Anda di halaman 1dari 7

Laporan Laba Rugi

Dengan membahas bagaimana rumus maupun

bentuk laporan laba rugi, yang akan dibahas

pada saat ini yaitu bagaimana cara membuat

laporan laba rugi. Berikut ini contoh soal laporan

laba rugi serta cara menghitung laba rugi.

Diperoleh data keuangan PT Sukses Kemilau

untuk periode 01 April Sampai 30 April 2020

adalah sebagai berikut :


Cara Menghitung Laba Rugi Penyelesaian:

Untuk membuat laporan laba rugi terlebih dahulu

harus diketahui jumlah harga pokok penjualan,

pembelian bersih dan penjualan bersihnya.

1. Menghitung Pembelian Bersih :

Pembelian Bersih = Pembelian + Beban Angkut

–  Retur Pembelian – Potongan Pembelian


= Rp60.000.000 + Rp10.000.000 – Rp2.000.000

–Rp2.000.000

= Rp66.000.000

2. Menghitung Harga Pokok Penjualan

(HPP) :

Hpp  = Persediaan Awal + Pembelian Bersih –

Persediaan Akhir  = Rp 20.000.000 +

Rp66.000.000 – Rp 10.000.000 = Rp 76.000.000

3. Menghitung Penjualan bersih :

Penjualan bersih     = Penjualan – Retur

Penjualan –  Potongan Penjualan  =

Rp 130.000.000 – Rp 3.000.000 – Rp 2.000.000

                                    = Rp 125.000.000
Macam-Macam Laporan Neraca

Sebelum membahas cara membuat neraca keuangan, kita akan membahas dulu dua
macam neraca paling umum dipakai di perusahaan, yaitu neraca staffel dan skontro.
Selengkapnya tentang macam-macam laporan neraca adalah sebagai berikut.

1. Laporan Neraca Bentuk Staffel


Laporan neraca staffel memiliki bentuk memanjang ke bawah, dengan peletakan akun di sebelah
kiri dan nominalnya di sebelah kanan. Di dalam neraca staffel, aktiva, liabilitas, dan ekuitas
diletakkan berurutan ke bawah, dan hanya dipisahkan dengan spasi.
Neraca bentuk ini paling cocok digunakan perusahaan dengan jumlah akun banyak. Contoh
neraca keuangan berbentuk staffel yaitu berikut ini.
Laporan Neraca Bentuk Skontro
Sementara itu, neraca skontro memiliki bentuk memanjang ke samping, dengan akun
aset, kewajiban, dan ekuitas yang dipisahkan menjadi dua lajur. Akun aset ada di lajur
pertama paling kiri, diikuti dengan nominal. Sedangkan akun kewajiban dan ekuitas
beserta nominalnya ada di lajur kedua.
Neraca skontro paling cocok digunakan usaha dengan jumlah akun sedikit (misalnya
UKM), karena bentuknya lebih ringkas. Berikut ini contoh neraca keuangan bentuk
skontro yang dapat Anda gunakan.

Cara membaca neraca keuangan milik PT. JAYA PURNAMA adalah sebagai berikut:

Jumlah aset PT. JAYA PURNAMA per 30 April 2021 adalah sebesar Rp558,31 juta,
dengan kewajiban berupa utang usaha sebesar Rp272,8 juta dan ekuitas sebesar
Rp285,5 juta. Ini artinya, 48,86% aset perusahaan tersebut dibiayai oleh kewajiban
jangka pendek, sedangkan 51,14% dibiayai modal perusahaan sendiri.

Idealnya, nilai kewajiban (jangka pendek + jangka panjang) tidak melebihi 50% dari
jumlah ekuitas. Ini artinya, kondisi keuangan PT. JAYA PURNAMA masih baik, karena
belum melebihi 50%. Akan tetapi, 48,86% aset dibiayai oleh hutang jangka pendek
yang pelunasannya kurang dari 1 tahun. Sehingga dalam waktu beberapa bulan ke
depan, perusahaan harus mencari cara melunasi hutang ini dengan cepat.

Neraca Keuangan

Anda mungkin juga menyukai