Anda di halaman 1dari 12

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra)

Sukarti, Pembelajaran Musikalisasi Puisi Melalui Model Pengajaran Lansung 53

PEMBELAJARAN MUSIKALISASI PUISI


MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG

Sukarti
MTsN Kota Kediri II
JalanSunanAmpel 12, Ngronggo, Kota Kediri
Pos-el: sukartinhd@gmail.com

Abstrak: Keterampilan membuat puisi/syair serta memberikan irama lagu yang sesuai
dengan suasana puisi atau keterampilan musikalisasi puisi bukanlah sesuatu yang
mudah. Dalam mencapai tujuan pembelajaran khususnya pembelajaran musikalisasi
puisi, guru dituntut mampu menggunakan metode pengajaran yang tepat. Dalam
pembelajaran musikalisasi puisi sangat dipengaruhi oleh kemampuan, pengetahuan,
pengalaman dan kreativitas masing-masing guru. Berhubung pembelajaran apresiasi
musikalisasi puisi diberikan dengan segala keterbatasan guru, hal inilah yang
ditengarai menjadikan hasil yang dicapai dalam musikalisasi puisi kurang
maksimal.Melalui metode pengajaran langsung, diharapkan mampu meningkatkan
motivasi dan keterampilan siswa dalam pelajaran musikalisasi puisi. Tiap-tiap tahap
pembelajaran dalam Model Pengajaran Langsung memberi kesempatan siswa untuk
ambil bagian mulai dari tahap pemilihan puisi, penentuan suasana puisi, sinkronisasi
suasana puisi dengan musik, kegiatan pelatihan, penampilan, dan evaluasi.Dengan
Model Pengajaran Langsung, siswa akan termotivasi untuk melakukan kegiatan
musikalisasi puisi dengan perasaan senang. Mereka dapat diajak larut dalam
pembelajaran tanpa ada tekanan psikologis, tapi justru merasakan kegembiraan.

Kata Kunci: musikalisasipuisi, modelpengajaranlangsung

Abstract: Poetry-making skill as well as providing appropriate tune that matches the
atmosphere of the poetry or musical poetry skills is not an easy task. In pursuit of
learning, especially learning musical poetry, teachers demanded to be able to use
appropriate teaching methods. Learning musical poetry is strongly influenced by the
skills, knowledge, experience and creativity of each teacher. Because learning musical
poetry appreciation is given with all the limitations of teachers, which is considered to
make the results of musical poetry achieved isnot maximum. Through direct instruction
is expected to increase the motivation and skills of students in musical poetry. Each
stage of learning in direct teaching methods give students the opportunity to take part
starting from the selection of poetry, determining the atmosphere of poetry, poetry
atmosphere synchronization with music, training, performance, and evaluation. With
direct instruction, students will be motivated to perform activities of musical poetry with
pleasure. They can be taken deep into learning without any psychological pressure, but
instead feeling the excitement.

Keywords: musical poetry, direct instruction


54 BASTRA, Vol. 3, No. 1, Juni 2016

PENDAHULUAN mampu menerapkan temuannya di dalam


Dalam dunia pendidikan dewasa ini kehidupan nyata. Dengan demikian,
kedudukan sastra sangat penting. Sastra siswa akan memperoleh manfaat dari
tidak hanya diapresiasi oleh masyarakat karya sastra yang diapresisaikan.
untuk memperhalus, memperkaya Berkaitan dengan pemerolehan manfaat,
spiritual, serta hiburan, tetapi juga telah Rahmanto (1988:16) menyatakan bahwa
masuk dalam kurikulum sekolah sebagai pengajaran sastra dapat membantu
pengetahuan budaya. Sehubungan dengan pendidikan secara utuh apabila
itu, tujuan pembelajaran Bahasa cakupannya meliputi empat manfaat:a)
Indonesia diharapkan siswa dapat membentuk keterampilan berbahasa; b)
mengembangkan potensinya sesuai meningkatkan pengetahuan berbahasa; c)
dengan kemampuan dan minatnya, mengembangkan cipta dan rasa; serta d)
menumbuhkan wawasan kehidupan, menunjang pembentukan
memperhalus budi pekerti, serta watak.Pengajaran apresiasi sastra, seperti
meningkatkan pengetahuan dan juga pengajaran lain, memiliki tujuan
kemampuan berbahasa (Depdiknas, 2006 yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran
: 231). Pembelajaran sastra tidak dapat yang mengandung unsur praktik atau
dipisahkan dengan pembelajaran bahasa. keterampilan senantiasa memiliki tiga
Namun, pembelajaran sastra tidak dapat aspek. Ketiga aspek tersebut adalah
disamakan dengan pembelajaran bahasa. pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Perbedaan hakiki kedua terletak pada Begitu juga halnya dengan pengajaran
tujuan akhirnya. Pembelajaran sastra apresiasi sastra.
dimaksudkan untuk meningkatkan Seorang pengajar dalam membuat
kemampuan peserta didik dalam dan mengembangkan skenario
mengapresiasi karya sastra baik prosa, pembelajaran akan sangat berarti bagi
puisi, maupun drama. Pembelajaran kelangsungan pembelajaran.
sastra bukan hanya proses penguasaan Pembelajaran apresiasi puisi merupakan
teori atau sejarah sastra. Pembelajaran bagian dari pembelajaran sastra yang
sastra mencakup dua segi, yaitu: a) diajarkan di sekolah. Akan tetapi, pada
peningkatan kemampuan menikmati, kenyataannya pembelajaran apresiasi
menghayati, dan memahami karya sastra; puisi di sekolah-sekolah masih terasa
b) peningkatan keberanian dan belum efektif dikarenakan beberapa hal,
keterampilan dalam menuangkan yaitu kurangnya waktu yang tersedia
gagasan, pengalaman, dan perasaan untuk mempelajari puisi secara lebih
dalam berbagai bentuk karya sastra serta saksama, kurangnya minat siswa terhadap
membahas secara lisan atau tulisan puisi dengan alasan pengajaran yang
terhadap karya sastra. digunakan membosankan, dan banyak hal
Pembelajaran apresiasi sastra lain yang menyebabkan pembelajaran
adalah suatu proses interaksi antara guru apresiasi puisi masih dirasakan belum
dan siswa tentang sastra (Effendi, mencapai fungsinya. Selain itu, inisiatif
2002:17). Di dalam interaksi tersebut guru Bahasa Indonesia untuk
terjadi proses yang memungkinkan mengembangkan sastra masih kurang.
terjadinya pengenalan, pemahaman, Oleh sebab itu, maka tidak
penghayatan, dan penikmatan terhadap mengherankan jika pembelajaran puisi di
karya sastra sehingga akhirnya siswa sekolah terasa membosankan karena
Sukarti, Pembelajaran Musikalisasi Puisi Melalui Model Pengajaran Lansung 55

masih terikat dengan pola lama. Tentu saja hal ini menyebabkan tidak
Pemahaman tentang apresiasi puisi dari maksimalnya hasil pembelajaran.
segi teori maupun segi praktik haruslah Ada beberapa kesulitan yang
dikuasai dengan baik. Dengan demikian, dialami siswa dalam melakukan kegiatan
siswa akan mendapatkan pemahaman musikalisasi puisi, terutama yang
yang lebih baik tentang puisi dan cara berkaitan dengan: a) pemilihan jenis dan
mengapresiasinya. Hal itu pula yang pada judul puisi; b) penentuan irama/musik,
akhirnya akan menumbuhkan kecintaan dan c) pengaturan penampilan
siswa terhadap puisi sehingga secara kelompok. Kegiatan pembelajaran yang
langsung atau pun tidak langsung, proses dirancang oleh guru ternyata juga kurang
apresiasi itu akan berjalan dengan lebih mampu memotivasi dan menumbuhkan
alamiah. perasaan senang siswa terhadap kegiatan
Seperti kita ketahui bahwa musikalisasi puisi tersebut. Akibat dari
keterampilan membuat puisi/syair serta kurang maksimalnya pembelajaran
memberikan irama lagu yang sesuai musikalisasi puisi, hasil akhir
dengan suasana puisi bukanlah sesuatu pembelajaran ini sangat rendah. Yang
yang mudah. Hal tersebut masih lebih memprihatinkan lagi, kegiatan
dirasakan kurang, hanya terbatas pada pembelajaran musikalisasi puisi selama
anak-anak yang berbakat dalam kelas ini berlangsung konvensional dan
tersebut yang mampu melakukan tugas sekadarnya saja. Harapan agar
tersebut dengan baik. Hal tersebut musikalisasi puisi menjadi media untuk
mungkin saja disebabkan oleh mengasah kepekaan rasa melalui
ketidakmampuan siswa, pembacaan puisi yang lebih terasa dan
kekurangberanian siswa dalam bermakna, tidak terpenuhi.
mengungkapkan gagasannya dalam Salah satu alternatif pemecahan
bentuk syair/puisi atau mungkin pula masalah pembelajaran di atas adalah
disebabkan oleh kurangnya bimbingan dengan menghadirkan Model Pengajaran
dari guru dalam pembelajaran apresiasi Langsung dalam musikalisasi puisi.
musikalisasi puisi. Selain itu, dapat pula Model Pengajaran Langsung adalah
terjadi karena adanya ketidaktepatan guru metode yang dirancang khusus untuk
dalam memilih teknik pembelajaran. mengembangkan belajar siswa tentang
Kurangnya motivasi pembelajaran pengetahuan prosedural dan pengetahuan
apresiasi puisi kemungkinan disebabkan deklaratif yang tersetruktur dengan baik
oleh adanya beberapa faktor: (1) dan dapat dipelajari selangkah demi
lemahnya metode pembelajaran yang selangkah. Dengan metode ini
diterapkan; (2) kurang adanya sarana dimungkinkan siswa dapat terlibat secara
pendukung kegiatan pembelajaran sastra; aktif dan kreatif dalam pembelajaran
(3) lemahnya kualitas kegiatan musikalisasi puisi. Tiap-tiap tahap
pembelajaran sastra; dan (4) kurangnya pembelajaran memberi kesempatan siswa
kompetensi guru dalam melaksanakan untuk ambil bagian mulai dari tahap
pembelajaran sastra. Kondisi pemilihan puisi, penentuan suasana puisi,
pembelajaran musikalisasi puisi selama sinkronisasi suasana puisi dengan musik,
ini berlangsung monoton dan ala kegiatan pelatihan, penampilan, dan
kadarnya. Dalam kegiatan ini, siswa evaluasi.
cenderung pasif dan tidak bisa terlibat Dengan Model Pengajaran
secara intens dalam proses pembelajaran. Langsungrancangan pembelajaran di
56 BASTRA, Vol. 3, No. 1, Juni 2016

kelas akan tertata tahap demi tahap yang berbagai perspektif, dan karena itu,
memudahkan guru dan siswa melakukan terdapat berbagai definisi sesuai dengan
kegiatan pembelajaran dari proses perspektif yang digunakan. Definisi
perencanaan sampai evaluasi. Dengan musikalisasi puisi dalam perspektif
metode ini, siswa juga akan termotivasi historis, tentu berbeda dengan perspektif
untuk melakukan kegiatan musikalisasi tradisi maupun religi. Dalam Kamus
puisi dengan perasaan senang. Dengan Besar Bahasa Indonesia, musikalisasi
melibatkan siswa dalam tahapan berarti hal menjadikan sesuatu dalam
pembelajaran itu tanpa terasa akan bentuk musik. Sedangkan musikalisasi
menghilangkan kecemasan dan puisi berarti pembacaan puisi yang
keengganan siswa terhadap kegiatan dipadukan dengan musik (KBBI, 2008:
musikalisasi puisi. Mereka dapat diajak 943). Hamdy Salad dalam bukunya yang
larut dalam pembelajaran tanpa ada berjudul Panduan Wacana & Apresiasi
tekanan psikologis, tapi justru merasakan Musikalisasi Puisi (2015:55)
kegembiraan. Dengan Model Pengajaran menyatakan, istilah musikalisasi masih
Langsung beban guru juga semakin sangat terbuka untuk ditafsir dan
ringan. Guru tidak perlu lagi terkendala didefinisikan ulang sesuai dengan
oleh keterbatasan kemampuannya sendiri. perkembangan budaya, teknologi media,
Mereka bisa memberdayakan serta perubahan-perubahan konsepsi yang
kemampuan para siswa untuk melakukan terjadi dalam dunia seni. Walaupun
musikalisasi puisi dengan kreatif dan musikalisasi telah dipraktikkan dan
penuh kegembiraan. dikenal masyarakat luas, keberadaannya
masih saja mengundang polemik serta
Musikalisasi Puisi perdebatan sampai kini. Musikalisasi
Dalam teori sastra, transformasi puisi masih sering dipandang sebagai
karya puisi ke dalam seni pertunjukan bentuk “penyelewengan” dari seni musik
dikenal dengan sebutan; poetry reading maupun dari dunia puisi. Musikalisasi
(pembacaan puisi), poetry staging puisi menurut Salad (2015: 15) adalah
(pemanggungan puisi), dan poetry segala bentuk dan jenis karya musik yang
singing (pelantunan puisi). Kata poetry digubah, dibuat, disusun berdasarkan teks
singing dalam percakapan bahasa puisi yang ditulis oleh penyair sebagai
Indonesia biasa digunakan untuk karya sastra dan telah dipublikasikan
mewakili proses pembuatan lagu, melalui media massa.
nyanyian, komposisi musik, yang Musikalisasi puisi adalah genre
didasarkan pada sebuah puisi yang baru dalam apresiasi karya puisi. Saat ini,
kemudian dikenal sebagai musikalisasi musikalisasi puisi masih merupakan
puisi. Transformasi dalam dunia seni istilah yang menjadi perdebatan di
dapat diartikan sebagai alih ragam, alih kalangan guru Bahasa Indonesia. Para
jenis, alih wahana dari bentuk karya seni guru mempunyai konsepsi yang berbeda-
tertentu ke dalam bentuk seni yang beda dalam memahami istilah dan
lain(Salad, 2015: 50). Misalnya, sebuah mengimplementasikan dalam
karya seni rupa dialih bentuk ke dalam pembelajaran. Akibatnya pembelajaran
seni tari atau sebaliknya. yang berkaitan dengan musikalisasi puisi
Sebagai karya seni, istilah cenderung bias dan membingungkan bagi
musikalisasi puisi dapat ditinjau dari banyak guru dan siswa. Kerancuan
Sukarti, Pembelajaran Musikalisasi Puisi Melalui Model Pengajaran Lansung 57

konsep musikalisasi puisi itu dalam menyanyi umumnya yang lebih dahulu
pandangan guru Bahasa Indonesia diakrabi dan digemari oleh mereka.
berimplikasi pada dua aktivitas yaitu Dengan demikian siswa tahu bahwa
bahwa musikalisasi puisi adalah: 1) puisi dapat mendatangkan kenikmatan
kegiatan membaca puisi dengan diiringi dan kesenangan, tidak selalu sulit dan
musik, dan 2) kegiatan ”angker” seperti anggapan siswa selama
menyanyikan/melagukan puisi yang ini.
disertai atau tanpa disertai dengan iringan Pada masa awal 90-an istilah
musik. Perbedaan pandangan ini tentu musikalisasi puisi ramai dibicarakan dan
saja perlu dipertemukan dalam sebuah dijadikan alternatif seni pertunjukan oleh
konsep yang jelas. kelompok-kelompok teater dan musik di
Apabila dirunut lebih lanjut, ruang berbagai kota besar di Indonesia.
lingkup musikalisasi puisi sebenarnya Sehingga lahir pula berbagai
sangat terbuka. Artinya kegitan itu tidak kecenderungan musikalisasi puisi baik
menutup kemungkinan munculnya dari segi konsep maupun bentuk
berbagai kreativitas yang berbeda. ekspresinya. Dari kecenderungan-
Musikalisasi puisi bukanlah sekadar kecenderungan tersebut, pada akhirnya
kegiatan membaca puisi yang diiringi dikenal beberapa istilah: instrumentaisasi
dengan musik. Lebih dari itu kegiatan ini puisi, laguisasi puisi, metalisasi puisi,
menuntut pembaca untuk mampu orkestrasi puisi, dan digitalisasi puisi
menghayati dan menikmati isi bait-bait (Salad, 2015: 128-149).
puisi dengan cara melagukan dalam titi-
titi nada tertentu dengan atau tanpa Instrumentalisasi Puisi
iringan musik. Dengan demikian, Instrumentalisasi puisi bukanlah
pembacaan puisi tidak hanya berlangsung sekadar pembacaan puisi yang diiringi
secara konvensional, tetapi bisa musik, atau permainan musik yang
dilakukan dengan lebih ”terasa” dan ” diselingi pembacaan puisi.
bermakna” melalui pembacaan yang Instrumentalisasi puisi dalam
diekspresikan dalam sebuah lagu yang musikalisasi puisi harus melibatkan
dapat disertai iringan musik. Penyatuan proses kreatif yang bertujuan untuk
puisi dengan lagu/musik itu merupakan menciptakan karya seni melalui cara
kegiatan yang sering disebut musikalisasi tertentu, yang diarahkan sebagai
puisi (Dirjen Dikdasmen, 2005:15). penyatuan antara unsur puisi dan musik
Menurut Nugroho ( 2005: 128) tanpa meninggalkan esensi keduanya.
musikalisasi puisi biasanya dilakukan
untuk membuat puisi lebih akrab dengan Laguisasi Puisi
masyarakat , terutama masyarakat awam. Pengertian laguisasi puisi (poetry
Dengan dibacakan atau dinyanyikan singing) berbeda dengan pelantunan
dengan iringan musik, kenyataanya puisi puisi. Pelantunan puisi atau penembangan
menjadi lebih enak dan mudah dinikmati. puisi adalah upaya kreatif untuk
Oleh karena itu dengan musikalisasi puisi mengomunikasikan puisi dengan cara
siswa diharapkan akan merasa lebih dekat ditembangkan atau dinyanyikan tanpa
dengan dunia puisi. Kedekatan ini diiringi musik. Pelantunan puisi tidak
dimungkinkan karena anggapan bahwa termasuk dalam musikalisasi puisi karena
puisi sebenarnya bisa dinyanyikan atau dilakukan secara individual dan sering
dilagukan seperti pada kegiatan dilakukan oleh penyair atau pembaca
58 BASTRA, Vol. 3, No. 1, Juni 2016

puisi. Pelantunan puisi merupakan bagian kelompok rock terdepan yang


dari strategi pembacaan puisi. memasukkan puisi ke dalam ideologi
Laguisasi puisi berarti proses musikalitasnya. Album-album Pink Floyd
penciptaan lagu atau nyanyian yang di antaranya The Piper at The Gates of
berasal dari teks puisi. Sebuah teks puisi Dawn (1967), A Saucerful of Secrets
ditafsirkan dalam bentuk irama, melodi (1968), Obscured by Clouds (1972), dan
dan nada dalam komposisi musik tanpa Animals (1977).
mengubah teks puisi tersebut. Laguisasi Proses kreatif metalisasi puisi
puisi dapat diidentifikasi melalui hanya terbatas pada aliran musik rock.
keterpaduan antara makna puisi dengan Apa pun bentuk dan perwujudan
melodi, irama dan komposisi musik, atau komposisi lagu musik rock yang lirik
jenis lagu yang sengaja dicipta atau syairnya dipilih dan diambil dari
berdasarkan teks puisi yang telah dipilih. khazanah puisi, dapat dikategorikan
Perbedaan antara laguisasi puisi dengan sebagai bentuk ekspresi metalisasi puisi
bentuk lagu adalah yang pertama, (Salad, 2015: 142).
apabila lagu dicipta berdasarkan selera
pasar, bersifat easy listening, mudah Orkestrasi Puisi
didengar dan dihafal, sedangkan laguisasi Orkestras puisi atau puisi bunyi
puisi tidak mengikuti selera pasar. Kedua, dapat digolongkan sebagai ragam
dalam laguisasi puisi menjaga orisinalitas musikalisasi puisi apabila memiliki
puisi merupakan hal yang utama, kemungkinan teknis untuk melibatkan
sehingga dalam prosesnya tidak sedikit teks puisi baik secara keseluruhan atau
pun mengubah materi puisi. Justru unsur sebagian saja sehingga diksi-diksi puisi
musiklah yang harus menyesuaikan, masih bisa didengar, dibaca, atau dilihat
digarap ulang, atau diselaraskan dengan oleh audiensnya. Bentuk ekspresi puisi
ruh, makna, semangat, dan nilai yang bunyi pernah ditampilkan oleh Slamet
tersirat dalam puisi tanpa mengubah kata, Abdul Syukur pada 1973 dengan
kalimat, dan barisnya. Sedangkan dalam membawakan puisi karya penyair Sitor
pembuatan lagu, syair atau lirik dapat Situmorang, Sugiarto Sri Wibowo,
diubah disesuaikan dengan komposisi Tatang Sontani, dan Ronald D. Laing.
musik. Sedangkan puisi karya Chairil Anwar
dipertunjukkan pada 1982.
Metalisasi Puisi
Metalisasi puisi disebut juga Digitalisasi Puisi
dengan istilah Rock Poetry, yaitu jenis- Digitalisasi puisi atau musik puisi
jenis lagu beraliran musik metal yang digital yaitu memadukan unsur puisi,
digarap berdasarkan puisi atau bunyi, dan suara melalui sistem komputer
menggunakan teks sastra dari karya- maupun alat-alat elektronik lainnya
karya penyair terkenal. Menurut catatan (mixed media), sehingga menghasilkan
sejarah musik rock, bentuk-bentuk komposisi musik tertentu yang
ekspresi metalisasi puisi dimulai oleh ditampilkan melalui media yang bersifat
kelompok ,musik cadas Pink Floyd, digital. Puisi musik digital (digital music
Genesis, Iron Meiden. Karena karya- of poetry) menyatupadukan unsur puisi
karya musiknya banyak yang diambil dari dan bunyi ke dalam bentuk komposisi
karya puisi, Pink Floyd dianggap
Sukarti, Pembelajaran Musikalisasi Puisi Melalui Model Pengajaran Lansung 59

musik tanpa menggunakan alat-alat penggunaan pengetahuan prosedural


musik. memerlukan penguasaan pengetahuan
prasyarat yang berupa pengetahuan
Model Pengajaran Langsung deklaratif (Trianto, 2013: 42).
Model Pengajaran Langsung Menurut Kardi (1997: 3) dalam
(MPL) adalah metode yang dirancang (Trianto, 2013: 43) pengajaran langsung
khusus untuk mengembangkan belajar dapat berbentuk ceramah, demonstrasi,
siswa tentang pengetahuan prosedural pelatihan atau praktik, dan kerja
dan pengetahuan deklaratif yang kelompok. Pengajaran langsung
tersetruktur dengan baik dan dapat digunakan untuk menyampaikan
dipelajari langkah demi langkah. Metode pelajaran yang ditransformasikan
ini lahir didasari anggapan bahwa pada langsung dari guru kepada siswa. Dalam
umumnya pengetahuan dibagi dua, yaitu MPL terdapat lima fase pembelajaran
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan yang sangat penting yang meliputi: fase
prosedural. Pengetahuan deklaratif adalah persiapan dan motivasi, fase
pengetahuan tentang sesuatu yang dapat demonstrasi, fase pembimbingan, fase
diungkapkan dengan kata-kata, pengecekan, dan fase pelatihan lanjutan.
sedangkan pengetahuan prosedural Pola urutan Model Pengajaran Langsung
adalah pengetahuan tentang bagaimana adalah sebagaimana tergambar pada tabel
melakukan sesuatu. Seringkali berikut.

Tabel 1. Fase-fase Model Pengajaran Langsung


No Fase Peran Guru
1 Penyiapan tujuan Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang
dan persiapan siswa pelajaran, pentingnya pelajaran, dan mempersiapkan
siswa untuk belajar.
2 Pendemonstrasian Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar
pengetahuan atau atau menyajikan informasi tahap demi tahap
keterampilan

3 Pembimbingan Guru merencanakan dan memberikan bimbingan awal


pelatihan

4 Pengecekan Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan


pemahaman dan tugas dengan baik dan memberikan umpan balik.
pemberian umpan
balik

5 Pemberian Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan


kesempatan untuk lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan
pelatihan lanjutan kepada situasi yang lebih kompleks dalam kehidupan
dan penerapan sehari-hari.
60 BASTRA, Vol. 3, No. 1, Juni 2016

Pelaksanaan Model Pengajaran diterapkannya strategi modeling, yaitu


Langsung strategi yang dikembangkan berdasarkan
Dalam Model Pengajaran prinsip bahwa seseorang dapat belajar
Langsung, pada umumnya guru melalui pengamatan perilaku orang lain.
merencanakan kegiatan belajar mengajar Langkah-langkah modeling menurut
secara terstruktur dan ketat. Pada awal Bandura (1986) dalam (Trianto, 2013:
pembelajaran, guru merupakan pemberi 53) terdiri dari fase atensi, fase retensi,
informasi dan pendemonstrasi yang aktif fase produksi, dan fase motivasi.
dan mengharapkan siswa menjadi Dalam pembelajaran musikalisasi
pendengar aktif dan baik. Keberhasilan puisi, implementasi Model Pengajaran
pengajaran langsung memerlukan Langsung perlu dimodifikasi sedemikian
lingkungan yang baik untuk presentasi rupa. Modifikasi ini diperlukan agar fase-
dan demonstrasi, yakni ruangan yang fase kegiatan dapat dilaksanakan dengan
tenang dengan penerangan yang cukup, baik sesuai dengan karakter pembelajaran
termasuk alat pandang dengar yang musikalisasi puisi. Perubahan bisa
sesuai. Langkah-langkah pengajaran dilakukan sejauh tidak menyimpang dari
langsung meliputi tahapan-tahapan: a) tata urutan yang disarankan dalam Model
menyampaikan tujuan; b) menyiapkan Pengajaran Langsung.
siswa; c) presentasi; d) mencapai Berikut adalah modifikasi fase-fase
kejelasan; e) demonstrasi; f) mencapai pembelajaran musikalisasi puisi dengan
pemahaman dan penguasaan; g) berlatih; menggunakan Model Pengajaran
h) memberikan latihan terbimbing; i) Langsung. Yang diutamakan dalam
mengecek pemahaman dan memberikan pembelajaran ini adalah keterlibatan dan
umpan balik; dan j) memberikan keaktifan siswa dalam setiap fase
kesempatan latihan mandiri. pembelajaran.
Dalam Model Pengajaran
Langsungsalah satu cirinya adalah

Tabel 2. Fase-fase Model Pengajaran Langsung dalam Pembelajaran Musikalisasi


Puisi
No Fase Kegiatan Pembelajaran
1 Penyiapan tujuan dan - Siswa memahami tujuan pembelajaran, menyimak
persiapan siswa apersepsi, dan menanggapi penjelasan guru, dan
mebentuk kelompok musikalisasi puisi.

2 Pendemonstrasian - Siswa menyimak contoh musikalisasi yang


pengetahuan atau ditampilkan guru secara langsung atau melalui media
keterampilan audio visual, bertanya jawab tentang pemodelan yang
ditampilkan.

3 Pembimbingan - Siswa memilih puisi sesuai dengan minatnya,


pelatihan berdiskusi tentang suasana puisi, menentukan irama
lagu/musik beserta alat musik yang diperlukan, dan
menyelaraskan musik dengan puisi yang dipilihnya.
Sukarti, Pembelajaran Musikalisasi Puisi Melalui Model Pengajaran Lansung 61

4 Pengecekan - Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan aktif


pemahaman dan menanggapi hasil diskusi kelompok lain. Guru
pemberian umpan memberikan penguatan hasil presentasi.
balik

5 Pengintesifan latihan - Siswa bersama kelompoknya berbagi tugas


dan penampilan musikalisasi puisi, berlatih intensif dengan
kelompoknya, menampilkan kreasi musikalisasi puisi
di depan kelas, dan menilai penampilan teman

6. Pemberian - Dengan bimbingan guru, siswa merancang sebuah


kesempatan untuk kegiatan musikalisasi puisi yang lebih besar, misalnya
pelatihan lanjutan dan pagelaran musikalisasi puisi antar kelas, festival
penerapan musikalisasi puisi, dan sebagainya.

PEMBAHASAN Fase Penyiapan Tujuan dan Persiapan


Pada tahap perencanaan, guru dan Siswa
kolaborator menyiapkan perangkat Pada tahap awal siswa disiapkan
pembelajaran dan perangkat penelitian. untuk membangun skema pengetahuan
Perangkat pembelajaran yang disiapkan musikalisasi puisi yang dimilikinya
berupa Rencana Pelaksanaan dengan memberikan apersepsi
Pembelajaran (RPP) tentang kegiatan pembelajaran dan tanya jawab tentang
musikalisasi puisi dengan fase-fase musikalisasi puisi.Selanjutnya guru
pembelajaran langsung. Dalam RPP ini menyampaikan tujuan pembelajaran.
fokus kegiatan pembelajaran terdiri atas Kegitan ini ditindaklanjuti dengan
tiga hal, yaitu: a)Menanamkan pemberian motivasi tentang pentingnya
pemahaman tentang musikalisasi puisi kegiatan musikalisasi puisi. Kegiatan
dan cara-cara mengidentifikasi kegiatan pendahuluan ini diakhiri dengan tanya
musikalisasi puisi yang akan dilakukan; jawab.Tujuan pembelajaran awal ini
b) Pembagian tugas kelompok dan adalah untuk membangun kesiapan siswa
efektifitas kegiatan latihan musikalisasi dalam pembelajaran musikalisasi puisi.
puisi; dan c) Penampilan kelompok
musikalisasi puisi.Fase-fase pembelajaran Pendemonstrasian Pengetahuan dan
seperti yang disarankan pada Metode Keterampilan
Pengajaran Langsung, yaitu: 1)Penyiapan Untuk memulai kegiatan
tujuan dan persiapan siswa; 2) musikalisasi puisi, guru mengajak siswa
Pendemonstrasian pengetahuan dan untuk mencermati contoh/model
keterampilan; 3) Pembimbingan musikalisasi puisi. Model yang
pelatihan; 4) Pengecekan pemahaman ditampilkan adalah tampilan kelompok
dan umpan balik; dan 5) Pengintensifan musikalisasi puisi yang dimainkan oleh
latihan dan penampilan. guru sendiri dan dibantu oleh guru
Adapun kegiatan pembelajaran kolaborator dan dua orang guru lain.
musikalisasi dengan Model Pengajaran Model ini dipilih dengan pertimbangan
Langsung secara keseluruhan lebih efektif dan komunikatif, karena di
berlangsung sebagai berikut. samping melihat langsung penampilan
guru, siswa bisa langsung bertanya
62 BASTRA, Vol. 3, No. 1, Juni 2016

tentang contoh musikalisasi puisi yang dan merencanakan latihan musikalisasi


ditampilkan tersebut. Guru harus puisi bersama kelompoknya.
berusaha mengintensifkan pemahaman
tentang musikalisasi puisi. Pengecekan Pemahaman dan Umpan
Balik
Pembimbingan Pelatihan Hasil identifikasi siswa terhadap
Selanjutnya siswa membentuk puisi yang akan ditampilkannya
kelompok kegiatan musikalisasi puisi. kemudian dipresentasikan oleh tiap
Tiap kelompok terdiri enam atau tujuh kelompok di depan kelas. Siswa
siswa yang heterogen sesuai dengan berargumen menjelaskan tentang puisi
jumlah siswa. Pada setiap kelompok pilihannya dan bagaimana mereka
terdapat satu orang siswa yang merencanakan aspek-aspek penampilan
”dianggap” berkemampuan dalam bidang musikalisasi puisi tersebut. Siswa dari
musik dan dipilih sebagai ketua kelompok lain menanggapi presentasi
kelompok. Kegiatan berikutnya setiap tersebut. Pada akhir presentasi, guru
kelompok menerima delapan contoh puisi memberikan masukan-masukan dan
dari guru untuk didiskusikan dan dipilih penguatan-penguatan pada tiapkelompok.
menjadi puisi yang akan dimusikalisasi.
Puisi ini merupakan karya dari para Pengintensifan Latihan dan
penyair Indonesia yang ternama. Di Penampilan
samping puisi-puisi yang telah tersedia, Fase pembelajaran berikutnya
siswa dipersilakan untuk mencari dan adalah merencanakan latihan musikalisasi
memilih puisi lain sesuai dengan puisi secara berkelompok. Ini merupaken
minatnya. Diskusi diakhiri setelah fase yang sangat menentukan
kelompok dapat menentukan satu buah keberhasilan kelompok. Sebelum latihan
puisi pilihannya. diadakan, guru mengingatkan pentingnya
Selanjutnya berdasarkan puisi yang pembagian tugas tiap-tiap siswa dalam
telah dipilih, siswa dalam kelompok kelompok.Tahap ini memerlukan waktu
mencermati dan mendiskusikan beberapa yang cukup panjang karena secara umum
aspek yang perlu diperhatikan sebelum bakat dan kreativitas siswa dalam
melaksanakan kegiatan musikalisasi musikalisasi puisi sangat terbatas,
puisi. Hasil diskusi ini dicatat dalam terutama dalam ”mengaransemen”
sebuah lembar identifikasi yang titinada musik yang akan digunakan
disediakan oleh guru. Lembar identifikasi untuk musikalisasi puisi. Tiap kelompok
kegiatan musikalisasi puisi ini berfungsi diberi kebebasan penuh untuk
untuk memandu siswa melakukan tahap- menentukan jenis dan irama musik serta
tahap persiapan agar kegitan musikalisasi menyelaraskan dengan suasana puisi
puisi yang akan dilakukan dapat berjalan yang dipilihnya.Karena kompleksnya
dengan efektif dan efisien. Dengan aspek musikalisasi itu, siswa dipersilakan
lembar identifikasi yang tersusun baik, untuk melakukan latihan di dalam kelas
siswa dapat memilih puisi, dan di luar kelas secara mandiri.Faseini
mendeskripsikan suasana puisi, merupakan fase inti pembelajaran
menyelaraskan suasana puisi dengan musikalisasi puisi. Tiap kelompok
irama musik, membagi tugas kelompok, dengan bimbingan guru harus membagi
tugas untuk penampilan musikalisasi
Sukarti, Pembelajaran Musikalisasi Puisi Melalui Model Pengajaran Lansung 63

puisi dengan sebaik-baiknya. Mereka temannya untuk memberikan penilaian


berbagi diri untuk berperan menyanyi berdasarkan rubrik penilaian yang telah
atau memainkan musik sesuai dengan disediakan. Setelah seluruh kelompok
kemampuan masing-masing. Meskipun tampil dan mendapatkan penilaian, guru
ada anggota kelompok yang tidak memberikan penguatan tentang kelebihan
mempunyai kemampuan menyanyi atau dan kekurangan penampilan setiap
bermain musik,mereka tetap harus diberi kelompok. Sebagai upaya memotivasi
tanggung jawab untuk mengambil peran siswa dan tindak lanjut pembelajaran
tertentu dalam kelompok, meskipun musikalisasi puisi,bisa dilakukan dengan
peran itu tidak begitu penting misalnya beberapa cara, yaitu pembentukan
hanya bertepuk-tepuk tangan, menyanyi kelompok musikalisasi puisi kelas,
koor, atau sekadar memainkan alat musik pengadaan lomba musikalisasi puisi
sederhana. antarkelas, atau pementasan musikalisasi
Puncak kegiatan pembelajaran ini puisi pada kegitan yang lebih besar.
adalah penampilan musikalisasi puisi
tiap-tiap kelompok. Tiap kelompok
dipersilakan untuk menampilkan kreasi SIMPULAN
musikalisasi puisi di depan kelas dengan Salah satu model yang dapat
model tampilan yang bervariasi. Pada diterapkan untuk pembelajaran
saat satu kelompok tampil, guru dan musikalisasi puisi adalah Model
kelompok lain memberikan penilaian. Pengajaran Langsung. Model
Ada dua jenis penilaian yang diberikan pembelajaran ini perlu digunakan karena
yaitu penilaian penampilan kelompok dan berpotensi menuntun siswa secara
penampilan individu. Pada tahap ini, guru bertahap dan prosedural melakukan
tetap memberikan bimbingan pada tiap- kegiatan musikalisasi puisi dengan baik.
tiap kelompok. Guru memotivasi Di samping itu model pembelajaran ini
kelompok yang belum bisa memulai dapat dijadikan acuan untuk mengkaji
tampil karena masih malu-malu atau kembali pola-pola pembelajaran
belum menemukan model musikalisasi musikalisasi puisi yang selama ini kurang
yang sesuai. Pada kelompok lain guru efektif dan kurang sesuai dengan amanat
juga bisa ikut menyanyi untuk kurikulum. Model Pengajaran Langsung
menyemangati atau sekadar menyimak dalam pembelajaran musikalisasi puisi
latihan kelompok sebagai apresiasi atas dapat dikembangkan dengan fase-fase:
kreativitas siswa.Sebelum penampilan, a)Penyiapan tujuan dan persiapan siswa;
guru menjelaskan tentang aspek-aspek b) Pendemonstrasian pengetahuan atau
penampilan yang akan dinilai dan keterampilan; c) Pembimbingan
membagikan rubrik penilaian kepada pelatihan; d) Pengecekan pemahaman
tiap-tiap kelompok. Tiap kelompok diberi dan umpan balik; d) Pengintensifan
tanggung jawab dan kepercayaan untuk latihan dan penampilan;sertae) Pelatihan
menilai penampilan kelompok lain. lanjutan dan penerapan.Dengan pola
Setelah tahap persiapan mantap, siswa kegiatan yang bertahap, selangkah demi
dipersilakan tampil di depan kelas untuk selangkah, penggunaan Model
bermusikalisasi puisi menurut bakat dan Pengajaran Langsung dalam apresiasi
kreativitasnya. Pada saat satu kelompok puisi dapat meningkatkan kemampuan
tampil, lima kelompok yang lain siswadalam melakukan kegiatan
mencermati dan berdiskusi dengan musikalisasi puisi.
64 BASTRA, Vol. 3, No. 1, Juni 2016

DAFTAR PUSTAKA SMP dan MTS Kelas IX. Surakarta:


Graha Multi Grafika.
Depdiknas. 2005. Pengembangan
Kemampuan Berbicara Sastra. Rafiek. 2013. Pengkajian Sastra: Kajian
Jakarta: Depdiknas. Praktis. Bandung: Refika Aditama.

Effendi, S.2002. Bimbingan Apresiasi Trianto. 2013. Mendesain Model


Puisi. Jakarta: Pustaka Jaya. Pembelajaran Inovatif-Progresif:
Konsep, Landasan, dan
Hamdy, Salad. 2015. Panduan Wacana Implementasinya Pada Kurikulum
& Apresiasi Musikalisasi Puisi. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jakarta: Kencana.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, __________. 2008. Kamus Besar Bahasa


2006. Jakarta : Badan Standar Indonesia Pusat Bahasa Edisi
Nasional Pendidikan (BSNP). Keempat. Jakarta: Gramedia.

Nugroho, Mariati dan Sutopo.2005.


Bahasa dan Sastra Indonesia untuk

Anda mungkin juga menyukai