Anda di halaman 1dari 74

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN

PENYEDIAAN INFORMASI BEYOND USE DATE MELALUI


MODIFIKASI ETIKET OBAT RACIKAN SEDIAAN NON-STERIL DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM

Disusun Oleh :
apt. NI WAYAN RIYANI MARTYASARI, S.Farm.

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


ANGKATAN XIX
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DAN PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA KOTA MATARAM BEKERJA SAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2022

i
ii
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN

Judul : Penyediaan Informasi Beyond Use Date Melalui Modifikasi Etiket Obat
Racikan Sediaan Non-Steril Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram
Penulis : apt. Ni Wayan Riyani Martyasari, S.Farm
Jabatan : Apoteker Ahli Pertama
Tempat Tugas : Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan.

Mataram, 30 September 2022


Penulis,

apt. NI WAYAN RIYANI MARTYASARI, S.Farm


NIP. 199611112022032021

Mentor Coach

apt. FAFIR RAHMAH, S.Si. Ir. Hj. HARTINA, M.M


NIP. 19730517 200501 2 005 NIP. 19600312 198503 2 008

iv
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN

Laporan Aktualisasi Nilai Dasar ASN ini telah diseminarkan pada Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Pada Hari :
Tanggal :

Dan telah diperbaiki sesuai dengan saran dan masukan penguji, mentor, dan coach pada saat
seminar.

Mentor Coach

FAFIR RAHMAH, S.Si., Apt Ir. Hj. HARTINA, M.M


NIP. 19730517 200501 2 005 NIP. 19600312 198503 2 008

Penguji, KEPALA BPSDM PROVINSI NUSA


TENGGARA BARAT,

(L MARTAWANG, SE, M.Si.) (Ir.LALU HAMDI, M.Si)


NIP. 197101231997031002 NIP.196612311990031100

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa mencurahkan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi
Nilai-Nilai Dasar ASN yang berjudul “Penyediaan Informasi Beyond Use Date
Melalui Modifikasi Etiket Obat Racikan Sediaan Non-Steril Di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Mataram”. Rancagan Aktualisasi ini merupakan salah satu tugas wajib
perorangan dalam rangka mengikuti Pendidikan Latihan Dasar Golongan III Angkatan
XIX di Lingkup Pemerintahan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Rancangan Aktualisasi ini
dapat terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak
bisa disebutkan satu persatu. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Bapak Ir. H. Lalu Hamdi, M.Si. selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
2. Ibu Hj. Baiq Asnayati, SH. selaku Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kota Mataram.
3. Ibu Ir. Hj. Hartina, M.M, selaku coach yang telah banyak memberikan bimbingan,
arahan, saran, motivasi bagi penyempurnaan dan penyelesaian rancangan aktualisasi
ini.
4. Ibu Fafir Rahmah, S.Si., Apt. sebagai mentor penulis yang telah memberikan saran,
masukkan, dukungan selama dalam menyelesaikan rancangan aktualisasi ini.
5. Bapak Lalu Martawang, S.E., M.Si. selaku penguji yang telah memberikan kritik,
saran dan masukan yang sangat membangun untuk menjadi lebih baik lagi
6. Ibu Hj. Baiq Saparina, S.E, selaku co-host angkatan 19 kelompok 3 yang telah
memberikan informasi, semangat serta motivasi selama melaksanakan kegiatan
Pelatihan Dasar CPNS tahun 2022.
7. Bapak dan ibu Widyaiswara yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan
serta arahan selama pelatihan dasar dan membantu dalam pelaksanaan kegiatan
penyusunan rancangan aktualisasi.
8. Orang tua yang selalu memberikan dukungan dan doa demi kesuksesan penulis dalam
menjalankan amanah

vi
9. Teman-teman seperjuangan Angkatan XIX kelompok 3 yang telah memberikan
inspirasi selama penulis menjalani proses pelatihan dasar ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam rancangan aktualisasi ini masih banyak
terdapat kekurangan, sehingga melalui kesempatan ini kami mohon saran dan masukan yang
membangun untuk perbaikan rancangan ini. Semoga rancangan aktualisasi ini bermanfaat
bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram pada khususnya dan Pemerintah Kota
Mataram pada umumnya. Atas kerjasamanya, penulis sampaikan terima kasih.

Mataram, 30 September 2022


Penulis

apt. Ni Wayan Riyani Martyasari, S.Farm.


NIP. 19970301 202203 2 013

vii
ABSTRAK
Perilaku untuk menyimpan obat merupakan hal yang umum dilakukan oleh
masyarakat. Namun perilaku tersebut tidak dibarengi dengan pemahaman mengenai
penyimpanan obat yang sesuai anjuran. Untuk obat racikan yang telah dikeluarkan
dari kemasan primernya, acuan batas penyimpanan menggunakan aturan Beyond
Use Date (BUD). Berdasarkan pengalaman selama berkarya di RSUD Kota
Mataram, informasi terkait BUD belum disampaikan kepada pasien dan belum
tercantum dalam etiket obat di RSUD Kota Mataram. Selain itu, beberapa pasien
mengalami kesulitan untuk memahami batas waktu penyimpanan dari obat racikan
yang diperoleh. Untuk itu, kini dilakukan penyediaan informasi mengenai BUD akan
melalui modifikasi etiket obat racikan sediaan non-steril di RSUD Kota Mataram.
Tahapan kegiatan komprehensif meliputi konsultasi atasan, kajian literatur,
penyusunan standar operasional prosedur yang baku, modifikasi etiket obat,
penyusunan panduan cepat tepat untuk membantu rekan sejawat menentukan waktu
BUD obat, sosialisasi kepada rekan sejawat dan diakhiri dengan pelayanan resep
menggunaan etiket termodifikasi. Sosialisasi penentuan waktu BUD dilakukan di 3
(tiga) depo farmasi yaitu depo farmasi rawat inap, rawat jalan, dan IGD dengan total
peserta adalah 36 orang tenaga kefarmasian (tenaga teknis kefarmasian dan
apoteker). Sosialisasi ini memberikan dampak positif yaitu peningkatan pemahaman
peserta yang terukur melalui peningkatan nilai hasil post-test dibandingkan dengan
pre-test sebelum adanya sosialisasi. Dengan adanya etiket termodifikasi, rekan
sejawat menjadi lebih mudah untuk menentukan waktu BUD karena telah disediakan
beberapa pilihan waktu dalam check-box. Hal ini juga lebih memudahkan pasien
dalam memahami instruksi pengobatan yang diperoleh.

Kata Kunci: Beyond Use Date, Etiket, Obat

viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
ABSTRAK ......................................................................................................................iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Gambaran Umum Organisasi ....................................................................... 2
1.3 Tujuan Rancangan Aktualisasi ...................................................................... 2
1.4 Ruang Lingkup ............................................................................................ 3
BAB II ANALISIS ISU .................................................................................................. 4
2.1 Identifikasi Isu .............................................................................................. 4
2.2 Analisis dan Pemilihan Isu ........................................................................... 7
2.3 Dampak Isu ................................................................................................. 8
2.4 Gagasan Pemecahan Isu ............................................................................... 8
2.5 Tabel Rancanan Aktualisasi ........................................................................ 11
2.6 Jadwal Rencana Kegiatan ............................................................................ 18
BAB III HASIL AKTUALISASI ................................................................................. 20
3.1 Pelaksanaan Aktualisasi .............................................................................. 20
3.2 Capaian Aktualisasi .................................................................................... 23
3.3 Analisis Capaian Aktualisasi .................................................................... 37
3.4 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ..................................................................... 40
BAB IV PENUTUP ...................................................................................................... 44
4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 44
4.2 Saran ........................................................................................................... 44
4.3 Rencana Tindak Lanjut ............................................................................. 45
LAMPIRAN ................................................................................................................... 46

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Identifikasi Isu ................................................................................................ 7


Tabel 2.2. Pemilihan Isu Melalui Kriteria APKL ........................................................... 9
Tabel 2.3. Pemilihan Isu Melalui Kriteria USG .............................................................. 9
Tabel 2.4. Rancangan Aktualisasi ................................................................................. 11
Tabel 3.1. Realisasi Kegiatan Aktualisasi ..................................................................... 21
Tabel 3.2. Konsultasi dengan Mentor ............................................................................ 23
Tabel 3.3. Kajian Pustaka atau Literatur Ilmiah yang Relevan ..................................... 25
Tabel 3.4. Perancangan Desain Etiket Obat .................................................................. 25
Tabel 3.5. Konsultasi dengan Mentor, Koordinator Depo Farmasi, dan Tim PKPO .... 28
Tabel 3.6. Penyempurnaan Standar Operasional Prosedur ........................................... 29
Tabel 3.7. Pencetakan dan Pembuatan Panduan Cepat dan Tepat ................................ 32
Tabel 3.8. Sosialisasi Kepada Tenaga Kefarmasi ......................................................... 33
Tabel 3.9. Pelayanan Resep Dan Pemberian Informasi Obat ........................................ 36
Tabel 3.10. Evaluasi kegiatan ........................................................................................ 37
Tabel 3.11. Jadwal Kegiatan Terealisasi ....................................................................... 40
Tabel 3.12. Formulir Pengendalian oleh Coach ............................................................ 43
Tabel 3.13. Formulir Pengendalian oleh Mentor ........................................................... 44

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Konsultasi dengan Mentor di RSUD Kota Mataram ................................ 24


Gambar 3.2. Rancangan Desain Etiket BUD ................................................................ 27
Gambar 3.3. Konsultasi dengan Mentor Terkait Rancangan Etiket .............................. 29
Gambar 3.4. Konsultasi dengan Koordinator Depo Farmasi......................................... 29
Gambar 3.5. Draft SOP ................................................................................................. 31
Gambar 3.6. Panduan Cepat dan Tepat Penentuan Waktu BUD .................................. 33
Gambar 3.7. Sosialisasi yang dilakukan di Depo Farmasi Rawat Jalan ........................ 35
Gambar 3.8. Sosialisasi yang dilakukan di Depo Farmasi Rawat Inap ......................... 35
Gambar 3.9. Proses Penyerahan Obat Kepada Pasien ................................................... 36
Gambar 3.10. Diskusi dengan Rekan Sejawat ............................................................... 37
Gambar 3.11. Etiket Obat di RSUD Kota Mataram Sebelum Dimodifikasi ................. 38
Gambar 3.12. Etiket Obat di RSUD Kota Mataram Setelah Dimodifikasi ................... 38
Gambar 4. Sosialisasi di Depo Farmasi Rawat Jalan .................................................... 47
Gambar 5 Sosialisasi di Depo Farmasi Rawat Inap ...................................................... 47
Gambar 6. Sosialisasi di Depo Farmasi IGD................................................................. 48
Gambar 7. Foto Dokumentasi Konsultasi dengan Mentor ............................................ 48
Gambar 8. Foto Dokumentasi Konsultasi dengan Tim Akreditasi POKJA PKPO ....... 49
Gambar 9. Foto Dokumentasi Konsultasi dengan Koordinator DF Rawat Inap ........... 49
Gambar 10. Foto Dokumentasi Konsultasi dengan Koordinator DF Rawat Jalan ........ 49
Gambar 11. Daftar Hadir Peserta DF Rawat Jalan ........................................................ 50
Gambar 12. Daftar Hadir Peserta DF Rawat Inap ......................................................... 50
Gambar 13. Daftar Hadir Peserta DF IGD .................................................................... 51
Gambar 14. Foto Dokumentasi Skrining Resep ............................................................ 51
Gambar 15. Foto Dokumentasi Hasil Skrining Resep oleh Apoteker ........................... 51
Gambar 16. Foto Dokumentasi Penyerahan Obat ......................................................... 52

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Perilaku untuk menyimpan obat merupakan hal yang umum dilakukan oleh
masyarakat. Berdasarkan data yang dihimpun dalam Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Tahun 2013, proporsi rumah tangga yang menyimpan obat sebesar 32,5%.
Obat tersebut diperoleh dari sisa pengobatan sebelumnya baik melalui resep maupun
swamedikasi dan disimpan untuk tujuan antisipasi medikasi di waktu yang akan
datang. Namun, disisi lain, penyimpanan obat yang tidak digunakan dapat
meningkatkan risiko keracunan tidak disengaja. Risiko tersebut muncul sebagai akibat
dari penyimpanan obat yang tidak sesuai anjuran pabrik dan mendekati tanggal
kadaluarsa.
Tanggal kadaluarsa obat didefinisikan sebagai batas waktu penggunaan obat
setelah diproduksi oleh pabrik farmasi. Hal yang perlu dititik beratkan dari tanggal
kadaluarsa adalah waktu tersebut masih berlaku secara valid selama kemasan primer
obat belum dibuka untuk dikonsumsi maupun diracik. Ditinjau dari aspek kefarmasian,
penentuan batas penggunaan obat setelah dikeluarkan dari kemasan primer tidak lagi
mengacu pada tanggal kadaluarsa melainkan pada Beyond Use Date (BUD).
Penggunaan sediaan farmasi yang telah melampaui BUD dikaitkan dengan
penurunan efektivitas sediaan obat, stabilitas dan bahkan risiko kontaminasi mikroba.
Istilah BUD dalam penyimpanan obat masih jarang diketahui oleh masyarakat.
Berdasarkan pengalaman selama berkarya di RSUD Kota Mataram, informasi terkait
BUD belum disampaikan kepada pasien dan belum tercantum dalam etiket obat di
RSUD Kota Mataram. Selain itu, beberapa pasien mengalami kesulitan untuk
memahami batas waktu penyimpanan dari obat racikan yang diperoleh. Namun
penyampaian informasi BUD harus diiringi dengan kompetensi sumber daya manusia
(SDM) yang dalam hal ini adalah tenaga teknis kefarmasian dan apoteker di RSUD
Kota Mataram. Hal ini penting untuk menjamin bahwa informasi yang diperoleh
pasien tidak salah dan tidak bersifat menyesatkan.
Oleh karena itu, melalui rancangan aktualisasi ini, informasi mengenai BUD
akan dihadirkan dalam pelayanan kefarmasian melalui modifikasi etiket obat racikan
sediaan non-steril di RSUD Kota Mataram.

1
1.2. GAMBARAN UMUM ORGANISASI
1.2.1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram merupakan rumah
sakit milik Pemerintah Kota Mataram yang berdiri diatas luas lahan 20.473 m2.
RSUD Kota Mataram didirikan pada 31 Agustus 2009 dan resmi beroperasi
sejak Maret 2010 berdasarkan Surat Keputusan Walikota No: 163/II/2010
tentang Izin Penyelenggaraan Operasional Pelayanan. Sejak 1 Desember 2010.
RSUD Kota Mataram menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD), berdasarkan SK Walikota Mataram No 565/XII/2010.

1.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi


Peraturan daerah Kota Mataram Nomor 10 tahun 2013 Tentang
Pembentukan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota
Mataram pada pasal 3 dan 4 dijelaskan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah
mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
sesuai kebutuhan, potensi dan karakteristik daerah berpedomanpada peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai
fungsi:
a. Penyelenggaraan pelayanan medis
b. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis
c. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan
d. Penyelenggaraan pengelolaan sumber daya manusia
e. Penyelenggaraan penelitian
f. Penyelenggaraan administrasi umum
g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan

1.2.3. Visi dan Misi Organisasi


a. Visi Organisasi
Rumah sakit pilihan masyarakat dalam bidang pelayanan kesehatan,
Pendidikan dan penelitian yang berstandar internasional
b. Misi Organisasi
1) Memberikan Pelayanan Kesehatan yang komprehensif, berkualitas
dan profesional

2
2) Melaksanakan pendidikan dan penelitian kesehatan yang
berkelanjutan dan berkualitas
3) Meningkatkan kompetensi SDM yang berdaya saing
4) Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan/karyawati
5) Meningkatkan sarana prasarana sesuai standar RS pendidikan dan
kemajuan IPTEKDOK

1.2.4. Keterkaitan Profil Umum Organisasi menuju Pencapaian Visi Misi


Daerah
Sebagai rumah sakit milik Pemerintah Kota Mataram, RSUD Kota
Mataram mengadaptasi visi dan misi daerah untuk selanjutnya dituangkan
dalam visi misi, tugas dan fungsi, kebijakan internal dan nilai-nilai budaya
kerja organisasi. Setiap bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
RSUD Kota Mataram kepada masyarakat harus dijiwai oleh nilai-nilai dasar
yang terkandung dalam visi dan misi daerah. Misi RSUD Kota Mataram yang
menitikberatkan pada sektor pengembangan kompetensi SDM begitu erat
kaitannya dengan misi Pemerintah Kota Mataram yaitu;
a. Meningkatkan Kemampuan Sumber Daya Manusia melalui Pemenuhan
Pelayanan Sosial Dasar dan Penguasaan Iptek dalam rangka Mewujudkan
Daerah yang Berdaya Saing
b. Meningkatkan Keandalan Pelayanan Publik Melalui Reformasi Birokrasi
Dalam Rangka Mewujudkan Kepemerintahan Yang Baik (Good
Governance)
Dengan kata lain, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan
inovasi-inovasi yang dilakukan di RSUD Kota Mataram akan sangat
mendukung implementasi visi dan misi daerah.

1.2.5. Uraian Tugas Jabatan Penulis


Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit yang menjamin
seluruh rangkaian kegiatan perbekalan Sediaan Farmasi,Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
memastikan kualitas, manfaat, dan keamanannya. Pengelolaan Sediaan

3
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu
siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan,
pengendalian, dan administrasi yang diperlukan bagi kegiatan Pelayanan
Kefarmasian. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai harus dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir dan
menggunakan proses yang efektif untuk menjamin kendali mutu dan kendali
biaya.
Penulis apoteker di RSUD Kota Mataram memiliki uraian tugas sebagai
berikut:
a. Melakukan verifikasi atau telaah saat pelayanan resep
b. Melakukan konsultasi terhadap tenaga kesehatan lain (dokter, perawat,
bidan dan lain-lain) mengenai permasalahan terkait obat, misalnya efek
samping obat, adanya alergi, dan lain sebagainya
c. Mengkaji pengobatan pasien sebelumnya
d. Memberikan informasi dan edukasi terkait obat yang didapatkan pasien
e. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan sediaan farmasi
f. Memantau efektivitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan
g. Melakukan supervisi penyimpanan obat di ruangan perawatan
h. Bertanggung jawab terhadap mutu obat yang berada di ruang perawatan
i. Bertanggung jawab terhadap hasil verifikasi pada pelayanan resep
j. Bertanggung jawab terhadap monitoring efek samping obat pada pasien
k. Bertanggung jawab terhadap penggunaan obat dan bahan medis habis pakai
yang digunakan di depo farmasi.
Selain tugas dan tanggung jawab, penulis yang berkedudukan sebagai apoteker
di RSUD Kota Mataram juga berwenang melakukan kegiatan yang meliputi:
a. Melaporkan kejadian atau hal hal yang menghambat pelayanan baik di
depo farmasi dan ruang perawatan
b. Menyusun waktu pemberian obat yang tepat untuk pasien
c. Melakukan pengawasan dan evaluasi dalam pelayanan kefarmasian
pengelolaan perbekalan farmasi di depo farmasi.

4
1.3. TUJUAN
a. Tujuan Jangka Pendek
Tujuan dari aktualisasi ini adalah untuk menyediakan informasi terkait BUD
melalui modifikasi etiket obat racikan sediaan non-steril di RSUD Kota Mataram.
b. Tujuan Jangka Menengah
Rancangan aktualisasi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pasien
terkait batas waktu penyimpanan obat dan meningkatkan pengobatan yang
rasional.
c. Tujuan Jangka Panjang
Melalui rancangan aktualisasi ini diharapkan memberikan dampak positif
yang selaras dengan visi dan misi organisasi. Kegiatan dalam aktualisasi ini akan
berkontribusi besar dalam mendukung 2 (dua) misi organisasi yaitu memberikan
pelayanan kesehatan yang komprehensif, berkualitas dan profesional serta
meningkatkan kompetensi SDM yang berdaya saing. Ditinjau dari perspektif
pasien, tujuan jangka panjang dari rancangan aktualisasi ini adalah mewujudkan
kepatuhan pasien dalam mengaplikasikan Beyond Use Date dalam penyimpanan
obat.

1.4. RUANG LINGKUP


Salah satu langkah untuk melakukan manajemen risiko adalah melalui tindakan
pencegahan insiden pada pasien. Penyediaan informasi dan edukasi terhadap Beyond
Use Date merupakan bentuk antisipasi insiden (medication error) pasca pengobatan
pasien. Dalam rangka mewujudkan proses tersebut, rancangan aktualisasi akan
melaksanakan beberapa kegiatan yang tergabung dalam ruang lingkup sebagai berikut:
a. Proses persiapan
b. Pelaksanaan modifikasi dan penyempurnaan etiket obat racikan sediaan non-steril
di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram dengan menerapkan nilai-nilai
dasar ASN Ber-AKHLAK (Berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten,
harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif). Pelaksanaan rancangan aktualisasi ini
juga dilakukan dengan menimbang aspek pelayanan publik, pelaksana kebijakan
publik, manajemen ASN serta Whole of Government (WOG).
c. Sosialisasi dan penyediaan informasi bagi tenaga kefarmasian di RSUD Kota
Mataram secara umum mengenai langkah-langkah penentuan Beyond Use Date

5
Kegiatan ini akan dilaksanakan sejak tanggal 27 Agustus 2022 hingga 25 September
2022 di Depo Farmasi Rawat Inap RSUD Kota Mataram.

6
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

2.1. Identifikasi Isu


Sumber isu berasal dari hasil observasi dan pengalaman sebagai apoteker di
RSUD Kota Mataram selama masa percobaan (CPNS). Permasalahan-permasalahan
yang ditemukan selama bekerja ini diangkat kemudian dilakukan identifikasi
sebagaimana dijabarkan dalam Tabel 2.1. sebagai berikut:
a. Belum tersedianya informasi Beyond Use Date pada etiket obat racikan sediaan
non-steril di RSUD Kota Mataram
b. Rendahnya pemahaman pasien akan cara pembuangan obat yang tepat di RSUD
Kota Mataram
c. Rendahnya kepatuhan minum obat dan pemahaman pasien dengan penyakit
khusus (TB dan HIV) terhadap resiko putus obat di RSUD Kota Mataram
d. Belum tersedianya sistem pencatatan otomatis terhadap suhu kulkas penyimpanan
obat di RSUD Kota Mataram
e. Belum tersedianya media antrian otomatis di Apotek Rawat Jalan RSUD Kota
Mataram
Tabel 2.1. Identifikasi Isu

No Isu Kontemporer Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan

1 Belum tersedianya informasi Dalam etiket obat racikan di Tersedianya informasi


Beyond Use Date pada etiket RSUD Kota Mataram belum terkait BUD pada etiket
obat racikan sediaan non-steril memuat informasi mengenai obat racikan di RSUD Kota
di RSUD Kota Mataram. batas penyimpanan obat Mataram
(BUD)

2 Rendahnya pemahaman pasien Melalui telusur kepada pasien, Pasien paham mengenai
akan cara pembuangan obat mayoritas pasien tidak tata cara pembuangan obat
yang tepat di RSUD Kota melakukan pembuangan obat di rumah
Mataram dengan cara yang tepat

3 Rendahnya kepatuhan minum Masih tingginya kasus Kasus kambuhan pada


obat dan pemahaman pasien kambuhan pada pasien dengan pasien dengan penyakit
dengan penyakit khusus (TB penyakit khusus karena tidak khusus dapat menurun dari
dan HIV) terhadap resiko putus patuh minum obat waktu ke waktu
obat di RSUD Kota Mataram

7
4 Belum tersedianya sistem Pencatatan suhu kulkas Terdapat fasilitas berupa
pencatatan otomatis terhadap penyimpanan obat di RSUD termometer digital yang
suhu kulkas penyimpanan obat Kota Mataram masih dapat mendeteksi dan
di RSUD Kota Mataram dilakukan secara manual oleh menyimpan data suhu
petugas yang diberi tanggung secara otomatis sehingga
jawab (3 kali sehari) saat hari libur, suhu kulkas
penyimpanan masih dapat
dimonitor.

5 Belum tersedianya media Pencatatan antrian pasien di Tersedia mesin pencetak


antrian otomatis di Apotek Depo Farmasi Rawat Jalan nomor antrian secara digital
Rawat Jalan RSUD Kota masih dilakukan secara di Apotek Rawat Jalan
Mataram. manual berdasarkan urutan RSUD Kota Mataram
tumpukan resep yang diterima
oleh petugas farmasi. Pasien
tidak mengetahui secara pasti
nomor antriannya.

2.2. Analisis Isu


Penetapan kriteria dan kualitas isu dilakukan dengan menggunakan metode
analisis APKL (Aktual, Problematik, Khalayak, dan Layak ) dan dilanjutkan dengan
metode analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Penentuan isu isu tersebut
dilakukan dengan skala nilai antara 1-5 yaitu: nilai 1= tidak penting, nilai 2= kurang
penting, nilai 3= cukup penting, nilai 4= penting, nilai 5= sangat penting. APKL :
Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat. Problematika artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif..
Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Kelayakan
artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya (Lembaga Administrasi Negara, 2017). USG terdiri dari kata
Urgency, Seriousness, dan Growth. Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus
dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti.Seriousness artinya seberapa serius suatu isu
untuk segera dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth adalah
seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.

8
Tabel 2.2 Pemilihan Isu Melalui Kriteria APKL

No. Isu A P K L Total Rank

1 Belum tersedianya informasi Beyond 5 5 4 5 19 I


Use Date pada etiket obat racikan
sediaan non-steril di RSUD Kota
Mataram

2 Rendahnya pemahaman pasien akan 3 3 3 5 14 IV


cara pembuangan obat yang tepat di
RSUD Kota Mataram

3 Rendahnya kepatuhan minum obat dan 4 4 5 4 17 II


pemahaman pasien dengan penyakit
khusus (TB dan HIV) terhadap resiko
putus obat di RSUD Kota Mataram

4 Belum tersedianya sistem pencatatan 5 3 3 4 15 III


otomatis terhadap suhu kulkas
penyimpanan obat di RSUD Kota
Mataram

5 Belum tersedianya media antrian 5 2 3 3 13 V


otomatis di Apotek Rawat Jalan RSUD
Kota Mataram

Dari metode analisis APKL didapatkan 3 isu dengan peringkat tertinggi.


Ketiga isu tersebut merupakan isu yang benar-benar terjadi di RSUD Kota Mataram dan
perlu dicarikan segera solusi secara komprehensif, sebab permasalahan ini tentu akan
mempengaruhi pelayanan di RSUD Kota Mataram. Dari permasalahan ini dapat
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Sehingga diambil 3 isu tersebut untuk
kemudian dipilih dengan metode USG.
Tabel 2.3. Pemilihan Isu Melalui Kriteria USG

9
No. Isu U S G Total Rank

1 Belum tersedianya informasi Beyond 5 5 5 15 I


Use Date pada etiket obat racikan
sediaan non-steril di RSUD Kota
Mataram

2 Rendahnya kepatuhan minum obat dan 5 3 4 12 III


pemahaman pasien dengan penyakit
khusus (TB dan HIV) terhadap resiko
putus obat di RSUD Kota Mataram

3 Belum tersedianya sistem pencatatan 4 4 5 13 II


otomatis terhadap suhu kulkas
penyimpanan obat di RSUD Kota
Mataram

2.3. Penetapan Isu


Berdasarkan analisis isu dengan instrumen APKL dan USG maka isu prioritas
yang akan diangkat dalam rancangan aktualisasi ini adalah “Belum tersedianya
informasi Beyond Use Date pada etiket obat racikan sediaan non-steril di RSUD
Kota Mataram”. Isu tersebut merupakan isu dengan urgensi tinggi ditinjau dari aspek
manajemen risiko pengobatan, aspek pelayanan yang berkualitas dan profesionalisme
ASN.

2.4. Gagasan Kreatif Pemecahan Isu


Mengacu pada isu aktual yang diangkat dalam rancangan ini maka gagasan pemecahan
isu yang diambil adalah “Penyediaan Informasi Beyond Use Date melalui Modifikasi
Etiket Obat Racikan Sediaan Non-Steril di RSUD Kota Mataram”
Dari judul tersebut, disusunlah rencana kegiatan untuk memecahkan isu yang terpilih.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain :
1. Konsultasi dengan coach dan mentor terkait draft rancangan aktualisasi
2. Konsultasi dengan koordinator ruangan depo farmasi dan kepala instalasi farmasi
terkait rancangan aktualisasi yang akan dilakukan
3. Melakukan kajian pustaka mengenai standar etiket atau penulisan aturan pakai obat
racikan sediaan non-steril di Rumah Sakit
10
4. Membuat rancangan etiket obat yang mengandung informasi BUD
5. Membuat panduan cepat dan tepat mengenai penentuan BUD obat untuk
disosialisasikan kepada tenaga kefarmasian (Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian)
6. Melakukan penyempurnaan SOP mengenai BUD dan berkonsultasi dengan Tim
Akreditasi POKJA PKPO
7. Melakukan sosialisasi kepada tenaga kefarmasian
8. Melakukan pelayanan resep dan pemberian informasi obat dan penjelasan mengenai
BUD kepada pasien
9. Evaluasi kegiatan
10. Penyusunan laporan akhir hasil aktualisasi

11
2.5. Tabel Rancangan Aktualisasi

Tabel 2.4. Rancangan Aktualisasi

No Kegiatan dan Tahap Output Kegiatan Keterkaitan dengan Keterkaitan dengan Aksi Kontribusi terhadap
Kegiatan Core Values Bela Negara Visi dan Misi Daerah
Ber-AKHLAK

PERENCANAAN

11
1 Melakukan perancangan dan 1. Akuntabel Mengamalkan indikator: Melalui konsultasi
konsultasi terkait isu dan Kejelasan dalam 1. Kesadaran penulis akan
gagasan inovatif aktualisasi, meminta persetujuan, berbangsa dan mendapatkan saran dan
dengan tahapan sebagai bernegara masukan yang
transparansi, ketepatan
berikut: Menjalankan hak dan membangun dan
waktu dan disiplin kewajiban sesuai mendukung terciptanya
a. Menyiapkan draft - Draft Rancangan 2. Loyal peraturan SDM yang UNGGUL.
rancangan aktualisasi Aktualisasi nilai-nilai Loyal kepada atasan perundang-undangan Selain itu juga
nilai-nilai dasar ASN dasar ASN dengan menerima saran 2. Setia pada Pancasila mendukung misi daerah
dan kritik membangun Menerapkan yaitu meningkatkan
dari atasan sebagai prinsip-prinsip dan sumber daya manusia
b. Melakukan konsultasi - Persetujuan dari mentor
nilai musyawarah yang berkualitas dan
dengan mentor dan coach dan coach terkait draft bahan pembelajaran
mufakat berkarakter
terkait rancangan rancangan aktualisasi 3. Harmonis
aktualisasi yang akan Bersikap sopan dan
dilakukan santun dalam
berkomunikasi dengan
atasan dan menjaga
suasana tetap kondusif

PERSIAPAN

12
2 Mengumpulkan pustaka Terkumpul 1. Adaptif Mengamalkan indikator: Melalui kajian pustaka,
mengenai standar etiket atau sekurang-kurangnya 3 (tiga) Memanfaatkan teknologi 1. Kesadaran ASN akan diberikan
penulisan aturan pakai obat sumber ilmiah mengenai internet dan berbagai berbangsa dan ruang untuk lebih
racikan sediaan non-steril di BUD bernegara mendalami profesinya
platform online untuk
Rumah Sakit Menjalankan hak dan sehingga dapat menjadi
mencari sumber ilmiah kewajiban sesuai ASN yang berkualitas
terkini peraturan dan Profesional. Selaras
perundang-undangan dengan misi
2. Setia pada Pancasila Pemerintah Kota
Menerapkan Mataram yaitu
prinsip-prinsip dan meningkatkan
nilai musyawarah kualitas tata kelola
mufakat pemerintahan dan
partisipasi publik yang
menekankan pada
profesionalisme ASN

13
3 Membuat rancangan etiket 1. Akuntabel Mengamalkan indikator: Mencurahkan pikiran
obat yang mengandung Tanggung jawab dan 1. Rela berkorban dan ide-ide kreatif
informasi BUD dengan jujur dalam untuk bangsa dan dalam kegiatan tahap
tahapan sebagai berikut: negara ini akan berkontribusi
melaksanakan tugas dan
Menyumbangkan untuk membentuk ASN
a. Menyiapkan 3 (tiga) - 3 (tiga) rancangan desain fungsinya tenaga, pikiran, yang MANDIRI dan
rancangan desain etiket etiket obat yang berbeda 2. Kolaboratif kemampuan untuk UNGGUL, memiliki
obat yang mengandung dan mengandung Berkolaborasi dengan kepentingan skill baik soft-skill
informasi BUD informasi BUD teman sejawat yang masyarakat, maupun hard-skill hang
tergabung dalam tim kemajuan bangsa dan mumpuni
b. Melakukan konsultasi - Dukungan dari Tim
PKPO untuk mencapai negara.
dengan tim PKPO RSUD PKPO RSUD Kota
2. Semangat
Kota Mataram terkait Mataram tujuan yang lebih baik
Mewujudkan
rancangan etiket obat 3. Harmonis Negara Yang
sediaan non-steril Berkomunikasi dengan Berdaulat, Adil Dan
c. Melakukan konsultasi - 1 (satu) rancangan etiket sopan dan santun Makmur
kepada atasan langsung obat yang telah disetujui kepada teman sejawat - Bekerja keras
dan mentor terkait desain untuk
etiket obat kesejahteraan diri
dan masyarakat
- Tidak berputus asa
ketika menghadapi
persoalan
kehidupan
bermasyarakat
berbangsa dan
bernegara

14
4 Menyusun dasar pelaksanaan 1. Akuntabel Mengamalkan indikator: SOP sebagai pedoman
pemberian informasi BUD Tanggung jawab dan 3. Rela berkorban untuk melakukan
dalam bentuk SOP yang akan jujur dalam untuk bangsa dan pelayanan berkontribusi
dilaksanakan dengan tahapan negara dan selaras dengan visi
melaksanakan tugas dan
berikut: Menyumbangkan daerah yaitu “AMAN”.
a. Menyusun draft SOP - Draft SOP menyangkut fungsinya tenaga, pikiran, Artinya, pedoman
menyangkut BUD BUD 2. Kolaboratif kemampuan untuk tersebutlah yang akan
b. Mengkonsultasikan draft - Persetujuan tim PKPO Berkolaborasi dengan kepentingan menjadi acuan dalam
SOP kepada tim PKPO terhadap draft SOP teman sejawat yang masyarakat, bertindak sekaligus
RSUD Kota Mataram menyangkut BUD tergabung dalam tim kemajuan bangsa dan melindungi tenaga
dan Kepala Instalasi PKPO untuk mencapai negara. kefarmasian dari
Farmasi 4. Semangat tuduhan dan ancaman
tujuan yang lebih baik
c. Mengajukan draft SOP - SOP terkait BUD yang Mewujudkan kesalahan dalam
terkait BUD untuk telah disahkan oleh 3. Harmonis Negara Yang pengobatan atau
mendapat persetujuan Direktur RSUD Kota Berkomunikasi dengan Berdaulat, Adil Dan medication error.
Direktur RSUD Kota Mataram sopan dan santun Makmur
Mataram dengan dibantu kepada teman sejawat - Bekerja keras
dan dibimbing oleh Tim untuk
PKPO RSUD Kota kesejahteraan diri
Mataram dan masyarakat
- Tidak berputus asa
ketika menghadapi
persoalan
kehidupan
bermasyarakat
berbangsa dan
bernegara

15
PELAKSANAAN

5 Melakukan pencetakan etiket 1. Berorientasi Mengamalkan indikator Pencetakan etiket dan


dan upaya untuk Pelayanan nilai bela negara yaitu : penyediaan panduan
mengaplikasikan etiket obat Berusaha memberikan 1. Rela berkorban cepat dan tepatnya bagi
racikan sediaan non-steril yang untuk bangsa negara tenaga kefarmasian
pelayanan yang terbaik
telah dimodifikasi tepatnya pada nilai akan semangat
dan tidak menyesatkan menyumbangkan mendorong
a. Mencetak etiket obat - Etiket etiket obat dengan membuat tenaga, pikiran, kemandirian teman
racikan sediaan non-steril racikan sediaan panduan cepat bagian kemampuan untuk sejawat.
yang telah dimodifikasi non-steril yang telah tenaga kefarmasian kepentingan
tercetak 2. Kolaboratif masyarakat, kemajuan
Berkolaborasi dengan bangsa dan negara.
2. Serta dalam konteks
tenaga kefarmasian di
ini turut berpartisipasi
RSUD Kota Mataram aktif dan peduli dalam
pembangunan
b. Pembuatan panduan cepat - Panduan cepat dan tepat 3. Kompeten masyarakat sesuai
dan tepat mengenai mengenai panduan BUD Meningkatkan dengan profesi dan
penentuan BUD obat untuk yang akan ditempelkan kompetensi tenaga kemampuan
disosialisasikan kepada
di ruang racik di seluruh kefarmasian melalui masing-masing
tenaga kefarmasian
depo farmasi di RSUD panduan cepat tepat
Kota Mataram yang diberikan

16
6 Sosialisasi tenaga kefarmasian 1. Kompeten Kegiatan yang Sosialisasi bertujuan
terkait tahap-tahap penentuan Mensosialisasikan dilaksanakan akan ikut untuk meningkatkan
BUD direalisasikan melalui informasi terkini berkontribusi dalam kompetensi teman
tahapan berikut: mengenai BUD untuk mengamalkan indikator sejawat di RSUD Kota
meningkatkan bela negara yaitu: Mataram dalam
a. Menyusun soal pre-test - Link Google Form kompetensi tenaga 1. Kesadaran berbangsa penentuan BUD obat.
dan post-test dengan media yang berisi soal pretest kefarmasian dan bernegara Hal ini membangun dan
bantu Google Form dan post-test yang siap 2. Adaptif Melalui sosialisasi mendukung terciptanya
diisi Meng-update ilmu kepada teman sejawat SDM yang UNGGUL.
b. Mengundang tenaga - Undangan dan daftar pengetahuan untuk penulis mengamalkan Selain itu juga
kefarmasian untuk hadir peserta sosialisasi mengikuti perkembangan indikator nilai ‘Rukun mendukung misi daerah
mengikuti sosialisasi jaman dan berjiwa gotong yaitu meningkatkan
terkait BUD royong dalam sumber daya manusia
masyarakat” dan yang berkualitas dan
c. Melakukan pretest dengan - Nilai hasil pretest
“Menjalankan hak dan berkarakter
subjek tenaga kefarmasian
kewajiban sesuai
selaku peserta sosialisasi
peraturan
d. Melakukan sosialisasi - Pemahaman tenaga
perundang-undangan”
kepada tenaga kefarmasian kefarmasian terkait
2. Setia pada Pancasila
terkait tahap-tahap tahap-tahap penentuan
Bersikap saling
penentuan BUD BUD
membantu dan tolong
e. Melakukan post test - Nilai hasil post-test.
menolong dalam
Hasil post-test yang
memahami konsep
diharapkan adalah
penetapan BUD
jawaban benar lebih
bersama sama sesuai
dari 70%
nilai-nilai luhur
Pancasila untuk
mencapai
kesejahteraan

17
7 Melakukan pelayanan resep 1. Berorientasi Mengamalkan indikator 1. Dalam pelayanan
dan pemberian informasi obat Pelayanan nilai bela negara sebagai resep di RSUD Kota
mengenai BUD kepada pasien Mengutamakan berikut: Mataram tercermin
dengan tahapan berikut: 1. Semangat visi daerah yaitu
kepentingan pasien
a. Melakukan penerimaan - Resep obat yang telah mewujudkan negara HARMONIS. Hal
resep obat racikan sediaan diatas kepentingan yang berdaulat adil ini secara nyata
diskrining oleh apoteker
non-steril dan melakukan pribadi dan dan makmur dapat dilihat dari
dan dilengkapi dengan
skrining administratif, memberikan pelayanan Melakukan pelayanan pelayanan yang tidak
paraf apoteker
klinis, dan farmasetis berkualitas kefarmasian dengan diskriminatif dan
b. Melakukan penentuan BUD - Etiket obat racikan penuh semangat dan tidak bersikap lebih
2. Akuntabel
dan menulisnya dalam sediaan non-steril yang menerapkan nilai berat mendukung
Jujur, transparan, dan
etiket obat racikan sediaan sudah lengkap terisi perjuangan UUD 1945. salah satu golongan.
disiplin terhadap waktu
non-steril - Dokumentasi berupa Serta turut pula Artinya setiap pasien
c. Melakukan penyerahan obat pelayanan resep mengamalkan indikator yang dilayani
foto dan paraf apoteker
dan memberikan pelayanan 3. Kompeten nilai yaitu memiliki hak yang
selaku petugas yang
informasi obat terkait BUD Menerapkan etika dan “Mempraktekkan sama untuk
menyerahkan obat di
kepada pasien kode etik kode perilaku Clean and Good memperoleh
resep obat Governance dalam pelayanan yang
ASN dan profesi untuk
melayani sesuai bidang bermasyarakat, berkualitas.
berbangsa dan 2. Selain itu, pada
keahlian
bernegara” kegiatan pelayanan
4. Harmonis 2. Kesadaran berbangsa juga tercermin visi
Tidak bersikap dan bernegara AMAN. Pelayanan
diskriminatif terhadap Bersikap tidak resep akan
pasien, memberikan diskriminatif dalam mengedepankan
informasi yang tidak melakukan pelayanan pendekatan persuasif
dan preventif untuk
menyesatkan dan
mencegah efek
menjaga suasana samping yang tidak
pelayanan tetap diinginkan
kondusif

18
EVALUASI

8 Melakukan evaluasi dengan 1. Akuntabel Mengamalkan indikator: Kegiatan ini dapat


tahapan: Bersikap jujur dan 1. Kesadaran berbangsa dinyatakan mendukung
a. Mengevaluasi penggunaan - Terselenggaranya bertanggung jawab dan bernegara misi daerah yaitu
etiket obat racikan sediaan penyiapan obat dan Menjalankan hak dan “Meningkatkan kualitas
terhadap apa yang
non-steril yang telah kewajiban sesuai tata kelola
pemberian informasi tertuang dalam laporan peraturan pemerintahan dan
dimodifikasi oleh tenaga BUD kepada pasien aktualisasi perundang-undangan partisipasi publik”.
kefarmasian melalui etiket obat yang 2. Kolaboratif 2. Setia pada Pancasila Hasil evaluasi pre-test
telah dimodifikasi Berkolaborasi dengan Menerapkan dan post-test akan
b. Membandingkan nilai - Rekapitulasi teman sejawat farmasi prinsip-prinsip dan nilai sangat mempengaruhi
pre-test dan post test perbandingan hasil untuk mendukung musyawarah mufakat kualitas tata kelola
pretest dan post test pelayanan yang
digunakannya etiket hasil
c. Membuat laporan akhir diberikan, dan melalui
- Laporan hasil modifikasi di pelayanan rancangan aktualisasi
hasil aktualisasi aktualisasi yang sehari-hari di rumah sakit ini diharapkan
menunjukan tanggung pengetahuan teman
jawab dan komitmen sejawat terkait BUD
mutu. menjadi meningkat dan
dapat meningkatkan
kualitas pelayanan
publik di rumah sakit.

19
2.6. Jadwal Rencana Kegiatan
Rancangan aktualisasi ini akan dilaksanakan selama masa habituasi sejak tanggal 27 Agustus 2022 sampai dengan tanggal 25
September 2022. Jadwal kegiatan aktualisasi dilakukan dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi sehingga diharapkan semua rencana
kegiatan aktualisasi dapat dilaksanakan dengan baik.

Agustus Septembe
N Kegiatan r
o
2 2 2 3 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
7 8 9 0 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5

1 Melakukan kajian pustaka


mengenai standar etiket

2 Menyiapkan 3 (tiga)
rancangan desain etiket
obat yang mengandung
informasi BUD

3 Melakukan konsultasi
dengan tim PKPO RSUD
Kota Mataram terkait
rancangan etiket obat
sediaan non-steril

4 Melakukan konsultasi
kepada atasan langsung dan
mentor terkait desain etiket
obat

5 Menyusun draft SOP


menyangkut BUD

20
6 Mengkonsultasikan draft
SOP kepada tim PKPO
RSUD Kota Mataram dan
Kepala Instalasi Farmasi

7 Mengajukan draft SOP


terkait BUD untuk
mendapat persetujuan
Direktur RSUD Kota
Mataram

8 Mencetak etiket obat


racikan sediaan non-steril
yang telah dimodifikasi

9 Pembuatan panduan cepat


dan tepat mengenai
penentuan BUD obat

1 Menyusun soal pre-test dan


0 post-test dengan media
bantu Google Form

1 Melakukan sosialisasi
1 kepada tenaga kefarmasian
terkait tahap-tahap
penentuan BUD

1 Melakukan pelayanan resep


2 dengan mengaplikasikan
etiket obat racikan yang
telah dimodifikasi

1 Mengevaluasi penggunaan
3 etiket obat racikan sediaan
non-steril yang telah
dimodifikasi oleh tenaga
kefarmasian

21
1 Membuat laporan akhir
4 hasil aktualisasi

22
BAB III

HASIL AKTUALISASI

3.1. Pelaksanaan Aktualisasi


Aktualisasi ini dilakukan untuk menyediakan informasi Beyond Use Date (BUD)
pada etiket obat racikan sediaan non-steril di RSUD Kota Mataram. Tujuan lain sejalan
dengan kegiatan aktualisasi ini adalah meningkatkan pemahaman rekan sejawat
kefarmasian terhadap konsep dan tata cara penentuan Beyond Use Date (BUD).
Realisasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi terdiri atas beberapa kegiatan utama yaitu
sebagai berikut:
1. Konsultasi kepada mentor
2. Melakukan kajian pustaka mengenai standar etiket atau penulisan aturan pakai obat
racikan sediaan non-steril di Rumah Sakit
3. Membuat rancangan etiket obat yang mengandung informasi BUD
4. Konsultasi dengan mentor, koordinator ruangan depo farmasi dan kepala instalasi
farmasi terkait rancangan etiket obat yang mengandung informasi BUD
5. Melakukan penyempurnaan SOP mengenai BUD dan berkonsultasi dengan Tim
Akreditasi POKJA PKPO
6. Membuat panduan cepat dan tepat mengenai penentuan BUD obat untuk
disosialisasikan kepada tenaga kefarmasian (Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian)
7. Melakukan sosialisasi kepada tenaga kefarmasian
8. Melakukan pelayanan resep dan pemberian informasi obat dan penjelasan
mengenai BUD kepada pasien
9. Evaluasi kegiatan
10. Penyusunan laporan akhir hasil aktualisasi
Adapun realisasi pelaksanaan aktualisasi dari setiap poin kegiatan akan dijabarkan secara
lebih menyeluruh pada matriks realisasi kegiatan (Tabel 3.1) sebagai berikut:

23
Tabel 3.1 Realisasi Kegiatan Aktualisasi

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Keterangan

1 2 3 4 5

1 Konsultasi kepada mentor Menyiapkan bahan konsultasi, menghubungi Catatan hasil konsultasi dan Terlaksana
mentor dan melakukan konsultasi di RSUD saran mengenai pelaksanaan
Kota Mataram aktualisasi. Persetujuan mentor

2 Mengumpulkan pustaka mengenai Menelusuri peraturan perundang-undangan dan Tersedianya 3 sumber ilmiah Terlaksana
standar etiket atau penulisan aturan kaidah literature ilmiah lainnya terkait mengenai penentuan BUD
pakai obat racikan sediaan non-steril di informasi BUD
Rumah Sakit

3 Membuat rancangan etiket obat yang 1. Menyiapkan minimal 3 (tiga) rancangan 1. Tersedia 4 rancangan desain Terlaksana
mengandung informasi BUD desain etiket obat yang mengandung etiket obat yang berbeda dan
informasi BUD mengandung informasi BUD
2. Melakukan konsultasi dengan tim PKPO 2. Dukungan dari Tim PKPO Terlaksana
RSUD Kota Mataram terkait rancangan RSUD Kota Mataram
etiket obat sediaan non-steril
3. Melakukan konsultasi kepada atasan 3. 1 (satu) rancangan etiket obat Terlaksana
langsung dan mentor terkait desain etiket yang telah disetujui
obat

4 Menyusun dasar pelaksanaan pemberian 1. Menyusun draft SOP menyangkut BUD 1. Tersedia draft SOP Terlaksana
informasi BUD dalam bentuk SOP menyangkut BUD
2. Mengkonsultasikan draft SOP kepada tim 2. Adanya persetujuan tim Terlaksana
PKPO RSUD Kota Mataram dan Kepala PKPO terhadap draft SOP
Instalasi Farmasi menyangkut BUD
3. Mengajukan draft SOP terkait BUD untuk 3. SOP terkait BUD yang telah Terlaksana
mendapat persetujuan Direktur RSUD Kota disahkan oleh Direktur
Mataram RSUD Kota Mataram

24
5 Melakukan pencetakan etiket dan upaya 1. Mencetak etiket obat racikan sediaan 1. Etiket etiket obat racikan Terlaksana
untuk mengaplikasikan etiket obat non-steril yang telah dimodifikasi sediaan non-steril yang telah
racikan sediaan non-steril yang telah 2. Pembuatan panduan cepat dan tepat tercetak
dimodifikasi mengenai penentuan BUD obat untuk 2. Panduan cepat dan tepat Terlaksana
disosialisasikan kepada tenaga kefarmasian mengenai panduan BUD
yang akan ditempelkan di
ruang racik di seluruh depo
farmasi di RSUD Kota
Mataram

6 Sosialisasi tenaga kefarmasian terkait 1. Menyusun soal pre-test dan post-test 1. Soal pre-test dan post-test Terlaksana
tahap-tahap penentuan BUD 2. Mengundang tenaga kefarmasian untuk 2. Undangan dan daftar hadir Terlaksana
mengikuti sosialisasi terkait BUD peserta sosialisasi
3. Melakukan pretest dengan subjek tenaga 3. Nilai hasil pretest Terlaksana
kefarmasian selaku peserta sosialisasi
4. Melakukan sosialisasi kepada tenaga 4. Pemahamantenaga Terlaksana
kefarmasian terkait tahap-tahap penentuan kefarmasian terkait
BUD tahap-tahap penentuan BUD
5. Melakukan post test 5. Nilai hasil post-test Terlaksana

7 Melakukan pelayanan resep dan 1. Melakukan penerimaan resep obat racikan 1. Resep obat yang telah Terlaksana
pemberian informasi obat mengenai sediaan non-steril dan melakukan skrining diskrining oleh apoteker dan
BUD kepada pasien administratif, klinis, dan farmasetis dilengkapi dengan paraf
apoteker
2. Melakukan penentuan BUD dan 2. Etiket obat racikan sediaan Terlaksana
menulisnya dalam etiket obat racikan non-steril yang sudah
sediaan non-steril lengkap terisi
3. Dokumentasi berupa foto dan Terlaksana
3. Melakukan penyerahan obat dan paraf apoteker selaku petugas
memberikan pelayanan informasi obat yang menyerahkan obat di
terkait BUD kepada pasien resep obat

25
8 Melakukan evaluasi kegiatan 1. Mengevaluasi penggunaan etiket obat 1. Terselenggaranya penyiapan Terlaksana
racikan sediaan non-steril yang telah obat dan pemberian
dimodifikasi oleh tenaga kefarmasian informasi BUD kepada
pasien melalui etiket obat
yang telah dimodifikasi
2. Membandingkan nilai pre-test dan post test 2. Rekapitulasi perbandingan Terlaksana
3. Membuat laporan akhir hasil aktualisasi hasil pretest dan post test
3. Laporan hasil aktualisasi Terlaksana
yang menunjukan tanggung
jawab dan komitmen mutu

26
Dalam kegiatan aktualisasi ini, dihadapi beberapa kendala yang menyebabkan sedikit
pergeseran jadwal dari yang semula telah direncanakan. Kendala yang dihadapi terjadi akibat
adanya penyesuaian dalam proses akreditasi RSUD Kota Mataram sehingga beberapa
kegiatan perlu untuk ditunda dan seluruh staf diharapkan fokus terhadap alur proses akreditasi
tersebut. Kendala utama yang dihadapi dalam proses aktualisasi ini berada pada tahap
penyusunan SOP dan pengesahan SOP tersebut oleh Direktur RSUD Kota Mataram. Namun
kendala dapat diatasi dan diselesaikan dengan bimbingan serta arahan dari Tim Akreditasi
POKJA PKPO. Tim Akreditasi POKJA PKPO mengarahkan agar SOP yang dirancang untuk
mengacu pada elemen penilaian saat akreditasi agar proses pengesahannya dapat disetujui
oleh Direktur RSUD Kota Mataram. Selain kendala perubahan waktu pengesahan SOP dari
yang semula direncanakan, tidak ditemukan kendala lain yang berarti dalam pelaksanaan
aktualisasi ini.
Pimpinan baik kepala seksi sekaligus mentor, kepala instalasi farmasi, koordinator depo
farmasi secara bersama-sama dan sepakat untuk mendukung dan mensukseskan kegiatan
aktualisasi ini. Melalui kegiatan aktualisasi ini diharapkan mampu menjadi poin penilaian
yang baik saat akreditasi dan juga sangat bermanfaat dan berdampak positif bagi pasien.
3.2. Capaian Aktualisasi
Tabel 3.2. Konsultasi dengan Mentor

Kegiatan Konsultasi dengan mentor

Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan bahan konsultasi


2. Menghubungi mentor untuk melakukan konsultasi
3. Melakukan konsultasi

Output 1. Didapatkan saran terkait rencana pelaksanaan kegiatan


2. Diperoleh persetujuan dari mentor mengenai kegiatan
aktualisasi yang akan dilakukan

27
Gambaran 1. Dalam menyiapkan bahan konsultasi, penulis bekerja
Pelaksanaan keras agar bahan konsultasi dapat tersampaikan dengan
baik kepada Pimpinan dan Mentor (isi dan tampilan)
2. Penulis menyiapkan bahan konsultasi secara mandiri dan
berdasarkan pada kompetensinya
3. Setelah menyiapkan bahan konsultasi, penulis
melaksanakan pertemuan dengan Pimpinan dan Mentor
guna melapor serta menyampaikan maksud dan tujuan
melaksanakan Aktualisasi dengan penuh rasa tanggung
jawab kepada Pimpinan. Dalam pelaksanaannya penulis
menerapkan nilai dasar ASN Ber-AKHLAK khususnya
loyal kepada atasan dengan menjunjung tinggi nilai sopan
santun
4. Dalam menyampaikan maksud dan maksud dan tujuan
kegiatan Aktualisasi tentunya penulis berperilaku ramah
dan sopan kepada Pimpinan dan Mentor agar tercipta
suasana yang harmonis.
5. Kegiatan konsultasi dengan mentor dilakukan secara
berkelompok dalam artian bersama-sama dengan peserta
LATSAR lain dengan mentor yang sama. Harapannya
agar sesame peserta LATSAR CPNS 2022 dapat saling
bekerja sama dan bersikap kolaboratif demi kemajuan
RSUD Kota Mataram
6. Mentor menyarankan untuk pelaksanaan kegiatan harus
melibatkan kepala instalasi farmasi RSUD Kota Mataram
7. Mentor menyarankan untuk poin dan kriteria etiket BUD
perlu didiskusikan dengan Tim Akreditasi POKJA PKPO
karena informasi BUD merupakan salah satu komponen
penilaian dalam akreditasi rumah sakit periode tahun
2022

Waktu Pelaksanaan 27 Agustus 2022

28
Bukti/Evidence

Gambar 3.1. Konsultasi dengan Mentor di RSUD Kota


Mataram

Tabel 3.3. Kajian Pustaka atau Literatur Ilmiah yang Relevan

Kegiatan Melakukan kajian pustaka mengenai standar etiket atau


penulisan aturan pakai obat racikan sediaan non-steril di
Rumah Sakit

Tahapan Kegiatan Mengumpulkan pustaka mengenai standar etiket atau penulisan


aturan pakai obat racikan sediaan non-steril di Rumah Sakit

Output 3 (tiga) literatur ilmiah terkait informasi BUD yang berjudul:


1. USP Pharmaceutical Compounding - Nonsterile
Preparations (USP Compounding Standards and
Beyond-Use Dates (BUDs) (2019)
2. Artikel ilmiah yang berjudul Beyond Use Dates
(BUD) ditulis oleh Fauna Herawati, M. Farm-Klin.,
Apt dan dipublikasikan pada Buletin Rasional
Volume 10 Nomor 3 tahun 2012
3. Pedoman Pengelolaan Obat Rusak dan Kadaluarsa di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Rumah Tangga.
Pedoman yang diterbitkan oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2019.

29
Gambaran 1. Menelusuri beberapa pustaka baik pustaka primer
Pelaksanaan maupun sekunder melalui internet (Browsing)
2. Melalui proses browsing tersebut pertama kali diperoleh 1
literatur internasional yaitu USP Pharmaceutical
Compounding - Nonsterile Preparations (USP
Compounding Standards and Beyond-Use Dates (BUDs)
3. Setelah diperoleh 1 literatur internasional, selanjutnya
penelusuran dilanjutkan sehingga diperoleh 2 literatur
nasional tambahan.
4. Melakukan telaah dan kajian terhadap pustaka yang
diperoleh sehingga didapatkan sebuah ringkasan yang
selanjutnya akan dituangkan dalam bentuk panduan cepat
dan tepat penentuan BUD
5. Membuat intisari dan merangkumnya menjadi satu
kesatuan yang padu dan mudah untuk dimengerti.

Waktu Pelaksanaan 27 – 29 Agustus 2022

30
Bukti/Evidence

Gambar 3.2. Literatur Internasional yang Memuat Informasi


BUD

31
Gambar 3.3. Literatur Nasional BUD

Tabel 3.4. Perancangan Desain Etiket Obat dengan Informasi Beyond Use Date (BUD)

Kegiatan Membuat rancangan desain etiket obat racikan sediaan


non-steril yang didalam dapat memuat informasi Beyond Use
Date

Tahapan 1. Menyiapkan 3 (tiga) rancangan desain etiket obat yang


Kegiatan mengandung informasi BUD
2. Melakukan konsultasi dengan tim PKPO RSUD Kota
Mataram terkait rancangan etiket obat sediaan non-steril
3. Melakukan konsultasi kepada atasan langsung dan mentor
terkait desain etiket obat

Output 1. 4 (empat) rancangan desain etiket obat yang berbeda dan


mengandung informasi BUD
2. Diperoleh dukungan dan saran dari Tim PKPO RSUD Kota
Mataram
3. Rancangan etiket obat yang telah disetujui

32
Gambaran 1. Dengan mengacu pada peraturan dan pustaka yang
Pelaksanaan mendasari penentuan BUD, penulis secara kompeten
menuangkannya dalam bentuk tertulis pada etiket obat
racikan sediaan non-steril di RSUD Kota Mataram
2. Kegiatan mendesain etiket disesuaikan dengan tahapan
yang telah dibuat. Penulis berkonsultasi kepada mentor dan
koordinator terkait desain etiket yang akan digunakan dan
yang akan dicetak. Berdasarkan konsultasi tersebut
diperoleh beberapa saran yang sangat membangun
3. Desain etiket yang dibuat secara garis besar dibagi menjadi
2 (dua) kategori yaitu etiket berwarna biru untuk obat yang
penggunaannya tidak melalui saluran pencernaan dan
etiket berwarna putih untuk obat-obat racikan yang
digunakan secara oral dan administrasinya melalui saluran
pencernaan. Pada etiket berwarna biru terdapat check box
yang berisi pilihan batas waktu penggunaan obat. Pilihan
dalam check box tersebut sudah merangkum keseluruhan
bentuk sediaan yang akan menggunakan etiket berwarna
biru.
4. Penulis berkonsultasi dengan tim akreditasi POKJA PKPO,
mentor, koordinator depo farmasi dan kepala instalasi
farmasi. Konsultasi berjalan secara 2 arah. Baik metor,
koordinator depo farmasi, kepala instalasi, dan anggota tim
akreditasi POKJA PKPO memberikan saran yang sangat
membangun untuk perbaikan etiket obat tersebut
5. Kepala instalasi farmasi dan koordinator depo rawat inap
menyarankan untuk etiket sirup kering antibiotik tidak
terbatas hanya 7 hari setelah direkonstitusi karena beberapa
antibiotik memiliki batas waktu penyimpanan yang lebih
lama yaitu 14 hari
6. Pilihan checkbox mengenai batas waktu penyimpanan pada
etiket biru (obat luar) dengan pilihan waktu yaitu 3 hari, 14
hari, 28 hari dan 30 hari.
7. Saran untuk mengganti narasi “Aman disimpan hingga”
menjadi “Aman Digunakan hingga”

Waktu 29 Agustus – 08 September 2022


Pelaksanaan

33
Kendala dan Kendala: Menentukan ukuran atau dimensi etiket yang akan
Antisipasi dibuat karena terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan
yaitu keterbacaan tulisan, kemudahan dan keluwesan petugas
farmasi untuk menulisnya, serta aspek mudah dipahami oleh
pasien.
Antisipasi: Mencontoh ukuran etiket yang telah ada
sebelumnya di RSUD Kota Mataram dan melakukan beberapa
kali try and error. Bentuk try and error yang dilakukan adalah
beberapa kali mencoba mencetak draft rancangan etiket dan
simulasi untuk menulis informasi di dalamnya untuk
mengevaluasi apakah ruang yang diberikan cukup atau terlalu
sempit.

34
Bukti/Evidence

Gambar 3.4. Rancangan Desain Etiket BUD

35
Gambar 3.5. Konsultasi dengan Mentor Terkait Rancangan
Etiket

Gambar 3.6. Konsultasi dengan Koordinator Depo Farmasi

36
Tabel 3.5. Penyempurnaan Standar Operasional Prosedur Penentuan Beyond Use Date
(BUD)

Kegiatan Melakukan penyempurnaan SOP mengenai BUD dan


berkonsultasi dengan Tim Akreditasi POKJA PKPO

Tahapan 1. Menyusun draft SOP menyangkut BUD


Kegiatan 2. Mengkonsultasikan draft SOP kepada tim PKPO RSUD
Kota Mataram dan Kepala Instalasi Farmasi
3. Mengajukan draft SOP terkait BUD untuk mendapat
persetujuan Direktur RSUD Kota Mataram

Output 1. Tersedia draft SOP menyangkut BUD


2. Adanya persetujuan tim PKPO terhadap draft SOP
menyangkut BUD
3. SOP terkait BUD yang telah disahkan oleh Direktur RSUD
Kota Mataram

Gambaran 1. Secara kompeten, penulis menyusun draft SOP dibawah


Pelaksanaan arahan tim Akreditasi POKJA PKPO dan tetap mengacu
pada pustaka penentuan waktu BUD obat racikan sediaan
non-steril. Penulis juga dengan loyal dan bersikap patuh
kepada atasan, menerima saran serta masukan dari tim
Akreditasi POKJA PKPO demi penyempurnaan pedoman
kerja berupa SOP Beyond Use Date (BUD). Adapun saran
dan hasil konsultasi tersebut sebagai berikut:
a. Draft SOP harus memuat informasi yang jelas mengenai
tahapan penentuan batas waktu penyimpanan obat
racikan non-steril
b. Draft SOP memuat informasi batas waktu penyimpanan
dari setiap sediaan peracikan non-steril
2. Berdasarkan saran tim akreditasi POKJA PKPO, penulis
membuat draft SOP dengan melakukan revisi terhadap SOP
BUD yang telah ada sebelumnya
3. Konten atau materi SOP yang ditambahkan adalah batas
waktu penggunaan obat tetes mata minidose, tetes mata
multidose, tetes telinga, dan krim/salep/gel racikan.
4. Setelah draft SOP disiapkan, penulis bersama tim Akreditasi
PKPO mengajukan pengesahan draft tersebut kepada
pimpinan dalam hal ini adalah Direktur RSUD Kota
Mataram
5. Namun, dikarenakan adanya kesibukan dan kegiatan yang
terfokus pada proses survei simulasi akreditasi RSUD Kota
Mataram sehingga proses pengesahan ini mengalami
kendala dan mengalami penyesuaian jadwal.

Waktu 03 – 06 September 2022 dan SOP disahkan pada 19 September


Pelaksanaan 2022

37
Kendala dan Kendala: Pada rancangan aktualisasi, kegiatan penyempurnaan
Antisipasi SOP ini direncanakan untuk berjalan pada tanggal 03 – 06
September 2022. Namun proses survei simulasi dalam rangka
akreditasi RSUD Kota Mataram membuat proses pengesahan
SOP dan pedoman-pedoman lain sedikit terkendala untuk
berjalan sesuai rencana. Karena untuk mengesahkan sebuah
standar operasional baru akan memerlukan waktu dan
sosialisasi yang luas untuk dapat dipahami oleh seluruh
pegawai.
Antisipasi: Kegiatan tersebut berjalan dengan beberapa
penyesuaian jadwal dan waktu pelaksanaan. Dengan bantuan
dan bimbingan dari Tim Akreditasi POKJA PKPO, SOP BUD
yang telah disempurnakan dapat disahkan pada tanggal 19
September 2022 (Minggu ke-4 Aktualisasi).

38
Bukti/Evidence

Gambar 3.5. Draft SOP

39
Tabel 3.6. Pencetakan dan Pembuatan Panduan Cepat dan Tepat Mengenai Penentuan
Beyond Use Date (BUD)

Kegiatan Mencetak etiket obat dan membuat panduan cepat dan tepat
mengenai penentuan BUD obat untuk disosialisasikan kepada
tenaga kefarmasian (Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian)

Tahapan 1. Mencetak etiket obat racikan sediaan non-steril yang telah


Kegiatan dimodifikasi
2. Pembuatan panduan cepat dan tepat mengenai penentuan
BUD obat untuk disosialisasikan kepada tenaga kefarmasian

Output 1. Etiket etiket obat racikan sediaan non-steril yang telah


tercetak
2. Panduan cepat dan tepat mengenai panduan BUD yang akan
ditempelkan di ruang racik di seluruh depo farmasi di RSUD
Kota Mataram

Gambaran Untuk melakukan pencetakan etiket, penulis mengedepankan


Pelaksanaan asas musyawarah untuk mufakat (harmonis) dengan
berkonsultasi kepada mentor dan kepala instalasi farmasi. Poin
yang dikonsulkan adalah mengenai tata cara pengajuan
pencetakan etiket ini ke bagian umum RSUD Kota Mataram.
Setelah mendapatkan arahan dan bimbingan dari mentor dan
kepala instalasi farmasi, maka penulis menyusun panduan cepat
dan tepat. Panduan tersebut akan memudahkan tenaga
kefarmasian penulis etiket untuk menentukan waktu BUD obat
racikan. Panduan ini juga akan membantu petugas kefarmasian
untuk beradaptasi dengan SOP terbaru serta standar-standar
akreditasi rumah sakit yang paripurna. Panduan tersebut dibuat
dalam bentuk mini-poster berukuran A4, dilaminasi, dan
dibagikan ke masing-masing depo farmasi yaitu depo farmasi
rawat inap, rawat jalan dan IGD. Panduan cepat dan tepat akan
ditempel atau diletakkan di dekat meja peracikan sediaan
non-steril.

Waktu 09 – 11 September 2022


Pelaksanaan

40
Kendala dan Pengajuan kepada bagian umum RSUD Kota Mataram akan
Antisipasi memerlukan waktu yang cukup lama karena memerlukan
penyesuaian untuk desain dan percetakannya. Sehingga
antisipasi yang dilakukan sementara adalah melakukan
pencetakan secara mandiri dan dalam skala yang kecil untuk
membiasakan tenaga kefarmasian sejak dini menggunakan
etiket termodifikasi.

Bukti/Evidence

Gambar 3.6. Panduan Cepat dan Tepat Penentuan Waktu BUD

41
Tabel 3.7. Sosialisasi Kepada Tenaga Farmasi Tentang Penentuan Beyond Use Date
(BUD)

Kegiatan Sosialisasi tenaga kefarmasian terkait tahap-tahap penentuan


BUD

Tahapan Kegiatan 1. Menyusun soal pre-test dan post-test


2. Mengundang tenaga kefarmasian untuk mengikuti
sosialisasi terkait BUD
3. Melakukan pretest dengan subjek tenaga kefarmasian
selaku peserta sosialisasi
4. Melakukan sosialisasi kepada tenaga kefarmasian terkait
tahap-tahap penentuan BUD
5. Melakukan post test

Output 1. Soal pre-test dan post-test berupa print-out


2. Undangan dan daftar hadir peserta sosialisasi
3. Rekapitulasi nilai pre-test
4. Pemahaman tenaga kefarmasian terkait tahap-tahap
penentuan BUD
5. Nilai hasil post-test dengan nilai rerata diatas 80.

Gambaran Penulis sebelumnya secara akuntabel membuat undangan


Pelaksanaan resmi untuk koordinator depo farmasi di RSUD Kota
Mataram sebagai bentuk izin untuk melakukan sosialisasi
penentuan BUD di masing-masing depo farmasi. Sosialisasi
kepada koordinator depo farmasi, apoteker depo farmasi dan
tenaga teknis kefarmasian di depo farmasi tepat waktu dan
sesuai dengan jadwal yang telah disampaikan dalam
undangan. Jumlah peserta yang mengikuti sosialisasi di
masing-masing depo adalah sebagai berikut:
Di depo farmasi rawat inap sebanyak 10 orang
Di depo farmasi rawat jalan sebanyak 15 orang
Di depo farmasi IGD sebanyak 8 orang.

Sebelum sosialisasi dimulai, peserta diwajibkan untuk


menjawab soal pre-test yang telah disiapkan. Dan setelah
sosialisasi berakhir, untuk mengevaluasi pemahaman peserta,
penulis telah menyiapkan soal post-test yang wajib untuk
diisi oleh peserta.

Waktu Pelaksanaan 12 – 14 September 2022

42
Bukti/Evidence

Gambar 3.7. Sosialisasi yang dilakukan di Depo Farmasi


Rawat Jalan

Gambar 3.8. Sosialisasi yang dilakukan di Depo Farmasi


Rawat Inap

43
Tabel 3.8. Pelayanan Resep Dan Pemberian Informasi Obat Mengenai BUD Kepada
Pasien
Kegiatan Melakukan pelayanan resep dan pemberian informasi obat
mengenai BUD kepada pasien

Tahapan 1. Melakukan penerimaan resep obat racikan sediaan non-steril


Kegiatan dan melakukan skrining administratif, klinis, dan farmasetis
2. Melakukan penentuan BUD dan menulisnya dalam etiket
obat racikan sediaan non-steril
3. Melakukan penyerahan obat dan memberikan pelayanan
informasi obat terkait BUD kepada pasien

Output 1. Resep obat yang telah diskrining oleh apoteker dan


dilengkapi dengan paraf apoteker
2. Etiket obat racikan sediaan non-steril yang sudah lengkap
terisi
3. Dokumentasi berupa foto dan paraf apoteker selaku petugas
yang menyerahkan obat di resep obat

Gambaran 1. Resep yang diterima dari pasien, diskrining oleh penulis


Pelaksanaan sebagai apoteker. Aspek yang diskrining antara lain adalah
aspek administratif, farmasetis, dan klinis.
2. Resep atau instruksi peracikan tersebut selanjutnya disiapkan
oleh tenaga teknis kefarmasian dalam hal ini adalah tenaga
teknis kefarmasian (TTK)
3. Setelah obat disiapkan, penulis selaku apoteker menuliskan
instruksi penggunaan obat menggunakan etiket obat BUD
yang telah dimodifikasi
4. Penulis sebagai apoteker selanjutnya melakukan penyerahan
obat kepada pasien dibarengi dengan pemberian informasi
terkait obat kepada pasien. Dengan menerapkan nilai dasar
ASN Akuntabel dan Berorientasi Pelayanan, penulis
melakukan penyerahan obat sesuai dengan antrian,
terjadwal, dan tertib, serta tidak diskriminatif.
5. Dalam proses pelayanan resep ini telah terjalin kolaborasi
yang baik antara apoteker (penulis) dengan tenaga teknis
kefarmasian.

Waktu 15 – 17 September 2022


Pelaksanaan

44
Bukti/Evidence

Gambar 3.9. Proses Penyerahan Obat Kepada Pasien

Tabel 3.9. Evaluasi kegiatan


Kegiatan Melakukan evaluasi kegiatan

Tahapan 1. Mengevaluasi penggunaan etiket obat racikan sediaan


Kegiatan non-steril yang telah dimodifikasi oleh tenaga kefarmasian
2. Membandingkan nilai pre-test dan post test
3. Membuat laporan akhir hasil aktualisasi

Output 1. Terselenggaranya penyiapan obat dan pemberian informasi


BUD kepada pasien melalui etiket obat yang telah
dimodifikasi
2. Rekapitulasi perbandingan hasil pretest dan post test
3. Laporan hasil aktualisasi yang menunjukan tanggung jawab
dan komitmen mutu

Gambaran 1. Evaluasi dilakukan dengan mewawancarai beberapa rekan


Pelaksanaan sejawat kefarmasian mengenai bagaimana pendapatnya
mengenai etiket termodifikasi tersebut
2. Selain hal tersebut, evaluasi kegiatan juga dilakukan dengan
mengukur tingkat pemahaman rekan sejawat melalui
perbandingan nilai pre test dan post test
3. Setelah melakukan evaluasi berdasarkan nilai pre dan
post-test maka dilakukan penyusunan laporan dan
konsultasi.

Waktu 19 – 24 September 2022


Pelaksanaan

45
Bukti/Evidence

Gambar 3.10. Diskusi dengan Rekan Sejawat

Gambar 3.11. Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test

3.3. Analisis Capaian Aktualisasi


Ketercapaian keseluruhan kegiatan dalam aktualisasi ini jika dinarasikan dalam bentuk
persentase maka telah berjalan 100%. Ketercapaian dan perubahan yang menjadi output
nyata dari kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
1. Modifikasi yang signifikan pada etiket obat di RSUD Kota Mataram. Sebelumnya,
etiket obat yang digunakan di RSUD Kota Mataram hanya memberikan ruang bagi
petugas farmasi untuk mencantumkan informasi tanggal kadaluarsa obat. Setelah
kegiatan aktualisasi ini, etiket obat racikan sediaan non-steril telah dimodifikasi. Kini
etiket obat racikan sediaan non steril telah memiliki beberapa checkbox sebagai
pilihan untuk menentukan batas waktu penyimpanan obat atau BUD. Dan untuk
petunjuk aturan pakai juga telah dilengkapi dengan checkbox yang lebih praktis

46
untuk dicentang oleh petugas farmasi saat menulis etiket obat. Untuk memberikan
gambaran yang lebih nyata, berikut merupakan gambaran sederhana yang
menunjukkan modifikasi nyata pada etiket obat racikan yang dilakukan penulis.

Gambar 3.11. Etiket Obat di RSUD Kota Mataram Sebelum Dimodifikasi

Gambar 3.12. Etiket Obat di RSUD Kota Mataram Setelah Dimodifikasi

2. Pelaksanaan aktualisasi ini juga mengukur tingkat pemahaman petugas farmasi


mengenai tata cara penentuan waktu BUD obat racikan sediaan non-steril. Media

47
bantu untuk mengukur tingkat pemahaman petugas sebelum dan sesudah adalah
berupa 5 pertanyaan pilihan ganda dalam pre-test dan post-test, yang mana
masing-masing soal tersebut memiliki bobot nilai 20. Jika petugas farmasi mampu
menjawab kelima soal tersebut dengan benar maka akan mendapatkan nilai penuh
yaitu 100. Kegiatan pre-test dan post-test ini dilakukan pada saat sosialisasi tata cara
penentuan waktu BUD di masing-masing depo farmasi.
3. Sosialisasi tersebut dihadiri oleh total 36 petugas kefarmasian yang berasal dari Depo
Farmasi (DF) Rawat Jalan sebanyak 15 orang, Depo Farmasi (DF) Rawat Inap
sebanyak 13 orang dan Depo Farmasi (DF) IGD sebanyak 8 orang. Sebelum diberikan
sosialisasi nilai pemahaman petugas farmasi berkisar dinilai 72 hingga 86. Rentang
nilai tersebut menjadi lebih tinggi ketika dibandingkan dengan post-test pasca
pemaparan materi sosialisasi. Nilai post-test berkisar pada rentang nilai 90 – 100. Nilai
ini telah berada diatas nilai yang ditargetkan pada rancangan aktualisasi yaitu 80.
Melalui perbandingan ini dapat diketahui bahwa sosialisasi penentuan waktu BUD
obat mampu untuk meningkatkan pemahaman petugas farmasi.

Gambar 3.13. Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test

48
3.4. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 3.11. Jadwal Kegiatan Terealisasi

Agustus September
No Kegiatan
27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 Melakukan kajian pustaka


mengenai standar etiket

2 Menyiapkan 3 (tiga)
rancangan desain etiket
obat yang mengandung
informasi BUD

3 Melakukan konsultasi
dengan tim PKPO RSUD
Kota Mataram terkait
rancangan etiket obat
sediaan non-steril

4 Melakukan konsultasi
kepada atasan langsung
dan mentor terkait desain
etiket obat

5 Menyusun draft SOP


menyangkut BUD

6 Mengkonsultasikan draft
SOP kepada tim PKPO
RSUD Kota Mataram dan
Kepala Instalasi Farmasi

49
7 Mengajukan draft SOP
terkait BUD untuk
mendapat persetujuan
Direktur RSUD Kota
Mataram

8 Mencetak etiket obat


racikan sediaan non-steril
yang telah dimodifikasi

9 Pembuatan panduan cepat


dan tepat mengenai
penentuan BUD obat

10 Menyusun soal pre-test


dan post-test

11 Melakukan sosialisasi
kepada tenaga kefarmasian
terkait tahap-tahap
penentuan BUD

12 Melakukan pelayanan
resep dengan
mengaplikasikan etiket
obat racikan yang telah
dimodifikasi

13 Mengevaluasi penggunaan
etiket obat racikan sediaan
non-steril yang telah
dimodifikasi oleh tenaga
kefarmasian

14 Membuat laporan akhir


hasil aktualisasi

50
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan serangkaian kegiatan aktualisasi yang telah terlaksana dari tanggal
27 Agustus 2022 hingga 24 September 2022 dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Etiket obat sediaan racikan non-steril di RSUD Kota Mataram telah dimodifikasi.
Modifikasi dilakukan dengan mengganti redaksi tanggal kadaluarsa menjadi
tanggal Beyond Use Date (BUD) dengan redaksi “Aman digunakan hingga”. Selain
itu, pada etiket tersebut kini telah tersedia checkbox pilihan waktu BUD yang dapat
dicentang oleh petugas farmasi yang bertugas mengisi etiket tersebut. Checkbox ini
merupakan inovasi yang memudahkan tenaga kefarmasian dalam penentuan BUD
dan meningkatkan pemahaman pasien terhadap instruksi pengobatan.
2. Melalui kegiatan ini, telah terwujud peningkatan pemahaman tenaga kefarmasian
mengenai tata cara penentuan BUD. Peningkatan pemahaman ini terukur melalui
perbandingan nilai pre-test dan post-test. Nilai pre-test sebelum adanya sosialisasi
penentuan BUD berkisar pada rentang 72 hingga 86. Rentang nilai tersebut menjadi
lebih tinggi ketika dibandingkan dengan post-test pasca pemaparan materi
sosialisasi. Nilai post-test berkisar pada rentang nilai 90 – 100. Nilai ini telah
berada diatas nilai yang ditargetkan pada rancangan aktualisasi yaitu 80. Artinya,
kegiatan sosialisasi yang dilakukan penulis terbukti mampu meningkatkan
pemahaman tenaga kefarmasian dalam menentukan waktu BUD obat racikan
non-steril
4.2. Saran
Penerapan nilai-nilai dasar BerAKHLAK, hendaknya terus dilakukan dalam setiap
melaksanakan tugas dan fungsi sebagai seorang ASN, karena dapat memberikan
manfaat bagi ASN dan organisasi dimana ASN tersebut bertugas. Maka dihadapkan
Penyediaan informasi BUD pada etiket obat racikan non-steril di RSUD Kota Mataram
ini bukan hanya bermanfaat saat proses penyelesaian rancangan kegiatan aktualisasi
tetapi dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu yang panjang karena melihat manfaat
yang akan diperoleh pada masa kini dan masa mendatang.

51
4.3. Rencana Tindak Lanjut
Setelah pelaksanaan aktualisasi ini, pelayanan kefarmasian di RSUD Kota Mataram
akan tetap menggunakan dan memanfaatkan etiket obat BUD sebagai sarana edukasi
pasien. Penerapan etiket dan proses penyesuaian akan sangat bermanfaat bagi
peningkatan taraf kesehatan pasien.

52
LAMPIRAN-LAMPIRAN

53
1. Sosialisasi Penentuan Batas BUD

Gambar 4. Sosialisasi di Depo Farmasi Rawat Jalan

Gambar 5. Sosialisasi di Depo Farmasi Rawat Inap

54
Gambar 6. Sosialisasi di Depo Farmasi IGD

2. Dokumentasi Konsultasi

Gambar 7. Foto Dokumentasi Konsultasi dengan Mentor

55
Gambar 8. Foto Dokumentasi Konsultasi dengan Tim Akreditasi POKJA PKPO

Gambar 9. Foto Dokumentasi Konsultasi dengan Koordinator DF Rawat Inap

Gambar 10. Foto Dokumentasi Konsultasi dengan Koordinator DF Rawat Jalan

56
3. Dokumentasi Kehadiran Sosialisasi

Gambar 11. Daftar Hadir Peserta DF Rawat Jalan

Gambar 12. Daftar Hadir Peserta DF Rawat Inap

57
4. Dokumentasi Pelayanan Resep

Gambar 14. Foto Dokumentasi Skrining Resep

Gambar 15. Foto Dokumentasi Hasil Skrining Resep oleh Apoteker

58
Gambar 16. Foto Dokumentasi Penyerahan Obat

59
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar: RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS :
Akuntabilitas. Jakarata :Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Komitmen
Mutu. Jakarata :Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Anti
Korupsi. Jakarata :Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS :
Manajemen ASN. Jakarata :Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Pelayan
Publik. Jakarata :Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Whole of
Goverment. Jakarata :Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Habituasi.
Jakarta :Lembaga Administrasi Negara
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI) Nomor 12 Tahun
2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

60
No. Nama Nilai Pre-test Nilai Post-test

1 Ramadona 60 100

2 Baiq Amrina 80 100

3 Luh Sutarni 80 100

4 Anisa Nadiarti 80 100

5 Arindatasya Irana M. 100 100

6 Bq Agustini Sri Utami 80 100

7 Dwi Wahyu Yuniarti 60 80

8 Dina Puspa Dewi 60 80

9 Muharis 80 100

10 Arya Gede Sana 20 80

11 Riana Ayu W. 80 100

12 Yulia Astari 80 100

13 Indah Nurmala Dewi 80 100

14 Rida Amelia 60 100

15 Nova Dewiyanti 100 100

61
No. Nama Nilai Pre-test Nilai Post-test

1 Irhami Kurniati 80

2 Elisa Putri Anggraini 60

3 Ni Nyoman Triyana Dyah L 100

4 Marianah 100

5 Septin Handayani 80 100

6 Siti Rohmah 100 100

7 Dedy Indra Praditha 80 100

10

11

12

13

62

Anda mungkin juga menyukai