Anda di halaman 1dari 40

IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN

DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN DI


DESA TANJUNG MULIA KECAMATAN
PAGAR MERBAU KABUPATEN
DELI SERDANG

PROPOSAL

Disusun Oleh :
MUTIA AISYAH PUTRI
NPM. 208520074

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MEDAN AREA
TA 2022
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Mutia Aisyah Putri


NPM : 208520074
JUDUL : Implementasi Program Keluarga Harapan
Dalam Mengentaskan Kemiskinan Di Desa
Tanjung Mulia Kecamatan Pagar Merbau
Kabupaten Deli Serdang

Pembimbing I Pembimbing II

Xxxxxxx Xxxx
Tanggal Tanggal
_________________________ _________________________

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “ Implementasi
Program Keluarga Harapan Dalam Mengentaskan Kemiskinan Di Desa Tanjung
Mulia Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang “ dengan tepat waktu.
Proposal ini dibuat sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi mahasiswa
Program Studi Administrasi Publik Universitas Medan Area dalam tugas mata
kuliah Metode Penelitian Kualitatif.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada ibu Dr. Novita


Wulandari,S.ST, M.Si selaku dosen pengampu yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan proposal ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung
penyusunan proposal ini.

Dalam penulisan proposal ini penulis merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun pembahasan materi. Melalui
proposal ini penulis berharap dapat memberikan manfaat kepada penulis sendiri
serta kepada pembaca.Pada akhirnya penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca guna menyempurnakan proposal ini menjadi lebih baik.

Medan, 22 November 2022

Hormat Saya,

Mutia Aisyah Putri

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan...................................................................................................

Kata Pengantar...........................................................................................................

Daftar isi.....................................................................................................................

Daftar Tabel................................................................................................................

Daftar Gambar...........................................................................................................

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. xxxxxx........................................................................................................

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. xxxxxx....................................................................................................

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk terbesar ke

empat di dunia. Dengan jumlah angka penduduk yang sangat besar ini

membuat negara Indonesia memiliki berbagai persoalan-persoalan

yang terjadi didalam lingkungan masyarakat. Salah satu persoalan

tersebut ialah kemiskinan, kesehatan dan pendidikan. (Sumber :

Diolah Peneliti, 2022)

Kemiskinan merupakan salah satu masalah terbesar bagi

masyarakat yang memiliki dampak kesulitan yang tinggi untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk mewujudkan kesejahteraan

masyarakat, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk

mengatasi masalah kemiskinan yang berkaitan dengan masalah

ekonomi dan kehidupan sosial. (Sumber : Diolah Peneliti, 2022)

Program serupa telah dilaksanakan dan cukup berhasil dibeberapa

negara yang dikenal dengan Conditional Cash transfers (CCT). PKH

bukan kelanjutan program subsidi bantuan langsung tunai (BLT) yang

diberikan dalam rangka membantu rumah tangga miskin saat

pemerintah melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM).

Program Keluarga Harapan ( PKH ) merupakan program yang

memberikan bantuan tunai bersyarat kepada Rumah tangga sangat

1
miskin (RTSM). Program ini adalah salah satu kebijakan

penanggulangan kemiskinan dengan basis pemberian bantuan social.

Program keluarga harapan memberikan bantuan untuk setiap rumah

tangga dengan jumlah yang berbeda-beda sesuai dengan kriterianya.

Adapun kriteria pemerintah dalam penyesuaian program ini adalah

keluarga yang memiliki anak sekolah dan yang tidak memiliki anak

sekolah ataupun keluarga yang mendapati ibu hamil akan mendapatkan

nominal yang berbeda. PKH ini juga merupakan bantuan yang

diberikan kepada masyarakat desa yang dikhususkan untuk bidang

kesehatan dan pendidikan.

Tabel 1.1
Jumlah Penduduk di Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2020
No Kecamatan Jumlah Penduduk
1. Gunung meriah 3193
2. S.T.M Hulu 13554
3. Sibolangit 19980
4. Kutalimbaru 36238
5. Pancur batu 93470
6. Namo rambe 39697
7. Biru biru 39083
8 S.T.M Hilir 33159
9. Bangun purba 24375
10. Galang 70136
11. Tanjung morawa 223450
12. Patumbak 97994
13. Deli tua 59292
14. Sunggal 241359
15. Hamparan perak 16521
16. Labuhan deli 67129
17. Percut sei tuan 402468
18. Batang kuis 65075
19. Pantai labu 49167
20. Beringin 60711
21. Lubuk pakam 88576

2
22. Pagar merbau 39814
Total 1931441
Sumber: ( BPS Kabupaten Deli Serdang Dalam Angka,

2020 )

Berdasarkan pada tabel 1.1 dapat dipaparkan bahwa jumlah

penduduk di kabupaten deli Serdang pada tahun 2020 yaitu sebesar

1931441jiwa. Terdapat 22 kecamatan yang ada di kabupaten deli

Serdang. Dapat di ketahui dari tabel diatas jumlah penduduk di

kecamatan pagar merbau yaitu sebesar 39814 jiwa.

Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2018-2020
Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)
Kabupaten 2018 2019 2020
Deli Serdang 88520 84940 86260
Sumber: ( BPS Kabupaten Deli Serdang Dalam Angka, 2018-

2020 )

Berdasarkan dari tabel dipaparkan jumlah penduduk miskin di

kabupate deli Serdang. Dapat dilihat dari tahun 2018-2020 adanya

penurunan dan peningkatan jumlah penduduk miskin.

Setiap desa memiliki permasalahannya masing-masing. Tetapi

tidak dapat dipungkiri bahwa permasalahan ekonomi lah yang menjadi

permasalahan yang utama disetiap desa. Salah satu contoh masyarakat

yang ada di kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang. Dalam

permasalahan ekonomi yang berdampak langsung di kesehatan dan

3
pendidikan, masyarakat desa yang ada di kecamatan Pagar Merbau

memiliki peringkat rendah untuk menyikapi masalah tersebut, tidak

perduli tentang bagaimana kesehatan anak dan pendidikannya. Apalagi

untuk masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap.

Program ini disebut-sebut sebagai program yang dapat mengurangi

atau mengentaskan kemiskinan. Dengan adanya program keluarga

harapan (PKH), saya ingin membuktikan bahwa apakah program ini

disebut sebagai program yang dapat mengentaskan untuk masyarakat

desa?. Maka dari itu, saya selaku penulis ingin mengangkat judul

“Implementasi Program Keluarga Harapan Dalam Mengentaskan

Kemiskinan Di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Pagar Merbau

Kabupaten Deli Serdang “

1.2 Identifikasi Masalah

1. Rendahnya kontribusi pemerintah dalam mewujudkan program

keluarga harapan dan mengentaskan kemiskinan.

2. Penyaluran dana bantuan yang dilaksanakan belum sesuai dengan

kriteria masyarakat yang memenuhi syarat.

3. Rendahnya pola pikir keluarga miskin terhadap pentingnya

pendidikan dan kesehatan melalui program keluarga harapan.

4. Kurangnya implementasi program keluarga harapan terhadap

kehidupan keluarga miskin.

5. Program keluarga harapan yang tidak tepat sasaran

4
1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Implementasi Program Keluarga Harapan Dalam

Mengentaskan Kemiskinan Di Desa Tanjung Mulia Kecamatan

Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang ?

2. Apakah penyaluran dana bantuan yang dilaksanakan sudah tepat

sasaran dan sesuai dengan kriteria masyarakat yang memenuhi

syarat?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan implementasi program

keluarga harapan dalam mengentaskan kemiskinan Di Desa

Tanjung Mulia Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang.

2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan skema penyaluran dana

dalam Implementasi Program Keluarga Harapan Di Desa Tanjung

Mulia Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang .

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Akademis

Melalui penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk

perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat menambah ilmu

mengenai Implementasi Program Keluarga Harapan Dalam

5
Mengentaskan Kemiskinan Di Desa Tanjung Mulia Kecamatan

Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang.

1.5.2 Manfaat Praktis

Melalui hasil penelitian ini, diharapkan menambah

wawasan bagi penelitian yang berkaitan dengan Implementasi

Program Keluarga Harapan Dalam Mengentaskan Kemiskinan Di

Desa Tanjung Mulia Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli

Serdang serta dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitain

selanjutnya di bidang yang sama.

BAB II

6
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Implementasi

Implentasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

pelaksanaan atau penerapan. Pengertian implementasi menurut para ahli adalah

suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara

matang dan terperinci. Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksaan

atau penerapan. Menurut Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman,

2002), mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky

(dalam Nurdin dan Usman, 2004) mengemukakan bahwa “implementasi adalah

perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai

aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam

Nurdi dan Usman, 2004).

Pengertian-pengertian diatas melihatkan bahwa kata implementasi

bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu system.

Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar

aktivitas, tetapi sebuah kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-

sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh

karena itu, implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek

berikutnya yaitu kurikulum. Dalam kenyataannya, implementasi kurikulum

merupakan proses untuk melaksanakan ide, program atau seperangkat aktivitas

baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan perubahan.

Esensinya implementasi adalah suatu proses, aktivitas yang digunakan untuk

7
mentransfer idea atau gagasan, program atau harapan-harapan yang dituangkan

dalam bentuk kurikulum desain (tertulis agar dilaksanakan sesuai dengan desain

tersebut).

Menurut Mulyadi (2015:12), implementasi mengacu pada tindakan untuk

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan. Tindakan

ini berusaha untuk mengubah keputusan-keputusan tersebut menjadi pola-pola

operasional serta berusaha mencapai perubahan- perubahan besar atau kecil

sebagaimana yang telah diputuskan sebelumnya. Implementasi pada hakikatnya

juga merupakan upaya pemahaman apa yang seharusnya terjadi setelah program

dilaksanakan. Dalam tataran praktis, implementasi adalah proses pelaksanaan

keputusan dasar. Proses tersebut terdiri atas beberapa tahapan yakni: (1) Tahapan

pengesahan peraturan perundangan,(2) Pelaksanaan keputusan oleh instansi

pelaksana.(3) Kesediaan kelompok sasaran untuk menjalankan keputusan. (4)

Dampak nyata keputusan baik yang dikehendaki maupun tidak. (5)Dampak

keputusan sebagaimana yang diharapkan instansi pelaksana. (6) Upaya perbaikan

atas kebijakan atau peraturan perundangan.

Proses persiapan implementasi setidaknya menyangkut beberapa hal

penting yakni: (1)Penyiapan sumber daya, unit dan metode,(2)Penerjemahan

kebijakan menjadi rencana dan arahan yang dapat diterima dan dijalankan. (3)

Penyediaan layanan, pembayaran dan hal lain secara rutin.

Implementasi menurut teori Jones (Mulyadi, 2015:45): “Those Activities

directed toward putting a program into effect” (proses mewujudkan program

8
hingga memperlihatkan hasilnya), sedangkan menurut Horn dan Meter: “Those

actions by public and private individual (or group) that are achievement or

objectives set forth in prior policy” (tindakan yang dilakukan pemerintah). Jadi

implementasi adalah tindakan yang dilakukan setelah suatu kebijakan ditetapkan.

Implementasi merupakan cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya.

Selanjutnya menurut Lister (Taufik dan Isril, 2013:136), “sebagai sebuah

hasil, maka implementasi menyangkut tindakan seberapa jauh arah yang telah

diprogramkan itu benar-benar memuaskan”. Grindle (Mulyadi, 2015:47),

“menyatakan implementasi merupakan proses umum tindakan administratif yang

dapat diteliti pada tingkat program tertentu”. Sedangkan Horn (Tahir, 2014:55),

“mengartikan implementasi sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh baik

individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau

swasta yang diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam

kebijakan”

Pada dasarnya implementasi menurut Syaukani dkk (Pratama, 2015:229),

“merupakan salah satu tahap dalam proses kebijaksanaan publik dalam sebuah

negara. Biasanya implementasi dilaksanakan setelah sebuah kebijakan

dirumuskan dengan tujuan yang jelas, termasuk tujuan jangka pendek, menengah

dan panjang”

Sedangkan William (Taufik dan Isril, 2013:136), “dengan lebih ringkas

menyebutkan dalam bentuk lebih umum, penelitian dalam implementasi

menetapkan apakah organisasi dapat membawa bersama jumlah orang dan

9
material dalam unit organisasi secara kohesif dan material dalam unit organisasi

secara kohesif dan mendorong mereka mencari cara untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan”.Menurut Mazmanian dan Sebatier (Waluyo,

2007:49), menyebutkan bahwa implementasi adalah pelaksanaan keputusan

kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula

berbentuk perintah- perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting

atau badan peradilan lainnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah

yang ingin diatasi,menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin

dicapai dengan berbagai cara untuk menstruktur atau mengatur proses

implementasinya.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas tersebut dapat diketahui bahwa

pengertian implementasi merupakan suatu proses yang berkaitan dengan

kebijakan dan program-program yang akan diterapkan oleh suatu organisasi atau

institusi, khususnya yang berkaitan dengan institusi negara dan menyertakan

sarana dan prasarana untuk mendukung program-program yang akan dijalankan

tersebut.

2.2 Program Keluarga Harapan

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah sebuah kebijakan program yang

dirumuskan oleh Pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan penduduk di

Indonesia. Secara umum, konsep kebijakan hampir selalu dikaitkan dengan

keputusan tetap yang bersifat konsisten dan merupakan pengulangan tingkah laku

10
dari yang membuat dan dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut (Sarman,

2000)

PKH adalah sebuah model perlindungan sosial berbasis keluarga. Secara

konseptual PKH termasuk dalam kategori bantuan sosial (social assistance), yakni

program jaminan sosial (social security) yang berbentuk tunjangan uang, barang,

atau pelayanan kesejahteraan yang umumnya diberikan kepada keluarga rentan

yang tidak memiliki penghasilan yang layak bagi kemanusiaan. Keluarga miskin,

pengangguran, anak-anak, penyandang cacat, lanjut usia, orang dengan kecacatan

fisik dan mental, kaum minoritas, yatim-piatu, kepala keluarga tunggal,

pengungsi, dan korban konflik sosial adalah beberapa contoh kelompok sasaran

bantuan social (Kemensos, 2013).

Program Keluarga Harapan adalah suatu program penanggulangan

kemiskinan yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat

Miskin (RTSM) jika mereka memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya

peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu pendidikan dan

kesehatan (Kemensos, 2013).

Sasaran atau penerima bantuan PKH di bidang kesehatan adalah Rumah

Tangga Sangat Miskin (RTSM) yaitu Ibu rumah tangga dari keluarga yang

terpilih melalui mekanisme pemilihan sesuai kriteria yang ditetapkan yaitu Ibu

hamil, ibu nifas, memiliki bayi dan balita. Dalam layanan kesehatan peserta PKH

menerima bantuan uang tunai dan menerima pelayanan kesehatan (ibu, bayi,

balita) di Puskesmas, Posyandu dan lain-lain (Kemensos, 2013).

11
Program keluarga Harapan (PKH) merupakan suatu program

penanggulangan kemiskinan. Kedudukan PKH merupakan bagian dari program-

program penanggulangan kemiskinan lainnya. PKH berada di bawah koordinasi

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), baik di Pusat maupun di

daerah. Struktur organisasi PKH terdiri dari Unit Pelaksana Program Keluarga

Harapan (UPPKH) Pusat, Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan (UPPKH)

Kabupaten/kota, dan Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan (UPPKH)

Kecamatan. UPPKH Kecamatan melaporkan setiap bulan kepada UPPKH

Kabupaten/kota, yang nantinya akan dilaporkan kepada UPPKH Pusat yang

berada di Jakarta (Kemensos, 2013).

PKH merupakan program lintas Kementerian dan Lembaga, aktor

utamanya adalah dari Dinas Sosial, kemudian dibantu oleh BPS, Dinas

Pendidikan, Dinas Kesehatan, PT. Pos Indonesia, Departemen Komunikasi dan

Informasi, Kantor PKH kecamatan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan

Masyarakat. Dengan demikian, PKH membuka peluang terjadinya sinergi antara

program yang mengintervensi sisi pelayaanan (supply) dan Rumah Tangga Sangat

Miskin (demand) dengan tetap mengoptimalkan desentralisasi, koordinasi antar

sektor, koordinasi antar tingkat pemerintahan, serta antar pemangku kepentingan

(stakeholder) (Kemensos, 2013)

Pelaksanaan PKH secara benar akan dapat memberdayakan keluarga

sangat miskin untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan sehingga akan

berdampak pada peningkatan status kesehatan yang akhirnya dapat meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Tujuan PKH adalah membantu mengurangi

12
kemiskinan dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai

sumber daya manusia pada kelompok masyarakat sangat miskin. Tujuan dalam

jangka pendeknya bantuan ini adalah membantu mengurangi beban pengeluaran

rumah tangga sangat miskin. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah dengan

mensyaratkan keluarga penerima untuk menyekolahkan anaknya, melakukan

imunisasi balita, memeriksakan kandungan bagi ibu hamil, dan perbaikan gizi

dengan harapan akan memutus rantai kemiskinan antar generasi.

Alur Mekanisme Pelaksanaan PKH

Gambar 1.1 Alur Mekanisme Pelaksanaan PKH

Berdasarkan gambar di atas terlihat jelas alur pelaksanaan PKH, mulai dari

pengumpulan data para target program, melakukan sosialisasi seperti pertemuan

awal dengan para penerima manfaat dan melakukan validasi, selanjutnya

pemenuhan syarat-syarat untuk menjadi penerima manfaat, setelah memenuhi

13
semua syarat dan sudah menjadi penerima manfaat selanjutnya para penerima

manfaat mendapatkan penyaluran dana PKH dan layanan berupa pendampingan

yang dilakukan oleh para pendamping berupa pertemuan Peningkatan

Kemampuan Keluarga atau Family Development Sesion (FDS) dan mendapatkan

layanan serta verifikasi yang dilakukan oleh fasilitas kesehatan dan fasilitas

pendidikan, setalah mendapatkan layanan para penerima manfaat harus memiliki

komitmen dengan ketentuan yang sudah ada untuk para penerima manfaat dan

akan mendapatkan sanksi jika para penerima manfaat melanggar ketentuan yang

sudah ada, dan yang terakhir pemuktahiran data apakah ada perubahan data

melalui laporan pararima manfaat.

PKH diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesejahteraan

sosial yang bermartabat sehingga tercipta kemandirian lokal penyandang masalah

kesejateraan sosial, dapat meningkatkan pendayagunaan sumber daya dan potensi

aparatur (struktural dan fungsional) dengan dukungan sarana dan prasarana yang

memadai untuk mampu memberikan pelayanan dibidang kesejahteraan sosial

yang cepat, berkualitas dan memuaskan serta meningkatkan koordinasi dan

partisipasi sosial masyarakat/stakehoders khususnya Lembaga Sosial masyarakat

pemerhatian di bidang kesejahteraan sosial masyarakat.

Menurut buku pedoman operasional penyaluran Dana Bantuan PKH

(2013:5) seperti pada tabel berikut :

14
Tabel 3.3
Scenario Bantuan PKH Pertahun

Scenario bantuan Bantuan per RTM/RTSM


Pertahun
Bantuan tetap 300.000
anak usia dibawah 6 tahun 1.000.000
Ibu hamil/menyusui 1.000.000
Anak peserta Pendidikan SD/MI/PaketA/SDLB 500.000
Anak peserta Pendidikan SMP/MTs/Paket 1.000.000
B/SMLB
Bantuan maksimum 2.800.000
Bantuan minimum 800.000

Sumber : Buku Pedoman Operasional Penyaluran Dana Bantuan PKH 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa bantuan tetap diberikan

kepada KPM PKH sebesar Rp 300.000, jika KPM PKH memiliki Anak usia

dibawah 6 tahun dan Ibu hamil dan menyusui maka bantuan akan ditambah

sebesar Rp 1.000.000 jika memiliki Anak usia SD/ MI/ paket A/ SDLB maka

bantuan akan ditambah sebesar Rp 500.000, dan jika memiliki Anak usia

SMP/MTS/ Paket B/ SMLB maka bantuan akan ditambah sebesar Rp 1.000.000.

Bantuan minimum per RTSM/KSM Rp 800.000, bantuan maksimum per

RTSM/KSM sebesar Rp 2.800.00. pembayaran tersebut disalurkan dalam 4 tahap

pertahun dan dibagikan dalam sekali 3 bulan.

2.3 Kemiskinan

Kemiskinan merupakan permasalahan yang dihadapi oleh semua negara,

baik negara maju maupun negara berkembang, namun lebih banyak terjadi pada

15
negara negara berkembang, karena kondisi pembangunan yang masih belum stabil

dan sustainable. Pada umumnya kemiskinan diukur dengan tingkat pendapatan

dan kebutuhan pokok minimal suatu negara. (Sumber : M. Nur Rianto Al Arif,

2010)

Menurut Lincolin Arsyad (2004:237) kemiskinan itu bersifat

multidimensional. Artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam,

maka kemiskinan pun memiliki banyak aspek. Dilihat dari kebijakan umum, maka

kemiskinan meliputi aspek primer yang berupa sekunder yang berupa miskin akan

jaringan sosisal, sumber-sumber keuangan dan informasi. Dimensi-dimensi

kemiskinan tersebut termanifestasikan dalam bentuk kekurangan gizi, air

perumahan yang sehat, perawatan kesehatan yang kurang baik, dan tingkat

pendidikan yang rendah. Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar,

kerana kemiskinan menyangkut pemenuhan kebutuhan yang paling mendasar

dalam kehidupan. Dan kemiskinan merupakan masalah global karena kemiskinan

merupakan masalah yang dihadapi banyak negara.

Menurut Sumitro Djojohadikusumo (1995), pola kemiskinan ada empat

yaitu, pertama adalah persistent poverty yaitu kemiskinan yang telah kronis atau

turun temurun. Pola kedua adalah cyclical poverty, yaitu kemiskinan yang

mengikuti pola siklus ekonomi secara keseluruhan. Pola ketiga adalah Seasonal

poverty, yaitu kemiskinan musiman seperti di jumpai pada kasus nelayan dan

petani tanaman pangan. Pola keempat adalah accidental poverty, yaitu kemiskinan

kerena terjadinya bencana alam atau dampak dari suatu kebijakan tertentu yang

16
menyebabkan menurunya tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. (Sumber :

Whisnu Adhi Saputra, 2011)

Kemiskinan merupakan kondisi masyarakat yang tidak/belum ikut serta

dalam proses perubahan kerena tidak mempunyai kemampuan, baik kemampuan

dalam pemilikan faktor produksi maupun kualitas faktor produksi yang memadai

sehingga tidak mendapatkan manfaat dari hasil proses pembangunan. Menurut

Ravallion kemiskinan adalah kelaparan, tidak memiliki tempat tinggal, bila sakit

tidak mempunyai dana untuk berobat. Orang miskin itu umumnya tidak dapat

membaca karena tidak mampu bersekolah, tidak memiliki pekerjaan, takut

menghadapi masa depan, kehilangan anak karena sakit. (Sumber : Subandi, 2012)

Penyebab kemiskinan menurut masyarakat miskin sendiri adalah

kurangnya modal, pendidikan, keterampilan, dan kesempatan kerja dan rendahnya

pendapatan (KKP dalam Yulianto, 2005).

Sahdan (2005) mengemukakan penyebab kemiskinan di desa yang hingga

saat ini tetap menjadi kantong utama kemiskinan dimana 60% penduduk miskin di

Indonesia tinggal di daerah perdesaan. Penyebab utama kemiskinan desa adalah:

(1) pendidikan yang rendah; (2) ketimpangan kepemilikan modal dan lahan

pertanian; (3) ketidakmerataan investasi di sektor pertanian; (4) alokasi anggaran

kredit yang terbatas; (5) terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar; (6)

pengelolaan ekonomi secara tradisional; (7) rendahnya produktivitas dan

pembentukan modal; (8) budaya menabung yang belum berkembang; (9) tidak

17
adanya jaminan social bagi masyarakat desa; dan (10) rendahnya jaminan

kesehatan.

2.4 Strategi dan Program Pengentasan Kemiskinan

Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional menyebutkan bahwa strategi adalah langkah-langkah

berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Sedangkan

program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang

dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan

tujuan serta untuk memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang

dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.

Usaha penanggulangan kemiskinan sudah dilakukan sejak lama walaupun

intensitasnya beragam sesuai dengan kondisi sosial ekonomi masyarakatnya

(Kementrian Kokesra (dalam Yulianto, 2005). Upaya mengurangi penduduk

miskin melalui pembangunan dirancang untuk memecahkan tiga masalah utama

yaitu pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan dan kemiskinan

(Soegijoko, 1997).

Strategi pengentasan kemiskinan dari Bank Dunia mengalami

perkembangan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1950-an dan 1960-an menekankan

pada pembangunan fisik dan prasarana sebagai alat utama pembangunan. Pada

tahun 1970-an menekankan pada kesehatan dan pendidikan. Pada tahun 1980-an

berupaya meningkatkan pendapatan rakyat miskin. Tahun 1990-an strateginya

berupa redistribusi pendapatan dan pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan

18
agenda kemiskinan terbaru Bank Dunia adalah : (1) membuka kesempatan

ekonomi kepada golongan miskin dengan melalui program padat karya dan

meningkatkan produktivitas usaha kecil dan petani kecil; 2) investasi sumber daya

manusia terutama perbaikan pendidikan dan pelayanan kesehatan; 3) pemberian

jaring pengaman untuk melindungi mata pencaharian

(Mikkelsen, 2003).Strategi pengentasan kemiskinan juga dikemukakan

oleh United Nations Economic and Social Comission for Asia Pacific

(UNESCAP), bahwa strategi penanggulangan kemiskinan terdiri dari

penanggulangan kemiskinan uang; kemiskinan akses ekonomi, sosial dan budaya;

dan penanggulangan kemiskinan terhadap akses kekuasaan dan informasi

(Yulianto, 2005).

Strategi memerangi kemiskinan menurut Gunnar Adler Karlsson

(Ala,1981) meliputi: (1) strategi dalam jangka pendek yaitu memindahkan sumber

daya kepada kaum miskin dalam jumlah yang memadai, (2) strategi jangka

panjang dengan menumbuhkan swadaya setempat. Perbaikan keadaan kemiskinan

dalam jangka pendek diantaranya menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan

pendapatan dan memperbaiki distribusinya. Perbaikan dalam jangka panjang

dengan memperbaiki dan memenuhi harkat hidup secara individual dan sosial

yang bermartabat (Nugroho dan Dahuri, 2004).

Upaya pengentasan kemiskinan perlu tertuang dalam tiga arah

kebijaksanaan. Kebijaksanaan tidak langsung diarahkan pada penciptaan kondisi

yang menjamin kelangsungan setiap upaya penanggulangan kemiskinan.

Kebijaksanaan langsung ditujukan kepada golongan masyarakat yang

19
berpenghasilan rendah.

Kebijaksanaan khusus untuk menyiapkan masyarakat miskin itu sendiri dan

aparat yang bertanggungjawab langsung atas kelancaran program (Soegijoko,

1997).

Sedangkan upaya penanggulangan kemiskinan menurut Undang Undang Nomor

25 Tahun 2000 tentang Propenas ditempuh melalui dua strategi utama. Pertama,

melindungi keluarga dan kelompok masyarakat yang mengalami kemiskinan

sementara. Kedua, membantu masyarakat yang mengalami kemiskinan kronis

dengan memberdayakan dan mencegah terjadinya kemiskinan baru. Strategi

tersebut selanjutnya dituangkan dalam tiga program yang langsung diarahkan

pada penduduk miskin yaitu: 1) penyediaan kebutuhan pokok; 2) pengembangan

sistem jaminan sosial; dan 3) pengembangan budaya usaha masyarakat miskin.

Kebijakan tersebut menurut Remi dan Tjiptoherijanto (2002) didasari

kebutuhan untuk menutupi penurunan daya beli penduduk akibat krisis ekonomi.

Kebijakan pengentasan kemiskinan di Indonesia yang terbaru tertuang dalam

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang rencana pembangunan jangka

menengah nasional, yang menyatakan bahwa kebijakan penanggulangan

kemiskinan meliputi: (1) kebijakan pemenuhan hak-hak dasar dan kebijakan

pembangunan wilayah untuk mendukung pemenuhan hak dasar. (2) Sepanjang

kebijakan pemerintah belum dapat mengatasi kemiskinan, masyarakat miskin

mempunyai strategi sendiri untuk mengatasi kemiskinannya dengan cara

berhutang pada berbagai sumber pinjaman informal, bekerja serabutan, istri dan

anak turut bekerja, memanfaatkan sumber daya alam di sekelilingnya, bekerja di

20
luar daerah, dan berhemat melalui mengurangi atau mengganti jenis makanan dan

mengatur keuangan (KKP, dalam Yulianto, 2005.)

2.5 Kerangka Berfikir

Implementasi Program Keluarga Harapan Dalam Mengentaskan


Kemiskinan Di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten
Deli Serdang

1.Rendahnya Desa Tanjung Mulia


kontribusi pemerintah. Kecamatan Pagar Merbau
2.Penyaluran dana Kabupaten Deli Serdang
1. Peraturan Menteri Sosial
bantuan yang
Republik Indonesia Nomor
dilaksanakan belum Program Keluarga 1 Tahun 2018 tentang
sesuai kriteria. Harapan Program Keluarga Harapan
3.Rendahnya pola
Pasal I Ayat 7.
pikir keluarga miskin
Teori George C.Edward III Dalam 2. UU.NO.13 Tahun 2011
4.Kurangnya
Agustino (2012 : 149-154) Tentang Penanganan Fakir
implementasi program
1. Komunikasi Miskin (Lembaran Negara
keluarga harapan
2.Pelaksanaan
Sumber Daya Program Keluarga Republik Indonesia Tahun
5.Program keluarga
Harapan dalam mengentaskan
3. Disposisi atau Sikap Pelaksana 2011 No.83, Tambahan
harapan yang tidak
kemiskinan
4. Struktur Birokrasi Lembaran Negara Republik
tepat sasaran
Indonesia No.5235
3.Surat Keputusan Direktur
Jenderal Perlindungan Dan
Mengurangi kemiskinan Di Desa Jaminan Sosial Nomor
Tanjong Mulia Kecamatan Pagar 02/3/BS.02.01/01/2020
Merbau Kabupaten Deli Serdang Tentang Indeks Dan Faktor
Penimbang Bantuan Sosial
Program Keluarga Harapan
2020.
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 4.4
Penelitian Terdahulu

21
No Nama / Tahun / Judul Uraian Hasil

Sumber

1 Resy Oktaviani, Implementa Metode : hasil penelitian,menunjukkan


Fatmariza/ 2018/ si Program Kualitatif Studi implementasi program
Journal Of Civic Keluarga Kasus keluarga harapan pada
Education (ISSN: Harapan Variabel : realitasnya dilapangan
2622 237X) Dalam implementasi mengalami berbagai
Volume 1 No. 2 Pengentasan Teori : Model permasalahan baik kebijakan
Kemiskinan Implementasi dari pusat ke daerah dan nagari
http:// Di Pesisir Top-Down yang bersifat top-down,
jce.ppj.unp.ac.id/ Selatan Dikemukan dampak implementasi belum
index.php/jce/ Balai, Oleh Sabatier dirasakan secara optimal oleh
article/ Kabupaten (1983) Dan masyarakat dari segi akses kis
download/208/67 Pesisir Ratmono (2008) dan kip dan hambatan
Selatan Fokus : implementasi program yang
program dirasakan oleh pemerintah
keluarga nagari, pendamping dan dinas
harapan sosial. Selanjutnya dari
J.Informan : 26 penilaian masyarakat yang
Orang menerima bantuan dan yang
Pengumpulan tidak menerima bantuan bahwa
Data : peraturan tersebut belum sesuai
Wawancara Dan sasaran yang telah diterapkan
Observasi hal ini dibuktikan masih
Analisis Data : banyak masyarakat penerima
Data Reduction bantuan belum mendapatkan
(Reduksi Data), haknya, rendahnya masyarakat
Data Display mendukung kesejahteraan
(Penyajian sosial dalam pendidikan dan
Data), Dan kesehatan.
Conclusion
Drawing/Verific
ation (Penarikan
Kesimpulan).
Lokasi :
Kecamatan Basa
Ampek

2 Slamet Agus Implementa Metode : Penelitian ini bertujuan untuk


Purwanto, si Deskriptif mengetahui implementasi
Sumartono, M. Kebijakan Kualitatif kebijakan program keluarga
Makmur / 2013 / Program Variabel : harapan (pkh) di kecamatan
Wacana– Vol. Keluarga implementasi mojosari.metode penelitian
16, No. 2 Harapan Teori : - yang digunakan dalam

22
(Pkh) Fokus : Program penelitian ini adalah metode
Https:// Dalam Keluarga Harapan deskriptif kualitatif .teknik
Wacana.Ub.Ac.Id Memutus J.Informan : 9 pengumpulan data melalui,
/Index.Php/ Rantai Orang wawancara kepada informan.
Wacana/ Kemiskinan Pengumpulan Berdasarkan hasil penelitian
Article/ (Kajian Di Data : melalui wawancara dan
Viewfile/246/245 Kecamatan Wawancara,Obs pengamatan menunjukkan
Mojosari ervasi ,Dokume bahwa secara umum
Kabupaten ntasi pelaksanaan program keluarga
Mojokerto) Analisis Data : harapan (pkh) di kecamatan
Model mojosari ini sudah berjalan
Interaktif, dengan cukup baik. Ini dapat
Melalui Proses: dilihat dari setiap tahapan
Reduksi Data; proses pelaksanaannya
Penyajian Data yang berjalan lancar. Apabila
Dan Penarikan diihat dari keadaan penerima
Kesimpulan bantuan pkh tersebut mereka
Lokasi : menggunakannya untuk
Kecamatan membantu kondisi sosial dan
Mojosari, pendidikan anak-anak rumah
Kabupaten tangga sangat miskin,
Mojokerto membantu biaya kesehatan &
gizi ibu hamil, ibu nifas, dan
anak di bawah 6 tahun dari
rumah tangga sangat miskin,
serta menyadarkan peserta pkh
akan pentingnya layanan
pendidikan dan kesehatan
3 Arif Sofianto/ Implementa Metode : implementasi pkh di jawa
2020/ SOSIO si Program Mixed Method tengah dari aspek prosedur dan
KONSEPSIA: Keluarga (Kuantitatif Dan manajerial sudah dianggap
Jurnal Penelitian Harapan Kualitatif) baik, namun sasaran program
Dan (PKH) Di Variabel : kurang tepat karena data tidak
Pengembangan Provinsi implementasi valid, sebesar 21,54 persen
Kesejahteraan Jawa Teori : - penerima pkh bukan orang
Sosial, Vol 10, Tengah Fokus : miskin, dan hanya 13,99 persen
No 1 Hal 14 – 31 program penerima pkh yang miskin, dan
keluarga 26,21 persen sangat miskin.
Https:// harapan Akurasi data sangat diperlukan
Www.Researchg J.Informan z 4 jika dihadapkan pada situasi
ate.Net/Profile/ Orang tertentu seperti pandemi covid
Arif-Sofianto/ Pengumpulan 19, dimana data yang akurat
Publication/ Data : menjadi penentu ketepatan
348302208_Impl Kuesioner, sasaran program.masyarakat
ementasi_Progra Focus Group merasakan manfaat pkh untuk
m_Keluarga_Har Discussion meringankan pengeluaran

23
apan_PKH_Di_P (FGD), Dan biaya hidup mereka dan jika
rovinsi_Jawa_Te Panduan dimungkinkan jumlahnya
ngah/Links/ Wawancara ditambah, di sisi lain masih
602defa892851c4 Analisis Data : banyak keluarga miskin yang
ed57c026a/ Reduksi Data, belum menerima bantuan
Implementasi- Display Data, sehingga menimbulkan konflik
Program- Dan Verifikasi dan kecurigaan. pembaharuan
Keluarga- Data pkh yang dibutuhkan adalah
Harapan-PKH- Lokasi : memiliki dimensi
Di-Provinsi- Provinsi Jawa keberlanjutan, melibatkan
Jawa-Tengah.Pdf Tengah masyarakat dalam perencanaan
program, sekaligus
mengedukasi masyarakat
miskin agar berdaya dan
produktif
4 Ida Syamsu Evaluasi Metode : Penelitian ini bertujuan untuk
Roidah/2016/ Kebijakan Penelitian mengetahui dampak kebijakan
Jurnal Agribisnis Pengentasan Deskriptif dan memberikan bukti nyata
Fakultas Kemiskinan Dengan dari program keluarga harapan
Pertanian Unita Dalam Pendekatan (pkh) di kecamatan rejotangan
Program Kualitatif kabupaten tulungagung.
Https:// Keluarga Variabel : Teknik pengumpulan data
Journal.Unita.Ac. Harapan evaluasi melalui wawancara kepada
Id/Index.Php/ Di Teori : - informan. Berdasarkan hasil
Agribisnis/ Kecamatan Fokus : penelitian melalui wawancara
Article/ Rejotangan program dan pengamatan menunjukkan
Download/ Kabupaten keluarga bahwa secara umum
113/105 Tulung harapan pelaksanaan program keluarga
Agung J.Informan : - harapan (pkh) di kecamatan
Pengumpulan rejotangan kabupaten
Data : Data tulungagung ini sudah berjalan
Primer dengan cukup baik. Hal ini
Diperoleh dapat dilihat dari setiap
Dengan tahapan proses pelaksanaannya
Wawancara. yang berjalan lancar
Data Sekunder
Diperoleh
Dengan Mencari
Dokumen-
Dokumen Yang
Sesuai Tema
Penelitia
Analisis Data :
Reduksi
Data, Penyajian
Data, Dan

24
Menarik
Kesimpulan
Lokasi :
Kabupaten
Tulung Agung
5 Sabinus Beni Efektivitas Metode : Hasil penelitian menunjukkan
Dan Blasius Program Kuantitatif Yang bahwa program keluarga
Manggu / 2020/ Keluarga Menggunakan harapan sangat efektif dalam
SOSIO Harapan Desain Non mengentaskan kemiskinan di
KONSEPSIA Dalam Eksperimental. daerah perbatasan yang terlihat
Vol. 9, No. 02 Penanggula Variabel : dari menurunnya angka putus
ngan efektivitas sekolah, tingginya partisipasi
Https:// Kemiskinan Teori : mengunjungi fasilitas
Www.Researchg Di Fokus : kesehatan baik untuk kegiatan
ate.Net/Profile/ Perbatasan program posyandu maupun pemeriksaan
Sabinus-Beni/ (Studi keluarga kesehatan serta kemampuan
Publication/ Kasus harapan memenuhi kebutuhan pokok
342431922_EFE Kecamatan J.Informan : 4 yang bersumber dari
KTIVITAS_PRO Jagoi Orang penyisihan dana bantuan
GRAM_KELUA Babang Pengumpulan bantuan yang diterima.
RGA_HARAPA Kabupaten Data : Teknik Walaupun, dari total penduduk
N_DALAM_PE Bengkayang Observasi, miskin di kecamatan jagoi
NANGGULANG Kalimantan Wawancara Dan babang berjumlah 882 kepala
AN_KEMISKIN Barat) Dokumentasi keluarga, sementara keluarga
AN_DI_PERBA Serta penerima manfaat di
TASAN_Studi_K Memanfaatkan kecamatan jagoi babang per
asus_Kecamatan Kepustakaan tahun 2018 sebanyak 357
_Jagoi_Babang_ Sebagai orang, artinya masih ada 527
Kabupaten_Beng Sarana Dalam keluarga miskin yang belum
kayang_Kalimant Mengumpulkan mendapatkan bantuan. Sebagai
an_Barat/Links/ Data Dengan saran kepada pemerintah,
5f2223c9a6fdccc Mempelajari sebaiknya dilakukan
c4399379e/ Buku-Buku pembaharuan data secara terus
EFEKTIVITAS- Yang Ada menerus dalam basis data
PROGRAM- Kaitannya terpadu dari data yang
KELUARGA- Dengan Judul digunakan tahun 2015 serta
HARAPAN- Dan adanya program pemberdayaan
DALAM- Pembahasan bagi masyarakat perbatasan
PENANGGULA Analisis Data : dengan mendirikan sekolah
NGAN- Data Kualitatif lapangan yang dapat
KEMISKINAN- Lokasi : meningkatkan soft skill dan
DI- Kecamatan hard skill dalam ilmu
PERBATASAN- Jagoi Babang kewirausahaan agar
Studi-Kasus- Kabupaten masyarakat tidak selalu
Kecamatan- Bengkayang berorientasi untuk bekerja di
Jagoi-Babang- Kalimantan malaysia.

25
Kabupaten- Barat
Bengkayang-
Kalimantan-
Barat.Pdf

26
BAB III

METODE PENELITIAN

1.5 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Menurut Sugiyono (2016:9) metode deskriptif kualitatif adalah metode

penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme digunakan untuk

meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen)

dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci teknik pengumpulan data

dilakukan secara trigulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan

hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, melukiskan,

menerangkan,menjelaskan dan menjawab secara lebih rinci permasalahan yang

akan diteliti dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu

kelompok atau suatu kejadian. Dalam penelitian kualitatif manusia merupakan

instrumen penelitian dan hasil penulisannya berupa kata-kata atau pernyataan

yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

1.6 Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada pengimplementasian program keluarga

harapan dalam mengentaskan kemiskinan di desa tanjung mulia kecamatan pagar

merbau kabupaten deli serdang. Peneliti ingin mencari tahu penerapan program

keluarga harapan dalam mengentaskan kemiskinan di desa tersebut serta peneliti

27
ingin mencari tahu bagaimana penerapan program keluarga harapan sudah tepat

sasaran.

3.3 Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah orang atau pelaku yang benar – benar

tahu dan menguasai masalah, serta terlibat langsung dengan masalah penelitian.

Informan penelitian adalah orang yang di manfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian dan merupakan orang yang

benar-benar mengetahui permasalahan yang akan di teliti (Moleong 2015;163).

Dalam penelitian kualitatif, sering digunakan istilah informan. Peneliti

membagi informan dalam penelitian ini menjadi informan kunci dan informan

pendukung, dengan rincian sebagai berikut:

1) Informan kunci.

Informan kunci merupakan sumber informasi utama yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti.

2) Informan pendukung

Informan pendukung merupakan sumber informasi yang akan mendukung

informasi kunci. Informan pendukung dalam penelitian ini adalah orangorang

yang berinteraksi secara intens dengan informan kunci.

2 Informan Utama

Informan utama merupakan individu maupun kelompok yang dijadikan sebagai

sumber data atau informasi primer dalam memberikan gambaran teknis terkait

masalah penelitian.

28
Tabel 5.5
Informan Penelitian

No Uraian Jumlah (Org) Keterangan


1. Camat 1 Informan Kunci
2. Kepala Desa 1 Informan Utama
3. Kepala Dusun 1 Informan Utama
4. Pegawai/ Petugas PKH 5 Informan Pendukung
5. Masyarakat 10 Informan Pendukung
Total 18

Berdasarkan tabel dipaparkan jumlah informan dalam penelitian ini yaitu

18 orang. Terdiri dari camat, kepala desa, kepala dusun, pegawai atau petugas

pelaksana dan masyarakat. Yang dimana informan tersebut terdiri dari informan

kunci, informan utama dan informan pendukung.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengunkaan teknik yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2016:225) yang terdiri dari wawancara, observasi,

dokumentasi.

1. Wawancara

Menurut Sugiyono, (2016:231) wawancara merupakan pertemuan

dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. . Teknik

Wawancara di sini dilakukan dengan tanya jawab kepada Masyarakat /

Keluarga Penerima Program Keluarga Harapan, Kepala Desa, Kepala

Dusun, Camat. Tujuan wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data

29
atau informasi secara mendalam mengenai Implementasi Program

Keluarga Harapan Dalam Mengentaskan Kemiskinan Di Desa Tanjung

Mulia Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang.

2. Observasi

Menurut Sugiyono, (2016:145) Observasi merupakan teknik

pengolahan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan

dengan teknik yang lain. Dalam hal ini observasi dilakukan dengan

mengamati secara langsung tentang Implementasi Program Keluarga

Harapan Dalam Mengentaskan Kemiskinan Di Desa Tanjung Mulia

Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang.

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa dalam bentuk tulisan, gambar

atau karya karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan

pelengkap dari pengunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif.

Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

mengambil gambar berupa foto, dan merekam hasil wawancara dengan

informan terkait dengan vidio dan audio.

3.5 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2016:246) mengemukakan teknik analisis data

merupakan aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

30
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga

datanya sedah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu : Data Reduction

(Redaksi Data). Data Dispay (Penyajian Data), Conclusion Drawing/

Verification.

1. Data Reduction (Redaksi Data)

Menurut Sugiyono (2016:247) data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci.

Merekduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal yang pokok,

memfokuskan pada hal – hal penting, lalu dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direkdusi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila

diperlukan. Reduksi data dibantu dengan peralatan elektronik seperti

komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek – aspek tertentu.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data

ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram,

dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data

terorganisikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin

mudah dipahami. Yang paling sering digunakan untuk penyajian data

dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. Disarankan

31
dalam melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga

dapat berupa grafik, matrik, networt (jejaring kerja) dan chart.

3. Conclusion Drawing/ Verification

Menurut Sugiyono (2016:253) Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif adalah temuan baru yang sebelumnya bulum pernah

ada .temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang

sebelumnya masih remang – remang atau gelap sehingga setelah

diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual, atau intraktif,

hipotesis atau teori.

3.6 Lokasi Dan Jadwal

3.6.1 Lokasi Penelitian

Untuk memenuhi data dan informasi yang dibutuhkan, peneliti

memilih lokasi penelitian Di Desa Tanjung Mulia Kecamatan

Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang. Alasan peneliti memilihi

lokasi tersebut dikarenakan peneliti melihat penerapan program

tersebut masih belum tepat sasaran serta peneliti juga melihat

masih kurangnya pemahamannya tentang penerima program

keluarga harapan di desa tersebut.

32
3.6.2 Jadwal Penelitian

Tabel 6.6
Jadwal Penyelesaian Skripsi

No Uraian 2023
1 2 3 4 5 6
1. Pengajuan data awal
2. Pendaftaran seminar proposal
3. Pengajuan surat penelitian
4. Pengajuan surat penelitian
5. Penelitan
6. Penulisan hasil penelitian
7. Bimbingan hasil penelitian
8. Pendaftaran seminar hasil
9. Seminar hasil
10. Perbaikan seminar hasil
11. Bimbingan proposal skripsi
12. Pendaftaran sidang skripsi
13. Sidang skripsi
Sumber : ( Diolah Peneliti, 2022 )

33
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umg.ac.id/573/3/BAB%20III%20.pdf
https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/B11A/2015/B.111.15.0308/
B.111.15.0308-06-BAB-III-20200323090004.pdf
http://repository.uinbanten.ac.id/3894/4/BAB%20II%20SKRIPSI%20AI.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/97/3/2EP17033.pdf
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1590/5/141801060_file%205.pdf
http://repository.unimus.ac.id/1992/3/BAB%20II.pdf
BAB II SKRIPSI. ACC.PDF (pip-semarang.ac.id)
Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang (bps.go.id)

34

Anda mungkin juga menyukai