Anda di halaman 1dari 17

Pengembangan Profesi Konseling

POSISI PROFESI KONSELING


SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING DI
AMERIKA

GLOBALISASI
• 1980-
PERANG SEKARANG
DINGIN
PERANG
• 1958-1980
DUNIA II
PERANG
• 1935-1950
DUNIA I
PERINTISAN
• 1914-1934
• 1908-1913
Era Peritisan
• 1908, Frank Parson mendirikan “Boston Vocational
Bureau”, setahun kemudian menerbitkan buku “Chosing a
Vocation” peran konselor dan teknik yang digunakan dalam
pekerjaan.
• 1913, Jessi B Davis Pendekatan Davis didasarkan pada
studi-diri dan studi pekerjaan. Anna Y. Reed Program
bimbingan yang dikembangkan dirancang untuk menilai
seseorang cukup layak atau tidak menjadi pegawai atau
karyawan. Eli W. Weaver Berhasil membangun komite
bimbingan guru di setiap SMA di New York City. David S.
Hill, Seorang peneliti system sekolah di New Orleans,
Risetnya menyoroti keragaman luas populasi siswa, ia
merintias dan menggarap beragam kurikulum yang
diperlengkapi dengan bimbingan kerja.
Era Perang Dunia I
• 1916, versi terjemahan dan revisi tes kecerdasan yang pertama
disusun oleh Psikolog perancis Alfred Binet dan Theodore
Simondi(1905) diperkenalkan di AS oleh Lewis M. Terman dan
kolega-kolega di Universitas Stanford dan tes kecerdasan ini popular
di sekolah-sekolah.
• 1920-an, program bimbingan yang terorganisasi mulai muncul
dengan frekuensi tinggi di jenjang SMP, lebih intensif lagi di SMA
dengan pengangkatan guru BK yang khusus dipisahkan untuk laki-
laki dan siswa perempuan.
• 1930-an, Bimbingan dan konseling di Jejang SD dipicu oleh tulisan-
tulisan dan usaha keras William Burnham yang menekankan guru
untuk memajukan kesehatan mental anak yang memang diabaikan
pada era itu. Konsep ‘magang’ mulai dikenal untuk pertama kalinya
pada dekade ini.
Era Perang Dunia II
• 1935, Asosiasi Guru-guru Negara Bagian New York
menerbitkan laporan yang mendefinisikan konsep
bimbngan dari gerakan ini sebagai “proses” membantu
individu-individu membuat penyesuaian hidup yang
dibutuhkan
• 1930-an dan 1940-an, pendekatan factor untuk sifat untuk
konseling mulai popular. Teori “Direktif” oleh E.G.
Williamson. Rogers juga mulai mengenalkan Konseling
Kelompok
• Rogers mengusulkan sebuah teori konseling baru di dua
buku terpentingya:
❑ Counseling and Psychoterapy (1942) dan revisinya;
❑ Client-centered Therapy (1951)
Era Perang Dingin
• 1960-a,
❑ Meningkatnya jumlah konselor SMA dari 12.000 di tahun 1958 menjadi
30.000
❑ Mendukung 480 institut yang khusus mendidik para konselor dan guru
SMP untuk menjadi konselor professional
❑ Membantu lebih dari 600.000 siswa SMA dan akademi untuk melanjutkan
pendidikan mereka ke S1 dengan beasiswa pemerintah
❑ Melatih 42.000 teknisi terlatih untuk memenuhi kebutuhan sumber daya
manusia tersebut
❑ Program menghibahkan 8.500 penyetaraan S1 untuk melatih guru-guru
SMA menjadi konselor professional.
❑ Terbit Statement of Plocy for Secondary School Counselors oleh Asosiasi
Konselor Sekolah yang dikembangkan dan disetujui sebagai pernyataan
kebijaakan resmi American School Counselor Association (ASCA).
❑ American Personnel and Guidance Association (APGA)
❑ American Counseling Association. (ACA)
Era Globalisasi-Sekarang
• 1981, dibentuk CACREP (Counsil for Accreditation of
Counseling and Related Educational Programs), divisi
pengakreditasian ACA.
• 1982, dibentuk NBCC (National Board for Certified
Counselor) Ink
• 1983, American Association for Counseling and
Development (AACD)
• Saat Ini, ACA berkonsentrasi kepada perkembangan
professional seperti publikasi, lokakarya, dan hubungan
pemerintah di bidang konseling sedangkan NBCC lebih
focus pada peningkatan kualitas konseling melalui
sertifikasi.
SEJARAH BIMBINGAN DAN
KONSELING DI INDONESIA

PROFESIONALISASI
2000-SEKARANG
PEMANTAPAN
1990-2000
PENATAAN
1970-1990
PERINTISAN
1960-1970
Era Perintisan
• Malang, 20 – 24 Agustus 1960, memasukkan
Bimbingan dan Konseling (dulunya Bimbingan dan
Penyuluhan) pada setting sekolah sebagai hasil
Konferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP)
• 1963, IKIP Bandung dan IKIP Malang mendirikan
jurusan Bimbingan dan Penyuluhan.
• Tahun 1965, lulusan pertama BP setara Strata 1
(Sarjana) dengan gelar Drs (Doktorandus), mulai
tumbuh wacana pelayanan BP di sekolah.
Penyelenggaraan Bimbingan dan Penyuluhan hanya
pada Tingkat Sekolah Menengah
Era Penataan
• Tahun 1971 beridiri Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP
yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP
Surabaya, IKIP Malang, dan IKIP Menado. Melalui proyek ini Bimbingan dan Penyuluhan
dikembangkan, juga berhasil disusun “Pola Dasar Rencana dan Pengembangan
Bimbingan dan Penyuluhan “pada PPSP.
• Lahirnya Kurikulum 1975 untuk Sekolah Menengah Atas didalamnya memuat Pedoman
Bimbingan dan Penyuluhan.
• Konvensi Nasional Bimbingan I di Malang (Terbentuk IPBI)
• Tahun 1978 diselenggarakan program PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan di
IKIP (setingkat D2 atau D3) untuk mengisi jabatan Guru Bimbingan dan Penyuluhan di
sekolah yang sampai saat itu belum ada jatah pengangkatan guru BP dari tamatan S1
Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
• Tahun 1984/1985 Jurusan BP menjadi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
(PPB). Kurikulum 1984 Bimbingan dan Konseling berwujud dalam bentuk bimbingan
Karir
• Tahun 1989,
❑ lahirnya UU RI No. 2 Tahun 1989 ttg Sisdiknas yang mencantumkan secara tegas adanya
pelayanan BP pada satuan pendidikan (PP No. 28 dan No. 29) .
❑ Bimbingan dan Penyuluhan secara legal formal diakui tahun dengan lahirnya SK
Menpan No 026/Menpan/1989 tentang Angka Kredit bagi Jabatan Guru dalam
lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Di dalam Kepmen tersebut
ditetapkan secara resmi adanya kegiatan pelayanan bimbingan dan penyuluhan di
sekolah.
Era Pemantapan
• Pola BK 17 lahir
• 1993, SK Menpan No. 84/1993 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang di
dalamnya termuat aturan tentang Bimbingan dan
Konseling di sekolah.
• 1995, SK Mendikbud No 025/1995 sebagai
petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya. BP beralih menjadi BK
• Pola BK 17+ lahir
• 1999, PPK pertama kali dibuka di Universitas
Negeri Padang
Profesionalisasi
• 2003/2004: Terbit dokumen resmi Dirjendikti tentang DSPK (Dasar Standarisasi
Profesi Konseling) silakan download
• 2003: UU SPN NO. 20 Tahun 2003, konselor adalah pendidik (seorang profesional)
silakan download
• 2007: Selain di UNP, PPK dibuka tahun 2007 di Universitas Negeri Semarang
• 2008: Permendiknas No. 27 Tahun 2008 ttg SKAKK (Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Konselor) – Konselor adalah lulusaan S1 BK + PPK. Silakan
download
• 2012: Kerjasama UNINDRA dan UNP tentang Program PPK – tanggal 14 Juli 2012,
PPK dibuka di UNINDRA tahun 2014
• 2014: PPK dibuka di Unimed dan Universitas Banyuwangi
• UNINDRA Sedang melakukan proses PPK Mandiri
• 2016: IKI berbadan Hukum sesuai dengan keputusan Menteri Hukum dan HAM
Republik Indonesia Nomor AHU-0041690.AH.01.07. T
• ahun 2016 tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan IKI
• 2017: Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia Nomor 257/M/KPT/2017 yang mencantukan PPK sebagai Program studi
sedangkan PPG-BK tidak termasuk di dalamnya. (Cari dan download)
• 2018: Uhamka membuka PPK kerjasama UNP
PERKEMBANGAN UMUM KONSEP
KONSELING (MILLER,1960)
TAHAP PERTAMA
Periode Parsonian dengan orientasi pada bimbingan jabatan/karir

TAHAP KEDUA
Menekankan pada Bimbingan yang dikaitkan dengan Pendidikan

TAHAP KETIGA
Menekankan pelayanan untuk penyesuaian diri Individu terhadap dirinya sendiri,
lingkungan, dalam masyarakat. Pada periode ini muncul Istilah konseling.

TAHAP KEEMPAT
Mementingkan pada Proses Perkembangan Individu

TAHAP KELIMA
Kecenderungan kembali ke periode parsonian dan kecenderungan pada rekonstruksi
sosial dan personal.
Landasan Yuridis Profesi Konseling
Tahun Landasan Yuridis Deskripsi
1990 Peraturan Pemerintah No 28 Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dilaksanakan oleh Pembimbing.
Tentang Pendidikan Dasar. Pasal 25 Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam
upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa
depan
Pertauran Pemerintah No 29 Bimbingan Konseling pada Pendidikan Menengah dilaksanakan oleh
Tentang Pendidikan Menengah, Pembimbing. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta
Pasal 27 didik dalam upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan
1991 Peraturan Pemerintah No 72 Bimbingan Konseling pada Pendidikan Luar Biasa dilaksanakan oleh
Tentang Pendidikan Luar Biasa. Bab Pembimbing. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta
XII didik dalam upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan
1992 Peraturan Pemerintah No 38 Tenaga Pendidik adalah Pembimbing, Pengajar dan Pelatih. Tenaga
Tentang Tenaga Kependidikan Pembimbing adalah yang bertugas membimbing peserta didik

1993 SK Menpan No 84 Tentang Jabatan Selain mengajar, membimbing adalah tugas pokok guru, bidang kerja guru
Fungsioanal guru dan angka selain mengajar adalah melakukan bimbingan dan konseling, syarat menajdi
kreditnya guru pembimbing adalah memiliki ijazah DIII atau setingkat Akta III dalam
bidang yang sesuai bagi guru pembimbing dan kualifikasinya ditentukan oleh
Mendikbud.
SKB Mendikbud dan Kepala BKN No guru pembimbing adalah guru yang mempunyai tugas,
0433/P/1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta
didik. Tugas Guru Pembimbing dimulai dari melakukan
Penyusunan Program Bimbingan, Pelaksanaa Bimbingan,
Evaluasi, Analisis Hasil sampai Tindak Lanjut. Jumlah peserta
didik yang harus dibimbing oleh seorang guru pembing adalah
150 orang
1995 SK Mendikbud No. 025/0/1995 tentang Petunjuk Guru Pembimbing berubah menjadi Guru Bimbingan dan
Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Konseling. Masuknya Pola 17 sebagai Prosedur Pelaksanaan BK
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya di Sekolah Menengah.

1996 SK Menpan No. 118/1996 tentang Jabatan Adanya Pengawas yang khusus membidangi Pengawasan untuk
Fungsional Pengawas Sekolah Dan Angka Guru Bimbingan dan Konseling
Kreditnya.
1998 SK Mendikbud No. 020/U/1998 tentang Pengawas guru BK melakukan pegawasan pada semua jenjang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional pendidikan mulai dari negeri, swasta, kejuruan, madrasah da
Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya. sekolah kedinasan.

2003 UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Mengukuhkan dan Menegaskan bahwa Konselor adalah salah
Pendidikan Nasional satu tenaga pendidik. Yang artinya bahwa Bimbingan dan
Konseling bagian tak terpisahkan dalam pendidikan.

2004 Dasar Standarisasi Profesi Konseling oleh DPS dijadika sebagai penjelasan Penyelenggaraan Pendidikan
Direktorat Pendidikan, Tenaga Kependidikan dan Profesi Konselor (PPK)
Ketenagaan Perguruan Tinggi

2005 Kongres ABKIN di Semarang menyepakati Konselor diharuskan memiliki Kompetensi Akademik dan
Standar Kompetensi Konselor Indonesia (SKKI) Profesional serta kualitas dan kompetensi kepribadian yag
mendukung dalam hal memberikan bantuan.
2006 Permendiknas No 22 tentang Standar Isi untuk Layanan Bimbingan dan Konseling sebagai bagian dari
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah kurikulum yang isinya dipilah menjadi : kelompok mata
pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Ketiga

Permendiknas No 23 Tentang Standar Kompetesi Peserta Didik yag harus dikembagka melalui
Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Pelayaan Bimbinga da Konseling adalah Kompetensi
Dasar Dan Menengah kemadirian untuk mewujudkan diri dan pengambila keputusan
peserta didik yang dapat mendukung pecapaian kompetensi
lulusan
2007 Terbit Naskah Penataan Pendidikan Profesi Pembenahan dalam rangka peningkatan mutu layaan
Konselor da Layanan Bimbingan da Konseling Bimbingan da Koseling yang memandirikan khusuya dalam
pada Jalur Pendidikan Formal oleh Dirjen Dikti jalur pendidikan formal di Indonesia
Depdiknas
Permendiknas No 28 Tentang Standar Kualifikasi (Akan dibahas secara lengkap pada pertemuan ke tiga)
Akademik dan Kompetesi Konselor
2008 Peraturan Pemerintah No 78 Tentang Guru Penegasan penyebutan Guru BK atau Konselor

2009 Permendiknas No 39 Tentang Beban Kerja Guru Beban mengajar Guru Bk/Konselor dalam 1 tahun sejumlah
Dan Tenaga Pengawas Satuan Pendidikan 150 peserta didik
2011 Peraturan Pemerintah No 40 Tentang Pasal 21 dan 27, dalam melaksanakan pendampingan lembaga
Pembinaan, Pendampingan, dan Pemulihan pendidikan formal melakukan bimbigan dan konseling yang
Pelaku dan Korban Pornografi dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi dibidang
bimbingan dan konselig serta dalam melaksanakan pemulihan
fisik dan mental, lembaga pendidikan memberikan bimbingan
dan konseling dibawah pengawasan guru pembimbing
disatuan pendidikan
2013 Kurikulum 2013 Kaidah dasar yang berkaitan langsung dengan layana
bimbingan dan konseling adalah peminatan.
Peminatan sebagai bentuk layaan advokasi.

Permendikbud No. 81 A tentang (Akan dibahas lengkap pada pertemuan 11)


Implemetasi Kurikulum 2013

Permendikbud No 64 tentang Peminatan Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan


pada Pendidikan Menengah untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat, dan/atau
kemampuan peserta didik dengan orientasi,
pemusatan, perluasan dan atau pendalaman mata
pelajaran dan/atau pemuatan kejuruan
2014 Permendikbud No 111 tentang Bimbingan (Akan dibahas lengkap pada pertemuan 11)
dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Menengah

2017 Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan PPK sebagai Program studi sedangkan PPG-BK tidak
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia termasuk di dalamnya.
Nomor 257/M/KPT/2017

2021 Keputusan Kepala Badan Penelitian Dan Mengatur tentang Capaian yag diharapaka melalui
Pengembangan Dan Perbukuan Nomor Layanan Bimbingan dan Konseling pada fase yang telah
028/H/Ku/2021 Tentang Capaian ditentukan pada setiap satuan Pendidikan.
Pembelajaran Paud, Sd, Smp, Sma, Sdlb,
Smplb, Dan Smalb Pada Program Sekolah
Penggerak

Anda mungkin juga menyukai