Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Meningitis pada bayi dan anak di Indonesia, khususnya di jakarta masih
merupakan penyakit yang cukup banyak. Angka kejadian tertinggi pada umur 2
bulan sampai 2 tahun. Umumnya terdapat pada anak yang distrofik yang daya
tahan tubuhnya rendah.
Sebelum ditemukan obat-obatan antituberkulosis, mortalitas meningitis
tuberkulosa hampir 100 %. Dengan obat-obat antituberkulosis, mortalitas dapat
diturunkan walaupun masih tingggi, yaitu berkisar antara 10-50 %.
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi
otak dan medulla spinalis). Meningitis pada anak terbagi atas
meningitis purulenta dan meningitis tuberkulosa.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui, patofisiologi dan manifestasi
klinik dari meningitis.
b. Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing.

BAB II

1
PAMBAHASAN

A. Pengertian
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi
otak dan medulla spinalis) dan disebabkan oleh virs, bakteri atau
organ-organ jamur. Meningitis selanjutnya diklarifikasikan sebagai
aseptis, sepsis, dan tuberkulasa.
Meningitis aseptic mengacu pada salah satu meningitis virus atau
menyebabkan iritasi meningian yang disebabkan oleh abses otak,
ensefalitis, limfoma, leukemia atau darah diruang rubarakhnoid.
Meningitis septic menunjukkan meningitis yang disebabkan oleh
organisme bakteri. Meningitis tuberkulosa disebabkan oleh basilus
tuberkel.

B. Tanda Dan Gejala


1) Gejala infeksi akut yang terdiri atas lesu, iritabilitas,
panas, muntah, anoreksia, dan sakit kepala.
2) Gejala peningkatan tekanan intrakranial yang terdiri atas :
muntah, proyektil, sakit kepala, kesadaran menurun, kejang
(umum, fokal dan twictbing), paresis, paralysis, strabismus,
pernafasan chyne-stokes, moaning cry (neonatus), ubun-ubun
besar menonjol dan tegang, cracked-pot sign.
3) Gejala rangsangan meningeal yang terdiri atas : kaku kuduk,
rigiditas umum, kering, brudzinski I dan II
4) Sakit kepala
5) Demam
6) Mual, muntah
7) Gangguan pernafasan
8) Selera makan berkurang
9) Minum sangat berkurang
10) Konstipasi
11) Diare
12) Kelemahan
13) Malaise
14) Nyeri otot
15) Nyeri pinggang

2
16) Septicemia
- Hipotensi
- Takikardi
17) Renjatan
18) Gangguan kesadaran-apati, letargi sampai koma

C. Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari orofaring dan
diikuti dengan septicemia yang menyebar ke meningen otak dan
daerah medulla spinalis bagian atas.
Organisme masuk kedalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang
di dalam meningen dan dibawah daerah korteks. Yang dapat
menyebabkan thrombus dan penurunan aliran darah serebral. Radang
juga menyebar kedinding membran ventrikel serebral. Meningitis
bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang
terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, darah
pertahanan otak (barier otak), edema serebral dan peningkatan TIK
pada pasien infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri
sebelum terjadi meningitis.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS PADA ANAK

3
” MENINGITIS ”

A. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
- Ibu pasien mengatakan anaknya kurang napsu makan
- Ibu pasien mengatakan anaknya sakit kepala
2. Data Objektif
- Nadi lambat
- Tekanan darah meningkat
- Suhu tubuh klien meningkat
- Turgor kulit menurun
- Mual muntah
- Pasien nampak gelisah dan menangis

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Infeksi berhubungan dengan adanya kuman pathogen yang ditandai
dengan :
DS :
-
DO :
- Suhu tubuh pasien meningkat
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake nutrisi yang kurang yang ditandai
dengan :
DS :
- Ibu klien mengatakan anaknya kurang napsu makan
DO :
- Turgor kulit menurun
- Mual muntah
3. Nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi, yang di tanda
dengan :
DS :
- Ibu pasien mengatakan anaknya sakit kepala
DO :

4
- Pasien nampak gelisah dan menangis

INTERVENSI RASIONAL
1. Gunakan isolasi pernafasan - Terapi dini antibiotika penting
selama 24 jam setelah untuk mencegah komplikasi-
permulaan terapi antibiotika komplikasi meningitis
untuk meningitis bacterial. bacterial.
2. gunakan pelindung secret - Mencegah penularan selama waktu
selama dirawat karena penularan yang tinggi.
meningitis.
3. anjurkan orang-orang yang - Mencegah penularan kuman dan
kontak dengan pasien diperiksa mengurangi resiko infeksi dari
dan diobati. orang-orang yang kontak dengan
pasien.

4. Bantu kumpulkan CSS


- Sebagai diagnosis laboratorium
Catat jumlah dan karakteristik
untuk kuman penyebab dan
CSS. Beri antibiotika segera
mencegah penularan.
mungkin sesuai instruksi.

4. Ketidakefektifan pola pernafasan sehubungan dengan perubahan


tingkat kesadaran.
Data Penunjang
- Depresi pernafasan
- Adanya diagnosis pneumonia baru-baru ini
Tujuan
- Pasien memperlihatkan pola pernafasan yang normal dan gas
darah yang normal
- Aspirasi secret dapat dicegah

5
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor frekuensi dan - Untuk mendeteksi perubahan
kedalaman pernafasan, suara oksigenasi.
nafas, dan gas-gas darah.
2. oksigenasi sebelum suction dan - Trasportasi O2 ke otak
batasi 10-15 detik untuk berkurang karena berkurangnya
pasien apnea. Gunakan mekanika aliran darah
ventilator bila perlu.

5. Nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi, toksin dalam


sirkulasi ditandai dengan sakit kepala, nyeri otot/sakit
punggung dan perubahan tanda-tanda vital.

INTERVENSI RASIONAL
1. Tingkatkan tirah baring, - Menurunkan gerakan yang dapat
bantulah kebutuhan perawatan meningkatkan nyeri.
diri yang penting. - Menurunkan iritasi meningeal,
2. Bantu pasien menemukan posisi resultan ketidaknyamanan lebih
yang nyaman, seperti kepala lanjut.
agak tinggi sedikit.

6. Resiko trauma berhubungan dengan ataksia, kelemahan umum, kelumpuhan.


INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau adanya kejang pada - Mencerminkan adanya iritasi SSP
tangan, kaki, dan mulut atau secara umum yang memerlukan
otot wajah yang lain. evaluasi segera dan itervensi
2. Pertahankan tirah baring yang mungkin untuk mencegah
selama fase akut. komplikasi.
Pindahkan/gerakkan dengan - Menurunkan resiko
bantuan sesuai membaiknya terjatuh/trauma ketika terjadi
keadaan. vertigo atau ataksia.

7. Potensial defisit sehubungan dengan muntah dan demam


Data Penunjang

6
- Demam, keringat, mual, muntah
- Intake cairan kurang, haus, turgor kulit menurun, kulit
kering dan panas.
- Out put urine menurun, BJ urine meningkat
Tujuan
- Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan

INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor intake dan out put BJ - Pengukuran yang tepat penting
urine dan berat badan. untuk pemberian cairan yang
tepat.
2. Berikan cairan oral atau - Untuk mencegah dehidrasi
cairan IV (pemberian cairan IV sehubungan dengan demam atau
harus hati-hati untuk mencegah berkurangnya infut atau
overload jika terjadi retensi kekurangan cairan akibat
cairan). muntah.
3. Monitor tanda-tanda vital - Menurunnya tekanan darah
menandakan adanya pendarahan.

7
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. Perubahan nutrisi Anoriksia Perubahan nutrisi
kurang dari kurang dari kebutuhan
kebutuhan tubuh tubuh
berhubungan dengan
anoreksia, lemah,
mual dan muntah
2. Perubahan proses Perubahan tingkat Perubahan proses
berpikir kesadaran berfikir
berhubungan dengan
perubahan tingkat
kesadaran
3. Tidak efektif pola Menurunnya kemampuan Tidak efektif pola
nafas berhubungan untuk bernafas nafas
dengan menurunnya Kelemahan otot
kemampuan untuk pernafasan,
bernafas ketidakmampuan untuk
batuk dan penurunan
kesadaran
4. Tidak efektif Menurunnya intake Tidak efektif bersihan
bersihan jalan cairan, kehilangan jalan nafas
nafas berhubungan cairan yang abnormal
dengan kelemahan
otot pernafasan,
ketidakmampuan
untuk batuk dan
penurunan kesadaran
5. Kurangnya volume Kurangnya volume
cairan berhubungan cairan
dengan menurunnya
intake cairan,
kehilangan cairan

8
yang abnormal

BAB IV
P E N U T U P

A. Kesimpulan
Meningitis dapat diklasifikasikan dalam 3 klasifikasi seperti di
bawah ini :
- Asepsis
- Sepsis
- Tuberkulosa

B. Saran
Kami sebagai penulis dapat menyarankan kepada para pembaca
hendaknya kita itu menghindari benturan yang sehingga akan membuat

9
radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medulla
spinalis).

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Oleh Brunner Dan Suddarth


Edisi 8.
2. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan Dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien Oleh Marilynn E. Doenges, Mary
Frances Moorhanse, Alice C. Geissler Edisi 3
3. Asuhan Keperawatan Meningitis Elizabeth Indah P. SKp
4. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 1 Suriadi, SKp, Rita Yuliani,
BAB II
PEMBAHASAN
 Pengertian
Meningitis adalah radang pada meningen ( membran yang
mengelilingi otak dan medulla spinalis ).
Meningitis pada anak terbagi atas Meningitis purulenta dan
meningitis tuberkolosa.
1. Meningitis Purulenta
Meningitis purulenta ialah radang selaput otak ( Araknoidea dan
piamater ) yang menimbulkan eksudasi berupa pus, disebabkan oleh
kuman nonspesifik dan non virus.

10
 Penyebab
Penyebab meningitis purulenta adalah kuman sejenis Pneumococcus,
Hemofilus influenzae, Staphylococcus, Streptococcus, E coli,
Meningococcus dan Salmonella.
 Patogenesis
Meningitis purulenta pada umumnya sebagai akibat komplikasi
penyakit lain. Kuman secara hematogen sampai keselaput otak,
misalnya pd penyakit Faringotonsilitis, Pneumonia,
Bronkopneumonia, Endokarditis dan lain-lain. Dapat pula sebagai
perluasan perkontinuitatum dari peradangan organ / jaringan
didekat selaput otak, misalnya abses otak, otitis media,
mastoiditis, trombosis sinus kavernosus dan lain-lain.
 Gambaran Klinik
1. Gejala infeksi akut
Anak menjadi lesu, mudah terangsang, panas, muntah,
anoreksia dan pada ank yang besar mungkin didapatkan keluhan
ssakit kepala.
2. Gejala tekanan intrakranial tinggi
Anak sering muntah, nyeri kepala ( pada anak yang besar ),
morning cry ( pada neonatus ) yaitu tangis yang merintih.
Kesadaran bayi/ anak menurun dari apatis sampai koma. Kejang
yang terjadi dapat bersifat umum, fokal atau twitching.
Ubun-ubun besar menonjol dan tegang. Kadang- kadang pada
anak besar terdapat hipertensi.
3. Gejala rangsangan meningeal
Terdapat kuduk kaku, bahkan dapat terjdi rigiditas umum.
Tanda-tanda spesifik seperti kernig, Brudzinsky I dan II
positif. Pada anak besar sebelum gejala diatas terjadi,
sering terdapat keluhan sakit dikeher dan punggung.
 Komplikasi
1. Efusi subdural
2. Empiema subdural
3. Ventrikulitis
4. Abses serebri
5. Hidrosefalus

11
6. Pada pengawasan yang lama mungkin akan ditemukan tanda-tanda
retardasi mental, epilepsi maupun meningitis berulang.
 Penatalaksanaan Medik
Pengobatan :
1. Pasien meningitis purulenta pada umumnya dalam keadaan
kesadaran yang menurun dan seringkali disertai muntah-muntah
atau diare.untuk menghindarkan kekurangan cairan/elektrolit
pasien perlu langsung dipasang cairan intravena. Jika
terdapt gejala asidosis harus dilakukan koreksi. Darah atau
plasma bila perlu diberikan.
2. Bila pasien masuk dalam keadaan status konvulsivus,
diberikan diazepam 0,5 mg/kg BB/kali intravena, dan dapat
diulang dengan dosis yang sam 15 menit kemudian bila kejang
belum berhenti. Ulang pemberian diazepam berikutnya ( yang
ketiga kali ) dengan dosis sama tetapi berikan secara
intramuscular. Setelah kejang dapat diatasi, berikan
Fenobarbital dosis awal untuk neonatus 30 mg, anak kurang
dari 1 tahun 50 mg dan diatas 1 tahun 75 mg.
3. Karena penyebab utama meningitis purulenta pada bayi/ anak
maka diberikan Ampisilin intravena sebanyak 400 mg/kgBB/hari
dibagi 6 dosis ditambah Kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari
ditravena dibagi dalam 4 dosis.
2. Meningitis Tuberkulosa
Meningitis tuberkulosa terjadi akibat komplikasi penyebaran
tuberkulosis primer, biasanya dari paru. Meningitis terjadi bukan
karena terinfeksinya selaput otak langsung oleh penyebaran
hematogen, tetapi biasanya sekunder melalui pembentukan tuberkel
pada permukaan otak, sumsum tulang belakang atau vertebra yang
kemudian pecah kedalam rongga araknoid ( Rich dan McCodeck ).
 Penyebab
Penyebab Meningitis tubrkulosa adalah Bacilus tuberkel.
 Patogenesis
Meningitis tuberkulosa merupakan Meningoensefalitis. Peradangan
ditemukan sebagian besar pada dasar otak, terutama pada batang
otak tempat terdapat eksudat dan tuberkel. Tampak juga kelainan
pada pembuluh darah seperti arteritis dan flebitis yang

12
menimbulkan penyumbatan. Akibat penyubatan ini dapat terjadi
infark otak yang kemudian akan mengakibatkan pelunakan otak.
 Gambaran Klinik
Secara klinik kadang-kadang belum terdapat gejala meningitis nyata
walaupun selaput otak sudah terkena. Hal demikian terdapat pada
tuberkulosis miliaris, sehingga pada penyebaran miliar sebaiknya
dilakukan pungsi lumbal walaupun gejala meningitis belum tampak.
Gejala biasanya didahului oleh stadium prodromal berupa iritasi
selaput otak. Meningitis biasanya mulai perlahan-lahan tanpa panas
atau terdapat kenaikan suhu yang ringan saja,jarang terjadi akut
dengan panas yang tinggi. Sering dijumpai anak mudah terangsang
atau menjadi apatis dan tidurnya sering terganggu. Anak besar
dapat mengeluh nyeri kepala. Anoreksia, obstipasi dan muntah juga
sering dijumpai.
Stadium ini kemudian disusul dengan stadium transisi dengan
kejang. Gejala diatas menjadi lebih berat dan gejala rangsangan
meningeal mulai nyata, kuduk kaku, seluruh tubuh menjadi kaku dan
timbul opistotonus.
Stadium terminal berupa kelumpuhan-kelumpuhan, koma menjadi lebih
dalam, pupil melebar dan tidak bereaksi sama sekali. Nadi dan
pernapasan menjadi tidak teratur.
 Komplikasi
Dapat terjadi akibat pengobatan yang tidak sempurna atau
pengobatan yang terlambat. Dapat terjadi cacat neurologis berupa
parese, paralysis sampai deserebrasi, hidrosefalus akibat
sumbatan. Anak juga dapat menjadi buta atau tuli dan kadang-kadang
menderita retardasi mental.
 Penatalaksanaan Medik
Dasar pengobatan meningitis tuberkulosa ialah pemberian kombinasi
obat anti tuberkulosis dan ditambah dengan kortikosteroid,
pengobatan simtomatik bila terdapat kejang, koreksi dehidrasi
akibat masukan makanan yang kurang atau muntah-muntah, dan
fisioterapi. Umumnya dipakai kombinasi Streptomisin, PAS dan INH.

13

Anda mungkin juga menyukai