Anda di halaman 1dari 10

HAK PEMBERIAN NAMA ANAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM

ISLAM

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Qiroah Tahmidiyah

Dosen Pengampu: Muhammad Irhas , M. A. G

Disusun Oleh:

1. Ahmad Nabiluzzuhad Mahfudz (2210210094)

Kelas : PBA C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... i
BAB I PENDAHUUAN .......................................................................................... ii
A. Latar Belakang ........................................................................................ ii
B. Rumusan Masalah .................................................................................. iii
C. Tujuan .................................................................................................... iii
BAB II BAGIAN ISI ............................................................................................... 1
A. Teks arab ................................................................................................ 1
B. Analisis teks arab ................................................................................... 3
C. Terjemah ................................................................................................ 3
D. Peta Konsep ........................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................ 7
A. Tinjaun Islam Terhadap Pemberian Nama .................................................... 7
B. Kaedah Islam yang Terkait Dengan Penamaan .................................................... 8
BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................ 9
C. Daftar Pustaka ............................................................................................... 10
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalahh agama yang mengatur seluruh segala aspek kehidupan. Aturan ini
mencakup perkara duniawi, ukhrawi, masyarakat, dan juga individu. Di antaranya di dalam
islam mengatur perkara yang banyak dari kalangan masyarakat Indonesia secara umum
adalah masalah tentang pembuatan nama anak yang pada realitanya belum mendapat porsi
perhatian yang lebih dari mereka. Padahal di dalam hukum Islam terdapat kaidah-kaidah
tersendiri dalam hal memberikan nama pada buah hati sehinga pemberian tersebut tidak
bertentangan dengan aturan dalam agama Islam baik itu ditinjau dari sisi makna, aturan, dan
bahkan berkenaan dengan nama-nama tertentu.
Perkawinan, atau lembaga perkawinan, memberi perempuan perlindungan dari
suaminya. Perkawinan juga bermanfaat untuk menjaga keharmonisan keturunan-keturunan
karena jika seseorang tidak menikah, tidak jelas siapa yang akan mengasuh dan mendidik
anak tersebut.
Alasan utama pernikahan adalah untuk menjaga keturunan agar dunia tidak menjadi
sepi dari manusia. Pada hakekatnya, membangkitkan dan menggerakkan tujuan itu adalah
berkembangnya hasrat seksual pada manusia. Mengenai nafsu mereka, itu adalah upaya halus
untuk membujuk mereka agar memiliki anak melalui aktivitas seksual.
Kebahagiaan datang dari memiliki anak. karena melegalkan perkawinan telah
mencapai tujuan utamanya. Anak telah ditanamkan berbagai harapan dan cita-cita.
Allah telah memberikan mandat dan karunia kepada orang tua berupa anak. Karena
tidak semua orang memiliki anak, setiap orang adalah anugerah. Karena ia dilahirkan ke
dunia dan Allah memilih pendamping untuk merawat dan membesarkannya sebagai calon
pengisi, penerus, dan penentu generasi, setiap anak adalah amanah.1

1
Imam Siswadi, “Perlindungan Anak dalam Perspektif Hukum Islam dan Ham”, Jurnal Al – Mawarid, Vol XI
No 2, Sep – Jan 2011, 235.
Selama ini untuk pemberian nama anak yang Islami kerap kali hanya diberikan oleh
orang tua yang mempunyai pemahaman tentang agama, sementara yang lain biasanya hanya
mengikut pada idola mereka, sesuai dengan suku mereka, atau mengikut pada nama-nama
orang barat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tinjauan Islam terhadap pemberian nama anak?
2. Bagaimana kaidah Islam terkait dengan Penamaan?
C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:

1.Untuk mengetahui tinjauan Islam terhadap pemberian nama anak.

2.Untuk mengetahui kaidah Islam terkait dengan penamaan.


‫‪BAB 2‬‬

‫‪BAGIAN ISI‬‬

‫‪A. Teks Arab‬‬

‫س ِّميَ ِة ا ْل َم َوالِي ِد بِ َها فِي ال ُّ‬


‫س ُعو ِديَّ ِة‬ ‫َأ َ‬
‫س َما ُء َم ْمنُو ُع تَ َ‬

‫ا ْل َح ْج َم الطَّبِي ِع َّي‬

‫يل اَأْل ْ‬
‫س َما ِء‪َ ،‬و َما يَ ُجو ُز َمنُّ َها‬ ‫ض َوابِ ِط ا ْل ُمتَّبَ َعةَ ِع ْن َد تَ ْ‬
‫س ِج ِ‬ ‫شفَتْ ِو َكالَةُ ِوزَ ا َر ِة الدَّا ِخلِيَّ ِة لَِأْل ْح َوا ِل ا ْل َم َدنِيَّ ِة فِي ال ُّ‬
‫س ُعو ِديَّ ِة َع ِن ال َّ‬ ‫َك َ‬
‫‪َ .‬و َما يَ ْمنَ ُع َواَل يَ ْ‬
‫س َم ُح بِ ِه‬

‫س ِم ُم َع َّرفٌ ب( ا َل) فِي اَأْل ْ‬


‫س َما ِء‬ ‫س ِجي ُل ااْل ِ ْ‬‫س ِم ِّي َعلَى « تويتر»‪َ ،‬أنَّهُ « يَ ُجو ُز تَ ْ‬ ‫سابِ َها ال َّر َ‬‫ت اَأْل ْح َوا ُل ا ْل َم َدنِيَّةُ‪َ ،‬ع ْب َر ِح َ‬
‫ض َح ِ‬‫َوَأ ْو َ‬
‫ب قَ ِدي ًما َوالدَّا ِر َجةَ بِا ْل ُم ْجتَ َم ِع ك( ا ْل َ‬
‫برا َء‪ ،‬ا ْل َعنُودَ‪ ،‬ا ْل َج ْوه ََرةَ‪ ،‬ا ْل َولِيدَ)‬ ‫‪».‬ا ْل ُمتَ َعا َرفَ َعلَ ْي َها ِع ْن َد ا ْل َع َر ِ‬

‫ضافِيَ ِة فِي َح ْق ِل ااْل ِ ْ‬


‫س ِم‬ ‫س ِجي ِل ا ْل ِعبَا َرا ِ‬
‫ت اِإْل َ‬ ‫سيِّدَ)‪َ ،‬واَل َي ْ‬
‫س َم ُح بِتَ ْ‬ ‫س ُم ُم َج َّردًا ِمنَ اَأْل ْلقَا ِ‬
‫ب ك( ال َّ‬ ‫س ِّج ُل ااْل ِ ْ‬‫َوبَيَّنَتْ َأنَّهُ « يُ َ‬
‫‪..‬ك( ا ْل َم ْعرُوفَ بِ َك َذا‬

‫ساَل ِميَّ ِة ‪)».‬‬


‫ش ِري َع ِة اِإْل ْ‬ ‫س ِجي ُل اَأْل ْ‬
‫س َما ِء ا ْل ُم َخالِفَ ِة لِل َّ‬ ‫س ِجي ِل اَأْل ْ‬
‫س َما ِء ا ْل ُم َر َّكبَ ِة ك( ُم َح َّم َد َ‬
‫صالِ َح)‪َ ،‬ويَ ْمنَ ُع تَ ْ‬ ‫س َم ُح بِتَ ْ‬ ‫َوَأ َ‬
‫ضافَتْ ‪ «:‬اَل َي ْ‬
‫سو ِل)‬
‫‪».‬ك( َع ْب َد ال َّر ُ‬

‫‪B. Analisis Gramatikal Teks‬‬


‫ي‬ ‫‪ْ jumlah ismiyah‬ال َحجْ َم الطَّبِ ِ‬
‫يع َّ‬

‫‪ْ menjadi mubtada‬ال َحجْ َم‬

‫ي‬ ‫ْال َحجْ َم ‪ menjadi khobarnya‬الطَّبِ ِ‬


‫يع َّ‬

‫‪ jumlah fi’liyah‬يَجُو ُز تَس ِْجي ُل‬

‫‪ menjadi fiil‬يَجُو ُز‬


‫ تَس ِْجي ُل‬menjadi fail nya lafadz ‫يَجُو ُز‬

‫ضافِيَ ِة‬ ِ ‫ ْال ِعبَا َرا‬menjadi na’at dan man’ut


َ ‫ت اِإْل‬

‫ت‬ َ َ‫ ْال ِعب‬menjadi naat dari lafadz ‫ضافِيَ ِة‬


ِ ‫ارا‬ َ ‫اِإْل‬

‫ضافِيَ ِة‬ ِ ‫ْال ِعبَا َرا‬


َ ‫ اِإْل‬menjadi man’ut nya lafadz ‫ت‬

‫ لِل َّش ِري َع ِة اِإْل ْساَل ِميَّ ِة‬menjadi jer majrur

huruf jernya ‫ل‬

‫ لِل َّش ِري َع ِة‬yang di jer kan dan juga menjadi na’at

‫ اِإْل ْساَل ِميَّ ِة‬dan menjadi man’utnya lafadz ‫لِل َّش ِري َع ِة‬

C. Terjemahan isi kandungan


NAMA YANG DILARANG UNTUK MENAMAI BAYI YANG BARU LAHIR
DI ARAB SAUDI
Ukuran normal

Badan Kementerian Dalam Negeri untuk Status Sipil di Arab Saudi mengungkapkan
kontrol yang digunakan saat mendaftarkan nama, apa yang diperbolehkan dan apa yang
dilarang dan tidak diperbolehkan.

Dan Status Perdata menyatakan, melalui akun resminya di “Twitter”, bahwa


“diperbolehkan untuk mendaftarkan nama yang didefinisikan oleh (Al) dalam nama-nama
yang dikenal orang Arab di masa lalu dan digunakan dalam masyarakat, seperti (Al-Bara ,
Al-Anoud, Al-Jawhara, Al-Walid).

Dan itu menunjukkan bahwa “nama terdaftar dilucuti dari judul sebagai (Tuan), dan
frase tambahan tidak diperbolehkan untuk didaftarkan di bidang nama sebagai (dikenal
sebagai …)
Dan dia menambahkan: “Tidak diperbolehkan mendaftarkan nama majemuk seperti
(Muhammad Saleh), dan dilarang mendaftarkan nama yang melanggar hukum Islam, seperti
(Abdul Rasul).”

D. Peta Konsep

Nama Nama 1. Dilarang 2. Dilarang


bayi yang dikarenakan karena nama
dilarang di namanya tersebut
Arab saudi majemuk melanggar
seperti: hukum Islam
Muhammad seperti:
Saleh Abdul Rasul
BAB 3

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Islam dalam Pemberian Nama Anak

Salah satu dari sekian banyak karunia Allah SWT adalah seorang anak. Kepada kedua
wali, kehadirannya sangat dinantikan oleh para wali karena dengan kehadirannya sebuah
keluarga akan menjadi lebih hidup dan bermakna. Memberi nama pada anaknya adalah salah
satu hal pertama yang diprioritaskan dan dipersiapkan orang tua saat menyambut sang anak
untuk pertama kalinya dalam hidup mereka. Hak untuk memberikan nama kepada seorang
anak harus diterima oleh anak sebagai identitas yang dapat dengan mudah diidentifikasi.
Islam telah mengatur atau menetapkan pedoman penamaan anak dalam kaitannya dengan
hak-haknya sebagai anak.

Menurut hukum Islam, anak-anak harus diberi nama dengan konotasi positif karena
diyakini dalam Islam nama-nama ini akan digunakan sebagai nama panggilan di akhirat dan
kepribadian dan psikologi anak dapat dipengaruhi oleh nama mereka. Sebuah nama menjadi
sesuatu yang sangat mendesak karena dirinya. Meski untuk saat ini, sebagian orang masih
menganggap sepele memberi nama anak dengan makna yang bermakna. Namun sejumlah
pendapat ahli menunjukkan pentingnya nama dalam kaitannya dengan nama itu sendiri.

Pemberian nama bayi baru lahir yang baik sesuai kaidah dan syariah merupakan salah
satu bagian dari strategi pembentukan karakter Islami pada anak. Dengan begitu, orang tua
telah menanamkan niat yang kuat untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya.2

B. Kaidah Islam Terkait dengan Penamaan

Islam adalah sebuah agama yang diperuntukkan untuk seluruh umat manusia melalui nabi
Muhammad Saw. yang di dalamnya berisi tentang aturan- aturan untuk dijadikan pedoman
atau petunjuk bagi manusia. Aturan-aturan tersebut tertuang dalam sumber ajaran Islam yaitu
Al-qur’an dan As-sunnah. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Q.S. Al-baqarah:2

Terjemahnya:

2
Mistahul Akhyar Kertamuda, Golden Age (strategi Membentuk Karakter Emas Pada Anak Usia Dini),
(Jakarta:PT. Elek Media Komputindo, 2015). 24
Kitab (Al-qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.3

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Al-qur’an adalah petunjuk, dalam Al-qur’an
telah dijelaskan mengenai segala hal tidak hanya berisi tentang penjelasan mengenai
peribadatan saja akan tetapi Al-qur’an mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.
Walaupun begitu, namun dalam Al-qur’an sendiri terdapat beberappa hal yang tidak
dijelaskan secara detail, olehnya hadistlah yang dijadikan sebagai penjelas secara detail
tentang isi Al-qur’an.

Sebagaimana kedudukan hadist yaitu sebagai penjelas mengenai hal-hal yang terdapat
Al- qur’an. Seperti halnya mengenai pemberian nama kepada anak, dalam Al-Qur’an sendiri
tidak ada ayat yang secara langsung menjelaskan mengenai kaidah-kaidah pemberian nama
kepada anak sedangkan sebuah nama sendiri sangatlah berarti dalam Islam, sebab nama
tersebut diyakini sebagai panggilan, tidak hanya di dunia saja akan tetapi di akhirat kelak
juga akan digunakan.

Pemberian nama kepada anak sendiri dianggap sebuah kaidah ilahiyah yang
mendasar, sebab Allah SWT. memberi nama Adam dan Hawa di hari pertama menciptakan
mereka. Dia juga mengajari Adam sebuah nama dan kemudian manusia mengikutinya.
Pemberian nama adalah sebuah kaidah yang sangat penting bagi sebagian orang. Walaupun
demikian, hanya orang-orang yang mempunyai pemahaman tentang agama yang memberi
nilai khusus pada nama dan sangat memperhatikannya, karena hal tersebut sangatlah penting
bagi mereka karena mereka meyakini bahwa sebuah nama adalah doa dan dengan nama
tersebut orang-orang akan dipanggil di akhirat kelak.Adapun kaidah pemberian nama anak
oleh orang tuanya yaitu:

1. Seorang bapak lebih berhak memberikan nama pada bayinya. Seorang ibu tidak berhak
untuk menentang suaminya dalam masalah ini. Tapi akan lebih baik jika keduanya
bermusyawarah dalam menentukan nama bayi. Jika keduanya berselisih maka yang berhak
untuk menentukan nama bayinya adalah seorang bapak

2. Dalam hal memilih nama, seorang bapak wajib memilih nama yang bagus untuk anaknya,
baik dari sisi lafal maupun maknanya. Bukan nama yang mengandung arti hal-hal yang
dilarang atau ditentang syariat

3
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung, PT Cordoba Internasional Indonesia, 2016). 2
3. Nama yang paling bagus dan disunahkan dalam Islam.4

BAB 4

PENUTUP

A. Kesimpulan

4
Abu Malik Kamal, Fiqh Sunnah Wanita , (Jakarata, Pena Aksara, 2007),221

Anda mungkin juga menyukai