Anda di halaman 1dari 10

STIS Al Wafa Fikih Muamalah Kontemporer

Prodi Ekonomi Syariah

Aspek Syariah Financial Technology

Ust. Ryan Bianda1, Qurrah A’yuni padang2, Sabrina Ash Shoffi3


1
Dosen Program Studi Ekonomi Syariah, STIS Al Wafa
2
Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, STIS Al Wafa
3
Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, STIS Al Wafa

ABSTRAK

Seiring dengan perkembangan masa di era globalisasi ini, apapun aktivitas masyarakat tidak lepas dari
bantuan teknologi. Pertumbuhan jumlah pengguna internet selalu meningkat dan sejalan dengan
kenaikan jumlah pengguna media sosial di masyarakat Indonesia. Hal tersebut memengaruhi
perkembangan pemasaran digital secara masif. Begitu pula pada lembaga keuangan yang kini mulai
bergeser pada lembaga keuangan berbasis teknologi. Salah satu kemajuan dalam bidang lembaga
keuangan saat ini adanya adaptasi Fintech (Financial technology), termasuk Fintech Syariah yang sesuai
prinsip Syariah yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Munculnya
finansial teknologi berbasis syariah memberikan kemudahan untuk mendapatkan dana yang diinginkan
dengan waktu yang singkat dan mudah prosesnya. Layanan Fintech Syariah ini memiliki kemudahan
yaitu antara penerima pinjaman atau pembiayaan tidak perlu bertatap muka langsung dan kebutuhan
finansial lebih mudah terpenuhi serta sebagaimana umat muslim yaitu melakukan kegiatan keuangan
bersadasarkan syariah Islam. Fintech Syariah telah resmi dikembangkan di Indonesia dan telah
mendapat regulasi khusus dari Dewan Syariah Nasional. Jumlah penduduk muslim dan meningkatnya
pengguna teknologi menjadi peluang khusus perkembangan Fintech Syariah. Minimnya pemahaman
tentang perbedaan Fintech Syariah dengan konvensional menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku
Financial Technology. Fintech memiliki manfaat yang sejalan dengan prinsip Islam sebagaimana yang
tertuang dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Hal itu yang menjadi penguat keberadaan Fintech Syariah akan
mampu terus berkembang pesat dari waktu ke waktu.

ABSTRACT

Along with the times in this era of globalization, any community activity cannot be separated from the
help of technology. The growth in the number of internet users is always increasing and in line with the
increase in the number of social media users in Indonesian society. This has influenced the massive
development of digital marketing. Likewise, financial institutions are now starting to shift to technology-
based financial institutions. One of the advancements in the field of financial institutions is currently the
adaptation of Fintech (Financial technology), including Sharia Fintech that complies with Sharia
principles which has the potential to increase domestic economic growth. The emergence of sharia-
based financial technology makes it easy to get the desired funds in a short time and the process is easy.
When using Fintech Syariah services, it has convenience, namely that between recipients of loans or
financing there is no need to meet face to face and financial needs are more easily met as well as
Muslims, namely carrying out financial activities based on Islamic sharia. Sharia Fintech has been
officially developed in Indonesia and has received special regulations from the National Sharia Council.
The Muslim population and increasing technology users are a special opportunity for the development of
Sharia Fintech. The lack of understanding of the differences between Islamic and conventional Fintech is
a challenge for Financial Technology players. Fintech has benefits that are in line with Islamic principles
as stated in the Al-Qur'an and Sunnah. This is what strengthens the existence of Sharia Fintech, which
will be able to continue to grow rapidly from time to time.
STIS Al Wafa Fikih Muamalah Kontemporer
Prodi Ekonomi Syariah
1. PENDAHULUAN
Industri Financial Technology (FinTech) saat ini berkembang sangat signifikan di Indonesia. Berdasarkan data OJK
(Otoritas Jasa Keuangan) sampai dengan 19 Februari 2020 terdapat 161 perusahaan penyelenggara Fintech terdaftar
dan berijin.1
Fintech sebenarnya merupakan singkatan dari Financial Technology. Sesuai dengan kepanjangannya, Fintech
merupakan perkembangan teknologi yang berkaitan dengan urusan finansial. National Digital Research Centre atau
NDRC menjelaskan pengertian Fintech sebagai segala inovasi yang berkaitan dengan teknologi finansial atau jasa
keuangan, baik berupa aplikasi maupun rancangan ide yang masih erat kaitannya dengan pemanfaatan teknologi.
Fintech bisa meliputi segala bidang yang berkaitan dengan finansial, mulai dari sistem pembayaran, pembukuan,
pengumpulan dana, pinjaman, dan bahkan pengelolaan aset. Oleh karena itu, tak heran jika Fintech tak bisa lepas dari
berbagai aspek kehidupan, terutama dunia bisnis.
Fintech adalah hal-hal penting seiring dengan berkembanganya teknologi. Pasalnya semua aspek kehidupan sudah
pasti melibatkan finansial alias keuangan. Jika aspek lain sudah go digital, maka proses transaksi keuangan juga harus
didigitaliasi agar selaras dan segala hal yang sudah memanfaatkan teknologi bisa dilakukan lebih mudah dan cepat.
Perkembangan Fintech di Indonesia mengalami peningkatan yang positif membuat banyak orang mulai memilih
Fintech untuk layanan transaksinya. Menurut data dari Darmin Nasution selaku Menko Perekonomian diantara
banyaknya Fintech yang berkembang Peer-to-Peer (P2P) Lending adalah jenis Fintech yang mengalami peningkatan
cukup signifikan dibandingkan beberapa jenis Fintech lainnya seperti payment, wealth management dan lainnya.
Lembaga keuangan syariah juga tidak ketinggalan dalam memanfaatkan fenomena Fintech ini. Perusahaan Fintech
berbasis syariah merupakan kombinasi inovasi di bidang financial technology yang didasarkan pada nilai-nilai Islam
(syariah). Teknologi yang membawa transparansi, keadilan, dan akses yang meluas sesuai dengan nilai-nilai syariah.
Fintech syariah ini memang terhitung masih baru khususnya di wilayah indonesia, namun perkembangannya
terbilang sangat cepat seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Islam yang juga memiliki sumber hukum
ekonomi syariah tentunya diharuskan mengatur aktivitas Fintech tersebut, dilatarbelakangi oleh hal tersebut maka
lahirlah Fintech Syariah.
Seiring perkembangan teknologi, perkembangan fintech atau financial technology semakin marak di tengah-
tengah masyarakat. Dilansir dari ojk.go.id, Fintech Lending atau bisa disebut juga Peer-to-Peer Lending adalah layanan
pinjam meminjam uang dalam mata uang rupiah secara langsung antara kreditur/lender (pemberi pinjaman) dan
debitur/borrower (penerima pinjaman) berbasis teknologi informasi.
Salah satu fungsi dan kegunaan jenis Fintech yang ada misalnya untuk alat pembayaran menjadi lebih mudah.
Selain itu di Fintech juga menjadi alat alternatif untuk berinvestasi. Hal ini bisa menjadi pilihan kamu yang mempunyai
keinginan untuk mengakses layanan jasa keuangan secara praktis, efisien, nyaman, dan ekonomis. Keberadaan berbagai
jenis fintech sangat mempengaruhi gaya hidup masyarakat ekonomi. Perpaduan antara efektivitas dan teknologi
memiliki dampak positif bagi masyarakat pada umumnya.
Fintech selain berfungsi untuk sistem pembayaran juga memiliki pengaruh besar terhadap keberlangsungan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dikutip dari Bisnis.com, Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) Nurhaida mengungkapkan setidaknya ada 18 jenis teknologi finansial (fintech) yang bisa mendukung ekosistem
pertumbuhan UMKM. Ke-18 klaster fintech dalam grup Inovasi Keuangan Digital OJK ini terbagi dalam empat kategori
yang relevan terhadap UMKM sesuai prinsip kerjanya.
Fintech hadir sebagai penolong UMKM yang membutuhkan likuiditas keuangan. Di mana saat ini mereka sulit
tersentuh bank yang dikarenakan masih berlapis-lapisnya persyaratan mendapatkan kucuran dana.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Seiring
pesatnya pertumbuhan pasar teknologi finansial, fakta tersebut memunculkan adanya potensi yang besar bagi layanan
keuangan digital atau Financial Technology (Fintech) Syariah di Indonesia.

2. METODE
Metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif analisis yaitu suatu peneltian yang
dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin. Deskriptif yaitu menggambarkan gejala-gejala di
lingkungan masyarakat terhadap suatu kasus yang diteliti, pendekatan dilakukan dengan mengambil dari dokumen dan
informasi.

3. PEMBAHASAN
Pengertian Fintech
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi
Finansial (PBI Tekfin), Teknologi Finansial adalah penggunaan teknologi dalam sistem keuangan yang menghasilkan

1
Penyelenggara-Fintech-Terdaftar-dan-Berizin-di-OJK-per-19-Februari-2020.
STIS Al Wafa Fikih Muamalah Kontemporer
Prodi Ekonomi Syariah
produk, layanan, teknologi, dan/atau model bisnis baru serta dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem
keuangan, dan/atau efisiensi, kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem pembayaran.2
Menurut POJK 77/2016, Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi adalah penyelenggaraan
layanan jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman dalam rangka melakukan
perjanjian pinjam meminjam dalam mata uang rupiah secara langsung melalui sistem elektronik dengan menggunakan
jaringan internet. (POJK 77/2016).3
Fintech syariah di Indonesia diatur dan mengacu pada Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN MUI) Nomor 117/2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah
(AFTECH, 2019). Berdasarkan fatwa tersebut Fintech Syariah adalah penyelenggaraan layanan jasa keuangan
berdasarkan prinsip syariah yang mempertemukan atau menghubungkan pemberi pembiayaan dengan penerima
pembiayaan dalam rangka melakukan akad pembiayaan melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan
internet.4
Jadi, Fintech Syariah adalah kombinasi, inovasi yang ada dalam bidang keuangan dan teknologi yang memudahkan
proses transaksi dan investasi berdasarkan nilai- nilai syariah.
Terdapat enam jenis akad yang diperbolehkan dalam fintech syariah yaitu: al-bai' (jual-beli), ijarah, mudharabah,
musyarakah, wakalah bi al ujrah dan qardh.
Karena menjalankan prinsip syariah, layanan pembiayaan ini tidak mengandung unsur seperti berikut:

• Riba (bunga)
• Gharar (ketidakjelasan)
• Maysir (judi)
• Tadlis (penipuan)
• Dharar (bahaya)
• Zulm (ketidakadilan)
• Haram

Model-Model Fintech
1. P2PL
Singkatan dari Peer-to-Peer Lending. Jenis Financial Technology di Indonesia yang satu ini merupakan platform
yang mempertemukan pemberi pinjaman(lender) dengan peminjam(borrower) melalui internet. Pinjaman peer to peer
menyediakan mekanisme manajemen kredit dan risiko. Platform ini membantu pemberi pinjaman dan peminjam
memenuhi kebutuhan pribadi mereka dan menggunakan dana secara efektif (Otoritas Jasa Keuangan Republik
Indonesia, 2016). Contoh P2PL yang terdaftar resmi di OJK adalah Kredivo, Investree, Cicil dan Modalku.

2. Crowdfunding
Crowdfunding adalah jenis teknologi keuangan di mana konsep atau produk (seperti desain, program, konten, dan
karya kreatif) dirilis ke publik, dan dukungan keuangan dapat diberikan kepada orang-orang yang tertarik dan ingin
mendukung konsep atau produk tersebut. Crowdfunding disebut juga penggalangan dana adalah proses mengumpulkan
sejumlah uang untuk suatu proyek atau usaha oleh sejumlah besar orang, biasanya dilakukan melalui platform online.
Saat ini, crowdfunding merupakan salah satu jenis Fintech yang banyak dikenal dan digemari oleh masyarakat.
Contoh nyata dari urun dana tersebut yang cukup banyak mendapat perhatian di Indonesia adalah
Benihbaik.com,Kitabisa.com dan Gandengtangan.co.id.
3. Payment Gateway
Gerbang pembayaran atau payment gateway merupakan platform fintech yang memberikan layanan keuangan
berupa metode pembayaran atau transfer antar pengguna. Payment gateway pada Fintech menghubungkan bisnis e-
commerce dengan berbagai bank sehingga pembeli dan penjual dapat melakukan transaksi. Bentuk lain dari layanan
Financial Technology dalam kategori ini adalah e-wallet atau dompet digital. Dompet digital memungkinkan pengguna
menghemat uang di aplikasi dan dapat digunakan untuk transaksi kapan saja, dimana saja. Contoh e-wallet yang sering
kita temui yaitu OVO, GOPAY, DANA, Shopeepay dan LinkAja.
4. E-Aggregator
Market Aggregator merupakan fintech yang mengumpulkan dan mengolah berbagai data atau informasi keuangan
yang bisa dimanfaatkan konsumen untuk mengambil keputusan. Dalam hal ini, para konsumen dapat melihat informasi

2
Teknologi financial menurut BI
3
peraturan-ojk/Pages/POJK-Nomor-77-POJK.
4
DSN MUI Nomor 117/2018
STIS Al Wafa Fikih Muamalah Kontemporer
Prodi Ekonomi Syariah
berbagai platform keuangan sebelum memilihnya. Dengan begitu, para pemula dapat mengetahui dan membandingkan
harga, fitur, hingga manfaat suatu produk sebelum memilih layanan.
Beberapa fintech yang termasuk e-aggregator diantaranya; Cermati, Cekaja, KreditGogo, Tunaiku.

5. Manajemen Risiko dan Investasi


Manajemen risiko dan Investasi Fintech dapat membantu orang-orang membuat keputusan terkait langkah-
langkah keuangan tertentu, seperti memantau kondisi keuangan dan membuat rencana keuangan menjadi lebih mudah
dan praktis. Fintech jenis ini fokus pada layanan perencanaan investasi, seperti; saham, emas, dan lainnya. Dengan
begitu, para pemula di bidang investasi pun dapat dengan mudah melakukan investasi. Beberapa perusahaan Fintech
investasi dan manaejemen risiko yang populer di Indonesia anatara lain Bibit, Bareksa, Cekpremi, dan Pasarpolis. Melalui
beberapa teknologi keuangan ini, dapat membantu kita menempatkan dana yang kita miliki ke dalam alat investasi atau
asuransi yang tepat.

Dikutip dari Binus university School of information system 19 Juli 20195

Contoh Fintech Syariah Yang Terkenal di Indonesia6:


1. Investree syariah
Investree syariah menawarkan berbagai pembiayaan. Setidaknya ada tiga jenis pembiayaan utama yang bisa
ditawarkan Investree untuk calon nasabah atau calon investor yakni:
• Invoice Financing: Produk pinjaman dari Investree dengan jaminan invoice atau tagihan yang tengah berjalan, serta
giro mundur dan jaminan pribadi (personal guarantee) sebagai tambahan. Dengan besaran maksimal 80% dari
total invoice (maksimal Rp2 miliar) dan jangka waktu sesuai jatuh tempo invoice atau maksimal enam bulan
• Buyer Financing: Produk pinjaman dari Investree untuk para pembeli grosir dari perusahaan ritel besar
• Working Capital Term Loan: Produk pinjaman dari Investree yang memanfaatkan keunikan bisnis calon debitur
Karena syariah, seluruh unit bisnis haruslah bukan merupakan industri rokok, minuman keras, obat terlarang,
perjudian, hotel non syariah, prostitusi dan berkaitan dengan daging babi. Selain kedua produk itu, Investree juga
menawarkan produk pembiayaan syariah dalam bentuk pinjol. Dimana kedua produk itu adalah Pembiayaan Usaha
Syariah dan Online Seller Financing.
Untuk yang berminat jadi investor di Investree, tidak perlu cemas. Karena Investree adalah platform P2P yang
mempertemukan calon debitur dengan calon kreditur. Jika pengajuan pinjaman dari calon debitur dianggap layak, akan
langsung ditawarkan di marketplace ke lender alias para investor yang tergabung di platform P2P, serta adanya
perlindungan asuransi kredit.
Dengan imbal hasil atraktif hingga 20% p.a, investor akan memperoleh ujrah dari debitur langsung, sekaligus
prinsipal tanpa beban biaya lagi. Sementara untuk calon peminjam, Anda bisa mendaftar dulu di Investree lalu memilih
produk pinjaman dan melengkapi seluruh dokumen, termasuk bukti legalitas unit bisnis yang masih berlaku.

5
perkembangan-fintech-dan-pengaruhnya-di-indonesia
6
fintech-syariah-ojk-indonesia
STIS Al Wafa Fikih Muamalah Kontemporer
Prodi Ekonomi Syariah
Butuh waktu maksimal tiga hari kerja untuk proses analisis credit scoring, sebelum akhirnya dimulai penggalangan
dana di marketplace. Lantaran prosesnya sangat ketat dan benar-benar sesuai prinsip syariah, calon investor dan
debitur harus memenuhi syarat terlebih dulu sebelum bergabung di Investree syariah.
2. Alami Sharia
Hadir sejak Februari 2018, bisnis milik perusahaan PT Alami Fintech Sharia ini berperan sebagai aggregator dan
P2P Lending khusus pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Untuk layanannya, Alami menawarkan
pembiayaan Invoice Factoring.
Tak main-main, pembiayaan yang disalurkan Alami bekerjasama dengan bank syariah populer di Tanah Air seperti
Mega Syariah, BNI Syariah dan Jamkrindo Syariah. Alami bahkan menjalin kemintraan dengan Fintech Lending asal
Singapura, Kapital Boost. Untuk tahun 2021 saja, ada pembiayaan tersalurkan sebesar Rp270 miliar dari total Rp565
miliar.
Untuk bisa menjadi peminjam alias debitur di Alami, harus ada beberapa kriteria yang dipenuhi yakni:
• Memiliki bukti tagihan (invoice) dan BAST (Berita Acara Serah Terima) sebagai bukti pekerjaan telah selesai
dilakukan
• Perusahaan berbentuk PT, CV atau Yayasan yang menjalankan aktivitas operasional tanpa melanggar syariat islam
• Perusahaan sudah berdiri minimal setahun dan berlokasi di Jabodetabek
• Perusahaan wajib melampirkan rekening koran dan laporan keuangan minimal enam bulan terakhir
• Perusahaan memiliki giro mundur dan jaminan personal sebagai tambahan jaminan
Untuk minimal pembiayaan yang bisa diajukan di Alami sebesar Rp50 juta dan maksimal Rp2 miliar. Semua
pembiayaan didasarkan nilai invoice calon borrower dan sebesar maksimal 80% dengan tenor 1-6 bulan. Nantinya
dari invoice itu, Alami akan menawarkannya kepada calon pemberi dana dengan akad wakalah bi al ujrah dan dana
talangan dengan akad qardh.
Setelah pengajuan pinjaman dilakukan oleh calon debitur, pihak Alami akan melakukan proses credit
scoring berdasarkan analisa kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif berdasarkan laporan keuangan dan rekening
koran, sementara analisa kuantitatif pada riwayat rekam jejak perusahaan sekaligus analisa kunjungan ke lokasi bisnis.
Calon debitur akan memperoleh penawaran perjanjian pembiayaan dari Alami jika proses credit scoring lolos.
Barulah kemudian pembiayaan masuk listing dalam jangka waktu maksimal 14 hari. Jika dana sudah terkumpul, akan
langsung diserahkan kepada debitur dan wajib dilunasi sesuai perjanjian awal.
3. Qazwa
Berada di bawah naungan PT Qazwa Mitra Hasanah, Qazwa adalah Fintech syariah yang
mempertemukan lender dengan borrower alias pencari pinjol tanpa riba. Hanya saja calon debitur yang bisa
mengajukan di Qazwa hanyalah pelaku UMKM terlepas dari sektor apapun entah peternakan, perdagangan,
perkebunan dan lain-lain, asalkan tidak melanggar syariat.
Dalam setiap kontrak pembiayaan yang disetujui oleh Qazwa, setidaknya ada tiga akad yang digunakan
yakni murabahah, wakalah dan mudharabah. Sementara untuk skema pembiayaan yang digunakan adalah supply chain
financing. Sekadar informasi, supply chain financing adalah kegiatan pembiayaan kredit modal kerja yang melibatkan
rantai pasokan bisnis. Sehingga para pelaku UMKM yang bisa terlibat adalah:
• Pemilik Toko: Calon debitur yang adalah pemilik toko atau pemilik usaha, bisa mengajukan pembiayaan modal kerja
kepada Qazwa. Anda tinggal memberikan informasi soal data pemasok dan bukti transaksi yang telah berjalan.
Nantinya Qazwa akan menyediakan berbagai barang kebutuhan usaha dan langsung dibayarkan ke pemasok
atau supplier
• Supplier: Para supplier dapat mengajukan pembiayaan dana ke Qazwa dengan mendaftarkan siapa saja para
pembeli atau distributor tetap. Qazwa akan memproses pengajuan pembiayaan berdasarkan data pembeli dan
bukti transaksi
• Agen Terverifikasi Khusus: Bagi Anda para agen yang merupakan pemilik atau karyawan di sebuah
lembaga/organisasi dan punya mitra binaan, jika membutuhkan sumber pembiayaan dapat mengajukan ke Qazwa
Sudah terdaftar OJK sejak 7 Agustus 2019, informasi terakhir pembiayaan ini hanya bisa dinikmati pelaku UMKM
dalam jalur rantai pasokan bisnis di wilayah Jabodetabek saja. Dengan masa tenor 1-6 bulan dan metode pembayaran
sekali lunas, debitur harus membayar pinjaman sekaligus bagi hasil sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati
semua pihak.
4. Ethis
STIS Al Wafa Fikih Muamalah Kontemporer
Prodi Ekonomi Syariah
Sudah terdaftar resmi di OJK, Ethis merupakan Fintech yang melayani pembiayaan berbasis P2P Financing yang
menghubungkan pemilik bisnis atau usaha, dengan komunitas pemberi pembiayaan secara digital dan Islami. Di bawah
naungan PT Ethis Fintek Indonesia, Ethis memfokuskan pembiayaan di sektor properti, real estate dan infrastruktur.
Dimana dana para investor alias lender Ethis ini akan disalurkan ke proyek-proyek Islami yang membawa dampak
sosial dalam skala besar. Sehingga kalau Anda adalah pemilik perusahaan maupun developer hingga kontraktor properti,
bisa mengajukan pembiayaan proyek dengan syarat surat perizinan proyek, informasi data diri dan tentunya
perusahaan.
Berapa besar pembiayaan yang bisa diberikan oleh Ethis? Rupanya berbeda-beda karena disesuaikan dengan nilai
proyek dan jangka waktu pelunasan calon debitur. Nantinya akan ada juga sejumlah perhitungan margin keuntungan
yang akan diberikan kepada lender, sesuai aturan Islami.
Ethis tidak menerapkan denda keterlambatan tagihan, tapi memegang jaminan dari pihak peminjam yang bisa
dijual saat pembayaran menunggak. Nantinya jika jaminan itu dijual melebihi sisa tagihan, maka akan dikembalikan
kepada debitur. Adanya jaminan ini untuk membedakan kegiatan bisnis Ethis dengan layanan KTA (Kredit Tanpa
Agunan).
Untuk proses verifikasi pengajuan pinjaman di Ethis, biasanya membutuhkan waktu 2-4 minggu hari kerja.
Sedangkan proses crowfunding maksimal 45 hari kerja, sebelum akhirnya dana langsung cair ke peminjam. Hingga
sejauh ini, Ethis sudah bekerjasama dengan PERPESMA (Perkumpulan Pengembang Sukses Bersama), Pengembang
Indonesia, APERSI (Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia), serta BSI (Bank Syariah
Indonesia).
5. Ammana
Kalau Investree adalah pelopor Fintech P2P Lending, maka Ammana adalah Fintech syariah OJK Indonesia yang
pertama. Berbeda dengan Investree yang memiliki aturan ketat soal calon debitur dan sejumlah jaminan, Ammana
adalah pinjol syariah tanpa jaminan apapun.
Sudah beroperasi sejak Maret 2018, Ammana memang fokus memberikan pembiayaan bagi para pelaku UMKM.
Berada di bawah naungan PT Ammana Fintek Syariah, produk pinjol Ammana mulai dari Rp500 ribu hingga Rp2 miliar.
Hingga sejauh ini sudah ada Rp331 miliar dana yang disalurkan, membuktikan kinerja Ammana.
Dengan catatan TKB90 = 96,49%, Ammana sudah menyalurkan pembiayaan kepada 2.000 pelaku UMKM di 32
wilayah pada 11 provinsi di Indonesia, per tahun 2018. Ammana sendiri menawarkan imbal hasil halal dengan proses
terbuka dan transparan, serta keuntungan mencapai 21,6% per tahun yang tentunya jadi pertimbangan banyak lender.
Berbeda dengan kebanyakan Fintech P2P lainnya, Ammana menggunakan sistem non direct funding. Dimana
pelaku UMKM harus jadi anggota mitra keuangan syariah mikro yang terdaftar di Ammana entah BMT (Baitul Mal wa
Tamwil) atau KSPPS (Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah). Nantinya BMT dan KSPPS ini jadi kurator penilai
kelayanan usaha UMKM.
Sementara jika tak ingin ribet, Anda juga bisa mengajukan pinjaman langsung ke Ammana sebagai mitra peminjam.
Akan ada pembinaan dan pendampingan dari pihak Ammana terlebih dulu, sebelum calon debitur mengajukan pinjol
dan melewati serangkaian penilaian.
Tak hanya pinjol dalam bentuk uang tunai, Ammana juga menawarkan pembiayaan paylater yang memungkinkan
Anda berbelanja secara cicil tanpa kartu kredit dan tanpa bunga. Dengan cicilan syariah sesuai fatwa Islami, setidaknya
ada tiga platform yang bisa menerima pendanaan paylater Ammana yakni Bhinneka, GitLab dan LinkAja.
6. BSalam
BSalam merupakan Fintech syariah OJK Indonesia lainnya yang memiliki fokus pembiayaan cukup unik, yakni
modal kerja PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh) dan PIHK (Penyelenggara Ibadah Haji Khusus). Dengan
konsep marketplace, ketika ada pengajuan pinjaman yang sudah lolos verifikasi bisa langsung didanai banyak investor.
Nantinya jika dana dari lender yang terkumpul sudah 60-80%, maka tinggal disalurkan ke debitur.
Menggunakan akad musyarakah, proses pembiayaan di BSalam memang merupakan kerjasama usaha patungan
antara dua atau lebih pemilik modal (syarik/shahibul maal), terhadap jenis usaha (masyru) halal dan produktif. Dimana
nantinya pembagian keuntungan dibagikan secara proporsional kepada semua pihak sesuai dengan kesepakatan awal.
Jika Anda pemilik PPIU yang membutuhkan modal kerja, BSalam akan menghubungkannya dengan para investor
lewat skema pembiayaan syariah. Seperti yang Anda tahu, pengelola PPIU dan PIHK kerap membutuhkan modal
tambahan untuk pembayaran tiket maskapai dan sejumlah akomodasi sebelum para jamaah melunasi biaya
keberangkatan ibadah.
STIS Al Wafa Fikih Muamalah Kontemporer
Prodi Ekonomi Syariah
Hanya saja agar PPIU dan PIHK itu memperoleh pembiayaan dari investor yang bergabung di BSalam, harus
memenuhi sejumlah kriteria. Mulai dari legalitas dan perijinan usaha sesuai aturan yang berlaku, terdaftar sebagai
PPIU/PIHK resmi di Kemenag dan di Asosiasi Penyelenggara Umroh dan Gaji resmi.
Sama seperti pembiayaan yang ditawarkan Fintech lainnya, nantinya pengajuan pinjaman yang sudah lolos
verifikasi dari BSalam akan diletakkan di marketplace dan menanti pendana masuk. Kalau dana dari investor BSalam
sudah menyentuh 60-80% yang dibutuhkan, akan disalurkan ke debitur.
Tertarik menjadi lender atau investor di BSalam? Kita bisa bergabung di platform resmi BSalam sekarang juga.
Pendanaan bisa dimulai dari nominal Rp3 juta dan berlaku kelipatan Rp500 ribu. Sementara untuk tenor yang harus
dipahami debitur, perusahaan PPIU/PIHK harus sudah booking seat dan akomodasi 2-6 bulan sebelum jadwal
keberangkatan ibadah.
BSalam juga menetapkan biaya layanan kepada debitur sebesar 2,5% dari total pinjaman yang diterima. Tentunya
biaya layanan ini sudah sesuai dengan aturan syariat sehingga tidak termasuk riba atau hal-hal dilarang lainnya.
Sedangkan untuk pada investor, proyeksi bagi hasil pendanaan di kisaran 16-18%.
7. Amartha Syariah
Sama seperti Investree, Amartha sebelumnya dikenal sebagai Fintech P2P Lending konvensional yang sudah sangat
berpengalaman dan terpercaya. Hingga akhirnya setelah mengangkat DPS Amartha yakni Euis Amalia, Endji Sunidja dan
Sopa sesuai rekomendasi DSN-MUI, bisnis yang ada di bawah naungan PT Amartha Mikro Fintek ini resmi berjalan di
produk syariah.
Pengangkatan DPS pada Februari 2020 ini memang menjadi salah satu upaya Amartha untuk memenuhi kualitas
produk syariah mereka. Dimana nantinya DPS akan melakukan pengawasan pada akad transaksi dan operasionalisasi
Mengklaim sudah menyalurkan Rp3,61 triliun dana dengan lebih dari 670 ribu pengusaha mikro, tentu membuktikan
kualitas Amartha.
Yang unik, pendanaan di Amartha memang fokus melayani kelompok Ibu-Ibu yang adalah pengusaha mikro dan
tak punya akses kredit perbankan. Berikut tahapan kredit dalam model bisnis yang ditawarkan Amartha syariah:
• Harus membentuk kelompok Ibu-Ibu yang berdomisili berdekatan sebanyak 15-20 orang. Kelompok ini harus
mengikuti pelatihan dan membangun komitmen ’tanggung renteng’, jika ada anggota yang keuangannya bermasalah
• Pengajuan pendanaan disesuaikan dengan rencana usaha serta profil calon penerima pinjaman, yang kemudian dinilai
berdasarkan credit scoring. Jika lolos dan sesuai akad syariah dari Amartha, pengajuan pendanaan akan tampil
di marketplace Amartha dan kemudian menunggu dana terkumpul dari investor lalu dicairkan
• Selama masih dalam masa peminjaman, kelompok penerima pinjaman harus wajib ikut pertemuan kelompok
mingguan yang digelar Amartha. Dimana dalam setiap pertemuan, akan ada materi yang diberikan entah mengenai
pengelolaan keuangan, kedisiplinan dan kiat usaha sukses
8. Duha Syariah
Duha Syariah jelas jadi pilihan karena memiliki produk pembiayaan barang dan jasa Islami. Berbeda dengan Fintech
syariah OJK Indonesia lainnya, Duha Syariah punya dua produk pinjol utama yakni pembiayaan konsumtif serta umroh
dan wisata halal. Seperti apa ketentuannya? Berikut ulasannya:

• Pembiayaan konsumtif di Duha Syariah punya plafon maksimal Rp20 juta


• Pembiayaan ibadah umroh atau wisata religi di Duha Syariah punya plafon maksimal Rp30 juta
• Tenor pembiayaan konsumtif selama 3, 6, 9 dan 12 bulan. Sedangkan tenor untuk ibadah umroh dan wisata religi
selama 12, 18 serta 24 bulan
• Margin pembiayaan konsumtif (pembelian barang dan jasa) flat 2.0% per bulan. Sementara margin untuk paket
perjalanan umroh atau wisata halal yang dijual e-commerce yang bekerjasama dengan Duha Syariah, flat 1.5% per
bulan
9. Dana Syariah
Kalau Fintech syariah OJK Indonesia yang lain memberikan pendanaan untuk pelaku UKM, UMKM dan masyarakat
umum, Dana Syariah berbeda. Bisnis milik perusahaan PT Dana Syariah Indonesia ini lebih fokus membantu para
peminjam di sektor properti. Berikut jenis pembiayaan yang bisa dipilih:

• Pendanaan Pra Sarana: Calon debitur yang adalah pengembang proyek properti sudah memiliki lahan dan
memenuhi syarat. Tinggal pihak Dana Syariah akan mencarikan investor untuk dana pembangunan sarana-
prasarana
STIS Al Wafa Fikih Muamalah Kontemporer
Prodi Ekonomi Syariah
• Pembiayaan Unit Terjual: Kerjasama dan pendanaan pengadaan lahan untuk proyek properti
• Pendanaan Jual Beli Rumah: Bagi pemasar atau penjual properti yang ingin membeli unit rumah untuk dijual lagi,
bisa mengajukan pembiayaan ke Dana Syariah. Nantinya saat unit rumah berhasil dijual, debitur baru melunasi
pinjamannya

Tak heran kalau akhirnya nilai pembiayaan Dana Syariah ini mulai dari Rp1 miliar dengan jangka waktu cicilan mulai
setahun. Meskipun begitu, Dana Syariah besar kemungkinan akan mengikuti jejak Investree dan Alami yang
menyediakan produk Invoice Financing alias pembiayaan tagihan. Namun untuk saat ini, fokusnya memang kepada
pembiayaan sektor properti. Anda yang merupakan pelaku usaha sektor properti juga bisa mengajukan pembiayaan
tambahan modal kerja, terutama untuk proyek jangka pendek. Asalkan sudah memenuhi sejumlah syarat seperti WNI,
berusia minimal 17 tahun, mendaftar di Dana Syariah dan mengajukan proposal usaha atau proyek yang jadi obyek
pendanaan. Sementara itu jika Anda tertarik menjadi calon investor di Dana Syariah, besaran imbal hasil yang
ditawarkan hingga 20% per tahun dan tentunya halal. Hingga Mei 2021, Dana Syariah mencatat Tingkat Keberhasilan
mencapai 99.985% yang menjadi bukti kalau para debitur yang dilayani memang bertanggung jawab. Dari informasi
di website resmi mereka, Dana Syariah menyebutkan sudah menyalurkan total dana sebesar Rp1,41 triliun sejak berdiri.
Sementara untuk total pendanaan di tahun 2021 ini saja sebesar Rp355,56 miliar. Anda bisa memilih sendiri jenis
pendanaan yang diinformasikan di website dan aplikasi resmi Dana Syariah, sehingga lebih mudah.
10. Berkah Finteck Syariah
Ada di bawah naungan PT Berkah Finteck Syariah, unit bisnis yang sering disebut BFS ini berpusat di Surabaya, Jawa
Timur meskipun pusat kesekretariatan mereka ada di kawasan Pegangsaan, Jakarta Pusat. Sebagai Fintech syariah OJK
Indonesia yang terakhir dibahas, BFS bertindak sebagai penyelenggara produk pinjol langsung cair.

Sebagai perantara pendana dan penerima pinjaman syariah, BFS melaksanakan prosedur pembiayaan sesuai
akad murabahah, ijarah multijasa dan IMBT (Ijarah Muntahiya bit Tamlik). Sedangkan untuk perjanjian pendanaan,
menggunakan akad murabahah dan musyarakah. Direkomendasikan oleh DSN-MUI, berikut tiga produk utama BFS:
• Pinjaman konsumtif sesuai prinsip syariah dengan akad murabahah
• Pinjaman syariah online untuk pemanfaatan biaya sewa sesuai akad IMBT. Dimana perjanjiannya ditutup dengan
hibah pelimpahan kepemilikan sesuai syariat Islam
• Pinjaman untuk biaya jasa seperti biaya sekolah, biaya ibadah umroh hingga biaya rumah sakit diatur dengan
akad ijarah multijasa
Seluruh produk pembiayaan dari BFS menawarkan tenor antara 1-12 bulan. Dengan total akumulasi pembiayaan
yang sudah tersalurkan sebesar Rp426,7 miliar, BFS sudah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp259,1 miliar di 2021
saja.

Peraturan Fintech Syariah


a. Peraturan OJK Nomor 77/POJK.01/2016 tanggal 29 Desember 2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis
Teknologi Informasi.
b. Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial (PBI Tekfin).
c. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) Nomor 117/2018 tentang Layanan Pembiayaan
Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah.
DSN MUI menjelaskan Fintech Syariah merupakan penyelenggaraan layanan jasa keuangan berdasarkan prinsip
syariah yang mempertemukan atau menghubungkan pemberi pembiayaan (investor) dengan penerima pembiayaan
(peminjam) dalam rangka melakukan akad pembiayaan melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan
internet.
Kemudian fatwa MUI tersebut menyatakan kegiatan bisnis Fintech Syariah tidak boleh bertentangan dengan
prinsip Syariah, yaitu antara lain terhindar dari riba, gharar (ketidak jelasan akad), maysir (ketidak jelasan
tujuan/spekulasi), tadlis (tidak transparan), dharar (bahaya), zhulm (kerugian salah satu pihak) dan haram.
Terdapat enam jenis akad yang diperbolehkan dalam Fintech Syariah yaitu: al-bai' (jual-beli), ijarah, mudharabah,
musyarakah, wakalah bi al ujrah dan qardh.7

7
fintech-syariah-jenis-akad-dan-daftar-fintech-syariah-berizin-ojk
STIS Al Wafa Fikih Muamalah Kontemporer
Prodi Ekonomi Syariah
Manfaat Fintech Syariah
a. Membantu pelaku ekonomi yang kesulitan karena tidak memiliki akses terhadap perbankan sangat terbantu
dengan keberadaan Fintech Syariah ini. Prinsip tolong menolong seperti dalam Surah Al-Maidah ayat 5:

ِ ‫علَى ْاَلِثْ ِم َو ْالعُد َْو‬


‫ان‬ َ ‫علَى ْالبِ ِ ِّر َوالت َّ ْق ٰو ۖى َو ََل تَ َع َاونُ ْوا‬
َ ‫َوتَ َع َاونُ ْوا‬
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (perbuatan) kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”.8

b. Bebas riba. Fintech Syariah tidak terdapat unsur-unsur riba, maisir, gharar dsb. Seperti tercantum dalam surah Al-
Baqarah 278:

َ‫الر ٰب ٓوا ا ِْن ُك ْنت ُ ْم ُّمؤْ ِمنِيْن‬ َ ‫يَاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا ه‬
َ ‫ّٰللا َو َذ ُر ْوا َما بَ ِق‬
ِّ ِ َ‫ي ِمن‬
Artinya:“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum
dipungut) jika kamu orang beriman”.9

c. Menguntungkan semua pihak. Para pihak yang berakad di Fintech Syariah akan mendapatkan keuntungan secara
bersama-sama. Tak ada penzaliman di dalamnya. Karena semua dibicarakan secara sejajar.
d. Proses yang mudah. Fintech Syariah lebih bersifat sederhana dan mengandalkan teknologi sebagai sarana utama.
Sehingga dengan mudah untuk diakses kapan saja, dimana saja, serta oleh siapa saja.
e. Lebih aman. Faktor keamanan berakad di Fintech Syariah cukup terjaga. Karena semua proses di dasarkan pada
dalil-dalil agama, menggunakan Fatwa DSN MUI, serta diatur oleh OJK dan BI sebagai regulator yang mempunyai
kompetensi tentang hal itu

6. KESIMPULAN
Penggunaan Fintech Syariah memudahkan masyarakat mendapatkan layanan jasa keuangan syariah, investasi, dan
pembiayaan syariah. Pengimplementasian prinsip ekonomi islam pada Fintech Syariah mampu memberikan
kebermanfaatan bagi pihak-pihak yang saling bertransaksi. Dengan adanya akad yang jelas, pembiayaan Fintech Syariah
juga dapat membantu masyarakat memperoleh pembiayaan tanpa melanggar prinsip-prinsip syariah. Secara jangka
panjang, kehadiran Fintech Syariah juga bisa memberikan akses dan edukasi kepada masyarakat dari berbagai kalangan,
khususnya milenial yang menjadi pemain utama dalam pasar teknologi finansial di Indonesia.
Namun demikian, saat ini Fintech Syariah masih menghadapi berbagai tantangan, salah satunya yaitu rendahnya
literasi di kalangan masyarakat terkait keberadaan layanan keuangan syariah berbasis teknologi. Maka dari itu, sangat
perlu ditingkatkan kerjasama dari berbagai pihak untuk mendukung edukasi dan sosialisasi Fintech Syariah di Indonesia.

7. SARAN
Sebaiknya industri Fintech melakukan promosi lebih yang lebih baik kepada masyarakat baik itu Fintech ataupun
Fintech Syariah agar mereka memahami apa itu Fintech dan apa saja yang dapat dilakukan dengan Fintech sehingga
secara merata masyarakat dapat menggunakan Fintech dengan baik dan benar

8. DAFTAR PUSTAKA
[1]https://www.bi.go.id/id/publikasi/peraturan/Pages/pbi_191217.aspx
[2]https://doi.org/10.36778/jesya.v4i1.298.
[3]https://id.search.yahoo.com/search?fr=mcafee&t pe
[4]E211ID885G91714&p=al+maidah+ayat+5
[5]https://mui.or.id/berita/11352/ini-fatwa-terbaru-dsn mui-tentang-uang-elektronik-dan-layanan-pembiayaan-
berbasis-it/
[6]https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-278
[7]https://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=AwrPpPipEo5jyW0jbYfLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAz
EEdnRpZAMEc2VjA3BpdnM-?p=persenan+fintech+di+indonesi&fr2=piv-
web&type=E211ID885G91714&fr=mcafee#id=18&iurl=https%3A%2F%2Fstatik.tempo.co%2Fdata%2F2018%2F03
%2F21%2Fid_692407%2F692407_720.jpg&action=click

8
Alquranul Karim Al-maidah ayat 5
9
Alquranul Karim Al-baqarah ayat278
STIS Al Wafa Fikih Muamalah Kontemporer
Prodi Ekonomi Syariah
[8]https://www.ojk.go.id/id/regulasi/otoritas-jasa-keuangan/peraturan-ojk/Pages/POJK-Nomor-77-POJK.01-
2016.aspx
[9]https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awrx.4vdFY5jV.Uix6bLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzQEdnRpZAMEc2VjA3Ny/
RV=2/RE=1670284894/RO=10/RU=https%3a%2f%2fetheses.uinsgd.ac.id%2f44231%2f/RK=2/RS=EPuxBr0TkLYzDD
1.pWgy5vmiEKU-
[10]https://www.cermati.com/artikel/fintech-syariah-jenis-akad-dan-daftar-fintech-syariah-berizin-ojk
[11]https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrPrgqVFo5j9dUi8LvLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzIEdnRpZAMEc2VjA3Ny
/RV=2/RE=1670285078/RO=10/RU=https%3a%2f%2fwww.ocbcnisp.com%2fid%2farticle%2f2021%2f07%2f12%2ff
intech-adalah/RK=2/RS=vHQ5tYpPd9SdPL.S5wegcHdWqE0-
[12]https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrKGFevFo5jsSwJrDTLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzMEdnRpZAMEc2VjA3
Ny/RV=2/RE=1670285103/RO=10/RU=https%3a%2f%2fwww.finansialku.com%2ffintech-
syariah%2f/RK=2/RS=SM4f5IG17LzMJKMURhQX2S182O0-
[13]https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr1QGJ0F45j_YAeWBHLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzYEdnRpZAMEc2VjA3
Ny/RV=2/RE=1670285300/RO=10/RU=https%3a%2f%2frepository.uksw.edu%2fbitstream%2f123456789%2f2093
3%2f2%2fT1_312017135_BAB%2520II.pdf/RK=2/RS=rO5.9VtK9_wwntrY_B2lc5K6tw4-
[14]https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr1QGKqF45jBXEeaiHLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzIEdnRpZAMEc2VjA3N
y/RV=2/RE=1670285355/RO=10/RU=https%3a%2f%2fwww.jurnal.id%2fid%2fblog%2ffintech-teknologi-
keuangan%2f/RK=2/RS=g8zmZBksvrQ0PwzfJz3RIb..xkY-

Anda mungkin juga menyukai