Anda di halaman 1dari 22

PEKERJAAN SOSIAL : Pengertian Pekerjaan Sosial, Fokus

Pekerjaan Sosial, Tujuan Pekerjaan Sosial, Fungsi dan Tugas


Pekerjaan Sosial

PENGERTIAN PEKERJAAN SOSIAL


National Association of sosial workers (NASW) dalam Standars for Social Service
Manpower. 1973. pp.3-4 mengemukakan definisi tentang pekerja sosial: Social
Work Is The Profesional activity of helping individuals, groups, our communities
to enchance or restore their capacity for social functioning and to create societal
conditions favorable to their goals. (Zastrow. 1985 : 7 ).
Pekerja sosial merupakan kegiatan professional yang membantu individu-individu,
kelompok-kelompok, dan Masyarakat untuk meningkatkan atau memperbaiki
kemampuan mereka dalam berfungsi sosial serta menciptakan kondisi masyarakat
yang memungkinkan mereka untuk mencapai tujuannya.
Kemudian Siporin juga memberikan definisinya tentang pekerja sosial. Social
Work is defined as a social institutional method of helfing people to preven and
resolve their social problems, to restore and enchance their social funcitioning.
(Siporin. 1975 : 3).

Agar lebih jelas, beberapa definisi dibawah ini akan membantu dalam memperoleh
gambaran yang menyeluruh tentang pekerja sosial. Beberapa definisi yang terdapat
dalam buku Beulah R. Compton dengan judul “Social Work Processes” ini
disusun berdasarkan tahun terbitnya dengan maksud untuk memberikan gambaran
tentang proses perkembangannya.

1. Richmond. 1917 : Pekerjaan sosial merupakan suatu


seni untuk membantu penyesuaian yang lebih baik
antara orang dengan lingkungaannya.
2. Jarret. 1919 : Pekerjaan sosial merupakan seni untuk
membantu individu yang berada pada kondisi
kesulitan kedalam relasi yang lebih baik dengan
keseluruhan bagian dari lingkunganya.
3. Lee. 1923 : Pekerjaan sosial merupakan seni untuk
mengubah sikap.
4. De schweinitz. 1924 : Pekerjaan sosial merupakan
metode untuk membantu orang keluar dari kesulitan–
kesulitan sosial.
5. Robinson. 1930 : Pekerjaan sosial merupakan terapi
kepada individu dengan menggunakan treatment
relasi.
6. Lowry. 1937 : Pekerjaan sosial merupakan suatu cara
khusus yang di teliti dalam membantu individu
dalam memenuhi kebutuhan–kebutuhan pribadi
maupun sosial.
7. Marcus. 1939 : Pekerjaan sosial berusaha membantu
pelayanan dalam menggunakan seluruh kemampuan
untuk menghadapi masalah–masalah dalam
kehidupan sehari–hari secara aktiv dan bertanggung
jawab.
8. Gartland. 1940 : Pekerjaan sosial merupakan proses
yang digunakan untuk memahami individu dalam
masyarakat serta memberikan pelayanan–layanan
sosial tertentu yang didukung oleh masyarakat
dimana individu itu berada.
9. Bowers. 1949 : Pekerjaan sosial merupakan seni
dimana pengetahuan tentang relasi-relasi manusia
serta keterampilan-keterampilan untuk berelasi
digunakan untuk memobilisir kemampuan-
kemampuan individu serta sumber-sumber dalam
masyarakat untuk mencapai penyesuaian secara lebih
baik antara kelayanan dengan seluruh atau beberapa
bagian dari lingkungannya.
10. Perlman. 1957 : Merupakan proses yang diberikan
oleh lembaga-lembaga kesejahteraan sosial untuk
membantu individu dalam menghadapi masalah-
masalah dalam keberfungsian sosial secara lebih
efektif.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan praktek pekerjaan
sosial adalah untuk meningkatkan kemampuan lingkungan dalam memenuhi
kebutuhan-kebituhan manusia. Kesimppulan tentang tujuan dari pekerjaan sosial
ini masih sangat fleksibel, karna sangat dipengaruhi oleh sistem nilai dimana
pekerjaan sosial tersebut bekerja. Banyak pekerja sosial dari berbagai penjuru
dunia menterjemahkan tujuan ini dengan cara yang lebih bervariasi. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh orientasi nilai, ideologi, politik, dan sebaginya, yang berinteraksi
erat dengan kerangka acuan, pengetahuan, serta sangat berpengaruh pada proses
intervensi yang dilakukan. Perspektif praktek dapat ditentukan pertama kali
dengan melihat secara cermat terhadap definisi masalah, yang kemudian
digabungkan dengan kerangka berpikir. Definisi masalah merupakan perhatian
langsung pada saling pengaruh mempengaruhi antara orang dengan lingkungannya.
Pengidentifikasian inti atau akar masalah ditentukan pula oleh perspektif dari
pekerja sosial itu sendiri. Pekerjaan sosial itu yang satu mungkin menekankan pada
pentingnya individu/orang sebagai sasaran perubahan, sedangkan pekerjaan sosial
lainnya menganggap bahwa lingkunganlah yang menjadi target utama dari proses
perubahan berencana.
Orientasi ideologis secara teliti sangat menentukan pengetahuan-pengetahuan serta
nilai-nilai yang dipilih untuk memandu pelaksanaan kegiatannya. Hal ini tidak
hanya berkaitan dengan hakekat serta fungsi saling keterkaitan antara orang
dengan lingkungannya, tetapi juga pada unsur-unsur penujang lain yang
menyertainya. Orientasi ideologi dan politis akan mempengaruhi setiap komponen
dari kerangka acuan pekerjaan sosial. Pincus dan Minahan misalnya, menekan
pada interaksi antara orang dengan sistem sumber. Dia mengatakan bahwa bukan
“Siapa yang bermasalah” tetapi bagaimana elemen-elemen dalam situasi termasuk
orang-orang yang terlibat didalamnya yang saling berinteraksi dan dapat
menyebabkan timbulnya frustasi dengan tugas-tugas kehidupannya.

FOKUS PEKERJAAN SOSIAL


Ronald L. Simon dan Stephen M. Aigner (1985), mengemukakan bahwa focus
sosial adalah merupakan suatu pandangan yang holistik dan interaksionis. Di
bawah ini adalah fokus pekerjaan sosial yang dikemukakan oleh beberapa ahli :
Social Work seeks to enchance the social functioning of individuals, singly end in
group, by activities focused upon their social relationships which constitute the
interaction between man and his environment. (Warner Boehm 1959 : p.54).
Pekerjaan sosial berusaha untuk meningkatkan keberfungsian sosial individu,
maupun kelompok, melalui kegiatan-kegiatan yang dipusatkan pada relasi sosial
yang merupakan interaksi antara manusia dan lingkungan sosialnya.
(Social Work is) the profession concerned with the relationships between human
beings and interpersonal and organizational environments, and with seeking to
promote environments that support human wellbeing. (CB. Germain. 1973 :
p.326).

Pekerjaan sosial merupakan profesi pertolongan yang memperhatikan relasi antara


manusia dengan lingkungan inter pribadi maupun organisasional dengan
memberikan pertolingan untuk mengubah atau meningkatkan kualitas hubungan
antar manusia dengan lingkungannya serta mengembangkan lingkungan sosial agar
dapat mendukung kesejahteraan manusia.
Social Work is the professional activity of helping individuals, groups, or
communities to enchanes or restore their capacity for social functioning and create
societal conditions favorable to their goals. (NASW. 1973 : pp.4-5 )
Pekerjaan sosial merupakan aktifitas propesional untuk membantu individu,
kelompok, atau masyarakat dalam meningkatkan atau memperbaiki
kemampuannya berfungsi sosial serta menciptakan kondisi-kondisi yang
menunjang tujuan tersebut.
Social Work is the concerned with the interaction between people and their social
environment which affec the ability of people to accomplish their life task, alleviate
distress, and realize their aspiration and values. (Pincus & Minahan. 1973 : p.9).
Pekerjaan sosial menekankan interaksi antara orang dengan lingkungan sosialnya
yang mempengaruhi kemampuan orang untuk menyelesaikan tugas-tugas
kehidupannya, meringankan stress, merealisasi aspirasi dan nilai-nilai masyarakat.
The Social Worker analyzes social relationships and works with clients o find
solutions to the factors that block social
functioning. (Skidmore danThackery. 1976 : p.19).
Pekerjaan sosial berusah menganalisis relasi-relasi sosial serta bekerja bersama
kelayan untuk mencapai pemecahan pada faktor-faktor yang menjadi penghalang
bagi keberfungsian sosial.
(Social Work) focuses on the transaction between people their environment that
affect their ability to accomplish life taska, alleviate distress, and realize individual
and colletive aspirations. (Council on Social Work Education.1982 : p.3).
Pekerjaan sosial memfokuskan diri pada transaksi antara orang dengan
lingkungannya, diman lingkungan tersebut mempengaruhi kemampuan individu
dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya, mengurangi ketegangan, serta
dapat merealisasikan aspirasi-aspirasinya, baik secara individual.
Fokus pekerjaan sosial seperti tersebut diatas banyak digunakan dalam berbagai
literatur tentang pekerjaan sosial. Walaupun para ahli pekerjaan sosial sering kali
menggunakan relasi yang sedikit berbeda, namun pada dasarnya memiliki
beberapa kesamaan :
1. Pekerjaan sosial memandang manusia secara
menyeluruh.
2. Pekerjaan sosial memfokuskan diri pada keseluruhan
persaratan bagi kesejahteraan, yang berbeda dengan
pisikologi klinis, psikiater yang hanya
mengutamakan kebutuhan-kebutuan psikologis.
Pekerjaan sosial sangat mempertimbangkan seluruh
kebutuhan manusia besrta tujuan-tujuannya. Dengan
demikian pekerjaan sosial mengutamakan
kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya, melaksanakan tugas-tugas kehidupannya,
serta untuk merealisasikan aspirasi serts nilai-
nilainya.
3. Pekerjaan sosial menganalisis keberfungsian sosial,
relasi sosial, interaksi sosial, kompleksitas situasi
kehidupan, dan manusia dengan lingkungannya.

TUJUAN PEKERJAAN SOSIAL

Pekerjaan sosial adalah suatu profesi yang mempunyai tanggung jawab untuk
memperbaiki dan atau mengembangkan interaksi di antara orang dengan
lingkungan sosial sehingga orang ini memiliki kemampuan untuk menyelesaikan
tugas-tugas kehidupan mereka, mengatasi kesulitan-kesulitan, serta mewujudkan
aspirasi-aspirasi dan nilai-nilai mereka. Atas dasar pengertian tersebut dalam
standard for the classification of sosial work practice . 1982. p.17
(Zatrow. 1985 : 14-15) mengemukakan bahwa prektek pekerjaan sosial
mempunyai empat tujuan dasar, yaitu :
1. Echance the problem solving, coping, and
development capacities of people. Meningkatkan
kekampuan orang untuk mengahdapi tugas-tugas
kehidupan dan kemampuan untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya.
2. Link people with system that provides them
resources, services, and opportunities. Mengkaitkan
orang dengan sistem yang dapat menyediakan
sumber-sumber, pelayanan-pelayanan dan
kesempatan-kesempatan yang dibutuhkan.
3. Promote the effectiveness and human operation of
system that provide people with resources and
services. Meningkatkan kemampuan pelaksanaan
sistem tersebut secara efektif dan
berperikemanusiaan.
4. Develop and improve social policy. Mengembangkan
dan memperbaiki kebijakan sosial.

FUNGSI DAN TUGAS PEKERJAAN SOSIAL

Siporin dalam introduction to Social Work Practice mengemukakan fungsi dan


tugas pekerjaan sosial sebagai berikut:
1. To develop, maintain, and strengthen the social walfare system,
So that it can meet basic human needs. This general functions is realized through
social work efforts in the forms of social intervention described earlier,
individualized social case services, social welfare policy planning, income
maintenance, welfare administration, and social action.
Mengembangkan, memelihara, dan memperkuat sistem kesejahteraan sosial,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar manusia. Fungsi ini
dilaksanakan melalui usaha-usaha pekerjaan sosial dalam bentuk intervensi sosial
seperti melalui pelayanan-pelayanan sosial, perencanaan kesejahteraan sosial,
perbaikan, dan memelihara penghasilan, administrasi kesejahteraan sosial. Dalam
perjalan sejarah pekerjaan sosial keterlibatan dalam bentuk-bentuk intervensi sosial
tersebut bervariasi. Dalam suatu bentuk intervensi mungkin peranannya terbatas,
sedangkan dalam bentuk yang lain perannya mungkin di perluas. Dewasa ini
peranan bekerja sosial dalam bidang pengenbangan kebijakan sosial dan aksi sosial
di beberapa Negara maju semakin diperluas, terutama yang berkaitan dengan
masalah-masalah kemiskinan, kesenjangan sosial, dan relasi-relasi kelompok-
kelompok minoritas.
Demikian pula peranannya dibidang pengelolaan pelayanan sosial, dalam tugas-
tugas pengembangan staf, dan dalam melatin dan mengelola tenaga-tenaga yang
dibutuhkan didalam program-program kesejahteraan sosial. Bersamaan dengan itu
secara terus menerus juga sedang diuji kembali dan dicoba fungsi-fungsi pekerjaan
sosial dibidang perbaikan penghasilan (jaminan sosial).
2. To assure adequate standards of subsistence, health, and welfare for all.
Pekerjaan sosial juga masih tetap melakukan fungsinya dalam mewujudkan tugas-
tugas pokok sistem kesejahteraan sosial dalam suatu masyarakat untuk menjamin
standard subsistensi kesehatan, dan kesejahteraan yang memadai bagi semua
warga, yang mencakup :
a. Mengembangkan sumber-sumber manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dasar individu-individu maupun keluarga-keluarga akan perkembangan;
b. Mendistribusikan dan memeratakan alokasi sumber-sumber sosial maupun
ekonomi;
c. Mencegah timbulnya kesengsaraan, dan mengatasi kemelaratan, tekanan-tekanan
sosial, serta keterlantaran; melindungi individu-individu maupun keluarga-keluarga
dari bahaya-bahaya kehidupan, dan menyantuni mereka yang mengalami
kehilangan karena bencana, ketidak mampuan fisik maupun mental, kecatatan,
serta karma kematian;
3. To enable people to function optimally within their social institutional roles and
statuses;Membatu orang agar dapat berfungsi secara optimal didalam institusi-
institusi sosial maupun status-statusnya :
a. Mengusaha terwujudnya potensi-potensi kearah produktivitas dan perwujudan diri,
baik pada orang-orang maupun lingkungan sosial mereka, bagi terciptanya bentuk-
bentuk keberfungsian sosial baru yang kreatif dan altruistic, serta kehidupan
bersama yang akrab.
b. Membantu orang-orang dalam usahanya memperoleh dan mencapai kembali
tingkat kehidupan normatif yang lebih tinggi serta ke berfungsian yang lebih
memuaskan sebagai anggota masyarakat, dengan jalan memperbaiki kapasitas-
kapasitas dan keterampilan-keterampilan mereka yang terhambat atau kurang
memadai; Dengan jalan memanfaatkan seoptimal mungkin sumber-sumber dan
pelayanan-pelayanan yang disediakan oleh kelompok-kelompok sosial maupun
institusi-institusi yang ada; dan dengan jalan mengatasi dan memecahkan
kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dan relasi-relasi dan kehidupan sosial
diantara mereka;
c. Bertindak sebagai pengganti (substitude) bagi keluarga dan komuniti dalam
menyediakan bentuk-bentuk bantuan yang bersifat suportif, substitutif, proktektif,
dan preventif kepada individu-individu Maupin keluarga-keluarga;
d. Mengintegrasikan orang-orang satu sama lain, menjadi perantara antara mereka,
serta mempertemukan dan mengintegrasikan individu-individu dengan lingkungan
sosial mereka, khususnya dengan sumber-sumber kesejahteraan sosial yang
tersedia.
4. To support and improve the social order and the institutional
structure of society. Menopang dan memperbaiki tertib
Mengendalikan dan mencegah tingkah laku-tingkah laku menyimpang maupun
disorganisasi sosial agar memungkinkan terjadinya inovasi perubahan yang
konstruktif; menolong orang-orang agar dapat menghindarkan diri atau keluar dari
pekerjaan pekerjaan negatif yang menyimpang dan membantu mereka agar dapat
mengenali struktur-struktur maupun situasi-situasi sosial yang disfungsional.
Diposting 17th February 2017 oleh JUSTIN LASE

1
Lihat komentar

1.
Fifi Lutfia27 Agustus 2018 05.50

ka klo boleh tau, sumber referensi fokus peksos nya dpat dari literatur buku apa ya?
Terimakasih
Balas




Memuat
Menurut Suharto (2009:1) pengertian kesejahteraan sosial sebagai berikut :
Kesejahteraan sosial adalah suatu institusi atau bidang kegiatan yang
melibatkan aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik oleh lembaga-
lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah,
mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah sosial
dan peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat.

Penjelasan diatas mengandung pengertian bahwa masalah kesejahteraan


sosial tidak bisa ditangani oleh sepihak dan tanpa teroganisir secara jelas
kondisi sosial yang dialami masyarakat. Perubahan sosial yang secara
dinamis menyebabkan penanganan masalah sosial ini harus direncanakan
dengan matang dan berkesinambungan. Karena masalah sosial akan selalu
ada dan muncul selama pemerintahan masih berjalan dan kehidupan manusia
masih ada.
Sejalan dengan itu menurut Adi (2003: 41) kesejahteraan sosial sebagai suatu
keadaan yang dirumuskan pada Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 6
tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial yaitu :
Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial
materiil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan
ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk
mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah
dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan
menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan
Pancasila.

Rumusan di atas menggambarkan kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan


dimana digambarkan secara ideal adalah suatu tatanan (tata kehidupan) yang
meliputi kehidupan material maupun spiritual, dengan tidak menempatkan
satu aspek lebih penting dari lainnya, tetapi lebih mencoba melihat pada
upaya mendapatkan titik keseimbangan. Titik keseimbangan adalah
keseimbangan antara aspek jasmaniah dan rohaniah, ataupun keseimbangan
antara aspek material dan spiritual.

Bagikan :

FacebookGoogle+TwitterPrint dan PDF

RELAT

Pengertian Pekerja sosial

Pengertian pekerjaan sosial yang dikemukakan oleh Charles Zastrow (1982),


yang dikutip oleh Dwi Heru Sukoco (1995:7) sebagai berikut:

"Pekerjaan sosial merupakan kegiatan profesional untuk membantu individu-individu, kelompok-

kelompok dan masyarakat guna meningkatkan atau memperbaiki kemampuan mereka dalam berfungsi

sosial serta menciptakan kondisi masyarakat yang memungkinkan mereka mencapai tujuan".

dari pengertian di atas, maka seorang pekerja sosial harus bisa menciptakan kondisi masyarakat

yang baik dan teratur dalam menjaga setiap keberfungsian elemennya yang menjadi para pemeran
berbagai peran yang ada di dalam masyarakat. menciptakan kondisi masyarakat yang kondusif dengan

relasi-relasi yang ada didalamnya untuk bisa memberikan keterikatan di antara para pemegang peran

tersebut.

Pengertian Peran

Definisi peran menurut Kamus Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Dan

Kebudayaan (1997) adalah seperangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang memiliki

kedudukan di masyarakat.

Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (1990) mendefinisikan peranan sebagai : Suatu konsep

perihal apa-apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai suatu organisasi. Peranan

meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi/tempat seseorang dalam masyarakat.

Fungsi Pekerja Sosial

Heru Sokoco (1995:22-27) menjelaskan fungsi dan peran pekerja sosial sebagai berikut :

Fungsi-fungsi Pekerjaan Sosial

a. Membantu orang meningkatkan dan menggunakan kemampuannya secara efektif untuk melaksanakan

tugas-tugas kehidupan dan memecahkan masalah-masalah sosial yang mereka alami.

b. Mengkaitkan orang dengan sistem-sistem sumber

c. Memberikan fasilitas interaksi dengan sistem-sistem sumber

d. Mempengaruhi kebijakan sosial

e. Memeratakan atau menyalurkan sumber-sumber material.


Peranan Pekerjaan Sosial

a. Sebagai pemercepat perubahan (enabler)

Sebagai enabler, seorang pekerja sosial membantu individu-individu, kelompok-kelompok dan

masyarakat dalam mengakses Sistem sumber yang ada, mengidentifikasi masalah dan mengembangkan

kapasitasnya agar dapat mengatasi masalah untuk pemenuhan kebutuhannya.

b. Peran sebagai perantara (broker)

Peran sebagai perantara yaitu menghubungkan individu-individu, kelompok-kelompok dan

masyarakat dengan lembaga pemberi pelayanan masyarakat dalam hal ini; Dinas Sosial dan

Pemberdayaan Masyarakat, serta Pemerintah, agar dapat memberikan pelayanan kepada individu-

individu, kelompok-kelompok dan masyarakat yang membutuhkan bantuan atau layanan masyarakat.

c. Pendidik (educator)

Dalam menjalankan peran sebagai pendidik, community worker diharapkan mempunyai kemampuan

menyampaikan informasi dengan baik dan benar serta mudah diterima oleh individu-individu, kelompok-

kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran perubahan.

d. Tenaga ahli (expert)

Dalam kaitannya sebagai tenaga ahli, pekerja sosial dapat memberikan masukan, saran, dan dukungan

informasi dalam berbagai area (individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat).

e. Perencana sosial (social planner)

Seorang perencana sosial mengumpulkan data mengenai masalah sosial yang dihadapi individu-individu,

kelompok-kelompok dan masyarakat, menganalisa dan menyajikan alternative tindakan yang rasional
dalam mengakses Sistem sumber yang ada untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan individu-

individu, kelompok-kelompok dan masyarakat.

f. Fasilitator

Pekerja sosial sebagai fasilitator, dalam peran ini berkaitan dengan menstimulasi atau mendukung

pengembangan masyarakat. Peran ini dilakukan untuk mempermudah proses perubahan individu-

individu, kelompok-kelompok dan masyarakat, menjadi katalis untuk bertindak dan menolong sepanjang

proses pengembangan dengan menyediakan waktu, pemikiran dan sarana-sarana yang dibutuhkan dalam

proses tersebut.

Menurut Jim Ife,2002, peran pekerja sosial antara lain:

a. Peranan Fasilitatif

Peranan praktek yang dikelompokan ke dalam peranan fasilitatif merupakan peranan yang

dicurahkan untuk membangkitkan semangat atau memberi dorongan kepada individu-individu,

kelompok-kelompok dan masyarakat untuk menggunakan potensi dan sumber yang dimiliki untuk

meningkatkan produktivitas dan pengelolaan usaha secara efisien. Melakukan mediasi dan negosiasi,

yaitu pekerja sosial memerankan diri sebagai mediator dalam pemanfaatan lahan dengan pihak lain untuk

memperluas aktivitas kerjasama dengan menguntungkan pihak-pihak yang terlibat. Memberikan

support/dukungan, yaitu memberikan dukungan untuk memperkuat, mengakui dan menghargai nilai yang

dimiliki oleh individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat, menghargai kontribusi dan kerja

mereka. Dukungan ini dapat bersifat formal dan informal. Membangun consensus dengan sesama pihak

untuk melakukan kerjasama dalam rangka pengembangan potensi individu-individu, kelompok-kelompok

dan masyarakat. Memfasilitasi individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat dalam

meningkatkan produktivitas dan pemasaran hasil produksi.

b. Peranan Educational
Pekerja sosial memainkan peranan dalam penentuan agenda, sehingga tidak hanya membantu

pelaksanaan proses peningkatan peningkatan produktivitas akan tetapi lebih berperan aktif dalam

memberikan masukan dalam rangka peningkatan pengetahuan, keterampilan serta pengalaman

bagi individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat. Peran pendidikan ini dapat dilakukan

dengan peningkatan kesadaran, memberikan informasi, mengkonfrontasikan, melakukan pelatihan

bagi individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat.

c. Peranan-peranan Representasional

Pekerja sosial melakukan interaksi dengan badan-badan di masyarakat yang bertujuan bagi

kepentingan individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat. Peranan ini dilakukan, antara lain

dengan : mendapatkan sumber-sumber dari luar tetapi dengan berbagai pertimbangan yang matang,

seperti bantuan modal usaha, pelatihan pengembangan potensi dan produktivitas dari berbagai donator.

Melakukan advokasi untuk membela kepentingan-kepentingan individu-individu, kelompok-kelompok

dan masyarakat seperti mendukung upaya implementasi program dan berupaya merealisasikan program

tersebut. Memanfaatkan Media Masa untuk memperkenalkan hasil produksi. Selain itu juga bertujuan

menerima dukungan dari pihak lain yang lebih luas; membuka jaringan kerja, dengan mengembangkan

relasi dengan berbagai pihak, kelompok dan berupaya mendorong mereka untuk turut serta dalam upaya

pengembangan potensi, seperti pemerintah, pengusaha, dan masyarakat’ selain itu pula, pekerja sosial

berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan stakeholder.

d. Peranan Teknis

Di sini pekerja sosial melakukan pengumpulan dan analisis data, kemampuan menggunakan

komputer, kemampuan melakukan presentasi secara verbal maupun tertulis, manajemen serta melakukan

pengendalian finansial, dan melakukan need assessment terhadap pengembangan potensi individu-

individu, kelompok-kelompok dan masyarakat. Peran-peran ini dapat dilakukan pekerja sosial

bersama individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat melakukan mendapatkan informasi dan


data yang dapat digunakan baik untuk mengundang perhatian dari stakeholders untuk mengembangkan

potensi tetapi juga membantu mempromosikan.

Dengan demikian, pekerjaan sosial memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan

potensi individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat.

Menurut Dorang Luhpuri dkk (2000) adalah :

a. Fasilitator

Merupakan peranan yang bertujuan untuk mempermudah upaya pencapaian tujuan sehat dengan

cara menyediakan atau memberikan kesempatan dan fasilitas yang diperlukan klien untuk mengatasi

masalahnya, memenuhi kebutuhannya, dan mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan cara:

1) mendampingi klien dalam setiap tindakan

2) memberikan dukungan emosional yang diperlukan klien agar klien merasa diperhatikan dan terpenuhi

kebutuhan emosionalnya

3) berupaya membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya

b. Mediator

Memberikan layanan mediasi jika klien mengalami konflik dengan pihak lain atau orang lain agar

dicapai kesesuaian antara tujuan dan kesejahteraan diantara kedua belah pihak.

c. Advokator

Memberikan layanan pembelaan bagi klien yang berada dalam posisi yang dirugikan sehingga

memperoleh haknya kembali.

d. Liason
Memberikan informasi yang diperlukan keluarga mengenai kondisi klien dan kondisi lembaga agar

dapat memberikan pertimbangan yang tepat dalam menentukan tindakan demi kepentingan klien.

e. Konselor

Memberikan pelayanan konsultasi kepada klien yang ingin mengungkapkan permasalahannya.

Pekerja sosial harus menyadari permasalahannya serta melihat potensi dan kekuatan yang dimiliki klien.

Ia juga harus memberikan alternatif-alternatif pemecahan masalah.

f. Penghubung

Merupakan peranan yang menghubungkan antara klien dengan keluarga, antara klien dengan

lembaga terkait, maupun penghubung antara klien dengan sumber lain yang dapat membantu dalam usaha

pemecahan masalah klien. Selain itu, harus memberikan informasi –informasi yang diperlukan oleh

keluarga tentang kondisi klien pekerja sosial harus mampu memberikan informasi tentang kondisi

keluarga demi kepentingan klien.

g. Pembimbing Sosial Kelompok

Memberikan intervensi pada sejumlah klien yang berkumpul dan berbagi berbagai isu (topik yang

mereka minati) melalui pertemuan yang teratur dan kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan yang

telah disusun bersama.

SS
PENGERTIAN PEKERJAAN SOSIAL

National Association of sosial workers (NASW) dalam Standars for Social Service
Manpower. 1973. pp.3-4 mengemukakan definisi tentang pekerja sosial: Social
Work Is The Profesional activity of helping individuals, groups, our communities
to enchance or restore their capacity for social functioning and to create societal
conditions favorable to their goals. (Zastrow. 1985 : 7 ).
Pekerja sosial merupakan kegiatan professional yang membantu individu-individu,
kelompok-kelompok, dan Masyarakat untuk meningkatkan atau memperbaiki
kemampuan mereka dalam berfungsi sosial serta menciptakan kondisi masyarakat
yang memungkinkan mereka untuk mencapai tujuannya.
Kemudian Siporin juga memberikan definisinya tentang pekerja sosial. Social
Work is defined as a social institutional method of helfing people to preven and
resolve their social problems, to restore and enchance their social funcitioning.
(Siporin. 1975 : 3).

Agar lebih jelas, beberapa definisi dibawah ini akan membantu dalam memperoleh
gambaran yang menyeluruh tentang pekerja sosial. Beberapa definisi yang terdapat
dalam buku Beulah R. Compton dengan judul “Social Work Processes” ini
disusun berdasarkan tahun terbitnya dengan maksud untuk memberikan gambaran
tentang proses perkembangannya.

1. Richmond. 1917 : Pekerjaan sosial merupakan suatu seni untuk membantu


penyesuaian yang lebih baik antara orang dengan lingkungaannya.
2. Jarret. 1919 : Pekerjaan sosial merupakan seni untuk membantu individu yang
berada pada kondisi kesulitan kedalam relasi yang lebih baik dengan keseluruhan
bagian dari lingkunganya.
3. Lee. 1923 : Pekerjaan sosial merupakan seni untuk mengubah sikap.
4. De schweinitz. 1924 : Pekerjaan sosial merupakan metode untuk membantu orang
keluar dari kesulitan–kesulitan sosial.
5. Robinson. 1930 : Pekerjaan sosial merupakan terapi kepada individu dengan
menggunakan treatment relasi.
6. Lowry. 1937 : Pekerjaan sosial merupakan suatu cara khusus yang di teliti dalam
membantu individu dalam memenuhi kebutuhan–kebutuhan pribadi maupun sosial.
7. Marcus. 1939 : Pekerjaan sosial berusaha membantu pelayanan dalam
menggunakan seluruh kemampuan untuk menghadapi masalah–masalah dalam
kehidupan sehari–hari secara aktiv dan bertanggung jawab.
8. Gartland. 1940 : Pekerjaan sosial merupakan proses yang digunakan untuk
memahami individu dalam masyarakat serta memberikan pelayanan–layanan sosial
tertentu yang didukung oleh masyarakat dimana individu itu berada.
9. Bowers. 1949 : Pekerjaan sosial merupakan seni dimana pengetahuan tentang
relasi-relasi manusia serta keterampilan-keterampilan untuk berelasi digunakan
untuk memobilisir kemampuan-kemampuan individu serta sumber-sumber dalam
masyarakat untuk mencapai penyesuaian secara lebih baik antara kelayanan
dengan seluruh atau beberapa bagian dari lingkungannya.
10. Perlman. 1957 : Merupakan proses yang diberikan oleh lembaga-lembaga
kesejahteraan sosial untuk membantu individu dalam menghadapi masalah-
masalah dalam keberfungsian sosial secara lebih efektif.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan praktek pekerjaan
sosial adalah untuk meningkatkan kemampuan lingkungan dalam memenuhi
kebutuhan-kebituhan manusia. Kesimppulan tentang tujuan dari pekerjaan sosial
ini masih sangat fleksibel, karna sangat dipengaruhi oleh sistem nilai dimana
pekerjaan sosial tersebut bekerja. Banyak pekerja sosial dari berbagai penjuru
dunia menterjemahkan tujuan ini dengan cara yang lebih bervariasi. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh orientasi nilai, ideologi, politik, dan sebaginya, yang berinteraksi
erat dengan kerangka acuan, pengetahuan, serta sangat berpengaruh pada proses
intervensi yang dilakukan. Perspektif praktek dapat ditentukan pertama kali
dengan melihat secara cermat terhadap definisi masalah, yang kemudian
digabungkan dengan kerangka berpikir. Definisi masalah merupakan perhatian
langsung pada saling pengaruh mempengaruhi antara orang dengan lingkungannya.
Pengidentifikasian inti atau akar masalah ditentukan pula oleh perspektif dari
pekerja sosial itu sendiri. Pekerjaan sosial itu yang satu mungkin menekankan pada
pentingnya individu/orang sebagai sasaran perubahan, sedangkan pekerjaan sosial
lainnya menganggap bahwa lingkunganlah yang menjadi target utama dari proses
perubahan berencana.
Orientasi ideologis secara teliti sangat menentukan pengetahuan-pengetahuan serta
nilai-nilai yang dipilih untuk memandu pelaksanaan kegiatannya. Hal ini tidak
hanya berkaitan dengan hakekat serta fungsi saling keterkaitan antara orang
dengan lingkungannya, tetapi juga pada unsur-unsur penujang lain yang
menyertainya. Orientasi ideologi dan politis akan mempengaruhi setiap komponen
dari kerangka acuan pekerjaan sosial. Pincus dan Minahan misalnya, menekan
pada interaksi antara orang dengan sistem sumber. Dia mengatakan bahwa bukan
“Siapa yang bermasalah” tetapi bagaimana elemen-elemen dalam situasi termasuk
orang-orang yang terlibat didalamnya yang saling berinteraksi dan dapat
menyebabkan timbulnya frustasi dengan tugas-tugas kehidupannya.

FOKUS PEKERJAAN SOSIAL

Ronald L. Simon dan Stephen M. Aigner (1985), mengemukakan bahwa focus


sosial adalah merupakan suatu pandangan yang holistik dan interaksionis. Di
bawah ini adalah fokus pekerjaan sosial yang dikemukakan oleh beberapa ahli :
Social Work seeks to enchance the social functioning of individuals, singly end in
group, by activities focused upon their social relationships which constitute the
interaction between man and his environment. (Warner Boehm 1959 : p.54).
Pekerjaan sosial berusaha untuk meningkatkan keberfungsian sosial individu,
maupun kelompok, melalui kegiatan-kegiatan yang dipusatkan pada relasi sosial
yang merupakan interaksi antara manusia dan lingkungan sosialnya.
(Social Work is) the profession concerned with the relationships between human
beings and interpersonal and organizational environments, and with seeking to
promote environments that support human wellbeing. (CB. Germain. 1973 :
p.326).

Pekerjaan sosial merupakan profesi pertolongan yang memperhatikan relasi antara


manusia dengan lingkungan inter pribadi maupun organisasional dengan
memberikan pertolingan untuk mengubah atau meningkatkan kualitas hubungan
antar manusia dengan lingkungannya serta mengembangkan lingkungan sosial agar
dapat mendukung kesejahteraan manusia.
Social Work is the professional activity of helping individuals, groups, or
communities to enchanes or restore their capacity for social functioning and create
societal conditions favorable to their goals. (NASW. 1973 : pp.4-5 )
Pekerjaan sosial merupakan aktifitas propesional untuk membantu individu,
kelompok, atau masyarakat dalam meningkatkan atau memperbaiki
kemampuannya berfungsi sosial serta menciptakan kondisi-kondisi yang
menunjang tujuan tersebut.
Social Work is the concerned with the interaction between people and their social
environment which affec the ability of people to accomplish their life task, alleviate
distress, and realize their aspiration and values. (Pincus & Minahan. 1973 : p.9).
Pekerjaan sosial menekankan interaksi antara orang dengan lingkungan sosialnya
yang mempengaruhi kemampuan orang untuk menyelesaikan tugas-tugas
kehidupannya, meringankan stress, merealisasi aspirasi dan nilai-nilai masyarakat.
The Social Worker analyzes social relationships and works with clients o find
solutions to the factors that block social
functioning. (Skidmore danThackery. 1976 : p.19).
Pekerjaan sosial berusah menganalisis relasi-relasi sosial serta bekerja bersama
kelayan untuk mencapai pemecahan pada faktor-faktor yang menjadi penghalang
bagi keberfungsian sosial.
(Social Work) focuses on the transaction between people their environment that
affect their ability to accomplish life taska, alleviate distress, and realize individual
and colletive aspirations. (Council on Social Work Education.1982 : p.3).
Pekerjaan sosial memfokuskan diri pada transaksi antara orang dengan
lingkungannya, diman lingkungan tersebut mempengaruhi kemampuan individu
dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya, mengurangi ketegangan, serta
dapat merealisasikan aspirasi-aspirasinya, baik secara individual.
Fokus pekerjaan sosial seperti tersebut diatas banyak digunakan dalam berbagai
literatur tentang pekerjaan sosial. Walaupun para ahli pekerjaan sosial sering kali
menggunakan relasi yang sedikit berbeda, namun pada dasarnya memiliki
beberapa kesamaan :
1. Pekerjaan sosial memandang manusia secara menyeluruh.
2. Pekerjaan sosial memfokuskan diri pada keseluruhan persaratan bagi
kesejahteraan, yang berbeda dengan pisikologi klinis, psikiater yang hanya
mengutamakan kebutuhan-kebutuan psikologis. Pekerjaan sosial sangat
mempertimbangkan seluruh kebutuhan manusia besrta tujuan-tujuannya. Dengan
demikian pekerjaan sosial mengutamakan kemampuan individu dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya, melaksanakan tugas-tugas kehidupannya, serta untuk
merealisasikan aspirasi serts nilai-nilainya.
3. Pekerjaan sosial menganalisis keberfungsian sosial, relasi sosial, interaksi sosial,
kompleksitas situasi kehidupan, dan manusia dengan lingkungannya.

TUJUAN PEKERJAAN SOSIAL

Pekerjaan sosial adalah suatu profesi yang mempunyai tanggung jawab untuk
memperbaiki dan atau mengembangkan interaksi di antara orang dengan
lingkungan sosial sehingga orang ini memiliki kemampuan untuk menyelesaikan
tugas-tugas kehidupan mereka, mengatasi kesulitan-kesulitan, serta mewujudkan
aspirasi-aspirasi dan nilai-nilai mereka. Atas dasar pengertian tersebut dalam
standard for the classification of sosial work practice . 1982. p.17
(Zatrow. 1985 : 14-15) mengemukakan bahwa prektek pekerjaan sosial
mempunyai empat tujuan dasar, yaitu :
1. Echance the problem solving, coping, and development capacities of
people. Meningkatkan kekampuan orang untuk mengahdapi tugas-tugas kehidupan
dan kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
2. Link people with system that provides them resources, services, and
opportunities. Mengkaitkan orang dengan sistem yang dapat menyediakan sumber-
sumber, pelayanan-pelayanan dan kesempatan-kesempatan yang dibutuhkan.
3. Promote the effectiveness and human operation of system that provide people with
resources and services. Meningkatkan kemampuan pelaksanaan sistem tersebut
secara efektif dan berperikemanusiaan.
4. Develop and improve social policy. Mengembangkan dan memperbaiki kebijakan
sosial.
FUNGSI DAN TUGAS PEKERJAAN SOSIAL

Siporin dalam introduction to Social Work Practice mengemukakan fungsi dan


tugas pekerjaan sosial sebagai berikut:
1. To develop, maintain, and strengthen the social walfare system,
So that it can meet basic human needs. This general functions is realized through
social work efforts in the forms of social intervention described earlier,
individualized social case services, social welfare policy planning, income
maintenance, welfare administration, and social action.
Mengembangkan, memelihara, dan memperkuat sistem kesejahteraan sosial,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar manusia. Fungsi ini
dilaksanakan melalui usaha-usaha pekerjaan sosial dalam bentuk intervensi sosial
seperti melalui pelayanan-pelayanan sosial, perencanaan kesejahteraan sosial,
perbaikan, dan memelihara penghasilan, administrasi kesejahteraan sosial. Dalam
perjalan sejarah pekerjaan sosial keterlibatan dalam bentuk-bentuk intervensi sosial
tersebut bervariasi. Dalam suatu bentuk intervensi mungkin peranannya terbatas,
sedangkan dalam bentuk yang lain perannya mungkin di perluas. Dewasa ini
peranan bekerja sosial dalam bidang pengenbangan kebijakan sosial dan aksi sosial
di beberapa Negara maju semakin diperluas, terutama yang berkaitan dengan
masalah-masalah kemiskinan, kesenjangan sosial, dan relasi-relasi kelompok-
kelompok minoritas.
Demikian pula peranannya dibidang pengelolaan pelayanan sosial, dalam tugas-
tugas pengembangan staf, dan dalam melatin dan mengelola tenaga-tenaga yang
dibutuhkan didalam program-program kesejahteraan sosial. Bersamaan dengan itu
secara terus menerus juga sedang diuji kembali dan dicoba fungsi-fungsi pekerjaan
sosial dibidang perbaikan penghasilan (jaminan sosial).
2. To assure adequate standards of subsistence, health, and welfare for all.
Pekerjaan sosial juga masih tetap melakukan fungsinya dalam mewujudkan tugas-
tugas pokok sistem kesejahteraan sosial dalam suatu masyarakat untuk menjamin
standard subsistensi kesehatan, dan kesejahteraan yang memadai bagi semua
warga, yang mencakup :
a. Mengembangkan sumber-sumber manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dasar individu-individu maupun keluarga-keluarga akan perkembangan;
b. Mendistribusikan dan memeratakan alokasi sumber-sumber sosial maupun
ekonomi;
c. Mencegah timbulnya kesengsaraan, dan mengatasi kemelaratan, tekanan-tekanan
sosial, serta keterlantaran; melindungi individu-individu maupun keluarga-keluarga
dari bahaya-bahaya kehidupan, dan menyantuni mereka yang mengalami
kehilangan karena bencana, ketidak mampuan fisik maupun mental, kecatatan,
serta karma kematian;
3. To enable people to function optimally within their social institutional roles and
statuses;Membatu orang agar dapat berfungsi secara optimal didalam institusi-
institusi sosial maupun status-statusnya :
a. Mengusaha terwujudnya potensi-potensi kearah produktivitas dan perwujudan diri,
baik pada orang-orang maupun lingkungan sosial mereka, bagi terciptanya bentuk-
bentuk keberfungsian sosial baru yang kreatif dan altruistic, serta kehidupan
bersama yang akrab.
b. Membantu orang-orang dalam usahanya memperoleh dan mencapai kembali
tingkat kehidupan normatif yang lebih tinggi serta ke berfungsian yang lebih
memuaskan sebagai anggota masyarakat, dengan jalan memperbaiki kapasitas-
kapasitas dan keterampilan-keterampilan mereka yang terhambat atau kurang
memadai; Dengan jalan memanfaatkan seoptimal mungkin sumber-sumber dan
pelayanan-pelayanan yang disediakan oleh kelompok-kelompok sosial maupun
institusi-institusi yang ada; dan dengan jalan mengatasi dan memecahkan
kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dan relasi-relasi dan kehidupan sosial
diantara mereka;
c. Bertindak sebagai pengganti (substitude) bagi keluarga dan komuniti dalam
menyediakan bentuk-bentuk bantuan yang bersifat suportif, substitutif, proktektif,
dan preventif kepada individu-individu Maupin keluarga-keluarga;
d. Mengintegrasikan orang-orang satu sama lain, menjadi perantara antara mereka,
serta mempertemukan dan mengintegrasikan individu-individu dengan lingkungan
sosial mereka, khususnya dengan sumber-sumber kesejahteraan sosial yang
tersedia.
4. To support and improve the social order and the institutional
structure of society. Menopang dan memperbaiki tertib
Mengendalikan dan mencegah tingkah laku-tingkah laku menyimpang maupun
disorganisasi sosial agar memungkinkan terjadinya inovasi perubahan yang
konstruktif; menolong orang-orang agar dapat menghindarkan diri atau keluar dari
pekerjaan pekerjaan negatif yang menyimpang dan membantu mereka agar dapat
mengenali struktur-struktur maupun situasi-situasi sosial yang disfungsional.

Anda mungkin juga menyukai