Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN SMALL GROUP DISCUSSION 2

ILMU DASAR KEPERAWATAN I

Oleh : Kelompok SGD 2

Fasilitator : Ns. Made Oka Ari Kamayani, S. Kep., M. Kep

1. Ni Ketut Ari Cendani (1902521002)


2. Ni Putu Santika Dewi (1902521009)
3. Ni Kadek Alya Damayanti (1902521016)
4. Dyah Ayu Ratna Sulistyaningrum (1902521023)
5. Ni Wayan Aris Mudariani (1902521030)
6. Mia Farah Kamila (1902521037)
7. Gusti Ayu Tri Ariestina Devi (1902521044)
8. Ni Putu Manik Budantari (1902521058)
9. I Gusti Ayu Srimas Cahyani. PA (1902521051)
10. Lisa Yultiana Rizky (1902521065)
11. Qurrotul Aini (1902521072)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
PEMBAHASAN
SGD 2
3. Istilah dalam anatomi dan pembagian region tubuh
4. Fisiologi sistem perkemihan dan cairan tubuh
5. Fisiologi sistem reproduksi

3. Istilah dalam anatomi dan pembagian region tubuh

Learning Task
1. Describe the system of the body
Sistem di dalam tubuh terdiri dari
a. Sistem skeleton yang berfungsi sebagai penyokong dan pelindung alat-
alat tubuh
b. Sistem musccularis berfungsi sebagai alat-alat gerak aktif
c. Sistem integument berfungsi sebagai pelindung dan pengatur suhu tubuh
d. Sistem nervorum berfungsi sebagai pengendali pergerakan di dalam tubuh
e. Sistem endokrin berfungsi sebagai kumpulan sel-sel yang menghasilkan
hormon dalam tubuh
f. Sistem kardiovascular terdiri dari jantung untung memompa darah dan
membuang hasil-hasil metabolisme di dalam tubuh
g. Sistem lympahatic berfungsi untuk mengangkut dan menyaring jaringan
limfe di dalam tubuh
h. Sistem respirasi berfungsi sebagai pertukaran gas oksigen dengan
kanbondioksida
i. Sistem digestivus berfungsi mencernakan dan mengabsorpsi bahan
makanan dan mengeluarkan hasil metabolisme di dalam tubuh
j. Sistem urinarius berfungsi menyaring darah dan mengangkat hasil
metabolisme dari darah
k. Sistem reproduksi terdiri dari sistem reproduksi pria dan wanita dimana
sistem reproduksi pria memproduksi sperma, dan sistem reproduksi wanita
menghasilkan ovum
2. Describe the anatomical position, body plane, and directional term
a. Anatomical directional terms seperti arahan pada kompas mawar
peta. Seperti arah, Utara, Selatan, Timur dan Barat, mereka dapat
digunakan untuk menggambarkan lokasi struktur dalam kaitannya dengan
struktur atau lokasi lain dalam tubuh Seperti halnya dengan kompas naik,
setiap istilah arah sering memiliki padanan dengan makna sebaliknya atau
berlawanan. Istilah-istilah ini sangat berguna ketika menggambarkan
lokasi struktur yang akan dipelajari dalam pembedahan dapat diterapkan
pada bidang tubuh. Ketentuan Arah Anatomi :

1) Anterior: Di depan, depan

2) Posterior: Setelah, di belakang, mengikuti, ke arah belakang

3) Distal: Jauh dari, lebih jauh dari asal

4) Proximal: Dekat, lebih dekat ke asal

5) Dorsal: Dekat permukaan atas, ke belakang

6) Ventral: Menuju bagian bawah , menuju perut

7) Superior: Di atas, lebih

8) Inferior : Di bawah

9) Lateral: Menuju sisi, menjauhi garis

10) Tengah Medial: Menuju garis tengah, tengah, menjauhi sisi

11) Rostral: Menuju depan

12) Caudal: Menuju bagian belakang , menuju ekor

13) Bilateral: Melibatkan kedua sisi tubuh


14) Unilateral: Melibatkan satu sisi tubuh

15) Ipsilateral: Pada sisi yang sama dari tubuh

16) Kontralateral: Pada sisi berlawanan dari tubuh

17) Parietal: Berkaitan dengan dinding rongga tubuh

18) Visceral: Berkaitan dengan organ dalam rongga tubuh

19) Axial: Sekitar poros tengah

20) Menengah: Antara dua struktur

b. Anatomical Body Planes membedah orang dengan bidang vertikal dan


horizontal imajiner. Ini adalah cara terbaik untuk menggambarkan bidang
anatomi. anatomi dapat digunakan untuk menggambarkan bagian tubuh
mana pun atau seluruh tubuh.

1) Lateral Plane atau Sagittal Plane: bidang vertikal yang menjalari tubuh
Anda dari depan ke belakang atau belakang ke depan.

2) Median atau Midsagittal: Sagittal yang membagi tubuh


menjadi samakanan dan daerah kiri.Parasagittal Plane: sagital yang membagi
tubuh menjadi daerah kanan dan kiri yang tidak sama .

3. Describe the classification of movement


Klasifikasi arah pergerakan :
a. Fleksio : melipat atau membengkokkan (ketul sendi)
b. Ekstensio : meluruskan kembali (kedang sendi)
c. Abduksio : menjauhkan dari tubuh
d. Adduksio : mendekat/menuju tubuh
e. Rotasio : gerakan paksi atau memutar
f. Sirkumdaksio : gerakan sirkuler yaitu gerakan kombinasi fleksi, ekstensi,
abduksi, dan adduksi
g. Inversi : gerakan kaki menghadap ke arah medial (ke dalam)
h. Gerakan kaki menghadap lateral (ke luar)

4. Describe regions of the body


A. Regio Capitis (Kepala)
Terdiri dari :
1. Frontalis (dahi, ubun-ubun)
2. Orbitalis (mata)
3. Nasalis (hidung)
4. Infraorbital
5. Oralis (mulut)
6. Mentalis (dagu)
7. Buccalis (pipi)
8. Zygomatical
9. Temporalis (pelipis)
10. Parietalis
11. Occipitalis

B. Regio Colli (Leher)


Terdiri dari :
1. Sternocleidomastoideus
2. Trigonum Submentale
3. Trigonum Musculare
4. Trigonum Submandibulare
5. Trigonum Caroticum
6. Cervicalis Lateralis

C. Regio Thorax (Dada)


Terdiri dari :
1. Pectoralis
2. Praesternalis
3. Clavipectorale
4. Axillaris (ketiak)

D. Regio Abdominal (Perut)


Terdiri dari :
1. Epigastrica
2. Hipochondriaca
3. Umbilica
4. Lumbal
5. Hipogastric
6. Inguinalis

E. Regio Extremitas Superior (Anggota Gerak Atas/Tangan)


Terdiri dari :
1. Deltoidea (bahu)
2. Brachialis (lengan atas)
3. Cubitalis (siku)
4. Antebrachialis (lengan bawah)
5. Carpalis (pergelangan tangan)
6. Dorsum Manus (punggung tangan)
7. Digiti (jari)

F. Regio Extremitas Inferior (Anggota Gerak Bawah/Kaki)


Anterior (depan)
Terdiri dari :
1. Femoralis Anterior (paha depan)
2. Trigonum Femorale
3. Patella/Genus Anterior (lutut depan)
4. Crurallis Anterior (tungkai depan)
5. Dorsum Pedis (punggung kaki)
6. Digiti (jari)
Posterior (belakang)
Terdiri dari :
1. Glutealis
2. Femoralis Posterior (paha belakang)
3. Patella/Genus Posterior (lutut belakang)
4. Crurallis Posterior (tungkai belakang)
5. Calcamea (tumit)
6. Pedis (telapak kaki)

4. Fisiologi sistem perkemihan dan cairan tubuh

Learning Task
1. Jelaskan mengapa cairan tubuh itu sangat penting? Sebutkan nama cairan
tubuh sesuai dengan lokasinya!
Cairan tubuh sangat penting karena cairan tubuh adalah air beserta unsur-
unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel. Cairan berfungsi
untuk menjaga metabolisme tubuh tetap lancar, mengatur suhu tubuh,
membuang racun dan sisa makanan, sarana untuk mengangkut zat-zat
makanan ke sel-sel, sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit
mempermudah eliminasi dalam tubuh.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di
dalam sel seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang
berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu cairan intravaskuler
(plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler
(plasma) adalah cairan di dalam system vaskuler. Cairan interstitial adalah
cairan yang terletak diantara sel. Sedangkan cairan transeluler adalah cairan
sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi
saluran cerna (Rismawati, 2012).
2. Kalau dalam tubuh terdapat kelebihan cairan, maka ginjal akan memproduksi
urine lebih banyak dan encer. Bagaimana mekanisme proses produksi urine ini
di nefron?
Proses pembentukan urine di nefron yang menyebabkan produksi urine
lebih banyak dan encer disebabkan oleh pengaruh hormon anti diuretik yang
terjadi pada tahap pembentukan urine setelah proses filtrasi yaitu proses
Reabsorpsi. Hormon anti diuretik (ADH) merupakan hormon yang berfungsi
mempermudah proses penyerapan air pada bagian tubulus distal dan pembuluh
pengumpul. Cara kerja hormon ini adalah ketika konsentrasi air meningkat
dalam darah (cairan darah menjadi lebih encer), maka sekresi hormon ADH
akan menurun sehingga penyerapan air di pembuluh distal dan pembuluh
pengumpul menjadi berkurang. Sehingga tubuh secara otomatis akan
melepaskan air yang mengakibatkan konsentrasi pada urin sehingga urin
mengencer.

3. Kalau tubuh kekurangan cairan (dehidrasi), maka ginjal akan memproduksi


sedikit urine dan pekat. Bagaimana mekanisme proses produksi urine ini di
nefron?
Ginjal merupakan alat ekskresi, terutama dalam pembentukan urin. Proses
pembentukan urin terjadi melalui beberapa tahapan yaitu:
1. Filtrasi Glomeruler
Pembentukan urin dari proses filtrasi berlangsung di dalam glomerulus.
Filtrasi adalah proses perpindahan plasma darah (kecuali sel-sel darah dan
protein bermolekul besar) dari glomerulus menuju ruang kapsula bowman
dengan menembus membran filtrasi.
2. Reabsorbsi Tubuler
Reabsorbsi tubular merupakan proses perpindahan cairan dari tubulus renalis
menuju darah dalam kapiler peritubuler. Filtrat glomerular mengandung zat-
zat seperti terdapat dalam plasma kecuali protein darah yang berukuran besar
yang tidak dapat menembus dinding kapiler glomerulus.Beberapa zat penting
seperti glukosa dan asam amino seluruhnya mengalami reabsorbsi. Proses
reabsorbsi air di tubulus contortus proksimal terjadi melalui osmosis,
sedangkan di tubulus contortus distal secara fakultatif, artinya disesuaikan
dengan kebutuhan. Reabsorbsi air di TCD dipengaruhi oleh hormon ADH
yang berpengaruh menghambat reabsorbsi air sehingga jumlah urin menjadi
banyak (diabetes insipidus).Pada TCP terjadi reabsorbsi NaCl secara transport
aktiv.reabsorbsi garam-garam berfungsi mempertahankan keseimbangan
elektrolit. Aldosteron berperan dalam reabsorbsi Na. Glukosa, Natrium, dan
kalsium disebut tight treshold sebab direabsorbsi secara sempurna., sedangkan
urea, asam urat, disebut treshold karena direabsorbsi sedikit.
3. Sekresi Tubuler
Sekresi tubuler merupakan proses sekresi substansi ke tubulus secara transport
aktiv. Proses ini memungkinkan ginjal meningkatkan konsentrasi zat-zat yang
diekskresikan misalnya ion H+ dan K+, obat-obatan dan berbagai zat organik
asing.
Mekanisme Pemekatan (sistem Countercurrent)
Countercurrent multiplier system terdapat di lengkung Henle, suatu bagian
nefron yang panjang dan melengkung dan terletak di antara tubulus proximal
dan distalis.Hasil dari Countercurrent Multiplier System. Permeabilizas duktus
pengumpul terhadap air bervariasi. Apabila permeabilizas terhadap air tinggi,
maka sewaktu bergerak ke bawah melalui interstisium yang pekat, air
akan berdifusi keluar duktus pengumpul dan kembali ke dalam kapiler
peritubulus. Hasilnya ádalah penurunan ekskresi air dan pemekatan urin.
Sebaliknya apabila permeabilizas terhadap air rendah, maka air tidak akan
berdifusi keluar duktus pengumpul melainkan akan diekskresikan melalui
urin. Urin akan encer. (Corwin, 2000).
Peran hormon Antidiuretik ketika dehidrasi dan Pemekatan Urin
Permeabilizas duktus pengumpul terhadap air ditentukan oleh kadar hormon
hipofisis Posterior, hormon antidiuretik (ADH), yang terdapat di dalam darah.
Pelepasan ADH dari hipofisis posterior meningkat sebagai respons terhadap
penurunan tekanan darah atau peningkatan osmolalitas ekstra sel (penurunan
konsentrasi air/ dehidrasi). ADH bekerja pada tubulus pengumpul untuk
meningkatkan permeabilizas air. Apabila tekanan darah rendah, atau
osmolalitas plasma tinggi, maka pengeluaran ADH akan terangsang dan air
akan direasorbsi ke dalam kapiler peritubulus sehingga volume dan tekanan
darah naik dan osmolalitas ekstra sel berkurang. (Corwin, 2000)

5. Fisiologi Sistem Reproduksi

SISTEM REPRODUKTIF PRIA


Learning Task
1. Jelaskan fungsi fisiologis komponen utama sistem reproduksi pria.
Fungsi reproduksi pada pria dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

a. Spermatogenesis
Tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel germinativum
yang berukuran kecil dinamakan spermatogenia. Sel ini membelah diri
menjadi 2 spermatosit yang masing-masing mengandung 23
kromosom yang setelah beberapa minggu akan menjadi spermatozoa.
Spermatid ketika pertama kali dibentuk masih mempunyai sifat umum
sel epiteloid, kemudian sitoplasma menghilang, spermatid memanjang
menjadi spermatozoa yang terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor.
Setelah pembentukan tubulus seminiferus, sperma akan masuk ke
semminiferus selama 18 jam sampai 10 hari hingga mengalami proses
pematangan sperma yang pada epididimis. Di dalam epididimis
terdapat proses menyekresi cairan yang mengandung hormon, enzim,
gizi yang sangat penting dalam proses pematangan sperma.
b. Penyimpanan dan Pematangan Sperma (Kegiatan Seksual)
Setelah terbentuk dalam tubulus seminiferus sperma yang mimiliki
kemampuan motilitas membutuhkan waktu beberapa hari untuk
melawati epididimis. Kedua testis dapat membentuk sperma sekitar
120 juta setiap harinya. Sebagian kecil dari sperma disimpan di
epididimis dan sebagian lagi disimpan di vas deferens dan ampula vas
diferens dan dapat mempertahankan fertilitasnya dalam duktus
genitalia selama 1 bulan. Motolitas dan fertilitas sperma terjadi karena
gerakan flagela melalui medium cairan. Sperma yang normal
cenderung akan bergerak secara lurus dan bukan berputar-putar.
Aktivitas ini ditingkatkan dalam medium netral atau sedikit basa. Pada
medium yang banyak mengandung asam dapat membunuh kuman
secara cepat. Aktivitas sperma meningkat bersamaan dengan
peningkatan suhu dan kecepatan metabolisme. Sperma pada traktus
genitalia wanita hanya dapat hidup 1-2 hari.

c. Pengaturan Fungsi Reproduksi


Pengaturan fungsi reproduksi dimulai dari sekresi hormon. Pelepasan
Gonodotropin releasing hormone (GnRH) oleh hipotalamus
berpengaruh merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresi
LH dan FSH darah portal, dimana LH merupakan rangsangan utama
untuk sekresi testosteron oleh testis dan FSH merangsang
spermatogenesis. Perangsang hormon ini ditentukan oleh frekuensi
dari siklus sekresi dan jumlah GnRH yang dilepaskan setiap siklus.
Sekresi LH mengikuti pelepasan GnRH dan sekresi FSH berubah
lebih lambat sebagai respons perubahan jangka panjang GnRH.

Hormon gonadotropin disekresi oleh sel-sel yang sama dalam kelenjar


hipofisis anterior. LH dan FSH adalah glikoprotein yang berkaitan
dengan protein dalam molekul yang sangat bervariasi. Suatu keadaan
yang berbeda dapat mengubah kemampuan aktivitas dasar LH
maupun FSH mengeluarkan pengaruhnya pada jaringan di dalam testis
melalui aktivitas mengaktifkan sistem enzim khusus dalam sel-sel
target berikutnya. FSH melekat pada sel-sel dalam tubulus
seminiferus. Pengikatan ini mengakibatkan sel bertumbuh dan
menyekresi berbagai unsur spermatogenik. Secara bersamaan
testosteron berdifusi ke dalam tubulus. Dalam ruang interstisial
mempunyai efek tropik terhadap spermatogenesis. Untuk
membangkitkan spermatogenesis dibutuhkan FSH dan testosteron.
Testosteron dapat mempertahankan spermatogenesis untuk waktu
yang lama.

2. Jelaskan pengaturan endokrin fungsi testis


Endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang
tidak mempunyai saluran, yang mengeluarkan sekresi hormonnya langsung ke
dalam darah. Hormon tersebut memberikan efeknya ke organ atau jaringan target.
Sel endokrin pada testis yang berfungsi sebagai produksi hormon kelamin laki-
laki atau biasa disebut sebagai hormon testosteron.

3. Sebutkan efek fisiologis dari testosteron.


Fungsi fisiologis hormon testosteron pada reproduksi laki-laki :
Testosteron adalah hormon seks laki-laki dan steroid anabolik. Pada laki-
laki testosteron dapat menentukan perkembangan alat reproduksi baik primer
(testis dan prostat) ataupun sekunder (perkembangan otot, tulang dan
rambut/bulu tubuh) dan untuk pencegahan osteoporosis.
Efek Testosteron terbagi 2 macam yaitu: anabolik (pertumbuhan) dan
androgenik (pematangan organ seksual). Efek testosteron sudah mulai
berproses sejak bayi ada di dalam kandungan (prenatal), sesudah lahir, saat
masa pre-peripubertas, masa pubertas serta masa dewasa.
 Pada masa prenatal yaitu pada usia 4-6 bulan di dalam kandungan.
Hormon ini mulai mempengaruhi pembentukan sex center, yang dimana
testosteron berperan dalam pembentukan karakter maskulin
(masculinization), sedangkan estradiol sangat berperan dalam
pembentukan karakter feminism (feminization).
 Masa pre-peripubertas terjadi peningkatan androgen baik pada laki-laki
maupun perempuan, sehingga dapat terjadi perubahan pada kulit, rambut,
bulu badan, bulu ketiak, pertumbuhan dan bau badan.
 Pada masa pubertas testosteron mulai menunjukkan fungsi anabolik yaitu:
pertumbuhan massa otot, peningkatan kepadatan tulang, pematangan
tulang dan stimulasi pertumbuhan linear.
Efek androgenik meliputi: pematangan organ seks, terutama penis dan
pembentukan skrotum, pendalaman suara, pertumbuhan jenggot serta rambut
ketiak.

SISTEM REPRODUKSI WANITA


Learning Task
1. Sebutkan organ target dan fungsi utama estrogen dan progesteron, dan
bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain.
a. Estrogen
Estrogen mempunyai peranan penting dalam pembentukkan tubuh wanita
dan dalam mempersiapkan fungsi wanita secara khusus seperti terjadinya
kehamilan, serta pertumbuhan payudara dan panggul. Vagina, uterus dan
organ wanita lainnya sangat bergantung pada keberadaan estrogen sampai saat
usia dewasa. Selain di ovarium, estrogen juga di sintesis di dalam adrenal,
plasenta, testis, jaringan lemak serta susunan saraf pusat dalam jumlah kecil.
Hal inilah yang menyebabkan wanita mempunyai kadar estrogen yang rendah
setelah menopause. Karena sel lemak juga dapat mensintesis estrogen dalam
jumlah sedikit, wanita gemuk yang memasuki fase menopause akan
mengalami beberapa keluhan seperti hot flashes dan osteoporosis, kedua
keluhan ini berhubungan dengan penurunan hormon estrogen.
Keuntungan penting yang lain dari estrogen adalah dapat merangsang
pertumbuhan tulang dan membantu mempertahankan kesehatan tulang, juga
melindungi jantung serta pembuluh darah dengan meningkatkan kolesterol
baik (HDL), serta menurunkan kolesterol jahat (LDL).
Fungsi secara umum estrogen ialah sebagai perangsang sintesis DNA
melalui RNA, pembentuk utusan RNA (messenger RNA), sehingga dapat
terjadi peningkatan sintesis protein. sedangkan secara khusus estrogen memicu
proliferasi endometrium dan memperkuat kontraksi otot uterus.
b. Progesteron
Progesteron ialah sebagai salah satu faktor yang dapat memperlambat
penuaan. Pada wanita, progesteron dan estrogen diproduksi terutama oleh
ovarium selama siklus menstruasi normal. Progesteron mempertahankan
endometrium dan, dalam proses ovum saat dibuahi, diperlukan untuk
kelangsungan hidup embrio dan perkembangan janin selama kehamilan.
Progesteron juga merupakan prekursor penting dalam biosintesis
kortikosteroid dan semua hormon seks, yang menjadikan hormon ini memiliki
banyak fungsi fisiologis yang sangat penting. Kekurangan hormon ini dapat
menyebabkan gejala yang sering dikaitkan dengan penuaan.
Oleh karena itu progesteron alami adalah salah satu hormon yang paling
penting dan memiliki manfaat jauh melampaui fungsinya pada siklus
menstruasi dan kehamilan wanita. Pada saat menjelang masa menopause,
jumlah folikel pada ovarium dan kadar progesterone mulai menurun. Dan pada
saat menopause, tingkat progesteron mendekati nol, sedangkan beberapa
estrogen terus disintesis dalam sel lemak dan otot. Rendahnya kadar
progesteron pra dan pasca menopause dapat dikorelasikan tidak hanya dengan
osteoporosis.
Organ-organ reproduksi wanita mulai berfungsi saat menstruasi pertama
kali yaitu pada usia 10-14 tahun dan. Pada saat itu, kelenjar hipofisa mulai
berpengaruh dan kemudian ovarium akan mulai bekerja menghasilkan hormon
esterogen dan progesteron. Hormon tersebut akan mempengaruhi uterus pada
dinding sebelah dalam dan terjadilah menstruasi. Setiap bulannya pada masa
subur, terjadi ovulasi sehingga menghasilkan sel telur dan ovum dilepaskan
menuju uterus lewat tuba uterina. Produksi hormon ini hanya akan
berlangsung hingga masa menopause, kemudian tidak bisa berproduksi lagi.
Kelenjar payudara juga dipengaruhi oleh hormon ini sehingga jaringan
payudara akan membesar.

2. Jelaskan siklus menstruasi


Memasuki masa pubertas yaitu sekitar umur 13-16 tahun dimulai
pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon
esterogen. Esterogen merupakan hormon penting pada wanita yang
mengeluarkan tanda-tanda seperti payudara membesar, pinggul membesar,
tumbuh rambut diarea tertentu. Siklus mentruasi adalah perubahan dalam
tubuh wanita yang terjadi ketika lapisan dinding rahim(endometrium) yang
menebal atau luruh karena tidak adanya pembuahan pada sel telur. Umumnya
mentruasi terjadi 28 hari. Adapun fase-fase mentruasi yaitu:
a. Fase pra-ovulasi
Di mana pada tahap ini terjadi pengeluaran FSH oleh hipotalamus. Dimana
FSH ini memacu pada pematangan folikel untuk mengeluarkan hormon
esterogen
b. Fase ovulasi
Pada tahap ini jika mentruasi seseorang terjadi selama 28 hari maka
ovulasi terjadi pada hari ke-14 pada tahap ini terjadi pelepasan oosit sekunder
dan folikel.
c. Fase pasca-ovulasi
Pada tahap ini umumnya terjadi 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.
Folikel dan graaf yang telah melepasjan oosit sekunder akan berkerut dan
mengalami korpus litium sehingga menghasilkan hormon progesrton. Jika
tidak terjadi pembuahan korpus luteum akan berubah menjadi kurpus abikan
yang hanya sedikit mengeluarkan hormon sehingga kadar progestron
ekstrogen menjadi rendah sehingga terjadi menstruasi pada wanita.
3. Memahami peran oksitosin, relaxin, dan prostaglandin dalam inisiasi dan
mempertahankan proses kelahiran.
a. Oksitosin, berperan dalam :
 Membantu proses kelahiran
Menstimulasi rahim untuk berkontraksi pada fase-fase akhir masa
kehamilan, menjelang kelahiran.
 Meningkatkan produksi ASI
Saat bayi mengisap puting susu, isapan tersebut memberikan stimulan
yang akan diteruskan menuju hipotalamus untuk selanjutnya
diproduksi hormon oksitosin. Setelah itu, oksitosin akan memicu otot-
otot halus di sekitar area alveoli untuk berkontraksi sehingga ASI
dapat keluar.
b. Relaksin, berperan sebagai :
 Hormon peredam aktivitas rahim dan melembutkan leher rahim yang
kelak akan berperan dalam mempersiapkan proses persalinan.
 Berfungsi untuk membuat seluruh persendian menjadi lebih rileks.
 Meregangkan ikatan sendi daerah panggul, akhirnya bisa meredakan
nyeri panggul. Jika bayi sudah lahir, keluhan nyeri akan hilang.
 Menjaga rahim agar tak berkontraksi sebelum waktu kelahiran
c. Prostaglandin, sebagai :
 Hormon pencetus kontraksi atau meningkatkan intensitas kontraksi dan
bertugas merangsang persalinan.
 Wanita memproduksi hormon ini ketika janin siap dilahirkan.
 Apabila hormon ini berkurang, maka dapat terjadi kehamilan lewat
waktu.

4. Jelaskan perubahan terkait usia dalam sistem reproduksi wanita, termasuk


mekanisme yang bertanggung jawab atas perubahan-perubahan ini, sepanjang
hidup mulai dari perkembangan janin hingga penuaan.
Sejak masih dalam bentuk janin, wanita telah dibekali dengan ovarium
yang berisi folikel. Namun, saat itu folikel yang ada masih belum matang.
Folikel-folikel tersebut akan matang apabila seorang perempuan telah
mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi pertama yang
disebut menarche.
Perubahan penuaan pada sistem reproduksi wanita terutama disebabkan
oleh perubahan tingkat hormon. Salah satu tanda penuaan yang jelas terjadi
ketika periode menstruasi berhenti secara permanen yang dikenal sebagai
menopause. Waktu sebelum menopause disebut dengan perimenopause. Ini
mungkin dimulai beberapa tahun sebelum periode menstruasi terakhir. Tanda-
tanda perimenopause meliputi lebih sering periode pada awalnya dan
kemudian sesekali melewatkan periode-periode yang lebih panjang / lebih
pendek perubahan jumlah aliran menstruasi dan akhirnya periode yang mulai
lebih jarang, sampai berhenti sepenuhnya. Seiring dengan dalam menstruasi,
perubahan fisik pada saluran reproduksi juga terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Adelati, Siera dan Juniarto, Achmad Zulfa dan Miranti, Ika Pawitra.
(2016). “Histopatologi Spermatogenesis Testis Tikus Wistar Diabetes Melitus”.
Undergraduate Thesis. Diponegoro University.

Ali Anwar1, M. B. J., 2018. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada


Siswa SMA Negeri I Babelan - Bekasi Jawa Barat. Jurnal Sehat dan Bugar, Vol 6
No 2(http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/segar/article/view/7141/5133).

Bambang Hadi Kartiko, F. M. S., 2015. HORMON DALAM KONSEP


ANTI AGING MEDICINE. Jurnal Ilmian Kesehatan dan Sains, Vol 1 No
2(https://jurnal.undhirabali.ac.id/index.php/virgin/article/view/59/58).
Drs. H. Syaifuddin, A. (2018 ). ANATOMI FISIOLOGI . Jakarta : EGC .

Grenn, J. H. (2015). Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia. Tangerang:


Binarupa Aksara.

Nixson Manurung, Rostinah Manurung, dan Christina Magdalena


T.Bolon. (2017). “Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dilengkapi Mind
Mapping dan Asuhan Keperawatan Nanda NIC NOC.
Pearce, E. and Handoyo, S. (2014). Anatomi dan fisiologi untuk
paramedis. 2nd ed.

Ririn Marta Sari, R. S. R. E. A., 2018. PENGARUH PEMBERIAN


ISOLAT KATEKIN GAMBIR (Uncaria gambir Roxb) TERHADAP KADAR
HORMON TESTOSTERON DAN JUMLAH SPERMATOZOA TIKUS Rattus
Norvegicus JANTAN HIPERGLIKEMIA. Jurnal kesehatan Andalas, Vol
(http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/851/705).

Saladin, K. S. 2013. Human Anatomy 4th Edition. New York: McGraw-Hil


Education Syaifuddin, H. 2011. Anatomi Fisiologi : Kurikulum Berbasis
Kompetensi Untuk Keperawatan & Kebidanan, Ed. 4. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.
Solikhah, F., Rusmiati, and Suryono, H. (2017). KADAR ELEKTROLIT
DALAM DARAH PADA TENAGA KERJA YANG TERPAPAR PANAS.
[online] 15. Available at: http://journal.poltekkesdepkes-
sby.ac.id/index.php/KESLING/article/viewFile/567/479 [Accessed 28 Oct. 2019].

Syaifuddin. (2012). Atlas berwarna tiga bahasa anatomi tubuh manusia :


untuk mahasiswa keperawatan dan kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai