Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Teori, Konsep dan Perkembangan Ilmu Manajemen

(Untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar manajemen)

Dosen pengampu : Rio Trisasmita, SE., M.E.

Disusun oleh :

Kiagus Muhammad Rendy A (11220810000034)

Ridho Fathurrahman (11220810000191)

Roza Zahrani Fauzi (11220810000194)

KELAS 2E

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
yang berjudul “Teori, Konsep, dan Perkembangan Ilmu Manajemen” dibuat dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen. Semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis juga berterima kasih kepada Bapak Rio Trisasmita, SE., M.E. selaku dosen
pengampu dari mata kuliah Pengantar Manajemen, karena atas penjelasan, arahan, dan bantuan
dari beliau penulis dapat Menyusun makalah ini walaupun masih jauh dari kata sempurna,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan sarannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Penulis telah berusaha menyusun makalah ini dengan baik, namun penulis pun menyadari
bahwa kami memiliki keterbatasan sebagai manusia biasa. Oleh karna itu, jika didapati kesalahan
dari teknik penulisan, maupun dari isinya, maka kamim emohon maaf saran dan kritik dari dosen
pengajar bahkan pembaca lainnya mohon tolong berikan tanggapan supaya dapat
menyempurnakan makalah ini.

Ciputat, 11 maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................................................1
1.4 Manfaat......................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
2.1 Alasan Mempelajari Ilmu Manajemen....................................................................................3
2.2 Teori Manajemen Klasik...........................................................................................................4
2.3 Manajemen Fungsional dan Operasional................................................................................7
2.4 Sejarah Ilmu Manajemen..........................................................................................................9
2.5 Kelompok Pemikiran dalam Ilmu Manajemen.....................................................................10
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................14
3.2 Saran.........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Manajemen adalah salah satu bidang studi yang tidak kalah penting dalam dunia
pekerjaan, khusunya di bidang bisnis dan organisasi. Ilmu manajemen mempelajari tentang
bagaimana mengatur dan mengelola sumber daya, termasuk manusia, keuangan, teknologi,
dan informasi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Seiring dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan bisnis yang semakin kompleks, maka ilmu manajemen
juga terus berkembang.
Lahirnya teori dan konsep manajemen diawali pada abad ke-19 dan ke-20. Pada saat itu,
para ahli seperti Frederick Taylor, Henri Fayol, dan Max Weber mengembangkan konsep
manajemen yang dikenal sebagai manajemen ilmiah dan manajemen birokrasi. Konsep-
konsep tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa manajemen harus dilakukan secara
sistematis dan rasional, serta memiliki tugas dan wewenang yang jelas.
Pada perkembangannya, ilmu manajemen mengalami pergantian dan perkembangan yang
begitu pesat, terkhusus setelah Perang Dunia II. Pada masa ini, ilmu manajemen mulai
dipengaruhi oleh teori dan konsep yang berasal dari ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi,
dan antropologi. Perkembangan teknologi dan globalisasi juga menjadi faktor penting dalam
perkembangan ilmu manajemen, terutama dalam hal manajemen teknologi informasi dan
manajemen global.

1.2 Rumusan masalah

1) Apa manfaat belajar teori Manajemen


2) Apa yang dimaksud dengan teori Manajemen Klasik?
3) Apa yang dimaksud dengan manajemen secara fungsional dan operasional?
4) Bagaimanakah sejarah dari Ilmu Manajemen?
5) Apa yang dimaksud dengan kelompok pemikiran dalam Ilmu Manajamen?

1.3 Tujuan

1
1) Untuk mengetahui manfaat belajar teori Manajemen
2) Untuk mengetahui teori Manajemen Klasik
3) Untuk mengetahui Manajemen secara fungsional dan operasional
4) Untuk mengetahui sejarah Ilmu Manajemen
5) Dapat menjelaskan kelompok pemikiran dalam ilmu manajemen

1.4 Manfaat

1) Bagi penulis, makalah ini dapat melatih sekaligus mengembangkan skill dalam membuat
makalah yang baik dan ketelitian dalam menulis. Selain itu dapat menambah wawasan
penulis tentang “Teori, Konsep, dan Perkembangan Ilmu Manajemen”, serta dapat
mengimplementasikan wawasan yang didapat kedalam kehidupan sehari-hari
2) Bagi pembaca, makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang “Teori, Konsep, dan
Perkembang Ilmu Manajemen”, sekaligus meningkatkan kemampuan membaca.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Alasan Mempelajari Ilmu Manajemen

Apabila kita melihat Ilmu-ilmu yang ada di dunia ini, yang dipelajari oleh seseorang,
tentunya tidak tanpa alasan, begitupula Ilmu Manajemen, ada beberapa alasan seseorang
mempelajari Ilmu Manajemen,
a) Universalitas Manajemen
Universalitas Manajemen berarti, Ilmu Manajemen diperlukan di semua jenis
organisasi dan perusahaan. Karena jika dilihat dari manajer yaitu Planning,
Organizing, Actuating, Controlling, Ilmu Manajemen menjadi ilmu yang sangat
dibutuhkan di dunia pekerjaan saat ini. Di zaman sekarang ini tentunya tidak mudah
untuk mendapatkan pekerjaan, selain perkembangan teknologi yang semakin pesat,
pertumbuhan penduduk juga dapat menyebabkan tidak mudahnya mendapatkan
pekerjaan. Dengan bertambahnya penduduk juga berarti bertambahnya persaingan
dalam mencari pekerjaan. Selain itu terdapat pekerjaan yang akan digantikan dengan
robot, seperti misalnya supir taksi, bis, dan truk yang ingin digantikan dengan mobil
otonom, kemudian yang saat ini sedang terjadi yaitu self service dalam pengisian
Bahan Bakar Minyak (BBM). Dengan demikian, salah satu alasan mempelajari Ilmu
Manajemen adalah karena sifat keuniversalitasannya
b) Realitas Pekerjaan
Tentunya bukan hanya dari bidang Manajemen yang mencari pekerjaan, tetapi ilmu
dari bidang lain pun juga membutuhkan pekerjaan. Misalnya ketika seseorang yang
sudah menyelesaikan studinya, pasti seseorang tersebut akan berusaha mencari
pekerjaan dan mungkin ada beberapa orang yang setelah menyelesaikan studinya,
dilanjut dengan berbisnis. Oleh karena itu, terdapat perbedaan antara seseorang yang
melanjutkan hidupnya dengan berbisnis, dengan seseorang yang melanjutkan
hidupnya dengan mencari pekerjaan. Inilah yang dimaksud dari Realitas Pekerjaan.
Karena pada esensinya setelah lulus atau setelah menyelesaikan studi, seseorang
mendapatkan 2 pilihan dalam hidupnya, yang pertama melanjutkan dengan mencari

3
pekerjaan atau membuat lapangan pekerjaan, dengan kata lain, seseorang ingin
dikelola atau seseorang yang mengelola.
c) Penentu Keberhasilan Organisasi atau Perusahaan
Pemahaman yang baik tentang ilmu manajemen dapat membantu kita menjadi
penentu keberhasilan suatu organisasi atau Perusahaan yang kompetitif di pasar
kerja, karena kita memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk
mengelola bisnis atau organisasi secara efektif. Selain itu seorang manajer juga harus
memiliki skill memotivasi, mengapresiasi karyawan nonmanajerial agar bekerja
dengan efektif dan efisien. Hal ini yang membuat seorang manajer menjadi salah
satu penentu dalam keberhasilan organisasi. Karena, suatu organisasi atau
perusahaan, tidak akan sukses apabila tidak dibantu oleh anggota atau karyawan
nonmanajerial.

2.2 Teori Manajemen Klasik

Teori manajemen klasik merupaka teori manajemen yang berusaha meningkatkan


produktivitas tenaga kerja melalui peningkatan efisiensi tenaga kerja. Pengembangan teori
dan prinsip manajemen baru terjadi pada abad 18 dan abad 19 yaitu akibat timbulnya
revolusi industri. Pada dasarnya teori klasik berasumsikan bahwa manusia bersifat rasional,
berpikir secara logis, dan bekerja. Adapun tokoh yang menjadi pelopor ilmu manajemen
klasik yaitu Frederick W. Tailor (1856-1915), Henry Fayol (1814-1925), dan Max Weber
(1864-1920). Teori manajemen klasik dibagi menjadi dua, yakni teori manajemen ilmiah
dan teori organisasi klasik.
a. Teori manajemen ilmiah
Teori manajemen ilmiah dipelopori oleh Frederick W, Taylor. Taylor berasumsikan
bahwa manusia dalam bekerja harus diawasi oleh supervisor secara efektif dan efisien.
Dalam buku Taylor yang berjudul Prinsip Manajemen Ilmiah menggambarkan teori
manajemen ilmiah : penggunaan metode ilmiah untuk menentukan “satu cara terbaik” untuk
menyelesaikan masalah. Tujuan sasaran pada pendekatan ini adalah kemamkmuran
maksimum bagi pengusaha dan pegawai. Secara umum gerakan manajemen ilmiah
difokuskan pada pencapaian produktivitas kerja yang tinggi, keuntungan yang besar, biaya

4
murah dan sistem pengawasan mesin-manusia yang lebih efektif. Manajemen ilmiah masih
banyak digunakan dalam organisasi hingga saat ini.
c) Teori organisasi klasik atau teori administrasi umum
Teori manajemen klasik lain nya yaitu, teori organisasi klasik yang diperkenalkan oleh
Henri Fayol. Prinsip pokok dari teori organisasi klasik ada empat, yaitu:
1) Kesatuan komando
2) Wewenang harus didelegasikan
3) Inisiatif harus dimiliki seorang manajer
4) Adanya solidaritas kelompok
Selain itu, ada empat belas prinsip administrasi yang sangat terkenal, yakni:
1) Pembagian kerja ( Dvision of Labor) yaitu semakin mengkhususkan manusia dalam
pekerjaan nya.
2) Otoritas dan tanggung jawab (Authority and responsibility), diperoleh melalui
perintah dan untuk memberi perintah harus dengan wewenang formal
3) Disiplin , kepatuhan anggota terhadap aturan dan kesempatan
4) Kesatuan komando, artinya setiap karyawan akan mendapatkan perintah dari satu
orang dan apabila perintah itu datangnya dari dua orang atasan atau lebih, maka akan
timbul keracuan wewenang yang harus dipatuhi.
5) Kesatuan pengarahan, artinya sekolompok kegiatan yang sama harus dipimpin oleh
manajer dengan satu rencana kerja
6) Menomorduakan kepentingan pribadi terhadap kepentingan umum, yaitu
kepentingan perorangan dikalahkan terhadap kepentingan bersama
7) Renumerasi personil, yaitu imbalan yang adil bagi karyawan dan pengusaha
8) Sentralisasi, dalam arti bahwa tanggung jawab akhir terletak pada atasan dengan
tetap memberi wewenang memutuskan kepada bawahan sesuai kebutuhan , sehingga
kemungkinan adanya desentralisasi
9) Rantai scalar, dalam arti adanya garis kewewenangan yang tersusun dari tingkat atas
sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada organisasi
10) Tata tertib, yaitu tertibnya penempatan barang dan orang pada tempat dan wakt yang
tepat

5
11) Keadilan, yaitu adanya sikap persaudaraan keadilan para manajer terhadap
bawahannya
12) Stabilitas masa jabatan, dalam arti tidak banyak pergantian karyawan yang keluar
masuk organisasi.
13) Inisiatif, dengan memberi kebebasan kepada karyawan untuk berprakarsa dalam
menyelesaikan pekerjaannya walaupun terjadi kesalahan
14) Semangat korps, dalam arti meningkatkan semangat berkelompok dan bersatu
dengan lebih banyak.
Tokoh teori manajemen klasik berikutnya yaitu Max Weber. Max Weber merupakan
sosiolog Jerman. Dia mengembangkan teori struktur otoritas dan hubungan berdasarkan tipe
organisasi ideal yang di sebut birokrasi. Birokrasi merupakan suatu bentuk organisasi yang
bercirikan dengan pembagian kerja, hierarki yang jelas dan peraturan yang terperinci dan
hubungan impersonal.
Biroaksi sangat mirip dengan manajemen ilmiah dalam ideologinya. Keduanya menekankan
rasionalitas, prediktabilitas, impersonalitas, kompetensi teknis, dan otoritarianisme.
Meskipun kedua idelogi mirip tetapi milik Weber kurang praktis dibandingkan Taylor.
Dalam menggunakan teori manajemen klasik terdapat kelebihan dan kekurangan. Adapun
kelebihan dan kekurangan nya ada dibawah ini:
 Kelebihan teori manajemen klasik
1) Memberikan kontribusi mengenai pembentukan organisasi secara birokrasi atas
hierarki yang banyak digunakan dalam organisasi modern hingga saat ini.
2) Memberikan anatomi organisasi formal dengan empat unsure pokok yang selalu
muncul dalam organisasi; system kegiatan yang terkoordinasi, kelompok orang,
kerjasama, kekuasaan dan kepemimpinan.
3) Memberikan tiang dasar penting dalam organisasi formal, yaitu :
1. pembagian kerja (untuk koordinasi)
2. proses scalar & fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal)
3. struktur (hubungan antar kegiatan
4. rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan)
4) Adanya prinsip pembidangan tugas yang jelas

6
5) Memperhatikan adanya “rantai perintah” dan penggunaan disiplin, aturan dan
supervise ketat untuk mengubah organisasi agar lebih efisien
 Keterbatasan teori manajemen klasik atau kekurangan manajemen klasik
1) Menganggap manusia sebagai mesin yaitu manusia akan terus menerus bekerja keras
dan memaksakan dirinya seperti robot jika diberi imbalan yang lebih. Padahal
kenyataanya tidak begitu, manusia mempunyai perasaan cinta, rindu, sakit, dan
sebagainya yang walaupun di beri imbalan pada saat tertentu mereka menolaknya
2) Teori ini juga beranggapan bahwa jika pekerjaan seseorang semakin dispesialisasi,
maka produktifitas mereka akan semakin bagus dan banyak (tinggi). Namun pada
kenyataannya terdapat titik jenuh yang menurunkan produktifitas dari spesialisasi
kerja manusia tersebut karena manusia mempunyai rasa bosan dan jenuh.
3) Merangsang berfikir yang mengutamakan konformitas dan formalitas.
4) Merupakan rutinitas yang membosankan padahal manusia mempunyai titik jenuh
atau bosan terhadap suatu pekerjaan yan diulang terus-menerus secara monoton.
5) Ide-ide inovatif tidak sampai kepada pengambil keputusan karena panjangnya jalur
komunikasi hal ini disebabkan karena adanya sistem birokrasi yang panjang.
6) Terlalu banyak aturan yang berbelit-belit.
7) Kecenderungan menjadi orwelian, yaitu keinginan birokrasi mencampuri (turut
melaksanakan) bukan mengendalikan urusan.

2.3 Manajemen Fungsional dan Operasional

Manajemen fungsional dan operasional adalah dua konsep dasar dalam Ilmu manajemen
bisnis. Kedua konsep ini berfokus pada pengelolaan sumber daya dan kegiatan bisnis untuk
mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Manajemen fungsional adalah pendekatan dalam manajemen yang berfokus pada
departemen atau fungsi organisasi, seperti pemasaran, keuangan, produksi, sumber daya
manusia, dan sebagainya. Dalam pendekatan ini, setiap departemen atau fungsi diorganisasi
dan dikelola secara terpisah untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan. Manajer
fungsional bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya dan operasi di dalam
departemen mereka, serta melakukan koordinasi dengan departemen lain untuk mencapai
tujuan organisasi. Oleh karena itu, Manajemen Fungsional memiliki fungsi-fungsi sebagai,
7
a. Perencanaan atau Planning
Perencanaan atau Planning adalah proses yang dilakukan untuk mengantisipasi suatu
problem yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang. Perencanaan atau
Planning sangat penting dalam suatu organisasi, karena dengan rencana, kegiatan dalam
suatu organisasi dapat berjalan sesuai dan terstruktur. Sebaliknya, jika dilakukan tanpa
adanya perencanaan atau planning, suatu organisasi tidak dapat berjalan sesuai keinginan
organisasi atau tidak terstruktur
b. Pengorganisasian atau Organizing
Apabila seorang manajer sudah membuat perencanaan atau planning, maka step
berikutnya yang harus dilakukan oleh seorang Manajer adalah pengorganisasian atau
organizing. Pengorganisasian atau organizing adalah suatu proses, yang dimana di dalam
proses tersebut, rencana yang sudah dibuat sebelumnya itu dikemas dalam sebuah
struktur organisasi yang tepat dan tangguh, lingkungan yang kondusif, dan dapat
memastikan bahwa seluruh pihak yang terkait dalam strukturisasi, dapat bekerja dengan
efektif dan efisien
c. Pengimplentasian atau Actuating
Apabila seorang manajer sudah membuat rencana dan sudah diorganisasikan, maka
langkah berikutnya adalah implementasi atau actuating. Pengimplementasian atau
Actuating dalam manajemen merujuk pada proses menggerakkan atau mengarahkan
tindakan untuk mencapai tujuan organisasi. Ini melibatkan penggunaan berbagai jenis
pengaruh dan motivasi untuk memotivasi dan mengarahkan karyawan dan anggota tim
agar dapat bekerja secara efektif dan mencapai tujuan organisasi. Tindakan actuating
melibatkan memberikan arahan, memberikan dukungan, memberikan umpan balik,
memberikan motivasi, dan memperkuat perilaku yang diinginkan dalam organisasi.
Dalam banyak kasus, tindakan actuating melibatkan kepemimpinan dan kemampuan
untuk mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
d. Pengawasan atau Controlling
Apabila seorang manajer sudah membuat rencana, struktur organisasi, kemudian sudah
melakukan pengimplementasian, maka langkah berikutnya adalah pengawasan atau
controlling. Pengawasan atau Controlling dalam manajemen adalah proses mengawasi
dan mengevaluasi kinerja organisasi atau individu dalam mencapai tujuan dan
8
mengambil tindakan korektif jika ada penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan.
Tujuan dari pengendalian adalah untuk memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai
dengan efektif dan efisien. Dalam praktiknya, pengendalian melibatkan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.
Sementara itu, manajemen operasional berfokus pada pengelolaan kegiatan
operasional sehari-hari di seluruh organisasi. Pendekatan ini melibatkan pemantauan
dan pengelolaan kegiatan rutin seperti produksi, distribusi, pengadaan, dan pengiriman.
Manajer operasional bertanggung jawab untuk memastikan bahwa operasi bisnis
berjalan dengan efisien, efektif, dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kedua
pendekatan manajemen ini memiliki peran penting dalam mencapai tujuan organisasi.
Manajemen fungsional membantu organisasi untuk mengelola sumber daya dan operasi
di setiap departemen, sementara manajemen operasional membantu organisasi untuk
mengelola kegiatan sehari-hari secara efisien dan efektif. Dalam praktiknya, kedua
konsep ini sering digabungkan untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan.

2.4 Sejarah Ilmu Manajemen

Manajemen telah digunakan sejak lama. Hal ini dibuktikan oleh adanya piramida di
Mesir. Piramida dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Kegiatan
pembangunan piramida sendiri pasti membutuhkan perencanaan yang baik, seseorang yang
memimpin jalannya pembangunan piramida, mengarahkan dan menegakkan pengendalian
tertentu guna menjamin bahwa semuanya berjalan sesuai rencana.
Contoh lain dari praktik manajemen pada jaman dahulu adalah kegiatan perdagangan di kota
Venesia, Italia. Venesia menjadi pusat perdagangan dan perekonomian. Penduduk di
Venesia mengembangkan awal dari membangun perusahaan bisnis dan melakukan banyak
kegiatan lainnya yang lazim terjadi di zaman modern sekarang.
Pada tahun 1776, Adam Smith mempublisasikan bukunya yang berjudul The Wealth of
Nations. Dalam buku itu, keuntungan ekonomi yang akan diperoleh organisasi dan
masyarakat dari pembagian kerja. Pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas
dengan meningkatkan keterampilan dan ketangkasan setiap pekerja, menghemat waktu yang
hilang dalam mengubah tugas dan menciptakan penemuan dan mesin yang hemat tenaga

9
Dimulai pada akhir abad ke-18, ketika tenaga manusia tergantikan oleh tenaga mesin atau
disebut dengan revolusi industry. Pabrik-pabrik lebih ekonomis untuk memproduksi barang
dari pada di rumah. Pabrik-pabrik besar membutuhkan seseorang yang mengatur barang
persediaan cukup untuk membuat produk, memberikan tugas kepada karyawan,
mengarahkan jalan kerja sehari hari. Seseorang itu dikenal sebagai manajer. Para manajer
membutuhkan teori formal untuk membimbing jalan kerja nya suatu organisasi atau
perusahaan. Tetapi, pada abad ke-19 langkah awal untuk mengembakan teori semacam itu
diambil. Teori teori manajemen ada empat, yaitu teori manajemen klasik, teori perilaku,
teori kuantitatif, dan teori kontemporer. Pada abad ke-20, ilmu manajemen berkembang
pesat dengan munculnya berbagai teori dan konsep manajemen yang berbeda, termasuk teori
administrasi, teori manajemen ilmiah, teori perilaku organisasi, dan teori sistem. Dalam era
globalisasi, ilmu manajemen semakin penting karena organisasi harus menghadapi
lingkungan yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat. Konsep seperti manajemen
risiko, manajemen proyek, manajemen rantai pasokan, dan manajemen strategi semakin
penting dalam lingkungan bisnis yang semakin global dan kompetitif. Saat ini, ilmu
manajemen terus berkembang dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan
lingkungan bisnis yang semakin dinamis. Penerapan teknologi seperti big data, kecerdasan
buatan, dan blockchain semakin penting dalam manajemen organisasi.

2.5 Kelompok Pemikiran dalam Ilmu Manajemen

Dalam ilmu manajemen, tidak terlepas dari nama kelompok dan praktik individu, juga terkait
dengan judul “Sejarah manajemen”, manajemen tidak dirumuskan secara ilmiah hingga akhir abad
ke-18 atau awal abad ke-19 Masehi. Tokoh pertama yang memperkenalkan manajemen secara ilmiah
adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1792-1971). Seorang reformis dan
industrialis dari Inggris, Owen termasuk orang pertama yang mencanangkan perlunya sumber daya
manusia dalam organisasi dan kesejahteraan sosial. karyawan. Pada saat yang sama, ahli matematika
Inggris Babbage adalah orang pertama yang berbicara tentang pentingnya efisiensi dalam proses
produksi. Dia percaya akan perlunya pembagian kerja dan penggunaan matematika dalam
penggunaan fasilitas dan bahan produksi secara efisien. Setelah Owen dan Babbage, muncul
pemimpin lain dan perubahan penting dalam cara kerja Revolusi Industri dan cara aktivitas ekonomi
berkembang dari satu negara ke negara lain. Kontribusi mereka seolah membuka mata pengusaha
saat itu tentang bagaimana berbisnis. Setelah itu, berbagai perspektif muncul dalam ilmu manajemen
10
sebagai alat manajemen organisasi bisnis. Di antara perspektif yang muncul adalah kelompok
pertama yang dikenal sebagai:
1) Perspektif Manajemen Klasik
Perspektif ini dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu mereka yang melihat manajemen sebagai
proses ilmiah (scientific management) dan manajemen sebagai kegiatan administrasi (manajemen
administrasi).
• Tim Manajemen Ilmiah

Pada awal abad ke-20, produktivitas menjadi salah satu masalah terbesar organisasi bisnis. Bisnis
sangat berkembang pada saat itu dan modal juga mudah didapat, namun produksi yang dihasilkan
oleh para pekerja, terutama produksi yang memenuhi standar, tidak dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat. Fenomena ini menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja dalam menghasilkan
produk yang dibutuhkan masyarakat sangat rendah. Manajer mencoba mencari cara untuk
meningkatkan produktivitas pekerjaan ini. Ide-ide yang muncul adalah untuk meningkatkan
produktivitas individu pekerja. Ide-ide yang lahir pada periode ini pada gilirannya disebut kelompok
manajemen ilmiah saat ini. Pengaruh kelompok ini adalah Fredrich Winslow Taylor (1856-1915),
Frank Gilberth (1868-1924) dan Lilian Gilberth (1878-1972), kontribusi Taylor termasuk apa yang
disebut studi waktu dan gerakan. atau belajar menetapkan standar kerja berdasarkan perkiraan waktu.
Ide ini menyimpang dari fakta bahwa karyawan di perusahaan bekerja di bawah tingkat yang
sebenarnya mampu mereka lakukan. Berikut ringkasan ide/gambarannya:

• Manajemen Manajerial

Berbeda dengan tim manajemen ilmiah yang percaya bahwa produktivitas organisasi dapat
ditingkatkan dengan meningkatkan produktivitas individu, tim manajemen manajerial melihat bahwa
perubahan produktivitas harus dilaksanakan oleh organisasi sebagai semua. Henry Fayol adalah
tokoh teori manajemen operasi yang dikenal sebagai bapak teori manajemen modern. Dalam
bukunya Administrasi Industri dan Generale (Industri dan Administrasi Umum),

Fayol membagi kegiatan industri menjadi enam kelompok, yaitu teknis, komersial, keuangan,
keamanan, asuransi, akuntansi dan manajemen. Dia merumuskan empat belas prinsip dasar perilaku
administrasi dan organisasi, yaitu:

1) Pembagian kerja
2) Otoritas
3) Disiplin

11
4) Kesatuan komando
5) Kesatuan arah
6) Subordinasi kepentingan individu pada kekuasaan publik. kepentingan
7) Gaji/imbalan
8) Sentralisasi
9) Rantai skala/hierarki
10) Tatanan/perintah
11) Keadilan
12) Kestabilan staf organisasi
13) Manajemen prakarsa

Kesimpulan yang dapat diketahui terhadap Persfektif Manajemen Klasik yaitu Komitmen
kepemimpinan klasik apakah kontribusimya berharga bagi dunia manajemen dan meletakkan dasar
bagi pengembangan teori manajemen selanjutnya. Kontribusi berharga ini meliputi spesialisasi
pekerjaan, studi waktu dan beban kerja, serta penelitian. metode fungsi manajemen, yang secara
singkat diwakili oleh apa yang kita kenal sebagai fungsi manajemen. Prosedur dan birokrasi juga
mengandung kontribusi berharga dari kelompok manajemen klasik ini, namun satu kelemahan dari
perspektif ini adalah mereka kurang memperhatikan perspektif manusia daripada salah satu aspek
pentingnya. Karena aspek manusia dipandang tidak hanya sebagai penghargaan atau faktor
pendorong, tetapi sebagai karakteristik seluruh umat manusia, di mana setiap orang berbeda.

2) Kelompok Perspektif manajemen perilaku

Seperti telah dikemukakan di atas, salah satu kelemahan perspektif manajemen klasik adalah tidak
dimasukkannya faktor manusia sebagai faktor penting dalam manajemen dan organisasi. Dalam
perspektif manajemen klasik, organisasi lebih cenderung dilihat sebagai mesin, dan orang-orang atau
tenaga kerja adalah bahan bakar atau komponen lain yang membuat mesin tetap berjalan sehingga
dapat berfungsi dengan baik. Peran manajemen dalam kelompok manajemen klasik lebih kepada
bagaimana para manajer mampu mengarahkan agar mesin berjalan dengan baik.Berbeda dengan
perspektif manajemen klasik, perspektif manajemen perilaku lebih menekankan pentingnya
memperhatikan perilaku dan kebiasaan manajemen. . Individu orang dalam suatu organisasi dan
pentingnya kepemimpinan dalam hal perubahan perilaku dan kebiasaan manusia yang ada dalam
suatu organisasi agar organisasi dapat berfungsi dengan baik adalah salah satu contoh penerapan
perspektif ini: diciptakan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Western Electric Company di
Hawthorne antara tahun 1927 dan 1932. Penelitian ini dilakukan oleh Elton Mayo. Penelitian ini
12
terdiri dari dua percobaan, yang pertama dilakukan dengan pekerja yang diizinkan memanipulasi
pencahayaan di tempat kerja mereka. Eksperimen lain dilakukan dengan sekelompok karyawan yang
memasang telepon di bank. Dalam dua percobaan tersebut, ditemukan bahwa motivasi dan
menyalakan lampu tidak mempengaruhi produktivitas pekerja, tetapi manajer dan “perlakuan khusus
yang menentukan produktivitas pekerja. Dalam hal ini, perhatian dan persetujuan sosial lebih

3) Kelompok Ketiga: Perspektif Manajemen Kuantitatif

Kelompok ini kuantitatif ketika melakukan penelitian manajemen perspektif manajemen, yaitu
perspektif yang mulai tumbuh dan berkembang setelah Perang Dunia Kedua. Perspektif kelompok
ini mengambil pendekatan matematis untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen sebelumnya.
Pendekatan ini juga diterapkan untuk menentukan jumlah karyawan, menentukan lokasi perusahaan,
gudang dan manajemen gudang. Perspektif ini menekankan penggunaan teknik kuantitatif dalam
semua aktivitas manajemen. Dalam kelompok ini muncul perspektif manajemen ilmiah dan
manajemen operasional, yang dibahas:

 Perspektif Manajemen Sains

Penggunaan istilah ini agak mirip dengan manajemen ilmiah yang telah dijelaskan sebelumnya,
tetapi perlu dicatat perbedaannya adalah, bahwa Perspektif manajemen ilmiah lebih menekankan
penggunaan model matematis untuk semua dalam memecahkan fungsi dan masalah manajemen.
Dapat disimpulkan bahwa perspektif ini mencoba menjelaskan realitas manajemen organisasi
dengan bantuan model.

 Perspektif Manajemen Operasi

Berbeda dengan manajemen perspektif sains pendekatan ini salah satu bentuk aplikasimanajemen
sains yang lebih memfokuskan pada kegiatan tertentu dalam kegiatan secaraoperasional. Membantu
manajemen agar dapat melekukan kegiatan produksi secara lebihefektif dan efisien. Berbagai
pendekatan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan efisiensiterutama pada perusahaan-
perusahaan yang bergerak dalam sector manufaktur, sectorkeuangan, pemasaran dan sumber daya
manusia..

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1) Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah bahwa ada beberapa alasan mengapa
seseorang mempelajari Ilmu Manajemen. Pertama, karena sifat keuniversalitasannya
yang dibutuhkan di semua jenis organisasi dan perusahaan. Kedua, karena realitas
pekerjaan yang membutuhkan keterampilan manajemen dalam mencari pekerjaan atau
membuat lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, mempelajari Ilmu Manajemen dapat
membantu seseorang mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan di dunia kerja
dan meningkatkan peluang sukses dalam karirnya.
2) Teori Manajemen Klasik bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas
tenaga kerja melalui pengembangan prinsip-prinsip manajemen yang lebih baik dan
efektif. Teori ini dikembangkan pada abad ke-18 dan ke-19 sebagai akibat dari revolusi
industri. Teori manajemen klasik dibagi menjadi dua, yaitu teori manajemen ilmiah dan
teori organisasi klasik. Teori manajemen ilmiah dipelopori oleh Frederick W. Taylor,
sedangkan teori organisasi klasik diperkenalkan oleh Henri Fayol dan Max Weber.
Prinsip-prinsip manajemen klasik mencakup pembagian kerja, otoritas dan tanggung
jawab, disiplin, kesatuan komando, kesatuan pengarahan, menomorduakan kepentingan
pribadi, renumerasi personil, sentralisasi, rantai scalar, tata tertib, keadilan, stabilitas
masa jabatan, inisiatif, dan semangat korps. Meskipun teori manajemen klasik masih
banyak digunakan hingga saat ini, namun kritik terhadap pendekatan ini terutama
berkaitan dengan cara pandang yang sangat mekanistik terhadap manusia dan kurang
mempertimbangkan aspek psikologis dan sosial dalam manajemen.
3) Secara umum, Manajemen Fungsional dan Operasional adalah dua konsep penting
dalam Ilmu Manajemen Bisnis yang bertujuan untuk mengelola sumber daya dan
kegiatan bisnis organisasi dengan efektif dan efisien. Manajemen fungsional
menekankan pada pengelolaan departemen atau fungsi organisasi secara terpisah dan
bertanggung jawab untuk melakukan koordinasi dengan departemen lain untuk
mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan, sementara manajemen operasional

14
berfokus pada pengelolaan kegiatan operasional sehari-hari di seluruh organisasi.
Manajemen fungsional memiliki fungsi-fungsi penting seperti perencanaan atau
planning, pengorganisasian atau organizing, pengimplementasian atau actuating, dan
pengawasan atau controlling. Sedangkan manajemen operasional berfokus pada
pengelolaan kegiatan rutin seperti produksi, distribusi, pengadaan, dan pengiriman.
Dalam praktiknya, kedua konsep manajemen ini sering digabungkan untuk mencapai
tujuan organisasi secara keseluruhan. Manajemen fungsional membantu organisasi
dalam mengelola sumber daya dan operasi di setiap departemen dan manajemen
operasional membantu organisasi dalam mengelola kegiatan sehari-hari secara efisien
dan efektif. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang kedua konsep ini dapat
membantu para manajer dalam mengelola organisasi mereka dengan lebih efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan.
4) Dalam praktik Ilmu Manajemen sudah digunakan sejak zaman kuno, seperti pada
pembangunan piramida Mesir dan kegiatan perdagangan di Venesia, Italia. Pada abad
ke-18, dengan munculnya revolusi industri, manajemen menjadi semakin penting dalam
memimpin pabrik-pabrik besar. Pada abad ke-19 dan ke-20, teori-teori manajemen
bermunculan dan semakin berkembang, seperti teori klasik, perilaku, kuantitatif, dan
kontemporer. Saat ini, dengan lingkungan bisnis yang semakin kompleks dan berubah
dengan cepat, ilmu manajemen terus berkembang dan beradaptasi dengan teknologi
seperti big data, kecerdasan buatan, dan blockchain.
5) Dalam sejarah manajemen, manajemen tidak dirumuskan secara ilmiah hingga akhir
abad ke-18 atau awal abad ke-19 Masehi. Robert Owen dan Charles Babbage adalah
tokoh pertama yang memperkenalkan manajemen secara ilmiah. Setelah itu, muncul
pemimpin lain dan perubahan penting dalam cara kerja Revolusi Industri dan cara
aktivitas ekonomi berkembang dari satu negara ke negara lain. Dalam ilmu manajemen,
ada berbagai perspektif yang muncul, salah satunya adalah Perspektif Manajemen
Klasik. Perspektif ini dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu mereka yang melihat
manajemen sebagai proses ilmiah (scientific management) dan manajemen sebagai
kegiatan administrasi (manajemen administrasi).
Kelompok pertama, yaitu Tim Manajemen Ilmiah, mencoba meningkatkan
produktivitas individu pekerja melalui studi waktu dan gerakan. Ide-ide yang lahir pada
15
periode ini pada gilirannya disebut kelompok manajemen ilmiah saat ini, dan pengaruh
kelompok ini adalah Fredrich Winslow Taylor, Frank Gilberth, dan Lilian Gilberth.
Kelompok kedua, yaitu Manajemen Manajerial, melihat bahwa perubahan produktivitas
harus dilaksanakan oleh organisasi sebagai semua. Henry Fayol adalah tokoh teori
manajemen operasi yang dikenal sebagai bapak teori manajemen modern. Dia membagi
kegiatan industri menjadi enam kelompok dan merumuskan empat belas prinsip dasar
perilaku administrasi dan organisasi.
Kelompok ketiga dalam perspektif manajemen adalah kelompok yang menerapkan
pendekatan matematis dalam memecahkan masalah manajemen. Mereka menekankan
penggunaan teknik kuantitatif dalam semua aktivitas manajemen, seperti menentukan
jumlah karyawan, menentukan lokasi perusahaan, gudang, dan manajemen gudang.
Dalam kelompok ini, terdapat dua perspektif, yaitu Perspektif Manajemen Sains dan
Perspektif Manajemen Operasi. Perspektif Manajemen Sains menggunakan model
matematis untuk memecahkan masalah manajemen, sedangkan Perspektif Manajemen
Operasi fokus pada efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional perusahaan. Berbagai
pendekatan yang digunakan oleh kelompok ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan
efisiensi terutama pada perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam sektor manufaktur,
sektor keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia.

3.2 Saran

Dari uraian di atas dengan judul pembahasan “Teori, Konsep, dan Perkembangan Ilmu
Manajemen”, terdapat beberapa saran yang dapat penulis berikan. Berikut adalah beberapa
saran yang dapat diimplementasikan:
1) Menerapkan Pendekatan Interdisipliner
Manajemen adalah bidang yang sangat kompleks dan berkaitan erat dengan berbagai
disiplin ilmu seperti psikologi, ekonomi, sosiologi, dan lainnya. Oleh karena itu,
pendekatan interdisipliner dapat membantu mengatasi masalah manajemen secara lebih
komprehensif dan menghasilkan pemikiran yang lebih inovatif. Dalam perkembangan
ilmu manajemen, disarankan agar para akademisi dan praktisi mengintegrasikan konsep
dan teori dari berbagai disiplin ilmu untuk menghasilkan pemahaman yang lebih
holistik dan aplikatif dalam praktek.
16
2) Meningkatkan Penelitian dan Pengembangan Inovasi
Manajemen berkaitan erat dengan inovasi dalam berbagai bidang seperti teknologi,
strategi, dan model bisnis. Oleh karena itu, disarankan agar penelitian dan
pengembangan inovasi menjadi prioritas dalam perkembangan ilmu manajemen. Para
akademisi dan praktisi harus bekerja sama untuk menghasilkan inovasi yang dapat
membantu meningkatkan kinerja organisasi, mengatasi tantangan, dan menciptakan
nilai tambah bagi pelanggan.
3) Meningkatkan Kolaborasi antara Akademisi dan Praktisi
Perkembangan ilmu manajemen harus didasarkan pada kolaborasi antara akademisi dan
praktisi. Akademisi dapat menyediakan pengetahuan teoretis dan metodologi penelitian,
sedangkan praktisi dapat memberikan wawasan praktis dan pengalaman di lapangan.
Dengan demikian, kolaborasi antara akademisi dan praktisi dapat membantu
menghasilkan pemikiran yang lebih komprehensif dan aplikatif dalam praktek.
4) Memperhatikan Aspek Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Manajemen juga berkaitan dengan aspek etika dan tanggung jawab sosial. Oleh karena
itu, disarankan agar perkembangan ilmu manajemen memperhatikan aspek etika dan
tanggung jawab sosial sebagai nilai yang penting dalam praktek manajemen. Para
akademisi dan praktisi harus memperkuat pengembangan nilai-nilai tersebut dan
melibatkan organisasi dalam upaya pengembangan praktik manajemen yang lebih
bertanggung jawab

17
DAFTAR PUSTAKA

Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen. (2020, July 26). SEJARAH MANAJEMEN.


Hmjmanajemen.Unimus.Ac.Id.

Ikang Pratama. (2017, December 26). Perkembangan Teori Manajemen. Caridokumen.Com.

M. Andi Setiawan. (2012, November 17). Manajemen Klasik. Andiysetiawan.Blogspot.Com.

pricillaribka02. (2019, February 19). TIGA KELOMPOK PEMIKIRAN DALAM ILMU MANAJEMEN.
Coursehero.Com.

RAAF SYAMJANI. (2013, April 25). Makalah Tentang Perkenalan dengan Konsep Manajemen.
Raafsyamjani.Wordpress.Com.

Robbins, Stephen P.; Coulter, Mary. 2018. Management. Pearson Education (RC)

18

Anda mungkin juga menyukai