Anda di halaman 1dari 7

DAFTAR ISI

I. KISAH KOTA TARUTUNG SI KOTA DURIAN …………..2-3


II. KOTA TARUTUNG SI KOTA DURIAN YANG MEMILIKI CERITA TERSENDIRI
………………………………………………….4-5
III. TARUTUNG KOTA DURIAN YANG BERADA DI KAKI BUKIT BARISAN
…………………………………………………………………..5-6

1
Kisah Kota Tarutung si Kota Durian
Tarutung adalah sebutan untuk  buah durian yang dalam bahasa Batak
disebut tarutung. Jadi nama Kota Tarutung sebagai sebutan untuk
nama Ibukota Kabupaten Tapanuli Utara dapat disebut sebagai kota
durian. Namun penyebutan kota Tarutung ini bukanlah penamaan
yang asal, melainkan punya kisah tersendiri.Sampai pada awal abad
ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orang-
orang sekitarnya untuk transaksi dagang yang datang dari daerah
Silindung, Humbang, Samosir, Toba, Dairi, termasuk dari arah selatan
seperti Pahae, Sipirok maupun sekitar Sibolga dan Barus.Pada awalnya
transaksi perdagangan tradisional ini dilakukan disebuah lokasi
perkampungan yang berpusat dibawah sebuah pohon beringin
rindang yang disebut Onan Sitaru (= pasar barter) di perkampungan
Saitnihuta sekarang. Konon kabarnya pohon beringin tersebut masih
tumbuh dan berusia sekitar 200 tahun sekarang ini.Perdagangan pada
masa itu masih dominan menggunakan sistem barter yaitu pertukaran
barang antar sesama pedagang. Komoditi barang kebutuhan sehari-
hari seperti bahan pangan, ternak, ikan asin, garam, beras, tembakau,
umbi-umbian, termasuk juga komoditi eksport saat itu seperti
kemenyan yang memang banyak dipasok dari kawasan Humbang,
Pahae dan Silindung

Semasa bergejolaknya perang saudara oleh Bonjol yang disebut


Perang Paderi (1816 – 1833) maka kegiatan perdagangan di pasar
tradisional ini terhenti sama sekali karena pasukan Bonjol
meluluhlantakkan kehidupan masyarakat Batak Utara yang memulai
penguasaannya dari kawasan Silindung dan menyebar

Perang yang disertai pembumihangusan inilah juga yang


menyebabkan di kawasan Silindung sangat jarang terlihat bangunan
rumah khas Batak di perkampungannya sekarang ini dan memang
perkampungan yang ada sekarang baru terbangun kembali setelah
selesainya perang saudara Perang Paderi dan datangnya evangelisasi
Kristen.Sekembalinya pasukan Paderi keluar dari Silindung, maka
daerah Silindung layaknya seperti kawasan hantu yang tak
berpenghuni. Lambat laun penduduk turun dari gunung-gunung
untuk membuka kembali perkampungannya diatas puing-puing

2
kehancuran atau membuka perkampungan baru.Sejalan dengan
bertambahnya waktu maka keramaian penduduk membangkitkan
kembali semangat hidup masyarakat untuk melakukan kegiatannya.
Namun pada saat yang bersamaan Tanah Batak ini mulai dikuasai oleh
Tentara Belanda terutama setelah penyerahan Sumatra Barat oleh
penguasaan Inggris kepada pemerintahan Kolonial Belanda. Maka
Belanda pun menjejakkan kakinya di Silindung dan mendirikan
markasnya persis di pusat kota Tarutung sekarang yang disebut
Tangsi.

Para pedagang melakukan kegiatan berdagang didekat Tangsi yang


tentu saja menguntungkan para militer Belanda dan keluarganya yang
tinggal di Tangsi tersebut.Kawasan itu menjadi resmi sebagai tempat
berdagang dan Belanda menanam sebuah pohon pertanda yaitu
pohon durian yang orang Batak menyebutnya tarutung di tahun 1877.
Setelah lebih kurang 60 tahun lamanya maka terbukalah kembali
kegiatan pasar tradisional dibawah pohon tarutung yang kemudian
berkembang menjadi kota yang disebut Kota Tarutung sebagai
ibukota Kabupaten Tapanuli Utara.

3
Kota Tarutung, Si Kota Durian Yang Memiliki Cerita
Tersendiri
Tarutung adalah sebutan untuk buah durian yang dalam bahasa Batak disebut
tarutung. Jadi nama Kota Tarutung sebagai nama untuk nama Ibukota
Kabupaten Tapanuli Utara bisa disebut kota durian. Namun penyebutan kota
Tarutung bukanlah nama asli, tetapi memiliki cerita tersendiri.

Sampai awal abad ke 19 kota Tarutung pernah ramai dengan orang-orang


untuk transaksi perdagangan yang berasal dari daerah Dairi, Humbang, Toba,
samosir, Silindung, termasuk dari selatan seperti Sipirok, Pahaedan sekitar
Sibolga dan Barus.

Awalnya transaksi perdagangan tradisional ini dilakukan di lokasi desa yang


berpusat di bawah pohon beringin yang rindang bernama Onan Sitaru (=
pasar barter) di desa Saitnihuta yang sekarang. Dikatakan bahwa pohon
banyan masih terus tumbuh dan berumur sekitar 200 tahun saat ini.

Perdagangan pada saat itu masih dominan menggunakan sistem barter, yaitu
pertukaran barang antar sesama pedagang. Komoditas kebutuhan sehari-hari
seperti makanan, ternak, ikan asin, garam, beras, tembakau, umbi-umbian,
termasuk komoditas ekspor pada waktu itu seperti dupa memang dipasok dari
daerah Humbang, Pahae dan Silindung.
4
Selama pergolakan perang saudara oleh Bonjol yang disebut Perang Paderi
(1816 – 1833), aktivitas perdagangan di pasar tradisional ini benar-benar
dihentikan karena pasukan Bonjol menghancurkan kehidupan orang Batak
Utara yang mulai menguasai wilayah Silindung dan menyebar. ke daerah
Batak lain di Toba.

Perang ini disertai pembumihangusan juga yang menyebabkan di daerah


Silindung sangat jarang terlihat bangunan rumah khas Batak di desanya
sekarang dan memang permukiman ini baru dibangun kembali setelah
selesainya perang saudara Perang Paderi dan datangnya evangelisasi Kristen.

Ketika pasukan Paderi kembali dari Silindung, daerah Silindung seperti


daerah hantu yang tidak berpenghuni. Secara bertahap penduduk turun dari
gunung untuk membuka kembali permukiman mereka di puing-puing
kehancuran atau membuka desa baru.

Sejalan dengan berjalanya waktu, keranaian penduduk menghidupkan


kembali semangat hidup bagi orang-orang untuk memulai kembali kegiatan
mereka. Tetapi pada saat yang sama Tanah Batak ini mulai dikuasai oleh
Tentara Belanda, terutama setelah penyerahan Sumatra Barat oleh
penguasaan Inggris terhadap pemerintah kolonial Belanda. Jadi Belanda juga
menginjakkan kaki di Silindung dan mendirikan markas mereka tepat di
pusat Tarutung yang sekarang disebut Tangsi.

Perdagangan tradisional yang telah dikembangkan di Saitan-Onitar Sitaru


mulai menunjukkan kesibukannya, tetapi tempat itu telah berubah menjadi di
bawah daerah Tangsi, yang dikendalikan oleh Belanda, dan di sekitarnya ada
pemukiman yang disebut Hutatoruan. Para pedagang melakukan kegiatan
perdagangan dekat Tangsi yang tentu saja menguntungkan militer Belanda
dan keluarga mereka yang tinggal di Tangsi.

Daerah ini menjadi resmi sebagai tempat perdagangan dan Belanda menanam
pohon pertanda, yaitu pohon durian yang oleh orang Batak disebut tarutung
pada tahun 1877. Setelah sekitar 60 tahun lamanya, kegiatan pasar tradisional
di bawah pohon Tarutung dibuka kembali menjadi sebuah kota bernama
Tarutung City sebagai ibukota Kabupaten Tapanuli Utara.

Dalam sebuah artikel di kartaj09.student.ipb.ac.id, dikatakan bahwa pohon


durian sebagai tanda awal Kota Tarutung saat ini masih terus berkembang
dan menghasilkan buah yang lebat di musimnya meskipun agak kecil. Pohon
ini menjadi maskot Kota Tarutung dan pohon durian berumur 131 tahun tetap
dipelihara dengan baik di lingkungan taman kota oleh Pemerintah Kabupaten
Tapanuli Utara.

5
Tarutung, Kota Durian yang
Berada di Kaki Bukit
Barisan

TRIBUN MEDAN/ MAURITS PARDOSI


Kota Tarutung terlihat hijau dari kawasan Siatas Barita. 

Kawasan itu menjadi resmi sebagai tempat berdagang dan Belanda menanam
sebuah pohon pertanda yaitu pohon durian yang orang Batak menyebutnya
tarutung di tahun 1877.
Setelah lebih kurang 60 tahun lamanya maka terbukalah kembali kegiatan pasar
tradisional dibawah pohon tarutung yang kemudian berkembang menjadi kota
yang disebut Kota Tarutung sebagai ibukota Kabupaten Tapanuli Utara.
Pohon durian tersebut sebagai pertanda awal berdirinya Kota Tarutung tersebut
masih tumbuh tegar saat ini dan menghasilkan buah yang lebat pada musimnya
walaupun berukuran agak kecil.
Pohon ini menjadi ikon Kota Tarutung dan pohon durian yang sudah berusia 131
tahun itu tetap terawat dalam lingkungan taman kota oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Tapanuli Utara.
Dari kawasan Siatas Barita, daerah yang berdekatan dengan Kota Tarutung ini
terlihat hijaunya Kota Tarutung dan ternyata dapat memanjakan mata.
Hingga kini, keindahan kawasan tersebut masih terawatt.
.

6
7

Anda mungkin juga menyukai