Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Program Ekstensi
STIKES St. Elisabeth Semarang Tahun 2022 /2023 1. Berpikir Kritis dalam Keperawatan adalah Berpikir kritis dalam keperawatan adalah proses berpikir dalam keperawatan dengan terperinci dengan benar benar mempertimbangkan baik buruknya dalam memberikan layanan kesehatan, yaitu memberi layanan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan, bertujuan untuk menganalisis penggunaan bahasa, perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi, kuatnya bukti bukti, menilai kesimpulan, membedakan antara yang baik dan buruknya argument, serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar, serta tindakan yang dilakukan dalam keperawatan. (Deswani.(2009).Proses keperawatan dan berpikir kritis. Jakarta: Salemba medika) (Budiono & Budi.(2015). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: Bumi medika.) 2. Terminology dalam Keperawatan adalah Terminologi adalah suatu ilmu tentang istilah dan penggunaannya. Istilah adalah kata dan gabungan kata yang digunakan dalam konteks tertentu. Kajian terminologi antara lain mencakup pembentukan serta kaitannya istilah dengan suatu budaya. Ahli dalam terminologi disebut dengan juru istilah dan kadang merupakan bagian dari bidang alih bahasa Terminologi medis adalah ilmu peristilahan medis (istilah medis) yang merupakan sarana komunikasi antara mereka yang berkecimpung langsung/tidak langsung di bidang asuhan/pelayanan medis/ kesehatan (Nuryati. 2011. Terminologi Medis Pengenalan Istilah Medis. Yogyakarta : Quantum Sinergis Media.) (Widjono; Bahasa Indonesia, Jakarta:PT Grasindo, 2007) 3. Tahapan Proses Penyelesaian Masalah a. Memahami masalah (understand the problem) b. Membuat rencana (devise a plan) c. Melaksanakan rencana (carry out the plan) d. Melihat kembali (looking back) (Polya, G. 1980. On Solving Mathematical Problems in High School. New Jersey: Princeton Univercity Press.) (Saad,N.Ghani, S& Rajendran N.S 2005. The Sources of Pedagogical Content Knowledge (PCK) Used by Mathematics Teacher During Instructions: A Case Study. Departement of Mathematics. Universiti Pendidikan Sultan Idris.) 4. Tahapan yang digunakan dalam untuk membuat keputusan a. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace ) Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah. b. Tahap Perancangan ( Design Phace ) Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada. c. Tahap Pemilihan ( Choice Phace ) Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantara berbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai. d. Tahap Impelementasi ( Implementation Phace ) Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan. (Simon, A. Herbert, (2004), Administrative Behavior, Perilaku Administrasi : Suatu Studi tentang Proses Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Administrasi, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat, Alih Bahasa ST. Dianjung, Bumi Aksara, Jakarta.) 5. Yang dimaksud dengan a. Clinical Judgement / Penilaian Klinis merupakan penerapan informasi berdasarkan pengamatan aktual pada klien yang dikombinasikan dengan data subjektif dan objektif yang mengarah pada kesimpulan akhir/ analisis/ diagnosis. Dapat diartikan juga sebagai suatu proses dimana perawat/ bidan menetapkan data-data mengenai keadaan klien yang akan dikumpulkan, kemudian membuat interpretasi data, dan diakhiri dengan penetapan diagnosis keperawatan/ kebidanan, kemudian mengidentifikasi tindakan keperawatan/ kebidanan yang tepat. Hal ini termasuk proses pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan berfikir kritis. Maka, disimpulkan bahwa penilaian klinis merupakan bagian dari proses berfikir kritis. (American Psychological Association. (2006). APA presidential task force on evidence based practice. Washington, DC: Author.) (Anonim. (2014). Evidence based health care and systematic review. http://community.cochrane.org/about-us/evidence-based-health-care. Florida State University.) b. Clinical Reasoning / Penalaran Klinis Penalaran klinis didefinisikan sebagai sebuah kemampuan pengambilan keputusan, pemecahan masalah, pemikirian kritis, dan penilaian klinis. Penalaran klinis yang baik dapat membantu meningkatkan performa pemberian asuhan keperawatan yang aman dan efektif. (Hunter, S., Arthur, C. (2016). Nurse Education in Practice Clinical reasoning of nursing students on clinical placement : Clinical educators ’ perceptions. Nurse Education in Practice, 18, 73–79.) (Harmon, M. M., Thompson, C. (2015). Clinical reasoning in pre- licensure nursing students. Teaching and Learning in Nursing, 10(2), 63– 70.) c. Clinical Decision Making / Pengambilan Keputusan Klinis Pengambilan keputusan klinis adalah suatu proses yang meliputi diagnosis klinis, penilaian dan keputusan tentang apa yang harus dilakukan. Proses pengambilan keputusan dalam praktik klinik keperawatan dipahami sebagai serangkaian keputusan yang dibuat oleh perawat dalam interaksinya dengan pasien mengenai jenis pengamatan yang akan dilakukan dalam situasi yang dialami klien (pengkajian keperawatan), perumusan diagnose keperawatan, rencana tindakan keperawatan yang harus diambil, tindakan keperawatan yang akan diambil serta evaluasi. (Abdelhadi, N., Drach-Zahavy, A., & Srulovici, E. (2020). The nurse’s experience of decision-making processes in missed nursing care: A qualitative study. Journal of Advanced Nursing, September 2019, 1–10. https://doi.org/10.1111/jan.14387Atthill, S., Witmer, D., Luctkar-)
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti