Oleh
R.Rr.DIAH NIBRAS I.M.P., S.KH
NIM. 170130100111016
PENDAHULUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui gejala klinis infeksi Angiostrongylus vasorum pada anjing
2. Untuk mengetahui cara diagnosa infeksi Angiostrongylus vasorum pada anjing
3. Untuk mengetahui pengobatan infeksi Angiostrongylus vasorum pada anjing
1.4 Manfaat
Memberikan pengetahuan dan informasi kepada mahasiswa PPDH mengenai cara
pemeriksaan, penetapan diagnosa dan pengobatan kasus infeksi Angiostrongylus vasorum
pada anjing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
CASE REPORT
3.1 Sinyalemen
Jenis Hewan : Anjing
Ras : Border collie
Jenis Kelamin : Jantan
Umur : 4,5 bulan
3.2 Anamnesa
Anjing Border Collie jantan berusia 4,5 bulan tinggal di kota Liege Belgia datang
pada bulan November 2013 ke praktek dokter hewan karena adanya apathy dan pertumbuhan
tubuh yang buruk (berat badan 14 kg, body score 2/5).
3.3 Pemeriksaan Fisik dan Gejala Klinis
Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan anjing batuk dengan adanya suara berisik pada
pernafasan yang mengarah pada bronkitis. Suhu tubuh dalam batas normal. Setelah adanya
kemajuan singkat, anjing diperiksa ulang karena mengalami hilangnya nafsu makan dan
kelemahan. Tidak ada gejala lain yang mengarah kepada gangguan pencernaan namun anjing
menunjukkan gejala neurologis yang jelas sehingga segera dirujuk kepada spesialis.
Pemeriksaan umum menunjukkan hasil normal walaupun sedikit lambat namun masih
tergolong responsif. Pemeriksaan saraf kranial menunjukkan hasil normal. Anjing
menunjukkan adanya ataksia berat pada kaki belakang dengan hipermetria okasional. Namun
tidak teramati adanya perubahan postur maupun tremor. Ataksia ringan terjadi pada kaki
depan dan kepala. Pada kaki belakang respon refleks mengalami penurunan, bentuk otot
mengalami peningkatan dan refleks peregangan menjadi berlebihan. Lesi mayor yang
terlokalisasi diduga terdapat pada spinal cord segmen T2-L3 meskipun masih ada
kemungkinan terjadinya lesi yang bersifat multifokal ataupun menyebar. Penyebab terjadinya
diduga adalah infeksi ataupun inflamasi. Pada 3 hari kemudian kondisi klinis anjing semakin
parah (terjadi ataksia pada keempat kaki namun kaki belakang merupakan bagian yang
mengalami ataksia paling parah, hipertonisitas, hiperrefleksivitas, sakit saat pergerakan
manual). Anjing kemudian dieutanasia berdasarkan keinginan pemilik. Nekropsi dilakukan di
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Liege.
3.4 Pemeriksaan Lanjutan
3.4.1 Pemeriksaan Toxoplasma gondii dan Neospora caninum serta Kreatin Kinase
Muskulus
Sampel darah diambil untuk mendeteksi adanya antibodi Toxoplasma gondii dan
Neospora caninum, kreatin kinase muskulus juga diamati karena adanya kecurigaan
keterlibatan muskulus dan jaringan nervus akibat infeksi protozoa. Sampel cairan
cerebrospinal dikoleksi setelah hewan dianastesi menggunakan medethomidine/ thiopental
dari sisterna lumbalis. Hasil serologi T.gondii dan N.caninum adalah negatif dan hasil
pengukuran kreatinin kinase berada pada batas normal.
3.4.2 Perhitungan Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih serta Total Protein
Perhitungan sel darah merah dan putih serta total protein menunjukkan masih
berada dalam batas normal.
3.4.3 Uji PCR (Polimerase Chain Reaction) Virus Distemper
Uji PCR untuk mendeteksi virus distemper dilakukan dengan sampel cairan
serebrospinal dan menunjukkan hasil negatif.
3.4.4 Nekropsi
Pemeriksaan post mortem menunjukkan adanya pneumonia interstitial multifokal
dengan area yang mengalami konsolidasi dan kongesti. Hipertropi esentrik ventricular
kanan disertai kongesti pasif hepatik mengindikasikan adanya gagal jantung kanan. Tidak
ada lesi yang jelas setelah dilakukan pembukaan cranium dan kanal spinal servikal.
Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan pneumonia interstitial kronis yang bersifat
ekstensif disertai adanya dominasi fibroplasia. Ditemukan banyak larva dan telur pada
jaringan yang mengalami inflamasi fibrosa, didominasi sel mononuclear terutama
makrofag. Sklerosis vaskuler ditemukan. Larva fase pertama (L1) ditemukan dengan
ukuran dan morfologi yang mirip dengan A. vasorum pada saluran pernapasan yang lebih
lebar (Gambar 1 dan 2). Namun Crenosoma vulpis dimasukkan ke dalam diagnosa
banding.
Gambar 1. Larva fase pertama (L1) dengan ukuran dan morfologi dibandingkan dengan
Angiostrongylus vasorum, teramati pada saluran nafas
Gambar 2. Pneumonia interstitial kronis dengan fibrosis. Granuloma di sekitar telur dan
larva Angiostrongylus vasorum berhubungan dengan proliferasi pneumosit dan infiltrasi
limfosit/ makrofag
Otak dipotong menjadi 5 bagian. Hanya sebagian perivaskuler kecil dan multifokal
pada leptomenginges yang tampak diinfiltrasi oleh limfosit. Spinal cord servikalis tidak
diamati secara mikroskopis. Sebagian sampel otak kemudian dibekukan untuk dilakukan
pengujian PCR. Sampel serum dikirimkan ke Institut Parasitologi Universitas Zurich dan
dilakukan pengecekan adanya antigen spesifik terhadap A. vasorum yang bersirkulasi.
Hasil menunjukkan positif kuat (OD/ cut off ratio ׃5,6). DNA diisolasi dari 25 mg otak dan
dilakukan uji PCR real time yang menargetkan fragmen regio ITS2 dengan ukuran 121 bp
menggunakan probe fluorescent yang sangat spesifik. Hasil menunjukkan sampel positif.
3.5 Diagnosa
Diagnosa pada kasus ini adalah infeksi Angiostrongylus vasorum.
3.6 Terapi
Anjing diberikan terapi antibiotik (amoxicillin dan asam klavulanik) dan mukolitik
(carocystein). Saat menunggu hasil pengujian lanjutan, dilakukan pemberian terapi
clindamycin (AntirobeTM) dosis 300 mg/ hari secara oral dan methylprednisolone
(ModerinTM) dosis 12 mg/hari secara oral. Pada 3 hari kemudian kondisi klinis anjing
semakin parah (terjadi ataksia pada keempat kaki namun kaki belakang merupakan bagian
yang mengalami ataksia paling parah, hipertonisitas, hiperrefleksivitas, sakit saat pergerakan
manual). Anjing kemudian dieutanasia berdasarkan keinginan pemilik. Nekropsi dilakukan di
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Liege.
BAB IV
PEMBAHASAN
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Diagnosa sulit dilakukan berdasarkan gejala klinis yang muncul yaitu gejala
neurologis yang jelas berupa ataksia tejadi pada kaki depan, belakang dan kepala, pada kaki
belakang respon refleks mengalami penurunan, bentuk otot mengalami peningkatan, refleks
peregangan menjadi berlebihan hipertonisitas, hiperrefleksivitas, sakit saat pergerakan
manual. Diagnosa dikonfirmasi berdasarkan hasil penemuan larva dan telur pada jaringan
yang mengalami inflamasi fibrosa, didominasi sel mononuclear terutama makrofag pada
saluran pernafasan serta PCR real time terhadap sampel otak yang menunjukkan hasil positif
adanya antigen spesifik terhadap A. vasorum yang bersirkulasi. Anjing diberikan terapi
antibiotik (amoxicillin dan asam klavulanik) dan mukolitik (carocystein). Saat menunggu
hasil pengujian lanjutan, dilakukan pemberian terapi clindamycin (AntirobeTM) dan
methylprednisolone (ModerinTM). Anjing kemudian dieutanasia berdasarkan keinginan
pemilik karena gejala yang muncul semakin parah.
5.2 Saran
Ferdushy, T, Hasan M.T. 2010. Angiostrongylus vasorum: the “French Heartworm”. Parasitol
Res 2010;107:765–71.
Guilhon, J. 1963. Recherchessur le Cycle Evolutif du Strongle des vaisseaux du Chien. Bull
Acad Vét 1963;36:431–42.
Segovia, J.M, Torres J, Miquel J, Llaneza L, Feliu C. 2001. Helminths in the Wolf Canis Lupus
from North-Western Spain. J Helminthol 2001;75:183–92.
Torres, A, Pantchev N, Vrhovec MG, Bauer C, Hermosilla C. 2008. Lungworm Infections
(Angiostrongylus vasorum, Crenosoma vulpis, Aelurostrongylus abstrusus) in Dogs and
Cats in Germany and Denmark in 2003–2007. Vet Parasitol 2008;159:175–80.
Bolt, G, Monrad J, Henriksen P, Dietz HH, Koch J, Bindseil E, et al. 1992. The Fox (Vulpes
vulpes) as a Reservoir for Canine Angiostrongylosis in Denmark. Field survey and
experimental infections. Acta Vet Scand 1992;33:357–62.
Conboy, G.A. 2011. Canine Angiostrongylosis: the French Heartworm: an Emerging Threat in
North America. Vet Parasitol 2011;176:382–9.
Helm, J.R, Morgan ER, Jackson MW, Wotton P, Bell R. 2010. Canine Angiostrongylosis: an
Emerging Disease in Europe. J Vet Emerg Crit Care (San Antonio) 2010;20:98–109.
Papazahariadou, M., Founta A, Papadopoulos E, Chliounakis S, Antoniadou-Sotiriadou K,
Theodorides Y. 2007. Gastrointestinal Parasites of Shepherd and Hunting Dogs in the
Serres Prefecture, Northern Greece. Vet Parasitol 2007;148:170–3.
Van Doorn, D.C, van de Sande AH, Nijsse ER, Eysker M, Ploeger HW. 2009. Autochthonous
Angiostrongylus vasorum Infection in Dogs in The Netherlands. Vet Parasitol 2009;
162:163–6.
Barutzki, D, Schaper R. 2009. Natural infections of Angiostrongylus vasorum and Crenosoma
vulpis in dogs in Germany (2007–2009). Parasitol Res 2009;105(Suppl. 1):S39–48.
Guardone, L, Schnyder M, Macchioni F, Deplazes P, Magi M. 2013. Serological Detection of
Circulating Angiostrongylus vasorum Antigen and Specific Antibodies in Dogs from
Central and Northern Italy. Vet Parasitol 2013;192:192–8.
Hurnikova, Z, Miterpakova M, Mandelik R. 2013. First Autochthonous Case of Canine
Angiostrongylus vasorum in Slovakia. Parasitol Res 2013;112:3505–8.
Schnyder, M, Schaper R, Pantchev N, Kowalska D, Szwedko A, Deplazes P. 2013. Serological
Detection of Circulating Angiostrongylus vasorum Antigen- and Parasite-Specific
Antibodies in Dogs from Poland. Parasitol Res 2013;112(Suppl. 1):109–17.
Majoros, G., Fukar O, Farkas R. 2010. Autochthonous Infection of Dogs and Slugs with
Angiostrongylus vasorum in Hungary. Vet Parasitol 2010;174:351–4.
Morgan, E.R, Jefferies R, Krajewski M, Ward P, Shaw SE. 2009. Canine Pulmonary
Angiostrongylosis: the Influence of Climate on Parasite Distribution. Parasitol Int 2009;
58:406–10.
Jefferies, R, Morgan ER, Helm J, Robinson M, Shaw SE. 2011. Improved Detection of Canine
Angiostrongylus vasorum Infection Using Real-time PCR and Indirect ELISA. Parasitol
Res 2011;109:1577–83.
Schnyder, M, Fahrion A, Riond B, Ossent P,Webster P, Kranjc A, et al. 2010. Clinical,
Laboratory and Pathological Findings in Dogs Experimentally Infected with
Angiostrongylus vasorum. Parasitol Res 2010;107:1471–80.
Schnyder, M, Tanner I, Webster P, Barutzki D, Deplazes P. 2011. An ELISA for Sensitive and
Specific Detection of Circulating Antigen of Angiostrongylus Vasorum In Serum
Samples Of Naturally And Experimentally Infected Dogs. Vet Parasitol 2011;179:152–8.
Paradies, P, Schnyder M, Capogna A, Lia RP, Sasanelli M. 2013. Canine Angiostrongylosis in
Naturally Infected Dogs: Clinical Approach and Monitoring of Infection After Treatment.
Scientific World Journal 2013. http://dx.doi.org/10.1155/2013/702056 [Article ID
702056, 8 pages, 2013].
Koch, J,Willesen J.L. 2009. Canine Pulmonary Angiostrongylosis: an Update. Vet J
2009;179:348–59.
Chapman, P.S, Boag A.K, Guitian J, Boswood A. 2004. Angiostrongylus vasorum Infection in
23 Dogs (1999–2002). J Small Anim Pract 2004;45:435–40.
Gredal, H, Willesen J.L, Jensen H.E, Nielsen OL, Kristensen AT, Koch J, et al. 2011. Acute
Neurological Signs as the Predominant Clinical Manifestation in Four Dogs with
Angiostrongylus Vasorum Infections In Denmark. Acta Vet Scand 2011;53:43.
Morgan, E.R, Shaw S.E, Brennan S.F, De Waal T.D, Jones B.R, Mulcahy G. 2005.
Angiostrongylus vasorum: a real heartbreaker. Trends Parasitol 2005;21:49–51.
Schnyder, M., Stebler K, Naucke T.J, Lorentz S, Deplazes P. 2014. Evaluation of a Rapid Device
for Serological in-Clinic Diagnosis of Canine angiostrongylosis. Parasit Vectors 2014;
7:72.
Schnyder, M, Schaper R, Bilbrough G, Morgan ER, Deplazes P. 2013. Seroepidemiological
Survey for Canine Angiostrongylosis in Dogs From Germany and The UK Using
Combined Detection Of Angiostrongylus Vasorum Antigen And Specific Antibodies.
Parasitology 2013;140:1442–50.
Franssen, F, Nijss R, Mulder J, Cremers H, Dam C, Takumi K, et al. 2014. Increase in Number
of Helminth Species from Dutch Red Foxes Over a 35-year Period. Parasit Vectors
2014;7:166. http://dx.doi.org/10.1186/1756-3305-7-166 [2014 Apr 3].
Willesen, J.L, Kristensen A.T, Jensen A.L, Heine J, Koch J. 2007.Efficacy and safety of
imidacloprid/moxidectin spot-on solution and fenbendazole in the treatment of dogs
naturally infected with Angisotrongylus vasorum (Baillet, 1866). Vet Parasitol
2007;147:258–64.
Schnyder, M., Fahrion A, Ossent P, Kohler L, Webster P, Heine J, et al. 2009. Larvicidal Effect
of Imidacloprid/moxidectin Spot-on Solution in Dogs Experimentally Inoculated with
Angiostrongylus vasorum. Vet Parasitol 2009;166:326–32.
Bohm, C, Schnyder M, Thamsborg S.M, Thompson C.M, Trout C, Wolken S, et al. 2014.
Assessment of the Combination of Spinosad and Milbemycin Oxime in Preventing the
Development of Canine Angiostrongylus vasorum Infections. Vet Parasitol 2014;
199:272–7.
Conboy, G. 2004. Natural infections of Crenosoma vulpis and Angiostrongylus vasorum in
Atlantic Canada and Their Treatment with Milbemycin Oxime. Vet Rec 2004;155:16–8.
Taylor M.A., Coop R.L., Wall R.L. (2007). Parasites of dogs and cats - Parasites of the
circulatory system. In:Veterinary Parasitology. Third edition, Blackwell Publishing,
Oxford, p. 410-411.