Anda di halaman 1dari 3

TUGAS HUKUM PAJAK

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Rini Irianti Sundary, S.H.,M.H.

Nama : Noermalia

NPM : 20040122012

Mata Kuliah : Hukum Pajak

1. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)


1. Berdasarkan lembaga pemungutannya
termasuk pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh negara atau pemerintah pusat.
Sebagian besar dari pajak pusat dikelola oleh Direktorat Jenderal Pusat (DJP),
Kementerian Keuangan.
2. Berdasarkan sifatnya
termasuk pajak langsung yaitu Pajak yang dikenakan pada wajib pajak secara berkala
baik perorangan maupun badan usaha. Pajak ini merupakan pajak yang bersifat
kebendaan. Besar kecilnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan/kondisi objek yaitu
bumi/tanah dan/atau bangunan.
3. Berdasarkan sasaran atau objeknya
termasuk pajak objektif, karena pajak ini cenderung memperhatikan objek yang
menimbulkan kewajiban membayar pajak terlebih dahulu, setelah itu mencari subjek
pajak tersebut baik dari orang pribadi atau badan.
4. Berdasarkan tarifnya
termasuk kedalam tarif pajak proporsional, yaitu apabila semakin besar jumlah objek
pajak yang dibayarkan, maka persentase tarif pengenaan pajaknya akan tetap sama.
PBB memiliki besaran tarif pajak 0,5%.
5. Berdasarkan system pemungutannya
termasuk ke official assessment system yaitu sistem pemungutan pajak yang di mana
petugas pajak diberikan kewenangan untuk menentukan besarnya terhutang Wajib
Pajak.
6. Berdasarkan stelsel pajak atau cara pemungutannya
termasuk ke stelsel fiktif (anggapan) dimana pengenaan pajak didasarkan pada suatu
anggapan yang diatur oleh Undang-Undang.

2. Pajak Penghasilan (PPh)


1. Berdasarkan lembaga pemungutannya
termasuk jenis pajak pusat.
2. Berdasarkan sifatnya
termasuk pajak langsung yaitu Pajak yang dikenakan pada wajib pajak secara berkala
baik perorangan maupun badan usaha.
3. Berdasarkan sasaran atau objeknya
termasuk pajak subjektif yaitu yang memperhatikan tentang kemampuan wajib pajak
dalam menghasilkan pendapatan atau uang.
4. Berdasarkan tarifnya
PPh termasuk tarif progresif, yaitu persentase tarifnya semakin besar mengikuti besaran
nilai objek yang dikenai pajak. Artinya, semakin besar nilai objek pajak, maka semakin
besar pula tarifnya.
5. Berdasarkan system pemungutannya
termasuk self assessment system. Sistem perpajakan ini yang digunakan untuk
menentukan besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak yang bersangkutan.
6. Berdasarkan stelsel pajak atau cara pemungutannya
termasuk ke stelsel pajak campuran yaitu yang dalam penerapannya, stelsel campuran
mula-mula pada awal tahun ditentukan jumlah pajak berdasarkan jumlah anggapan
tertentu dan kemudian setelah tahun pajak berakhir diadakan koreksi sesuai dengan
stelsel nyata.

3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


1. Berdasarkan lembaga pemungutannya
termasuk pajak pusat.
2. Berdasarkan sifatnya
termasuk pajak tidak langsung yaitu jenis pajak dimana beban pajaknya bisa dialihkan
atau dibebankan kepada pihak lain.
3. Berdasarkan sasaran atau objeknya
termasuk pajak objektif yaitu pajak yang cenderung untuk mencermati atau
memperhatikan objek yang menimbulkan kewajiban membayar pajak terlebih dahulu,
setelah itu mencari subjek pajak tersebut baik dari orang pribadi atau badan.
4. Berdasarkan tarifnya
termasuk tarif pajak proporsional, yaitu tarif yang persentasenya tetap meski terjadi
perubahan terhadap dasar pengenaan pajak. PPN dengan persentasenya 10%.
5. Berdasarkan system pemungutannya
termasuk self assessment system, bahwa Wajib Pajak adalah pihak yang berperan aktif
dalam menghitung, membayar dan melaporkan pajak kepada kantor Pelayanan Pajak
(KPP) atau sistem administrasi online yang dibentuk oleh pemerintah. Dalam hal ini
pemerintah berperan untuk mengawasi wajib pajak.
6. Berdasarkan stelsel atau cara pemungutannya
termasuk stelsel nyata (Rill), Dimana pengenaan pajak didasarkan pada obyek
(misalnya penghasilan) yang rill atau nyata, sehingga pemungutannya baru dapat
dilakukan pada akhir tahun pajak, yaitu setelah obyek yang sesungguhnya diketahui.

Anda mungkin juga menyukai