Anda di halaman 1dari 7

LITERATURE REVIEW: HUBUNGAN PEMISAHAN SAMPAH,

PENYEDIAAN TEMPAT SAMPAH DAN PEMUSNAHAN SAMPAH


RUMAH TANGGA DAN KEPADATAN LALAT DENGAN KEJADIAN
DIARE BALITA
2 2 2
Gabrielle Nida Tarlianty¹, Laily Khairiyati , Agung Waskito , Lenie Marlinae , Mufatihatul Aziza
3
Nisa
¹Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan Program Studi Kesehatan Masyarakat
2Departemen Kesehatan Lingkungan Program Studi Kesehatan Masyarakat
3Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Program Studi Kesehatan

Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
Email korespondensi: 1810912320002@ulm.ac.id

ABSTRAK

Diare masih merupakan penyebab kematian bayi dan anak balita di Indonesia. Salah satu risiko
diare yakni berasal dari adanya sampah. Pengelolaan sampah rumah tangga yang kurang baik sangat
berpengaruh terhadap keberadaan lalat sehingga dapat membawa bakteri yang dapat menyebabkan
terjadinya diare. Tujuan penulisan literature review ini yaitu untuk menganalisis hubungan pemisahan
sampah, penyediaan tempat sampah dan pemusnahan sampah rumah tangga dan kepadaan lalat
dengan kejadian diare balita. Penelitian ini berbasis literature review melalui metode Systematic
Literature Review. Pencarian artikel melalui Google Scholar dan Portal Garuda dengan hasil 13 artikel
penelitian yang sesuai dengan topik penelitian. Berdasarkan hasil telaah 13 artikel penelitian,
dapatkan hasil ada hubungan pemisahan sampah sebanyak 3 artikel (100%), penyediaan tempat
sampah sebanyak 6 artikel (46,1%), pemusnahan sampah sebanyak 3 artikel (66,6%) dan kepadatan
lalat sebanyak 3 artikel (66,6%) dengan kejadian diare balita. Berdasarkan hasil telaah didapatkan
kesimpulan ada hubungan pemisahan sampah, penyediaan tempat sampah dan pemusnahan
sampah rumah tangga dan kepadaan lalat dengan kejadian diare balita.

Kata-kata kunci: Diare, Balita, Sampah, Lalat

ABSTRACT

Diarrhea is still a cause of death for infants and toodler in Indonesia. One of the risks of diarrhea
that comes from the presence of garbage. Poor household waste management greatly affects the
presence of flies so that they can carry bacteria that can cause diarrhea. The purpose of writing this
literature review is to analyze the relationship between waste separation, provision of trash bins and the
destruction of household waste and the density of flies with the incidence of diarrhea in children under
five. This research is based on literature review through the Systematic Literature Review method.
Search articles through Google Scholar and Portal Garuda with the results of 13 research articles that
match the research topic. Based on the results of a review of 13 research articles, the results showed
that there was a relationship between 3 articles of waste separation (100%), 6 articles of trash bins
(46.1%), 3 articles of waste destruction (66.6%) and 3 fly density. articles (66.6%) with the incidence of
diarrhea in children under five. Based on the results of the study, it was concluded that there was a
relationship between waste separation, provision of trash bins and the destruction of household waste
and the density of flies with the incidence of diarrhea in toodler.

Keywords: Diarrhea, Toddler, Garbage, Flies

1
PENDAHULUAN
Buang air besar lebih dari tiga kali sehari dikenal sebagai diare, dan sering berlangsung selama
dua hari atau lebih (1). Di Indonesia, diare masih menjadi penyebab utama kematian bagi bayi dan
balita. Dehidrasi adalah penyebab utama kematian pada anak-anak di bawah usia lima tahun, dan itu
mempengaruhi hingga 8 anak per mil per tahun. Sebagian besar kasus diare pada anak-anak akut
(85%), diikuti oleh diare yang bertahan (10%) dan diare kronis (5%) (2).
Menurut WHO, lebih dari 575.000 anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap tahun akibat
diare, yang mempengaruhi sekitar 1,7 miliar anak di seluruh dunia. Menurut Profil Kesehatan Indonesia
2020, diare adalah penyebab utama kematian di antara anak-anak di bawah usia lima tahun (4,55
persen) (3,4). 25,2 persen anak-anak berusia satu hingga empat tahun meninggal karena diare pada
tahun 2018, menurut data Penelitian Kesehatan Dasar (Rikesdas). Frekuensi diare pada balita
berdasarkan diagnosis profesional kesehatan adalah 11 persen. Dengan kata lain, pada tahun 2018,
diare menyumbang 31,4 persen dari angka kematian bayi secara keseluruhan di Indonesia (5, 6, 7).
Adanya limbah merupakan faktor penyebab diare. Pemisahan, tempat pembuangan sampah,
dan penghancuran sampah adalah bagian dari proses pengelolaan sampah (8). Prevalensi lalat
sebagian besar dipengaruhi oleh pengelolaan limbah domestik yang buruk. Jika seekor lalat mendarat
di atas makanan atau minuman balita, bakteri Escherichia coli dapat memasuki makanan atau
minuman, menyebabkan diare pada banyak anak. Hal ini sejalan dengan teori Gordon dan Le Richt,
faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit antara lain faktor agent, faktor host dan faktor
lingkungan. Faktor host disini ialah balita, faktor agent yaitu bakteri Escherichia coli serta faktor
lingkungan yaitu pengelolaan sampah rumah tangga (pemisahan sampah, penyediaan tempat
pembuangan sampah, pemusnahan sampah) yang kurang sehingga kondisi higiene dan sanitasi
rumah menjadi kurang bersih atau kotor dan dapat mengundang lalat sehingga memicu penyakit diare
(9).
Berdasarkan penjabaran di atas, maka perlu dilakukan suatu literature review untuk mengetahui
hubungan pemisahan sampah, penyediaan tempat sampah, dan pemusnahan sampah rumah tangga
dengan kejadian diare balita.

METODE
Kajian pustaka dan penelitian pustaka digunakan dalam penelitian ini (10). Menerapkan
pendekatan SLR, peneliti mengumpulkan dan menilai studi yang relevan tentang masalah tertentu
dengan menggunakan metode tertentu atau mengembangkan metode baru systematic literatur review
(SLR). Berbagai tujuan dilayani oleh penelitian SLR, termasuk menemukan, menganalisis, dan
mensintesis studi yang ada tentang peristiwa atau fenomena tertentu yang terkait dengan masalah
penelitian tertentu. Untuk menghilangkan bias peneliti dan interpretasi subjektif, teknik studi tinjauan
pustaka dilakukan secara metodis dengan mengikuti fase dan prosedur (11).
Penelitian didapatkan melalui mesin pencarian seperti Google Scholar serta Portal Garuda.
Kriteria inklusi artikel jurnal yang ditelaah yaitu: artikel ilmiah yang terpublikasi pada jurnal nasional dan
internasional dalam 10 tahun terakhir; artikel penelitian berbahasa indonesia atau berbahasa inggris,
mengulas setidaknya satu bentuk mengenai hubungan pengelolaan sampah rumah tangga (pemisahan
sampah, penyediaan tempat pembuangan sampah, pemusnahan sampah) dan kepadatan lalat dengan
kejadian diare balita; penelitan kuantitatif melalui pendekatan cross sectional; berupa orginal artikel
penelitian dan free full text dapat diunduh secara gratis; jurnal terakreditasi Nasional (sinta) maupun
Internasional (scopus); ibu yang memiliki anak usia 0 – 59 bulan (balita); serta penelitian berlokasi di
wilayah kerja puskesmas. Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PECOT
(Population, Exposure, Comprison, Outcomes, Time).

2
Adapun pengumpulan literature review sebagaimana terlihat pada gambar 3.1.

704 artikel
(Google scholar 699, Portal Garuda 5)

Eksklusi
Artikel ilmiah lebih dari 10 tahun terakhir (166)
538 judul dan
duplikat

Eksklusi (n=467)
Duplikat (19)
Tidak sesuai topik (275)
Bukan penelitian original research (76)
Tidak tersedia full paper (66)
71 jurnal yang dapat Tidak sesuai sasaran (31)
diakses secara penuh

Eksklusi (n=61)
Variabel tidak sesuai dengan peneliti teliti (37)
Tidak terakreditasi (21)
13 jurnal full text
dan sesuai dengan
kriteria peneliti

Duffy’s Critical Apraisal


Approach
Below Average -
Average 7
Superior 6

13 jurnal full text untuk


dilakukan review

Gambar 3.1 Seleksi artikel

Hasil identifikasi dari search methode pada Google Scholar serta Portal Garuda didapatkan
sebanyak 704 artikel penelusuran dan hasil pencarian. Pada kriteria inklusi jangka waktu didapatkan
538 jurnal. Pada kriteria inklusi jenis dan kualitas jurnal didapatkan 71 jurnal dilakukan kelayakan,
karena terdapat duplikasi jurnal sebanyak 19 jurnal, tidak sesuai topik sebanyak 275 jurnal, bukan
penelitian orginal research 76 jurnal, tidak tersedia full paper sebanyak 66 jurnal, tidak sesuai sasaran
31 jurnal, tidak sesuai variabel 37 jurnal dan jurnal tidak terakreditasi sebanyak 21 jurnal. Setelah
jurnal disaring karena tidak sesuai variabel dan sasaran, didapatkan sebanyak 13 artikel. Tahap
selanjutnya akan di lakukan penilaian menggunakan Duffy’s Research Appraisal Checklist Approach.
3
Berdasarkan hasil penilaian, diperoleh 13 artikel penelitian yang masuk kategori average dan superior
paper dan layak digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini untuk dianalisis lebih jauh.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hubungan pemisahan sampah dengan kejadian diare balita
Berdasarkan telaah literatur yang dilakukan, terdapat 3 artikel (23,07%) mengenai pemisahan
sampah. Ada korelasi antara pemisahan limbah dan terjadinya diare, menurut ketiga hasil penelitian
(100%). Penelitian Pada tahun 2015, Dini F, Rizanda M, dan Roslaili R melaporkan korelasi antara
pemisahan limbah dengan terjadinya diare pada balita (12). Penelitian Doloksaribu TM dan Marlina S
tahun 2016 menyatakan ada hubungan pemisahan sampah dengan pemberian kejadian diare balita
(13). Penelitian Yadin, Junaid, La Ode tahun 2017 menyatakan ada hubungan pemisahan sampah
dengan pemberian kejadian diare balita (14).
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terkait variabel pemisahan sampah dalam 3
artikel penelitian yang telah ditelaah, menemukan kesesuaian dengan aspek teori yang digunakan
yaitu ada hubungan antara pemisahan sampah dengan kejadian diare balita dari 3 artikel penelitian
(100%). Penanganan sampah yang saat ini dianggap paling efektif adalah dengan pemisahan sampah
sesuai dengan jenisnya, yaitu sampah organik, anorganik, dan residu, yang setiap jenisnya
memerlukan tindakan yang berbeda. Sampah akan memiliki nilai yang dapat menguntungkan
masyarakat jika ditangani dengan baik, dan di tingkat rumah tangga sebagai penghasil sampah
terbesar, penanganan dilakukan dengan cara pemilahan sampah (15).

2. Hubungan penyediaan tempah sampah dengan kejadian diare balita


Berdasarkan telaah literatur yang dilakukan, terdapat 8 artikel (61,53%) mengenai penyediaan
tempat sampah. Enam studi penelitian (41,6% dari total) menemukan korelasi antara kebersihan tong
sampah dan terjadinya diare anak. Menurut penelitian yang dilakukan afriani B tahun 2015, terdapat
korelasi antara ketersediaan tempat sampah dengan terjadinya diare pada balita (16). Pada tahun
2015, Dini F, Rizanda M, dan Roslaili R menemukan korelasi antara ketersediaan tempat sampah
dengan terjadinya diare pada balita (12). Menurut penelitian Irfan A. Delima tahun 2018, terdapat
korelasi antara keberadaan tong sampah dengan terjadinya diare pada balita (17). Endawati A, Rico
JS, dan Heru L menemukan pada tahun 2021 korelasi antara ketersediaan tong sampah dengan
terjadinya diare pada balita (18). Pada tahun 2014, Sani N. dan A. Zainal menemukan korelasi antara
ketersediaan tempat sampah dan terjadinya diare pada balita (19). Pada 2017, Nurnaningsi S, Yusuf
S, dan Andy FF menemukan korelasi antara aksesibilitas tong sampah dengan terjadinya diare pada
anak (20). Menurut penelitian yang diterbitkan pada tahun 2016 oleh Arimbawa IW, Komang ATD,
dan Zakwan, tidak ada korelasi antara persiapan tempat sampah dan terjadinya diare pada balita
(21). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Indah FPS, Nurwulan AI, Lela KRP, Nur H, dan Fadly PJ
pada tahun 2021, tidak ada korelasi antara persiapan tong sampah dengan terjadinya diare balita
(22).
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terkait variabel penyediaan tempat sampah
dalam 6 artikel penelitian yang telah ditelaah, menemukan kesesuaian dengan aspek teori yang
digunakan bahwa terdapat hubungan antara penyediaan tempat sampah dengan kejadian diare balita
dari 8 artikel penelitian (41,6%). Fasilitas pembuangan limbah yang sehat harus kuat, mudah
dibersihkan, memiliki penutup, dan selalu tertutup. Jika terbuka, vektor penyakit seperti lalat yang
menyebabkan diare dapat berkembang biak di sana (23).

3. Hubungan pemusnahan sampah dengan kejadian diare balita


Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, ada tiga artikel (23,0%) tentang penghancuran
sampah. Dua artikel studi (66,6%) menemukan korelasi antara kerusakan limbah dan terjadinya diare
pada balita. Pada tahun 2015, Dini F, Rizanda M, dan Roslaili R menemukan korelasi antara
pemusnahan sampah dan terjadinya diare pada anak kecil (12). Pada tahun 2017, Yadin J, Junaid,
dan La Ode MS menemukan korelasi antara pemusnahan sampah dan terjadinya diare pada anak
kecil (14). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dhiana WR, Retno H, dan Sri Y pada tahun 2017,
tidak ada korelasi antara pemusnahan sampah dan terjadinya diare pada bayi (24).
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terkait variabel pemusnahan sampah dalam 3
artikel penelitian yang telah ditelaah, menemukan kesesuaian dengan aspek teori yang digunakan ada
hubungan pemusnahan sampah dengan kejadian diare balita dari 2 artikel penelitian (66,6%). Sampah
harian harus dikumpulkan dan disimpan. Penimbunan sampah dapat dilakukan jika penyedia TPA tidak

4
dapat mengaksesnya (25).

4. Hubungan kepadatan lalat dengan kejadian diare balita


Menurut studi literatur yang dilakukan, terdapat tiga artikel (23,07%) termasuk penelitian
tentang kepadatan lalat. Dua artikel (66,6%) menunjukkan bahwa ada korelasi antara kepadatan lalat
dan terjadinya diare pada balita. Menurut studi Nurfita D tahun 2017, terdapat korelasi antara
kepadatan lalat dengan terjadinya diare pada balita (25). Menurut penelitian Nurnaningsi S, Yusuf S,
dan Andi FF tahun 2017, terdapat korelasi antara kepadatan lalat dengan terjadinya diare balita (26).
Menurut penelitian yang diterbitkan pada tahun 2013 oleh Sitohang W, Wirsal H, dan Devi NS, tidak
ada korelasi antara kepadatan lalat dan terjadinya diare pada balita (26).
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terkait variabel kepadatan lalat dalam 3 artikel
penelitian yang telah ditelaah, menemukan kesesuaian dengan aspek teori yang digunakan ada
hubungan kepadatan lalat dengan kejadian diare balita dari 2 artikel penelitian (66,6%). Lalat mungkin
disebabkan oleh kebersihan rumah atau sanitasi yang buruk. Jika ada banyak lalat di tempat tinggal,
mereka mungkin hinggap pada makanan dan minuman yang tidak tertutup, mencemari mereka dengan
Escherichia dan menyebabkan diare pada anak-anak (27).

PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil telaah dari 13 artikel yang dilakukan mengenai hubungan pemisahan
sampah, penyediaan tempat sampah dan pemusnahan sampah rumah tangga dan kepadatan lalat
dengan kejadian diare balita, simpulan analisa riset ini antara lain:
1. Tiga artikel penelitian (23,07%) yang membahas mengenai pemisahan sampah. Sebanyak 3
artikel penelitian (100%) menyatakan ada hubungan antara pemisahan sampah dengan kejadian
diare balita. Segregasi membantu dalam pengumpulan barang daur ulang dan sampah yang
tidak dapat didaur ulang. Bau busuk dan vektor lalat yang menyebabkan diare akan diakibatkan
oleh keterlambatan pada langkah selanjutnya yang disebabkan oleh campuran sampah.
2. Delapan artikel penelitian (61,53%) mengenai penyediaan tempat sampah. Sebanyak 6 artikel
penelitian (46,1%) menyatakan bahwa ada hubungan penyediaan tempat sampah dengan
kejadian diare balita. Agar efektif, metode TPA harus memenuhi sejumlah kriteria, termasuk
cukup kuat untuk menahan berat limbah, mudah dibersihkan, dan berada di luar jangkauan
hewan dan vektor. TPA juga harus memiliki penutup dan tetap tertutup setiap saat, karena
tempat pembuangan sampah terbuka dapat berfungsi sebagai tempat berkembang biak bagi
vektor pembawa penyakit seperti lalat.
3. Tiga artikel penelitian (23,07%) membahas mengenai pemusnahan sampah. Sebanyak 2 artikel
penelitian (66,6%) menyatakan bahwa ada hubungan pemusnahan sampah dengan kejadian
diare balita. Proses pengumpulan dan pembuangan sampah sangat penting untuk memastikan
bahwa lingkungan tempat tinggal bebas dari sampah. Sampah mudah membusuk sehingga
menjadi media berkembangbiak vektor seperti lalat yang dapat menyebabkan diare.
4. Tiga artikel penelitian (23,07%) membahas mengenai kepadatan lalat. Sebanyak 2 artikel
penelitian (66,6%) menyatakan ada hubungan antara kepadatan lalat dengan kejadian diare
balita. Makanan dan minuman untuk balita harus ditutup untuk mencegah kontaminasi bakteri
yang dapat menyebabkan masalah sistem pencernaan yang disebabkan oleh lalat ketika mereka
hadir di rumah.

B. Saran
1. Puskesmas
Memberikan upaya promotif dan preventif yaitu dengan meningkatkan informasi melalui
penyuluhan mengenai penyakit diare dan pentingnya mencegah lebih awal terhadap kejadian diare
pada balita serta kader ataupun petugas puskesmas dapat melakukan pemberdayaan masyarakat
dengan melakukan kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara memanfaatkan kembali
sampah seperti pembuatan kompos dari sampah organik serta pembentukan bank sampah agar dapat
mempunyai nilai ekonomis dan memberikan keuntungan bagi masyarakat.
2. Ibu Balita
Lakukan pekerjaan yang baik dan tepat dalam mengelola sampah rumah tangga, dan jangan
biarkan sampah menciptakan tempat berkembang biak bagi lalat yang dapat menularkan dan
menyebabkan diare.
5
3. Peneliti Selanjutnya
Menjadikan hasil literature review ini sebagai sumber informasi untuk melakukan penelitian
lanjutan terkait hubungan pemisahan sampah, penyediaan tempat sampah, pemusnahan sampah
rumah tangga dan kepadatan lalat dengan kejadian diare pada balita.

DAFTAR PUSTAKA
1. Nursa’in SH. Gambaran penggunaan oralit dan zink pada kasus diare. Jurnal Farmasetis 2017.
6(1): 25 – 28.
2. Putri AY, dkk. Asuhan kebidanan pada balita usia 2-5 tahun gastroenteritis dengan dehidrasi
sedang di Ruang Seruni RSUD Kabupaten Jombang: midwifery care of children aged 2-5 year
gastroenteritis with dehydration at Paviliun Seruni Hospital Public Jombang. Jurnal Ilmiah
Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery) 2016. 2(2): 66 - 69.
3. Saputri AI, dkk. Tren penyakit diare di Kabupaten Buton. Jurnal Kesehatan Masyarakat Celebes
2019. 1(1): 33 - 37.
4. Kumarayanti NK, dkk. Efektivitas edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan upaya
pencegahan diare di Kota Mataram. Jurnal Kedokteran 2020. 9(2): 83 - 89.
5. Andriani F, Tarigan DFP. Hubungan perilaku ibu dalam mengasuh batita dengan kejadian diare
pada batita di Puskesmas Binjai Serbangan Kabupaten Asahan Tahun 2019. Jurnal Gentle Birth
2020. 3(1): 19 - 29.
6. Kemenkes RI. Laporan Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2018.
7. Badan Pusat Statistik. Statistik Kota Banjarbaru Tahun 2019. Banjarbaru: Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Banjarbaru. 2019.
8. Tamyiz M, dkk. Pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Kedungsumur, Kecamatan
Krembung, Kabupaten Sidoarjo. Journal of Science and Social Development 2018. 1(1): 16 - 23.
9. Heni H, Egi N. Hubungan penerapan phbs keluarga dengan kejadian diare pada balita di Desa
Burujul Wetan Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2016. Jurnal Kampus STIKES
YPIB Majalengka 2017. 5(1): 71 – 80.
10. Kariem MQ. Konsepsi kebijakan pemerintah di era new normal. The Journalish: Social and
Government 2020. 1(2): 76 - 80.
11. Triandini E, dkk. Metode systematic literature review untuk identifikasi platform dan metode
pengembangan sistem informasi di Indonesia. Indonesian Journal of Information Systems (UIS)
2019. 1(2): 63 – 77.
12. Dini F, dkk. Hubungan faktor lingkungan dengan kejadian diare balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten pesisir selatan tahun 2013. Jurnal Kesehatan Andalas
2015. 4(2): 453 – 461.
13. Doloksaribu TM, Marlina S. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian diare pada anak
usia 2-4 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Kecamatan Bandar tahun 2015. Jurnal Ilmiah
PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) 2016. 10(3):
292 - 295.
14. Yadin J, dkk. Determinan kejadian diare pada balita di Wilayah Pesisir Puskesmas Lalowaru
Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat 2017.
2(7): 253 – 258.
15. Paradita LI. Pemilahan sampah: satu tahap menuju masyarakat mandiri dalam pengelolaan
sampah. Berdikari: Jurnal Inovasi Dan Penerapan IPTEKS 2018. 6(2):184 - 194.
16. Afriani B. Faktor lingkungan berhubungan dengan kejadian diare balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Muaradua Kabupaten Oku Selatan. Syifa'MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
2015. 5(2): 99 – 106.
17. Irfan A, Delima. Sarana sanitasi dasar dengan kejadian diare pada balita. Jurnal Sehat Mandiri
2018. 13(2): 42 - 47.
18. Endawati A, dkk. Hubungan sanitasi dasar dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Pembina Kota Palembang. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 2021. 21(1):
253 – 258.
19. Sani N, Zainal A. Hubungan perilaku hidup bersih dan sehat ibu balita dengan kejadian diare akut
pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Candra Mukti Kabupaten Tulang Bawang Barat. Jurnal
Ilmu Kedokteran dan Kesehatan 2014. 1(3): 1 – 14.

6
20. Nurnaningsi S, dkk. Faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Abeli Bagian Pesisir Kota Kendari Tahun 2017 (Doctoral dissertation, Haluoleo
University). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan 2017. 2(6): 1 – 12.
21. Arimbawa IW, dkk. Hubungan faktor perilaku dan faktor lingkungan terhadap kejadian diare pada
balita di Desa Sukawati, Kabupaten Gianyar Bali Tahun 2014. Intisari Sains Medis 2016. 6(1): 8 –
15.
22. Indah FP, dkk. Penerapan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan Kejadian
Diare pada Balita. Jurnal Ilmiah Kesehatan 2021. 20(1): 10 – 15.
23. Aprina M, dkk. Hubungan kualitas mikrobiologis air sumur gali dan pengelolaan sampah di rumah
tangga dengan kejadian diare pada keluarga di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun
2013. Jurnal Lingkungan dan Keselamatan Kerja 2014. 3(1): 1 – 10.
24. Dhiana WR, dkk. Faktor risiko pola asuh terhadap kejadian diare bayi (0-12 bulan) di Wilayah Kerja
Puskesmas Kedungmundu Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
(Undip) 2017. 5(4): 525 – 532.
25. Nurfita D. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Bulu
Lor Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2017. 11(2): 149 – 154.
26. Sitohang W, dkk. Hubungan jarak kandang dan pengolahan limbah ternak babi serta kepadatan
lalat dalam rumah dengan kejadian diare pada balita di Desa Sabulan Kecamatan Sitiotio
Kabupaten Samosir Tahun 2013. Jurnal Lingkungan dan Keselamatan Kerja 2013. 2(3): 1 – 7.
27. Manalu M, dkk. Hubungan tingkat kepadatan lalat (Musca Domestica) dengan kejadian diare pada
anak balita di pemukiman sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Namo Bintang Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012. Jurnal Lingkungan dan Keselamatan Kerja
2012. 2(1): 1 – 10.

Anda mungkin juga menyukai