalamik pituitary ovarium akan mempengaruhi lamanya mendapatkan

menstruasi pada wanita yang menyusui maupun yang tidak menyusui. Pada

wanita menyusui mendapatkan menstruasi pada minggu pasca melahirkan

berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu pasca melahirkan. Sedangkan pada

wanita yang tidak menyusui, akan mendapatkan menstruasi berkisar 40% setelah

6 minggu pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu.

d. Hormon oksitosin

Hormon oksitosin diekskresikan dari kelenjar otak bagian belakang,

bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ketiga

persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan

mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat

merangsang produksi ASI dan seksresi oksitosin, sehingga dapat membantu

involusi uteri.

e. Hormon estrogen dan progesterone

Volume darah normal selama kehamilan, akan meningkat. Hormon


73

estrogen yang tinggi memperbesar hormon anti diuretik yang dapat meningkatkan

volume darah. Sedangkan hormon progesterone mempengaruhi otot halus yang

mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal ini

mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum

dan vulva serta vagina.

2.4.4.6 Perubahan Fisiologis Masa Nifas pada Tanda-tanda Vital

Pada masa nifas, tanda-tanda vital yang harus dikaji antara lain (Damai

Yanti, 2011):

a. Suhu badan

Suhu wanita inpartu tidak lebih dari 37,2oC. Pasca melahirkan, suhu ubuh

dapat naik kurang lebih 0,5oC dari keadaan normal. Kenaikan suhu badan ini

akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan maupun kelelahan.

Kurang lebih pada hari ke-4 postpartum, suhu badan akan naik lagi. Hal ini

diakibatkan ada pembentukan ASI, kemungkinan payudara membengkak, maupun

kemungkinan infeksi pada endometrium, mastitis, traktus genitalia ataupun sistem

lain. Apabila kenaikan suhu diatas 38oC, waspada teradap infeksi postpartum.

b. Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Pasca

melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat. Denyut

nadi yang lebih 100 kali permenit, harus waspada kemungkinan infeksi atau

perdarahan postpartum.

c. Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
74

ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan

darah normal manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan diastolik 60-80

mmHg. Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak

berubah. Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat

diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum

merupakan tanda terjadinya pre eklamsia post partum. Namun demikian, hal

tersebut jarang terjadi.

2.4.4.7 Perubahan Fisiologis Masa Nifas pada Kardiovaskuler (Damai Yanti,

2011)

Volume darah normal yang dibutuhkan plasenta dan pembuluh darah

uterin, meningkat selama kehamilan. Diuresis terjadi akibat adanya penurunan

hormon estrogen yang dengan cepat mengurangi volume plasma menjadi normal

kembali. Meskipun kadar estrogen menurun selama nifas, namun kadarnya masih

tetap tinggi daripada normal. Plasma darah tidak mengandung banyak cairan

sehingga daya koagulasi meningkat. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama

setelah kelahiran bayi. Selama masa ini ibu mengeluarkan banyak jumlah urin.

Hilangnya progesteron mengurangi retensi cairan yang melekat dengan

meningkatnya trauma selama persalinan.

Kehilangan darah pervaginam sekitar 300-400 cc. Pada persalinan

pervaginam, hemokonsentrasi cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6

minggu.

Pasca melahirkan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu

relatif akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan dekompensasi kordis pada
75

penderita vitum cordia. Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi

dengan timbulnya hemokonstentrasi sehingga volume darah kembali seperti

sediakala. Pada umumnya, hal ini terjadi pada hari ketiga sampai kelima

postpartum.

2.4.4.8 Perubahan Fisiologis Masa Nifas pada Sistem Hematologi (Damai Yanti,

2011)

Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma

serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama postpartum,

kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental

dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.

Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak

15.000 selama persalinan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama beberapa hari

pertama masa post partum. Jumlah sel darah putih akan tetap bisa naik lagi sampai

25.000 hingga 30.000 tanpa adanya kondisi patologis jika ibu tersebut mengalami

persalinan lama.

Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit sangat

bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta dan tingkat volume

darah berubah-ubah. Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi dari

ibu tersebut. Jika hematokrit pada hari pertama atau kedua lebih rendah dari titik

2% atau lebih tinggi daripada saat memasuki persalinan awal, maka pasien

dianggap telah kehilangan darah yang cukup banyak. Titik 2% kurang lebih sama

dengan kehilangan darah 500 ml darah.

Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan


76

diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-7

postpartum dan akan normal dalam 4-5 minggu postpartum. Jumlah kehilangan

darah selama masa persalinan kurang lebih 200-500 ml, minggu pertama

postpartum berkisar 500-800 ml dan selama sisa masa nifas berkisar 500 ml.

2.4.5 Kebutuhan Masa Nifas

2.4.5.1 Nutrisi Dan Cairan (Damai Yanti, 2011)

a. Kalori

Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah ASI yang

dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding pada saat hamil.

Kandungan kalori ASI dengan nutrisi yang baik adalah 70 kal/100 ml dan

kebutuhan kalori yang diperlukan oleh ibu untuk menghasilkan 100 ml ASI

adalah 80 kal. Makanan yang dikonsumsi ini berguna untuk melakukan aktivitas,

metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI, dan sebagai ASI itu

sendiri. Nutrisi yang digunakan oleh ibu menyusui pada 6 bulan pertama adalah

640-700 kal/hari dan 6 bulan kedua yaitu 510 kal/hari. Dengan demikian, ibu

membutuhkan asupan sebesar 2300-2700 kal/hari

b. Protein

Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak

atau mati, membentuk tubuh bayi, perkembangan otak, dan produksi ASI. Sumber

protein terdiri dari protein hewani seperti telur, daging, ikan, udang, kerang, susu

dan keju. Serta protein nabati yaitu tahu, tempe, dan kacang-kacangan. Kebutuhan

protein yaitu 15-16 gr, dianjurkan penambahan perhari 6 bulan pertama sebanyak

16 gr, bulan kedua sebanyak 2 gr, dan tahun kedua sebanyak 11 gr.
77

c. Cairan

Ibu menyusui dapat mengkonsumsi cairan dalam bentuk air putih, susu,

dan jus buah. Kebutuhan cairan ibu sebanyak 2-3 liter/hari

d. Mineral

Mineral yang diperoleh makanan yang dikonsumsi yang digunakan untuk

melindungi tubuh serta serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme

dalam tubuh seperti buah dan sayur. Jenis-jenis mineral yaitu :

1. Zat kapur yaitu untuk pembentukan tulang seperti susu, keju, kacang-

kacangan, dan sayuran warna hijau.

2. Fosfor dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak seperti

susu, keju, daging.

3. Yodium untuk mencegah timbulnya kelemahan mental dan kekerdilan

fisik. Seperti minyak ikan, ikan laut, garam beryodium,

4. Kalsium untuk pertumbuhan gigi anak. Seperti susu dan keju.

e. Zat Besi

Ibu postpartum mengkonsumsi pil zat besi (Fe) dari bidan untuk

menambah zat gizi setidaknya diminum selama 40 hari pasca persalinan. Selain

dari tablet Fe, zat besi bisa diperoleh dari kuning telur, hati daging, kerang, ikan,

kacang-kacangan, dan sayuran hijau

f. Vitamin

Kapsul Vitamin A (200.000 unit) sebanyak 2 kali yaitu pada 1 jam setelah

melahirkan, dan 24 jam setelahnya agar dapat memberikan vitamin A kepada bayi

melalui ASI. Manfaat vitamin A, berguna untuk :


78

1. Pertumbuhan dan perkembangan sel

2. Perkembangan dan kesehatan mata

3. Kesehatan kulit dan membran sel

4. Pertumbuhan tulang, kesehatan reproduksi, metabolisme lemak, dan

ketahanan terhadap infeksi

g. Kalsium dan Vitamin D

Kalsium dan Vitamin D berguna untuk pembentukan tulang dan gigi.

Kebutuhan kalsium dan vitamin D didapat dari minum susu rendah kalori atau

berjemur dipagi hari. Konsumsi kalsium pada masa menyusui meningkat menjadi

5 porsi perhari. Satu setara dengan 50-60 gram keju, satu cangkir susu krim, 160

gram ikan salmon, 120 gram ikan sarden, atau 280 gram tahu kalsium.

h. Zinc (Seng)

Berfungsi untuk kekebalan tubuh. Kebutuhan zinc didapat dalam daging,

telur, dan gandum. Enzim dalam pencernaan dan metabolism memerlukan zinc

(seng). Kebutuhan zinc sekitar 12 mg perhari. Sumber zinc terdapat pada seafood,

hati dan daging.

i. DHA

DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan

DHA berpengaruh langsung dalam kandungan ASI, selain itu sumber DHA

terdapat pada telur, otak, hati dan ikan.

2.4.5.2 Ambulasi

Setelah bersalin ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu, ibu harus istirahat.

Mobilisasi yang dilakukan pada ibu tergantung pada komplikasi persalinan, dan
79

nifas.

Ambulasi dini (Early Ambulation) adalah mobilisasi segera setelah ibu

melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu

postpartum diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya setelah 24-48 jam pasca

melahirkan. Anjurkan ibu untuk memulai mobilisasi dengan miring kanan/kiri,

duduk kemudian berjalan. Keuntungan ambulasi dini adalah sebagai berikut :

a. Ibu merasa lebih kuat dan sehat

b. Fungsi usus, sirkulasi darah, paru-paru dan perkemihan lebih baik.

c. Mengajarkan perawatan bayi pada ibu.

d. Mencegah trombosis pada pembuluh tungkai.

2.4.5.3 Eliminasi

a. Miksi

Buang air kecil sendiri sebaiknya dilakukan secepatnya. Miksi normal bila

dapat buang air kecil spontan setiap 3-4 jam. Kesulitan BAK dapat disebabkan

karena springter uretra tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulo

springter ani selama persalinan, atau dikarenakan oedema kandung kemih selama

persalinan. Lakukan kateterisasi apabila kandung kemih penuh dan sulit berkemih.

b. Defekasi

Ibu diharapkan dapat buang air besar sekitar 3-4 hari postpartum. Apabila

mengalami kesulitan buang air besar atau obstipasi, lakukan diet teratur, cairan

tercukupi, konsumsi makanan yang berserat, berolahraga.

2.4.5.4 Kebersihan Diri

Kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan meningkatkan


80

perasaan nyaman. Kebersihan diri meliputi kebersihan tubuh, pakaian, tempat

tidur maupun lingkungan. Beberapa hal yang dapat dilakukan ibu postpartum

dalam menjaga kebersihan diri, yaitu sebagai berikut :

a. Mandi teratur minimal 2 kali sehari.

b. Mengganti pakaian dan alas tempat tidur.

c. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

d. Mengganti pembalut minimal 2 kali sehari.

e. Mencuci tangan setiap membersihkan daerah genitalia.

2.4.5.5 Istirahat

Ibu nifas membutuhkan istirahat yang cukup, pada ibu nifas istirahat yang

cukup adalah tidur 8 jam pada malam hari, dan 1 jam pada siang hari. Hal-hal

yang dapat dilakukan ibu dalam kebutuhan istirahatnya, yaitu:

a. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.

b. Menganjurkan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga secara

perlahan.

c. Tidur siang atau istirahat saat bayi tidur.

Kurang istirahat dapat menyebabkan :

a. Jumlah ASI berkurang.

b. Memperlambat involusi uteri.

c. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan dalam merawat bayi.

2.4.5.6 Seksual

Hubungan seksual aman dilakukan setelah darah berhenti. Namun

demikian, hubungan seksual dilakukan tergantung suami istri tersebut. Selama


81

periode nifas, hubungan seksual juga dapat berkurang. Hal yang dapat

menyebabkan pola seksual selama nifas berkurang, antara lain :

a. Gangguan atau ketidaknyamanan fisik

b. Kelelahan

c. Ketidakseimbangan hormone

d. Kecemasan berlebihan.

2.4.5.7 Program Keluarga Berencana

Program KB sebaiknya dilakukan ibu setelah nifas selesai atau 40 hari (6

minggu) dengan tujuan menjaga kesehatan ibu. Pada saat melakukan hubungan

seksual sebaiknya perhatikan waktu, penggunaan kontrasepsi, dispareuni,

kenikmatan dan kepuasan pasangan suami istri.

2.4.5.8 Senam Nifas

Organ-organ tubuh wanita akan kembali seperti semula sekitar 6 minggu.

Oleh karena itu, ibu akan berusaha memulihkan dan mengencangkan bentuk

tubuhnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara latihan senam nifas. Senam

nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan sampai dengan

hari kesepuluh. Beberapa faktor yang menentukan kesiapan ibu untuk memulai

senam nifas, antara lain :

a. Tingkat kebugaran tubuh ibu

b. Riwayat persalinan

c. Kemudahan bayi dalam pemberian asuhan

d. Kesulitan adaptasi postpartum


82

Tujuan senam nifas adalah sebagai berikut :

a. Membantu mempercepat pemulihan kondisi ibu

b. Mempercepat proses involusi uteri

c. Membantu memulikan dan mengencangkan otot punggung, perut, dan

perineum

d. Memperlancar pengeluaran lochea

e. Membantu mengurangi rasa sakit

f. Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan persalinan

g. Mengurangi kelainan dan komplikasi masa nifas

Manfaat senam nifas adalah sebagai berikut :

a. Membantu memperbaiki sirkulasi darah

b. Memperbaiki sikap tubuh dan punggung pasca persalinan

c. Memperbaiki otot tonus, pelvis dan peregangan otot abdomen

d. Memperbaiki dan memperkuat otot panggul

e. Membantu ibu lebih relaks dan segar pasca persalinan

Senam nifas dilakukan pada saat ibu benar-benar pulih dan tidak ada

komplikasi atau penyulit masa nifas. Sebelum melakukan senam nifas, persiapan

yang dapat dilakukan adalah :

a. Mengenakan baju yang nyaman untuk olahraga

b. Minum banyak air putih

c. Dapat dilakukan di tempat tidur

d. Dapat diiringi music

e. Perhatikan keadaan ibu


83

2.4.6 Tanda Bahaya Nifas (Sutanto, 2018)

2.4.6.1 Adanya Tanda-tanda Infeksi Puerperalis

Peningkatan suhu tubuh merupakan suatu diagnosa awal yang masih

membutuhkan diagnosa lebih lanjut untuk menentukan apakah ibu bersalin

mengalami gangguan payudara, perdarahan bahkan infeksi karena keadaan-

keadaan tersebut sama-sama mempunyai gejala peningkatan suhu tubuh. Oleh

karena itu, bidan perlu melakukan pemeriksaan gejala lain yang mengikuti gejala

demam ini.

2.4.6.2 Demam, Muntah, Rada Sakit Waktu Berkemih

Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora

normal perineum. Pada masa nifas dini, sensitivitas kandung kemih terhadap

tegangan air kemih didalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta

analgesia epidural atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin

berkurang akibat rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar,

laserasi periuretra, atau hematoma dinding vagina. Setelah melahirkan terutama

saat infus oksitosin dihentikan terjadi diuresis yang disertai peningkatan produksi

urin dan distensi kandung kemih. Overdistensi yang disertai kateterisasi untuk

mengeluarkan air kemih sering menyebabkan infeksi saluran kemih.

2.4.6.3 Sembelit atau Hemoroid

Asuhan yang diberikan untuk menghilangkan rasa nyeri, seperti langkah-

langkah berikut ini :

a. Memasukkan kembali haemoroid yang keluar kedalam rectum


84

b. Rendam sembari duduk dengan air hangat atau dingin sedalam 10-15cm

selama 30 menit, 2-3 kali sehari

c. Meletakkan kantong es pada daerah anus

d. Berbaring miring

e. Minum lebih banyak dan makan dengan diet tinggi serat

f. Jika perlu berikan obat supositoria

2.4.6.4 Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, dan Penglihatan kabur

KaburKondisi sakit kepala, nyeri epigastrik dan penglihatan kabur

biasanya dialami ibu yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat

atau penglihatan kabur. Penanganan :

a. Jika ibu sadar segera periksa nadi, tekanan darah dan pernafasan

b. Jika ibu tidak bernafas, lakukan pemeriksaan ventilasi dengan masker dan

balon. Lakukan intubasi jika perlu. Selain itu, jika ditemui pernafasan

dangkal periksa dan bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen 4-6 liter

permenit

c. Jika pasien tidak sadar atau koma bebaskan jalan nafas, baringkan pada sisi

kiri, ukur suhu, periksa apakah ada kaku tengkuk

2.4.6.5 Perdarahan pada Vagina

Perdarahan terjadi terus – menerus atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih

dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut dua kali

dalam setengah jam). Peenyebab perdarahan ini kemungkinan adalah terdapatnya

sisa plasenta atau selaput ketuban (pada grandemultipara dan pada kelainan

bentuk implantasi plasenta), infeksi pada endometrium dan sebagian kecil terjadi
85

dalam bentuk mioma uteri bersamaan dengan kehamilan dan inversio uteri.

Penanganan bidan berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui kondisi pasien,

sehingga dapat memberikan pelayanan medis yang bermutu untuk masyarakat.

2.4.6.6 Lokhea Berbau Busuk dan Disertai Nyeri Abdomen atau Pinggang

Gejala tersebut biasanya mengindikasikan adanya infeksi umum. Melalui

gambaran klinis tersebut, bidan dapat menegakkan diagnosis infeksi kala nifas.

Pada kasus infeksi ringan, bidan dapat memberikan pengobatan, sedangkan

infeksi kala nifas yang berat sebaiknya bidan berkonsultasi atau merujuk

penderita.

2.4.6.7 Putting Susu Lecet

Puting susu lecet dapat disebabkan trauma pada puting susu saat menyusui.

Selain itu, dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Retakkan pada

puting susu bisa sembuh sendiri dalam waktu 48 jam.

a. Penyebab puting lecet

1. Teknik menyusui yang benar

2. Puting susu terpapar oleh sabun, krim, alkohol ataupun zat iritan lain saat

ibu membersihkan puting susu

3. Moniliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu

4. Bayi dengan tali lidah pendek (frenulum lingue)

5. Cara menghentikan menyusui yang kurang tepat

b. Langkah antisipasi yang harus dilakukan :

1. Cari penyebab puting susu lecet


86

2. Bayi disusukan lebih dulu pada puting susu yang normal atau lecetnya

sedikit

3. Tidak menggunakan sabun, krim, alkohol ataupun zat iritan lain saat

membersihkan payudara

4. Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam)

5. Posisi menyusui harus benar, bayi menyusui sampai ke kalang payudara

dan susukan secara bergantian diantara kedua payudara.

6. Menggunakan bra yang menyangga

7. Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa sakit

8. Jika penyebabnya monilia, diberi pengobatan dengan tablet Mystatin.

2.4.6.8 Bendungan ASI

Keadaan abnormal pada payudara, umumnya terjadi akibat sumbatan pada

saluran ASI atau karena tidak dikosongkannya payudara seluruhnya. Hal tersebut

banyak terjadi pada ibu yang baru melahirkan. Bendungan ASI dapat terjadi

karena tidak dikosongkan, sebab ibu merasa belum terbiasa dalam menyusui dan

merasa takut puting lecet apabila menyusui.

a. Gejala terjadinya bendungan ASI

1. Bengkak, nyeri seluruh payudara atau nyeri local

2. Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya local

3. Payudara keras dan berbenjol-benjol (merongkol)

4. Badan demam dan rasa sakit umum

b. Penatalaksanaan
87

1. Menyusui diteruskan. Pertama bayi disusukan pada payudara yang terkena

selama dan sesering mungkin, agar ASI kosong. Kemudian ke payudara

yang normal. Apabila ibu tidak bisa mengosongkan payudara dengan

menyusui bayinya, maka pengosongan dilakukan dengan memompa ASI.

2. Kompres dengan air hangat, bilas menggunakan shower hangat atau lapas

basah pada payudara yang terkena.

3. Mengubah posisi menyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi

berbaring miring, duduk atau posisi memegang bola (football position).

4. Pakailah baju dengan bra yang longgar.

5. Istirahat yang cukup dan makan – makanan yang bergizi.

6. Banyak minum 2 liter/hari.

Melalui penerapan cara-cara seperti diatas biasanya peradangan akan

menghilang setelah 48 jam, jarang sekali yang menjadi abses. Tetapi bila dengan

cara-cara seperti diatas tidak ada perbaikan setelah 12 jam, maka diberikan

antibiotik selama 5-10 hari dan anagesik.

2.4.6.9 Edema, Sakit dan Panas pada Tungkai

Selama masa nifas, dapat terbentuk trombus sementara pada vena-vena

manapun yang di pelvis yang mengalami dilatasi, dan mungkin lebih sering

mengalaminya. Faktor predisposisi :

a. Obestitas

b. Peningkatan umur maternal dan tingginya paritas

c. Riwayat sebelumnya
88

d. Anestesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang lama pada

keadaan pembuluh vena

e. Anemia maternal

f. Hipotermi atau penyakit jantung

g. Endometritis

h. Varicostitis.

2.4.6.10 Pembengkakan di Wajah atau di Tangan

Pembengkakan dapat ditangani dengan penanganan, diantaranya :

a. Periksa adanya varises

b. Periksa kemerahan pada betis

c. Periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki dan kaki edema.

2.4.6.11 Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama

Setelah lahir ibu akan merasa lelah mungkin juga lemas karena kehabisan

tenaga. Hendaknya lekas berikan minuman hangat, teh manis atau susu. Apabila

ibu menghendaki makanan, berikanlah makanan yang sifatnya ringan walaupun

dalam persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut mengadakan

proses persalinan. Namun, sedikit atau banyak pasti dipengaruhi proses

persalinannya tersebut. Sehingga alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan

keadaannya kembali.

Oleh karena itu, tidak benar bila ibu diberikan makanan sebanyak-

banyaknya walaupun ibu menginginkannya. Biasanya disebabkan adanya

kelelahan yang amat berat, nafsu makanpun akan terganggu. Sehingga ibu tidak

ingin makan sampai kehilangan nafsu itu hilang.


89

2.4.6.12 Merasa Sangat Sedih atau Tidak Mampu Mengasuh Sendiri

Perasaan ini biasanya dialami oleh ibu yang merasa tidak mampu

mengasuh bayinya maupun dari diri sendiri. Pada minggu-minggu awal setelah

persalinan sampai kurang lebih 1 tahun pada ibu postpartum cenderung akan

mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada umumnya, seperti merasa sedih,

tidak mampu mengasuh dirinya sendiri dan bayinya.

Faktor penyebabnya adalah sebagai berikut :

a. Kekecewaan emosisonal yang mengikuti kegiatan bercampur rasa takut

yang dialami kebanyakan wanita selama hamil dan melahirkan.

b. Rasa nyeri pada awal masa nifas

c. Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan telah melahirkan

kebanyakan dirumah sakit.

d. Kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah

meninggalkan rumah sakit.

e. Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi.

2.5 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (Neonatal)

2.5.1 Pengertian Neonatal

Menurut Harahap dkk (2019) neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 4

minggu (0-28 hari), periode neonatal adalah periode yang paling rentan terhadap

infeksi karena imunitas bayi yang masih immatur dan bayi sedang

menyempurnakan penyesuaian fisiologis yang dibutuhkan pada kehidupan

extrauterin. Pada kehidupan intrauterin bayi sepenuhnya mendapat perlindungan


90

dari ibu, bayi memperoleh antibodi melalui plasenta yang menghubungkan tubuh

bayi dengan tubuh ibu, antibodi ini sangat penting untuk menjaga janin dalam

kandungan agar tidak terkena infeksi dan berbagai komplikasi yang

membahayakan kesehatannya

2.5.2 Asuhan Segera pada Bayi Baru Lahir

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada

bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Jaga kehangatan bayi untuk

mempertahankan suhu bayi, bersihkan jalan nafas (bila diperlukan), keringkan dan

tetap jaga kehangatan, memotong dan merawat tali pusat dengan kassa steril (pe

motongan dan pengikatan tali pusat pada bayi baru lahir normal, dilakukan setelah

dua menit setelah bayi lahir atau setalah bidan menyuntikkan oksitoksin kepada

ibu untuk memberi cukup waktu bagi tali pusat mengalirkan darah kaya zat besi

kepada bayi), melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) dengan kontak kulit bayi

dengan kulit ibu dengan terus melakukan pemantauan terhadap pernapasan dan

kehangatan bayi setiap 15 menit selama dilakukannya IMD, dan memberikan

vitamin K dengan dosis 0,5 – 1 mg intramuscular di 1/3 anterolateral pada paha

kiri bayi setelah satu jam dilakukannnya IMD, untuk mencegah perdarahan BBL

akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL. (JNPK-KR,

2014)

Menurut Rohan (2013) Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah lahir aterm

antara 37 – 42 minggu, berat badan 2500 – 4000 gram, panjang lahir 48 – 52 cm.

lingkar dada 30 – 38 cm, lingkar kepala 33 – 35 cm, lingkar lengan 11 – 12 cm,

frekuensi denyut jantung 120 – 160 kali/menit, kulit kemerah-merahan dan licin
91

karena jaringan subkutan yang cukup, rambut lanugo tidak terlihat dan rambut

kepala biasanya telah sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7,

gerakan aktif, bayi langsung menangis kuat, genetalia pada laki-laki kematangan

ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang

sedangkan genetalia pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina

2.5.3 Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Menurut The International Child Health Review Collaboration (ICHRC)

2016, tanda dan gejala sakit berat pada bayi baru lahir dan bayi muda sering tidak

spesifik. Tanda ini dapat terlihat pada saat atau sesudah bayi lahir, saat bayi baru

lahir datang atau perawatan di rumah sakit. Pengelolaan awal bayi baru lahir

dengan tanda ini adalah stabilisasi dan mencegah keadaan yang lebih buruk.

Tanda ini mencakup :

a. Tidak bisa menyusu

b. Kejang

c. Mengantuk atau tidak sadar

d. Frekuensi napas <20 kali/menit atau apneu (pernapasan berhenti selama

>15 detik)

e. Frekuensi napas >60 kali/menit

f. Merintih

g. Tarikan dada bawah ke dalam yang kuat

h. Sianosis sentral.

Tatalaksana kedaruratan tanda bahaya :


92

a. Beri oksigen melalui nasal prongs atau kateter nasal jika bayi muda

mengalami sianosis atau distress pernapasan berat.

b. Beri VTP (Ventilasi Tekanan Positif) dengan balon dan sungkup, dengan

oksigen 100% (atau udara ruangan jika oksigen tidak tersedia) jika

frekuensi napas terlalu lambat (<20 kali/menit).

c. Jika terus mengantuk, tidak sadar atau kejang, periksa glukosa darah. Jika

glukosa <45 mb/dL koreksi segera dengan bolus 200 mg/kg BB dekstrosa

10% (2 ml.kg BB) IV selama 5 menit, diulangi sesuai keperluan dan infus

tidak terputus (continual) dekstrosa 10% dengan kecepatan 6 – 8 mb/kg

BB/menit harus dimulai. Jika tidak mendapat akses IV, berikan ASI atau

glukosa melalui pipa lambung.

d. Beri fenobarbital jika terjadi kejang

e. Beri ampisilin (atau penisilin) da gentamisin jika dicurigai infeksi bakteri

berat.

f. Rujuk jika pengobatan tidak tersedia di rumah sakit ini.

g. Pantau bayi dengan ketat.

2.6 Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir 6 Jam, 6 Hari, 6 Minggu

Kunjungan asuhan pada bayi baru lahir dilakukan sebanyak 3 kali ( 2 kali

pada minggu pertama dan satu kali pada 8 – 28 hari ) yaitu pada umur 6 – 48 jam,

3 – 7 hari, dan umur 8 – 28 hari (Profil kesehatan Indonesia, 2014) Kunjungan

Neonatus (KN) dilakukan sejak bayi usia satu hari sampai 28 hari :

1. KN 1, dilakukan pada umur 6 – 48 Jam

Asuhan yang diberikan yaitu perawatan tali pusat, pemberian ASI


93

ekskusif, menjaga kehangatan bayi, konseling tanda – tanda bahaya BBL,

Imunisasi, perawatan bayi sehari – hari dan pencegahan infeksi.

2. KN 2, dilakukan pada umur 3 – 7 Hari

Asuhan yang diberikan bidan pada saat kunjungan bayi umur 6 hari adalah

beritahu hasil pemeriksaan pada ibu, anjurkan ibu menjaga kehangatan bayi, anjurkan ibu

untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, beritahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan

ulang.

3. KN 3, dilakukan pada umur 8 – 28 Hari

Asuhan yang dilakukan yaitu memberitahu ibu hasil pemeriksaan,

menganjurkan ibu tetap menjaga kehangatan bayi, menganjurkan ibu tetap

memberikan ASI ekslusif sampai 6 bulan, memberikan konseling imuniasai BCG

dan Polio 1 serta menganjurkan ibu untuk melakukan imuniasi lengkap (Profil

kesehatan Indonesia, 2014).

Selain dari KN 1,2 dan 3 ada juga kunjungan Neonatus 6 minggu menurut

Rukiyah, 2013 yaitu Asuhan kebidanan yang dilakukan pada kunjungan neonatal

enam minggu adalah mempertahankan suhu tubuh bayi baru lahir, pemberian

imunisasi dasar yaitu imunisasi BCG dan polio I. Menganjurkan ibu untuk

melanjutkan imunisasi sesuai waktunya di unit kesehatan setempat (posyandu)

untuk ditimbang dan imunisasi (Rukiyah, 2013).

2.6.1 Asuhan Pada BBL 6 Jam (Legawati, 2018)

a. Pencegahan infeksi

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap mikroorganisme yang

terkontaminasi
94

selama peroses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir.

b. Penilaian Segera Setelah Lahir

Apakah air ketuban jernih dan tidak bercampur mekonium, apakah bayi

menangis atau bernapas, apakah tonus otot baik.

c. Pencegahan Kehilangan Napas

Segera setelah lahir upayakan untuk mencegah hilangnya panas dari tubuh

bayi,hal ini dapat dilakukan dengan cara mengeringkan tubuh bayi, selimuti bayi

terutama pada bagian kepala dengan kain yang kering, menunda untuk

memandikan bayi sebelum suhu tubuh stabil yaitu 6 jam setelah bayi lahir,dan

menjaga lingkungan agar tetap hangat.

d. Asuhan Tali Pusat

Setelah tali pusat dipotong diikat, birakan tali pusat tetap dalam keadaan

terbuka tanpa mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat.

Apabila tali pusat berdarah, bernanah, kemerahan yang meluas dan berbau maka

segeralah ke pelayanan kesehatan untuk segera diperiksa.

e. Inisiasi Menyusu Dini

Bayi baru lahir harus mendapatkan kontak kulit dengan ibunya segera

setelah lahir selama kurang lebih 1 jam.

f. Manajemen Laktasi

Memberikan ASI sedini mungkin akan membina ikatan emosional dan

kehangatan ibu dan bayi. Manajemen laktasi meliputi masa antenatal, segera

setelah bayi lahir, masa neonatal dan masa menyusui selanjutnya.


95

g. Pencegahan Infeksi Mata

Penggunaan antibiotik profilaksis seperti gentamicin 0,3 % atau

oksitetrasiklin 1% dilanjutkan unutuk mencegah penyakit mata karena klamidia

(penyakit menular seksual).

h. Pemberian Vitamin K

Memberikan suntik vitamin K1 1 mg intra muscular dipaha kiri, untuk

mencegah perdarahan bayi baru lahir.

i. Pemberian Imunisasi

Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi penyakit

hepatitis bertahap bayi, terutama jalur penularan melalui ibu kepada bayi.

Imunisasi ini dberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K, pada saat bayi berumur

2 jam.

j. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

Pemeriksaan bayi baru lahir dapat dilakukan 1 jam setelah kontak ke kulit.

Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan antropometri,pemeriksaan fisik,

pemeriksaan refleks, dan pemeriksaan penunjang (laboratorium) apabila ada

indikasi penyakit tertentu.

2.6.2 Asuhan Pada BBL 2 hari dan 7 Hari (Dwienda, 2014)

a. Minum

ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, ASI diketahui mengandung zat

gizi yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik kualitas

maupun kuantitasnya.
96

b. Defekasi

Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama

dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam. Feses transisi

(kecil-kecil berwarna coklat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan

sejak hari ketiga sampai keenam. Fases dari bayi yang menyusu dengan ASI akan

berbeda dengan bayi yang menyusu dengan susu botol. Feses bayi yang

mengkonsumsi ASI lebih lunak, berwarna kuning emas dan tidak menyebabkan

iritasi pada kulit bayi.

c. Berkemih

Fungsi ginjal bayi masih belum sempurna selama dua tahun pertama

kehidupannya biasa terdapat urine dalam jumlah yang kecil pada kandung kemih

saat bayi lahir tapi ada kemungkinan urin tersebut tidak dikeluarkan selama 12-24

jam. Berkemih sering terjadi setelah periode ini dengan frekuensi 6-10 kali sehari

dengan warna urine yang pucat. Umumnya bayi cukup bulan akan mengeluarkan

urine 15-16 ml/kg/hari.

d. Tidur

Dalam 2 minggu pertama setelah bayi lahir, bayi normalnya sering tidur.

Bayi baru lahir sampai 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari. Pada

umumnya bayi terbangun sampai malam hari pada usia 3 bulan. Jumlah waktu

tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi.

e. Kebersihan kulit

Kebersihan kulit bayi perlu benar-benar dijaga. Walaupun mandi dengan

membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap hari, tetapi bagian- bagian
97

seperti muka, bokong, dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur.

f. Keamanan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga keamanan bayi adalah

dengan tetap menjaganya, jangan sekali pun meninggalkan bayi tanpa ada yang

menunggu.

g. Tanda-tanda bahaya

Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit, terlalu hangat (> 38 ̊C)

atau terlalu dingin (<36 ̊C), kulit bayi kering ( terutama 24 jam pertama), isapan

saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, dan mengantuk berlenbihan, tali pusat

merah, bengkak, berbau, keluar cairan, berdarah, terdapat tanda-tanda infeksi

seperti suhu tubuh meningkat, merah bengkak, bau busuk, keluar cairan,

pernapasan sulit, tidak buang air besar 3 hari, tidak buang air kecil 24 jam,

menggil, rewel, lemas, mengantuk, kejang tidak bisa tenang menangis terus-

menerus.

2.6.3 Asuhan Pada Bayi 4 Minggu dan 6 Minggu

Asuhan kebidanan yang dilakukan pada kunjungan neonatal enam minggu

adalah mempertahankan suhu tubuh bayi baru lahir, pemberian imunisasi dasar

yaitu imunisasi BCG dan polio I. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan imunisasi

sesuai waktunya di unit kesehatan setempat (posyandu) untuk ditimbang dan

imunisasi (Rukiyah, 2013).

2.6.4 Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah salah satu program Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, yang memberikan rangsangan awal di mulai


98

pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara dini, dan diharapkan berkelanjutan selama

enam bulan pertama. (Sirajuddin, 2013)

Kontak kulit membantu proses kolonisasi kulit, dimana bakteri yang

menempel pada kulit ibu dan dijilat oleh bayi, diketahui bahwa bakteri tersebut

bermanfaat bagi bayi, berperan sebagai zat antibodi untuk melindungi bayi dari

kuman penyakit di lingkungan luar bayi. Menurut penelitian diketahui bahwa bayi

yang diberi kesempatan menyusu dini akan berhasil menyusu eksklusif delapan

kali lebih besar dibandingkan bayi yang tidak diberi kesempatan menyusu dini. Ini

berarti bahwa bayi selanjutnya akan lebih mungkin untuk disusui sampai usianya

mencapai dua tahun bahkan lebih. Manfaat IMD baik bagi bayi maupun ibunya

sangat besar. (Mawaddah, 2018)

Kegagalan IMD dan pemberian ASI eksklusif pada periode tersebut,

berpotensi menimbulkan defisiensi zat gizi pada bayi, serta memungkinkan terjadi

status gizi kurang, yang berujung pada penurunan poin kecerdasan intelektual

bayi, dan menjadi ancaman terhadap sumber daya manusia Indonesia peda masa

mendatang. (Sirajuddin, 2013)

2.6.5 ASI Eksklusif

Mendukung pemberian ASI eksklusif mulai menyusui segera setelah lahir

tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi (misalnya air, madu,

larutan air gula, atau pengganti susu ibu) kecuali diinstruksikan oleh dokter atas

alasan- alasan medis, sangat jarang ibu tidak memiliki air susu yang cukup

sehingga memerlukan susu tambahan selama enam bulan pertama kehidupannya

dan baru dianjurkan untuk memulai pemberian makanan pendamping.


99

(Prawirohardjo, 2014).

ASI setelah periode eksklusif tersebut serta berikan ASI pada bayi sesuai

dorongan alamiahnya baik siang maupun malam (8-10 kali atau lebih dalam 24

jam) selama bayi menginginkannya. ASI eksklusif ini diberikan untuk melindungi

bayinya dari perbagai penyakit infeksi dan bisa mempengaruhi hubungan batin

antara ibu dan anak serta perkembangan jiwa anak (Prawirohardjo, 2014).

2.6.6 Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat adalah perbuatan merawat atau memelihara pada tali

pusat bayi setelah tali pusat dipotong atau sebelum puput. Perawatan tali pusat

bertujuan untuk menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih, mencegah infeksi

pada bayi baru lahir, membiarkan tali pusat terkena udara agar cepat kering dan

lepas (Noarbaya, 2019).

2.6.7 Penurunan Berat Badan Bayi

Berat badan neonatus mengalami penurunan selama hari-hari pertama

kelahirannya. Penurunan berat badan neonatus pada umumnya terjadi sekitar 5-

10% akibat penyesuaian diri dengan dunia luar. Berat badan neonatus akan

kembali pada berat badan lahir semula pada minggu kedua kehidupan. Rata-rata

persentase penurunan berat badan untuk neonatus adalah 4,2%, 7,1%, dan 6,4%

pada usia 24, 48, 72 jam. Neonatus usia 48 jam, hampir 5% bayi baru lahir yang

dilahirkan telah kehilangan setidaknya 10% dari berat lahir. Penurunan berat

badan akan mencapai puncaknya pada hari ketiga. Penurunan berat badan

maksimum terjadi antara 60-72 jam kehidupan. (Mauliza, dkk. 2021)


100

2.6.8 Kenaikan Berat Badan Bayi

Bayi adalah manusia yang baru lahir sampai usia nya 12 bulan pada

umumnya bayi lahir dengan berat mulai dari 2,5 – 3-8 kg. Panjang badan 48-51

cm, dan lingkar kepala 33 cm. Apabila seorang bayi lahir dengan berat badan

kurang dari 2,5 kg bayi tersebut dikatakan Bayi Berat Badan Rendah (BBLR).

Bayi yang sehat dapat diketahui dari berat badan yang normal, memiliki kulit

kemerahan dan mampu menghisap ASI dengan baik (Aning, 2014).

Macam-macam pengelompokan bayi, antara lain:

1) Berdasarkan berat badan bayi saat lahir:

2) Low Birth Weight (LBW), berat badan bayi saat lahir < 2.500 gr

3) Very Low Birth Weight (VLBW), berat badan bayi saat lahir < 1.500 gr

4) Extremely Low Birth Weight (ELBW), berat badan bayi saat lahir <1000

gr

Pertambahan berat badan pada tiga bulan pertama adalah 600 – 1.000 gram

per bulan dan tiga bulan kedua rata-rata kenaikan antara 600 – 700 gram per

bulan. Semakin bertambah usia bayi makan semakin banyak energi yang

dibutuhkan karena bayi sehat akan semakin aktif (Aning, 2014).

2.6.9 Pelepasan Tali Pusat

Waktu pelepasan tali pusat dipengaruhi oleh cara perawatan tali pusat,

kelembaban tali pusat, kondisi sanitasi lingkungan sekitar neonatus, dan

timbulnya infeksi pada tali pusat karena tindakan atau perawatan yang tidak

memenuhi syarat kebersihan atau tidak sesuai dengan standar yang telah

ditentukan. Dampak perawatan tali pusat yang salah dapat mengakibatkan waktu
101

pelepasan tali pusat semakin lama dan infeksi tali pusat. Infeksi pada tali pusat

dapat menyebabkan sepsis, meningitis, dan lain-lain. (Putri & Limoy, 2019)

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lama pelepasan pelepasan tali

pusat pada bayi dengan kasa kering lebih cepat dibandingkan dengan kasa alkohol

70%. Tali pusat akan terlepas dengan sendirinya, sehinggga sangat tidak

dianjurkan untuk memegang atau menarik-narik tali pusat. (Putri & Limoy, 2019)

2.6.10 Jenis Imunisasi Dasar Lengkap

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,

berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau

resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang

lain. Imunisasi adalah suatu upaya menimbulkan/meningkatkan kekebalan

seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat

terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit

ringan (Noordiati, 2018).

Imunisasi dasar lengkap. Selain imunisasi campak, ada empat jenis

imunisasi lainnya yang wajib untuk didapatkan oleh bayi dan balita. Imunisasi

dasar lengkap merupakan gabungan 5 macam imunisasi yang terdiri dari

(Zulyanto, 2014) :

1) 1 kali imunisasi HB 0,

2) 1 kali imunisasi BCG,

3) 3 kali imunisasi DPT-HB,

4) 4 kali imunisasi Polio

5) 1 kali imunisasi Campak


102

2.6.11 Imunisasi BBL Sampai 6 Minggu

Pemberian vitamin K injeksi intramuskuler, bayi juga diberikan imunisasi

hepatitis B yang bermanfaat untuk infeksi Hepatitis B terhadap bayi terutama jalur

penularan ibu, imunisasi hepatitis B diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin

K1, pada saat bayi berumur 2 jam atau setelah dilakukan IMD dan kontak kulit

bayi dengan ibu, imunisasi Hepatitis dalam bentuk uninjek diberikan dalam dosis

1 mg secara intramuskuler dipaha kanan anterolateral (Oktarina, 2016).

a. Hepatitis B

Di Indonesia vaksin hepatitis B merupakan vaksinasi wajib bagi bayi dan

anak karena penularannya bersifat vertikal. Vaksin diberikan 3 kali pemberian,

disuntikan secara dalam (sampai ke otot). Vaksinasi diberikan dengan jadwal

0,1,6 (kontak pertama, 1 bulan, dan 6 bulan kemudian). Khusus untuk bayi baru

lahir diberikan dengan jadwal dosis pertama sebelum usia 12 jam, dosis kedua

usia 1-2 bulan dan dosis ketiga usia 6 bulan (Cahyono, 2010).

b. BCG

BCG merupakan vaksin hidup yang memberi perlindungan terhadap

penyakit TB. Vaksin TB tidak mencegah infeksi TB, tetapi mencegah infeksi TB

berat (meningitis TB dan TB milier), yang sangat mengancam nyawa. Vaksin

BCG dapat memakan waktu 6-12 minggu untuk menghasilkan efek

(perlindungan) kekebalan. Di Indonesia, vaksin BCG merupakan vaksin yang

diwajibkan pemerintah. Vaksin ini diberikan pada bayi yang baru lahir dan

sebaliknya diberikan pada bayi yang baru lahir dan sebaliknya diberikan pada

umur sebelum 2 bulan (Cahyono, 2010).


103

Sebelum melakukan imunisasi BCG, bidan sebaiknya memberikan

penjelasan bahwa imunisasi BCG berguna untuk melindungi anak terhadap

bahaya penyakittuberkulosis dan imunisasi BCG mempunyai manfaat lebih besar

dibandingkan dengan risiko kejadian ikutan yang dapat ditimbulkannya. Orang

tua atau juga perlu diberitahu bahwa 2-6 minggu setelah imunisasi BCG dapat

timbul bisul kecil (papula) yang semakin membesar dan dapat terjadi ulserasi

selama 2-4 bulan, kemudian menyembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan

parut. Bila ulkus mengeluarkan cairan orang tua dapat mengkompres dengan

cairan antiseptik. Bila cairan bertambah banyak, koreng semakin membesar atau

timbul pembesaran kelenjar regional (aksila), orang tua harus membawa bayi ke

fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pengobatan. (Yulinda, dkk.2021)

Orang tua yang mendapatkan penjelasan dari bidan diharapkan dapat

mengerti bahwa pemberian imunisasi BCG untuk kepentingan bayi. Imunisasi

BCG merupakan upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan bayi secara

aktif terhadap penyakit tuberculosis dengan cara memasukkan vaksin BCG ke

dalam tubuh sehingga tubuh dapat menghasilkan zat antibodi terhadap penyakit

TBC dan apabila suatu saat nanti terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan

menjadi sakit atau hanya mengalami sakit ringan. (Yulinda, dkk.2021)

c. Polio

Vaksin yang berisi virus polio tipe 1, 2 dan 3 yang masih hidup tetapi

sudah dilemahkan dibuat dalam biarkan jaringan ginjal distabilkan dengan

sukrosa, yang bertujuan untuk mencegah poliomyelitis yaitu penyakit lumpuh

pada anak (Ain, 2019).


104

2.7 Asuhan Kebidanan pada Pelayanan Keluarga Berencana

2.7.1 Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha untuk mencapai

kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan,pengobatan

kemandulan dan penjarangan kelahiran. Selain itu, Keluarga Berencana adalah

tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari

kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang

diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran (Yulizawati dkk. 2019)

2.7.2 Tujuan Keluarga Berencana (Yulizawati dkk. 2019)

a. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga

kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan

pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.

b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang

bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga

2.7.3 Kontrasepsi Pasca Peralinan

2.7.3.1 Kontrasepsi Non Hormonal

a. Metode Amenorea Laktasi (MAL) (Yulizawati dkk. 2019)

Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method

(LAM) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air

Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan

makanan dan minuman lainnya. Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau

Lactational Amenorrhea Method (LAM) dapat dikatakan sebagai metode keluarga

berencana alamiah (KBA) atau natural family planning, apabila tidak


105

dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi,

apabila ibu enyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila diberikan

minimal 8 kali sehari, belum mendapat haid, umur bayi kurang dari 6 bulan

Metode Amenorea Laktasi (MAL) tidak direkomendasikan pada kondisi

ibu yang mempunyai HIV/AIDS positif dan TBC aktif. Namun demikian, MAL

boleh digunakan dengan pertimbangan penilaian klinis medis, tingkat keparahan

kondisi ibu, ketersediaan dan penerimaan metode kontrasepsi lain.

b. Kondom (Yulizawati dkk. 2019)

Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai

bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi

hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan. Kondom terbuat dari karet

sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang

digulung berbentuk rata. Standar kondom dilihat dari ketebalannya, yaitu 0,02

mm.

c. AKDR (Yulizawati dkk. 2019)

IUD/AKDR post partum adalah IUD yang dipasang pada 10 menit setelah

plasenta lahir (post plasenta) sampai 48 jam post partum. AKDR merupakan

pilihan kontrasepsi pascasalin yang aman dan efektif untuk ibu yang ingin

menjarangkan atau membatasi kehamilan. AKDR dapat dipasang segera setelah

bersalin ataupun dalam jangka waktu tertentu. Cara kerja IUD yang dipasang

setelah persalinan selanjutnya juga akan berfungsi seperti IUD yang dipasang saat

siklus menstruasi. Pada pemasangan IUD post plasenta, umumnya digunakan


106

jenis IUD yang mempunyai lilitan tembaga yang menyebabkan terjadinya

perubahan kimia di uterus sehingga sperma tidak dapat membuahi sel telur.

d. Kontrasepsi Mantap (Tubektomi dan Vasektomi)

1. Tubektomi (Yulizawati dkk. 2019)

Tubektomi merupakan prosedur bedah yang dapat menghentikan

kesuburan dengan menyumbat atau memotong kedua saluran telur.Mekanisme

tubektomi adalah menutup tuba falopi dengan mengikat dan memotong /

memasang cincin sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan sel telur.

2. Vasektomi

Vasektomi adalah metode kontrasepsi untuk lelaki yang tidak ingin punya

anak lagi. Perlu prosedur bedah untuk melakukan vasektomi sehingga diperlukan

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan lainnya untuk memastikan apakah

seorang klien sesuai untuk menggunakan metode ini. Metode ini membuat sperma

(yang disalurkan melaui vas deferens) tidak dapat mencapai vesikula seminalis

yang pada saat ejakulasi dikeluarkan bersamaan dengan cairan semen. Untuk

oklusi vas deferens, diperlukan tindakan insisi minor pada daerah rafe skrotalis

2.7.3.2 Alat Kontrasepsi Hormonal

A. PROGESTIN

Progestin adalah metode kontrasepsi dengan menggunakan progestin, yaitu

bahan tiruan dari progesterone. Progestin terdiri dari pil, injeksi dan implant. Cara

kerja progestin yaitu mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga

menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput lendir rahim tipis

dan atrofi, menghambat transportasi gamet oleh tuba (Kemenkes RI, 2014).
107

a. Pil Progestin

Keuntungan pil progestin adalah efektif jika diminum setiap hari di waktu

yang sama 2. Tidak diperlukan pemeriksaan panggul, tidak mempengaruhi ASI,

tidak mempengaruhi hubungan seksual, kembalinya fertilisasi segera jika

pemakaian dihentikan, mudah digunakan dan nyaman, efek samping kecil

(Kemenkes RI, 2014). Keterbatasan kb pil harus digunakan setiap hari dan pada

waktu yang samaa dan bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar.

b. Injeksi/suntikan

Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin

saja yaitu :

1) Depo medroksi progesteron asetat mengandung 150 mg DMPA, yang

diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular di daerah

bokong

2) Depo noretisteron enanata mengandung 200 mg nerotindron enatat,

diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuscular (Kemenkes RI,

2014).

Keuntungan :

1) Sangat efektif

2) Pencegahan kehamilan jangka panjang

3) Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri

4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap

penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah

5) Tidak mempengaruhi ASI


108

6) Sedikit efek samping

7) Dapat digunakan oleh perempuan berusia >35 tahun sampai

perimenepouse

8) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik

9) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

10) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul

11) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (Kemenkes RI, 2014).

Keterbatasan :

1) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan

2) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut

3) Tidak mencegah IMS

4) Terlambat kembalinya kesuburan setelah penghentian pemakaian

(Kemenkes RI, 2014)

Efek samping :

1) Gangguan haid seperti siklus haid yang memendek atau memanjang,

perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan bercak/spotting, atau

tidak haid sama sekali

2) Peningkatan berat badan

3) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang

4) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada

vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas dan

jerawat (Kemenkes RI, 2014).


109

Waktu mulia menggunakan :

1) Pada ibu menyusui dapat menggunakan setelah 6 minggu pasca persalinan

2) Pada ibu tidak menyusui dapat menggunakan segera setelah persalinan

(Kemenkes RI, 2014).

c. Implant

Implant adalah alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung progestin

yang di bungkus dalam kapsul silastik silicon polidmetri (Kemenkes RI, 2014).

Keuntungan kb implant Sangat efektif, daya guna tinggi, perlindungan jangka

panjang, pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak

mengganggu ASI (Kemenkes RI, 2014). Waktu mulai pemasangan implant

minimal 4 minggu pasca persalinan (Kemenkes RI, 2014).

B. KOMBINASI

Metode kombinasi adalah metode kontrasepsi dengan menggunakan

kombinasi hormone yang mengandung hormone estrogen dan progesterone.

(Kemenkes RI,2014). Terdiri dari pil dan injeksi/suntik. Dengan cara kerja

menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga

sulit dilalui sperma, dan Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur

akan terganggu (Kemenkes RI, 2014).

a. Pil Kombinasi

Waktu mulai menggunakan : direkomendasikan hanya untuk ibu yang

tidak menyusui karena dapat mempengaruhi produksi ASI. Keuntungan kb pil

kombinasi fektivitas yang tinggi, risiko terhadap kesehatan sangat kecil, tidak

mengganggu hubungan seksual, mudah dihentikan setiap saat, Kesuburan segera


110

kembali setelah penggunaan pil dihentikan

b. Injeksi/Suntikan

Keuntungan kb injeksi suntik kombinasi sangat efektif, risiko terhadap

kesehatan kecil, tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri, efek samping

sangat kecil. Keterbatasan kb suntik kombinasi adalah pola haid tidak teratur,

perdarahan bercak atau perdarahan sela sampai 10 hari, mual, sakit kepala, nyeri

payudara ringan dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau

ketiga, Penambahan berat badan Waktu mulai menggunakan direkomendasikan

hanya untuk ibu yang tidak menyusui karena dapat mempengaruhi produksi ASI

2.8 Dokumentasi Kebidanan

2.8.1 Pengertian Dokumentasi Kebidanan

Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan

pelaporan yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan yang

berguna untuk kepentingan klien, bidan dan tim kesehatan dalam memberikan

pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara

tertulis dengan tanggung jawab bidan. Dokumentasi dalam asuhan kebidanan

merupakan suatu pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap keadaan/kejadian

yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan (proses asuhan kebidanan).

Dokumentasi kebidanan juga diartikan sebagai bukti pencatatan dan pelaporan

berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan

dalam melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim

kesehatan, serta kalangan bidan sendiri. (BPPSDMK, 2017).

Dokumentasi kebidanan sangat penting bagi bidan dalam memberikan


111

asuhan kebidanan. Hal ini karena asuhan rkebidanan yang diberikan kepada klien

membutuhkan pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai acuan

untuk menuntut tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai permasalahan

yang mungkin dialami oleh klien berkaitan dengan pelayanan yang diberikan.

Selain sebagai sistem pencatatan dan pelaporan, dokumentasi kebidanan juga

dipakai sebagai informasi tentang status kesehatan pasien pada semua kegiatan

asuhan kebidanan yang dilakukan oleh bidan. Disamping itu, dokumentasi

berperan sebagi pengumpul, penyimpan, dan penyebarluasan informasi guna

mempertahankan sejumlah fakta yang penting secara terus menerus pada suatu

waktu terhadap sejumlah kejadian. Dengan kata lain, dokumentasi digunakan

sebagai suatu keterangan, baik tertulis maupun terekam, mengenai data subyektif

yang diambil dengan anamnesa (wawancara), hasil pemeriksaan fisik, hasil

pemeriksaan penunjang (laborat, USG dsb), analisa (diagnosa), perencanaan dan

pelaksanaan serta evaluasi, tindakan medis, pengobatan yang diberikan kepada

klien baik rawat jalan maupun rawat inap, serta pelayanan gawat darurat

(BPPSDMK, 2017).

2.8.2 Fungsi Dokumentasi Kebidanan

Pendokumentasian penting dilakukan oleh bidan mengingat dokumentasi

memiliki fungsi yang sangat penting.tttttttt

Fungsi pentingnya melakukan dokumentasi kebidanan meliputi dua hal

berikut ini (BPPSDMK, 2017) :

a. Untuk mempertanggungjawabkan tindakan yang telah dilakukan bidan.

b. Sebagai bukti dari setiap tindakan bidan bila terjadi gugatan terhadapnya.
112

2.8.3 Metode Dokumentasi Kebidanan

Didalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah data objektif, A

adalah data Analysis, P adalah planning. Metode ini merupakan dokumetasiyang

sederhana akan tetapi mengandung semua unsur data dan langkah yang

dibutuhkan dalam asuhan kebidanan, jelas, logis, dengan penjelasan sebagai

berikut (BPPSDMK, 2017) :

a. Data Subjektif

Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien.

Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai

kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan

diagnosis. Pada klien yang menderita tuna wicara, dibagian data dibagian data

dibelakang huruf “S”, diberi tanda huruf “O” atau”X”. Tanda ini akan

menjelaskan bahwa klien adalah penderita tuna wicara. Data subjektif ini nantinya

akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.

b. Data objektif

Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur,

hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium Catatan medic dan

informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini

sebagai data penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan

fakta yang berhubungan dengan diagnosis.

c. Data analisis

Langkah selanjutnya adalah analysis. Langkah ini merupakan

pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi ( kesimpulan) dari data subjektif


113

dan objektif. Karena keadaan klien yang setiap saat bisa mengalami perubahan,

dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif,

maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Di dalam analisis

menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam

rangka mengikuti perkembangan klien. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti

perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada

klien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data

adalah melakukan intrepretasi data yang telah dikumpulkan, mencakup diagnosis,

masalah kebidanan, dan kebutuhan.

d. Data penatalaksanaan

Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan

segera, tindakan secara komprehensif: penyuluhan, dukungan, kolaborasi,

evaluasi/follow up dan rujukan. Tujuan penatalaksanaan untuk mengusahakan

tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan

kesejahteraanya.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Desain

Desain asuhan kebidanan komprehensif ini menggunakan metode

penelitian deskriptif dengan studi penelaan kasus (Case Study). Penelitian

dilaksanakan di Klinik Permata Bunda, mulai tanggal 10 Desember 2021 sampai

dengan 11 Februari 2022. Sampel penelitian ini yaitu Ny. N umur 28 tahun.

Instrumen yang digunakan yaitu pedoman observasi, wawancara dan studi

dokumentasi dalam bentuk format asuhan kebidanan sesuai dengan Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan masa

sebelum hamil, masa hamil, persalinan dan masa sesudah melahirkan,

penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi serta pelayanan kesehatan seksual. Alat

dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan adalah sesuai prosedur asuhan

kebidanan.

Laporan tugas akhir ini berdasarkan kriteria kasus yang berupa studi kasus

yang diambil dari data primer dan data sekunder yang telah ditentukan. Data

primer adalah jenis data yang dikumpulkan secara langsung dari sumber utamanya

seperti melalui wawancara, survei, eksperimen, dan sebagainya. Sedangkan data

sekunder merupakan berbagai informasi yang telah ada sebelumnya dan dengan

sengaja dikumpulkan oleh peneliti yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan

data penelitian. Biasanya data-data ini berupa diagram, grafik, atau tabel sebuah

informasi penting seperti sensus penduduk. Data sekunder bisa dikumpulkan

melalui berbagai sumber seperti buku, situs, atau dokumen pemerintah. Pada

114
115

subjek yang memenuhi keriteria akan dilakukan asuhan kehamilan sebanyak tiga

kali, persalinan, nifas dan BBL sebanyak empat kali pada segera, 2 hari, 7 hari, 4

minggu, 6 minggu

3.2 Tempat dan Waktu

Penyusunan laporan studi kasus ini dilakukan selama pemeriksaan di

Klinik Permata Bunda Kota Serang mulai dari bulan Desember 2021 sampai

bulan April 2022

3.3 Subjek

Subjek metode studi kasus yang digunakan merupakan seorang ibu hamil

dengan kriteria usia kehamilan 34 minggu sampai dengan 6 minggu postpartum.

Subjek studi kasus asuhan kebidanan komprehensif pada studi kasus ini adalah

Ny. “N” umur 28 tahun.

Ny “N” usia 28 tahun, agama Islam, suku Jawa Serang, lulusan SD,

seorang ibu rumah tangga telah menikah dengan pernikahan pertama selama 8

tahun dengan Tn”S” umur 31 tahun, bekerja sebagai Wiraswasta Alamat Ny “N”

dan Tn.”S” di Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001 Kel.Kuranji, Taktakan, Serang,

Banten. Kehamilan ini merupakan Kehamilan yang ketiga dan belum pernah

mengalami keguguran. Hari pertama haid terakhir (HPHT) kehamilan ini tanggal

13 April 2021 dan taksiran persalinan (TP) tanggal 20 Januari 2022.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Laporan tugas akhir yang dilakukan berupa studi dari data primer dan data

sekunder pada kasus kehamilan di Klinik Permata Bunda. Data primer adalah

jenis data yang dikumpulkan secara langsung dari sumber utamanya seperti
116

melalui wawancara, survei, eksperimen, dan sebagainya. Sedangkan data

sekunder merupakan berbagai informasi yang telah ada sebelumnya dan dengan

sengaja dikumpulkan oleh peneliti yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan

data penelitian. Biasanya data-data ini berupa diagram, grafik, atau tabel sebuah

informasi penting seperti sensus penduduk. Data sekunder bisa dikumpulkan

melalui berbagai sumber seperti buku, situs, atau dokumen pemerintah. Penulis

mengumpulkan data primer dengan cara wawancara terhadap subjek penelitian

dan mengumpulkan data sekunder dengan cara melihat pada buku Kesehatan Ibu

dan Anak yang dibawa oleh subjek penelitian.

Langkah pertama dilakukan yaitu mengidentifikasi data subjektif dengan

cara melakukan wawancara dengan pasien dan mengidentifikasi data objektif

dengan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang kepada pasien

sebagai subjek studi kasus dan menyesuaikan data tersebut dengan kriteria yang

ditentukan. Selanjutnya melakukan pemeriksaan ANC 3 kali, melakukan

pertolongan persalinan normal, melakukan kunjungan nifas 6 jam, 2 hari, 7 hari,

28 hari, dan 42 hari, melakukan kunjungan bayi baru lahir 6 jam, 2 hari, 7 hari, 28

hari, dan 42 hari, serta memberikan konseling kepada pasien tentang Keluarga

Berencana dan alat kontrasepsi yang akan digunakan

3.5 Alat dan Bahan

3.5.1 Alat dan Bahan yang digunakan untuk pemeriksaan ibu hamil yang terdiri

dari : stetoskop, tensi meter, linex, timbangan, metline, termometer, kom,

bengkok, penlight, jam tangan, handsccoon


117

3.5.2 Alat dan bahan persalinan terdiri dari : penutup kepala, gown, masker,

handscoon bersih, handscoon steril, sepatu boot, handuk bersih, alas

bokong, selimut, kain bersih, pakaian ibu, gunting tali pusat, benang tali

pusat / umbilikal klem, penyedot lender bayi, bengkok, gunting

episiotomi, klem ½ kocher, 1 pinset anatomi, 1 pinset sirugis, nalpoder,

benang chromic, larutan klorin 0,5%

3.5.3 Alat dan bahan untuk pemeriksaan ibu nifas terdiri dari : tensi meter,

stetoskop, termometer, kapas dan air DTT, handscoon, bengkok, larutan

klorin 0,5%

3.5.4 Alat dan bahan untuk pemeriksaan bayi baru lahir terdiri dari :

termometer, pita meter, spuit 1 cc, obat – obatan ( vitamin K dan vaksin

HB0), salep mata, kain bersih, baju bersih bayi, alat ukur berat badan dan

tinggi badan, Lingkat kepala, Lingkar dada

3.5.5 Alat dan bahan untuk wawancara terdiri dari : format asuhan kebidanan

pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Alat dan bahan untuk

studi dokumentasi terdiri dari : catatan medis atau status pasien dan buku

KIA
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Klinik Permata Bunda yang terletak di

Griya Permata Asri Blok D8 No 9-10, Dalung, Kec. Cipocok Jaya, Kota Serang,

Banten. Klinik ini menyediakan pelayanan kebidanan serta pelayanan penyakit

umum yang diperiksa oleh dokter umum.

4.2 Hasil

4.2.1 Ante Natal Care (Kehamilan)

Riwayat ANC ibu sebelum penulis melakukan asuhan kebidanan

kehamilan, menurut hasil anamnesa dan pemeriksaan di buku KIA ibu, ibu sudah

melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 8 kali, 3 kali pada trimester 1 dan 4

kali pada trimester 2 dan 1 kali pada trimester 3. Pada pemeriksaan kehamilan di

trimester 1 keluhan ibu adalah pusing dan mual dan ibu dianjurkan untuk

melakukan cek laboratorium dan suntik TT4. Pada pemeriksaan kehamilan di

trimester 2 ditemukan bahwa letak janin melintang dan diberikan anjuran untuk

sujud agar janin memutar menjadi normal. Pada pemeriksaan kehamilan trimester

3 letak janin sudah normal yaitu presentasinya kepala dan ibu diberikan konseling

tentang gizi seimbang dan persiapan persalinan di fasilitas kesehatan.

4.2.1.1 Trimester Ketiga (34 Minggu – 38 Minggu)

a. Kunjungan Pertama (ANC Trimester III)

Tanggal 10 Desember 2021 pukul 09.00 WIB, penulis melakukan

pemeriksaan kehamilan pada Ny. “N” di Klinik Permata Bunda Kota Serang. Dari

118
119

hasil anamnesa ibu mengaku ini kehamilan ketiga dan belum pernah keguguran

dengan riwayat persalinan yang normal. Ibu mengeluh sering terdapat keputihan

berwarna putih yang terkadang terasa gatal sejak 1 minggu yang lalu, riwayat

pernikahan ibu 1 nkali pada saat usia 20 tahun dan suami berusia 21 tahun, lama

pernikahan 8 tahun.

Menstruasi pertama kali pada umur 14 tahun. siklusnya 30 hari secara

teratur lamanya 7 hari. Ibu biasanya ganti pembalut 3 kali dalam sehari dengan

sifat darah encer, dan ibu tidak mengalami nyeri haid pada saat menstruasi.

Riwayat kehamilan saat ini, Hari Perama Haid Terakhir (HPHT) tanggal 13

April 2021, Taksiran Persalinan (TP) tanggal 20 Januari 2022. Ibu mengatakan

gerak janin lebih dari 20 kali dalam 24 jam. Ibu sudah mendapatkan imunisasi TT

sebanyak lima kali yaitu 2 kali pada saat kehamilan pertama, 2 kali pada saat

kehamilan kedua, dan 1 kali pada saat kehamilan saat ini. Maka status TT ibu saat

ini TT4.

Riwayat kontrasepsi ibu sebelumnya adalah suntik 3 bulan selama 2 tahun.

Ibu mengatakan bahwa ibu dan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit

sistemik seperti hipertensi, jantung, ginjal, dll. Kebiasaan/perilaku kesehatan

adalah ibu tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, tidak mengkonsumsi

jamu dan obat apapun kecuali obat yang dianjurkan bidan atau dokter,

membersihkan alat kemaluan dengan air mengalir setiap kali mandi, BAK dan

BAB.

Pola aktivitas ibu sebagai ibu rumah tangga. Pola istirahat ibu tidur malam

7-8 jam dan tidur siang 1-2 jam. Pola makan ibu 3 kali sehari dengan menu nasi,
120

lauk pauk, sayur, dan buah, tidak ada pantangan makanan. Ibu minum 10-12 gelas

sehari. Pola eliminasi BAK 10-14 kali per hari berwarna kuning jernih dan BAB

1 kali per hari dengan konsistensi padat, dan tidak ada keluhan di pola eliminasi.

Ibu mandi 2 kali sehari dengan air mengalir dan sabun, setelah BAB/BAK

dibersihkan dengan air mengalir dan tidak dikeringkan dengan handuk bersih atau

tissue.

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis, status emosional stabil, tekanan darah 115/78 mmHg,

nadi 88 x/menit, respirasi 22 x/menit, suhu 36,7° C, berat badan sebelum hamil 50

kg, berat badan saat ini 56 kg, tinggi badan 159 cm, LILA 23,5 cm.

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskultasi. Hasilnya adalah kepala tidak ada benjolan, rambut bersih, tidak

rontok, tidak ada ketombe, muka tidak odema, tidak ada cloasma gravidarum,

mata simetris konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, hidung simetris, tidak

ada kotoran, tidak ada polip, telinga simetris, tidak ada serumen, tidak ada

sumbatan kotoran, tidak ada infeksi, mulut bersih, tidak ada stomatitis, lidah

bersih, gusi ttidak berdarah, ada caries gigi, leher tidak ada pembengkakan

kelenjar getah bening (KGB) dan kelenjar tyroid, payudara simetris, puting susu

menonjol, areola hiperpigmentasi, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,

pengeluaran colostrum (-)/(-), abdomen tidak ada luka bekas operasi, terdapat

linea nigra, tidak ada striae gravidarum.

Hasil palpasi pada pemeriksaan kebidanan Leopold I teraba bulat, lunak,

tidak melenting (bokong). Leopold II teraba bagian-bagian kecil seperti


121

ekstermitas di sebelah kanan dan teraba panjang keras seperti papan di sebelah

kiri (punggung janin). Leopold III teraba bulat, keras, melenting (kepala). Leopold

IV bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul (Konvergen). Tinggi

fundus uteri (TFU) 27 cm. Taksiran berat badan janin (TBBJ) yaitu (27-13) x 155

yaitu 2.170 gram. Detak jantung janin (DJJ) 136 x/menit, teratur, punctum

maksimum sebelah kiri 2 jari bawah pusat.

Pada pemeriksaan genitalia didapatkan hasil vulva/vagina tidak ada

kelainan, tidak ada odema, tidak varises, terdapat sedikit keputihan. Pada palpasi

tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini dan scene. Di anus tidak ada

haemoroid.

Pemeriksaan pinggang tidak ada nyeri ketuk pada daerah castovetebra

angle tenderness (CVAT). Ekstermitas tidak varises, tidak oedema, refleks patella

(+)/(+).

Pemeriksaan penunjang Hb 13,8 gr%, protein urine negatif, glukosa urine

negatif, siffilis negatif, HbSag negatif, HIV negative dan hasil USG Janin

tunggal hidup, presentasi kepala, ketuban cukup, plasenta fundus, TBJ 2.750

gram, jenis kelamin laki-laki, usia kehamilan 34 minggu, TP 13-01-2022.

Dari hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan didapatkan diagnosa bahwa

Ny. "N" umur 28 tahun G3P2A0 hamil 34 minggu janin tunggal hidup intra uterin

presentasi kepala, masalah yang didapatkan ibu terdapat keputihan yang kadang

terasa gatal.

Penatalaksaan asuhan yang diberikan terhadap Ny. “N” adalah melakukan

informed consent dengan cara menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan,
122

memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa usia kehamilan ibu 8 bulan

2 minggu atau 34 minggu serta keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik.

Memberitahukan ibu bahwa keputihan merupakan hal yang normal untuk

wanita, akan tetapi hal yang harus diwaspadai jika keputihan berwana hijau dan

terasa gatal, memberitahukan ibu 7 tanda bahaya kehamilan diantaranya

perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat dan menetap, penglihatan kabur,

bengkak di wajah, tangan, dan kaki, nyeri perut yang hebat, gerakan janin tidak

terasa, keluar cairan pervaginam.

Memberitahukan ibu agar melakukan vulva hygiene yang benar seperti

membersihkan area kemaluan terlebih dahulu lalu ke daerah anus, mengganti

celana dalam jika basah, mengeringkan vagina dengan handuk atau tissue saat

selesai BAB/BAK menggunakan celana dalam yang menyerap keringat, tidak

menggunakan larutan pembersih vagina cukup dengan air bersih saja,

menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi seimbang agar kenaikan berat

badan ibu selama hamil menjadi normal.

Memberikan terapi tablet Fe 1x60 mg sehari, Asam Folat 1x400 mcg dan

tablet kalsium 1x500 mg sehari, dan menganjurkan ibu untuk makan makanan

yang mengandung kalsium untuk pembentukan tulang dan juga dapat mencegah

pre eklamsi pada ibu, sumber kalsium diperoleh dari ikan, tahu, tempe, pisang,

mangga, apel, jeruk, alpukat, brokoli, sawi, sayur bayam, kacang susu, keju,

yogurt, dan kalsium karbonat, menyepakati untuk melakukan kunjungan ulang 2

minggu kemudian pada tanggal 24 Desember 2021 atau jika ada keluhan. Ibu

mengerti dan mengikuti anjuran yang diberikan bidan


123

b. Kunjungan Kedua (ANC Trimester III)

Tanggal 24 Desember 2021 pukul 14.00 WIB , penulis melakukan

pemeriksaan kehamilan yang kedua pada Ny. “N” di Klinik Permata Bunda Kota

Serang. Dari hasil anamnesa ibu mengatakan tidak ada keluhan

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis, status emosional stabil, tekanan darah 100/70 mmHg,

nadi 87 x/menit, respirasi 22 x/menit, suhu 36,2° C, berat badan 56,5 kg, tinggi

badan 159 cm, LILA 23,5 cm.

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskultasi. Hasilnya adalah muka tidak odema, tidak ada cloasma gravidarum,

mata simetris konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, payudara simetris,

puting susu menonjol, areola hiperpigmentasi, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri

tekan, pengeluaran colostrum (+)/(+), pada abdomen tidak ada luka bekas operasi,

terdapat linea nigra, tidak ada striae gravidarum.

Hasil palpasi pada pemeriksaan kebidanan Leopold I teraba bulat, lunak,

tidak melenting (bokong). Leopold II teraba bagian-bagian kecil seperti

ekstermitas di sebelah kanan dan teraba panjang keras seperti papan di sebelah

kiri (punggung janin). Leopold III teraba bulat, keras, melenting (kepala). Leopold

IV bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen 4/5). Tinggi

fundus uteri (TFU) 28 cm. Taksiran berat badan janin (TBBJ) yaitu (28-12) x 155

yaitu 2.480 gram. Detak jantung janin (DJJ) 144 x/menit, teratur, punctum

maksimum sebelah kiri 2 jari bawah pusat.


124

Pada pemeriksaan genitalia didapatkan hasil vulva/vagina tidak ada

kelainan, tidak ada odema, tidak varises, tidak ada keputihan. Pada palpasi tidak

ada pembengkakan kelenjar bartholini dan scene. Di anus tidak ada haemoroid.

Pemeriksaan pinggang tidak ada nyeri ketuk pada daerah Casto Vetebra Angle

Tenderness (CVAT). Ekstermitas tidak varises, tidak oedema, refleks patella

(+)/(+).

Dari hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan didapatkan diagnosa bahwa

Ny. "N" umur 28 tahun G3P2A0 hamil 36 minggu janin tunggal hidup intra uterin

presentasi kepala.

Penatalaksaan asuhan yang diberikan terhadap Ny. “N” adalah melakukan

informed consent dengan cara menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan.

Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa usia kehamilan ibu 9 bulan

atau 36 minggu serta keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik.

Memberitahukan ibu 7 tanda bahaya kehamilan diantaranya perdarahan

pervaginam, sakit kepala yang hebat dan menetap, penglihatan kabur, bengkak di

wajah, tangan, dan kaki, nyeri perut yang hebat, gerakan janin tidak terasa, keluar

cairan pervaginam.

Menginformasikan pada ibu tentang tanda – tanda persalinan, yaitu perut

mulas – mulas yang teratur, timbulnya semakin sering dan semakin lama, serta

keluar lender bercampur darah dari jalan lahir atau keluar cairan ketuban dari

jalan lahir.

Menginformasikan pada ibu tentang IMD (Inisiasi Menyusu Dini) yang

dilakukan segera setelah bayi lahir, yang mempunyai manfaat seperti kontak kulit
125

membantu proses kolonisasi kulit, dimana bakteri yang menempel pada kulit ibu

dan dijilat oleh bayi, diketahui bahwa bakteri tersebut bermanfaat bagi bayi,

berperan sebagai zat antibodi untuk melindungi bayi dari kuman penyakit di

lingkungan luar bayi, dan pada saat kontak kulit dengan bayi, suhu ibu akan

menyesuaikan suhu bayi dengan naik sebanyak 1oC atau turun 1oC untuk

menjaga kehangatan pada bayi, meningkatkan keberhasilan ASI Eksklusif karena

untuk bayi yang dilakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) akan berhasil menyusu

delapan kali dibanding dengan yang tidak dilakukan IMD (Inisiasi Menyusu

Dini).

Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi seimbang yang

mengandung protein, vitamin, dan mineral untuk pertumbuhan dan perkembangan

janin, menganjurkan ibu untuk minum air putih minimal 8-12 gelas setiap harinya,

menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal 6-8 jam setiap harinya.

Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan, yaitu menanyakan tanggal

persalinan kepada bidan atau dokter, menyiapkan calon pendonor darah jika

diperlukan, mempersiapkan tabungan dan dana cadangan untuk biaya persalinan,

menyiapkan kendaraan jika sewaktu – waktu diperlukan, merencanakan tempat

persalinan dan penolongnya, menyepakati amanat persalinan dengan

menempelkan stiker P4K di depan rumah ibu hamil, menyiapkan berkas – berkas

penting seperti kartu jaminan kesehatan nasional dan lainnya, serta merencanakan

ikut KB setelah bersalin.

Memberikan terapi tablet Fe 1x60 mg sehari, Asam Folat 1x400 mcg dan

tablet kalsium 1x500 mg sehari, menyepakati untuk melakukan kujungan ulang 1


126

minggu kemudian pada tanggal 31 Desember 2021 atau segera jika ada keluhan.

Ibu mengerti dan mau melakukan apa yang dianjurkan oleh bidan, serta

melakukan kunjungan ulang pada tanggal 31 Desember 2021 atau bila ada

keluhan.

c. Kunjungan Ketiga (ANC Trimester III)

Tanggal 31 Desember 2021 pukul 09.00 WIB, penulis melakukan

pemeriksaan kehamilan yang ketiga pada Ny. “N” di Klinik Permata Bunda Kota

Serang. Dari hasil anamnesa ibu mengatakan tidak ada keluhan

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis, status emosional stabil, tekanan darah 100/70 mmHg,

nadi 83 x/menit, respirasi 22 x/menit, suhu 36,2° C, berat badan 57 kg, tinggi

badan 159 cm, LILA 23,5 cm.

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskultasi Hasilnya adalah muka tidak odema, tidak ada cloasma gravidarum,

mata simetris konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, payudara simetris,

puting susu menonjol, areola hiperpigmentasi, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri

tekan, pengeluaran colostrum (+)/(+), pada abdomen tidak ada luka bekas operasi,

terdapat linea nigra, tidak ada striae gravidarum.

Hasil palpasi pada pemeriksaan kebidanan Leopold I teraba bulat, lunak,

tidak melenting (bokong). Leopold II teraba bagian-bagian kecil seperti

ekstermitas di sebelah kanan dan teraba panjang keras seperti papan di sebelah

kiri (punggung janin). Leopold III teraba bulat, keras, melenting (kepala). Leopold

IV bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen 3/5). Tinggi
127

fundus uteri (TFU) 29 cm. Taksiran berat badan janin (TBBJ) yaitu (29-12) x 155

yaitu 2.645 gram. Detak jantung janin (DJJ) 144 x/menit, teratur, punctum

maksimum sebelah kiri 2 jari bawah pusat.

Pada pemeriksaan genitalia didapatkan hasil vulva/vagina tidak ada

kelainan, tidak ada odema, tidak varises, tidak ada keputihan. Pada palpasi tidak

ada pembengkakan kelenjar bartholini dan scene. Di anus tidak ada haemoroid.

Pemeriksaan pinggang tidak ada nyeri ketuk pada daerah Casto Vetebra Angle

Tenderness (CVAT). Ekstermitas tidak varises, tidak oedema, refleks patella

(+)/(+).

Dari hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan didapatkan diagnosa bahwa

Ny. "N" umur 28 tahun G3P2A0 hamil 37 minggu janin tunggal hidup intra uterin

presentasi kepala.

Penatalaksaan asuhan yang diberikan terhadap Ny. “N” adalah melakukan

informed consent dengan cara menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan.

Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa usia kehamilan ibu 9 bulan

1 minggu atau 37 minggu serta keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik,

memberitahukan ibu 7 tanda bahaya kehamilan diantaranya perdarahan

pervaginam, sakit kepala yang hebat dan menetap, penglihatan kabur, bengkak di

wajah, tangan, dan kaki, nyeri perut yang hebat, gerakan janin tidak terasa, keluar

cairan pervaginam.

Menginformasikan pada ibu tentang tanda – tanda persalinan, yaitu perut

mulas – mulas yang teratur, timbulnya semakin sering dan semakin lama, serta

keluar lender bercampur darah dari jalan lahir atau keluar cairan ketuban dari
128

jalan lahir, dan mengajarkan ibu teknik relaksasi saat terdapat kontraksi dengan

menarik nafas panjang lewat hidung dan keluarkan lewat mulut. ibu mengerti dan

dapat mempraktekan teknik relaksasi,

Menganjurkan ibu untuk minum air putih minimal 8-12 gelas setiap

harinya, menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal 6-8 jam setiap

harinya, memberikan terapi tablet Fe 1x60 mg sehari, Asam Folat 1x400 mcg

sehari dan tablet kalsium 1x500 mg sehari, menyepakati untuk melakukan

kujungan ulang 1 minggu kemudian pada tanggal 06 Januari 2022 atau segera jika

ada keluhan dan merasakan tanda-tanda persalinan. Ibu mengerti dan mau

melakukan apa yang dianjurkan oleh bidan, serta melakukan kunjungan ulang

pada tanggal 06 Januari 2021, atau jika ada keluhan dan merasakan tanda-tanda

persalinan.

4.2.2 Intra Natal Care (Persalinan)

a. Kala I Fase Laten

Pada tanggal 31 Januari 2021 pukul 14.00 WIB ibu datang ke Klinik

Permata Bunda diantar oleh suami dan keluarganya, ibu mengatakan mulas –

mulas sejak jam 09.00 WIB dan sifat mulas teratur dan tidak hilang setelah

melakukan aktivitas, keluar lendir bercampur darah dan belum keluar air– air.

Hasil pemeriksaan didapatkan bahwa keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 83 x/menit, respirasi 22

x/menit, suhu 36,3 oC. Hasil palpasi abdomen leopold I: di fundus ibu teraba

bulat, lunak, tidak melenting (bokong), leopold II: sebelah kanan perut ibu teraba

bagian – bagian kecil janin (ekstremitas janin), sebelah kiri perut ibu teraba
129

panjang, keras, seperti papan (punggung janin), leopold III: di bagian terendah

perut ibu teraba bulat, keras, melenting (kepala janin), leopold IV: sudah masuk

PAP (divergen 3/5), DJJ: (+) teratur, frekuensi 144x/menit, punctum maksimum:

satu tempat di perut kiri bawah pusat, TFU: 29 cm, TBBJ: (29 – 12) x 155 = 2.635

gram. His : 3x/10’/25” (3 kali dalam 10 menit lamanya 25 detik).

Pada pemeriksaan genitalia didapatkan hasil vulva vagina tidak ada

kelainan, tidak oedema dan tidak varises, tidak ada keputihan, tidak ada

pembengkakan kelenjar bartolini dan scene. Hasil pemeriksaan dalam portio tipis

lunak, pembukaan 3 cm, ketuban utuh, bagian terendah kepala Hodge 2, ubun –

ubun kecil kiri depan, tidak ada molase.

Dari hasil pemeriksaan dapat ditemukan diagnosa bahwa Ny. “N” umur 28

tahun G3P2A0 hamil 37 minggu inpartu kala I fase laten janin presentasi kepala

tunggal hidup intrauterine.

Penatalaksaan asuhan yang diberikan terhadap Ny. “N” adalah adalah

melakukan informed consent dengan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan,

menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu dan janin

dalam keadaan sehat dan ibu sudah memasuki persalinan, menganjurkan ibu

miring ke kiri atau senyaman ibu dan mengatur posisi yang nyaman bagi ibu. Ibu

memilih posisi miring ke kiri.

Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu bernafas dengan benar saat

kontraksi yaitu dengan cara bernafas panjang dari hidung dan mengeluarkan dari

mulut, menganjurkan ibu untuk makan dan minum disaat tidak ada kontraksi,

menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK. mengajarkan cara
130

meneran yang baik dan benar yaitu gigi ketemu gigi pandangan lihat ke perut

kedua tangan dislipkan di lipatan kaki, menganjurkan ibu untuk ditemani suami

atau keluarga.

Menyiapkan partus set, hecting set, set resusitasi dan pakaian ibu dan bayi

secara ergonomis serta APD, mengobservasi keadaan umum ibu, tanda-tanda vital

ibu, HIS dan DJJ mg sehari. Ibu mengerti yang dijelaskan bidan dan mau

melaksanakan anjuran yang diberikan bidan.

b. Kala II

Pada tanggal 31 Januari 2021 pukul 17.15 WIB ibu mengeluh mulas

semakin sering, keluar air-air da nada dorongan ingin meneran seperti ingin buang

air besar. Hasil pemeriksaan keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis,

tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 85 x/menit, respirasi 23 x/menit, suhu 36,3ᵒC.

His 5x dalam 10 menit lamanya 50 detik. DJJ (+) teratur, frekuensi

144x/menit, punctum maksimum: satu tempat di perut kiri bawah pusat.

Pemeriksaan genitalia vulva membuka, perineum menonjol. Pemeriksaan dalam

vulva dan vagina tidak ada kelainan, tidak ada varises, tidak ada pembengkakan

kelenjar bartholini dan skene, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban

jernih, bagian terendah kepala, ubun – ubun kecil kiri depan, tidak ada molase,

penurunan kepala hodge IV.

Dari hasil pemeriksaan, didapatkan diagnosa bahwa Ny. “N” umur 28

tahun G3P2A0 hamil 37 minggu inpartu kala II janin presentasi kepala tunggal

hidup intrauterin.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan terhadap Ny “N” adalah


131

melakukan informed consent dengan cara menjelaskan tujuan tindakan yang akan

dilakukan, memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa

pembukaan sudah lengkap dan ibu memasuki proses persalinan, mendekatkan

partus set dan alat resusitasi bayi, mengatur posisi nyaman ibu untuk meneran,

mengajarkan ibu teknik meneran yang baik yaitu dagu menempel ke dada,

pandangan ibu kearah perut, gigi bertemu gigi lalu meneran sekuat mungkin tanpa

mengeluarkan suara disaat ada his serta mengajarkan teknik relaksasi yang baik,

mengobservasi DJJ saat tidak ada kontraksi, mengobservasi tanda-tanda vital ibu

menganjurkan ibu agar meneran saat ada his dan beristirahat saat his tidak ada,

dan menolong persalinan dengan teknik APN.

Pada pukul 17. 30 WIB bayi lahir spontan, bugar, menangis kuat, bergerak

aktif, kulit berwarna kemerahan, jenis kelamin laki-laki, bayi dikeringkan,

dilakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) selama 1 jam dan diselimuti.

c. Kala III

Pada tanggal 31 Desember 2021 pukul 17.31 WIB ibu mengatakan senang

atas kelahiran bayinya dan perutnya masih merasa mulas. Keadaan ibu baik,

kesadaran composmentis, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 88 x/menit, respirasi

24 x/menit, suhu 36,6ᵒC. Hasil pemeriksaan abdomen TFU sepusat,

uterus globuler, kontraksi uterus baik, dan kandung kemih kosong. Pada

genitalia tali pusat tampak didepan vulva, terdapat semburan darah.

Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan diagnosa bahwa Ny. “N” usia

28 tahun P3A0 partus kala III.

Penatalaksanan asuhan yang diberikan terhadap Ny “N” adalah melakukan


132

informed consent, memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa plasentanya akan

dilahirkan, melakukan manajemen aktif kala III diantaranya memastikan janin

tunggal, memastikan kandung kemih kosong, menyuntikkan oksitosin 10 IU

secara IM di paha kiri luar ibu 1/3 anterolateral, melakukan peregangan tali pusat

terkendali (PTT) serta mengeluarkan plasenta, melakukan masase fundus uteri,

memeriksa kelengkapan plasenta, mengajarkan kepada ibu dan keluarga massage

fundus uteri serta mengecek adanya laserasi pada jalan lahir.

Pukul 17.35 WIB plasenta lahir spontan, selaput ketuban utuh, kotiledon

lengkap, insersi tali pusat sentralis, panjang ±40 cm, berat ±500 gram, tidak

terdapat luka laserasi

d. Kala IV

Pada tanggal 31 Desember 2021 pukul 17.40 WIB ibu mengatakan merasa

lega persalinan berjalan dengan lancer dan senang atas kelahiran bayinya, dan

masih merasa lemas serta perutnya masih terasa mulas. Pada pemeriksaan fisik

yang dilakukan didapatkan hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis,

keadaan emosional stabil, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 85 x/menit, respirasi

24 x/menit, suhu 36,4ᵒC.

Hasil pemeriksaan abdomen TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus

baik, kandung kemih kosong. Pada genitalia tidak terdapat laserasi, perdarahan ±

50 cc.

Dari hasil pemeriksaan, didapatkan diagnosa bahwa Ny. “N” umur 28

tahun P3A0 partus kala IV.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan terhadap Ny “N” adalah


133

melakukan informed consent, Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa saat

ini ibu memasuki persalinan kala IV yaitu pengawasan dan pemantauan kondisi

ibu pasca persalinan, Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital, TFU,

kandung kemih, kontraksi uterus dan perdarahan , membersihkan dan merapikan

ibu, menganjurkan ibu untuk istirahat, memenuhi kebutuhan nutrisi ibu seperti

makan dan minum.

Memberikan Vitamin A 200.000 IU (diberikan 2 kapsul, kapsul pertama

diminum segera setelah persalinan dan tablet kedua diminum 24 jam setelah

kapsul pertama), tablet Fe 1x60, amoxicilin 3x500mg, dan asam mefenamat

3x500 mg, melanjutkan observasi kala IV setiap 15 menit sekali pada 1 jam

pertama dan setiap 30 menit sekali pada 1 jam kedua, menganjurkan ibu untuk

mobilisasi dini dan tidak menahan BAK, melakukan dokumentasi, melepas APD

serta mencuci dan mensterilkan alat.

4.2.3 Post Natal Care (Nifas)

a. Nifas 6 Jam

Pada tanggal 31 Januari 2020 pukul 23.30 WIB, hasil anamnesa ibu

mengatakan ASI sudah keluar dan ibu sudah mobilisasi dan BAK ke kamar mandi

sendiri. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional

stabil, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 87 x/menit, respirasi 23 x/menit, suhu

36,4ᵒC, berat badan 51 kg, dan tinggi badan 159 cm. Hasil pemeriksaan mata

simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, payudara simetris, puting

susu menonjol, areola hiperpigmentasi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan,

pengeluaran kolostrum (+)/(+), abdomen TFU 2 jari dibawah pusat kontraksi


134

uterus baik, kandung kemih kosong, pada genitalia vulva/vagina tidak ada

kelainan, tidak ada varises, tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini dan skene,

tidak terdapat luka jahitan, perdarahan ± 10 cc.

Dari hasil pemeriksaan dapat ditentukan diagnosa bahwa Ny.“N” umur 28

tahun P3A0 postpartum 6 jam.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan terhadap Ny “N” adalah

melakukan informed consent, memberitahukan hasil pemeriksaan, memastikan

kontraksi uterus baik, dan perdarahan dalam batas normal, menganjurkan ibu

untuk memberikan ASI pada bayinya sesering mungkin (tidak lebih dari 2 jam)

dan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, melakukan KIE/konseling tentang

gizi untuk ibu nifas, memberitahu ibu agar memperbanyak minum minimal 14

gelas/hari, menganjurkan ibu agar menjaga kebersihan diri terutama vulva

hygiene, menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB, menganjurkan

ibu agar istirahat yang cukup, saat bayi tidur ibu dianjurkan untuk tidur.

Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada ibu nifas yaitu perdarahan lewat

jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak di tangan wajah dan kaki

atau sakit kepala hebat dan kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari, payudara

bengkak merah disertai rasa sakit, ibu terlihat sedih murung dan menangis tanpa

sebab.

Menganjurkan ibu agar melakukan kunjungan ulang 2 hari kemudian yaitu

pada tanggal 2 Januari 2022 ke klinik, dan segera menghubungi bidan jika

terdapat tanda-tanda bahaya pada ibu sebelum waktu yang ditentukan. Ibu

mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan melakukan kunjungan pada
135

tangga 02 januari 2022 serta akan ke klinik atau ke fasilitas kesehatan lain bila

terdapat tanda-tanda bahaya baik pada ibu.

b. Nifas 2 Hari

Pada tanggal 02 Januari 2022 pukul 09.00, dari hasil anamnesa, ibu

mengatakan ASI sudah keluar lancar dan bayi menyusu dengan kuat, dan ibu tidak

ada keluhan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, keadaan emosi stabil, tekanan darah 115/85 mmHg, nadi 83

x/menit, respirasi 21 x/menit, suhu 36,7ᵒC, pemeriksaan wajah tidak oedema, pada

mata konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, payudara simetris, puting susu

menonjol, tidak terdapat benjolan sekitar payudara, pengeluaran colostrum (+/+),

pemeriksaan abdomen TFU 3 jari di bawah pusat, tidak ada nyeri tekan, kontraksi

uterus baik, kandung kemih kosong, diastasi recti tidak ada. Pemeriksaan genitalia

bulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada varises, tidak ada pembengkakan

kelenjar bartholini dan skene, tidak terdapat luka jahitan, lochea rubra, perdarahan

± 5 cc. Pada ekstremitas tidak ada oedema, tidak ada varises, reflex , patella

(+)/(+), dan tidak ada tanda homan.

Dari hasil pemeriksaan dapat diambil diagnosa Ny. “N” umur 28 tahun

P3A0 postpartum 2 hari.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan terhadap Ny “N” adalah

melakukan informed consent, memberitahukan ibu hasil pemeriksaan,

Mengingatkan kembali ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif kepada bayinya

tanpa dijadwal (on demand) dan bangunkan bayi jika tidur sudah 2 jam untuk
136

diberikan ASI dan memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan.

Mengingatkan kembali tanda bahaya masa nifas yaitu perdarahan lewat

jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak di tangan wajah dan kaki

atau sakit kepala hebat dan kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari, payudara

bengkak merah disertai rasa sakit, ibu terlihat sedih murung dan menangis tanpa

sebab.

Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 07 Januari 2022

atau datang saat ada keluhan atau tanda bahaya pada ibu sebelum tanggal yang

ditentukan. Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan melakukan

anjuran yang diberikan oleh bidan, serta bersedia kunjungan pada tangga 07

januari 2022 serta akan ke klinik atau ke fasilitas kesehatan lain bila terdapat

tanda-tanda bahaya baik pada ibu.

c. Nifas 7 Hari

Pada tanggal 07 Januari 2022 pukul 09.00, dari hasil anamnesa, ibu

mengatakan ASI sudah keluar lancar dan bayi menyusu dengan kuat, dan ibu tidak

ada keluhan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, keadaan emosi stabil, tekanan darah 118/89 mmHg, nadi 83

x/menit, respirasi 24 x/menit, suhu 36,6ᵒC, berat badan 51 kg dan tinggi badan

159 cm, pemeriksaan wajah tidak oedema, pada mata konjungtiva tidak anemis,

sklera tidak ikterik, payudara simetris, puting susu menonjol, tidak terdapat

benjolan sekitar payudara, pengeluaran ASI (+/+), pemeriksaan abdomen TFU 1

jari di atas simfisis, tidak ada nyeri tekan, kontraksi uterus baik, kandung kemih
137

kosong. Pemeriksaan genitalia bulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada varises,

tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini dan skene, lochea sanguinolenta.

Pada ekstremitas tidak ada oedema, tidak ada varises, refleks , patella (+)/(+).

Dari hasil pemeriksaan dapat diambil diagnosa Ny. “N” umur 28 tahun

P3A0 postpartum 7 hari.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan terhadap Ny “N” adalah

melakukan informed consent, memberitahukan ibu hasil pemeriksaan,

Mengingatkan kembali ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif kepada bayinya

tanpa dijadwal (on demand) dan bangunkan bayi jika tidur sudah 2 jam untuk

diberikan ASI dan memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan, mengingatkan

kembali tanda bahaya masa nifas yaitu perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan

berbau dari jalan lahir, bengkak di tangan wajah dan kaki atau sakit kepala hebat

dan kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari, payudara bengkak merah disertai rasa

sakit, ibu terlihat sedih murung dan menangis tanpa sebab.

Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi seimbang yang

mengandung protein, vitamin, dan mineral seperti daging, telur, sayur, buah,

tempe, tahu, dsb, menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 28

Janurari 2022 atau datang saat ada keluhan atau ada tanda bahaya pada ibu

sebelum tanggal yang ditentukan. Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan

dan akan melakukan anjuran yang diberikan oleh bidan, serta bersedia kunjungan

pada tanggal 28 Januari 2022 serta akan ke klinik atau ke fasilitas kesehatan lain

bila terdapat tanda-tanda bahaya baik pada ibu.


138

c. Nifas 28 Hari

Pada tanggal 28 Januari 2022 pukul 13.00 WIB, berdasarkan hasil

anamnesis, ibu mengatakan ingin melakukan kunjungan nifas 28 hari. ibu

mengaku tidak ada keluhan selama 28 hari masa nifasnya, nafsu makan baik, tidak

ada pantangan makanan, buang air besar dan buang air kecil lancar. Ibu bisa

melakukan aktivitas sehari-hari dan mengurus bayinya dibantu oleh keluarga juga.

ASI ibu keluar dengan lancar dan akan memberi ASI ekslusif pada bayinya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, keadaan emosi stabil, tekanan darah 120/80mmHg, nadi

85x/menit, respirasi 23 x/menit, suhu 36,5ᵒC, berat badan 51 kg dan tinggi badan

159 cm, pemeriksaan wajah tidak oedema, pada mata konjungtiva tidak anemis,

sklera tidak ikterik, payudara simetris, puting susu menonjol, tidak terdapat

benjolan sekitar payudara, pengeluaran ASI (+/+), pemeriksaan abdomen TFU

tidak teraba, tidak ada nyeri tekan, kandung kemih kosong. Pemeriksaan genitalia

bulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada varises, tidak ada pembengkakan

kelenjar bartholini dan skene, lochea alba. Pada ekstremitas tidak ada oedema,

tidak ada varises, reflex , patella (+)/(+).

Dari hasil pemeriksaan dapat diambil diagnosa Ny. “N” umur 28 tahun

P3A0 postpartum 28 hari.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan terhadap Ny “N” adalah

melakukan informed consent, memberitahukan ibu hasil pemeriksaan,

Mengingatkan kembali ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif kepada bayinya

tanpa dijadwal (on demand) dan bangunkan bayi jika tidur sudah 2 jam untuk
139

diberikan ASI dan memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan, menjelaskan kepada

ibu tentang tentang KB Memberitahu ibu tentang kb yang bisa dipakai setelah

melahirkan yaitu, yang pertama bisa menggunakan kb alamiah dengan cara

amenorelaktasi, yang kedua dengan kb hormonal yaitu kb suntik 3 bulan, implant

atau iud, atau bisa juga menggunakan kondom, menganjurkan ibu untuk

kunjungan ulang pada tanggal 11 februari 2022 atau datang saat ada keluhan

sebelum tanggal yang ditentukan. Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan

dan akan melakukan anjuran yang diberikan oleh bidan, serta bersedia kunjungan

pada tanggal 11 Februari 2022 serta akan ke klinik atau ke fasilitas kesehatan lain

bila terdapat keluhan.

d. Nifas 42 Hari

Pada tanggal 11 Februari 2022 pukul 14.00 WIB, berdasarkan hasil

anamnesis, ibu mengatakan ingin melakukan kunjungan nifas 42 hari. ibu

mengaku tidak ada keluhan selama 42 hari masa nifasnya, nafsu makan baik, tidak

ada pantangan makanan, buang air besar dan buang air kecil lancar. Ibu bisa

melakukan aktivitas sehari-hari dan mengurus bayinya sendiri. ASI ibu keluar

dengan lancar dan akan memberi ASI ekslusif pada bayinya. Ibu ingin

menggunakan alat kontrasepsi kb suntik 3 bulan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, keadaan emosi stabil, tekanan darah 120/80mmHg, nadi

85x/menit, respirasi 23 x/menit, suhu 36,5ᵒC, berat badan 51 kg dan tinggi badan

159 cm, pemeriksaan wajah tidak oedema, pada mata konjungtiva tidak anemis,

sklera tidak ikterik, payudara simetris, puting susu menonjol, tidak terdapat
140

benjolan sekitar payudara, pengeluaran ASI (+/+), pemeriksaan abdomen TFU

tidak teraba, tidak ada nyeri tekan, kandung kemih kosong. Pemeriksaan genitalia

bulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada varises, tidak ada pembengkakan

kelenjar bartholini dan skene, lochea alba. Pada ekstremitas tidak ada oedema,

tidak ada varises, refleks , patella (+)/(+).

Dari hasil pemeriksaan dapat diambil diagnosa Ny. “N” umur 28 tahun

P3A0 postpartum 42 hari.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan terhadap Ny “N” adalah

melakukan informed consent, memberitahukan ibu hasil pemeriksaan, melakukan

konseling pra pemasangan suntik 3 bulan, menyiapkan alat dan bahan

pemasangan suntik 3 bulan, mengatur posisi ibu senyaman mungkin,

membersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol, melakukan

penyuntikkan pada daerah 1/3 SIAS cocygis secara IM, melakukan konseling

pasca penyuntikan suntik 3 bulan, menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang

selama 12 minggu setelah penyuntikkan yaitu pada tanggal 04 Mei 2022. Ibu

mengerti dan mau melakukan anjuran yang telah diberikan oleh bidan. Ibu telah

menjadi akseptor KB Suntik.

4.2.4 Bayi Baru Lahir

a. Bayi Baru Lahir Segera

Pada hari Jum’at, 31 Desember 2021 pukul 17.30 WIB, bayi lahir spontan,

menangis kuat, bugar, tonus otot bergerak aktif dan warna kulit kemerahan, jenis

kelamin laki-laki, tidak ada cacat, dan terdapat anus. Usia kehamilan 37 minggu.

Kemudian dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital bayi yairu nadi 134x/menit,


141

respirasi 43x/menit, suhu 36,7ᵒC. Dari hasil penilaian bayi saat lahir dan

pemeriksaan didapatkan diagnosa bahwa neonatus Ny. “N” cukup bulan segera

setelah lahir.

Penatalaksaan asuhan yang diberikan terhadap neonatus Ny “N” adalah

menilai keadaan bayi, meletakan bayi secara melintang diatas perut ibu, menjaga

bayi agar tetap hangat, membersihkan jalan napas (jika perlu), keringkan dan tetap

jaga kehangatan bayi, menjepit, memotong, dan menjepit tali pusat dengan

umbilical klem dan membungkus tali pusat dengan kasa steril tanpa membubuhi

apapun, melakukan IMD selama ±1 jam dengan memperhatikan posisi bayi agar

tetap bisa bernafas, melakukan penyuntikan vit K 0,5 ml dengan dosis 1 mg di 1/3

paha kiri bayi secara Intra Muskuler, dan memberikan salep mata

Chloramphenicol 1%. Bayi mendapatkan putting susu ibu setelah 30 menit

dilakukan IMD. Bayi dalam keadaan baik, bayi telah mendapatkan vitamin K dan

salep mata.

b. Bayi Baru Lahir 6 Jam

Pada tanggal 31 Desember 2021 pukul 23.20 WIB dilakukan pemeriksaan

pada bayi baru lahir 6 jam. Ibu mengatakan bayi sudah BAB dan BAK. Dan bayi

sudah menyusu dengan hisapan yang kuat Setelah dilakukan pemeriksaan,

didapatkan hasil bahwa keadaan umum baik, nadi 138 x/menit, respires 42

x/menit, suhu 36,6ᵒC.

Hasil pemeriksaan antropometri berat badan 3.100 gram, panjang badan 49

cm, lingkar kepala 30 cm, lingkar dada 31 cm, jenis kelamin laki-laki. Kepala

tidak ada caput succadenum, tidak ada cephal hematom, wajah tidak ada oedema,
142

mata simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik, telinga simetris,

bersih, daun telinga terbentuk, hidung bersih, terdapat 2 lubang hidung dan

septum nasalis berada di tengah, mulut tidak ada labioskizis, tidak ada

palatoskizis, tidak ada labiopalatoskizis, leher tidak ada pembengkakan kelenjar

tyroid dan kelenjar getah bening, dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada,

putting susu simetris dan menonjol, abdomen tidak tegang, tidak ada benjolan,

tidak ada perdarahan tali pusat , sedikit cembung,

Genitalia testis sudah turun ke skrotum, lubang anus ada, punggung tidak

ada spina bifida, ekstremitas simetris, tidak ada sindaktili dan polidaktili, terdapat

reflek Moro (+) Rooting(+) Sucking (+) Swallowing (+) tonicneck (+)

Grepsing(+) Babynsky(+).

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, dapat diambil diagnosa

bahwa neonatus Ny. “N” umur 6 jam cukup bulan sesuai masa kehamilan.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada bayi Ny. “N” yaitu

melakukan informed consent kepada ibu, memberitahu kepada ibu dan keluarga

bahwa bayi dalam keadaan sehat, memberitahu kepada ibu dan keluarga, bahwa

bayi akan disuntikkan HB 0, menyuntikkan HB0 0,5 cc dipaha kanan secara Intra

Muskular.

Memberitahu kepada ibu cara perawatan tali pusat dengan tidak boleh

memberikan ramuan – ramuan pada tali pusat bayi, cukup dibungkus oleh kassa

steril, menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi sulit

bernafas, tarikan dinding dada saat bernafas, demam hingga kejang, warna kulit

bayi menguning, dan perdarahan pada tali pusat.


143

Menganjurkan ibu agar melakukan kunjungan ulang 2 hari kemudian yaitu

pada tanggal 02 Januari 2022 ke klinik, dan segera menghubungi bidan jika

terdapat tanda-tanda bahaya pada ibu atau pada bayi sebelum waktu yang

ditentukan. Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan melakukan

kunjungan pada tangga 02 januari 2022 serta akan ke klinik atau ke fasilitas

kesehatan lain bila terdapat tanda-tanda bahaya baik pada ibu atau pada bayi.

c. Bayi Baru Lahir 2 Hari

Pada tanggal 02 Januari 2022 pukul 09.00 WIB dilakukan pemeriksaan

pada bayi baru lahir 2 hari. Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan kuat setiap

harinya tanpa dijadwal BAB dan BAK lancar. Setelah dilakukan pemeriksaan,

didapatkan hasil bahwa keadaan umum baik, nadi 140 x/menit, respirasi 43

x/menit, suhu 36,6ᵒC.

Hasil pemeriksaan antropometri berat badan 2.900 gram. Kepala bersih

tidak ada benjolan, mata simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik,

telinga simetris, bersih, tidak ada penumpukan serumen, hidung bersih, septum

nasalis berada di tengah, tidak ada pengeluaran lender, mulut bersih tidak ada

jamur, leher tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening,

dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, abdomen tidak tegang, tidak ada

benjolan, tali pusat belum puput, tidak ada perdarahan tali pusat, genitalia BAK

lancar, pada anus BAB normal, ekstremitas simetris tidak oedema.

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, dapat diambil diagnosa

bahwa neonatus Ny. “N” umur 2 hari.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada bayi Ny. “N” yaitu


144

melakukan informed consent kepada ibu, memberitahu kepada ibu dan keluarga

bahwa bayi dalam keadaan sehat, memberitahu ibu agar menyusui bayinya selama

6 bulan tanpa diberi minuman atau makanan tambahan, mengingatkan ibu cara

perawatan tali pusat dengan tidak boleh memberikan ramuan – ramuan pada tali

pusat bayi, cukup dibungkus oleh kassa steril.

Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi sulit

bernafas, tarikan dinding dada saat bernafas, demam hingga kejang, warna kulit

bayi menguning, dan perdarahan pada tali pusat, menganjurkan ibu agar

melakukan kunjungan ulang 5 hari kemudian yaitu pada tanggal 07 Januari 2022

ke klinik, dan segera menghubungi bidan jika terdapat tanda-tanda bahaya pada

ibu atau pada bayi sebelum waktu yang ditentukan. Ibu mengerti apa yang

dijelaskan oleh bidan dan akan melakukan kunjungan pada tangga 07 januari 2022

serta akan ke klinik atau ke fasilitas kesehatan lain bila terdapat tanda-tanda

bahaya baik pada ibu atau pada bayi

d. Bayi Baru Lahir 7 hari

Pada tanggal 07 Januari 2022 pukul 09.00 WIB dilakukan pemeriksaan

pada bayi baru lahir 7 hari. Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan kuat setiap

harinya tanpa dijadwal, tali pusat sudah puput, BAB dan BAK lancar. Setelah

dilakukan pemeriksaan, didapatkan hasil bahwa keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, nadi 130 x/menit, respirasi 44 x/menit, suhu 36,5ᵒC.

Hasil pemeriksaan antropometri berat badan 3.300 gram. Kepala bersih

tidak ada benjolan, mata simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik,

telinga simetris, bersih, tidak ada penumpukan serumen, hidung bersih, septum
145

nasalis berada di tengah, tidak ada pengeluaran lender, mulut bersih tidak ada

jamur, leher tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening,

dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, abdomen tidak tegang, tidak ada

benjolan, tali pusat sudah puput, genitalia BAK lancer, pada anus BAB normal,

ekstremitas simetris tidak oedema.

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, dapat diambil diagnosa

bahwa neonatus Ny. “N” umur 7 hari.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada bayi Ny. “N” yaitu

melakukan informed consent kepada ibu, memberitahu kepada ibu dan keluarga

bahwa bayi dalam keadaan sehat, memberitahu ibu agar menyusui bayinya selama

6 bulan tanpa diberi minuman atau makanan tambahan, mengingatkan ibu tentang

tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi sulit bernafas, tarikan dinding dada saat

bernafas, demam hingga kejang, warna kulit bayi menguning, menganjurkan ibu

agar melakukan kunjungan ulang 3 minggu kemudian yaitu pada tanggal 28

Januari 2022 ke klinik, dan segera menghubungi bidan jika terdapat tanda-tanda

bahaya pada ibu atau pada bayi sebelum waktu yang ditentukan. Ibu mengerti apa

yang dijelaskan oleh bidan dan akan melakukan kunjungan pada tangga 28 januari

2022 serta akan ke klinik atau ke fasilitas kesehatan lain bila terdapat tanda-tanda

bahaya baik pada ibu atau pada bayi.

e. Bayi Baru Lahir 28 Hari

Pada tanggal 28 Januari 2022 pukul 13.00 WIB dilakukan pemeriksaan

pada bayi baru lahir 28 hari. Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat setiap hari

tanpa dijadwal, BAB dan BAK normal, dan ibu tidak ada keluhan mengenai
146

bayinya. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan hasil bahwa keadaan umum

baik, kesadaran composmentis, nadi 135 x/menit, respirasi 43 x/menit, suhu

36,6ᵒC.

Hasil pemeriksaan antropometri berat badan 4.000 gram. Kepala bersih

tidak ada benjolan, mata simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik,

telinga simetris, bersih, tidak ada penumpukan serumen, hidung bersih, septum

nasalis berada di tengah, tidak ada pengeluaran lendir, mulut bersih tidak ada

jamur, leher tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening,

dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, abdomen tidak tegang, tidak ada

benjolan, genitalia BAK lancar, pada anus BAB normal, ekstremitas simetris tidak

oedema.

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, dapat diambil diagnosa

bahwa neonatus Ny. “N” umur 28 hari.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada bayi Ny. “N” yaitu

melakukan informed consent kepada ibu, memberitahu kepada ibu dan keluarga

bahwa bayi dalam keadaan sehat, memberitahu ibu agar menyusui bayinya selama

6 bulan tanpa diberi minuman atau makanan tambahan, menganjurkan ibu untuk

imunisasi BCG dan polio 1 bayi pada usia satu bulan, menganjurkan ibu untuk

kunjungan ulang pada minggu ke 6 atau pada tanggal 11 februari 2022 atau jika

tidak ada keluhan. Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan

melakukan kunjungan pada tanggal 11 Februari 2022 serta akan ke klinik atau ke

fasilitas kesehatan lain bila terdapat keluhan.


147

f. Bayi Baru Lahir 42 Hari

Pada tanggal 11 Februari 2022 pukul 14.00 WIB dilakukan pemeriksaan

pada bayi baru lahir 42 hari. Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat setiap hari

tanpa dijadwal, BAB dan BAK normal, dan ibu tidak ada keluhan mengenai

bayinya, dan bayinya sudah disuntik BCG dan sudah mendapatkan polio 1 di

posyandu.

Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan hasil bahwa keadaan umum

baik, kesadaran composmentis, nadi 138 x/menit, respirasi 45 x/menit, suhu

36,7ᵒC. Hasil pemeriksaan antropometri berat badan 4.400 gram. Kepala bersih

tidak ada benjolan, mata simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik,

telinga simetris, bersih, tidak ada penumpukan serumen, hidung bersih, septum

nasalis berada di tengah, tidak ada pengeluaran lendir, mulut bersih tidak ada

jamur, leher tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening,

dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, abdomen tidak tegang, tidak ada

benjolan, genitalia BAK lancar, pada anus BAB normal, ekstremitas simetris tidak

oedema.

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, dapat diambil diagnosa

bahwa neonatus Ny. “N” umur 42 hari.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada bayi Ny. “N” yaitu

melakukan informed consent kepada ibu, memberitahu kepada ibu dan keluarga

bahwa bayi dalam keadaan sehat, memastikan bayi sudah mendapatkan imunisasi

BCG dan Polio 1, mengingatkan ibu untuk tetap memberikan ASI Eksklusif

selama 6 bulan dan tidak memberikan makanan tambahan, menganjurkan ibu


148

untuk melanjutkan imunisasi lanjutan DPT 1 dan Polio 2 di Posyandu atau di

bidan terdekat dan juga memantau pertumbuhan dan perkembangan bayinya,

menganjurkan ibu agar membawa bayi ke fasilitas kesehatan jika terdapat tanda-

tanda bahaya atau sakit. Ibu mengerti apa yang dijelaskan bidan dan akan

menganjurkan apa yang diberitahu bidan serta bersedia membawa bayi ke paskes

jika terdapat tanda-tanda bahaya atau sakit.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Kehamilan

Berdasarkan hasil anamnesa kepada Ny. “N” diketahui, pada saat diketahui

kehamilannya Ny. “N” sudah melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 8 kali

(3 kali saat hamil trimester 1 dan 4 kali saat hamil trimester 2 dan 1 kali pada

trimester 2. Berdasarkan standar pelayanan yang ada di buku KIA terbaru revisi

(2020), kunjungan pemeriksaan kehamilan dengan standar minimal 6 kali

kunjungan sebagai upaya menurunkan angka kematian perinatal dan kualitas

perawatan pada ibu. 6 kali pemeriksaan selama kehamilan,dan minimal 2 kali

pemeriksaan oleh dokter pada trimester I dan III. 2 kali pada trimester pertama

(kehamilan hingga 12 minggu), 1 kali pada trimester kedua (kehamilan diatas 12

minggu sampai 26 minggu), 3 kali pada trimester ketiga (kehamilan diatas 24

minggu sampai 40 minggu), dapat disimpulkan bahwa Ny “N” telah melakukan

pemeriksaan kehamilan sesuai dengan yang dianjurkan.

a. Pemeriksaan Kehamilan 1

Berdasarkan hasil anamnesa kepada Ny “N” pada saat pemeriksaan

pertama ibu mengatakan memiliki keluhan sering terdapat keputihan berwarna


149

putih yang kadang terasa gatal sejak 1 minggu yang lalu.

Berdasarkan hasil penelitian Fitriani & Renata (2020) keputihan

merupakan keadaan fisiologis yang dialami ibu hamil trimester III, akan tetapi

keputihan yang dialami oleh wanita hamil juga dapat bersifat patologis. Keputihan

fisiologis disebabkan karena leher rahim dan dinding vagina menjadi lebih lunak

dari keadaan sebelum hamil, sehingga aliran darah dan cairan pada alat reproduksi

wanita mengalami peningkatan. Keputihan juga disebabkan karena hormon

estrogen yang meningkat dan memiliki ciri cairan tidak berwarna atau bening,

tidak gatal, tidak berbau, serta dengan jumlah yang tidak terlalu banyak.

Sedangkan keputihan patologis memiliki ciri cairan berwarna putih susu, keabuan,

kehijauan, atau bahkan berwarna kuning seperti krim, konsistensi lengket, berbau,

terasa gatal, serta dengan jumlah yang berlebihan.

Untuk mengatasi ketidaknyamanan keputihan pada ibu hamil dapat

dilakukan dengan cara menjaga kebersihan dengan mandi setiap hari,

membersihkan alat kelamin dan dikeringkan setiap selesai buang air besar atau

buang air kecil, membersihkan alat kelamin (cebok) dari arah depan ke belakang,

segera mengganti celana dalam apabila basah, memakai celana dalam berbahan

katun karena dapat menyerap keringat dan membuat sirkulasi udara yang baik,

serta tidak dianjurkan memakai cairan pembersih vagina. (Fitriani, D. & Rinata,

E. 2020).

Dapat disimpulkan bahwa keuhan yang dialami Ny “N” merupakan

keputihan yang fisiologis karena keputihan berwarna putih. Sehingga penulis

memberikan penyuluhan cara mengatasi keputihan dengan melakukan vulva


150

hygiene yang benar.

Di dapatkan dari hasil anamnesa hari pertama haid terakhir (HPHT)

tanggal 13 April 2021, untuk menghitung usia kehamilan dengan Rumus Neagle

berdasarkan teori Hutahaen (2015) untuk menentukan TP, tambahkan 7 hari ke

hari tanggal HPHT yang diketahui dan hitung 3 bulan mundur. Rumus tersebut

berlaku jika HPHT berada pada bulan April - Desember, apabila HPHT berada di

bulan Januari - Maret, rumus yang digunakan yaitu tambahkan 7 hari ke hari

tanggal HPHT dan tambahkan 9 pada bulan HPHT. Karena HPHT Ny. “N” pada

bulan April maka digunakanlah rumus tersebut dan didapatkan tafsiran persalinan

(TP) Ny. “N” pada tanggal 20 Januari 2022 dengan usia kehamilan 34 minggu.

Status imunisasi Tetanus Toksoid (TT) pada Ny. “N” sudah TT4.

Penentuan status imunisasi Tetanus toksoid (TT) oleh petugas untuk selanjutnya

bilamana diperlukan mendapatkan suntikan Tetanus Toksoid (TT) sesuai anjuran

petugas kesehatan untuk mencegah tetanus pada ibu dan bayi (Kemenkes, 2016).

Dapat disimpulkan bahwa status imunisasi Tetanus Toksoid pada Ny “N”

memiliki perlindungan selama 10 tahun atau seumur hidup dan presentase

perlindungan 99%.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kepada Ny. “N” berat badan sebelum hamil

adalah 50 kg dan berdasarkan hasil pengukuran berat badan saat pemeriksaan

pertama adalah 56 kg. Jumlah kenaikan berat badan ibu hingga usia kehamilan ini

adalah 6 kg. Hasil perhitungan IMT sebelum hamil Ny “N” adalah 17,54,

sehingga berdasarkan teori menurut komariah 2017 IMT ibu dibawah normal

karena <20. Kenaikan berat badan normal yang dianjurkan untuk ibu selama
151

hamil adalah 12,5-18 kg. Akan tetapi, ibu sudah memasuki trimester III kenaikan

berat badan ibu hanya 6 Kg. Dapat disimpulkan bahwa kenaikan berat badan Ny

“N” belum mencapai normal. Maka dari itu, penulis menganjurkan ibu untuk

makan makanan dengan baik agar penambahan berat badan naik dengan normal.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tinggi badan Ny. “N” pada saat

pemeriksaan pertama adalah 159 cm. faktor risiko dimana bila tinggi badan ibu

hamil kurang dari 145 cm atau factor risiko panggul sempit, kemungkinan sulit

melahirkan normal (Kemenkes, 2016). Jadi, dapat disimpulkan tinggi badan Ny.

“N” dalam batas normal atau tidak beresiko sehingga tidak akan bermasalah pada

saat persalinan.

Tekanan darah juga perlu diukur untuk mengetahui apakah tekanan darah

ibu normal atau tidak. Tekanan darah Ny “N” berdasarkan pemeriksaan 115/70

mmHg. Tekanan darah normal 120/80mmHg. Bila tekanan darah lebih besar atau

sama dengan 140/90mmHg, ada faktor risiko hipertensi (tekanan darah tinggi)

dalam kehamilan. (Kemenkes, 2016). Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa

tekanan darah ibu kurang. Penulis menganjurkan ibu untuk minum air putih

minimal 8-12 gelas setiap harinya dan agar banyak makan sayuran yang berwarna

hijau.

Lingkar Lengan Atas (LiLA) Ny. “N” pada saat pemeriksaan adalah 23,5

cm, bila LiLA <23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis

(KEK) dan berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (Kemenkes,

2016). LiLA pada Ny. “N” lebih dari batas KEK, jadi Ny. “N” tidak menunjukkan

Kekurangan Energi Kronis.


152

Hasil palpasi pada pemeriksaan kebidanan Leopold I di fundus ibu teraba

bulat, lunak, tidak melenting (bokong), Leopold II sebelah kanan perut ibu teraba

bagian – bagian kecil janin (ekstremitas janin), dan sebelah kiri perut ibu teraba

panjang, keras seperti papan (punggung janin), Leopold III dibagian terendah

perut ibu teraba bulat, keras dan melenting (kepala janin), Leopold IV bagian

terendah janin belum masuk pintu atas panggul (konvergen), menurut Lammarisi

(2015) Leopold I bertujuan untuk menentukan usia kehamilan, bagian – bagian

dalam fundus, dan tinggi fundus selama kehamilan, Leopold II bertujuan untuk

mengetahui bagian punggung bayi dan bagian ekstremitas pada bayi, Leopold III

bertujuan untuk menentukan posisi bayi, bagian tubuh mana yang berada di posisi

bawah, penurunan kepala, dan apakah kepala sudah terapit oleh panggul atau

belum, Leopold IV bertujuan untuk mengetahui seberapa besar bagian kepala

masuk ke dalam rongga panggul.

Hasil pengukuran TFU Ny. “N” adalah 27 cm, dalam cm usia kehamilan

34 minggu adalah ± 2 cm usia kehamilan (Kemenkes.2016). Dari hasil

pengukuran TFU dapat ditentukan taksiran berat badan janin menggunakan rumus

Johnson yaitu (27-13) x 155 yaitu 2.170 gram. Taksiran berat badan janin ini

dihitung menggunakan rumus Jhonson – Toshack dengan menggunakan N=13

karena kepala belum melewati pintu atas panggul. Dilihat dari taksiran berat janin

masih 2.170 gram pada usia kehamilan 34 minggu belum mencapai batas normal

menurut Kemenkes (2016).

Auskultasi terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ) dengan frekuensi 136

x/menit, menurut kemenkes (2016) normal DJJ adalah 120 x/menit sampai 160
153

x/menit. DJJ teratur, punctum maksimum satu tempat di perut kiri bawah pusat.

Selain pemeriksaan fisik Ny “N” juga dilakukan pemeriksaan penunjang

seperti cek protein urine dengan hasil negatif (-), glukosa urine dengan hasil

negatif (-), HIV Non Reaktif, HBsAg Non Reaktif, sifilis Non Reaktif dan Hb

dengan hasil 13,8 gr/dL. Dapat disimpulkan bahwa Ny “N” dalam keadaan normal

dan tidak mengalami anemia. Karena menurut Sikoway dkk. (2020) Nilai Hb di

bawah 11,0 g/dL terutama pada akhir kehamilan perlu dianggap abnormal dan

biasanya disebabkan oleh defisiensi besi.

Adapun intervensi yang diberikan yaitu terapi diberikan tablet fe 1x60

sesuai dengan anjuran Kemenkes (2020) Dosis tablet Fe yang diberikan kepada

ibu hamil untuk pencegahan yang diberikan kepada ibu hamil sampai masa nifas

satu tablet perhari (60 mg besi elemental dan 400 mcg asam folat). Untuk

mencegah anemia, diberikan minimal 90 (sembilan puluh) tablet selama

kehamilan dan dalam 42 hari setelah melahirkan.

Intervensi selanjutnya adalah diberikan tablet kalsium 1 x 500 mg setiap

hari untuk membantu pertumbuhan tulang janin, dan menganjurkan ibu untuk

makan makanan yang mengandung kalsium seperti ikan, tahu, tempe, pisang,

mangga, apel, jeruk, alpukat, brokoli, sawi, sayur bayam, kacang susu, keju,

yogurt, dan kalsium karbonat, untuk memenuhi kebutuhan kalsium ibu sebanyak

1,5 gram/hari (Prawirohardjo, 2016) dan diberikan asam folat dengan dosis 1x400

mcg karena sel darah memerlukan asam folat untuk pematangan sel, dan

kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil

(Prawiroharjo, 2014).
154

Menjelaskan 7 tanda bahaya menurut Romauli (2014) diantaranya

perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat dan menetap, penglihatan kabur,

bengkak di wajah, tangan, dan kaki, nyeri perut yang hebat, gerakan janin tidak

terasa, keluar cairan pervaginam.

b. Pemeriksaan Kehamilan 2

Pada pemeriksaan kehamilan kedua, ibu tidak ada keluhan. Berdasarkan

hasil pemeriksaan kepada Ny. “N” berat badan ibu naik menjadi 56,5 kg menurut

Kemenkes (2016) sejak bulan ke-4 pertambahan berat badan paling sedikit 1

kg/bulan. Dapat disimpulkan bahwa kenaikan berat badan Ny “N” dalam batas

normal, karena dalam waktu 2 minggu kenaikan berat badan sebanyak 0,5 kg.

Tekanan darah juga perlu diukur untuk mengetahui apakah tekanan darah

ibu normal atau tidak. Tekanan darah Ny “N” berdasarkan pemeriksaan 100/70

mmHg. Tekanan darah normal 120/80mmHg. Bila tekanan darah lebih besar atau

sama dengan 140/90mmHg, ada faktor risiko hipertensi (tekanan darah tinggi)

dalam kehamilan. (Kemenkes, 2016). Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa

tekanan darah ibu kurang. Penulis menganjurkan ibu minum air putih minimal 8-

12 gelas setiap harinya banyak makan sayuran berwarna hijau.

Hasil palpasi pada pemeriksaan kebidanan Leopold I di fundus ibu teraba

bulat, lunak, tidak melenting (bokong), Leopold II sebelah kanan perut ibu teraba

bagian – bagian kecil janin (ekstremitas janin), dan sebelah kiri perut ibu teraba

panjang, keras seperti papan (punggung janin), Leopold III dibagian terendah

perut ibu teraba bulat, keras dan melenting (kepala janin), Leopold IV bagian

terendah janin sudah masuk pintu atas panggul (divergen 4/5), menurut Lammarisi
155

(2015) Leopold I bertujuan untuk menentukan usia kehamilan, bagian – bagian

dalam fundus, dan tinggi fundus selama kehamilan, Leopold II bertujuan untuk

mengetahui bagian punggung bayi dan bagian ekstremitas pada bayi, Leopold III

bertujuan untuk menentukan posisi bayi, bagian tubuh mana yang berada di posisi

bawah, penurunan kepala, dan apakah kepala sudah terapit oleh panggul atau

belum, Leopold IV bertujuan untuk mengetahui seberapa besar bagian kepala

masuk ke dalam rongga panggul.

Hasil pengukuran TFU Ny. “N” pada pemeriksaan kedua mengalami

peningkatan dari pemeriksaan pertama umur kehamilan 34 minggu menjadi 28 cm

pada usia kehamilan 36 minggu, dalam cm usia kehamilan 36 minggu adalah ± 2

cm usia kehamilan (Kemenkes.2016).

Dari hasil pengukuran TFU dapat ditentukan taksiran berat badan janin

menggunakan rumus Johnson yaitu (28-12) x 155 yaitu 2.480 gram. Taksiran

berat badan janin ini dihitung menggunakan rumus Jhonson – Toshack dengan

menggunakan N=12 karena kepala sudah melewati pintu atas panggul. Dilihat

dari taksiran berat janin masih 2.480 gram pada usia kehamilan 36 minggu belum

mencapai batas normal menurut Kemenkes (2016).

Auskultasi terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ) dengan frekuensi 144

x/menit menurut kemenkes (2016) normal DJJ adalah 120 x/menit sampai 160

x/menit. DJJ teratur, punctum maksimum satu tempat di perut kiri bawah pusat.

Asuhan lainnya yang tetap diberikan tablet fe 1x60 sesuai dengan anjuran

Kemenkes (2020) Dosis tablet Fe yang diberikan kepada ibu hamil untuk

pencegahan yang diberikan kepada ibu hamil sampai masa nifas satu tablet perhari
156

(60 mg besi elemental dan 400 mcg asam folat). Untuk mencegah anemia,

diberikan minimal 90 (sembilan puluh) tablet selama kehamilan dan dalam 42 hari

setelah melahirkan.

Intervensi selanjutnya adalah diberikan tablet kalsium 1 x 500 mg setiap

hari untuk membantu pertumbuhan tulang janin, dan Menganjurkan ibu untuk

makan makanan yang mengandung kalsium untuk pembentukan tulang dan juga

dapat mencegah pre eklamsi pada ibu, sumber kalsium diperoleh dari ikan, tahu,

tempe, pisang, mangga, apel, jeruk, alpukat, brokoli, sawi, sayur bayam, kacang

susu, keju, yogurt, dan kalsium karbonat. Untuk memenuhi kebutuhan kalsium ibu

sebanyak 1,5 gram/hari (Prawirohardjo, 2016) dan diberikan asam folat dengan

dosis 1x400 mcg karena sel darah memerlukan asam folat untuk pematangan sel,

dan kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu

hamil (Prawiroharjo, 2014).

Asuhan selanjutnya adalah menjelaskan 7 tanda bahaya menurut Romauli

(2014) diantaranya perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat dan menetap,

penglihatan kabur, bengkak di wajah, tangan, dan kaki, nyeri perut yang hebat,

gerakan janin tidak terasa, keluar cairan pervaginam.

Serta menjelaskan tentang tanda – tanda persalinan karena usia kehamilan

ibu sudah memasuki bulan persalinan yaitu perut mulas – mulas yang teratur,

timbulnya semakin sering dan semakin lama, serta keluar lender bercampur darah

dari jalan lahir atau keluar cairan ketuban dari jalan lahir. (Sulistyawati, 2014)

Menginformasikan pada ibu tentang IMD (Inisiasi Menyusu Dini) yang

dilakukan segera setelah bayi lahir, yang mempunyai manfaat seperti kontak kulit
157

membantu proses kolonisasi kulit, dimana bakteri yang menempel pada kulit ibu

dan dijilat oleh bayi, diketahui bahwa bakteri tersebut bermanfaat bagi bayi,

berperan sebagai zat antibodi untuk melindungi bayi dari kuman penyakit di

lingkungan luar bayi, dan pada saat kontak kulit dengan bayi, suhu ibu akan

menyesuaikan suhu bayi dengan naik sebanyak 1oC atau turun 1oC untuk

menjaga kehangatan pada bayi, meningkatkan keberhasilan ASI Eksklusif karena

untuk bayi yang dilakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) akan berhasil menyusu

delapan kali dibanding dengan yang tidak dilakukan IMD (Inisiasi Menyusu

Dini). (Mawaddah, 2018)

Selain menyepakati amanat persalinan dengan menempelkan stiker P4K di

depan rumah ibu hamil, menyiapkan berkas – berkas penting seperti kartu jaminan

kesehatan nasional dan lainnya, serta merencanakan ikut KB setelah bersalin,

sebagaimana tujuan P4K menurut Astuti dkk. (2017) meningkatnya cakupan dan

mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan

peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman,

serta persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu

sehingga ibu dapat melahirkan bayi yang sehat.

c. Pemeriksaan kehamilan 3

Pada pemeriksaan kehamilan kedua, ibu tidak ada keluhan. Berdasarkan

hasil pemeriksaan kepada Ny. “N” berat badan ibu naik menjadi 57 kg menurut

Kemenkes (2016) sejak bulan ke-4 pertambahan berat badan paling sedikit 1

kg/bulan. Dapat disimpulkan bahwa kenaikan berat badan Ny “N” dalam batas

normal, karena dalam waktu 2 minggu kenaikan berat badan sebanyak 0,5 kg.
158

Akan tetapi berat badan ibu selama hamil hanya naik 7 kg, sedangkan pada

pemeriksaan kehamilan pertama setelah dihitung IMT sebelum hamil ibu

dianjurkan naik berat badan 12,5-18 kg menurut Komariyah (2017) setelah

dilakukan anamnesa dan evaluasi ditemukan bahwa ibu tidak suka makan yang

terlalu banyak hanya secukupnya saja dan saat sebelum hamil ibu sulit untuk naik

berat badan karena faktor genetik.

Tekanan darah juga perlu diukur untuk mengetahui apakah tekanan darah

ibu normal atau tidak. Tekanan darah Ny “N” berdasarkan masih sama seperti

pemeriksaan kedua yaitu 100/70 mmHg. Tekanan darah normal 120/80mmHg.

Bila tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90mmHg, ada faktor risiko

hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam kehamilan. (Kemenkes, 2016).

Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa tekanan darah ibu masih kurang. Penulis

menganjurkan ibu minum air putih minimal 8-12 gelas setiap harinya banyak

makan sayuran berwarna hijau.

Hasil palpasi pada pemeriksaan kebidanan Leopold I di fundus ibu teraba

bulat, lunak, tidak melenting (bokong), Leopold II sebelah kanan perut ibu teraba

bagian – bagian kecil janin (ekstremitas janin), dan sebelah kiri perut ibu teraba

panjang, keras seperti papan (punggung janin), Leopold III dibagian terendah

perut ibu teraba bulat, keras dan melenting (kepala janin), Leopold IV bagian

terendah janin sudah masuk pintu atas panggul (divergen 3/5), menurut Lammarisi

(2015) Leopold I bertujuan untuk menentukan usia kehamilan, bagian – bagian

dalam fundus, dan tinggi fundus selama kehamilan, Leopold II bertujuan untuk

mengetahui bagian punggung bayi dan bagian ekstremitas pada bayi, Leopold III
159

bertujuan untuk menentukan posisi bayi, bagian tubuh mana yang berada di posisi

bawah, penurunan kepala, dan apakah kepala sudah terapit oleh panggul atau

belum, Leopold IV bertujuan untuk mengetahui seberapa besar bagian kepala

masuk ke dalam rongga panggul.

Hasil pengukuran TFU Ny. “N” pada pemeriksaan ketiga mengalami

peningkatan dari pemeriksaan pertama umur kehamilan 36 minggu menjadi 29 cm

pada usia kehamilan 37 minggu, dalam cm usia kehamilan 37 minggu adalah ± 2

cm usia kehamilan (Kemenkes.2016).

Dari hasil pengukuran TFU dapat ditentukan taksiran berat badan janin

menggunakan rumus Johnson yaitu (29-12) x 155 yaitu 2.635gram. Taksiran berat

badan janin ini dihitung menggunakan rumus Jhonson – Toshack dengan

menggunakan N=12 karena kepala sudah melewati pintu atas panggul. Dilihat

dari taksiran berat janin masih 2.635 gram pada usia kehamilan 37 minggu sudah

mencapai batas normal dan dapat dilahirkan menurut Kemenkes 2016.

Auskultasi terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ) dengan frekuensi 144

x/menit menurut kemenkes (2016) normal DJJ adalah 120 x/menit sampai 160

x/menit. DJJ teratur, punctum maksimum satu tempat di perut kiri bawah pusat.

Asuhan lainnya yang tetap diberikan terapi tablet fe 1x60 sesuai dengan

anjuran Kemenkes (2020) Dosis tablet Fe yang diberikan kepada ibu hamil untuk

pencegahan yang diberikan kepada ibu hamil sampai masa nifas satu tablet perhari

(60 mg besi elemental dan 400 mcg asam folat). Untuk mencegah anemia,

diberikan minimal 90 (sembilan puluh) tablet selama kehamilan dan dalam 42 hari

setelah melahirkan.
160

Intervensi selanjutnya adalah diberikan tablet kalsium 1 x 500 mg setiap

hari untuk membantu pertumbuhan tulang janin, menganjurkan ibu untuk makan

makanan yang mengandung kalsium untuk pembentukan tulang dan juga dapat

mencegah pre eklamsi pada ibu, sumber kalsium diperoleh dari ikan, tahu, tempe,

pisang, mangga, apel, jeruk, alpukat, brokoli, sawi, sayur bayam, kacang susu,

keju, yogurt, dan kalsium karbonat. Untuk memenuhi kebutuhan kalsium ibu

sebanyak 1,5 gram/hari (Prawirohardjo, 2016)

Dan diberikan asam folat dengan dosis 1x400 mcg karena sel darah

memerlukan asam folat untuk pematangan sel, dan kekurangan asam folat dapat

menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil (Prawiroharjo, 2014).

Kemudian menjelaskan 7 tanda bahaya menurut Romauli (2014)

diantaranya perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat dan menetap,

penglihatan kabur, bengkak di wajah, tangan, dan kaki, nyeri perut yang hebat,

gerakan janin tidak terasa, keluar cairan pervaginam.

Serta menjelaskan tentang tanda – tanda persalinan karena usia kehamilan

ibu sudah memasuki bulan persalinan yaitu perut mulas – mulas yang teratur,

timbulnya semakin sering dan semakin lama, serta keluar lender bercampur darah

dari jalan lahir atau keluar cairan ketuban dari jalan lahir.(Sulistyawati, 2014)

4.3.2 Persalinan

a. Kala I

Pada tanggal 31 Januari 2021 pukul 14.00 WIB ibu datang ke Klinik

Permata Bunda diantar oleh suami dan keluarganya, ibu mengatakan mulas –

mulas sejak jam 09.00 WIB dan sifat mulas teratur dan tidak hilang setelah
161

melakukan aktivitas, keluar lendir bercampur darah dan belum keluar air– air..

Terjadi perubahan pada serviks sehingga menimbulkan pendataran dan

pembukaan, pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis

servikalis terlepas dan terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah

(Sulistyawati, 2014), ini yang menyebabkan keluarnya lendir bercampur darah

pada Ny. “N”.

Hasil observasi didapat bahwa kontraksi yang terjadi pada Ny. “N” adalah

3 kali dalam 10 menit dan lamanya 25 detik, Menurut Sulistyawati (2014)

Adanya kontraksi rahim merupakan persalinan yang sudah dekat ditandai dengan

adanya lightening atau settling atau dropping dan terjadi his palsu. Persalinan itu

sendiri ditandai dengan his persalinan, yang mempunyai ciri seperti pinggang

terasa sakit yang menjalar ke depan, his bersifat teratur dengan interval semakin

pendek dan kekuatannya semakin besar, mempunyai pengaruh terhadap

perubahan serviks, semakin beraktivitas (jalan) semakin bertambah kekuatan

kontraksinya. Dapat disimpulkan bahwa mulas yang dirasakan Ny “N” bukan

kontraksi palsu, tetapi tanda-tanda persalinan karena mulas tidak hilang setelah

beraktivitas dan setelah dilakukan observasi kontraksi ibu bersifat teratur, interval

semakin pendek, dan kekuatan semakin besar.

Denyut jantung janin berada satu tempat di perut kiri bawah pusat

menunjukkan 144 x/menit, DJJ janin Ny “N” masih tergolong normal karena DJJ

gawat bila dibawah 120 x/menit dan diatas 160 x/menit (Winkjosastro, 2014).

Pemeriksaan genitalia vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada varises,

tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini dan scene, saat pemeriksaan dalam
162

dilakukan hasilnya, portio tipis lunak, pembukaan 3 cm ketuban utuh, presentasi

kepala, ubun – ubun kecil kiri depan, tidak ada molase, penurunan kepala Hodge

II. Bidang Hodge II memasuki bidang sejajar Hodge I setinggi bagian bawah

simfisis, (Sulistyawati, 2014). Menurut Sulistyawati (2014) Ny. “N” sudah

memasuki persalinan kala 1 fase laten karena serviks membuka sampai 3 cm.

Penatalaksaan asuhan yang diberikan terhadap Ny. “N” adalah

menganjurkan memilih posisi senyaman mungkin dan mengatur posisi yang

nyaman bagi ibu. Ibu memilih posisi miring ke kiri. Karena menurut teori

(Saifuddin, 2014), tidak dianjurkan untuk tidur terlentang karena jika ibu

berbaring terlentang, berat uterus dan isinya (janin, cairan ketuban, plasenta, dll)

akan menekan vena cava inferior, hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya

aliran darah dari ibu ke plasenta, sehingga menyebabkan hipoksia atau defisiensi

oksigen pada janin. Dapat disimpulkan bahwa posisi miring Ny “N” dapat

mencegah hipoksia atau defisiensi oksigen pada janin.

Selanjutnya mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu bernafas dengan benar

saat kontraksi yaitu dengan cara bernafas panjang dari hidung dan mengeluarkan

dari mulut. Menurut Sukarta (2016) teknik relaksasi bernafas merupakan teknik

pereda nyeri yang banyak memberikan masukan terbesar karena teknik relaksasi

dalam persalinan dapat mencegah kesalahan yang berlebihan pasca persalinan.

Adapun relaksasi bernapas selama proses persalinan dapat mempertahankan

komponen sistem saraf simpatis dalam keadaan homeostasis sehingga tidak terjadi

peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat

beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan.


163

Menganjurkan ibu untuk makan dan minum disaat tidak ada kontraksi,

menurut Kemenkes (2016) asupan makanan yang cukup (makanan utama maupun

makanan ringan), merupakan sumber dari glukosa darah, yang merupakan sumber

utama energi untuk sel-sel tubuh. Kadar gula darah yang rendah akan

mengakibatkan hipoglikemia. Sedangkan asupan cairan yang kurang, akan

mengakibatkan dehidrasi pada ibu bersalin. Pada kala I, anjurkan ibu untuk

cukup makan dan minum, untuk mendukung kemajuan persalinan. Dapat

disimpulkan bahwa sumber glukosa darah ibu terpenuhi.

Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK karena kandung

kemih yang penuh menyebabkan gangguan kemajuan persalinan dan menghambat

turunnya kepala janin (Ilmiah, 2015).

Mengajarkan cara meneran yang baik dan benar yaitu gigi ketemu gigi

pandangan lihat ke perut kedua tangan dislipkan di lipatan kaki, Ruptur perineum

saat ini masih menjadi masalah, karena masih banyak didapatkan ibu bersalin

dengan ruptur perineum yang disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya

adalah teknik meneran. Sehingga penulis dapat memberikan penyuluhan

mengenai tata cara persalinan dengan teknik meneran yang benar (Nugrahini, E.

dkk. 2016).

Menganjurkan ibu untuk ditemani suami atau keluarga untuk memberikan

dukungan kepada ibu (Sari dkk, 2014) Namun suami tidak bias hadir sehingga ibu

tampak cemas, dan ibu ditemani oleh ibunya. Menyiapkan partus set, hecting set,

set resusitasi dan pakaian ibu dan bayi secara ergonomis serta APD. (Saifuddin,

2014) dan asuhan yang terakhir mengobservasi keadaan umum ibu, tanda-tanda
164

vital ibu, HIS dan DJJ mg sehari. (Saifuddin, 2014)

b. Kala II

Pada pukul 17.15 WIB Ny. “N” mengeluh mulas semakin sering, keluar

air-air dan ada dorongan ingin meneran seperti ingin BAB, menurut Sulistyawati

(2014) tanda – tanda persalinan kala II adalah ketuban pecah pada pembukaan

mendekati lengkap diikuti keinginan meneran karena tertekannya Fleksus

Frankenhauser.

Pada saat inspeksi terlihat tekanan pada anus, perineum menonjol dan

vulva membuka, kemudian dilakukan pemeriksaan dalam dan hasilnya portio

tidak teraba pembukaan 10 cm, ketuban jernih, ubun – ubun kecil kiri depan, tidak

ada molase, penurunan kepala hodge IV sesuai dengan teori Sulistyawati (2014)

mengatakan bahwa diagnosis persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan

pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap, dalam kasus ini pada

pemeriksaan dalam Ny. “N” hasilnya pembukaan sudah 10 cm atau lengkap

sehinggu ibu memasuki kala II.

Hasil pemantauan His Ny “N” 5x dalam 10 menit lamanya 50 detik, hal ini

juga merupakan tanda-tanda kala II menurut Sulistyawati (2014) karena His

semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-100 detik. Dan DJJ

144x/menit, DJJ janin Ny “N” masih tergolong normal karena DJJ gawat bila

dibawah 120 x/menit dan diatas 160 x/menit (Winkjosastro, 2014).

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan terhadap Ny “N” adalah mengatur

posisi nyaman ibu untuk meneran, menurut Syaifuddin (2014) posisi meneran itu

sendiri merupakan posisi yang nyaman bagi ibu bersalin. Ibu bersalin dapat
165

berganti posisi secara teratur selama persalinan kala II karena hal ini seringkali

mempercepat kemajuan persalinan dan ibu mungkin dapat meneran secara efektif

pada posisi tertentu yang dianggap nyaman bagi ibu.

Mengajarkan ibu teknik meneran yang baik yaitu dagu menempel ke dada,

pandangan ibu kearah perut, gigi bertemu gigi lalu meneran sekuat mungkin tanpa

mengeluarkan suara disaat ada his, Mengajarkan cara meneran yang baik dan

benar yaitu gigi ketemu gigi pandangan lihat ke perut kedua tangan dislipkan di

lipatan kaki, Ruptur perineum saat ini masih menjadi masalah, karena masih

banyak didapatkan ibu bersalin dengan ruptur perineum yang disebabkan oleh

berbagai faktor salah satunya adalah teknik meneran. Sehingga penulis dapat

memberikan penyuluhan mengenai tata cara persalinan dengan teknik meneran

yang benar (Nugrahini, E. dkk. 2016)

Serta mengajarkan teknik relaksasi yang baik, menurut Sukarta (2016)

teknik relaksasi bernafas merupakan teknik pereda nyeri yang banyak

memberikan masukan terbesar karena teknik relaksasi dalam persalinan dapat

mencegah kesalahan yang berlebihan pasca persalinan. Adapun relaksasi bernapas

selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem saraf simpatis

dalam keadaan homeostasis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah,

mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri

selama proses persalinan.

Mengobservasi DJJ saat tidak ada kontraksi, mengobservasi tanda-tanda

vital ibu menganjurkan ibu agar meneran saat ada his dan beristirahat saat his

tidak ada, dan menolong persalinan dengan teknik APN (Syaifuddin, 2014).
166

Pada pukul 17. 30 WIB bayi lahir spontan, bugar, menangis kuat, bergerak

aktif, kulit berwarna kemerahan, jenis kelamin laki-laki, kemudian bayi

dikeringkan, dilakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) selama 1 jam dan diselimuti.

Menurut JNPK-KR (2014) asuhan bayi baru lahir segera adalah dengan

mempertahankan suhu bayi, bersihkan jalan nafas (jika perlu) keringkan dan jaga

kehangatan, dan melakukan IMD yaitu kontak kulit bayi dengan kulit ibu.

c. Kala III

Pada pukul 17.31 WIB ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya dan

perutnya masih merasa mulas, TFU sepusat, uterus globuler, kontraksi uterus

baik, dan kandung kemih kosong. Pada genitalia tali pusat tampak didepan vulva,

terdapat semburan darah. Menurut Sulistyawati (2014) tanda-tanda persalinan kala

III adalah uterus globuler/berbentuk bundar, uterus terdorong ke atas, karena

plasenta dilepas ke segmen bawah rahim, tali pusat bertambah panjang, terjadi

semburan darah mendadak dan singkat. Dapat disimpulkan Ny”N” mengalami

tanda-tanda persalinan kala III.

Penatalaksanan asuhan yang diberikan terhadap Ny “N” adalah ,

melakukan manajemen aktif kala III yang menurut Fitriana (2018) manajemen

aktif kala III yang bertujuan untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih

efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan, dan

mengurangi kehilangan darah pada saat kala III.

Manajemen aktif kala III diantaranya memastikan janin tunggal,

memastikan kandung kemih kosong, menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM di

paha kiri luar ibu 1/3 anterolateral, melakukan peregangan tali pusat terkendali
167

(PTT) serta mengeluarkan plasenta, melakukan masase fundus uteri,

Penatalaksanaan ini sesuai dengan teori menurut Fitriana (2018) manajemen aktif

Kala III dimulai dari pemberian suntik oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha

kanan atas ibu, peregangan tali pusat serta melahirkan plasenta dan massage

fundus uteri selama 15 detik untuk merangsang kontraksi uterus.

Plasenta lahir spontan pukul 17.35 WIB, proses kala III berlangsung

selama 5 menit. hal ini sesuai dengan teori Mutmainah dkk (2017) Kala III adalah

waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta dimulai dari setelah bayi lahir

dan berakhirnya dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses

tersebut biasanya memakan waktu sekitar 5 – 30 menit setelah bayi lahir. Dapat

disimpulkan lama kala III pada Ny “N” termasuk normal karena berlangsung

selama 5 menit.

Selaput ketuban utuh, kotiledon lengkap, insersi tali pusat sentralis,

panjang ±40 cm. menurut hasil penelitian Molanda dkk.(2018) panjang normal

tali pusat adalah 50 – 60 cm terdiri dari tiga pembuluh darah: dua arteri dan satu

vena. Sebuah tali pusat normal memiliki rata – rata 11 pilinan pembuluh darah tali

pusat. Panjang tali pusat yang sekitar 50 – 60 cm mempunyai makna bahwa

outcome bayi yang dilahirkan cukup baik terutama perihal berat badan lahirnya.

Begitu pula dengan insersi tali pusat yang terdiri dari insersi tali pusat yang

terletak di sentral, marginal, dan parasentral mempunyai makna bahwa outcome

bayi yang dilahirkan cukup baik terutama perihal berat badan lahirnya. Dapat

disimpulkan menurut penelitian Manolanda dkk. (2018) bahwa panjang plasenta

Ny”N” tidak normal dan insersi tali pusat Ny “N” normal.


168

Kemudian berat plasenta ±500 gram, Plasenta normal menurut Hidayah

dkk. (2020) pada berat pada kehamilan aterm adalah 1/6 kali berat bayi sekitar

500-600 gram. Hal ini dapat menunjukan bahwa berat plasenta Ny”N” dalam

batas normal.

d. Kala IV

Pada pukul 17.40 WIB ibu mengatakan merasa lega persalinan berjalan

dengan lancer dan senang atas kelahiran bayinya, dan masih merasa lemas serta

perutnya masih terasa mulas. Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan didapatkan

hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil,

tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 85 x/menit, respirasi 24 x/menit, suhu 36,4ᵒC.

Hasil pemeriksaan abdomen TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus

baik, kandung kemih kosong. Pada genitalia tidak terdapat laserasi, perdarahan ±

50 cc, sesuai dengan teori Sulistyawati (2014) observasi yang dilakukan pada kala

IV adalah yaitu: tingkat kesadaran pasien, pemeriksaan tanda – tanda vital,

kontraksi uterus, dan jumlah darah yang dianggap abnormal apabila lebih dari 500

cc.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan terhadap Ny “N” adalah memenuhi

kebutuhan nutrisi ibu seperti makan dan minum, seperti yang dianjurkan

Kemenkes (2016) asupan makanan yang cukup (makanan utama maupun

makanan ringan), merupakan sumber dari glukosa darah, yang merupakan sumber

utama energi untuk sel-sel tubuh. Kadar gula darah yang rendah akan

mengakibatkan hipoglikemia. Sedangkan asupan cairan yang kurang, akan

mengakibatkan dehidrasi pada ibu bersalin.


169

Memberikan Vitamin A 200.000 IU (diberikan 2 kapsul, kapsul pertama

diminum segera setelah persalinan dan tablet kedua diminum 24 jam setelah

kapsul pertama), Menurut penelitian Maryani, D. (2019) Ibu nifas adalah ibu yang

baru melahirkan sampai 6 minggu setelah melahirkan/ setelah kelahiran bayi (0-

42 hari), ibu nifas harus diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi karena:

pemberian satu kapsul vitamin A merah cukup untuk meningkatkan kandungan

vitamin A dalam ASI selama 60 hari, pemberian 2 kapsul vitamin A merah

diharapkan cukup menambah kandungan vitamin A dalam ASI sampai bayi

berusia 6 bulan, kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan, dan mencegah

infeksi pada ibu nifas. Wanita menyusui memiliki kebutuhan vitamin A yang

lebih tinggi, dan risiko kekurangan diperburuk oleh asupan gizi yang rendah.

Organisasi kesehatan dunia (WHO), PBB, dan International Vitamin A

Consultative Group (IVACG) merekomendasikan pemberian dosis tinggi vitamin

A (200.000 IU) menjadi 400.000 IU sampai hari ke-60 setelah melahirkan pada

daerah yang endemik kekurangan gizi. (Maryani, D. 2019)

Memberikan tablet Fe 1x60, sesuai dengan anjuran Kemenkes (2020)

Dosis tablet Fe yang diberikan kepada ibu hamil untuk pencegahan yang diberikan

kepada ibu hamil sampai masa nifas satu tablet perhari (60 mg besi elemental dan

400 mcg asam folat). Untuk mencegah anemia, diberikan minimal 90 (sembilan

puluh) tablet selama kehamilan dan dalam 42 hari setelah melahirkan.

Memberikan amoxicilin 3x500mg, menurut hasil Penelitian Madania

(20e14) pemberian antibiotik pada ibu bersalin bertujuan untuk mencegah

terjadinya infeksi.
170

Memberikan asam mefenamat 3x500 mg, menurut hasil penelitian Juwita

dkk. (2019) penggunaan obat analgesik yang paling banyak digunakan pada ibu

pasca melahirkan normal yaitu asam mefenamat tablet Intensitas nyeri pada

pasien pasca melahirkan berada di kategori nyeri sedang dan obat analgesik yang

digunakan efektif untuk mengatasi nyeri pasca melahirkan.

Melanjutkan observasi kala IV setiap 15 menit sekali pada 1 jam pertama

dan setiap 30 menit sekali pada 1 jam kedua setelah persalinan untuk memantau

tekanan darah, nadi, suhu, kontraksi, kandung kemih, tinggi fundus dan jumlah

darah yang keluar, hal ini sesuai dengan teori Fitriana (2018).

Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini dan tidak menahan BAK, menurut

hasil penelitian Utami, H. dkk (2014) Menahan uang air kecil akan

mengakibatkan retensi urin yang dapat menyebabkan kurang adekuatnya

kontraksi uterus (hipotoni). Uterus yang hipotoni akan menyebabkan perdarahan

setelah melahirkan.

4.3.3 Nifas

a. Nifas 6 Jam

Pada pukul 23.30 WIB ibu sudah mobilisasi dan BAK ke kamar mandi

sendiri. Menurut Damai Yanti, 2011 Ambulasi dini (Early Ambulation) adalah

mobilisasi segera setelah ibu melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun

dari tempat tidurnya. Ibu postpartum diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya

setelah 24-48 jam pasca melahirkan. Berdasarkan hasil pemeriksaan, keadaan

umum baik, kesadaran composmentis, TTV normal dan pemeriksaan abdomen

TFU 2 jari bawah pusat. Berdasarkan teori Damai Yanti (2011) TFU Ny “N”
171

normal dengan TFU 2 jari di bawah pusat, berat uterus 750 gram dan diameter

uterus 10 cm.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan terhadap Ny “N” adalah

melakukan informed consent, memberitahukan hasil pemeriksaan, memastikan

kontraksi uterus baik, dan perdarahan dalam batas normal, menganjurkan ibu

untuk memberikan ASI pada bayinya sesering mungkin (tidak lebih dari 2 jam)

dan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, teori menurut Damai Yanti (2011)

terdapat hubungan antara kontraksi uterus, perdarahan dan pemberian ASI. Hal ini

berawal dari hormon yang bernama hormon oksitosin yang diekskresikan dari

kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara.

Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan

plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan

bayi dapat merangsang produksi ASI dan seksresi oksitosin, sehingga dapat

membantu involusi uteri.

Melakukan KIE/konseling tentang gizi untuk ibu nifas, menurut Damai

Yanti (2011) kebutuhan nutrisi dan cairan ibu nifas antara lain kalori, protein,

mineral, vitamin, zat besi, kalsium, vitamin D, zinc dan DHA.

Memberitahu ibu agar memperbanyak minum minimal 14 gelas/hari, hal

ini sesuai dengan teori Dmai Yanti (2014) bahwa kebutuhan cairan ibu menyusui

sebanyak 2-3 liter/hari dan dapat mengkonsumsi cairan dalam bentuk air putih,

susu, dan jus buah.

Menganjurkan ibu agar menjaga kebersihan diri terutama vulva hygiene,

menurut Damai Yanti (2014) Kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi
172

dan meningkatkan perasaan nyaman.

Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB, menurut Damai

Yanti (2011) Miksi normal bila dapat buang air kecil spontan setiap 3-4 jam.

Kesulitan BAK dapat disebabkan karena springter uretra tertekan oleh kepala

janin dan spasme oleh iritasi muskulo springter ani selama persalinan, atau

dikarenakan oedema kandung kemih selama persalinan, sehingga ibu tidak boleh

menahan BAK. Dan apabila sulit berkemih dapat dilakukan kateterisasi oleh

tenaga kesehatan. Selain itu menurut Damai Yanti (2011) buang air besar sekitar

3-4 hari postpartum. Apabila mengalami kesulitan buang air besar atau obstipasi,

lakukan diet teratur, cairan tercukupi, konsumsi makanan yang berserat,

berolahraga.

Menganjurkan ibu agar istirahat yang cukup, saat bayi tidur ibu dianjurkan

untuk tidur, menurut Damai Yanti (2011) Ibu nifas membutuhkan istirahat yang

cukup, pada ibu nifas istirahat yang cukup adalah tidur 8 jam pada malam hari,

dan 1 jam pada siang hari, karena kurang istirahat dapat menyebabkan jumlah ASI

berkurang, memperlambar involusi uteri, dan menyebabkan depresi dan

ketidakmampuan dalam merawat bayi.

Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada ibu nifas yaitu perdarahan lewat

jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak di tangan wajah dan kaki

atau sakit kepala hebat dan kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari, payudara

bengkak merah disertai rasa sakit, ibu terlihat sedih murung dan menangis tanpa

sebab (Sutanto, 2018).

Menganjurkan ibu unntuk melakukan kunjungan nifas hari kedua untuk


173

dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemantauan jumlah darah yang keluar,

pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina, pemeriksaan payudara dan anjuran

ASI Ekslusif enam bulan, dan minum tablet tambah darah setiap hari.(Kemenkes,

2020)

b. Nifas 2 Hari

Berdasarkan hasil anamnesa, ibu mengatakan ASI sudah keluar lancar dan

bayi menyusu dengan kuat, dan ibu tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan

menunjukkan bahwa keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV normal,

TFU 3 jari dibawah simfisis sesuai dengan Damai Yanti (2011).

Hasil pemeriksaan genitalia pengeluaran lochia rubra. Lochia rubra terdiri

dari sel desidua,verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa darah,

berwarna merah kehitaman dan waktu pengeluarannya pada hari ke-1 sampai hari

ke-3 (Damai Yanti, 2011). Pengeluaran lochia pada Ny”N” termasuk keadaan

normal.

Penatalaksaan yang dilakukan mengingatkan kembali ibu untuk tetap

memberikan ASI ekslusif kepada bayinya tanpa dijadwal (on demand) dan

bangunkan bayi jika tidur sudah 2 jam untuk diberikan ASI dan memberikan ASI

ekslusif selama 6 bulan menurut prawirohardjo (2014) ASI eksklusif ini diberikan

untuk melindungi bayinya dari perbagai penyakit infeksi dan bisa mempengaruhi

hubungan batin antara ibu dan anak serta perkembangan jiwa anak.

Mengingatkan kembali tanda bahaya masa nifas yaitu perdarahan lewat

jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak di tangan wajah dan kaki

atau sakit kepala hebat dan kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari, payudara
174

bengkak merah disertai rasa sakit, ibu terlihat sedih murung dan menangis tanpa

sebab (Sutanto, 2018)

c. Nifas 7 Hari

Berdasarkan hasil anamnesa, ibu mengatakan ASI sudah keluar lancar dan

bayi menyusu dengan kuat, dan ibu tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan

menunjukkan bahwa keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV normal,

TFU 1 jari dibawah simfisis sesuai dengan Damai Yanti (2011). Hasil

pemeriksaan genitalia pengeluaran lochia sanguinolenta. Lochia sanguinolenta

terdiri dari sisa darah bercampur lendir, berwarna putih bercampur merah dan

waktu pengeluarannya pada hari ke-3 sampai hari ke-7 (Damai Yanti, 2011).

Pengeluaran lochia pada Ny”N” termasuk keadaan normal.

Penatalaksaan yang dilakukan mengingatkan kembali ibu untuk tetap

memberikan ASI ekslusif kepada bayinya tanpa dijadwal (on demand) dan

bangunkan bayi jika tidur sudah 2 jam untuk diberikan ASI dan memberikan ASI

ekslusif selama 6 bulan, menurut prawirohardjo (2014) ASI eksklusif ini

diberikan untuk melindungi bayinya dari perbagai penyakit infeksi dan bisa

mempengaruhi hubungan batin antara ibu dan anak serta perkembangan jiwa,

anak.

Mengingatkan kembali tanda bahaya masa nifas yaitu perdarahan lewat

jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak di tangan wajah dan kaki

atau sakit kepala hebat dan kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari, payudara

bengkak merah disertai rasa sakit, ibu terlihat sedih murung dan menangis tanpa

sebab (Sutanto, 2018).


175

Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi seimbang yang

mengandung protein, vitamin, dan mineral seperti daging, telur, sayur, buah,

tempe, tahu, dsb. menurut Damai Yanti (2011) kebutuhan nutrisi dan cairan ibu

nifas antara lain kalori, protein, mineral, vitamin, zat besi, kalsium, vitamin D,

zinc dan DHA.

d. Nifas 28 Hari

Berdasarkan hasil anamnesa, ibu mengatakan tidak ada keluhan selama 28

hari masa nifasnya, nafsu makan baik, tidak ada pantangan makanan, buang air

besar dan buang air kecil lancar. Ibu bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan

mengurus bayinya dibantu oleh keluarga juga. ASI ibu keluar dengan lancar dan

akan memberi ASI ekslusif pada bayinya.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, TTV normal, TFU tidak teraba hal ini sesuai dengan TFU

MENURUT Damai Yanti (2011). Hasil pemeriksaan genitalia pengeluaran lochia

alba. Lochia alba mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan selaput jaringan

yang mati, berwarna putih waktu pengeluarannya >14 hari (Damai Yanti, 2011).

Pengeluaran lochia pada Ny”N” termasuk keadaan normal.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan terhadap Ny “N” adalah

Mengingatkan kembali ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif kepada bayinya

tanpa dijadwal (on demand) dan bangunkan bayi jika tidur sudah 2 jam untuk

diberikan ASI dan memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan, menurut

prawirohardjo (2014) ASI eksklusif ini diberikan untuk melindungi bayinya dari

perbagai penyakit infeksi dan bisa mempengaruhi hubungan batin antara ibu dan
176

anak serta perkembangan jiwa.

Menjelaskan kepada ibu tentang tentang KB Memberitahu ibu tentang kb

yang bisa dipakai setelah melahirkan yaitu, yang pertama bisa menggunakan kb

alamiah dengan cara amenorelaktasi, yang kedua dengan kb hormonal yaitu kb

suntik 3 bulan, implant atau iud, atau bisa juga menggunakan kondom, menurut

Yulizawati dkk. (2019) kontrasepsi pasca persalinan terdiri dari kb non hormonal

diantaranya Metode Amenorea Laktasi (MAL), kondom, dan AKDR. Dan

menurut Kemenkes (2014) ada alat kontrasepsi progestin dan kombinasi.

Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan 6 minggu atau ketika ada

keluhan. pemeriksaan tanda-tanda vital, pemantauan jumlah darah yang keluar,

pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina, pemeriksaan payudara dan anjuran

ASI Ekslusif enam bulan, minum tablet tambah darah setiap hari, dan KB pasca

persalinan.(Kemenkes, 2020)

e. Nifas 42 Hari

Berdasarkan hasil anamnesa, ibu mengatakan ingin melakukan kunjungan

nifas 42 hari. ibu mengaku tidak ada keluhan selama 42 hari masa nifasnya, nafsu

makan baik, tidak ada pantangan makanan, buang air besar dan buang air kecil

lancar. Ibu bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan mengurus bayinya sendiri.

ASI ibu keluar dengan lancar dan akan memberi ASI ekslusif pada bayinya. Ibu

ingin menggunakan alat kontrasepsi kb suntik 3 bulan. Alasan ibu menggunakan

alat kontrasepsi KB suntik adalah karena sudah berdiskusi dengan suami dan

pilihannya asalah KB. Dan pada pemeriksaan nifas 28 hari penulis sudah

menjelaskan mengenai alat kontrasepsi yang dapat digunakan pasca persalinan.


177

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, keadaan emosi stabil, TTV normal, pemeriksaan abdomen TFU

tidak teraba, pemeriksaan genitalia, sudah tidak ada pengeluaran lochea.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan terhadap Ny “N” adalah

melakukan konseling pra pemasangan suntik 3 bulan, diantaranya tersedia 2 jenis

kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin saja yaitu : Depo

Medroksi Progesteron Asetat mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap

3 bulan dengan cara disuntik intramuscular di daerah bokong dan Depo

Noretisteron Enanata mengandung 200 mg Nerotindron Enatat, diberikan setiap 2

bulan dengan cara disuntik intramuscular.

Keuntungan suntik progestin sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka

panjang, tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri, tidak mengandung

estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan

gangguan pembekuan darah, tidak mempengaruhi asi, sedikit efek samping, dapat

digunakan oleh perempuan berusia >35 tahun sampai perimenepouse, membantu

mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan kejadian

penyakit jinak payudara, mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul,

menurunkan krisis anemia bulan sabit. (Kemenkes RI, 2014).

Keterbatasan antara lain klien sangat bergantung pada tempat sarana

pelayanan kesehatan, tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan

berikut, tidak mencegah ims, terlambat kembalinya kesuburan setelah penghentian

pemakaian. (Kemenkes RI, 2014).

Menyiapkan alat dan bahan pemasangan suntik 3 bulan, mengatur posisi


178

ibu senyaman mungkin, Membersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas

alcohol, melakukan penyuntikkan pada daerah 1/3 SIAS cocygis secara IM.

Melakukan konseling pasca penyuntikan suntik 3 bulan, yaitu efek

samping yang mungkin akan timbul seperti gangguan haid seperti siklus haid

yang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit,

perdarahan bercak/spotting, atau tidak haid sama sekali, peningkatan berat badan,

terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang, pada

penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,

menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas dan jerawat. waktu

mulia menggunakan kb suntik progestin pada ibu menyusui dapat menggunakan

setelah 6 minggu pasca persalinan, dan pada ibu tidak menyusui dapat

menggunakan segera setelah persalinan (Kemenkes RI, 2014).

Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang selama 12 minggu setelah

penyuntikkan yaitu pada tanggal 04 Mei 2022. Suntikan ulang dapat diberikan 7

hari lebih awal (Saifuddin, 2014).

4.3.4 Bayi Baru Lahir

a. Bayi Baru Lahir Segera

Pada hari Jum’at, 31 Desember 2021 pukul 17.30 WIB, bayi lahir spontan,

menangis kuat, bugar, tonus otot bergerak aktif dan warna kulit kemerahan, jenis

kelamin laki-laki, tidak ada cacat, dan terdapat anus. Usia kehamilan 37 minggu.

Kemudian dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital bayi yaitu nadi 134x/menit,

respirasi 43x/menit, suhu 36,7ᵒC. Menurut Rohan (2013) Ciri-ciri bayi baru lahir

normal adalah lahir aterm antara 37 – 42 minggu, frekuensi denyut jantung 120 –
179

160 kali/menit, kulit kemerah-merahan, gerakan aktif, bayi langsung menangis

kuat. Dapat disimpulkan bahwa neonatus Ny”N” dalam keadaan normal.

Penatalaksaan asuhan yang diberikan terhadap neonatus Ny “N” adalah

menilai keadaan bayi, meletakan bayi secara melintang diatas perut ibu, menjaga

bayi agar tetap hangat, membersihkan jalan napas (jika perlu), keringkan dan tetap

jaga kehangatan bayi, menjepit, memotong, dan menjepit tali pusat dengan

umbilical klem dan membungkus tali pusat dengan kasa steril tanpa membubuhi

apapun, melakukan IMD selama ±1 jam dengan memperhatikan posisi bayi agar

tetap bisa bernafas, melakukan penyuntikan vit K 0,5 ml dengan dosis 1 mg di 1/3

paha kiri bayi secara Intra Muskuler, dan memberikan salep mata

Chloramphenicol 1%. Bayi mendapatkan putting susu ibu setelah 30 menit

dilakukan IMD. Bayi dalam keadaan baik, bayi telah mendapatkan vitamin K dan

salep mata, asuhan yang diberikan sesuai dengan asuhan segera pada bayi baru

lahir menurut JNK-KR (2014)

b. Bayi Baru Lahir 6 Jam

Pada tanggal 31 Desember 2021 pukul 23.20 WIB dilakukan pemeriksaan

pada bayi baru lahir 6 jam. Ibu mengatakan bayi sudah BAB dan BAK, hal ini

menandakan bahwa terdapat anus dan uretra pada bayi. Dan bayi sudah menyusu

dengan hisapan yang kuat. sesuai dengan teori Damai Yanti (2011) bahwa pada

waktu 6 – 8 jam setelah persalinan ibu harus sudah memberikan ASI awal kepada

bayinya dan menurut teori Legawati (2018) memberikan ASI sedini mungkin

akan membina ikatan emosional dan kehangatan ibu dan bayi. Setelah dilakukan

pemeriksaan, didapatkan hasil bahwa keadaan umum baik, nadi 138 x/menit,
180

respirasi 42 x/menit, suhu 36,6ᵒC. Hasil pemeriksaan tidak ada kelainan.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada bayi Ny. “N” yaitu

menyuntikkan HB0 0,5 cc dipaha kanan secara Intra Muskular, menurut teori

Legawati (2018) imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi

penyakit hepatitis bertahap bayi, terutama jalur penularan melalui ibu kepada

bayi.

Memberitahu kepada ibu cara perawatan tali pusat dengan tidak boleh

memberikan ramuan – ramuan pada tali pusat bayi, cukup dibungkus oleh kassa

steril, menurut Putri & Limoy (2019) beberapa penelitian menunjukkan bahwa

lama pelepasan pelepasan tali pusat pada bayi dengan kasa kering lebih cepat

dibandingkan dengan kasa alkohol 70%. Tali pusat akan terlepas dengan

sendirinya, sehinggga sangat tidak dianjurkan untuk memegang atau menarik-

narik tali pusat.

Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi

sulit bernafas, tarikan dinding dada saat bernafas, demam hingga kejang, warna

kulit bayi menguning, dan perdarahan pada tali pusat, menurut The International

Child Health Review Collaboration (ICHRC) 2016.

c. Bayi Baru Lahir 2 Hari

Pada tanggal 02 Januari 2022 pukul 09.00 WIB dilakukan pemeriksaan

pada bayi baru lahir 2 hari. Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan kuat setiap

harinya tanpa dijadwal BAB dan BAK lancar.

Hasil pemeriksaan antropometri berat badan 2.900 gram. Tejadi penurunan

berat badan bayi, berat badan lahir bayi 3.100 gram dan pada hari ke-2 turun 200
181

gram menjadi 2.900 gram. Bayi mengalami penurunan berat badan 6,4% dari

berat badan lahir. Menurut Mauliza, dkk. (2021) Berat badan neonatus mengalami

penurunan selama hari-hari pertama kelahirannya. Penurunan berat badan

neonatus pada umumnya terjadi sekitar 5-10% akibat penyesuaian diri dengan

dunia luar. Berat badan neonatus akan kembali pada berat badan lahir semula pada

minggu kedua kehidupan. Rata-rata persentase penurunan berat badan untuk

neonatus adalah 4,2%, 7,1%, dan 6,4% pada usia 24, 48, 72 jam. Neonatus usia 48

jam, hampir 5% bayi baru lahir yang dilahirkan telah kehilangan setidaknya 10%

dari berat lahir. Penurunan berat badan akan mencapai puncaknya pada hari

ketiga. Penurunan berat badan maksimum terjadi antara 60-72 jam kehidupan.

Dapat disimpulkan bahwa penurunan berat badan bayi Ny”N” dalam batas

normal. Dan hasil pemeriksaan fisik dalam keadaan normal dan tidak ada

kelainan.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada bayi Ny. “N” yaitu

memberitahu kepada ibu dan memberitahu ibu agar menyusui bayinya selama 6

bulan tanpa diberi minuman atau makanan tambahan, menurut Prawirohardjo

(2014) ASI eksklusif mulai menyusui segera setelah lahir tanpa memberikan

makanan dan minuman lain kepada bayi (misalnya air, madu, larutan air gula, atau

pengganti susu ibu) kecuali diinstruksikan oleh dokter atas alasan- alasan medis,

sangat jarang ibu tidak memiliki air susu yang cukup sehingga memerlukan susu

tambahan selama enam bulan pertama kehidupannya dan baru dianjurkan untuk

memulai pemberian makanan pendamping.

Mengingatkan ibu cara perawatan tali pusat dengan tidak boleh


182

memberikan ramuan – ramuan pada tali pusat bayi, cukup dibungkus oleh kassa

steril, menurut Putri & Limoy (2019) beberapa penelitian menunjukkan bahwa

lama pelepasan pelepasan tali pusat pada bayi dengan kasa kering lebih cepat

dibandingkan dengan kasa alkohol 70%. Tali pusat akan terlepas dengan

sendirinya, sehinggga sangat tidak dianjurkan untuk memegang atau menarik-

narik tali pusat.

Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi sulit

bernafas, tarikan dinding dada saat bernafas, demam hingga kejang, warna kulit

bayi menguning, dan perdarahan pada tali pusat, menurut The International Child

Health Review Collaboration (ICHRC) 2016

d. Bayi Baru Lahir 7 Hari

Pada tanggal 07 Januari 2022 pukul 09.00 WIB dilakukan pemeriksaan

pada bayi baru lahir 7 hari. Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan kuat setiap

harinya tanpa dijadwal, BAB dan BAK lancer, tali pusat sudah puput, menurut

Putri &Limoy (2019) Waktu pelepasan tali pusat dipengaruhi oleh cara perawatan

tali pusat, kelembaban tali pusat, kondisi sanitasi lingkungan sekitar neonatus, dan

timbulnya infeksi pada tali pusat karena tindakan atau perawatan yang tidak

memenuhi syarat kebersihan atau tidak sesuai dengan standar yang telah

ditentukan.

Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan hasil bahwa keadaan umum

baik, TTV normal. Hasil pemeriksaan antropometri berat badan 3.300 gram,

terjadi kenaikan berat badan pada bayi Ny”N” sebanyak 400 gram dari

pemeriksaan neonatus 2 hari, dan kenaikan dari berat badan lahir sebanyak 300
183

gram, sesuai dengan teori Aning (2014) bahwa pertambahan berat badan pada

tiga bulan pertama adalah 600 - 1.000 gram per bulan dan tiga bulan kedua rata-

rata kenaikan antara 600 – 700 gram per bulan.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada bayi Ny. “N” yaitu

memberitahu ibu agar menyusui bayinya selama 6 bulan tanpa diberi minuman

atau makanan tambahan, menurut Prawirohardjo (2014) ASI eksklusif mulai

menyusui segera setelah lahir tanpa memberikan makanan dan minuman lain

kepada bayi (misalnya air, madu, larutan air gula, atau pengganti susu ibu) kecuali

diinstruksikan oleh dokter atas alasan- alasan medis, sangat jarang ibu tidak

memiliki air susu yang cukup sehingga memerlukan susu tambahan selama enam

bulan pertama kehidupannya dan baru dianjurkan untuk memulai pemberian

makanan pendamping. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir

yaitu bayi sulit bernafas, tarikan dinding dada saat bernafas, demam hingga

kejang, warna kulit bayi menguning, menurut The International Child Health

Review Collaboration (ICHRC) 2016

e. Bayi Baru Lahir 28 Hari

Pada tanggal 28 Januari 2022 pukul 13.00 WIB dilakukan pemeriksaan

pada bayi baru lahir 28 hari. Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat setiap hari

tanpa dijadwal, BAB dan BAK normal, dan ibu tidak ada keluhan mengenai

bayinya. Setelah dilakukan pemeriksaan TTV bayi normal. Hasil pemeriksaan

antropometri berat badan 4.000 gram terjadi kenaikan berat badan 600 gram

selama 3 minggu, sesuai dengan teori Aning (2014) bahwa pertambahan berat

badan pada tiga bulan pertama adalah 600 - 1.000 gram perbulan dan tiga bulan
184

kedua rata-rata kenaikan antara 600 – 700 gram per bulan. Pada pemeriksaan fisik

tidak ada kelainan.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada bayi Ny. “N” yaitu

memberitahu ibu agar menyusui bayinya selama 6 bulan tanpa diberi minuman

atau makanan tambahan, menurut Prawirohardjo (2014) ASI eksklusif mulai

menyusui segera setelah lahir tanpa memberikan makanan dan minuman lain

kepada bayi (misalnya air, madu, larutan air gula, atau pengganti susu ibu) kecuali

diinstruksikan oleh dokter atas alasan- alasan medis, sangat jarang ibu tidak

memiliki air susu yang cukup sehingga memerlukan susu tambahan selama enam

bulan pertama kehidupannya dan baru dianjurkan untuk memulai pemberian

makanan pendamping.

Menganjurkan ibu untuk imunisasi BCG dan polio 1 bayi pada usia satu

bulan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yulida dkk. (2021) bahwa

pengetahuan orang tua mengenai imunisasi sangatlah penting agar orang tua juga

mengetahui manfaat dan efek samping yang dapat ditimbulkan akibat pemberian

imunisasi, sehingga bidan berperan penting dalam memberikan penyuluhan

kepada orang tua mengenai imunisasi untuk anak.

f. Bayi Baru Lahir 42 Hari

Pada tanggal 11 Februari 2022 pukul 14.00 WIB dilakukan pemeriksaan

pada bayi baru lahir 42 hari. Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat setiap hari

tanpa dijadwal, BAB dan BAK normal, dan ibu tidak ada keluhan mengenai

bayinya, dan bayinya sudah disuntik BCG dan sudah mendapatkan polio 1 di

posyandu. Setelah dilakukan pemeriksaan,


185

Didapatkan hasil bahwa TTV normal, berat badan bayi naik 400 gram

dalam waktu 2 minggu, kenaikan berat badan bayi terhitung sangat cepat. Dan

dari berat badan lahir kenaikan berat badan bayi sebanyak 1.300 gram selama 6

minggu, dari 3.100 gram menjadi 4.400 gram. Hal ini sesuai dengan teori Aning

(2014) bahwa pertambahan berat badan pada tiga bulan pertama adalah 600 -

1.000 gram per bulan dan tiga bulan kedua rata-rata kenaikan antara 600 – 700

gram per bulan. Pada pemeriksaan fisik tidak ada kelainan.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada bayi Ny. “N” yaitu

memastikan bayi sudah mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1, penulis melihat

KMS yang terdapat di buku KIA dan sudah ditulis oleh bidan yang memberikan

vaksin kepada bayi Ny “N”.

Mengingatkan ibu untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan

dan tidak memberikan makanan tambahan, menurut Prwirohardjo (2014) ASI

eksklusif ini diberikan untuk melindungi bayinya dari perbagai penyakit infeksi

dan bisa mempengaruhi hubungan batin antara ibu dan anak serta perkembangan

jiwa anak.

Menganjurkan ibu untuk melanjutkan imunisasi lanjutan DPT 1 dan Polio

2 di Posyandu atau di bidan terdekat dan juga memantau pertumbuhan dan

perkembangan bayinya, sesuai dengan teori Rukiyah (2013) yaitu menganjurkan

ibu untuk melanjutkan imunisasi sesuai waktunya di unit kesehatan setempat

(posyandu) untuk ditimbang dan imunisasi.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan asuhan kebidanan komprehensif yang telah dilakukan, dapat

diambil kesimpulan dari Antenatal sampai dengan Postpartum, serta Keluarga

Berencana.

5.1.1 Asuhan Kehamilan

Pada kasus Ny. “N” dalam masa kehamilan dilakukan pengkajian mulai

dari trimester III dengan kunjungan antenatal sebanyak 3 kali. Pada kunjungan

ANC I ibu mengeluh terdapat keputihan dan terkadang kadang terasa gatal sejak 1

minggu yang lalu, asuhan yang diberikan pada Ny “N” adalah memberikan KIE

tentang vulva hygiene yang benar. Pada kunjungan ANC II dan III setelah

dilakukan anamnesa mengenai keluhan keputihan pada Ny “N” dan pemeriksaan

kembali genitalia Ny “N”. Ny “N” sudah tidak ada keluhan keputihan dan di

daerah genitalia sudah tidak ada keputihan lagi. Dapat disimpulkan bahwa asuhan

yang diberikan pada ANC I mengenai vulva hygiene yang baik dapat mengatasi

masalah keputihan pada ibu.

5.1.2 Asuhan Persalinan

Proses persalinan Ny. “N” berjalan dengan normal, proses persalinan

dengaan cara spontan, tidak ada komplikasi dan ditolong secara asuhan persalinan

normal, tidak terjadi perdarahan dan tidak terdapat luka laserasi Pada kala IV

dilakukan observasi selama 2 jam. Keadaan ibu dan bayi baik.

186
187

5.1.3 Asuhan Masa Nifas

Masa nifas Ny. “N” dilakukan pemantauan sebanayak 5 kali pemeriksaan

yaitu 6 jam, 2 hari, 7 hari, 28 hari dan 42 hari postpartum. Hasil pemeriksaan ibu

dalam keadaan baik, pengeluaran ASI banyak serta tidak ditemukan masalah dan

tanda-tanda infeksi pada ibu. Pada akhir kunjungan nifas, Ny. “N” memutuskan

untuk ber-KB Suntik 3 bulan dengan menggunakan Depo Medroksi Progesteron

Asetat mengandung 150 mg DMPA yang tidak mempengaruhi produksi ASI.

5.1.4 Asuhan Bayi Baru Lahir

Keadaan bayi baru lahir normal, tidak terdapat kelainan. Dilakukan

kunjungan 6 jam, 2 hari, 7 hari, 28 hari, dan 24 minggu, keadaan bayi baik.

Menganjurkan ibu untuk ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa memberikan

makanan tambahan selain ASI, tali pusat sudah puput pada kunjungan 7 hari, pada

kunjungan 42 hari bayi sudah diimunisasi BCG dan polio 1 di posyandu.

Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya setiap bulan ke posyandu untuk

mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayinya serta mendapatkan

imunisasi lanjutan.

5.1.5 Dokumentasi Asuhan Kebidanan

Dalam pendokumentasian kebidanan dilakukan pendataan subjektif,

objektif, analisis, dan penatalaksanaan, mulai dari hamil, bersalin, nifas dan bayi

baru lahir. Dalam pendokumentasian tidak ditemukan masalah, dan

pendokumentasian berjalan dengan lancar.


188

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Klien

Diharapkan ibu dapat melaksanakan dan melanjutkan secara mandiri

semua informasi dan asuhan yang diberikan tentang permasalahan yang dialami

ibu saat kehamilan sampai pemakaian alat kontrasepsi.

5.2.2 Bagi Lahan Praktik

Dapat diterapkan oleh lahan praktik untuk memberikan pelayanan

komprehensif. Serta dapat memberikan masukan kepada mahasiswi yang praktik

dan membantu memberikan asuhan komprehensif pada kehamilan, persalinan,

nifas, bayi baru lahir, serta asuhan keluarga berencana. Sehingga pelayanan yang

diberikan dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi

5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan studi kasus ini dapat dilakukan dan ditingkatkan kembali,

sehingga menambah pemahaman serta pengetahuan mahasiswa dalam

memberikan asuhan kebidanan.

5.2.4 Bagi Mahasiswa Kebidanan

Diharapkan kepada seluruh mahasiswa kebidanan yang akan melakukan

kegiatan asuhan kebidanan komprehensif bisa dapat mempersiapkan fisik, mental,

waktu dan pengetahuan dengan matang, sehingga asuhan kebidanan komprehensif

dapat berjalan lebih baik dan lancar.


DAFTAR PUSTAKA

Ain, Hurun. 2018. Asuhan Kebidanan, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah.
Surabaya: Sahabat Cendikia
Andriyani, Merryana dkk. 2016. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.
Jakarta:Kencana
Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka
Rihama.
Aning, dkk. 2014. 146 Resep MPASI Untuk Superbaby. Surabaya : Genta group
production
Astuti, Sri. dkk. 2017. Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan. Jakarta: Erlangga
BPPSDMK. 2017. Bahan Ajar Kebidanan: Dokumentasi Kebidanan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Cahyono, S, at al.2010. Vaksinasi Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi:
Yogyakarta: Kanisius
Damayanti, I. P., Maita & Triana. 2014. Buku ajar: Asuhan kebidanan
komprehensif pada ibu bersalin dan bayi baru lahir. Yogyakarta:
Deepublish
Diana, et.al. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Surakarta: CV OASE Group
Dwienda, O., L. Maita, EM. Saputri, R. Yulviana. 2014. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi / Balita dan Anak Prasekolah untuk Para
Bidan. Yogyakarta : Deepublis
Fatimah, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : Fakultas Kedokteran
dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Fery, F. (2021). Peringatan Hari Ibu Ke-92, Kementrian Kesehatan Prioritas
Menurunkan Angka Kematian Ibu.
https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/peringatan-hari-ibu-ke-92-
kementerian-kesehatan-prioritas-menurunkan-angka-kematian-ibu diakses
tanggal 14 Desember 2021
Fitriana Yuni, Nurwiandani Widi. 2018. Asuhan Persalinan secara Komprehensif
dalam Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Fitriani, D. & Rinata, E. 2020. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan
Ketidaknyamanan Keputihan di Rumah Sakit Bersalin. Indonesian Journal
of Innovation Studies, vol 10, 6-10
Gloria, S. (2020). Lebih dari 400.000 Kehamilan Baru Terjadi Selama Pandemi
di Indonesia.
https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/20/110300923/lebih-dari-
400.000-kehamilan-baru-terjadi-selama-pandemi-di-indonesia?page=all
diakses pada tanggal 14 Desember 2021.
Harahap, D. dkk. 2019. Hubungan Pemberian Makanan Prelakteal Terhadap
Kejadian Sakit Pada Neonatus. Jurnal JOM FKp, 6(1), 72-80

x
Hidayah, N. dkk. (2020), Berat Plasenta dengan Berat Badan Lahir Bayi di
Ruang Bersalin RSUD Loekmono Hadi Kudus. Jurnal Ilmu Keperawatan
dan Kebidanan,11(2), 250-257
Hutahaean , serri. 2013. Perawatan Antental Care. Jakarta. Salemba Medika.
Hutahaean, S. 2015. Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika
Ilmiah, Widia Shofa. 2015. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha
Medika
Irawati, I., Muliani, M., & Arsyad, G. 2019. Pengaruh Pemberian Kompres
Hangat terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Kala Satu Fase
Aktif. Jurnal Bidan Cerdas (JBC), 2(3), 157.
Irianto, P. 2017. Pedoman Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta
: CV. Andi Offset.
JNPK-KR., 2014. Asuhan Persalinan Normal Dan Inisiasi Menyusu Dini, Buku
Acuan Dan Panduan, Jakarta: Jhpigo.
Juwita, D. dkk. 2019. Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca
Partus Pervaginal dan Sectio Caesarea di RSU Bunda Purwokerto. Jurnal
Pharmacy. 16(2), 265-277
Kamariyah N, Anggasari Y, Muflihah S. 2014. Buku Ajar kehamilan. Salemba
Medika. Jakarta Selatan
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Panduan Pelayanan Keluarga Berencana
Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta:
Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta:
Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Jakarta: Kementian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta :
Kementrian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas dan Bayi
Baru Lahir. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Kementrian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pemberian Tablet Tambah Darah
(TTD) Pada Ibu Hamil. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
Kurniawan, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL. Jakarta: Pusdik
Sumber Daya Manusia Kesehatan (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia)
Lammarisi, Elysita. 2015. Klinik Keperawatan Dan Kebidanan. Jakarta : Bhafana
Publishing
Legawati. 2018. Asuhan Persalinan dan Bagi Baru Lahir. Malang: Wineka Media

xi
Madania. 2014. Studi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Paska Melahirkan Di
Rumah Sakit Bersalin Bunda Kota Makassar. Ejurnal Universitas Negeri
Gorontalo.
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/ST/article/download/1142/928 diakses
pada tanggal 13 April 2022 pukul 10.29 WIB
Maritalia, Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Maryani, D. 2019. Suplementasi Vitamin A Bagi Ibu Post Partum dan Bayi. Jurnal
kebidanan. 6(1), 9-15
Mauliza, dkk. 2021. Perbedaan Frekuensi Miksi, Defekasi, dan Minum Dengan
Penurunan Berat Bdan Neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas Banda
Sakti. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh, 7(1), 64-74
Mawaddah, Sofia. 2018. Hubungan Inisiasi Menyusu Dini Dengan Pemberian Asi
Eksklusif Pada Bayi. Jurnal Info Kesehatan, 16(2) : 214-225
Megasari, Miratu dkk. 2015. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan I. Yogyakarta :
Deepublish
Mochtar, Rustam. 2015. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Molanda, dkk. 2018. Hubungan Antara Panjang, Insersi, dan Indeks Pilinan Tali
Pusat Terhadap Berat Badan Lahir pada Persalinan Preterm di RSUP
Sanglah, Denpasar, Bali, 49(3), 438-442
Mutmainnah, A. U., Johan, H., & Llyod, S. S. (2017). Asuhan Persalinan Normal
dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta : ANDI
Noorbaya, dkk.2019.Panduan Belajar Asuhan Neonatus,Bayi,Balita dan Anak
Prasekolah.Yogyakarta:Gosyen Publishing
Nordiati. 2018. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
Malang : Wineka Media
Nugrahini, E. dkk. 2016. Hubungan Teknik Meneran Dengan Kejadian Ruptur
Perineum Pada Primigravida Di Polindes Sayang Ibu (Kecamatan Dawar
Blandong Mojokerto. Jurnal Penelitian Kesehatan, 16-20
Oktarina, Mika. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Yogyakarta : Deepublish
Pantiawati, Ika. 2017. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Muha
Medika
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 Tentang
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo, Sarwono.2016. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Puspitorini, Ira. 2011. Intisari Lengkap Kebidanan & Keperawatan. Yogyakarta:
New Diglossia
Putri, E & Limoy, M. 2019. Hubungan Perawatan Tali Pusat Menggunakan
Kassa Kering Steril Sesuai Standar Dengan Lama Pelepasan Tali Pusat

xii
Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Siantan Hilir Tahun 2019. Jurnal
Kebidanan, 9(1) : 303-310
Rahayu. Dwi. 2018. Pengaruh Infeksi Kecacingan terhadap Kadar Hemoglobin
pada Remaja Putri dengan Anemia. Smart Medical Journal, 1(2) ; 62-66
Rohan, Hasdianah Hasan dan Siyoto H Sandu. (2013). Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta: Nuha Medika
Romauli, S. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I. Yogyakarta : Nuha Medika
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta : TIM
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk.2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: CV. Trans
Info Media
Sikoway, S. dkk. 2020. Gambaran Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester
III di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado. Medical Scope
Journal (MSJ), 1(2) ; 82-85
Sirajuddin, Syaifuddin. 2013. Determinan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 8(3) : 100-103
Sukarta, A. 2016. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Terhadap Tingkat Nyeri
Persalinan Ibu Inpartu Kala Fase Aktif. Jurnal Ilmiah Kesehatan Iqra, 6
(2), 39-45
Sukma, Feby dkk. 2017. Asuhan Kebidana Pada Ibu Nifas.Jakarta. Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Sulistyawati, Ari dan Esti Nugraheny. 2014. Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin. Jakarta: Salemba Medika.
Supariasa, I. D., Bakri, B., & Fajar, I. (2016). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Suraini, et al. 2020. Evaluasi dan Uji Kesesuaian Pemeriksaan Telur Cacing Soil
Transmitted Helminths Menggunakan Metode Langsung, Sedimentasi Dan
Flotasi. Prosiding Seminar Kesehatan Perintis, 3(2); 31-36
Susiana, W. (2019). Angka Kematian Ibu : Faktor Penyebab dan Upaya
Penanganannya, 11(24), 13-18
Sutanto Andina Vita. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Teori dalam
Praktik Kebidanan Profesional. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Saifuddin, Abdul Bari. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Pt. Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo
Saifuddin, A, B. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Indonesia
Topmedia.co.id. (2020) https://topmedia.co.id/angka-kematian-ibu-dan-bayi-di-
kota-serang-menurun-dibandingkan-tahun-lalu/ diakses tanggal 15
Desember 2021
Tyastuti,dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan
Utami,H. dkk. 2014. Waktu Pertama Buang Air Kecil (BAK) pada Ibu Postpartum
yang Dilakukan Bladder Training. Jurnal Ilmu Kesehatan, 6(1)
WHO, 2016. WHO Recommendations On Antenatal Care For A Positive
Pregnancy Experience. Luxembourg: World Health Organization.

xiii
Winkjosastro, Gulardi H, et al.2014. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal.
Jakarta: JNPK-KR
Yanti, Damai & Dian Sundawati. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Belajar
Menjadi Bidan Profesional. Bandung: PT Refika Aditama
Yulinda, dkk. 2021. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua dengan
Pemberian Imunisasi BCG pada Bayi Usia 0-3 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Bireum Bayeun Kecamatan Bireum Bayeun Kabupaten Aceh
Timur. Jurnal Bidan Komunitas. 4(1), 31-38
Yulizawati, dkk. 2019. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana. Sidoarjo :
Indomedia Pustaka
Zulyanto, A, at al. 2014. Pencapaian MGDS di Indonesia. Bandung: Unpad Press

xiv
L

N
Lampiran II
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN


ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ANC I
Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nurmawati

Umur : 28 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat & Nomor Tlp : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001, No Tlp
081318449414

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya tindakan


pemeriksaan kehamilan (ANC I) dan saya bersedia/menyetujui tindakan yang
akan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

Serang, 10 Desember 2021


Petugas Kesehatan Yang Memberikan Pernyataan,

Aulia Sifana Dewi Ny. Nurmawati


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN


ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ANC II
Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nurmawati

Umur : 28 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat & Nomor Telepon : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001, No tlp
81318449414

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya

tindakan pemeriksaan kehamilan (ANC II) dan saya bersedia/menyetujui

tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah

ditentukan.

Serang, 24 Desember 2021


Petugas Kesehatan Yang Memberikan Pernyataan,

Aulia Sifana Dewi Ny. Nurmawati


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN


ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ANC III

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nurmawati

Umur : 28 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat & Nomor Telepon : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001, No Tlp
081318449414

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya

tindakan pemeriksaan kehamilan (ANC III) dan saya bersedia/menyetujui

tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah

ditentukan.

Serang, 31 Desember 2021


Petugas Kesehatan Yang Memberikan Pernyataan,

Aulia Sifana Dewi Ny. Nurmawat


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN


ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
INC
Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nurmawati

Umur : 28 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat & Nomor Telepon : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001, No Tlp
081318449414

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya

tindakan persalinan (INC) dan saya bersedia/menyetujui tindakan yang

akan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

Serang, 31 Desember 2021


Petugas Kesehatan Yang Memberikan Pernyataan,

Aulia Sifana Dewi Ny. Nurmawati


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

KUNJUNGAN NIFAS & BBL 6 JAM

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nurmawati

Umur : 28 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat & Nomor Telepon : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001, No Tlp
081318449414

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya

tindakan pemeriksaan Kunjungan Nifas dan BBL 6 jam dan saya

bersedia/menyetujui tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan prosedur

yang telah ditentukan.

Serang, 31 Desember 2021


Petugas Kesehatan Yang Memberikan Pernyataan,

Aulia Sifana Dewi Ny. Nurmawati


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN


ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
KUNJUNGAN NIFAS & BBL 2 HARI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Nurmawati

Umur : 28 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat & Nomor tlp : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001, No Tlp
081318449414

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya

tindakan pemeriksaan Kunjungan Nifas dan BBL 2 hari dan saya

bersedia/menyetujui tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan prosedur

yang telah ditentukan.

Serang, 2 Januari 2022


Petugas Kesehatan Yang Memberikan Pernyataan,

Aulia Sifana Dewi Ny. Nurmawati


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

KUNJUNGAN NIFAS & BBL 7 HARI

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Nurmawati

Umur : 28 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat & Nomor Telepon : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001, No Tlp
081318449414

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya

tindakan pemeriksaan Kunjungan Nifas dan BBL 7 hari dan saya

bersedia/menyetujui tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan prosedur

yang telah ditentukan.

Serang, 7 Januari 2022


Petugas Kesehatan Yang Memberikan Pernyataan,

Aulia Sifana Dewi Ny. Nurmawati


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

KUNJUNGAN NIFAS & BBL 28 HARI

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Nurmawati

Umur : 28 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat & Nomor Telepon : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001, No Tlp
081318449414

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya

tindakan pemeriksaan Kunjungan Nifas dan BBL 28 hari dan saya

bersedia/menyetujui tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan prosedur

yang telah ditentukan.

Serang, 28 Januari 2022


Petugas Kesehatan Yang Memberikan Pernyataan,

Aulia Sifana Dewi Ny. Nurmawati


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

KUNJUNGAN NIFAS, BBL 42 HARI & KELUARGA BERENCANA

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Nurmawati

Umur : 28 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat & Nomor Telepon : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001, No Tlp
081318449414

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya

tindakan pemeriksaan Kunjungan Nifas, BBL 42 hari dan Keluarga

Berencana saya bersedia/menyetujui tindakan yang akan dilakukan sesuai

dengan prosedur yang telah ditentukan

Serang, 11 Februari 2022


Petugas Kesehatan Yang Memberikan Pernyataan,

Aulia Sifana Dewi Ny. Nurmawati


Lampiran VI

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


PADA IBU HAMIL NY. “N” TRIMESTER III
DI KLINIK “PB” SERANG
ANC I
Hari/Tanggal : Jum’at, 10 Desember 2021
Pukul : 09:00 WIB
SUBJEKTIF
1. Identitas Istri/Suami
Nama Istri: Ny.”N” Nama Suami: Tn.”S”

Umur: 28 Tahun Umur: 31 Tahun

Nikah/Lamanya: 1x/±8 Tahun Nikah/Lamanya: 1x/±8 Tahun

Suku: Jawa Serang Suku: Jawa Serang

Agama: Islam Agama: Islam

Pendidikan: SD Pendidikan: SMP

Pekerjaan: IRT Pekerjaan: Wiraswasta

Alamat: Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001 Kel.Kuranji, Taktakan, Serang,


Banten.

2. Data Biologis
Keluhan utama: Ibu mengeluh sering terdapat keputihan berwarna
putih yang kadang terasa gatal sejak 1 minggu yang lalu
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Ibu mengatakan ini kehamilannya yang ketiga dan belum pernah
keguguran
b. HPHT: 13-04-2021
c. TP: 20-01-2022
d. Ibu mengatakan kehamilannya memasuki usia 8 bulan 2 mingg
e. Pergerakan janin dirasakan Ibu sejak umur kehamilan 24
minggu hingga saat ini.
f. Pergerakan janin dirasakan Ibu ±20 kali dalam 24 jam.
g. Ibu tidak pernah mengalami nyeri perut yang hebat selama
hamil.
h. Ibu merasa senang dengan kehamilannya.
i. Ibu sudah mendapatkan Imunisasi TT4 selama kehamilan.
- TT1 Maret 2014 saat hamil anak pertama
- TT2 April 2014 saat hamil anak pertama
- TT3 Agustus 2018 saat hamil anak kedua
- TT4 Februari 2019 saat hamil anak kedua
- TT5 Juli 2021 saat hamil anak ketiga

4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Ha Tempat Penolong Jenis UK Jk/BB/PB Kondisi Penyul


mi Tahun Bersalin Persali Anak it
l nan Sekarang
ke
--
LK Hidup
Aterm
1 2014 Rumah Bidan Spontan -
3100gr
49cm
2 2019 PMB Bidan Spontan Aterm LK Hidup
-
3100gr
51cm
3 2021 Kehamilan Sekarang

5. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga


a. Riwayat Penyakit
Ibu tidak pernah menderita penyakit seperti Jantung, Hipertensi,
HbsAg, DM, Malaria, TBC, Gangguan Mental dan Operasi. Dalam
keluarga tidak ada penyakit keturunan.
b. Perilaku Kesehatan
Ibu tidak pernah meminum minuman yang mengandung alkohol atau
obat- obatan sejenisnya, serta tidak pernah meminum jamu ataupun
merokok, membersihkan alat kemaluan dilakukan dengan
menggunakan air mengalir setiap kali mandi, BAK dan BAB.
6. Riwayat Menstruasi
a. Umur Menarche : 14 tahun
b. Lamanya Haid : 7 hari
c. Jumlah Darah Haid: 3x ganti pembalut
7. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak pernah menderita Penyakit Menular Seksual (PMS)
ataupunpenyakit infeksi dan tumor pada alat reproduksi.
8. Riwayat KB
Ibu menggunakan metode kontrasepsi Suntik 3 Bulan selama 2
Tahun
9. Data Sosial Ekonomi
a. Ibu mengatakan ini pernikahan pertama dengan suaminya sekarang.
b. Keluarga sangat senang dengan kehamilan ibu.
c. Ibu berencana melahirkan di Klinik “PB” Serang
d. Ibu tinggal bersama suami, pekerjaan rumah tangga dibantu oleh
suami.
e. Pengambil keputusan oleh suami.
10. Data Spiritual dan Psikososial
a. Ibu terus berdoa untuk keselamatan diri dan bayinya.
b. Ibu dan keluarga senantiasa pasrah dengan keadaannya dan
bertawakal kepada Allah SWT.
c. Ibu selalu didampingi oleh suaminya untuk memeriksakan
kehamilannya diPuskesmas, Posyandu atau Klinik.
d. Ibu senang dan bahagia atas kehamilannya.
e. Keadaan emosi ibu stabil.
11. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar
a. Kebutuhan Nutrisi
Ibu makan 3 kali sehari, Ibu mengkonsumsi nasi, lauk pauk,
sayuran danbuah-buahan, tidak ada pantangan makanan. Ibu minum
10-12 gelas sehari.
b. Kebutuhan Eliminasi
Ibu BAK 10-14 kali sehari, warna kuning jernih, tidak ada
keluhan dan BAB kali sehari, konsistensi padat, tidak ada keluhan.
c. Personal Hygiene
Ibu mandi 2 kali sehari dengan air mengalir dan sabun, setelah
BAK/BAB selalu dibersihkan dan tidak dikeringkan dengan handuk
bersih atau tissue.
d. Kebutuhan Istirahat/Tidur
Ibu tidur siang 1-2 jam sehari dan tidur malam 7-8 jam sehari.
DATA OBJEKTIF (Pemeriksaan Umum)
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Status Emosional : Stabil
d. Berat Badan sebelum hamil : 50 Kg
Berat Badan sekarang : 56 Kg
Tinggi Badan : 159 cm
LILA : 23,5 cm
e. Tanda-tanda Vital (TTV)
Tekanan Darah (TD) : 115/78 mmHg
Nadi : 88x/m
Pernapasan : 22x/m
Suhu : 36,70C
1. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe,
tidak ada benjolan.
b. Wajah : Tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum.
c. Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
ikterik.
d. Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada sumbatan
kotoran,tidak ada infeksi.
e. Hidung : Simetris, tidak ada kotoran, tidak ada polip.
f. Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, lidah bersih, gusi
tidakberdarah, terdapat karies gigi.
g. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening
dankelenjar thyroid.
h. Payudara : Simetris, puting susu menonjol, areola
hyperpigmentasi tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan,
kolostrum (-)/(-).
i. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra,
tidak ada striae gravidarum.
Leopold I : Teraba bulat lunak tidak melenting (bokong).
Leopold II :Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil
(ekstemitas).
Sebelah kiri teraba panjang keras seperti papan
(punggung).
Leopold III : Teraba bulat keras melenting (kepala).
Leopold IV : Belum masuk PAP (konvergen).
TFU : 27 cm
TBBJ : (27-13) x 155 = 2.170 gr.
DJJ : 136x/m teratur, punctum maksimum sebelah kiri
2 jari dibawah pusat.
j. Genitalita : Vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada oedem,
tidak ada varises, tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini dan
skene, terdapat sedikit keputihan.
k. Anus : Tidak ada haemoroid.
l. Ekstremitas : Tidak ada oedem pada tangan dan kaki, varises (-
)/(-), refleks patella (+)/(+).
m. CVAT : Tidak ada nyeri ketuk.
2. Pemeriksaan Penunjang
a. HIV/AIDS : Negatif
b. HBsAg : Negatif
c. Sifilis : Negatif
d. Hb : 13,8 gr/dL
e. Protein Urine : Negatif
f. Glukosa Urine : Negatif
g. Hasil USG : Janin tunggal hidup, presentasi kepala, ketuban
cukup, plasenta fundus, TBJ 2.750gr, Jenis Kelamin laki-laki, usia
kehamilan 34 minggu, TP 13-01-2022.
ASSESMENT
Diagnosa: Ny.”N” Umur 28 Tahun G3P2A0 34 minggu janin tunggal hidup
intrauterin presentasi kepala.
Masalah : Terdapat keputihan kadang terasa gatal
Kebutuhan: Informasi vulva hygiene
PLANNING
a. Melakukan Informed consent
b. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa usia kehamilan
ibu 8 bulan 2 minggu atau 34 minggu serta keadaan ibu dan janin
dalam keadaan baik.
c. Memberitahukan Ibu bahwa keputihan merupakan hal yang normal
untuk wanita, akan tetapi hal yang harus diwaspadai jika keputihan
berwana hijau dan terasa gatal
d. Memberitahukan ibu 7 tanda bahaya kehamilan diantaranya
perdarahan pervaginam , sakit kepala yang hebat dan menetap,
penglihatan kabur, bengkak di wajah, tangan, dan kaki, nyeri perut
yang hebat, gerakan janin tidak terasa, keluar cairan pervaginam.
e. Memberitahukan ibu agar melakukan vulva hygiene yang benar seperti
membersihkan area kemaluan terlebih dahulu lalu ke daerah anus,
mengganti celana dalam jika basah, mengeringkan vagina dengan
handuk atau tissue saat selesai BAB/BAK menggunakan celana dalam
yang menyerap keringat, tidak menggunakan larutan pembersih vagina
cukup dengan air bersih saja.
f. Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi seimbang agar
kenaikan berat badan ibu selama hamil menjadi normal dan tekanan
darah pun menjadi normal
g. Memberikan terapi tablet Fe 1x60 mg sehari, Asam Folat 1x400 mcg
dan tablet kalsium 1x500 mg sehari.
h. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang mengandung kalsium
untuk pembentukan tulang dan juga dapat mencegah pre eklamsi pada
ibu, sumber kalsium diperoleh dari ikan, tahu, tempe, pisang, mangga,
apel, jeruk, alpukat, brokoli, sawi, sayur bayam, kacang susu, keju,
yogurt, dan kalsium karbonat. Untuk memenuhi kebutuhan kalsium ibu
sebanyak 1,5 gram/hari
i. Menyepakati untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu kemudian
pada tanggal 24 Desember 2021 atau jika ada keluhan.

Ibu mengerti dan mengikuti anjuran yang diberikan

Serang, 10 Desember 2021

Aulia Sifana Dewi


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL NY “N” TRIMESTER III
DI KLINIK “PB” SERANG
ANC II
Nama : Ny “N” Nama Suami : Tn “S”
Umur : 28 Tahun Alamat : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001
Hari/Tangg Catatan Perkembangan
al
Jum’at, S Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan tidak
ada keluhan, HPHT: 13-04-2021
24-12-2021
O K/U: Baik, Kesadaran: Composmentis TTV: TD: 100/70
14.00 WIB mmHg N:87x/menit R: 22x/menit S: 36,2ᵒC BB: 56,5 Kg TB:
159 cm LILA: 23,5 cm, TP:20-01-2022.
Wajah : Tidak ada oedem, tidak ada cloasma
gravidarum.
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik.
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, areola
hyperpigmentasi, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada benjolan, kolostrum (+)/(+).
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea
nigra,tidak ada striae gravidarum.
Leopold I : Teraba bulat lunak tidak melenting (bokong).
Leopold II : Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil
(ekstemitas). Sebelah kiri teraba panjang keras
seperti papan (punggung).
Leopold III : Teraba bulat keras melenting (kepala).
Leopold IV : Sudah masuk PAP (divergen 4/5)
TFU : 28 cm
TBBJ : (28-12) x 155 = 2.480 gr.
DJJ : 144x/m punctum maksimum sebelah kiri 2 jari
dibawah pusat.
Genitalia : Vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada
varises, tidak ada pembengkakan kelenjar
bartholini dan skene, tidak ada keputihan.
Anus : Tidak ada haemoroid.
Ekstremitas : Tidak ada oedema pada tangan dan kaki, varises
(-)/(-)reflex patella (+)/(+).
A Ny “N” usia 28 tahun G3P2A0 hamil 36 minggu janin
presentasi kepala tunggal hidup intra uterin.
P - Melakukan informed consent, ibu menandatangani.
- Menjelaskan hasil pemeriksaan, ibu mengetahui.
- Menginformasikan pada ibu 7 tanda bahaya kehamilan, ibu
mengerti.
- Menginformasikan pada ibu tanda-tanda persalinan, ibu
mengerti
- Menginformasikan pada ibu tentang IMD (Inisiasi Menyusu
Dini) yang dilakukan segera setelah bayi lahir, yang
mempunyai manfaat seperti kontak kulit membantu proses
kolonisasi kulit, dimana bakteri yang menempel pada kulit ibu
dan dijilat oleh bayi, diketahui bahwa bakteri tersebut
bermanfaat bagi bayi, berperan sebagai zat antibodi untuk
melindungi bayi dari kuman penyakit di lingkungan luar bayi,
dan pada saat kontak kulit dengan bayi, suhu ibu akan
menyesuaikan suhu bayi dengan naik sebanyak 1oC atau turun
1oC untuk menjaga kehangatan pada bayi, meningkatkan
keberhasilan ASI Eksklusif karena untuk bayi yang dilakukan
IMD (Inisiasi Menyusu Dini) akan berhasil menyusu delapan
kali dibanding dengan yang tidak dilakukan IMD (Inisiasi
Menyusu Dini).
- Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi seimbang
yang mengandung protein, vitamin, dan mineral untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu mengerti
- Menganjurkan ibu untuk minum air putih minimal 8-12 gelas
setiap harinya, Ibu mengerti
- Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal 6-8
jam setiap harinya. Ibu mengerti
- Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan, yaitu
menanyakan tanggal persalinan kepada bidan atau dokter,
menyiapkan calon pendonor darah jika diperlukan,
mempersiapkan tabungan dan dana cadangan untuk biaya
persalinan, menyiapkan kendaraan jika sewaktu – waktu
diperlukan, merencanakan tempat persalinan dan
penolongnya
- Menyepakati amanat persalinan dengan menempelkan stiker
P4K di depan rumah ibu hamil, menyiapkan berkas – berkas
penting sepertikartu jaminan kesehatan nasional dan lainnya,
serta merencanakan ikut KB setelah bersalin
- Memberikan terapi tablet Fe 1x60 mg sehari, Asam Folat
1x400 mcg sehari dan tablet kalsium 1x500 mg sehari.
- Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang mengandung
kalsium untuk pembentukan tulang dan juga dapat mencegah
pre eklamsi pada ibu, sumber kalsium diperoleh dari ikan,
tahu, tempe, pisang, mangga, apel, jeruk, alpukat, brokoli,
sawi, sayur bayam, kacang susu, keju, yogurt, dan kalsium
karbonat. Untuk memenuhi kebutuhan kalsium ibu sebanyak
1,5 gram/hari
- Menyepakati untuk melakukan kujungan ulang 1 minggu
kemudian pada tanggal 31 Desember 2021 atau segera jika
ada keluhan, ibu bersedia.
Ibu mengerti dan mau melakukan apa yang dianjurkan oleh bidan,
serta melakukan kunjungan ulang pada tanggal 31 Desember atau
bila ada keluhan.

Serang, 24 Desember 2021

Aulia Sifana Dewi


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL NY “N” TRIMESTER III
ANC III
DI KLINIK “PB” SERANG
Nama : Ny “N” Nama Suami : Tn “S”
Umur : 28 Tahun Alamat : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Jum’at, S Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, dan
tidak ada keluhan HPHT: 13-04-2021
31-12-2021
O K/U: Baik Kesadaran: Composmentis TTV: TD: 100/70
09.00 WIB mmHg N:83x/menit R: 22x/menit S: 36,2ᵒC BB: 57 Kg TB:
159 cm LILA: 23,5 cm, TP:20-01-2022.
Wajah : Tidak ada oedem, tidak ada cloasma
gravidarum.
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik.
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, areola
hyperpigmentasi, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada benjolan, kolostrum (+)/(+).
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat
linea nigra,tidak ada striae gravidarum.
Leopold I : Teraba bulat lunak tidak melenting
(bokong).
Leopold II : Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil
(ekstemitas).
Sebelah kiri teraba panjang keras seperti
papan (punggung).
Leopold III : Teraba bulat keras melenting (kepala).
Leopold IV : Sudah masuk PAP (divergen 3/5).
TFU : 29 cm
TBBJ : (29-12) x 155 = 2.635gr.
DJJ : 144x/m punctum maksimum sebelah kiri 2
jari dibawah pusat.
Genitalia : Vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada
varises, tidak ada pembengkakan kelenjar
bartholini dan skene, tidak ada keputihan.
Anus : Tidak ada haemoroid.
Ekstremitas : Tidak ada oedema pada tangan dan kaki,
varises (-)/(-)reflex patella (+)/(+).
CVAT : Tidak ada nyeri ketuk.
A Ny “N” usia 28 tahun G3P2A0 hamil 37 minggu janin
presentasi kepala tunggal hidup intra uterin.
P - Melakukan informed consent, ibu menandatangani.
- Menjelaskan hasil pemeriksaan, ibu mengetahui.
- Menginformasikan pada ibu 7 tanda-tanda bahaya
kehamilan, ibu mengerti
- Menginformasikan pada ibu tanda-tanda persalinan, ibu
mengerti
- Mengajarkan ibu teknik relaksasi saat terdapat kontraksi
dengan menarik nafas panjang lewat hidung dan keluarkan
lewat mulut. ibu mengerti dan dapat mempraktekan teknik
relaksasi
- Menganjurkan ibu untuk minum air putih minimal 8-12
gelas setiap harinya, Ibu mengerti
- Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal 6-8
jam setiap harinya. Ibu mengerti
- Memberikan terapi tablet Fe 1x60 mg sehari, Asam Folat
1x400 mcg sehari dan tablet kalsium 1x500 mg sehari.
- Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang
mengandung kalsium untuk pembentukan tulang dan juga
dapat mencegah pre eklamsi pada ibu, sumber kalsium
diperoleh dari ikan, tahu, tempe, pisang, mangga, apel,
jeruk, alpukat, brokoli, sawi, sayur bayam, kacang susu,
keju, yogurt, dan kalsium karbonat. Untuk memenuhi
kebutuhan kalsium ibu sebanyak 1,5 gram/hari. Ibu
mengerti
- Menyepakati untuk melakukan kujungan ulang 1 minggu
kemudian pada tanggal 06 Januari 2022 atau segera jika
ada keluhan dan merasakan tanda-tanda persalinan, ibu
bersedia.

Serang, 31 Desember 2021

Aulia Sifana Dewi


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN KALA I FASE LATEN PADA NY “N”
DI KLINIK “PB” SERANG
Nama : Ny “N” Nama Suami : Tn “S”
Umur : 28 Tahun Alamat : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Jum’at, S Ibu mengatakan sudah mengeluarkan lendir bercampur
darah pukul dan mulas sejak pukul 09.00 WIB , HPHT:
31-12-2021
13-04-2021
14.00 WIB O K/U: Baik
Kesadaran: Composmentis
K/E : Stabil
TTV:TD:100/70mmHg N:83x/menitR: 22x/menit S: 36,3ᵒC
Antropometri : BB: 56 Kg TB: 159 cm LILA: 23,5 cm,
TP:20-01-2022.
Wajah :Tidak ada oedem, tidak ada cloasma
gravidarum.
Mata :Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik.
Payudara :Simetris, puting susu menonjol, areola
hyperpigmentasi, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada benjolan,kolostrum (-)/(-).
Abdomen :Tidak ada luka bekas operasi, terdapat
linea nigra,tidak ada striae gravidarum.
Leopold I :Teraba bulat lunak tidak melenting
(bokong).
Leopold II :Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil
(ekstemitas). Sebelah kiri teraba panjang
keras seperti papan (punggung).
Leopold III :Teraba bulat keras melenting (kepala).
Leopold IV : Sudah masuk PAP (divergen 3/5)
TFU : 29 cm
TBBJ : (29-12) x 155 = 2.635gr.
DJJ : 144x/m punctum maksimum sebelah kiri 2
jari dibawah pusat.
HIS : 3x/10’/25”
Genitalia : Vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada
varises, tidak ada pembengkakan kelenjar
bartholini dan skene, tidak ada keputihan.
V/T : Porsio tipis lunak, pembukaan 3 cm,
Ketuban (+), presentasi kepala, penurunan
kepala Hodge II, ubun-ubun kecil kiri depan
tidak ada mollase
Anus : Tidak ada haemoroid.
Ekstremitas : Tidak ada oedema pada tangan dan kaki,
varises (-)/(-)reflex patella (+)/(+).
CVAT : Tidak ada nyeri ketuk.
A Ny “N” usia 28 tahun G3P2A0 hamil 37 minggu inpartu
kala I fase laten janin presentasi kepala tunggal hidup intra
uterin.
P - Melakukan informed consent, ibu menandatangani.
- Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
bahwa ibu dan janin dalam keadaan sehat dan ibu sudah
memasuki persalinan. Ibu dan keluarga mengerti.
- Menganjurkan ibu miring ke kiri atau senyaman ibu dan
mengatur posisi yang nyaman bagi ibu. Ibu memilih
posisi miring ke kiri.
- Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu bernafas dengan
benar saat kontraksi yaitu dengan cara bernafas panjang
dari hidung dan mengeluarkan dari mulut. Ibu mengerti.
- Menganjurkan ibu untuk makan dan minum disaat tidak
ada kontraksi
- Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK.
Ibu mengerti
- Mengajarkan cara meneran yang baik dan benar yaitu
gigi ketemu gigi pandangan lihat ke perut kedua tangan
dislipkan di lipatan kaki. Ibu mengerti
- Menganjurkan ibu untuk ditemani suami atau keluarga.
Ibu ditemani keluarga
- Menyiapkan partus set, hecting set, set resusitasi dan
pakaian ibu dan bayi secara ergonomis. Serta APD. Alat
sudah disiapkan
- Mengobservasi keadaan umum ibu, tanda-tanda vital ibu,
HIS dan DJJ mg sehari. Ibu dan janin dalam keadaan baik

Serang, 31 Desember 2021

Aulia Sifana Dewi


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN KALA II PADA NY “N”
DI KLINIK “PB” SERANG
Nama : Ny “N” Nama Suami : Tn “S”
Umur : 28 Tahun Alamat : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Jum’at, S
Ibu mengatakan mulas semakin sering, keluar air-air dan
ada dorongan ingin meneran seperti ingin buang air besar
31-12-2021
O K/U: Baik
17.15 WIB Kesadaran: Composmentis
K/E : Stabil
TTV: TD: 100/70 mmHg N: 85x/menit R: 23x/menit S:
36,3ᵒC
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat
linea nigra,tidak ada striae gravidarum.
DJJ : 144x/m punctum maksimum sebelah kiri 2
jari dibawah pusat.
HIS : 5x/10’/50”
Genitalia : Vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada
varises, tidak ada pembengkakan kelenjar
bartholini dan skene,
V/T : Porsio tidak teraba, pembukaan 10 cm,
Ketuban jernih, presentasi kepala, ubun-
ubun kecil kiri depan, penurunan kepala
Hodge IV, tidak ada mollase, janin tunggal
hidup presentasi kepala, tampak tekanan di
anus, perineum menonjol, dan vulva
membuka
Anus : Tidak ada haemoroid.
A Ny “N” usia 28 tahun G3P2A0 hamil 37 minggu inpartu
kala II janin presentasi kepala tunggal hidup intra uterin.
P - Melakukan informed consent, ibu menyetujui.
- Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa pembukaan
sudah lengkap dan ibu memasuki proses persalinan.
- Mendekatkan alat dan menggunakan APD. Alat sudah
didekatkan dan APD sudah digunakan.
- Mengatur posisi nyaman ibu untuk meneran. Ibu posisi
litotomi
- Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar, yaitu
posisikan dagu diatas dada, tarik kaki kearah dada, ambil
nafas dalam ketika kontraksi, kencangkan otot perut dan
mengejan sekuat mungkin tanpa mengeluarkan suara,
mata melihat kearah perut dengan mata membuka. Ibu
mengerti
- Mengobservasi DJJ saat tidak ada kontraksi
- Mengobservasi tanda-tanda vital ibu
- Menganjurkan ibu agar meneran saat ada his dan
beristirahat saat his tidak ada
- Menolong persalinan dengan 60 langkah APN
Pukul 17.30 WIB
Bayi lahir spontan, bugar, menangis kuat, bergerak aktif, kulit
berwarna kemerahan , jenis kelamin : Laki-laki

Serang, 31 Desember 2021

Aulia Sifana Dewi


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN KALA III PADA NY “N”
DI KLINIK “PB” SERANG
Nama : Ny “N” Nama Suami : Tn “S”
Umur : 28 Tahun Alamat : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Jum’at, S Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya dan perutnya
masih terasa mulas
31-12-2021
O K/U: Baik
17.31 WIB Kesadaran: Composmentis
TTV:TD: 100/70 mmHg N:88x/menit R:24x/menit S:36,6ᵒC
Abdomen : TFU sepusat, uterus globuler, kontraksi
uterus baik, kandung kemih kosong.
Genitalia : Tampak tali pusat memanjang di vulva,
terdapat semburan darah, perdarahan ± 120
cc
A Ny “N” usia 28 tahun P3A0 partus kala III.
P - Melakukan informed consent, ibu menyetujui.
- Menjelaskan kepada ibu bahwa saat ini ibu memasuki kala
III dan akan dilakukan pengeluaran plasenta
- Memeriksa perut ibu apakah ada janin kedua atau tidak
- Memberikan injeksi oxycocin 10 IU/IM di 1/3 paha kiri
bagian luar
- Melakukan managemen aktif kala III dengan melakukan
pereganga tali pusat terkendali dengan dangan kanan dan
tahan kiri menahan uterus dengan dorsokranial
- Melahirkan plasenta dengan Teknik brand and draw
Pukul 17.35 WIB Plasenta lahir spontan
- Massase fundus uteri selama 15 detik searah jarum jam
- Mengajarkan ibu dan keluarga melakukan massase fundus
uteri
- Melihat adanya laserasi dan perdarahaan robekan
perineum. Tidak ada laserasi
- Menilai kelengkapan plasenta
Plasenta lahir lengkap, selaput ketuban utuh, kotiledon
lengkap, insersi tali pusat sentralis, Panjang ±40 cm, berat
±500 gram

Serang, 31 Desember 2021

Aulia Sifana Dewi


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN KALA IV PADA NY “N”
DI KLINIK “PB” SERANG
Nama : Ny “N” Nama Suami : Tn “S”
Umur : 28 Tahun Alamat : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Jum’at, S Ibu mengatakan merasa lega persalinan berjalan dengan
lancar dan senang atas kelahiran bayinya, ibu masih merasa
31-12-2021
lemas dan perut masih terasa mulas
17.40 WIB O K/U: Baik
Kesadaran: Composmentis
K/E : Stabil
TTV:TD:110/70 mmHg N:85x/menitR:24x/menit S: 36,4ᵒC
Abdomen : TFU 2 jari di bawah sepusat, kontraksi
uterus baik, kandung kemih kosong.
Genitalia : perdarahan ± 50 cc, tidak terdapat laserasi
A Ny “N” usia 28 tahun P3A0 partus kala IV
P - Melakukan informed consent, ibu menyetujui.
- Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa saat ini ibu
memasuki persalinan kala IV yaitu pengawasan dan
pemantauan kondisi ibu pasca persalinan.
- Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital, TFU,
kandung kemih, kontraksi uterus dan perdarahan
- Membersihkan dan merapikan ibu
- Menganjurkan ibu untuk istirahat
- Memenuhi kebutuhan nutrisi ibu seperti makan dan
minum
- Memberikan Vitamin A 200.000 IU (diberikan 2 kapsul,
kapsul pertama diminum segera setelah persalinan dan
tablet kedua diminum 24 jam setelah kapsul pertama),
tablet Fe 1x60, amoxicilin 3x500mg,, dan asam
mefenamat 3x500 mg
- Melanjutkan observasi kala IV setiap 15 menit sekali pada
1 jam pertama dan setiap 30 menit sekali pada 1 jam
kedua
- Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini dan tidak
menahan BAK.
- Melakukan dokumentasi, melepas APD, mencuci dan
mensterilkan alat
Serang, 31 Desember 2021

Aulia Sifana Dewi


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR SEGERA NY “N”
DI KLINIK “PB” SERANG
Nama : Bayi Ny “N” Nama Ayah : Tn “S”
Umur : 0 Jam Alamat : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Jum’at, S Usia kehamilan 37 minggu
O K/U: Baik
31-12-2021
Menangis kuat, bugar, tonus otot bergerak aktif, kulit
17.30 WIB kemerahan, JK Laki-laki, tidak ada cacat, dan terdapat anus.
TTV: N: 134x/menit R: 43x/menit S: 36,7ᵒC
A Neonatus Ny “N” cukup bulan segera setelah lahir.
P - Menilai keadaan bayi
- Meletakan bayi secara melintang diatas perut ibu.
- Menjaga bayi agar tetap hangat, membersihkan jalan
napas, keringkan dan tetap jaga kehangatan bayi.
- Menjepit, memotong, dan menjepit tali pusat dengan
umbilical klem dan membungkus tali pusat dengan kasa
steril tanpa membubuhi apapun.
- Melakukan IMD selama ±1 jam dengan memperhatikan
posisi bayi agar tetap bisa bernafas. Bayi sudah bisa
mendapatkan puting susu ibu setelah 30 menit dilakukan
IMD
- Melakukan penyuntikan vit K 0,5 ml dengan dosis 1 mg di
1/3 paha kiri bayi dan memberikan salep mata
Chloramphenicol 1%
Bayi mendapatkan putting susu ibu setelah 30 menit dilakukan
IMD. Bayi dalam keadaan baik, bayi telah mendapatkan
vitamin K dan salep mata.
Serang, 31 Desember 2021

Aulia Sifana Dewi


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR 6 JAM NY “N”
DI KLINIK “PB” SERANG
Nama : Bayi Ny “N” Nama Ayah : Tn “S”
Umur : 6 Jam Alamat : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Jum’at, S Ibu mengatakan bayinya sudah BAK dan BAB dan bayi
sudah menyusu dengan hisapan yang kuat
31-12-2021
O K/U: Baik
23.30 WIB Kesadaran : Composmentis.
Usia kehamilan : 37 minggu
TTV: N: 138x/menit R: 42x/menit S: 36,6ᵒC
Antropometri : BB : 3100 gram PB : 49 cm LK : 30 cm
LD : 31 cm
Kepala : Tidak ada chepal hematom, tidak ada caput
succadenum.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada penumpukan serumen.
Hidung: Bersih, terdapat 2 lubang hidung, septum nasal
berada di tengah
Mulut : Tidak ada labioskiziz, tidak ada palatoskizis, tidak
ada labiopalatoskizis
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan
kelenjar getah bening
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, puting susu
simetris dan menonjol
Abdomen: Tidak tegang, tidak ada benjolan, tidak ada
perdarahan tali pusat, sedikit cembung
Genetalia : Testis sudah turun ke skrotum
Anus : Lubang anus ada
Punggung: tidak ada spina bifida
Ekstremitas : simetris, tidak ada polidaktili dan sindaktili.
Reflek : Moro (+) Rooting(+) Sucking (+) Swallowing (+)
tonicneck (+) Grepsing(+) Babynsky(+)
A Neonatus Ny “N” umur 6 jam cukup bulan sesuai masa
kehamilan.
P - Melakukan informed consent, ibu memahami penjelasan
yang telah disampaikan oleh petugas dan ibu menyetujui
pemeriksaan yang akan dilakukan.
- Memberitahu kepada ibu dan keluarga bahwa bayi dalam
keadaan sehat
- Memberitahu kepada keluarga, bahwa bayi akan
disuntikkan HB 0.
- Menyuntikkan HB0 0,5 cc dipaha kanan secara IM
- Memberitahu kepada ibu cara perawatan tali pusat dengan
tidak boleh memberikan ramuan – ramuan pada tali pusat
bayi, cukup dibungkus oleh kassa steril
- Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru
lahir yaitu bayi sulit bernafas, tarikan dinding dada saat
bernafas, demam hingga kejang, warna kulit bayi
menguning, dan perdarahan pada tali pusat
- Menganjurkan ibu agar melakukan kunjungan ulang 2 hari
kemudian yaitu pada tanggal 02 Januari 2022 ke klinik,
dan segera menghubungi bidan jika terdapat tanda-tanda
bahaya pada ibu atau pada bayi sebelum waktu yang
ditentukan
Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukan kunjungan pada tangga 02 januari 2022 serta akan
ke klinik atau ke fasilitas kesehatan lain bila terdapat tanda-
tanda bahaya baik pada ibu atau pada bayi

Serang, 31 Desember 2021

Aulia Sifana Dewi


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR 2 HARI NY “N”
DI KLINIK “PB” SERANG
Nama : Bayi Ny “N” Nama Ayah : Tn “S”
Umur : 2 Hari Alamat :Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Minggu, S Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan kuat setiap harinya
tanpa dijadwal BAB dan BAK normal
02-01-2022
O K/U: Baik
09.00 WIB Kesadaran : Composmentis.
TTV: N: 140x/menit R: 43x/menit S: 36,6ᵒC
Antropometri : BB : 2900 gram
Kepala : Bersih, tidak ada benjolan.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak
ikterik
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada penumpukan serumen.
Hidung : Bersih, septum nasal berada di tengah, tidak ada
pengeluaran lendir
Mulut : Bersih, tidak ada jamur.
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan
kelenjar getah bening
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen : Tidak tegang, tidak ada benjolan, tali pusat
belum puput dan tidak ada perdarahan tali pusat
Genetalia : BAK normal
Anus : BAB normal
Ekstremitas : Simetris, tidak oedema
A Neonatus Ny “N” umur 2 hari.
P - Melakukan informed consent, Ibu menandatangani.
- Memberitahu kepada ibu bahwa bayi dalam keadaan
sehat
- Memberitahu ibu agar menyusui bayinya selama 6 bulan
tanpa diberi minuman atau makanan tambahan
- Mengingatkan ibu cara perawatan tali pusat dengan tidak
boleh memberikan ramuan – ramuan pada tali pusat bayi,
cukup dibungkus oleh kassa steril
- Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir
yaitu bayi sulit bernafas, tarikan dinding dada saat
bernafas, demam hingga kejang, warna kulit bayi
menguning, dan perdarahan pada tali pusat
- Menganjurkan ibu agar melakukan kunjungan ulang 5
hari kemudian yaitu pada tanggal 07 Januari 2022 ke
klinik, dan segera menghubungi bidan jika terdapat
tanda-tanda bahaya pada ibu atau pada bayi sebelum
waktu yang ditentukan
Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukan kunjungan pada tangga 07 januari 2022 serta akan
ke klinik atau ke fasilitas kesehatan lain bila terdapat tanda-
tanda bahaya baik pada ibu atau pada bayi

Serang, 02 Januari 2022

Aulia Sifana Dewi


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR 7 HARI NY “N”
DI KLINIK “PB” SERANG
Nama : Bayi Ny “N” Nama Ayah : Tn “S”
Umur : 7 Hari Alamat : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Jum’at, S Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat setiap hari tanpa
dijadwal, tali pusat bayi sudah puput, BAB dan BAK normal
07-01-2022
O K/U: Baik
09.00 WIB Kesadaran : Composmentis.
TTV: N: 130x/menit R: 44x/menit S: 36,5ᵒC
Antropometri : BB : 3300 gram
Kepala: Bersih, tidak ada benjolan.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
Hidung: Bersih, septum nasal berada di tengah, tidak ada
pengeluaran lendir
Mulut : Bersih, tidak ada jamur.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada penumpukan serumen.
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan kelenjar
getah bening
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen: Tidak tegang, tidak ada benjolan
Genetalia : BAK normal
Anus : BAB normal
Ekstremitas : simetris, tidak oedema
A Neonatus Ny “N” umur 7 hari.
P - Melakukan informed consent, Ibu menandatangani.
- Memberitahu kepada ibu bahwa bayi dalam keadaan
sehat
- Memberitahu ibu agar menyusui bayinya selama 6 bulan
tanpa diberi minuman atau makanan tambahan
- Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir
yaitu bayi sulit bernafas, tarikan dinding dada saat
bernafas, demam hingga kejang, warna kulit bayi
menguning.
- Menganjurkan ibu agar melakukan kunjungan ulang 3
minggu kemudian yaitu pada tanggal 28 Januari 2022 ke
klinik, dan segera menghubungi bidan jika terdapat
tanda-tanda bahaya pada ibu atau pada bayi sebelum
waktu yang ditentukan

Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan melakukan
kunjungan pada tangga 28 januari 2022 serta akan ke klinik atau
ke fasilitas kesehatan lain bila terdapat tanda-tanda bahaya baik
pada ibu atau pada bayi

Serang, 07 Januari 2022

Aulia Sifana Dewi


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR 28 HARI NY “N”
DI KLINIK “PB” SERANG
Nama : Bayi Ny “N” Nama Ayah : Tn “S”
Umur : 28 Hari Alamat : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Jum’at, S Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat setiap hari tanpa
dijadwal, BAB dan BAK normal, dan ibu tidak ada keluhan
28-01-2022
mengenai bayinya.
13.00 WIB O K/U: Baik
Kesadaran : Composmentis.
TTV: N: 135x/menit R: 43x/menit S: 36,6ᵒC
Antropometri : BB : 4000 gram
Kepala: Bersih, tidak ada benjolan.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
Hidung: Bersih, septum nasal berada di tengah, tidak ada
pengeluaran lendir
Mulut : Bersih, tidak ada jamur.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada penumpukan serumen.
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan kelenjar
getah bening
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen: Tidak tegang, tidak ada benjolan
Genetalia : BAK normal
Anus : BAB normal
Ekstremitas : simetris, tidak oedema
A Neonatus Ny “N” umur 28 hari.
P - Melakukan informed consent, Ibu menandatangani.
- Memberitahu kepada ibu bahwa bayi dalam keadaan
sehat
- Memberitahu kembali ibu agar tetap memberikan ASI
selama 6 bulan
- Menganjurkan ibu untuk imunisasi BCG dan polio 1
bayi setelah usia 1 bulan
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada minggu
ke 6 atau pada tanggal 11 februari 2022 atau jika ada
keluhan
Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukan kunjungan pada tanggal 11 Februari 2022 serta
akan ke klinik atau ke fasilitas kesehatan lain bila terdapat
keluhan.
Serang, 28 Januari 2022

Aulia Sifana Dewi


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR 42 HARI NY “N”
DI KLINIK “PB” SERANG
Nama : Bayi Ny “N” Nama Ayah : Tn “S”
Umur : 42 Hari Alamat : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Jum’at, S Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat setiap hari tanpa
dijadwal, BAB dan BAK normal, dan ibu tidak ada keluhan
11-02-2022
mengenai bayinya, dan bayinya sudah disuntik BCG dan
14.00 WIB sudah mendapatkan polio 1 di posyandu
O K/U: Baik
Kesadaran : Composmentis.
TTV: N: 138x/menit R: 45x/menit S: 36,7ᵒC
Antropometri : BB : 4400 gram
Kepala: Bersih, tidak ada benjolan.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
Hidung: Bersih, septum nasal berada di tengah, tidak ada
pengeluaran lendir
Mulut : Bersih, tidak ada jamur.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada penumpukan serumen.
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan
kelenjar getah bening
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen: Tidak tegang, tidak ada benjolan
Genetalia : BAK normal
Anus : BAB normal
Ekstremitas : simetris, tidak oedema
A Bayi Ny “N” umur 42 hari.
P - Melakukan informed consent, Ibu menandatangani.
- Memberitahu kepada ibu bahwa bayi dalam keadaan
sehat
- Memastikan bayi sudah mendapatkan imunisasi BCG
dan Polio 1
- Mengingatkan ibu untuk tetap memberikan ASI
Eksklusif selama 6 bulan dan tidak memberikan
makanan tambahan.
- Menganjurkan ibu untuk melanjutkan imunisasi lanjutan
DPT 1 dan Polio 2 di Posyandu atau di bidan terdekat
dan juga memantau pertumbuhan dan perkembangan
bayinya.
- Menganjurkan ibu agar membawa bayi ke fasilitas
kesehatan jika terdapat tanda-tanda bahaya atau sakit
Ibu mengerti apa yang dijelaskan bidan dan akan
menganjurkan apa yang diberitahu bidan serta bersedia
membawa bayi ke paskes jika terdapat tanda-tanda bahaya atau
sakit.

Serang, 11 Februari 2022

Aulia Sifana Dewi


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU NIFAS 6 JAM NY “N”
DI KLINIK “PB” SERANG
Nama : Ny “N” Nama Suami : Tn “S”
Umur : 28 Tahun Alamat : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Jum’at, S Ibu mengatakan ASI sudah keluar dan bayi sudah mau
menyusu, ibu sudah mobilisasi dan BAK ke kamar
31-12-2021
mandi sendiri.
23.30 WIB O K/U: Baik
Kesadaran: Composmentis
K/E : Stabil
TTV:TD:110/70mmHg N:87x/menit R: 23x/menit S: 36,4ᵒC
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik.
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, areola
hyperpigmentasi, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada benjolan, kolostrum (+)/(+).
Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus
baik, kandung kemih kosong.
Genitalia : Vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada
varises, tidak ada pembengkakan kelenjar
bartholini dan skene, perdarahan ±10 cc,
tidak ada luka jahitan
Ekstremitas : Tidak ada oedema pada tangan dan kaki,
varises (-)/(-) reflex patella (+)/(+), tidak ada
tanda homan.
A Ny “N” usia 28 tahun P3A0 post partum 6 jam
P - Melakukan informed consent, ibu menandatangani.
- Memberitahu hasil pemeriksaan.
- Memastikan kontraksi uterus baik, dan perdarahan dalam
batas normal.
- Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayinya
sesering mungkin (tidak lebih dari 2 jam) dan
memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan
- Melakukan KIE/konseling tentang gizi untuk ibu nifas
- Memberitahu ibu agar memperbanyak minum minimal
14 gelas/hari
- Menganjurkan ibu agar menjaga kebersihan diri terutama
vulva hygiene
- Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB
- Menganjurkan ibu agar istirahat yang cukup, saat bayi
tidur ibu dianjurkan untuk tidur
- Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada ibu nifas
yaitu perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau
dari jalan lahir, bengkak di tangan wajah dan kaki atau
sakit kepala hebat dan kejang-kejang, demam lebih dari
2 hari, payudara bengkak merah disertai rasa sakit, ibu
terlihat sedih murung dan menangis tanpa sebab
- Menganjurkan ibu agar melakukan kunjungan ulang 2
hari kemudian yaitu pada tanggal 2 Januari 2022 ke
klinik, dan segera menghubungi bidan jika terdapat
tanda-tanda bahaya pada ibu sebelum waktu yang
ditentukan
Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukan kunjungan pada tangga 02 januari 2022 serta akan
ke klinik atau ke fasilitas kesehatan lain bila terdapat tanda-
tanda bahaya baik pada ibu.

Serang, 31 Desember 2021

Aulia Sifana Dewi


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU NIFAS 2 HARI NY “N”
DI KLINIK “PB” SERANG
Nama : Ny “N” Nama Suami : Tn “S”
Umur : 28 Tahun Alamat : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Minggu, S Ibu mengatakan ASI sudah keluar lancar dan bayi menyusu
dengan kuat, dan ibu tidak ada keluhan
02-01-2022
O K/U: Baik Kesadaran: Composmentis
09.00 WIB TTV:TD:115/85mmHg N:83x/menitR: 21x/menit S: 36,7ᵒC
Antropometri : BB : 51 Kg TB : 159 cm
Wajah : Tidak ada oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik.
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, areola
hyperpigmentasi, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada benjolan,
kolostrum (+)/(+).
Abdomen : TFU 3 jari di bawah pusat, tidak ada nyeri
tekan, kontraksi uterus baik, kandung
kemih kosong, tidak ada diastasi recti.
Genitalia : Vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada
varises, tidak ada pembengkakan kelenjar
bartholini dan skene, lochea rubra,
perdarahan ± 5 cc
Ekstremitas : Tidak ada oedema pada tangan dan kaki,
varises (-)/(-), reflex ,patella (+)/(+), tidak ada
tanda homan.
CVAT : Tidak ada nyeri ketuk.
A Ny “N” usia 28 tahun P3A0 post partum 2 hari
P - Melakukan informed consent, ibu menandatangani.
- Menjelaskan hasil pemeriksaan.
- Mengingatkan kembali ibu untuk tetap memberikan ASI
ekslusif kepada bayinya tanpa dijadwal (on demand) dan
bangunkan bayi jika tidur sudah 2 jam untuk diberikan
ASI dan memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan.
- Mengingatkan kembali tanda bahaya masa nifas yaitu
perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari
jalan lahir, bengkak ditangan wajah dan kaki atau sakit
kepala hebat dan kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari,
payudara bengkak merah disertai rasa sakit, ibu terlihat
sedih murung dan menangis tanpa sebab.
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 07
Januari 2022 atau datang saat ada keluhan atau tanda
bahaya pada ibu sebelum tanggal yang ditentukan
Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukan anjursn yang diberikan oleh bidan, serta bersedia
kunjungan pada tangga 07 januari 2022 serta akan ke klinik
atau ke fasilitas kesehatan lain bila terdapat tanda-tanda
bahaya baik pada ibu.

Serang, 02 Januari 2022

Aulia Sifana Dewi


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU NIFAS 7 HARI NY “N”
DI KLINIK “PB” SERANG
Nama : Ny “N” Nama Suami : Tn “S”
Umur : 28 Tahun Alamat : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Jum’at S Ibu mengatakan ASI keluar lancar dan bayi menyusu
07-01-2022 dengan kuat, dan ibu tidak ada keluhan
O K/U: Baik Kesadaran: Composmentis
09.00 WIB
TTV:TD:118/89mmHg N:83x/menit R: 24x/menit S: 36,6ᵒC
Antropometri : BB : 51 Kg TB : 159 cm
Wajah : Tidak ada oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik.
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, areola
hyperpigmentasi, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada benjolan, ASI (+)/(+).
Abdomen : TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi
uterus baik, kandung kemih kosong.
Genitalia : Vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada
varises, tidak ada pembengkakan kelenjar
bartholini dan skene, lochea sanguinolenta
Ekstremitas : Tidak ada oedema pada tangan dan kaki,
varises (-)/(-), refleks patella (+)/(+).
A Ny “N” usia 28 tahun P3A0 post partum 7 hari
P - Melakukan informed consent, ibu menandatangani.
- Menjelaskan hasil pemeriksaan.
- Mengingatkan kembali ibu untuk tetap memberikan ASI
ekslusif kepada bayinya tanpa dijadwal (on demand) dan
bangunkan bayi jika tidur sudah 2 jam untuk diberikan
ASI dan memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan.
- Mengingatkan kembali tanda bahaya masa nifas yaitu
perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari
jalan lahir, bengkak ditangan wajah dan kaki atau sakit
kepala dan kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari,
payudara bengkak merah disertai rasa sakit, ibu terlihat
sedih murung dan menangis tanpa sebab.
- Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi
seimbang yang mengandung protein, vitamin, dan mineral
seperti daging, telur, sayur, buah, tempe, tahu, dsb.
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 28
Janurari 2022 atau datang saat ada keluhan atau ada tanda
bahaya pada ibu sebelum tanggal yang ditentukan
Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukan anjursn yang diberikan oleh bidan, serta bersedia
kunjungan pada tanggal 28 Januari 2022 serta akan ke klinik
atau ke fasilitas kesehatan lain bila terdapat tanda-tanda
bahaya baik pada ibu.

Serang, 07 Januari 2022

Aulia Sifana Dewi


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU NIFAS 28 HARI NY “N”
DI KLINIK “PB” SERANG
Nama : Ny “N” Nama Suami : Tn “S”
Umur : 28 Tahun Alamat : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Jum’at S Ibu mengatakan ingin melakukan kunjungan nifas 28 hari.
28-01-2022 ibu mengaku tidak ada keluhan selama 28 hari masa
nifasnya, nafsu makan baik, tidak ada pantangan makanan,
13.00 WIB
buang air besar dan buang air kecil lancar. Ibu bisa
melakukan aktivitas sehari-hari dan mengurus bayinya
dibantu oleh keluarga juga. ASI ibu keluar dengan lancar
dan akan memberi ASI ekslusif pada bayinya.
O K/U: Baik Kesadaran: Composmentis
TTV:TD:120/80mmHg N:85x/menit R: 23x/menit S: 36,5ᵒC
Antropometri : BB : 52 Kg TB : 159 cm
Wajah : Tidak ada oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik.
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, areola
hyperpigmentasi, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada benjolan,
ASI (+)/(+).
Abdomen : TFU tidak teraba, tidak ada nyeri tekan,
kandung kemih kosong.
Genitalia : Vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada
varises, tidak ada pembengkakan kelenjar
bartholini dan skene, tidak ada luka
jahitan, lochea alba
Ekstremitas : Tidak ada oedema pada tangan dan kaki,
varises (-)/(-)reflex patella (+)/(+).
A Ny “N” usia 28 tahun P3A0 post partum 28 hari
P - Melakukan informed consent, ibu menandatangani.
- Menjelaskan hasil pemeriksaan.
- Mengingatkan kembali ibu untuk tetap memberikan ASI
ekslusif kepada bayinya tanpa dijadwal (on demand) dan
bangunkan bayi jika tidur sudah 2 jam untuk diberikan
ASI dan memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan.
- Menjelaskan kepada ibu tentang tentang KB Memberitahu
ibu tentang kb yang bisa dipakai setelah melahirkan yaitu,
yang pertama bisa menggunakan kb alamiah dengan cara
amenorelaktasi, yang kedua dengan kb hormonal yaitu kb
suntik 3 bulan, implant atau iud, atau bisa juga
menggunakan kondom.
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 11
februari 2022 atau datang saat ada keluhan sebelum
tanggal yang ditentukan.
Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukan anjuran yang diberikan oleh bidan, serta bersedia
kunjungan pada tanggal 11 Februari 2022 serta akan ke klinik
atau ke fasilitas kesehatan lain bila terdapat keluhan.

Serang, 28 Januari 2022

Aulia Sifana Dewi


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU NIFAS 42 HARI NY “N”
DI KLINIK “PB” SERANG
Nama : Ny “N” Nama Suami : Tn “S”
Umur : 28 Tahun Alamat : Kp. Kuranji Jalan RT 002 RW 001
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
Jum’at S Ibu mengatakan ingin melakukan kunjungan nifas 42 hari.
11-02-2022 ibu mengaku tidak ada keluhan selama 42 hari masa
nifasnya, nafsu makan baik, tidak ada pantangan makanan,
14.00 WIB
buang air besar dan buang air kecil lancar. Ibu bisa
melakukan aktivitas sehari-hari dan mengurus bayinya
sendiri. ASI ibu keluar dengan lancar dan akan memberi
ASI ekslusif pada bayinya. Ibu ingin menggunakan alat
kontrasepsi kb suntik 3 bulan.
O K/U: Baik Kesadaran: Composmentis
TTV: TD: 120/80 mmHg N: 87x/menit R: 24x/menit S:
36,7ᵒC
Antropometri : BB : 52 Kg TB : 159 cm
Wajah : Tidak ada oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik.
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, areola
hyperpigmentasi, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada benjolan,
ASI (+)/(+).
Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong,
tidak ada diastasi recti.
Genitalia : Vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada
varises, tidak ada pembengkakan kelenjar
bartholini dan skene, lochea alba
Ekstremitas : Tidak ada oedema pada tangan dan kaki,
varises (-)/(-)reflex patella (+)/(+).
A Ny “N” usia 28 tahun P3A0 post partum 42 hari
P - Melakukan informed consent, ibu menandatangani.
- Menjelaskan hasil pemeriksaan.
- Melakukan konseling pra pemasangan suntik 3 bulan
- Menyiapkan alat dan bahan pemasangan suntik 3 bulan
- Mengatur posisi ibu senyaman mungkin
- Membersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas
alkohol
- Melakukan penyuntikkan pada daerah 1/3 SIAS cocygis
secara IM
- Melakukan konseling pasca pemasangan suntik 3 bulan
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang selama 12
minggu setelah penyuntikkan yaitu pada tanggal 04 Mei
2022
Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang telah
diberikan oleh bidan. Ibu telah menjadi akseptor KB Suntik.

Serang, 11 Februari 2022

Aulia Sifana Dewi


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Aulia Sifana Dewi

Tempat tanggal lahir : Lebak, 07 April 2001

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak ke : Tiga dari tiga bersaudara

Agama : Islam

Alamat : Citra Garden BMW Blok K16 No.12b , Wanayasa,

Kramatwatu, Kab. Serang. Banten

Riwayat Pendidikan

Tahun 2013 : Lulus SDN 1 Cijaku

Tahun 2016 : Lulus Pondok Pesantren Modern Al-Mizan

Tahun 2019 : Lulus SMAN 1 Kota Serang

Tahun 2019 - 2020 : Terdaftar sebagai Mahasiswa Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Banten Jurusan

Kebidanan Rangkasbitung

Anda mungkin juga menyukai