Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PEMBELAJARAN MUSIKALISASI PUISI TERHADAP

KEMAMPUAN MEMBACAKAN PUISI DI SEKOLAH DASAR

Anggy Giri Prawiyogi dan Isah Cahyani


Universitas Buana Perjuangan Karawang

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena rendahnya kemampuan siswa kelas


V SDN Ciwangi kabupaten Purwakarta dalam membacakan puisi.Kemampuan
membaca awal puisi mayoritas siswa memiliki kualitas yang rendah, baik dari
aspek penghayatan, gerak maupun intonasi.Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan keefektifan pembelajaran musikalisasi dalam peningkatan
kemampuan membacakan puisi.Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah eksperimen semu dengan Nonrandomized pretest-posttes control group
design. Penelitian dilakukan di SDN Ciwangi Kabupaten Purwakarta dengan
mengambil partisipan penelitian yakni siswa kelas V yang ditentukan secara non-
random menggunakan teknik purposive sampling. Data hasil penelitian dianalisis
secara statistik melalui uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji perbedaan dua
rata-rata dengan menggunakan uji Mann-Withney.Subjek dalam penelitian ini
sebanyak dua kelas. Data penelitian dikumpulkan melalui tes yang terdiri dari
pretest dan postest berupa tes membacakan puisi. Hasil penelitian menunjukan
bahwa pembelajaran musikalisasi puisi berpengaruh terhadap kemampuan
membacakan puisi siswa Hal ini dibuktikan dengan kenaikan prestasi
kemampuan membacakan puisi dari rata-rata hasil perolehan nilai pada kelas
eksperimen 36,27 pada saat pretest menjadi 76,93 pada saat posttest.

Kata Kunci: Kemampuan membacakan puisi, pembelajaran musikalisasi


puisi.

A. Pendahuluan secara efektif; melalui keterampilan


Bahasa Indonesia sebagai membaca, anak akan mampu
bahasa nasional NKRI, mulai menambah khasanah
diajarkan kepada anak sejak bangku pengetahuannya; dan melalui
sekolah dasar. Selama mengenyam keterampilan menulis, anak dapat
pendidikan di jenjang pendidikan menambah sarana komunikasinya
tersebut, anak diajari empat dengan orang lain melalui media
keterampilan berbahasa, yakni tulisan.
keterampilan menyimak, Pembelajaran yang dilakukan
keterampilan berbicara, di kelas didominasi oleh
keterampilan membaca, dan pembelajaran langsung (direct
keterampilan menulis. Memiliki instruction), tidak menggunakan
keterampilan berbahasa yang baik, media pembelajaran, dan hanya
diharapkan anak akan mampu memberikan soal latihan biasa yang
menjalani hidup dan kehidupannya mudah menyelesaikannya.
secara baik pula dan dapat diterima Berdasarkan hasil observasi di SDN
oleh sistem sosialnya. Melalui Ciwangi, diketahui bahwa
keterampilan menyimak, anak akan kemampuan membaca puisi siswa
mampu menerima dan mencerna kelas V SDN Ciwangi masih rendah.
informasi/pengetahuan yang Rendahnya kemampuan siswa
didengarnya; melalui keterampilan dalam membacakan puisi
berbicara, anak dapat berkomunikasi disebabkan oleh dua faktor.

1
Pertama, yaitu faktor siswa dan compact disc, internet, radio,
kedua faktor guru. Untuk faktor televise dan lain sebagainya.
siswa karena siswa kurang berminat Musikalisasi puisi merupakan
terhadap pembelajaran membaca kegiatan apresiasi membaca puisi
puisi. Hal tersebut dilihat kurangnya melalui iringan musik yang
percaya diri dalam membaca puisi dipadukan antara kolaborasi
hal ini bisa dilihat dari masih malu- apresiasi seni, musik, puisi, dan
malu untuk berbicara di depan kelas pentas. Danardana (2013, hlm. 56)
dan masih mengalami kesulitan mengemukakan pendapatnya
ketika harus berbicara secara lancar sebagai berikut:Musikalisasi puisi
dan runtut. Serta didapatkan pula pada hakikatnya adalah kolaborasi
intonasi, mimik, ekspresi dan apresiasi seni, antara musik, puisi,
penghayatan puisi masih kurang dan pentas. Melalui musikalisasi
serta artikulasi yang kurang jelas. puisi, seseorang tidak hanya
Sedangkan faktor guru karena guru mendapat kesempatan
kurang kreatif dalam memilih dan mengapresiasi puisi dan musik,
menggunakan media pembelajaran tetapi juga mendapat kesempatan
ataupun guru tidak memperhatikan mengekspresikan apresiasinya itu di
apakah semua siswa bisa depan khalayak. Musikalisasi puisi
membacakan puisi dengan baik dan juga dapat diartikan segala bentuk
benar. Berkaitan dengan kurangnya dan jenis karya musik yang digubah,
kemampuan membaca puisi, guru dibuat, disusun berdasarkan teks
memberikan alasan, karena puisi yang ditulis oleh penyair
terkendala oleh waktu yang sangat sebagai karya sastra dan telah
minim untuk memberikan dipublikasikan melalui media masa
kesempatan untuk siswa belajar (dalam Salad, 2015, hlm. 15).
membaca puisi. Meneropong Berdasarkan pendapat diatas
keadaan yang demikian, peneliti mengenai teori musikalisasi puisi,
merasa tertantang untuk dapat disimpulkan bahwa
mendapatkan jalan keluar musikalisasi puisi merupakan
permasalahan itu. Salah satu upaya kolaborasi membacakan puisi yang
untuk dapat peneliti lakukan untuk dilakukan dengan pembacaan dan
meningkatkan kemampuan pengubahan syair dengan diiringi
membaca puisi siswa kelas V SDN instrument atau salah satu alat
Ciwangi. music yang melibatkan beberapa
Kesulitan siswa dalam unsur seni, seperti: irama, bunyi
membacakan puisi dapat diatasi (musik), dan gerak.
dengan belajar cara yang efektif dan Pembelajaran musikalisasi
efisien dalam penanganannya, salah puisi dilakukan dalam tiga tahapan
satu langkahnya dengan yakni, pengondisian, pelaksanaan,
menerapkan strategi pembelajaran dan refleksi. Pengondisian
musikalisasi puisi. merupakan tahap persiapan
sebelum siswa mengikuti
B. Kajian Teori pembelajaran musikalisasi. Tahap
Hamdy Salad (2015, hlm. 115) pelaksanaan, siswa melakukan
menyatakan bahwa musikalisasi kegiatan pembelajaran
puisi merupakan bentuk ekspresi musikalisasiyakni menunjukkan dan
seni puisi dan musik yang menjelaskan sesuatu yang
ditampilkan secara bersamaan sebelumnya kegiatan pembelajaran
dalam satu ruang dan waktu melalui musikalisasiini sudah dicontohkan
panggung pertunjukan maupun terlebih dahulu oleh guru. Dan pada
media komunikasi massa lain yang tahap terakhir yaitu refleksi, setelah
bersifat elektronis seperti kaset, siswa melakukan pembelajaran
musikalisasisiswa diberikan suku kata, jumlah baris, dan aturan
kesempatan bertanya jawab. makna tersendiri (Waluyo, 1987,
Setelah itu siswa bersama guru hlm. 25).
melakukan refleksi dari hasil dan Intonasi, modulasi, jeda,
prosespembelajaran musikalisasi. dinamika, tempo, dan nada adalah
Musikalisasi puisi memiliki rambu-rambu yang harus
banyak manfaat yaitu diperhatikan dalam pembacaan
menyampaikan pemahaman kepada puisi. Sedangkan lagu ditentukan
audien melalui syair-syair puisi yang oleh kecepatan nada dalam tiap-tiap
disampaikan. Ari KPIN (2008, hlm. notasi. Irama pada lagu sudah
9) mengemukakan manfaatnya ditentukan lebih dulu komponisnya
sebagai berikut: secara permanen. Sedangkan puisi
1. Memudahkan upaya sosialisasi sangat ditentukan oleh pemahaman
puisi kepada masyarakat pembacanya terhadap makna
2. Lebih merangsang minat keseluruhan sebuah puisi.Modulasi
masyarakat untuk memasuki adalah proses pengubahan
dunia sastra gelombang pendukung untuk
3. Memberi alternatif penafsiran menyampaikan bunyi atau peralihan
kandungan suatu puisi dari nada dasar satu ke nada dasar
4. Memperkuat daya sentuh lewat lainnya (Departemen Pendidikan
representasi dan Kebudayaan, 1995, hlm. 662).
5. Memperkuat aspek-aspek bunyi. Irama, modulasi, dan jeda dalam
Lilis (dalam Ari KPIN, 2008, pembacaan puisi sulit dilagukan, jika
hlm. 9) menyatakan ada empat dipaksakan akan terjadi disharmoni
manfaat musikalisasi puisi yaitu lagu itu sendiri. Bait atau baris-baris
sebagai berikut: puisi yang tidak dilagukan harus
1. Dapat merangsang minat siswa tetap dibacakan. Untuk memberi
terhadap puisi sebab musik tekanan suasana pembacaan puisi
adalah salah satu cabang bisa diberi dentingan piano secara
kesenian yang sudah akrab lembut, atau petikan gitar dengan
dengan kehidupan iswa dan tempo lambat.
pada umumnya disukai siswa; Karya puisi juga tidak bisa
2. Memberi penyegaran pada siswa dilepaskan dari bentuk penampilan
agar pembelajaran tidak fisiknya. Misalnya tipografi,
monoton; penggunaan huruf kapital, tanda titik,
3. Memberi kesempatan kepada tanda koma, penataan baris, dan
siswa berhubungan langsung pengaturan bait. Semua itu tidak
dengan karya sastra melalui cara bisa dilanggar untuk kepentingan
yang akrab dengan pengalaman melodi, karena akan merusak pesan
siswa; puisi (Tjahjono, 2011, hlm. 170).
4. Merangsang aspek emotif siswa, Partitur musik adalah teks lagu
dan lain-lain. yang berisikan puisi-puisi yang
Perlu diingat kembali unsur- diaransemen ke dalam bentuk
unsur apa saja yang membangun lembaran musik yang berupa melodi,
puisi. Unsur-unsur pembangun irama/ ritme, dan harmoni (Tjahjono,
tersebut saling berkaitan, padu, sulit 2011, hlm. 173).Sebelum menyusun
dipisahkan. Puisi dan lagu memang partitur secara lengkap, guru harus
ada benang merah, karena sejarah membaca puisinya secara cermat.
awal puisi adalah tembang atau Tentukan bagian-bagian yang lebih
lagu. Sebelum manusia mengenal kuat dibacakan dan baris-baris lain
budaya tulis, puisi ditembangkan yang lebih indah bila
atau dilisankan. Contoh tembang dilagukan.Untuk menyusun partitur,
Jawa yang diatur oleh struktur bunyi, guru harus memahami unsur-unsur

3
musik secara umum, misalnya nada, kesenian yang sudah akrab dengan
melodi, irama, harmoni, serta unsur kehidupan siswa dan pada
pendukung lain seperti ekspresi, umumnya disukai siswa. Selain itu,
dinamika serta bentuk lagu. musikalisasi puisi memberi
Jika musikalisasi puisi akan penyegaran pada siswa agar
disajikan di atas panggung sebagai pembelajaran membaca puisi tidak
hiburan dan strategi pembelajaran, monoton, jenuh, bosan, ngantuk,
maka guru Bahasa Indonesia dan bisa menyenangkan, karena
sebaiknya bekerja sama dengan dapat memberi kesempatan kepada
guru musik dan guru mata pelajaran siswa berhubungan langsung
drama/ teater (Seni Budaya). dengan karya sastra melalui cara
Musikalisasi puisi yang dijadikan yang akrab dengan pengalaman
sebagai komoditi hiburan harus siswa.
tunduk kepada kriteria pementasan Adapun kelemahan
pertunjukan. Kriteria tersebut pembelajaran musikalisasi puisi
meliputi tata panggung, tata cahaya, adalah semua guru dituntut harus
tata busana, dan tata vokal atau bisa menguasai/bermain salah satu
sound. alat musik kalo tidak menguasai
Alat yang musik yang tidak akan berjalan pembelajaran
digunakan dalam pembelajaran puisi musikalisasi puisi tersebut.
tidak ditentukan, jadi guru bebas
menggunakan alat musik yang bisa C. Metode Penelitian
mengiringi pembacaan puisi Berdasarkan klasifikasi jenis-
tersebut, misalnya dengan jenis data penelitian, penelitian ini
menggunakan gitar, kecapi, piani, dikenal sebagai penelitian
seruling dsb. Tapi lebih bagus bila kuantitatif.Metode yang digunakan
alat musik yang mengiringi dalam penelitian ini adalah
pembelajaran musikalisasi puisi Penelitian Kuasi Eksperimen dengan
adalah alat musik yang sifatnya Nonrandomized pretest-posttes
mengiringi bukan yang bersifat control group design.
melodi, adapun alat musik yang bisa Subjek dalam penelitian ini
mengiringi pembelajaran adalah siswa kelas VA yang
musikalisasi puisi tersebut yaitu dinamkan kelas eksperimen. Siswa
gitar, piano, kecapi dan sebagainya. di kelas VA ini berjumlah 37 orang
Adapun alat musik yang termasuk siswa, terdiri dari 15 orang siswa
sebagai melodi yaitu seruling, laki- laki dan 22 siswa perempuan,
sexopon, biola, dsb. dan VB sebagai kelas kontrol
Berdasarkan kajian di atas, berjumlah 27, yang terdiri dari 13
mengenai membaca puisi di SD, laki-laki dan 14 siswa perempuan.
hambatan-hambatan dan kesulitan Instrumen penelitian adalah alat
dalam membaca puisi, dan yang digunakan untuk
beberapa kelebihan yang dimiliki mengumpulkan data dan informasi
musikalisasi puisi, gagasan utama yang diinginkan.Instrument yang
dalam jurnal ini adalah memberikan digunakan dalam penelitian ini
rekomendasi kepada guru untuk meliputi lembar tes membacakan
menggunakan musikalisasi puisi puisi dan dokumentasi. Lembar
sebagai salah satu alternatif solusi observasi pada penelitian ini
untuk mengurangi kesulitan dalam ditujukan untuk mengobservasi
pembelajaran membacakan puisi. proses pembelajaran saat
Musikalisasi puisi dapat pembelajaran musikalissi puisi pada
merangsang minat siswa terhadap kelas eksperimen dan pembelajaran
kemampuan membaca puisi sebab langsung pada kelas kontrol. Lembar
musik adalah salah satu cabang tes yang diberikan kepada siswa
berbentuk tes membacakan puisi Lalu konsultasikan ke tolok ukur dan
pada saat pretest dan postetst. penentuan standar kemampuan
Pengolahan data kuantitatif untuk mengetahui tingkat
dilakukan dengan menggunakan uji kemampuan.
statistik terhadap hasil data pretes a. Tolok Ukur
dan postest dari kelas eksperimen 85%-100% ----> Baik Sekali
dan kelas kontrol dengan bantuan 75%-84% ----> Baik
program spss versi 16 melalui 60%-74% ----> Cukup
langkah-langkah sebagai berikut: 40%-59% ----> Kurang
1) Uji Normalitas 0%-39% ----> Gagal
Uji normalitas yang dilakukan b. Penentuan Standar Kemampuan
menggunakan Kolmogorov- Tabel 2
Smirnov. Standar Kemampuan
2) Jika data yang dianalisis Huruf Angka Angka Angka Predikat
berdistribusi normal dan tidak 0-4 0-10 0-100
homogen, maka untuk pengujian A 4 8,5-10 85-100 BS
hipotesis menggunakan uji-t’. B 3 7,0-8,4 70-84 B
3) Jika salah satu atau kedua data C 2 5,5-6,9 55-69 C
D 1 4,0-5,4 40-54 K
yang dianalisis tidak berdistribusi
E 0 0-3,9 0-39 KS
normal, maka tidak dilakukan uji
(Hamalik, 1989, hlm, 122)
homogenitas sedangkan untuk
pengujian hipotesis dilakukan uji
D. Hasil Dan Pembahasan
statistik non-parametrik, yaitu uji
Diperoleh hasil data pretes
Mann-Whitney. Artinya uji Mann-
kelas ekperimen dan kelas kontrol,
Whitney merupakan pengganti
sampel bukan berasal dari populasi
uji-t untuk menguji perbedaan
yang berdistribusi normal. Sehingga
dua rerata pada statistika
pada uji statistik perbedaan dua
parametrik.
rata-rata populasi digunakan uji non-
Teknik pengolahan dan
parametrik dengan menggunakan uji
analisis data untuk tes membacakan
Mann-Withney. Hasil pengujian
puisi berupa tes membacakan puisi
perbedaan dua rata-rata tersebut
secara peroarangan tampil di depan
diperoleh nilai signifikansi lebih
kelas dengan penilaian sebagai
besar dari 0,05, berdasarkan kriteria
berikut:
pengujiannya H0 diterima, artinya
Tabel 1
kemampuan awal membacakan
Instrumen Penilaian Membacakan
puisi siswa antara kelas
Puisi
Komponen Nilai Skor Catatan
ekspereimen dan kelas kontrol
yang di nilai (1-4) yang adalah tidak jauh berbeda.
diperoleh Sedangkan dari hasil postest
1. Penghayatan diperoleh hasil postest kelas
2. Gerak ekperimen dan kelas kontrol, sampel
3. Artikulasi
Jumlah
berasal dari populasi yang tidak
Keterangan: tafsiran untuk setiap berdistribusi normal. Sehingga pada
aspek, uji statistik perbedaan dua rata-rata
4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, populasi digunakan uji non-
1 = kurang. Sumber: Apresiasi parametrik dengan menggunakan uji
karya sastra, Aminudin (2014: 33) Mann-Whitney. Hasil pengujian rata-
rata tersebut diperoleh nilai
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 signifikansi sebesar kurang dari
𝑥 100% 0,05, maka berdasarkan kriteria
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
(Arikunto, 1993, hlm. 209) pengujiannya H0 ditolak, artinya
setelah diberikan treatment bahwa

5
kemampuan membacakan puisi berbagai aspek terkait pembelajaran
siswa yang menggunakan musikalisasi puisi, seperti aspek
pembelajaran musikalisasi puisi perkembangan kognitif, sosial, dan
lebih baik dibandingkan dengan bahasa anak, ditambah dengan
kemampuan membacakan puisi analisis data hasil penelitian,
siswa yang menggunakan disimpulkan bahwa: pembelajaran
pembelajaran langsung. musikalisasi puisi berpengaruh
Agar diketahui secara riil terhadap peningkatan kemampuan
mengenai tingkat kemampuan membacakan puisi. Hal ini
membacakan puisi para siswa di dibuktikan dengan kenaikan prestasi
kelas eksperimen dan kelas kontrol membacakan puisi dari rata-rata
pada saat pretest dan posttest, hasil perolehan nilai pada kelas
berikut disajikan analisis deskriptif eksperimen 36,27 pada saat pretest
komparatif pada kelas eksperimen menjadi 76,93 pada saat posttest.
pada saa pretest diperoleh nilai yang 2. Rekomendasi
termasuk kategori rendah 25, Di samping hal-hal positif yang
sedang 50, dan tinggi 75, sedangkan diperoleh, dalam penelitian ini masih
pada saat posttest diperoleh nilai ditemui berbagai keterbatasan dan
yang termasuk kategori rendah 75, kekurangan. Oleh sebab itu,
sedang 75, dan tinggi 83. Oleh terdapat saran bagi pihak-pihak
karena itu dapat disimpulkan bahwa terkait:
membacakan puisi pada kelas 1. Bagi Kepala Sekolah
eksperimen hasil penilaian puisi Pengetahuan dan wawasan guru
meningkat menjadi lebih baik yang sekolah dasar mengenai
asalnya bernilai kurang dan cukup pembelajaran musikalisasi
menjadi baik dan ada juga yang puisi,masih sangat terbatas. Oleh
lebih baik. Pada analisis deskriptif sebab itu, diharapkan agar kepala
komparatif keals kontrol pada saat sekolah memfasilitasi guru untuk
pretest diperoleh nilai yang termasuk mengikuti pelatihan-pelatihan, dan
kategori rendah 25, sedang 42, seminar mengenai model-model
tinggi 50 sedangkan pada saat pembelajaran lainnya sehingga
Posttest diperoleh nilai yang dapat diimplementasikan dalam
termasuk kategori rendah 75, pembelajaran membacakan puisi di
sedang 58, dan tinggi 67. Oleh ruang-ruang kelas.
karena itu dapat disimpulkan bahwa 2. Bagi Guru Bahasa Indonesia
membacakan puisi pada kelas Pembelajaran musikalisasisebaiknya
kontrol ada sedikit peningkatan dari diimplementasikan pada kelas
yang bernilai kurang dan cukup dengan komposisi siswa yang
menjadi cukup dalam membacakan heterogen dan dengan jumlah yang
puisi. Jadi dengan melihat paparan tidak terlalu banyak, hal tersebut
data tersebut dapat disimpulkan bertujuan agar pembelajaran
bahwa hasil penilaian kemampuan musikalisasidapat
membacakan puisi siswa di kelas diimplementasikan secara efektif,
eksperimen lebih bagus mengingat terbatasnya jam
dibandingkan hasil penilaian pelajaran yang tersedia.
kemampuan membacakan puisi 3. Bagi Penelitian di Masa
siswa pada kelas kontrol. Mendatang
Sebagai sebuah karya ilmiah,
E. Kesimpulan dan Rekomendasi penelitian ini memiliki banyak
1. Kesimpulan kekurangan dalam berbagai aspek,
Berdasarkan teori-teori yang seperti metode penelitian, desain
telah dipaparkan dan dibahas pada penelitian, sistem lingkungan,
bab-bab sebelumnya mengenai instrumen, dan analisis data
penelitian. Seluruh kekurangan Danardana, A. S. (2013). Pelangi
tersebut disebabkan oleh sastra ulasan dan model-
terbatasnya sumber daya dan model apresiasi. Pekanbaru:
kemampuan peneliti dalam Palagan Pers.
mengontrol variabel-variabel lain Departemen Pendidikan dan
yang mungkin memengaruhi Kebudayaan. (1995). Kamus
penelitian. Penelitian lanjutan perlu besar bahasa Indonesia Edisi
dilakukan pada periode waktu yang Kedua. Jakarta: Balai
lebih lama untuk mengetahui Pustaka.
pengaruh pemberian treatment Furqon. (2004). Statistika terapan
pembelajaran musikalisasiterhadap untuk penelitian. Bandung:
kemampuan membacakan puisi Alfabeta.
siswa yang dapat dijembatani Mulyati, Y. (2002). Pendidikan
melalui kuasi eksperimen. Selain itu, bahasa dan sastra Indonesia
eksperimen dapat dilakukan dengan di Kelas Tinggi. Jakarta:
mengkaji variabel-variabel lain yang Universitas Terbuka.
mungkin memengaruhi keterampilan Salad, H. (2015). Musikalisasi puisi.
siswa dalam menulis, seperti media Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
yang digunakan, tingkat motivasi, Suhendar, E. (2012). Pembelajaran
dan kognisi siswa. dengan musikalisasi puisi dengan
memperbaiki keterbatasan- metode kontekstual pada
keterbatasan tersebut, diharapkan siswa kelas ix smp
para peneliti selanjutnya dapat perkappen pangheotan tahun
menghasilkan temuan-temuan pelajaran 2011/2012.Jurnal
penelitian yang lebih sahih dan Program Studi Pendidikan
relevan. Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP Siliwangi Bandung.
Daftar Rujukan
Aminuddin. (2014). Pengantar Riwayat Penulis
apresiasi karya sastra. Anggy Giri Prawiyogi adalah Dosen
Bandung: Percetakan Sinar swasta di Universitas Buana
Baru Algesindo. Perjuangan Karawang pengampu
Ari, K. (2008). Musikalisasi puisi. mata kuliah yang berkaitan dengan
Yogyakarta: Hikayat. bahasa dan kesenian pada program
Burhanuddin. (2012). Metode Studi Pendidikan Guru SD. Email
penelitian pendidikan. yang dapat dihubungi:
Subang: Royyan Press. Anggygiriprawiyogi@yahoo.com.

Anda mungkin juga menyukai