Anda di halaman 1dari 14

1 2

Pengertian Peran
Definisi peran menurut Kamus Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Dan
Kebudayaan (1997) adalah seperangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
memiliki kedudukan di masyarakat.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (1990) mendefinisikan peranan sebagai : Suatu
konsep perihal apa-apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai suatu
organisasi. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi/tempat seseorang
dalam masyarakat.

Fungsi Pekerja Sosial


Heru Sokoco (1995:22-27) menjelaskan fungsi dan peran pekerja sosial sebagai berikut :
Fungsi-fungsi Pekerjaan Sosial
a. Membantu orang meningkatkan dan menggunakan kemampuannya secara efektif untuk
melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan memecahkan masalah-masalah sosial yang mereka
alami.
b. Mengkaitkan orang dengan sistem-sistem sumber
c. Memberikan fasilitas interaksi dengan sistem-sistem sumber
d. Mempengaruhi kebijakan sosial
e. Memeratakan atau menyalurkan sumber-sumber material.
Peranan Pekerjaan Sosial
a. Sebagai pemercepat perubahan (enabler)
Sebagai enabler, seorang pekerja sosial membantu individu-individu, kelompok-kelompok dan
masyarakat dalam mengakses Sistem sumber yang ada, mengidentifikasi masalah dan
Pengertian Pekerja sosial
mengembangkan kapasitasnya agar dapat mengatasi masalah untuk pemenuhan kebutuhannya.
Pengertian pekerjaan sosial yang dikemukakan oleh Charles Zastrow (1982), yang dikutip
b. Peran sebagai perantara (broker)
oleh Dwi Heru Sukoco (1995:7) sebagai berikut:
Peran sebagai perantara yaitu menghubungkan individu-individu, kelompok-kelompok dan
"Pekerjaan sosial merupakan kegiatan profesional untuk membantu individu-individu,
masyarakat dengan lembaga pemberi pelayanan masyarakat dalam hal ini; Dinas Sosial dan
kelompok-kelompok dan masyarakat guna meningkatkan atau memperbaiki kemampuan mereka
Pemberdayaan Masyarakat, serta Pemerintah, agar dapat memberikan pelayanan kepada individu-
dalam berfungsi sosial serta menciptakan kondisi masyarakat yang memungkinkan mereka
individu, kelompok-kelompok dan masyarakat yang membutuhkan bantuan atau layanan
mencapai tujuan".
masyarakat.
dari pengertian di atas, maka seorang pekerja sosial harus bisa menciptakan kondisi
c. Pendidik (educator)
masyarakat yang baik dan teratur dalam menjaga setiap keberfungsian elemennya yang menjadi
Dalam menjalankan peran sebagai pendidik, community worker diharapkan mempunyai
para pemeran berbagai peran yang ada di dalam masyarakat. menciptakan kondisi masyarakat
kemampuan menyampaikan informasi dengan baik dan benar serta mudah diterima oleh individu-
yang kondusif dengan relasi-relasi yang ada didalamnya untuk bisa memberikan keterikatan di
individu, kelompok-kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran perubahan.
antara para pemegang peran tersebut.
d. Tenaga ahli (expert)
3 4

Dalam kaitannya sebagai tenaga ahli, pekerja sosial dapat memberikan masukan, saran, dan dilakukan dengan peningkatan kesadaran, memberikan informasi, mengkonfrontasikan,
dukungan informasi dalam berbagai area (individu-individu, kelompok-kelompok dan melakukan pelatihan bagi individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat.
masyarakat). c. Peranan-peranan Representasional
e. Perencana sosial (social planner) Pekerja sosial melakukan interaksi dengan badan-badan di masyarakat yang bertujuan bagi
Seorang perencana sosial mengumpulkan data mengenai masalah sosial yang dihadapi individu- kepentingan individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat. Peranan ini dilakukan,
individu, kelompok-kelompok dan masyarakat, menganalisa dan menyajikan alternative tindakan antara lain dengan : mendapatkan sumber-sumber dari luar tetapi dengan berbagai pertimbangan
yang rasional dalam mengakses Sistem sumber yang ada untuk mengatasi masalah pemenuhan yang matang, seperti bantuan modal usaha, pelatihan pengembangan potensi dan
kebutuhan individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat. produktivitas dari berbagai donator. Melakukan advokasi untuk membela kepentingan-
f. Fasilitator kepentingan individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat seperti mendukung upaya
Pekerja sosial sebagai fasilitator, dalam peran ini berkaitan dengan menstimulasi atau implementasi program dan berupaya merealisasikan program tersebut. Memanfaatkan Media
mendukung pengembangan masyarakat. Peran ini dilakukan untuk mempermudah proses Masa untuk memperkenalkan hasil produksi. Selain itu juga bertujuan menerima dukungan dari
perubahan individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat, menjadi katalis untuk pihak lain yang lebih luas; membuka jaringan kerja, dengan mengembangkan relasi dengan
bertindak dan menolong sepanjang proses pengembangan dengan menyediakan waktu, pemikiran berbagai pihak, kelompok dan berupaya mendorong mereka untuk turut serta dalam upaya
dan sarana-sarana yang dibutuhkan dalam proses tersebut. pengembangan potensi, seperti pemerintah, pengusaha, dan masyarakat’ selain itu pula, pekerja
sosial berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan stakeholder.
Menurut Jim Ife,2002, peran pekerja sosial antara lain: d. Peranan Teknis
a. Peranan Fasilitatif Di sini pekerja sosial melakukan pengumpulan dan analisis data, kemampuan menggunakan
Peranan praktek yang dikelompokan ke dalam peranan fasilitatif merupakan peranan yang komputer, kemampuan melakukan presentasi secara verbal maupun tertulis, manajemen serta
dicurahkan untuk membangkitkan semangat atau memberi dorongan kepada individu-individu, melakukan pengendalian finansial, dan melakukan need assessment terhadap pengembangan
kelompok-kelompok dan masyarakat untuk menggunakan potensi dan sumber yang dimiliki untuk potensi individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat. Peran-peran ini dapat
meningkatkan produktivitas dan pengelolaan usaha secara efisien. Melakukan mediasi dan dilakukan pekerja sosial bersama individu-individu, kelompok-kelompok dan
negosiasi, yaitu pekerja sosial memerankan diri sebagai mediator dalam pemanfaatan lahan dengan masyarakat melakukan mendapatkan informasi dan data yang dapat digunakan baik untuk
pihak lain untuk memperluas aktivitas kerjasama dengan menguntungkan pihak-pihak yang mengundang perhatian dari stakeholders untuk mengembangkan potensi tetapi juga membantu
terlibat. Memberikan support/dukungan, yaitu memberikan dukungan untuk memperkuat, mempromosikan.
mengakui dan menghargai nilai yang dimiliki oleh individu-individu, kelompok-kelompok dan Dengan demikian, pekerjaan sosial memiliki peran yang sangat penting dalam
masyarakat, menghargai kontribusi dan kerja mereka. Dukungan ini dapat bersifat formal dan pengembangan potensi individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat.
informal. Membangun consensus dengan sesama pihak untuk melakukan kerjasama dalam rangka
pengembangan potensi individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat.
Memfasilitasi individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan
produktivitas dan pemasaran hasil produksi. Menurut Dorang Luhpuri dkk (2000) adalah :
b. Peranan Educational a. Fasilitator
Pekerja sosial memainkan peranan dalam penentuan agenda, sehingga tidak hanya membantu Merupakan peranan yang bertujuan untuk mempermudah upaya pencapaian tujuan sehat
pelaksanaan proses peningkatan peningkatan produktivitas akan tetapi lebih berperan aktif dalam dengan cara menyediakan atau memberikan kesempatan dan fasilitas yang diperlukan klien untuk
memberikan masukan dalam rangka peningkatan pengetahuan, keterampilan serta pengalaman mengatasi masalahnya, memenuhi kebutuhannya, dan mengembangkan potensi yang dimilikinya
bagi individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat. Peran pendidikan ini dapat dengan cara:
1) mendampingi klien dalam setiap tindakan
5 6

2) memberikan dukungan emosional yang diperlukan klien agar klien merasa diperhatikan dan sosial medis sebagai Enabler yaitu memberikan bimbingan kepada pasien yang didampingi dengan
terpenuhi kebutuhan emosionalnya cara memberi motivasi atau dorongan semangat agar pasien lebih bisa menerima kondisi yang
3) berupaya membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya sedang dialaminya. Hal ini bertujuan untuk menjaga kondisi psikologis dari pasien agar tetap
b. Mediator stabil. Masalah-masalah yang timbul pada diri pasien akan mengakibatkan kondisi psikologisnya
Memberikan layanan mediasi jika klien mengalami konflik dengan pihak lain atau orang labil. Maka dengan pemberian motivasi atau arahan-arahan positif dari pekerja sosial medis sangat
lain agar dicapai kesesuaian antara tujuan dan kesejahteraan diantara kedua belah pihak. dibutuhkan oleh pasien. Peran dari pekerja sosial medis sangat dibutuhkan untuk proses
c. Advokator penyembuhan pasien. Pasien penderita kanker ini sangat sensitif dengan kondisi yang dideritanya,
Memberikan layanan pembelaan bagi klien yang berada dalam posisi yang dirugikan sehingga sehingga dorongan semangat dari orang lain sangat dibutuhkan untuk dapat mengontrol emosional
memperoleh haknya kembali. pasien agar tidak mempunyai pemikiran-pemikiran yang negatif mengenai dirinya yang dapat
d. Liason berdampak buruk pada kondisi psikologisnya. Dengan adanya peran dari pekerja sosial medis
Memberikan informasi yang diperlukan keluarga mengenai kondisi klien dan kondisi maka dapat membantu membangkitkan semangat pasien untuk bangkit dan bisa melawan penyakit
lembaga agar dapat memberikan pertimbangan yang tepat dalam menentukan tindakan demi yang dideritanya, dengan dorongan semangat yang terus diberikan oleh pekerja sosial medis
kepentingan klien. selama proses penyembuhan pada pasien. konsep peran pekerja sosial medis oleh dijelaskan Huda
e. Konselor (2009) bahwa pekerja sosial medis berperan sebagai enabler yaitu membantu klien memenuhi
Memberikan pelayanan konsultasi kepada klien yang ingin mengungkapkan permasalahannya. kebutuhannya, identifikasi masalah kemudian mengeksplorasi solusi-solusi strategis, memilih dan
Pekerja sosial harus menyadari permasalahannya serta melihat potensi dan kekuatan yang dimiliki menerapkan strategi, dan mengembangkan kapasitasnya sehingga massalahnya dapat teratasi
klien. Ia juga harus memberikan alternatif-alternatif pemecahan masalah. dengan efektif. 2. Broker Peran pekerja sosial medis menjadi sangat penting adanya karena selain
f. Penghubung sebagai pembimbing untuk memberi motivasi kepada pasien, pekerja sosial medis juga berperan
Merupakan peranan yang menghubungkan antara klien dengan keluarga, antara klien sebagai penghubung (Broker) atau menjadi jembatan antara pihak pasien dengan tim medis dan
dengan lembaga terkait, maupun penghubung antara klien dengan sumber lain yang dapat juga anatara pihak pasien dengan keluarga pasien. Konsep peran pekerja sosial medis oleh Huda
membantu dalam usaha pemecahan masalah klien. Selain itu, harus memberikan informasi – (2009) bahwa pekerja sosial medis berperan sebagai broker yaitu sebagai pialang sosial yang
informasi yang diperlukan oleh keluarga tentang kondisi klien pekerja sosial harus mampu menghubungkan klien dengan sistem sumber yang dibutuhkan. Hal ini tentu sangat bermanfaat
memberikan informasi tentang kondisi keluarga demi kepentingan klien. untuk menciptakan suatu keselarasan keinginan dan menciptakan komunikasi yang baik antara
g. Pembimbing Sosial Kelompok keduanya dengan tujuan untuk memperoleh tingkat kepuasan dari pelayanan yang diberikan dan
Memberikan intervensi pada sejumlah klien yang berkumpul dan berbagi berbagai isu juga kepada penerima layanan dalam hal ini pasien. Selain menjembatani antara pasien dengan
(topik yang mereka minati) melalui pertemuan yang teratur dan kegiatan yang dirancang untuk tim medis pekerja sosial medis disini juga berperan sebagai penghubung anatara pasien dengan
mencapai tujuan yang telah disusun bersama. keluarganya dalam menciptakan suatu keharmonisan dalam keluarga pasien. Seperti yang
dijelaskan dalam pernyataan diatas bahwa sering terjadi suatu hubungan yang kurang harmonis
antara pasien dengan keluarganya. Hal ini disebabkan oleh beberapa pokok permasalahan yang
terjadi didalamnya misalkan mulai dari masalah perbedaan pemikiran sampai pada masalah sosial
Pekerja sosial medis sebagai suatu profesi berperan memberikan pemahaman, dorongan
ekonomi yang memang sering rentan terjadi sehingga menimbulkan ketidak harmonisan dalam
dan dukungan kepada pasien yang sedang mengalami proses penyembuhan dengan memposisikan
keluarga. Efek yang ditimbulkan dari masalah tersebut yaitu terjadi kurangnya perhatian dari
dirinya sebagai sahabat bagi pasien serta memberikan dorongan agar pasien dapat kembali ke
keluargannya pada saat pasien menderita penyakit yang dapat menyebabkan pasien diterlantarkan.
masyarakat tanpa adanya perasaan rendah diri.
Maka pekerja sosial medis disini berperan untuk mengembalikan keharmonisan yang pernah
Beberapa peran yang dilakukan oleh pekerja sosial medis di Rumah Skait Dr. Soetomo terjalin dalam keluarga pasien dengan cara memberi masukan-masukan, pengertian atau motivasi
Surabaya dalam melakukan pelayanan kepada pasien adalah sebagai : 1. Enabler Peran pekerja baik kepada pasien maupun keluarganya sehingga timbul penerimaan antara keduanya dan
7 8

kembali harmonis seperti sebelumnya. 3. Advokad Pekerja sosial medis berperan sebagai advokat 5. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 86);
yaitu melakukan tugasnya dengan membantu pasien untuk memenuhi kebutuhannya atau hak-hak
6. Peraturan Menteri Sosial Nomor 03 Tahun 2015 tentang Sertifikasi Pekerja Sosial Profesional
pasien dengan cara berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Dalam melakukan perannya pekerja (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 379);
7. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
sosial medis tidak serta merta memberikan kebutuhkan pasien, akan tetapi terlebih dahulu
Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1845);
dilakukan observasi kelayakan dengan cara pekerja sosial medis terlebih dahulu melihat keadaan
Pengertian dalam Permensos Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Standar Kompetensi Pekerja Sosial
sosial ekonomi dari klien tersebut pada saat melakukan home care pertama kali bersama tim medis.
dari situlah dapat diambil kesimpulan pantas atau tidak pasien tersebut mendapatkan hak bantuan 1. Standar Kompetensi Pekerja Sosial adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pekerja sosial
berdasarkan pada pengetahuan, keterampilan, sikap profesional pekerjaan sosial yang disyaratkan
yang dibutuhkan. Huda (2009) menjelaskan tentang peran pekerja sosial medis sebagai Advokad untuk melaksanakan praktik pekerjaan sosial.
yaitu pekerja sosial berperan membela kepentingan klien agar hak-hak yang semestinya dimiliki 2. Pekerja Sosial Profesional yang selanjutnya disebut Pekerja Sosial adalah seseorang yang bekerja,
baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang memiliki kompetensi dan profesi pekerjaan
dapat terpenuhi. Maka untuk selanjutnya pekerja sosial medis mencari solusi dan berkoordinasi sosial, dan kepedulian dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan,
baik dengan pihak Rumah Sakit maupun dengan pihak-pihak terkait di luar Rumah Sakit. Pekerja dan/atau pengalaman praktik pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugas pelayanan dan
penanganan masalah sosial.
sosial medis berperan sebagai Advokad untuk kebutuhan pasien termasuk salah satunya dalam hal 3. Pekerja Sosial Generalis adalah Pekerja Sosial yang memiliki latar belakang Diploma IV/Strata 1
mencari dana dari luar Rumah Sakit untuk membeli alat-alat yang dibutuhkan pasien. pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial serta memiliki kualifikasi dalam melakukan intervensi untuk
membantu dalam memecahkan masalah sosial yang bersifat umum, memberdayakan dan
mendorong perubahan, serta menganalisis kebijakan.
Pekerja Sosial sekarang dilengkapi dengan Kompetensi. Standar Kompetensinya pun disediakan 4. Pekerja Sosial Spesialis adalah Pekerja Sosial yang memiliki latar belakang pendidikan Spesialis
dan disiapkan oleh Pemerintah. Untuk apa? agar permasalahan-permasalahan sosial dapat 1/Strata 2 pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial serta memiliki kualifikasi keahlian khusus dalam
terselesaikan dengan baik. Berikut tentang Permensos 12 Tahun 2017 Tentang Standar memecahkan masalah sosial yang bersifat spesifik dan mampu mengembangkan pengetahuan,
Kompetensi Pekerja Sosial. teknik, serta metode yang inovatif dan teruji dalam praktik pekerjaan sosial.
Permensos 12 Tahun 2017 Tentang Standar Kompetensi Pekerja Sosial disertai dengan Lampiran Standar Kompetensi Pekerja Sosial ditujukan sebagai acuan bagi Pekerja Sosial dalam
Permensos Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Standar Kompetensi Pekerja Sosial yang berisi tentang melaksanakan praktik pekerjaan sosial dan/atau bagi lembaga sertifikasi untuk menguji
Standar Kompetensi Pekerja Sosial. Permensos Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Standar kompetensi Pekerja Sosial.
Kompetensi Pekerja Sosial diundangkan dalam Berita Negara Tahun 2017 pada tanggal 11 Juli
2017 setelah sehari sebelumnya ditandatangani oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa Tugas dan Fungsi Pekerja Sosial
pada 10 Juli 2017.
Pekerja Sosial dibantu oleh asisten Pekerja Sosial memiliki tugas dan fungsi:
Permensos 12 Tahun 2017 Tentang Standar Kompetensi Pekerja Sosial terbit untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 4 ayat (3) Peraturan Menteri Sosial Nomor 03 Tahun 2015 tentang Sertifikasi Tugas Pekerja Sosial
Pekerja Sosial Profesional, maka diperlukan untuk menetapkan Peraturan Menteri Sosial tentang
Standar Kompetensi Pekerja Sosial. 1. Memecahkan Masalah
1. membantu orang memecahkan masalah;
Landasan Hukum Permensos Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Standar Kompetensi Pekerja Sosial 2. memberikan pelayanan sosial;
3. mengembangkan rencana penanganan kasus;
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik 4. melaksanakan penanganan kasus individu dan keluarga, kelompok, serta komunitas; dan
Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967); 5. melakukan pengembangan kompetensi profesional pekerjaan sosial.
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 2. Memberdayakan dan Sebagai Agen Perubahan
Nomor 5235); 1. mengembangkan sistem jaringan pemberian pelayanan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial 2. mengembangkan program;
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara 3. mengembangkan pendidikan dan pelatihan;
Republik Indonesia Nomor 5294); Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2013 tentang 4. melakukan pemeliharaan dan pengembangan organisasi; dan
Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir Miskin Melalui Pendekatan Wilayah (Lembaran Negara 5. memberikan pelayanan perlindungan.
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5449); 3. Melakukan Analisis Kebijakan Sosial, berupa penelitian dan/atau analisis kebijakan sosial.
4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran
NegaraRepublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); Fungsi Pekerja Sosial
9 10

1. Preventif Standar kompetensi Pekerja Sosial harus memiliki pengetahuan, keterampilan umum,
merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membantu orang mencegah, mengurangi, keterampilan khusus, dan sikap.
dan menghilangkan terjadinya ketidakberfungsian sosial.
ADVERTISEMENT
2. KuratifReahabilitatif
merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membantu orang memperbaiki, Dibawah ini Standar Kompetensi Pekerja Sosial sesuai Lampiran Permensos 12 Tahun 2017
menyembuhkan, dan memulihkan keberfungsian sosial. Tentang Standar Kompetensi Pekerja Sosial:

3. Pengembagnan Asisten Pekerja Sosial


merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membantu orang meningkatkan
keberfungsian sosial. 1. Pengetahuan
a. menguasai konsep dasar pekerjaan sosial, konsep tentang manusia sebagai makhluk multidimensi,
Kompetensi Pekerja Sosial serta interaksi manusia dengan lingkungan sosialnya;
b. menguasai pengetahuan tentang perilaku manusia di dalam lingkungan sosial konteks Indonesia;
Kompetensi Pekerja Sosial meliputi: c. menguasai prinsip umum, nilai dasar dan etika dalam pelayanan sosial;
d. menguasai prinsip umum penyelenggaraan pelayanan sosial dalam mengatasi masalah sosial;
1. Pengetahuan e. menguasai prinsip pengelolaan pelayanan sosial; dan
merupakan pengetahuan yang dibangun dari konsep ilmu perilaku dan ilmu sosial dan f. menguasai dasar assesmen.
dikembangkan melalui penelitian dan praktik.
2. Keterampilan Umum
2. Keterampilan a. menerapkan pemikiran logis dalam melaksanakan tugas pelayanan sosial, serta sesuai dengan
merupakan keterampilan yang harus dimiliki Pekerja Sosial dalam melaksanakan praktik standar kompetensi kerja bidang pelayanan sosial;
pekerjaan sosial, yang didasarkan pada pengetahuan serta nilai dasar, prinsip umum, dan kode etik b. menelaah dan memahami masalah yang sedang ditangani dengan memperhatikan nilai dan etika
profesi pekerjaan sosial. Keterampilan Pekerja Sosial terdiri atas keterampilan umum dan dalam pelayanan sosial dalam;
keterampilan khusus. c. membuat pencatatan hasil penelahaan terhadap masalah yang ditangani secara sistematis;
d. memberikan informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dalam pelaksanaan
3. Sikap intervensi;
merupakan sikap yang dibangun dari nilai dasar, prinsip umum, serta kode etik Pekerja Sosial. e. mengevaluasi dan bertanggung jawab atas hasil kerja sendiri dan mampu mengelola pembelajaran
secara terbimbing; dan
Kompetensi Pekerja Sosial berlaku untuk: f. mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data hasil kerja
sendiri.
1. Asisten Pekerja Sosial
Kompetensi asisten Pekerja Sosial diperoleh melalui pendidikan formal dan pengalaman praktik 3. Keterampilan Khusus
di bidang pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial yang diakui secara resmi oleh Pemerintah, dan a. mampu mengadakan kontak dengan klien dan lingkungan sosialnya sesuai standar pelayanan;
melaksanakan tugas dibawah bimbingan, pengawasan, dan tanggung jawab Pekerja Sosial. b. mampu melakukan seleksi dan menetapkan klien sesuai standar pelayanan dibawah penugasan
pekerja sosial;
2. Pekerja Sosial Generalis
c. mampu melakukan identifikasi masalah dan kebutuhan klien sesuai standar pelayanan dibawah
Kompetensi Pekerja Sosial Generalis diperoleh melalui pendidikan formal dan pengalaman praktik
penugasan pekerja sosial;
di bidang pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial yang diakui secara resmi oleh Pemerintah, dan
d. mampu melakukan pencatatan dan membuat laporan hasil pengumpulan data baik melalui
melaksanakan tugas secara profesional.
wawancara maupun observasi sesuai standar lembaga, dengan penugasan Pekerja Sosial;
3. Pekerja Sosial Spesialis e. mampu melakukan intervensi untuk penanganan kasus umum dan sederhana atau penanganan
Kompetensi Pekerja Sosial Spesialis diperoleh melalui pendidikan formal, pelatihan, dan/atau kasus dari aspek tertentu yang terbatas sesuai penugasan Pekerja Sosial; dan
pengalaman praktik di bidang pelayanan sosial yang diakui secara resmi oleh Pemerintah dan f. mampu membuat laporan studi kasus dan mengambil bagian dalam pelaksanaan konferensi kasus
melaksanakan tugas secara profesional. dibawah penugasan Pekerja Sosial.
Kompetensi Pekerja Sosial Spesialis dalam praktik Pekerja Sosial meliputi praktik Pekerja Sosial,
4. Sikap
diantaranya:
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;
a. Anak
b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam melakukan praktik pekerjaan sosial berdasarkan
b. Kemiskianan
agama, moral, dan etika, serta nilai dasar, prinsip umum dan kode etik profesi pekerjaan sosial;
c. Bencana
c. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
d. Disabilitas
kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;
e. Narkotika
d. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa
f. Medis
tanggung jawab pada negara dan bangsa;
Standar Kompetensi Pekerja Sosial
11 12

e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau 4. Sikap
temuan orisinal orang lain; a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;
f. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam melakukan praktik pekerjaan sosial berdasarkan
g. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; agama, moral, dan etika, serta nilai dasar, prinsip umum dan kode etik profesi pekerjaan sosial;
h. menginternalisasi nilai dasar, prinsip umum dan kode etik profesi pekerjaan sosial; c. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
i. menunjukkan sikap bertanggung jawab di dalam praktik pekerjaan sosial secara mandiri; dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;
j. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan di dalam praktik d. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa
pekerjaan sosial. tanggung jawab pada negara dan bangsa;
e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau
Pekerja Sosial Generalis temuan orisinal orang lain;
f. bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan
1. Pengetahuan lingkungan;taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
a. menguasai konsep teoritis pekerjaan sosial, teori tentang manusia sebagai makhluk multidimensi, g. menginternalisasi nilai dasar, prinsip umum dan kode etik profesi pekerjaan sosial;
teori lingkungan sosial, serta teori interaksi manusia dengan lingkungan sosialnya. h. menunjukkan sikap bertanggung jawab di dalam praktik pekerjaan sosial secara mandiri; dan
b. menguasai pengetahuan tentang perilaku manusia di dalam lingkungan sosial konteks Indonesia; i. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan di dalam praktik
c. menguasai prinsip, nilai dan etika pekerjaan sosial; pekerjaan sosial.
d. menguasai metode praktik pekerjaan sosial dalam penanganan masalah sosial;
e. menguasai karakteristik klien dan bidang pelayanan pekerjaan sosial;
f. menguasai bentuk kebijakan kesejahteraan sosial di Indonesia;
g. menguasai fungsi manajemen organisasi pelayanan sosial; dan
h. menguasai metode penelitian pekerjaan sosial untuk penyusunan program intervensi praktik
pekerjaan sosial. Pekerja Sosial Spesialis
A. Kompetensi Pekerja Sosial Spesialis Anak
2. Keterampilan Umum
a. menerapkan pemikiran logis, kritis, inovatif, bermutu, dan terukur dalam melakukanpraktik 1. Pengetahuan
pekerjaan sosial, serta sesuai dengan standar kompetensi kerja bidang pekerjaan sosial; a. teori dan praktik pekerjaan sosial mengenai anak, masa kanak-kanak dan perkembangan anak yang
b. menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur dalam intervensi pekerjaan sosial; merupakan sintesis dari teori sosiologi, psikologi, antropologi, serta perspektif mengenai hak- hak
c. mengkaji kasus penerapan metode dan teknik pekerjaan sosial yang memperhatikan nilai dan etika anak;
pekerjaan sosial dalam rangka menghasilkan model praktik pekerjaan sosial; b. aplikasi pendekatan, teknik pekerjaan sosial tingkat lanjut dan proses pertolongan pekerjaan sosial
d. menyusun hasil kajian empirik ilmu pekerjaan sosial; untuk melaksanakan asesmen dan intervensi pertolongan terhadap anak, keluarga dan
e. mengambil keputusan secara tepat berdasarkan prosedur dan standar pekerjaan sosial; komunitas/masyarakat serta advokasi kebijakan;
f. memelihara dan mengembangkan jejaring kerja dan hasil kerja sama di dalam lembaga maupun di c. pengelolaan sumber daya di lingkungan sosial anak, komunitas/masyarakat pemerintah atau
luar lembaga; masyarakat intervensi pekerjaan sosial pada masalah- masalah anak dan keluarga;
g. mengevaluasi dan bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan mampu mengelola d. aplikasi prinsip, nilai dan etika pekerjaan sosial untuk bekerja dengan anak,
pembelajaran secara mandiri; dan keluarga,komunitas/masyarakat serta pihak-pihak terkait;
h. mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin e. pengembangan intervensi pekerjaan sosial bagi anak, keluarga, komunitas/ masyarakat dan
akuntabilitas praktik pekerjaan sosial. kebijakan kesejahteraan anak, perlindungan anak dan pengasuhan anak; dan
f. evaluasi intervensi bagi anak, keluarga, komunitas/masyarakat dan analisis kebijakan
3. Keterampilan Khusus
kesejahteraan anak, perlindungan anak dan pengasuhan anak.
a. melakukan kontak pendahuluan dengan manusia dan lingkungan sosialnya;
b. melakukan asesmen pekerjaan sosial dengan cara mengkaji keterkaitan antara perilaku manusia 2. Keterampilan Umum
dengan lingkungan sosialnya; a. bekerja di bidang spesialisasi pekerjaan sosial dengan anak, serta memiliki kompetensi kerja yang
c. memilih dan mengaplikasikan konsep teoritis pekerjaan sosial sesuai dengan karakteristik klien setara dengan standar kompetensi spesialisasi pekerjaan sosial yang berlaku secara
baik individu, keluarga, kelompok, dan komunitas; nasional/internasional;
d. menerapkan prinsip, nilai dan etika pekerjaan sosial; b. membuat keputusan yang independen dalam menjalankan spesialisasi pekerjaan sosial dengan
e. mengidentifikasi dan menawarkan alternatif pelayanan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, kreatif, dan komprehensif;
klien; c. menyusun laporan hasil studi berupa tesis yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah profesi pekerjaan
f. menerapkan metode dan teknik pekerjaan sosial; sosial yang terakreditasi, berdasarkan metoda dan kode etik profesi yang diakui oleh asosiasi
g. merancang dan melakukan penanganan masalah sosial sesuai dengan tahapan intervensi pekerjaan profesi pada tingkat regional atau internasional;
sosial; d. mengomunikasikan hasil kajian, kritik, apresiasi, argumen, atau karya inovasi yang bermanfaat
h. melakukan kajian empirik bentuk kebijakan kesejahteraan sosial di Indonesia; bagi pengembangan praktik pekerjaan sosial dengan anak, yang dapat dipertanggungjawabkan
i. melaksanakan fungsi manajemen organisasi pelayanan sosial pada level operasional; dan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat umum melalui berbagai bentuk
j. melakukan penelitian pekerjaan sosial untuk penyusunan program intervensi praktik pekerjaan media;melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam
sosial.
13 14

melaksanakan praktik pekerjaan sosial dengan anak baik oleh diri sendiri, sejawat, dan/atau sistem j. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.
institusi;
e. meningkatkan keahlian spesialisasi pada bidang pekerjaan sosial dengan anak, melalui pelatihan B. Kompetensi Pekerja Sosial Spesialis Kemiskinan
dan pengalaman kerja dengan mempertimbangkan kemutakhiran bidang profesi di tingkat
nasional, regional, dan internasional; 1. Pengetahuan
f. meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan program strategis intervensi pekerjaan a. konsep dan konteks praktik pekerjaan sosial dengan kemiskinan;
sosial bagi anak, keluarga, komunitas/masyarakat dan advokasi kebijakan. b. teori sosialisme, kapitalisme, struktural fungsional, relasional, dan budaya dalam perspektif
g. mampu memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah baik pada bidang pekerjaan sosial, pekerjaan sosial dengan kemiskinan;
maupun masalah yang lebih luas dari bidang pekerjaan sosial; c. aplikasi metode, dan proses intervensi pada praktik pekerjaan sosial dengan kemiskinan;
h. bekerja sama dengan profesional lain dalam menyelesaikan masalah yang kompleks dalam bidang d. pengelolaan sumberdaya untuk mengatasi masalah kemiskinan;
pekerjaan sosial dengan anak. e. menguasai program perlindungan sosial dan kebijakan sosial dalam mengatasi masalah
i. mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesional yang terkait kemiskinan;
dengan penanganan masalah kesejahteraan anak, perlindungan anak, pengasuhan anak serta f. aplikasi prinsip, nilai dan etika pekerjaan sosial dalam mengatasi masalah kemiskinan;
dengan klien; g. peran pekerja sosial dalam mengatasi masalah kemiskinan;
j. bertanggung jawab atas praktik pekerjaan sosial dengan anak sesuai dengan kode etik pekerjaan h. pengembangan disain intervensi pekerjaan sosial dalam mengatasi masalah kemiskinan; dan
sosial; i. disain evaluasi praktik pekerjaan sosial dalam mengatasi masalah kemiskinan.
k. meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri dan tim yang berada di bawah tanggung
jawabnya;berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan nasional dalam rangka 2. Keterampilan Umum
peningkatan mutu pendidikan spesialisasi atau pengembangan kebijakan nasional pada bidang a. bekerja di bidang spesialisasi pekerjaan sosial dengan kemiskinan, serta memiliki kompetensi
pekerjaan sosial dengan anak; dan kerja minimal setara dengan standar kompetensi spesialisasi praktik pekerjaan sosial dengan
l. mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan kemiskinan yang berlaku secara nasional/ internasional;
informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja spesialisasi pekerjaan sosial dengan anak. b. membuat keputusan yang independen dalam menjalankan spesialisasi praktik pekerjaan sosial
dengan kemiskinan berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, kreatif, dan komprehensif;
3. Keterampilan Khusus c. menyusun laporan hasil studi berupa tesis yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah yang
a. merancang dan mengembangkan praktik pekerjaan sosial bagi anak, keluarga, terakreditasi, atau menghasikan disain praktik pekerjaan sosial dengan kemiskinan beserta
komunitas/masyarakat dan advokasi kebijakan dalam sistem kesejahteraan anak, perlindungan deskripsinya berdasarkan metoda atau kaidah desain dan kode etik profesi yang diakui oleh
anak, dan pengasuhan anak secara mandiri dan kelompok serta memenuhi kaidah dan syarat masyarakat profesi pada tingkat nasional/ internasional;
praktik pekerjaan sosial bagi anak dan keluarga; d. mengomunikasikan hasil kajian, kritik, apresiasi, argumen, atau karya inovasi yang bermanfaat
b. menyusun alternatif solusi rancangan praktik pekerjaan sosial bagi anak, keluarga, bagi pengembangan praktik pekerjaan sosial dengan kemiskinan, yang dapat
komunitas/masyarakat dan membuat keputusan terhadap berbagai pilihan sesuai dengan dipertanggungjawabkan secara ilmiah maupun etika profesi, kepada masyarakat umum melalui
kebutuhan anak dan keluarga; berbagai bentuk media;
c. menyusun dokumen praktik pekerjaan sosial bagi anak, keluarga, komunitas/masyarakat yang e. melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam
meliputi dokumen asesmen, dokumen rencana intervensi, dokumen pelaksanaan intervensi serta melaksanakan praktik pekerjaan sosial dengan kemiskinan, baik oleh dirinya sendiri, sejawat,
dokumen evaluasi dan terminasi; dan/atau sistem institusi;
d. bekerjasama dengan klien dan disiplin ilmu lain dalam proses asesmen, perencanaan intervensi, f. meningkatkan keahlian spesialisasi pada bidang pekerjaan sosial dengan kemiskinan melalui
pelaksanaan intervensi, evaluasi dan terminasi dalam praktik pekerjaan sosial dengan anak; dan pelatihan dan pengalaman kerja dengan mempertimbangkan kemutakhiran bidang spesialisasinya
e. menerapkan nilai dan etika pekerjaan sosial dalam memberikan pelayanan intervensi bagi anak, ditingkat nasional/ internasional;
keluarga, komunitas/masyarakat dan melakukan advokasi kebijakan untuk mencapai g. meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan program strategis intervensi pekerjaan
kesejahteraan anak, menyediakan perlindungan anak dan pengasuhan anak yang optimal. sosial dengan individu, keluarga, kelompok, organisasi, dan/atau masyarakat, serta advokasi
kebijakan dalam penanganan masalah kemiskinan;
4. Sikap h. memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah baik pada bidang spesialisasinya, maupun
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; masalah yang lebih luas;
b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan i. bekerja sama dengan profesional lain dalam menyelesaikan masalah pekerjaan yang kompleks
etika; yang terkait dengan bidang pekerjaan sosial dengan kemiskinan;
c. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan j. mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesional yang terkait
kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila; dengan penanganan masalah kemiskinan;
d. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa k. bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang spesialisasi praktik pekerjaan sosial dengan
tanggung jawab pada negara dan bangsa; kemiskinan sesuai dengan kode etik pekerjaan sosial;
e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau l. meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri dan tim yang berada di bawah tanggung
temuan orisinal orang lain; jawabnya;
f. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; m. berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan nasional tentang kemiskinan dalam
g. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; rangka peningkatan mutu pendidikan spesialisasi atau pengembangan kebijakan nasional pada
h. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; bidang praktik pekerjaan sosial dengan kemiskinan; dan
i. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang spesialis anak secara mandiri;
15 16

n. mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan f. evaluasi intervensi pekerjaan sosial bagi keluarga, komunitas/ masyarakat dan kebijakan yang
informasi untuk keperluan pengembangan praktik pekerjaan sosial dengan kemiskinan. terkait dengan masalah bencana dan pengungsi.

3. Keterampilan Khusus 2. Keterampilan Umum


a. merancang dan mengembangkan praktik pekerjaan sosial dengan individu, keluarga, kelompok, a. bekerja di bidang spesialisasi pekerjaan sosial dengan bencana dan pengungsi, serta memiliki
organisasi, masyarakat, serta advokasi kebijakan dalam penanganan masalah kemiskinan untuk kompetensi kerja setara dengan standar kompetensi spesialisasi pekerjaan sosial yang berlaku
menghasilkan disain praktik pekerjaan sosial yang memenuhi kaidah dan syarat praktik pekerjaan secara nasional/internasional;
sosial; b. membuat keputusan yang independen dalam menjalankan spesialisasi pekerjaan sosial dengan
b. menyusun alternatif solusi rancangan praktik pekerjaan sosial dengan individu, keluarga, bencana dan pengungsi berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, kreatif, dan komprehensif;
kelompok, organisasi, masyarakat, dan advokasi kebijakan serta membuat keputusan terhadap c. menyusun laporan hasil studi berupa tesis yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah yang
berbagai pilihan sesuai dengan kebutuhan penanganan masalah kemiskinan; terakreditasi, berdasarkan metoda dan kode etik profesi yang diakui oleh asosiasi profesi pada
c. menyusun dokumen praktik pekerjaan sosial dengan kemiskinan baik pada individu, keluarga, tingkat nasional / internasional;
kelompok, organisasi, masyarakat, dan/atau advokasi kebijakan yang meliputi dokumen asesmen, d. mengomunikasikan hasil kajian, kritik, apresiasi, argumen, atau karya inovasi yang bermanfaat
dokumen rencana intervensi, dokumen pelaksanaan intervensi serta dokumen evaluasi dan bagi pengembangan praktik pekerjaan sosial dengan bencana dan pengungsi, yang dapat
terminasi; dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat umum melalui
d. bekerjasama dengan klien dan disiplin ilmu lain dalam proses asesmen, perencanaan intervensi, berbagai bentuk media;
pelaksanaan intervensi, evaluasi dan terminasi dalam praktik pekerjaan sosial dengan kemiskinan; e. melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam
dan melaksanakan praktik pekerjaan sosial dengan bencana dan pengungsi baik oleh diri sendiri,
e. menerapkan nilai dan etika pekerjaan sosial dalam memberikan pelayanan intervensi dan sejawat, dan/atau sistem institusi;
melakukan advokasi kebijakan untuk keluarga miskin. f. meningkatkan keahlian spesialisasinya pada bidang pekerjaan sosial dengan bencana dan
pengungsi, melalui pelatihan dan pengalaman kerja mempertimbangkan kemutakhiran bidang
4. Sikap profesinya ditingkat nasional, regional, dan internasional;
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; g. meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan program strategis intervensi pekerjaan
b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan sosial bagi bencana dan pengungsi, keluarga, komunitas/masyarakat dan advokasi kebijakan.
etika; h. memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah baik pada bidang pekerjaan sosial, maupun
c. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan masalah yang lebih luas dari bidang pekerjaan sosial;
kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila; i. bekerja sama dengan profesional lain dalam menyelesaikan masalah-masalah yang kompleks
d. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa dalam bidang pekerjaan sosial dengan bencana dan pengungsi;
tanggung jawab pada negara dan bangsa; j. mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesional yang terkait
e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau dengan penanggulangan bencana dan pengungsi;
temuan orisinal orang lain; k. bertanggung jawab atas praktek pekerjaan sosial dengan bencana dan pengungsi sesuai dengan
f. bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; kode etik pekerjaan sosial;
g. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; l. meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri dan tim yang berada di bawah tanggung
h. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; jawabnya;
i. menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang spesialisasi pekerjaan sosial m. berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan nasional dalam rangka peningkatan
dengan kemiskinan secara mandiri; dan mutu pendidikan spesialisasi atau pengembangan kebijakan nasional pada bidang pekerjaan sosial
j. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan. dengan bencana dan pengungsi; dan
n. mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan
C. Kompetensi Pekerja Sosial Spesialis Bencana informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja spesialisasi pekerjaan sosial dengan bencana
dan pengungsi.
1. Pengetahuan
a. teori dan praktek pekerjaan sosial mengenai bencana, masalah sosial yang terjadi dalam situasi 3. Keterampilan Khusus
bencana yang merupakan sintesis dari teori sosiologi, psikologi, antropologi, serta perspektif a. merancang dan mengembangkan praktik pekerjaan sosial bagi bencana dan pengungsi, keluarga,
mengenai bencana dan pengungsi; komunitas/masyarakat dan advokasi kebijakan penanggulangan bencana dan pengungsi,
b. aplikasi pendekatan, teknik-teknik pekerjaan sosial tingkat lanjut dan proses pertolongan perlindungan korban bencana dan pengungsi secara mandiri dan kelompok serta memenuhi kaidah
pekerjaan sosial untuk melaksanakan asesmen dan intervensi pertolongan terhadap masalah dan syarat praktik pekerjaan sosial dengan bencana dan pengungsi;
bencana dan pengungsi, kelompok rentan dan komunitas/masyarakat terdampak bencana serta b. menyusun alternatif solusi rancangan praktik pekerjaan sosial bagi keluarga,
advokasi kebijakan; komunitas/masyarakat dan membuat keputusan tentang penanggulangan bencana dan pengungsi;
c. pengelolaan sumber daya di lingkungan sosial yang dimiliki pemerintah atau masyarakat untuk c. menyusun dokumen praktik pekerjaan sosial bagi individu, keluarga, kelompok,
intervensi pekerjaan sosial dengan bencana dan pengungsi; komunitas/masyarakat yang meliputi dokumen asesmen, dokumen rencana intervensi, dokumen
d. aplikasi prinsip, nilai dan etika pekerjaan sosial untuk bekerja dengan korban bencana dan pelaksanaan intervensi serta dokumen evaluasi dan terminasi dalam penanggulangan bencana dan
pengungsi serta pihak-pihak terkait; pengungsi;
e. pengembangan intervensi pekerjaan sosial bagi keluarga, komunitas/ masyarakat dan kebijakan
yang terkait dengan masalah bencana dan pengungsi; dan
17 18

d. bekerjasama dengan klien dan disiplin ilmu lain dalam proses asesmen, perencanaan intervensi, e. melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam
pelaksanaan intervensi, evaluasi dan terminasi dalam praktik pekerjaan sosial dengan bencana dan melaksanakan praktik pekerjaan sosial dengan disabilitas, baik oleh diri sendiri, sejawat, dan/atau
pengungsi; dan sistem institusi;
e. menerapkan nilai dan etika pekerjaan sosial dalam memberikan pelayanan intervensi pekerjaan f. meningkatkan keahlian spesialisasi pada bidang pekerjaan sosial dengan disabilitas, melalui
sosial bagi individu, keluarga, kelompok, komunitas/masyarakat dan melakukan advokasi pelatihan dan pengalaman kerja dengan mempertimbangkan kemutakhiran bidang spesialisasi di
kebijakan untuk menanggulangi masalah korban bencana dan pengungsi. tingkat nasional/ internasional;
g. meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan program strategis intervensi pekerjaan
4. Sikap sosial dengan individu dan keluarga, kelompok, organisasi, masyarakat, dan/atau advokasi
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; kebijakan dalam penanganan masalah disabilitas;
b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan h. memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah baik pada bidang spesialisasi, maupun
etika; masalah yang lebih luas dari bidang profesi;
c. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan i. bekerja sama dengan profesional lain dalam menyelesaikan masalah pekerjaan yang kompleks
kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila; yang terkait dengan bidang pekerjaan sosial dengan disabilitas;
d. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa j. mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesional yang terkait
tanggungjawab pada negara dan bangsa; dengan penanganan masalah disabilitas;
e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau k. bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang spesialisasi praktik pekerjaan sosial dengan disabilitas
temuan orisinal orang lain; sesuai dengan kode etik pekerjaan sosial;
f. bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan l. meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri dan tim yang berada di bawah tanggung
lingkungan;taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; jawab;
g. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; m. berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan nasional mengenai disabilitas dalam
h. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang spesialis bencana secara mandiri; rangka peningkatan mutu pendidikan spesialisasi atau pengembangan kebijakan nasional pada
dan bidang praktik pekerjaan sosial dengan disabilitas; dan
i. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan. n. mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan
informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja spesialisasi pekerjaan sosial.
D. Kompetensi Pekerja Sosial Spesialis Disabilitas
3. Keterampilan Khusus
1. Pengetahuan a. mampu merancang dan mengembangkan praktik pekerjaan sosial dengan individu, keluarga,
a. teori dan praktik pekerjaan sosial dengan disabilitas, teori sistem, psikologi, kebijakan dan kelompok, organisasi, masyarakat, dan/atau advokasi kebijakan dalam penanganan masalah
perencanaan sosial; disabilitas, serta menghasilkan disain praktik pekerjaan sosial yang memenuhi kaidah dan syarat
b. aplikasi metode, pendekatan, teknik pekerjaan sosial tingkat lanjut dan proses pertolongan praktik pekerjaan sosial dengan disabilitas;
pekerjaan sosial untuk melaksanakan asesmen dan intervensi pertolongan terhadap masalah b. mampu menyusun alternatif solusi rancangan praktik pekerjaan sosial bagi individu, keluarga,
disabilitas. kelompok, organisasi, masyarakat, dan/atau advokasi kebijakan serta membuat keputusan terhadap
c. pengelolaan sumber daya di lingkungan sosial penyandang disabilitas untuk intervensi masalah berbagai pilihan sesuai dengan kebutuhan penanganan masalah disabilitas;
disabilitas; c. mampu menyusun dokumen praktik pekerjaan sosial dengan disabilitas baik pada individu,
d. aplikasi prinsip, nilai dan etika pekerjaan sosial untuk bekerja dengan penyandang disabilitas; keluarga, kelompok, organisasi, masyarakat, dan/atau advokasi kebijakan yang meliputi dokumen
e. pengembangan disain intervensi pekerjaan sosial bagi penyandang disabilitas; dan asesmen, dokumen rencana intervensi, dokumen pelaksanaan intervensi serta dokumen evaluasi
f. disain evaluasi intervensi pekerjaan sosial bagi penyandang disabilitas. dan terminasi;
d. mampu bekerjasama dengan klien dan disiplin ilmu lain dalam proses asesmen, perencanaan
2. Keterampilan Umum intervensi, pelaksanaan intervensi, evaluasi dan terminasi dalam praktik pekerjaan sosial dengan
a. bekerja di bidang spesialisasi pekerjaan sosial dengan disabilitas dan memiliki kompetensi kerja disabilitas; dan
yang minimal setara dengan standar kompetensi spesialisasi praktik pekerjaan sosial dengan e. menerapkan nilai dan etika pekerjaan sosial dalam memberikan pelayanan intervensi dan
disabilitas yang berlaku secara nasional/internasional; melakukan advokasi kebijakan untuk bagi penyandang disabilitas.
b. membuat keputusan yang independen dalam menjalankan spesialisasi praktik pekerjaan sosial
dengan disabilitas berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, kreatif, dan komprehensif; 4. Sikap
c. menyusun laporan hasil studi berupa tesis yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah yang a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;
terakreditasi, atau menghasikan disain praktik pekerjaan sosial dengan disabilitas beserta b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan
deskripsinya berdasarkan metoda atau kaidah desain dan kode etik profesi yang diakui oleh etika;
masyarakat profesi pada tingkat nasional/internasional; c. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
d. mengomunikasikan hasil kajian, kritik, apresiasi, argumen, atau karya inovasi yang bermanfaat kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;
bagi pengembangan praktik pekerjaan sosial dengan disabilitas, yang dapat d. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat umum melalui tanggungjawab pada negara dan bangsa;
berbagai bentuk media; e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau
temuan orisinal orang lain;
f. bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;
19 20

g. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; k. bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang spesialisasi pekerjaan sosial dengan narkotika sesuai
h. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; dengan kode etik pekerjaan sosial;
i. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang spesialisasi pekerjaan sosial l. meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri dan tim yang berada di bawah
dengan disabilitas secara mandiri. tanggungjawabnya;
j. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan. m. berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan nasional mengenai narkotika dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan spesialisasi atau pengembangan kebijakan nasional pada
E. Kompetensi Pekerja Sosial Spesialis Narkotika bidang praktik pekerjaan sosial dengan narkotika; dan
n. mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan
1. Pengetahuan informasi untuk keperluan pengembangan praktik pekerjaan sosial dengan narkotika.
a. teori dan praktek pekerjaan sosial mengenai farmakologi, adiksi, asesmen konteks penyalahgunaan
narkotika, intervensi /manajemen pemulihan, keluarga, korban penyalahgunaan narkotika, 3. Keterampilan Khusus
dan/atau pencegahan kekambuhan; a. merancang dan mengembangkan praktik pekerjaan sosial bagi korban penyalahgunaan narkotika,
b. aplikasi pendekatan, teknik-teknik pekerjaan sosial tingkat lanjut, proses pertolongan pekerjaan keluarga, komunitas, masyarakat dan/atau advokasi kebijakan dalam sistem pencegahan,
sosial untuk melaksanakan asesmen, intervensi pertolongan terhadap penyalahgunaan narkotika, rehabilitasi, dan pembinaan lanjut secara mandiri dan kelompok serta memenuhi kaidah dan syarat
keluarga, komunitas/masyarakat, dan/atau advokasi sosial; praktik pekerjaan sosial dengan narkotika;
c. pengelolaan sumber daya di lingkungan sosial yang dimiliki keluarga, masyarakat, dan pemerintah b. menyusun alternatif solusi rancangan praktik pekerjaan sosial dengan narkotika, dalam upaya
untuk intervensi pekerjaan sosial pada masalah-masalah penyalahgunaan narkotika; pencegahan, rehabilitasi, dan pembinaan lanjut;
d. aplikasi prinsip, nilai dan etika pekerjaan sosial untuk bekerja dengan korban penyalahgunaan c. menyusun dokumen praktik pekerjaan sosial dengan narkotika yang meliputi dokumen asesmen,
narkotika, keluarga, komunitas, masyarakat dan/atau pihak-pihak terkait; dokumen rencana intervensi, dokumen pelaksanaan intervensi serta dokumen evaluasi dan
e. pengembangan intervensi pekerjaan sosial bagi korban penyalahgunaan narkotika, keluarga, terminasi;
komunitas, masyarakat dan/atau kebijakan mengenai pencegahan, rehabilitasi dan pembinaan d. bekerjasama dengan klien dan disiplin ilmu lain dalam proses asesmen, perencanaan dan
lanjut; dan pelaksanaan intervensi, evaluasi serta terminasi dalam praktik pekerjaan sosial dengan narkotika;
f. evaluasi intervensi bagi korban penyalahgunaan narkotika, keluarga, komunitas, masyarakat, dan
dan/atau kebijakan mengenai pencegahan, rehabilitasi, dan pembinaan lanjut. e. menerapkan nilai dan etika pekerjaan sosial dalam melakukan intervensi bagi korban
penyalahgunaan narkotika, keluarga, komunitas/masyarakat dalam upaya pencegahan,
2. Keterampilan Umum rehabilitasi, dan pembinaan lanjut.
a. bekerja di bidang spesialisasi Pekerja Sosial dengan narkotika, serta memiliki kompetensi kerja
yang setara dengan standar kompetensi spesialisasi pekerjaan sosial yang berlaku secara 4. Sikap
nasional/internasional; a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;
b. membuat keputusan yang independen dalam menjalankan spesialisasi pekerjaan sosial dengan b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan
narkotika berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, kreatif, dan komprehensif; etika;
c. menyusun laporan hasil studi berupa tesis yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah yang c. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
terakreditasi, berdasarkan metoda dan kode etik profesi yang diakui oleh asosiasi profesi pekerjaan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;
sosial pada tingkat nasional/internasional; d. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa
d. mengomunikasikan hasil kajian, kritik, apresiasi, argumen, atau karya inovasi yang bermanfaat tanggungjawab pada negara dan bangsa;
bagi pengembangan praktik pekerjaan sosial dengan narkotika, yang dapat e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat umum melalui temuan orisinal orang lain;
berbagai bentuk media; f. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;
e. melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam g. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
melaksanakan praktik pekerjaan sosial dengan narkotika baik oleh diri sendiri, sejawat, dan/atau h. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
sistem institusi; i. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang spesialis narkotika secara mandiri;
f. meningkatkan keahlian spesialisasi pada bidang pekerjaan sosial narkotika, melalui pelatihan dan dan
pengalaman kerja dengan mempertimbangkan kemutakhiran bidang spesialisasi di tingkat j. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.
nasional/internasional;
g. meningkatkan mutu sumber daya untuk mengembangkan program strategis intervensi pekerjaan F. Kompetensi Pekerja Sosial Spesialis Media
sosial dengan individu, keluarga, kelompok, organisasi, masyarakat, dan/atau advokasi kebijakan
dalam penanganan masalah penyalahgunaan narkotika; 1. Pengetahuan
h. memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah baik pada bidang spesialisasi, maupun a. teori dan praktek pekerjaan sosial mengenai teori psikososial, teori intervensi krisis, teori sistem,
masalah yang lebih luas; teori kehilangan, teori kekuatan, dan teori perilaku sehat;
i. bekerja sama dengan profesional lain dalam menyelesaikan masalah pekerjaan yang kompleks b. aplikasi metode dan teknik-teknik intervensi pekerjaan sosial tingkat lanjut, proses pertolongan
dalam bidang pekerjaan sosial dengan narkotika; pekerjaan sosial terhadap pasien, keluarga, masyarakat, dan/atau advokasi kebijakan;
j. mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesional yang terkait c. pengelolaan sumber daya yang dimiliki pemerintah atau masyarakat, termasuk yang dimiliki
dengan penanganan masalah penyalahgunaan narkotika; individu-individu dan keluarga- keluarga untuk intervensi pekerjaan sosial mikro dan makro dalam
setting rumah sakit dan masyarakat;
21 22

d. aplikasi prinsip, nilai dan etika pekerjaan sosial dalam praktik pekerjaan sosial dalam kesehatan d. menyusun alternatif solusi rancangan praktik pekerjaan sosial dan membuat keputusan pilihan
psikososial; dengan pertimbangan keilmuan dan keterlaksanaan praktik pekerjaan sosial dalam kesehatan;
e. pengembangan model intervensi dalam praktik pekerjaan sosial dalam kesehatan fisik dan mental; e. menyusun rencana intervensi pada praktik pekerjaan sosial medis pada level mikro, messo,
dan maupun makro berdasarkan hasil asesmen;
f. model evaluasi intervensi dalam praktik pekerjaan sosial di bidang kesehatan fisik dan mental. f. melaksanakan intervensi sesuai dengan rencana intervensi yang telah disusun dan situasi yang
berkembang selama pelaksanaan intervensi;
2. Keterampilan Umum g. melakukan evaluasi terhadap proses pelaksanaan dan pencapaian hasil intervensi pada praktik
a. bekerja di bidang spesialisasi pekerjaan sosial medis, memiliki kompetensi kerja yang minimal pekerjaan sosial medis serta tindak lanjut pelayanan untuk memaksimalkan hasil intervensi;
setara dengan standar kompetensi spesialisasi pekerjaan sosial yang berlaku secara h. melakukan pengakhiran pertolongan pada praktik pekerjaan sosial medis dengan meminimalisasi
nasional/internasional; konsekuensi negatif dari keterpisahan dengan Pekerja Sosial;
b. membuat keputusan yang independen dalam menjalankan spesialisasi pekerjaan sosial i. melakukan rujukan ke lembaga pelayanan lain yang diperlukan oleh individu, kelompok, atau
berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, kreatif, dan komprehensif; masyarakat yang ditolong yang dapat memperkuat upaya dan pencapaian status kesehatan;
c. menyusun laporan hasil studi berupa tesis yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah profesi yang j. bekerja sama dengan klien, orang-orang lain yang berpengaruh penting terhadap klien, dan disiplin
terakreditasi, menghasikan model praktik pekerjaan sosial spesialis serta deskripsinya berdasarkan lain yang terkait dengan proses perancangan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan
metoda atau kaidah desain dan kode etik profesi yang diakui oleh masyarakat profesi pada tingkat pengembangan praktik pekerjaan sosial medis sesuai dengan kode etik profesi pekerjaan sosial;
regional atau internasional; k. menyusun dokumen praktik pekerjaan sosial dalam kesehatan yang meliputi dokumen rujukan,
d. mengomunikasikan hasil kajian, kritik, apresiasi, argumen, atau karya inovasi yang bermanfaat asesmen, perencanaan program atau kegiatan intervensi, evaluasi, terminasi, persyaratan teknis
bagi pengembangan praktik pekerjaan sosial, yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan biaya, yang sesuai dengan standar praktik pekerjaan sosial medis; dan
dan etika profesi, kepada masyarakat umum melalui berbagai bentuk media; l. menerapkan prinsip etika profesi pekerjaan sosial dalam proses praktik pekerjaan sosial medis
e. melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam sesuai dengan yang diatur dalam kode etik pekerjaan sosial.
melaksanakan praktik pekerjaan sosial baik oleh diri sendiri, sejawat, dan/atau sistem institusi;
f. meningkatkan keahlian profesi pada bidang pekerjaan sosial medis melalui pelatihan dan 4. Sikap
pengalaman kerja dengan mempertimbangkan kemutakhiran bidang profesi di tingkat nasional, a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religious;
regional, dan internasional; b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan
g. meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan program strategis organisasi; etika;
h. memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah baik pada bidang profesi, maupun masalah c. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
yang lebih luas dari bidang profesi; kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;
i. bekerja sama dengan profesi lain dalam menyelesaikan masalah pekerjaan yang kompleks yang d. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa
terkait dengan bidang pekerjaan sosial medis; tanggungjawab pada negara dan bangsa;
j. mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesi dan klien;bertanggung e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau
jawab atas pekerjaan di bidang profesi sesuai dengan kode etik profesi pekerjaan sosial; temuan orisinal orang lain;
k. meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri dan tim yang berada di bawah tanggung f. bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;
jawabnya; g. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
l. berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan nasional dalam rangka peningkatan h. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
mutu pendidikan profesi atau pengembangan kebijakan nasional pada bidang profesi pekerjaan i. menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang spesialis medis secara mandiri;
sosial medis; dan
m. mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan j. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.
informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja profesi pekerjaan sosial;
n. melakukan penelitian guna mengembangkan teori-teori praktik pekerjaan sosial, praktik pekerjaan
sosial medis dan profesi pekerjaan sosial; dan
o. melakukan peran Pekerja Sosial untuk menghilangkan diskriminasi dan meningkatkan pelayanan
yang manusiawi.
Permensos 12 tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Pekerja Sosial
3. Keterampilan Khusus
a. merancang dan mengembangkan praktik pekerjaan sosial dalam kesehatan fisik dan mental secara Pekerja Sosial Profesional (Pekerja Sosial) saat ini diwajibkan memiliki standar kompetensi.
mandiri dan kelompok, sampai dapat menghasilkan model praktik pekerjaan sosial yang Pengertian pekerja sosial dan standar kompetensi ada dalam Permensos 12 tahun 2017 tentang
memenuhi kaidah dan syarat praktik pekerjaan sosial medis; Standar Kompetensi Pekerja Sosial. Standar Kompetensi Pekerja Sosial adalah kemampuan yang
b. membangun relasi pertolongan dalam praktik pekerjaan sosial mikro maupun makro dalam bidang harus dimiliki oleh pekerja sosial berdasarkan pada pengetahuan, keterampilan, sikap profesional
kesehatan; pekerjaan sosial yang disyaratkan untuk melaksanakan praktik pekerjaan sosial.
c. melakukan asesmen terhadap faktor ekologi kesehatan dan penyakit untuk dapat merumuskan
Pekerja Sosial Profesional atau lazimnya disebut Pekerja Sosial menurut Permensos 12 tahun 2017
intervensi terhadap faktor psikososial, sosial ekonomi, dan sosial budaya dalam upaya kesehatan
tentang Standar Kompetensi Pekerja Sosial adalah seseorang yang bekerja, baik di lembaga
dengan mempertimbangkan perspektif klien dan orang-orang disekitarnya, perspektif gender,
pemerintah maupun swasta yang memiliki kompetensi dan profesi pekerjaan sosial, dan
evaluasi upaya dan program yang sudah dijalankan, pertimbangan keilmuan dan keterlaksanaan
kepedulian dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan/atau
praktik pekerjaan sosial dalam kesehatan;
23 24

pengalaman praktik pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugas pelayanan dan penanganan BAB I
masalah sosial. KETENTUAN UMUM

Pekerja Sosial Generalis adalah Pekerja Sosial yang memiliki latar belakang Diploma IV/Strata 1 Pasal 1
pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial serta memiliki kualifikasi dalam melakukan intervensi untuk
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
membantu dalam memecahkan masalah sosial yang bersifat umum, memberdayakan dan
mendorong perubahan, serta menganalisis kebijakan. 1. Standar Kompetensi Pekerja Sosial adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pekerja sosial
berdasarkan pada pengetahuan, keterampilan, sikap profesional pekerjaan sosial yang disyaratkan
ADVERTISEMENT
untuk melaksanakan praktik pekerjaan sosial.
Pekerja Sosial Spesialis adalah Pekerja Sosial yang memiliki latar belakang pendidikan Spesialis 2. Pekerja Sosial Profesional yang selanjutnya disebut Pekerja Sosial adalah seseorang yang bekerja,
1/Strata 2 pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial serta memiliki kualifikasi keahlian khusus dalam baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang memiliki kompetensi dan profesi pekerjaan
memecahkan masalah sosial yang bersifat spesifik dan mampu mengembangkan pengetahuan, sosial, dan kepedulian dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan,
teknik, serta metode yang inovatif dan teruji dalam praktik pekerjaan sosial. Begitulah macam- dan/atau pengalaman praktik pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugas pelayanan dan
macam Pekerja Sosial dan Standar Kompetensi dalam Permensos 12 tahun 2017 tentang Standar penanganan masalah sosial.
Kompetensi Pekerja Sosial. 3. Pekerja Sosial Generalis adalah Pekerja Sosial yang memiliki latar belakang Diploma IV/Strata 1
pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial serta memiliki kualifikasi dalam melakukan intervensi untuk
Latar Belakang membantu dalam memecahkan masalah sosial yang bersifat umum, memberdayakan dan
mendorong perubahan, serta menganalisis kebijakan.
Pertimbangan Permensos 12 tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Pekerja Sosial adalah untuk 4. Pekerja Sosial Spesialis adalah Pekerja Sosial yang memiliki latar belakang pendidikan Spesialis
melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (3) Peraturan Menteri Sosial Nomor 03 Tahun 2015 tentang 1/Strata 2 pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial serta memiliki kualifikasi keahlian khusus dalam
Sertifikasi Pekerja Sosial Profesional, perlu menetapkan Peraturan Menteri Sosial tentang Standar memecahkan masalah sosial yang bersifat spesifik dan mampu mengembangkan pengetahuan,
Kompetensi Pekerja Sosial. teknik, serta metode yang inovatif dan teruji dalam praktik pekerjaan sosial.

Dasar Hukum Pasal 2

Dasar hukum Permensos 12 tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Pekerja Sosial adalah: Standar Kompetensi Pekerja Sosial ditujukan sebagai acuan bagi Pekerja Sosial dalam
melaksanakan praktik pekerjaan sosial dan/atau bagi lembaga sertifikasi untuk menguji
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik kompetensi Pekerja Sosial.
Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara BAB II
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia TUGAS DAN FUNGSI PEKERJA SOSIAL
Nomor 5235); Pasal 3
3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara 1. Pekerja Sosial mempunyai tugas:
Republik Indonesia Nomor 5294); a. memecahkan masalah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir b. memberdayakan dan sebagai agen perubahan; dan
Miskin Melalui Pendekatan Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor c. melakukan analisis kebijakan sosial.
157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5449);
5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran 2. Memecahkan masalah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi:
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); a. membantu orang memecahkan masalah;
6. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial (Lembaran Negara b. memberikan pelayanan sosial;
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 86); c. mengembangkan rencana penanganan kasus;
7. Peraturan Menteri Sosial Nomor 03 Tahun 2015 tentang Sertifikasi Pekerja Sosial Profesional d. melaksanakan penanganan kasus individu dan keluarga, kelompok, serta komunitas; dan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 379); e. melakukan pengembangan kompetensi profesional pekerjaan sosial.
8. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1845); 3. Memberdayakan dan sebagai agen perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
meliputi:
Isi Permensos Standar Kompetensi Pekerja Sosial a. mengembangkan sistem jaringan pemberian pelayanan;
b. mengembangkan program;
Berikut adalah isi Permensos 12 tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Pekerja Sosial, bukan c. mengembangkan pendidikan dan pelatihan;
format asli: d. melakukan pemeliharaan dan pengembangan organisasi; dan
e. memberikan pelayanan perlindungan.
PERATURAN MENTERI SOSIAL TENTANG STANDAR KOMPETENSI PEKERJA
SOSIAL.
25 26

4. Melakukan analisis kebijakan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berupa penelitian b. Pekerja Sosial Generalis; dan
dan/atau analisis kebijakan sosial. c. Pekerja Sosial Spesialis.

Pasal 4 Pasal 8

1. Pekerja Sosial mempunyai fungsi melakukan upaya: 1. Kompetensi asisten Pekerja Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a, diperoleh
a. preventif; melalui pendidikan formal dan pengalaman praktik di bidang pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial
b. kuratif rehabilitatif; dan yang diakui secara resmi oleh Pemerintah, dan melaksanakan tugas dibawah bimbingan,
c. pengembangan. pengawasan, dan tanggung jawab Pekerja Sosial.

2. Preventif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan serangkaian kegiatan yang 2. Kompetensi asisten Pekerja Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan rincian tercantum
dilakukan untuk membantu orang mencegah, mengurangi, dan menghilangkan terjadinya dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini
ketidakberfungsian sosial.
Pasal 9
3. Kuratif rehabilitatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan serangkaian kegiatan
yang dilakukan untuk membantu orang memperbaiki, menyembuhkan, dan memulihkan 1. Kompetensi Pekerja Sosial Generalis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b, diperoleh
keberfungsian sosial. melalui pendidikan formal dan pengalaman praktik di bidang pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial
yang diakui secara resmi oleh Pemerintah, dan melaksanakan tugas secara profesional.
4. Pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan serangkaian kegiatan
yang dilakukan untuk membantu orang meningkatkan keberfungsian sosial. 2. Kompetensi Pekerja Sosial Generalis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan rincian
tercantum dalam Lampiran II yang yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Pasal 5 Menteri ini.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4, Pekerja Pasal 10
Sosial dibantu oleh asisten Pekerja Sosial.
1. Kompetensi Pekerja Sosial Spesialis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c, diperoleh
BAB III melalui pendidikan formal, pelatihan, dan/atau pengalaman praktik di bidang pelayanan sosial
KOMPETENSI PEKERJA SOSIAL yang diakui secara resmi oleh Pemerintah dan melaksanakan tugas secara profesional.
Pasal 2. Kompetensi Pekerja Sosial Spesialis dalam praktik Pekerja Sosial sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), meliputi praktik Pekerja Sosial:
1. Kompetensi Pekerja Sosial meliputi:
a. anak;
a. pengetahuan;
b. kemiskinan;
b. keterampilan; dan
c. bencana;
c. sikap.
d. disabilitas;
2. Pengetahuan Pekerja Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, merupakan pengetahuan e. narkotika; dan
yang dibangun dari konsep ilmu perilaku dan ilmu sosial dan dikembangkan melalui penelitian f. medis.
dan praktik.
3. Kompetensi Pekerja Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai dengan huruf f,
3. Keterampilan Pekerja Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan dengan rincian tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
keterampilan yang harus dimiliki Pekerja Sosial dalam melaksanakan praktik pekerjaan sosial, Peraturan Menteri ini.
yang didasarkan pada pengetahuan serta nilai dasar, prinsip umum, dan kode etik profesi pekerjaan
BAB IV
sosial.
KETENTUAN LAIN-LAIN
4. Keterampilan Pekerja Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas keterampilan umum Pasal 11
dan keterampilan khusus.
1. Standar Kompetensi Pekerja Sosial ini tidak berlaku bagi Pekerja Sosial fungsional.
4. Sikap Pekerja Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, merupakan sikap yang
dibangun dari nilai dasar, prinsip umum, serta kode etik Pekerja Sosial. 2. Terhadap Pekerja Sosial fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku ketentuan
Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Pasal 7 mengenai Pekerja Sosial.
Kompetensi Pekerja Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1), ditujukan untuk: BAB V
KETENTUAN PENUTUP
a. Asisten Pekerja Sosial;
27

Pasal 12

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai