http://jurnal.polbangtanyoma.ac.id/index.php/jp3/issue/view/77
Jl. Prof. Dr. Baharuddin Lopa, S.H., Baurung, Banggae Timur, Baurung, Banggae
Timur, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat 91412
5Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang Jalan Magelang-Kopeng
Km 7, Tegalrejo, Magelang
1Email: foramen25021997@gmail.com
ABSTRAK
179
ABSTRACT
180
bersin, batuk, demam, mengalami sebelumnya. Pada hidung mengeluarkan
kelainan bernafas (nafas cepat atau leleran bening kehijauan. Mata terlihat
melambat), keluarnya discharge dari mengeluarkan leleran/ belekan. Sejak
rongga hidung, kemudian terlihat mengalami bersin-bersin dan batuk,
produksi air mata berlebihan. Gangguan nafsu makan kucing kasus menurun.
respirasi ini dapat terjadi pada segala Selama sakit kucing belum pernah
usia dan jenis kelamin (Dinnage et al., ditangani oleh dokter hewan. Vaksin dan
2009). Untuk meneguhkan diagnosa, obat cacing belum pernah diberikan
lebih baik dilakukan pemeriksaan kepada kucing kasus. Kucing kasus
penunjang yaitu x-ray untuk mengetahui tersebut seperti terlihat pada gambar 1
kondisi paru-paru.
Pemeriksaan Klinis
Berdasarkan pemeriksaan status
MATERI DAN METODE present diperoleh data kucing kasus
dengan suhu 39.4ºC menunjukkan
Signalemen gejala demam dan frekuensi napas
Hewan kasus adalah kucing lokal meningkat yaitu 80 x/menit, frekuensi
(Gambar 1), berjenis kelamin jantan, denyut jantung dan pulsus normal, dan
berumur 5 tahun, bobot badan 3 kg, capillary refil time/CRT < 2 detik. Hasil
berwarna hitam. Adapun kucing kasus pemeriksaan klinis diperoleh
pemeriksaan respirasi tidak normal,
terjadi peningkatan frekuensi nafas, dan
pada hidung mengeluarkan leleran
bening kehijauan. Kucing kasus juga
mengalami bersin serta batuk dengan
frekuensi sering. Auskultasi bagian
thoraks terdengar suara stridor.
Pemeriksaanlimfonodus, saat dipalpasi
Gambar 1. Kucing kasus
teraba limfonodus mandibularis
mengalami pembengkakan dimana
Metode yang digunakan dalam
bagian kiri lebih besar. Pemeriksaan
penelitian ini adalah Anamnesis,
turgor kulit sedikit lambat
Berdasaarkan anamnesis yang telah
mengindikasikan kucing mengalami
dilakukan, kucing kasus dipelihara oleh
dehidrasi.
kurang lebih selama 5 tahun. Kucing
Pada mata mengeluarkan leleran
diberi pakan dry food dan diberi minum
(ocular discharge). Pada feses kucing
secara atlibitum dari air keran.
kasus terlihat lembek, setelah dilakukan
Sebelum kucing kasus dipelihara
pemeriksaan feses tidak ditemukan
oleh pemilik, kucing kasus merupakan
parasit.
kucing liar yang hasil rescue dijalan.
Pemilik kucing kasus tersebut
memelihara kucing dengan populasi 35
ekor kucing dalam satu kandang ada
beberapa kucing lainnya yang
mengalami gejala klinis yang sama
seperti kucing kasus tersebut.
Adapun kondisi kucing kasus
tersebut mengalami mengalami bersin-
bersin dan batuk sejak beberapa minggu Gambar 2. Pemeriksaan kucing kasus
181
Pemeriksaan Hematologi Rutin
c. Terapi
Terapi yang diberikan pada
hewan kasus yaitu terapi secara
simtomatif dan supportif untuk
mengurangi gejala klinisnya. Kucing
diberikan antibiotik cefadroxil dengan
sediaan 20 mg/kg 1-2x/d p.o, antiradang
Gambar 3. Foto x-ray kucing kasus dexamethasone dengan sediaan 4mg
dengan posisi Ventral dorsal. (A) Pada s24j, serta aminophylline dengan
paru terlihat adanya warna radiopaque sediaan 4 mg s12, diberikan selama 5
yang mengindikasikan terjadi hari . Untuk terapi supportif kucing kasus
peradangan. diberikan Vit B-kompleks. Untuk leleran
pada mata rutin dibersihkan. Kucing
menunjukkan adanya kesembuhan
HASIL DAN PEMBAHASAN setelah pemberian terapi.
Hasil Pembahasan
a. Diagnosa Bronchopneumonia adalah
Berdasarkan hasil anamnesa, radang paru yang disebabkan oleh virus
pemeriksaan klinis, pemeriksaan bakteri, jamur dan benda asing lain yang
hematologi dan pemeriksaan X-Ray mengakibatkan tersumbatnya alveolus
yang dilakukan terhadap pasien kucing dan bronkeolus oleh eksudat.
lokal bernama Itam, kucing tersebut Bronchopneumonia merupakan salah
mengalami masalah pada sistem satu jenis pneumonia yang sering
disebut pneumonia laburalis. Pengertian
182
penyakit ini adalah merupakan anemia, serta mengalami infeksi yang
konsolidasi bercak yang berpusat di berlangsung lama (kronis). Berdasarkan
sekitar bronkus yang mengalami hasil pemeriksaan darah nilai WBC dan
peradangan multifokal dan biasanya nilai limfosit absolut menunjukkan hewan
bilateral. Daerah yang paling sering mengalami leukositosis yang secara
terkena adalah segmen basal lobus spesifik dapat disebabkan oleh adanya
bagian bawah (Mansjoer, 2000). kondisi limfositosis. Peningkatan kadar
Hewan yang mengalami limfosit absolut dari pemeriksaan
bronkopneumonia dapat menunjukkan hematologi rutin sering mengindikasikan
gejala klinis yang beragam seperti infeksi yang disebabkan oleh virus
dispnea , waktu respirasi lebih lama, (Etzell, 2010). Nilai RBC serta hematokrit
discharge nasal, batuk paroksimal yang menunjukkan kondisi anemia, dengan
disertai gagging dan retching, serta jenis anemia normositik hiperkromik
wheezing (Triakoso, 2016). Kejadian ini serta MCHC yang tinggi (Dharmawan,
juga dapat menyebabkan terjadinya 2002).
faryngitis dan tracheitis. Selain itu Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
selaput lender hidung akan terlihat PCV/Hematokrit yang mengalami
kemerahan dan diikuti pembengkakan penurunanan. Nilai hematokrit yang
limfonodus (Eldredge et al., 2008). dinyatakan g/L adalah sekitar tiga kali
Berdasarkan hasil pemeriksaan nilai dari kadar hemoglobin (Raskins et
klinis yang dilakukan pada kucing local al., 2004). Penurunan nilai
tersebut diperoleh frekuensi nafas PCV/Hematokrit pada kucing kasus
kucing cukup tinggi yaitu 80 kali/menit, dapat disebabkan karena keadaan
dimana frekuensi nafas normal kucing kucing yang batuk dan bersin secara
berkisar 20-30 kali/menit, selain itu juga menerus- menerus, sehingga
terdengar suara berisik pada saat menyebabkan nafsu makan dan minum
inspirasi dan lidah selalumengelap turun yang berdampak kucing
leleran yang keluar dari hidung (Widodo, kekurangan nutrisi sehingga fungsi
2011). Suhu tubuh meningkat yaitu fisiologis kucing terganggu. Peningkatan
39,4°C, dimana suhu tubuh normal jumlah limfosit disebabkan karena kucing
kucing 38,0°C- 39,3°C (Widodo, 2011). telah mengalami infeksi yang cukup
Keadaan suhu yang tinggi menunjukkan lama. Peningkatan nilai leukosit terutama
kucing mengalami demam. Pada mata limfosit mengindikasikan bahwa adanya
mengeluarkan leleran (okuler infeksi dikarena oleh virus atau bakteri.
discharge), Namun pada mukosa hidung Hasil x-ray menunjukkan terjadi pada
mengeluarkan leleran bening (nasal bagian paru-paru juga ditemukan
discharge) dengan jumlah yang banyak. gambaran radiopaque. Pada kasus
Palpasi bagian leher yaitu pada trakea kucing itam inflamasi pada bagian
terjadi refleks menelan. Kontraksi parenkim paru-paru telah mengalami
dinding perut dan dinding thoraks terlihat fase proliferative kronik, sehingga
dalam pada saat batuk. pemeriksaan kemungkinan penyembuhan sangat
pencernaan pada feses terlihat lembek. kecil, karena kerusakan pada paru – paru
Pada uji feses tidak ditemukan yang bersifat permanen, sehingga
adanya parasit. Dan pemeriksaan memungkinkan untuk kucing kambuh
limfonodus mandibular menunjukkan lagi mengalami bersin dan juga batuk.
kebengkakan sebagai bentuk Terapi antibiotik sering digunakan
pertahanan terhadap infeksi yang terjadi. untuk mengobati infeksi bakteri
Pada pemeriksaan hematologi sekunder, NSAID biasanya digunakan
ditemukan hasil bahwa kucing Itam untuk mengurangi rasa sakit dan
mmengalami dehidrasi dan gejala peradangan serta meredakan demam
183
pada hewan yang terinfeksi. Ini sering of feline upper respiratory tract
dikombinasikan dengan perangsang disease in an animal shelter. J
nafsu makan, terapi cairan, dan obat Feline Med Surg 11(10):816-25.
pereda nyeri pada kucing yang sangat Dorland, 2000. Kamus Kedokteran EGC,
terpengaruh (Fernandes et al.,2016). Jakarta.
Eldredge DM, Carlson DG, Carlson LD,
Giffin JM. 2008. Cat Owner’s Home
KESIMPULAN Veterinary Handbook Third Edition.
New Jersey : Wiley Publishing.
Kesimpulan Etzell JE. 2010. For WBC differentials,
Berdasarkan anamnesa, report in absolute numbers. From
pemeriksaan fisik, pemeriksaan klinis, http://www.captodayonline.com/Arc
pemeriksaan hematologi rutin dan X-Ray hives/0310/0310d_for_wbc_differe
didapatkan hasil bahwa hewan kasus ntials.html
mengalami bronchopneumonia dengan Fernandez M, Manzanilla EG, Lloret A,
prognosa dubius. Pengobatan yang León M, Thibault JC. 2016.
diberikan yaitu cefodroxil, Prevalence of feline herpesvirus-
dexamethasone, aminophylline dan Vit 1,feline calicivirus, Chlamydophila
B-kompleks. Kucing menunjukkan felis and Mycoplasma felis DNA
adanya kesembuhan setelah pemberian and associated risk factors in cats
terapi. in Spain with upper respiratory tract
disease, conjunctivitis and/or
Saran gingivostomatitis. J Feline Med
Perlu adanya peningkatkan Surg. PubMed. 2(6):919-892.
managemen pemeliharaan dengan yang Holst BS, Berndtsson LT, Englund L.
baik meliputi nutrisi yang diberikan, 2005. Isolation of feline
kebersihan,cara perawatan, pemberian herpesvirus-1 and feline calicivirus
vaksin dan obat cacing secara rutin, dan from healthy cats in Swedish
memperbaiki faktor presdeposisi lain breeding catteries. J Feline Med
agar mencegah terserang penyakit. Surg. (7) 325-31.
Mansjoer A. 2000. Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi ke-3. FKUI,
UCAPAN TERIMA KASIH Jakarta: Medica Aesculpalus
184
Widodo S, Sajuthi D, Choliq C, Wijaya A,
Wulansari R, Lelana RPA. 2011.
Diagnostik Klinik Hewan Kecil.
Bogor (ID): IPB Press. Hlm 55.
185