Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“ANATOMI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah
ILMU BIOMEDIK DASAR
Dosen pengampu:

Disusun Oleh Kelompok 3:


1. Ahmad Afandi (001SYE22)
2. Ardana Febriansyah (006SYE22)
3. Stevi Komala Sari (054SYE22)
4. Ni Luh Aprinindra Kusuma Dewi (038SYE22)
5. Nadilla Valin Tersya (036SYE22)
6. Nindi Amelia Agustina (040SYE22)
7. Raden Teguh Karunia I. (045SYE22)
8. Rizqiana Khairunnisa (047SYE22)
9. Nurhisan (043SYE22)
10. Zulfia Rahmah (064SYE22)
11. Karina Astri Morena (025SYE22)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG D3
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan rahmat dan
hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul
“ ANATOMI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN “ pada mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar.
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt.  atas
petunjuk dan risalahNya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang,
dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu kami
memberikan7 referensi dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada search engine
google yang ikut berperan besar dalam pembuatan makalah ini.

Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah
ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Mataram, 08 Desember 2022


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai makhluk hidup, manusia hendaknya mengetahui sistem anatomi dan
fisiologi manusia. Karena anatomi fisiologi itu erat sekali kaitannya seperti halnya
sistem pada tubuh kita.Didalam Anatomi Fisiologi mempelajari tentang  sistem-
sistem organ tubuh manusia dimana organ adalah organ kumpulan dua jaringan
atau lebih yang bergabung dan berfungsi sebagai pusat fisiologis khusus untuk
aktivitas tubuh ,setiap organ menjalankan fungsi yang sangat kompleks,setiap
organ tubuh terspesialisasi sebagai pusat fungsional yang bertanggung jawab
untuk aktifitas yang sangat penting yang tidak dapat digantikan oleh organ-
organ lain.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anatomi
Anatomi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari ana yang artinya
memisah misahkan atau mengurai dan tomos artinya memotong
motong.adalah suatu ilmu yang mempelajari atau membahas tentang
bentuk dan rangka pada tubuh manusia. Dengan kata lain bahwa anatomi
merupakan ilmu yang mempelajari susunan struktur tubuh manusia baik
dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) (Irianto Koes, 2014:32).

B. Pengertian Fisiologi
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari dan membahas tentang fungsi
organisme serta pengaturan pada tubuh manusia. Dengan kata lain bahwa
fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi atau kerja organisme
tubuh manusia baik secara mekanis fisik maupun biokimia dalam keadaan
normal (Pearce C.E, 2004:1).

C. Pengertian Dari Anatomi Fisiologi


Anatomi fisiologi adalah ilmu yang mempelajari susunan struktur dan
fungsi organisme tubuh manusia baik dari dalam (internal) maupun dari
luar (eksternal) dalam keadaan normal (Irianto Koes, 2014:32).

D. Subdivisi ilmu anatomi


1. Anatomi makroskopis : mempelajari susunan tiap alat tubuh dengan
jalan memotong dan memisahkan bagian bagian tubuh (Alexandro Deo
Lumabi, 2014)
2. Anatomi mikroskopis : mempelajari tentang susunan tiap alat tubuh
dengan menggunakan kaca pembesar atau mikroskop (Alexandro Deo
Lumabi, 2014)
3. Anatomi sistemik: mempelajari tentang fungsi dari sistem dan jaringan
pada susunan tiap alat tubuh (Alexandro Deo Lumabi, 2014)
4. Anatomi regional : mempelajari tentang letak alat-alat tubuh satu
dengan yang lainnya yang berguna untuk melakukan pembedahan
(operasi) ,dll (Alexandro Deo Lumabi, 2014)
5. Anatomi perkembangan (embriologi) : mempelajari tentang perubahan
yang terdapat pada sel dari mulai kehamilan sampai anak lahir (Alexandro
Deo Lumabi, 2014)
6. Anatomi permukaan : mempelajari tentang letak alat-alat dalam tubuh
yang diprojeksikan ke permukaan tubuh (Alexandro Deo Lumabi, 2014)
7. Anatomi perbandingan: mempelajari tentang persamaan dan perbedaan
antara susunan tubuh manusia dan makhluk yang lebih rendah (binatang)
(Alexandro Deo Lumabi, 2014)
8. Anatomi radiologi : mempelajari tentang ukuran tubuh manusia yang
berbeda antara satu bangsa dengan bangsa lain (Alexandro
Deo Lumabi, 2014).

E. Terminologi Anatomi

1. Posisi anatomi

 Posisi anatomi (berdiri): Pada posisi ini tubuh lurus dalam posisi


berdiri dengan mata juga memandang lurus. Telapak tangan
menggantung pada sisi-sisi tubuh dan menghadap ke depan.
Telapak kaki juga menunjuk ke depan dan tungkai kaki lurus
sempurna. Posisi anatomi sangat penting karena hubungan semua
struktur digambarkan dengan asumsi berada pada posisi anatomi
(Dwi Nofriyanto, 2014).

 Posisi supine (terlentang): Pada posisi ini tubuh berbaring dengan


wajah menghadap ke atas. Semua posisi lainnya mirip dengan
posisi anatomi dengan perbedaan hanya berada di bidang
horisontal daripada bidang vertikal (Dwi Nofriyanto, 2014).

 Posisi prone (tengkurap): Pada posisi ini, punggung menghadap ke


atas. Tubuh terletak pada bidang horisontal dengan wajah
menghadap ke bawah (Dwi Nofriyanto, 2014).
 Posisi litotomi: Pada posisi ini tubuh berbaring terlentang, paha
diangkat vertikal dan betis lurus horizontal. Tangan biasanya
dibentangkan seperti sayap. Kaki diikat dalam posisinya untuk
mendukung lutut dan pinggul yang tertekuk. Ini adalah posisi pada
banyak prosedur kebidanan (Dwi Nofriyanto, 2014).

2. Bidang Anatomi

 Bidang koronal : bidang yang sejajar dengan membagi tubuh


menjadi dua bagian yaitu depan (ventral) dan belakang (dorsal)
(Ari Benjamin, 2010).

 Bidang sagital : bidang yang sejajar dengan bidang yang membagi
tubuh menjadi 2 bagian yaitu kanan dan kiri (Ari Benjamin, 2010).

 Bidang median: bidang yang sejajar dan membagi tubuh menjadi
bagian kanan (dextra) dan kiri (sinistra) (Ari Benjamin, 2010).

 Bidang horizontal: bidang yang membagi tubuh menjadi bagian
atas (superior) dan bawah (inferior) (Ari Benjamin, 2010).

3. Istilah Untuk Perbandingan

 Anterior berarti ke arah depan. Contoh : lambung terletak anterior


terhadap limpa
 Posterior berarti menuju belakang. Contoh : jantung terletak
posterior terhadap tulang rusuk
 Superior berarti ke arah kepala atau arah atas. Contoh : mulut
terletak superior terhadap dagu
 Inferior berarti menuju kaki atau arah bawah. Contoh : pusar
terletak inferior terhadap payudara
 Medial/medialis berarti menuju bidang median (medekati bagian
tengah tubuh).
 Superfisial : lebih dekat ke / dipermukaan. Contoh : otot kaki
terletak superfisial dari tulangnya.
 Lateral/lateralis berarti menjauh dari bidang median (menjauh
dari tengah tubuh).

4. Anggota Badan

 Proksimal berarti dekat badan


 Distal berarti jauh dari badan
 Preaksial menunjukkan sisi radial atau tibial pada anggota badan.
 Postaksial menunjukkan sisi ulna atau fibular pada anggota badan.
 Fleksor berarti permukaan anterior anggota badan atas dan
permukaan posterior anggota badan bawah.
 Ekstensor berarti permukaan posterior anggota badan atas dan
permukaan anterior anggota badan bawah.

5. Gerakan Anatomi
 Fleksi dan ekstensi
Fleksi : gerak menekuk atau membengkokkan. Ekstensi :
gerak meluruskan
 Adduksi dan Abduksi
Adduksi : Gerak mendekati tubuh. Abduksi : gerak menjauhi tubuh
 Elevasi dan Depresi
Evalasi : Gerakan mengangkat. Depresi : gerakan menurunkan
 Inversi dan Eversi
Inversi : Gerak memiringkan telapak kaki kedalam tubuh. Eversi :
gerak memiringkan keluar
 Supinasi dan pronasi
Supinasi : gerak menengadah tangan. Pronasi : gerak
menelungkupkan tangan.

6. Istilah-Istilah Anatomi Dalam Tubuh Manusia


a. Tengkorak otak = Neurocranium
 Tulang Dahi = Os Prontale
 Tulang pelipis = Os Temporale
 Tulang Ubun-ubun = Os Parictale
 Tulang Belakang Kepala = Os Oceipitale
 Tengkorak Bawah = Splanco Crani
 Tulang Rahang Atas = Os Maxilare
 Tulang Rahang Bawah = Os Mandibulare
 Tulang Pipi = Os Zygamatica
 Tulang Langit – langit = Os Galatinum
 Tulang Hidung = Os Nasale

b. Badan = The Trunk


 Tulang Leher = Vertebrae Cervicalis
 Tulang Punggung = Vertebrae Thoroclas
 Tulang Pinggang = Vertebrae Lumbalis
 Tulang Belakang Bersatu = Vertebrae Sacralis = Os Sacrum
 Tulang Ekor Bersatu = Vertebrae Cocygales = Cocygis
 Tukang Dada = Sternum
 Badan = Corpus Sternum
 Tulang Rusuk = Costae

c. Aggota = Extermitas
 Tangan (Lengan Atas) = Humerus
 Lengan Bawah – Lengan Hasta = Ulna
 Tulang Pengumpil = Radius
 Pangkal Tangan = Carpus
 Tapak Tangan = Meta Carpus
 Jari = Phalangus

d. Kaki = Pedes
 Tulang Paha = Femor
 Tempurung Lutut = Patela
 Tulang Kering = Tibia
 Tulang Betis = Fibula
 Pangkal Kaki = Tarsus
 Ruas Jari = Phalangus
 Tapak Kaki = Meta Tarsus
 Tulang Tumit = Calcaneus
 Tulang Dada = Os Cubeudeus

e. Panggul = Pelvis
 Tulang Pangkal Paha = Os Cocae
 Tulang Kemaluan = Os Pubis
 Tulang usus = Os Ilium
 Tulang Duduk = Os Ischium
 Tulang Belakang = Os Sacrum

F. Pengertian Sistem Integumen


Sistem integumen merupakan sistem yang membentuk lapisan terluar
pada tubuh. Integumen terdiri dari kulit beserta derivat-derivatnya yang
terspesialisasi seperti rambut, kuku, dan beberapa jenis kelenjar.
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan
melindungi permukaan tubuh.
Kulit merupakan alat pertahanan eksternal yang dirancang untuk
mencegah penetrasi mikroba apabila jaringan tubuh terpajan ke lingkungan
eksternal.
Tubuh mengadakan kontak langsung dengan lingkungannya melalui
integumennya yakni kulit. Oleh karena itu kulit memiliki peran untuk
melindungi tubuh dari kerusakan mekanis atau fisik yang diakibatkan
lingkungan sekitar.

G. Komponen Integumen
Integumen terdiri dari beberapa komponen, komponen tersebut adalah:
 Kulit, merupakan organ terbesar tubuh. Pada laki-laki dengan
berat badan 75 kg, kulit dapat memiliki berat lebih kurang 4,5
kg yang menutupi area seluas 1,67 m2.
 Kuku jari, yakni salah satu bentuk derivatif kulit yang
ditemukan hanya pada ordo primata.
 Rambut, adalah spesialisasi kulit yang hanya terdapat pada
kelas mamalia.
 Kelenjar kulit, meliputi kelenjar minyak, kelenjar keringat,
dan kelenjar susu.

H. Fungsi Integumen
Adapun fungsi dari sistem integumen adalah sebagai berikut:
 Melindungi, kulit melindungi tubuh dari ancaman
mikroorganisme, kehilangan cairan, dan dari zat-zat kimia
penyebab iritasi maupun mekanik. Kulit juga mengandung
pigmen melanin yang mampu melindungi dari radiasi sinar
ultraviolet.
 Mengatur suhu tubuh, pembuluh darah serta kelenjar keringat
pada kulit berfungsi untuk mempertahankan serta mengatur
suhu tubuh.
 Pengekskresi zat berlemak, air, serta ion-ion Na+.
 Metabolisme, proses sintesis vitamin D yang penting untuk
tulang dilakukan di kulit dengan bantuan sinar matahari.
 Komunikasi, kulit menerima stimulus dari lingkungan dengan
reseptor khusus yang dapat mendeteksi suhu, sentuhan,
tekanan, dan nyeri. Kulit juga merupakan media ekspresi wajah
dan refleks vaskuler yang penting dalam komunikasi.

I. Struktur Kulit

Kulit dapat dibedakan menjadi dua lapisan yaitu lapisan Epidermis dan
Dermis. Tepat dibawah dermis terdapat lapisan hipodermis yang banyak
disusun oleh jaringan adiposa (jaringan lemak).
1. Epidermis

Epidermis merupakan lapisan yang mengandung sel pigmen


berfungsi memberi warna pada kulit. Epidermis berfungsi melindungi
kulit dari kerusakan oleh sinar matahari. Epidermis tersusun atas 5
lapisan utama yaitu:

a. Stratum Germinativum

Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling bawah,


berbatasan langsung dengan dermis. Melekat pada jaringan ikat. Pada
lapisan ini terjadi pembelahan sel yang sangat cepat dimana sel yang
baru dibentuk akan didorong masuk ke lapisan berikutnya. Sel-sel yang
dihasilkan dari pembelahan tersebut dapat mencapai berjuta-juta
sel setiap harinya.

b. Stratum Spinosum

Lapisan ini disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina. Spina ini
merupakan bagian penghubung intraseluler yang disebut desmosom.

c. Stratum Granulosum

Lapisan ini merupakan daerah sel-sel mulai mati karena akumulasi


molekul bakal keratin yang memisahkan sel-sel ini dari daerah dermal.
Stratum ini merupakan prekursor pembentukan keratin. Keratin adalah protein
keras dan resilien, bersifat anti air dan melindungi permukaan kulit yang
terbuka. Namun keratin yang terdapat pada epidermis merupakan keratin yang
lunak yang berkadar sulfur rendah. Berbeda dengan keratin yang ada pada
kuku dan rambut.

d. Stratum Lusidum

Lapisan ini terdiri dari sel-sel berbentuk perisai yang jernih dan tembus
cahaya.
e. Stratum Korneum

Lapisan ini merupakan lapisan terluar dari epidermis yang melindungi


tubuh terhadap lingkungan. Lapisan ini disebut lapisan bertanduk karena
tersusun dari sel-sel berkeratin yang merupakan sel mati. Keratin yang bersifat
tahan air akan melindungi jaringan lebih dalam terhadap kekurangan air.
Lapisan ini terus-menerus mengalami gesekan dan mengelupas, namun akan
terus diganti oleh sel-sel yang lebih dalam yaitu stratum germinativum.

2. Dermis

Dermis merupakan lapisan kulit yang lebih sensitif. Mengandung


pembuluh darah, limfa, saraf, kelenjar, dan folikel rambut yang muncul ke
permukaan dalam bentuk papillae. Lapisan ini dipisahkan dari epidermis
dengan adanya membran dasar atau lamina. Membran ini terdiri dari dua
jaringan ikat.

a. Lapisan papilar

Lapisan dermal ini terletak paling atas yang terlihat bergelombang.


Merupakan jaringan ikat areolar renggang dengan fibroblas, sel mast, dan
makrofag. Papila dermal adalah proyeksi seperti kerucut yang menjorok ke
arah epidermis.

b. Lapisan retikular

Adalah lapisan kulit paling dalam yang mengandung banyak arteri, vena,
kelenjar keringat, kelenjar minyak, serta reseptor tekanan. Lapisan papilar dan
retikular mengandung banyak serat kolagen dan elastisyang menyebabkan
kulit lebih elastis. Pada orang usia lanjut serat ini menjadi sangat berkurang
sehingga kulitnya mudah keriput.

3. Lapisan subkutaneus (hipodermis)

Lapisan ini mengandung banyak sel lemak, juga beisi banyak pembuluh
darah dan ujung saraf.

J. Derivat-derivat Kulit

Kulit memiliki beberapa derivatif, yaitu:


1. Rambut

Rambut berada hampir di seluruh tubuh. Sebagian berupa rambut


vellus, yang kecil dan tak berwarna. Rambut terminal biasanya kasar dan
dapat dilihat, tertanam di kulit kepala, alis dan bulu mata.

Rambut berasal dari folikel rambut yang sudah terbentuk sebelum


lahir. Rambut terdiri akar yakni bagian yang tertanam dalam folikel, batang
rambut yang berada di atas permukaan kulit. Akar dan batang rambut disusun
atas:

a. Kutikula, lapisan terluar yang tersusun sel mati yang bersisik.

b. Korteks, merupakan lapisan yang terkeratinisasi, membentuk bagian


utama batang rambut. Pada bagian ini terdapat pigmen yang menetukan warna
rambut.

c. Sebuah medula, terdiri dari dua sampai tiga lapis sel.

Rambut di kulit kepala tumbuh dalam masa 2 sampai 6 tahun dan


memasuki fase selama 3 bulan sebelum rontok. Rambut tubuh tumbuh
sepanjang 0,05 inci/minggu. Sedangkan rambut kepala butuh waktu 7 minggu
untuk tumbuh 1 inci

2. Kuku

Kuku adalah lempeng pelindung yang berasal dari perpanjangan


epidermis ke dermis. Kuku mengandung keratin keras yang berlekuk yang
terletak di atas kuku. Kuku mendapat nutrisi dari pembuluh darah. Kuku dapat
tumbuh 0,5 mm perminggu dan lebih cepat di musim panas.

Bagian-bagian kuku antara lain: akar kuku, badan kuku, kutikel,


hiponikium, dan lunula.

Badan kuku tumbuh dari akar kuku yang tertanam di dalam kulit.
Kutikel adalah lipatan epidermis berlekuk yang menutup akar kuku.
Hiponikium adalah stratum korneum tebal di bawah ujung lepas kuku.
Sedangkan lunula adalah area berwarna putih berbentuk
melengkung dekat kutikel.
3. Kelenjar pada Kulit

1. Kelenjar Keringat (Sudorifera)

Terbagi atas dua jenis berdasarkan strukturnya:

a. Kelenjar keringat ekrin, kelenjar ini tersebar luas di seluruh tubuh. Tidak
berhubungan dengan folikel rambut. Sekresi kelenjar ini berguna
mempertahankan suhu tubuh.

b. Kelenjar keringat apokrin, kelenjar ini penyebarannya terbatas.


Ditemukan di aksila, areola payudara, dan regia anogenital. Kelenjar apokrin
di ketiak dan anogenital pada masa pubertas menghasilkan sekresi sebagai
respon stres atau gembira. Biasanya tidak berbau, namun akan berbau saat
bereaksi dengan bakteri. Kelenjar apokrin seruminosa, tertelatak di telinga
sebagai getah telinga dan kelenjar siliaris Moll yang terletak pada mata.
Sementara kelenjar mamae adalah kelenjar apokrin yang termodifikasi
menghasilkan susu.

2. Kelenjar Minyak (Sebasea)

Kelenjar ini mengeluarkan sebum yang dialirkan ke folikel rambut.

a. Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin

b. Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-pecahan


sel.

c. Jerawat adalah gangguan pada kelenjar sebasea dimana kulit menjadi


terinfeksi karena reaksi kelenjar minyak dengan bakteri menyebabkan kulit
menjadi meradang dan bernanah.

K. Kulit Sebagai Pengatur Suhu Tubuh


Bila suhu pusat tubuh meningkat, maka perubahan suhu ini akan
diterima oleh termoreseptor pusat. Sinyal ini di teruskan ke pusat integrasi
termoregulatori hipotalamik yang kemudian mengurangi pengiriman
sinyalnya lewat saraf simpatetik ke pembuluh darah bawah kulit.
Akibatnya, darah panas mengalir ke bawah kulit. Disamping itu, sinyal
juga di sampaikan ke kelenjar keringat untuk mengekskresikan keringat ke
permukaan kulit. Berikutnya adalah menguapkan keringat dengan
mengambil panas dari darah yang mengakibatkan suhu pusat tubuh
kembali normal.
Proses yang sama terjadi apabila tubuh menghadapi suhu lingkungan
yang panas, hanya perubahan suhu inimula-mula diterima oleh
termoreseptor periferal pada kulit. Selanjutnya termoreseptor periferal
akan menyampaikan sinyalnya ke pusat pengintegrasi termoregulatori
hipotalamik yang meneruskannya ke pembuluh darah bawah kulit dan
kelenjar keringat. Proses selanjutnya sama seperti bila suhu pusat tubuh
meningkat.
Sebaliknya apabila tubuh menghadapi suhu lingkungan yang dingin,
maka hipotalamus akan mengatur penurunan kehilangan panas dan
meningkatkan produksi panas. Penurunan kehilangan panas dilakukan
melalui perintah ke pembuluh darah dibawah kulit, dan kelenjar keringat
akan menghentikan ekskresi keringat.

L. Pigmentasi Kulit

Lapisan stratum germinativum epidermis mengandung pigmen melanosit.


Melanin adalah suatu pigmen yang memiliki kisaran warna dari kuning sampai
hitam. Melanin dibentuk di dalam melanosit, dengan batuan enzim tirosinase,
terhadap asam amino tirosin. Jika enzim ini tidak ada, maka kulit tidak akan
mempunyai pigmen (albinisme).
Melanin
Pigmentasi melanin secara umum diatur oleh Melanosit Stimulating Hormon
(MSH) yang diproduksi oleh kelenjar pituitari anterior.
Dermis juga kaya akan pembuluh limfe dan serabut saraf. Banyak ujung saraf
berakhir pada dermis berubah menjadi reseptor khusus, sehingga mampu
mendeteksi perubahan yang terjadi pada lingkungan kemudian disambungkan ke
otak.
Adapun ujung-ujung saraf tersebut yaitu:
a) Ruffini, peka terhadap panas
b) Paccini, peka terhadap tekanan
c) Crausse, peka terhadap dingin
d) Meisner, peka terhadap sentuhan berat
e) Merkle, peka terhadap sentuhan ringan
Produksi melanin meningkat apabila kulit terpapar sinar matahari langsung.
Jumlah melanosit 1.000/mm2 sampai 2.000/mm2, perbedaan genetik dalam
besarnya jumlah produksi melanin dan pemecahan pigmen yang lebih melebar
mengakibatkan perbedaan ras. Pigmentasi terbesar terjadi pada puting susu, areola,
area sirkumanal, skrotum, penis, dan labia mayora dan tempat pigmen terendah
yaitu telapak tangan dan kaki.
Pada orang berkulit putih (Caucasian), darah dalam pembuluh dermal dibawah
lapisan epidermis dapat terlihat menghasilkan pewarnaan lebih merah muda.
Sementara karoten, pigmen kuning, hanya ditemukan pada stratum korneum dalam
sel lemak dermis dan hipodermis.

M. Penyakit Pada Kulit


1. Ecezema
Merupakan inflamasi superficial, tidak menular, kronis, ditandai erytema,
melepuh, kerak, rasa gatal. Merupakan jenis eksem berupa peradangan
kulit di sekitar lekukan kulit, menyebabkan rasa gatal yang disebabkan
alergi.
2. Urticaria
Merupakan inflamasi akibat reaksi kulit terhadap suatu allergen, yang
disebabkan makanan, obat, logam dan vaksin. Reaksi yang ditimbulkan
meningkatkan permeabilitas sel, menimbuklkan edema, gatal, dan iritasi.
3. Jerawat
Merupakan inflamatoris pada kelenjar minyak yang aktif. Kelenjar sebasea
meningkatkan produksi sebum, yang bereaksi dengan mikroorganisme
mengahsilkan jerawat.
4. Dermatitis
Peradangan kulit kepala, wajah, atau bagian lain yang disebabkan level
hormon, nutrisi, infeksi, dan stres.
5. Psoriasis
Inflamatori kronik yang memiliki ciri-ciri penebalan dan kemerahan.
6. Onikomikosis
Peradangan kuku yang disebabkan infeksi jamur.
7. Impertigo
Infeksi permukaan kulit oleh streptococci atau staphylococcihemolytic.
8. Folliculitis
Infeksi folikel rambut oleh staphylococci
Penyakit kulit yang disebabkan virus, antara lain:
 Herpes simplex ; melepuh, memerah.
 Herpes zoster ; ruam saraf, sinaganaga.
 Veruca vulgaris ; kutil
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa anatomi fisiologi manusia
adalah ilmu yang mempelajari susunan struktur dan fungsi organisme tubuh manusia baik
dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) dalam keadaan normal. Ilmu anatomi tidak
hanya 1 melainkan memiliki cabang lainnya. Dalam anatomi fisiologi ini akan menemui
macam macam terminologi menurut pengelompokannya, diantaranya :

1. Posisi anatomi

2. Bidang Anatomi

3. Istilah untuk perbandingan

4. Anggota Badan

5. Gerakan anatomi

6. Terminologi bangunan pada tulang dan organ


DAFTAR PUSTAKA

Delvin, V.J.: Spine Secrets, 1st Ed. Elsevier, Philadelphia, 2003

Drake, R.L et al: Gray’s Anatomy for Students, 1st Ed. Elsevier Churchill Livingstone,
Philadelphia, 2005

Larsen, W.J.:Anatomy. Development, Function & Clinical Correlaations, 9st Ed. Sauders,
Philadelphia, 2002

Stranding, S: Gray’s Anatomy. The Anatomical Basic of Clinical Practice, 39 th Ed. Elsevier
Churchill Livingstone, Philadelphia,  2006

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia (Dari Sel ke Sistem). Jakarta: EGC

Sinaga, Erlintan, M. Silitonga. 2011. Anatomi Fisiologi Manusia. Medan: UNIMED

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC

Sobotta, Frithjof Hammersen. 1993. Histologi Atlas Bewarna Anatomi Mikroskopik Edisi III.
Jakarta: EGC

Tim Dosen. 2015. Penuntun Praktikum Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia.
Medan: FMIPA  UNIMED

Anda mungkin juga menyukai