Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PORTOFOLIO

PROSES KEPERAWATAN dan BERPIKIR KRITIS

Oleh
ADRIANUS ANDIKA
NIM. 202241014

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Program Ekstensi


STIKES St. Elisabeth Semarang
Tahun 2022 /2023
1. Berpikir Kritis dalam Keperawatan adalah
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah proses berpikir dalam keperawatan
dengan terperinci dengan benar benar mempertimbangkan baik buruknya
dalam memberikan layanan kesehatan, yaitu memberi layanan asuhan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan, bertujuan untuk
menganalisis penggunaan bahasa, perumusan masalah, penjelasan, dan
ketegasan asumsi, kuatnya bukti bukti, menilai kesimpulan, membedakan
antara yang baik dan buruknya argument, serta mencari kebenaran fakta dan
nilai dari hasil yang diyakini benar, serta tindakan yang dilakukan dalam
keperawatan.
(Deswani.(2009).Proses keperawatan dan berpikir kritis. Jakarta: Salemba
medika)
(Budiono & Budi.(2015). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: Bumi
medika.)
2. Terminology dalam Keperawatan adalah
Terminologi adalah suatu ilmu tentang istilah dan penggunaannya. Istilah
adalah kata dan gabungan kata yang digunakan dalam konteks tertentu.
Kajian terminologi antara lain mencakup pembentukan serta kaitannya istilah
dengan suatu budaya. Ahli dalam terminologi disebut dengan juru istilah dan
kadang merupakan bagian dari bidang alih bahasa
Terminologi medis adalah ilmu peristilahan medis (istilah medis) yang
merupakan sarana komunikasi antara mereka yang berkecimpung
langsung/tidak langsung di bidang asuhan/pelayanan medis/ kesehatan
(Nuryati. 2011. Terminologi Medis Pengenalan Istilah Medis. Yogyakarta :
Quantum Sinergis Media.)
(Widjono; Bahasa Indonesia, Jakarta:PT Grasindo, 2007)
3. Tahapan Proses Penyelesaian Masalah
a. Memahami masalah (understand the problem) 
b. Membuat rencana (devise a plan) 
c. Melaksanakan rencana (carry out the plan) 
d. Melihat kembali (looking back)
(Polya, G. 1980.  On Solving Mathematical Problems in High School. New
Jersey: Princeton Univercity Press.)
(Saad,N.Ghani, S& Rajendran N.S 2005. The Sources of Pedagogical
Content Knowledge (PCK) Used by Mathematics Teacher During
Instructions: A Case Study. Departement of Mathematics. Universiti
Pendidikan Sultan Idris.)
4. Tahapan yang digunakan dalam untuk membuat keputusan
a. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari
lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data
masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka
mengidentifikasikan masalah.
b. Tahap Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif
tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan
representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga
diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui
keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
c. Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantara berbagai alternatif
solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan /
dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang
akan dicapai.
d. Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah
dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif
tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.
(Simon, A. Herbert, (2004), Administrative Behavior, Perilaku
Administrasi : Suatu Studi tentang Proses Pengambilan Keputusan
dalam Organisasi Administrasi, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat, Alih
Bahasa ST. Dianjung, Bumi Aksara, Jakarta.)
5. Yang dimaksud dengan
a. Clinical Judgement / Penilaian Klinis
 merupakan penerapan informasi berdasarkan pengamatan aktual pada klien
yang dikombinasikan dengan data subjektif dan objektif yang mengarah
pada kesimpulan akhir/ analisis/ diagnosis. Dapat diartikan juga sebagai
suatu proses dimana perawat/ bidan menetapkan data-data mengenai
keadaan klien yang akan dikumpulkan, kemudian membuat interpretasi
data, dan diakhiri dengan penetapan diagnosis keperawatan/ kebidanan,
kemudian mengidentifikasi tindakan keperawatan/ kebidanan yang tepat.
Hal ini termasuk proses pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan
berfikir kritis. Maka, disimpulkan bahwa penilaian klinis merupakan bagian
dari proses berfikir kritis.
(American Psychological Association. (2006). APA presidential task force
on evidence based practice. Washington, DC: Author.)
(Anonim. (2014). Evidence based health care and systematic review.
http://community.cochrane.org/about-us/evidence-based-health-care.
Florida State University.)
b. Clinical Reasoning / Penalaran Klinis
Penalaran klinis didefinisikan sebagai sebuah kemampuan pengambilan
keputusan, pemecahan masalah, pemikirian kritis, dan penilaian klinis.
Penalaran klinis yang baik dapat membantu meningkatkan performa
pemberian asuhan keperawatan yang aman dan efektif.
(Hunter, S., Arthur, C. (2016). Nurse Education in Practice Clinical
reasoning of nursing students on clinical placement : Clinical educators ’
perceptions. Nurse Education in Practice, 18, 73–79.)
(Harmon, M. M., Thompson, C. (2015). Clinical reasoning in pre-
licensure nursing students. Teaching and Learning in Nursing, 10(2), 63–
70.)
c. Clinical Decision Making / Pengambilan Keputusan Klinis
Pengambilan keputusan klinis adalah suatu proses yang meliputi diagnosis
klinis, penilaian dan keputusan tentang apa yang harus dilakukan.
Proses pengambilan keputusan dalam praktik klinik keperawatan dipahami
sebagai serangkaian keputusan yang dibuat oleh perawat dalam interaksinya
dengan pasien mengenai jenis pengamatan yang akan dilakukan dalam
situasi yang dialami klien (pengkajian keperawatan), perumusan diagnose
keperawatan, rencana tindakan keperawatan yang harus diambil, tindakan
keperawatan yang akan diambil serta evaluasi. 
(Abdelhadi, N., Drach-Zahavy, A., & Srulovici, E. (2020). The nurse’s
experience of decision-making processes in missed nursing care: A
qualitative study. Journal of Advanced Nursing, September 2019, 1–10.
https://doi.org/10.1111/jan.14387Atthill, S., Witmer, D., Luctkar-)

Anda mungkin juga menyukai