Anda di halaman 1dari 52

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA
---------------------

RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 191/PHPU.D-VIII/2010
PERKARA NOMOR 192/PHPU.D-VIII/2010
PERKARA NOMOR 193/PHPU.D-VIII/2010
PERKARA NOMOR 194/PHPU.D-VIII/2010

PERIHAL
PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN
UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA
DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA,
KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA, DAN
KABUPATEN MINAHASA SELATAN

ACARA
PENGUCAPAN PUTUSAN

JAKARTA

KAMIS, 18 NOVEMBER 2010


MAHKAMAH KONSTITUSI
REPUBLIK INDONESIA
--------------
RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 191/PHPU.D-VIII/2010
PERKARA NOMOR 192/PHPU.D-VIII/2010
PERKARA NOMOR 193/PHPU.D-VIII/2010
PERKARA NOMOR 194/PHPU.D-VIII/2010

PERIHAL

Permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten
Konawe Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Minahasa Selatan

PEMOHON

- H. Abdul Hamid Basir dan H. Thamrin Pawani (Perkara Nomor 191/PHPU.D-VIII/2010)


- Mustari dan H. Muh. Nur Sinapoy (Perkara Nomor 191/PHPU.D-VIII/2010)
- Apoda dan Kahar (Perkara Nomor 191/PHPU.D-VIII/2010)
- H. Herry Asiku dan Andhy Beddu (Perkara Nomor 191/PHPU.D-VIII/2010)
- H. Herry Hermansyah Silondae dan Andi Syamsul Bahri (Perkara Nomor 191/PHPU.D-VIII/2010)
- Slamet Riadi dan H. Rudin Lahadi (Perkara Nomor 191/PHPU.D-VIII/2010)
- Gabriel Manek dan Simon Feka (Perkara Nomor 192-193/PHPU.D-VIII/2010)
- Yohanes Usfunan dan Nikolaus Suni (Perkara Nomor 192-193/PHPU.D-VIII/2010)
- Asiano Gamy Kawatu dan Felly Estelita Runtuwene (Perkara Nomor 194/PHPU.D-VIII/2010)

TERMOHON

KPU Kabupaten Konawe Utara, KPU Kabupaten Timor Tengah Utara dan KPU Kabupaten Minahasa
Selatan.

ACARA

Pengucapan Putusan

Kamis, 18 November 2010 Pukul 14.15–16.15 WIB


Ruang Sidang Pleno Gedung Mahkamah Konstitusi RI,
Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Moh. Mahfud MD. (Ketua)


2) Achmad Sodiki (Anggota)
3) M. Akil Mochtar (Anggota)
4) Hamdan Zoelva (Anggota)
5) Muhammad Alim (Anggota)
6) M. Arsyad Sanusi (Anggota)
7) Ahmad Fadlil Sumadi (Anggota)
8) Maria Farida Indrati (Anggota)

Luthfi Widagdo Eddyono Panitera Pengganti


Saiful Anwar Panitera Pengganti
Sunardi Panitera Pengganti

1
Pihak yang Hadir:

Pemohon Perkara 194/PHPU.D-VIII/2010:

- Asiano Gamy Kawatu


- Felly Estelita Runtuwene

Kuasa Hukum Pemohon Perkara 191/PHPU.D-VIII/2010:

- Ade Yuliawan
- M. Fardian Said
- Darul Paseng

Kuasa Hukum Pemohon Perkara 192/PHPU.D-VIII/2010:

- Sattu Pali
- Adrianus Magnus Kobesi

Kuasa Hukum Pemohon Perkara 193/PHPU.D-VIII/2010:

- Samsudin
- Bonifasius Gunung
- Ardim Palempo

Kuasa Hukum Pemohon Perkara 194/PHPU.D-VIII/2010:

- Hendrik R. E. Assa
- Weddy F. Ratag

Termohon Perkara 191/PHPU.D-VIII/2010:

- Indra Supriyadi (Ketua)

Kuasa Hukum Termohon Perkara 191/PHPU.D-VIII/2010:

- Safarullah

Kuasa Hukum Termohon Perkara 192-193/PHPU.D-VIII/2010:

- Sirra Prayuna
- Ali Antonius
- Zein Smith
- Budi Iskandar

2
Kuasa Hukum Termohon Perkara 194/PHPU.D-VIII/2010:

- Bobby Selang
- Dance Kaligis
- Decroly Raintama

Kuasa Hukum Pihak Terkait 191/PHPU.D-VIII/2010:

- Utomo Karim
- Damrah M

Kuasa Hukum Pihak Terkait 192-193/PHPU.D-VIII/2010:

- Diansor Lubis
- Ferdinandus Tahomatain
- Tanda Perdamaian Nasution

Kuasa Hukum Pihak Terkait 194/PHPU.D-VIII/2010:

- Linda Sugianto
- Christiani Paruntu
- Sonny Frans Tandayu

3
SIDANG DIBUKA PUKUL 14.15 WIB

1. KETUA: MOH. MAHFUD MD

Sidang Mahkamah Konstitusi untuk pengucapan putusan Perkara


sengketa Pemilukada No.191, 192, 193 dan 194 dinyatakan di buka dan
terbuka untuk umum.

KETUK PALU 3X

Silakan Perkara nomor 191, perkenalkan dulu yang hadir.

2. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 191/PHPU.D-


VIII/2010: M. FARDIAN SAID

Terima kasih, Yang Mulia. Kami selaku Kuasa Hukum dari Konawe
Utara. Pemohon dari MSSN Law firm. Saya sendiri M. Fardian Said, S.H.
sebelah kiri rekan Ade Yuliawan, S.H. dan sebelah kanan saya rekan Darul
Paseng, S.H. Terima kasih, Yang Mulia.

3. KETUA: MOH. MAHFUD MD

192.

4. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 192/PHPU.D-


VIII/2010: SATTU PALI

Terima kasih, Yang Mulia. Kami Kuasa Hukum dari Perkara 192. Saya
sendiri namanya Sattu Pali, S.H. dan di sebelah kanan saya Magnus, S.H.
Terima kasih, Yang Mulia.

5. KETUA: MOH. MAHFUD MD

193.

6. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 193/PHPU.D-


VIII/2010: BONIFASIUS GUNUNG

Hukum dari Perkara 193, di sebelah kiri saya Samsudin, saya sendiri
Bonifasius Gunung, dan di sebelah kanan saya MM. Ardim Palempo, S.H.
terima kasih.

4
7. KETUA: MOH. MAHFUD MD

Nomor 194.

8. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 194/PHPU.D-


VIII/2010: HENDRIK R. E. ASSA

Terima kasih Majelis kami dari Perkara 194 selaku Kuasa Hukum dari
Kabupaten Minahasa Selatan saya sendiri Hendrik R.E. Assa, di sebelah kanan
saya Weddy F. Ratag, S.H. dan ada Prinsipal kami Saudara Asiano Gamy
Kawatu dan Ibu Estelita Runtuwene. Terima kasih.

9. KETUA: MOH. MAHFUD MD

Baik Termohon 191.

10. KUASA HUKUM TERMOHON PERKARA NOMOR 191/PHPU.D-


VIII/2010: SAFARULLAH

Terima kasih Yang Mulia. Kami Kuasa Hukum dari Perkara 191 sebagai
Termohon KPU Kabupaten Konawe Utara Safarullah, S.H. bersama Ketua KPU
Kabupaten Konawe Utara Indra Supriyadi. Terima kasih.

11. KETUA: MOH. MAHFUD MD

192 dan 193.

12. KUASA HUKUM TERMOHON PERKARA NOMOR 192, 193/PHPU.D-


VIII/2010: SIRRA PRAYUNA

Terima kasih Yang Mulia. saya Kuasa Hukum Pihak Termohon 192, 193
Sirra Prayuna, Zein Smith, Ali Antonio dan Budi Iskandar, Terima kasih.

13. KETUA: MOH. MAHFUD MD

194.

14. KUASA HUKUM TERMOHON PERKARA NOMOR 194/PHPU.D-


VIII/2010: DECROLY RAINTAMA

Terima kasih Yang Mulia kami Kuasa Hukum dari KPU Kabupaten
Minahasa Selatan. Saya Bobi Selang dan 2 orang Kuasa Hukum yaitu Decroly
Raintama dan Dance Kaligis dilengkapi dengan Prinsipal kami lengkap. Terima
kasih.

5
15. KETUA: MOH. MAHFUD MD

Pihak Terkait 191 hadir?

16. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 191/PHPU.D-


VIII/2010: UTOMO KARIM

Ya baik terima kasih Yang Mulia. kami Kuasa Hukum dari DPP Partai
Demokrat PHPUD nomor 191 saya sendiri Utomo Karim dan sebelah saya
Damrah Mamang, S.H.

17. KETUA: MOH. MAHFUD MD

192 dan 193.

18. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 192, 193/PHPU.D-


VIII/2010: TANDA PERDAMAIAN NASUTION

Terima kasih Yang Mulia. kami Kuasa Hukum dari Pihak Terkait Perkara
192 dan 193 yang hadir pada hari ini Saudara Diansor Lubis, S.H.,
Ferdinandus Tahomatain dan saya sendiri Tanda Perdamian Nasution. Terima
kasih Yang Mulia.

19. KETUA: MOH. MAHFUD MD

194.

20. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR 194/PHPU.D-


VIII/2010: LINDA SUGIANTO

Terima kasih Yang Mulia saya Linda Sugianto dari pengurus pusat
Bakumham Partai Golkar selaku Kuasa Pihak Terkait. Pada hari ini Prinsipal
kami juga hadir, calon bupati dan wakil bupati terpilih, Cristiani Egunia
Paruntu dan Drs. Sonny Frans Tandayu, terima kasih.

21. KETUA: MOH. MAHFUD MD

Ya, baik Saudara ini akan dibacakan lebih dulu adalah nomor 192 dan
193 karena Pemilukadanya 1..., Pemohonnya itu yang mengajukan ke beratan
ke sini 2. jadi 2 Perkara 192 dan 193 yaitu Kabupaten Timor Tengah Utara.
Saya ingatkan bahwa putusan ini baru saja diselesaikan ya. jadi tadi malam itu
banyak SMS beredar katanya Hakim sudah dikirimi uang sekian. Nanti kalau
sudah di putusin ternyata kalah itu yah lapor kepada Hakimnya Pak Hakimnya
kok tetap kalah sudah dikirimi uang gitu yah. Kalau yang kalah, kalau yang
menang Pak tadi kan putusannya baru tadi, kenapa tadi malam terima uang
misalnya, minta saja atau lapor ke KPK ya ini fitnah-fitnah seperti ini

6
berseliuran sejak 25 Oktober. Itu hampir tiap hari setiap ada perkara yang
kalah itu selalu menuduh macam-macam. Padahal enggak pernah bisa
menunjukan indikasinya ke siapa-ke siapa begitu. Baik.

PUTUSAN
Nomor 192/PHPU.D-VIII/2010
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA
[1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi
pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara
Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun 2010, yang diajukan oleh:
[1.2] 1. Nama : Drs. Gabriel Manek, M.si.;
Umur : 57 Tahun;
Agama : Katholik
Alamat : Leob RT. 01 RW. 01 Kelurahan Benpasi,
Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor
Tengah Utara;
2. Nama : Simon Feka, SE.;
Umur : 44 Tahun;
Agama : Katholik;
Alamat : Bantasi RT 18, RW 06, Kelurahan Kefa Selatan,
Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor
Tengah Utara ;

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Timur Tengah Utara dalam
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Timor Tengah
Utara Tahun 2010, Nomor Urut 2;
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 21 Oktober 2010, memberi
kuasa kepada Rudi Alfonso, SH., Heru Widodo, SH., M.Hum., Daniel Tonapa
Masiku, SH., Adrianus Magnus Kobesi, SH., Sattu Pali, SH., Totok
Prasetiyanto, SH., Dimas Pradana, SH., dan Agustinus Tulasi, SH.,
kesemuanya Advokat dan Konsultan Hukum pada ND Partnership,
Advocates, and Legal Consultants, beralamat kantor di Gedung Palma One
5th Floor Suite 502, Jalan HR. Rasuna Said Kav. X-2 Nomor 4, Jakarta 12950,
bertindak untuk dan atas nama Pemohon;
Selanjutnya disebut sebagai --------------------------------------------Pemohon;

Terhadap:

[1.3] Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Timor Tengah Utara,


berkedudukan di Jalan Basuki Rachmat, Kefamenanu, Timor Tengah Utara,
Provinsi Nusa Tenggara Timur;
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten
Timor Tengah Utara tanggal 29 Oktober 2010, memberi kuasa hukum

7
kepada Sirra Prayuna, SH., Burhanudin, SH., Zen Smith, SH., dan Budi
Rahmat Iskandar, SH., kesemuanya Advokat dan Konsultan Hukum pada
Kantor Hukum SIRRA PRAYUNA & ASSOCIATES, beralamat kantor di Jalan
Raya Pasar Minggu Nomor 29, Pancoran, Jakarta Selatan 12780, dan
berdasarkan Surat Kuasa Khusus Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten
Timor Tengah Utara tanggal 1 November 2010, memberi kuasa kepada Ali
Antonius, SH., MH., Advokat, beralamat kantor di Jalan Rantai Damai II,
Nomor 2, Oebufu Kupang, bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa;
Selanjutnya disebut sebagai -------------------------------------------Termohon;

[1.4] 1. Nama : Raymundus Sau Fernandes


, S.Pt.;
Tempat dan tanggal lahir : Bijeli, 31 Agustus 1972;
Agama : Katholik;
Alamat : Jalan Sudirman, Kelurahan
Benpasi, Kefamenanu,
Kabupaten Timor Tengah
Utara;
2. Nama : Aloysius Kobes, S.Sos;
Tempat dan tanggal lahir : Oepaha, 31 Desember 1960;
Agama : Katholik;
Alamat : Jalan Sisingamangaraja,
Kelurahan Benpasi,
Kefamenanu, Kabupaten Timor
Tengah Utara;

Pasangan Calon Bupati dan dan Wakil Bupati Timor Tengah Utara
Terpilih dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun 2010, Nomor Urut 4;
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 08/BBHA-DPP/SK-MK/XI/2010,
tanggal 1 November 2010 memberi kuasa kepada Diarson Lubis, SH., Tanda
Perdamaian Nasution, SH., dan Ferdinandus Tahu Maktaen, SH., semuanya
adalah Advokat yang tergabung dalam BADAN BANTUAN HUKUM & ADVOKASI
DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN,
beralamat Kantor di Jalan Lenteng Agung Nomor 99, Jakarta Selatan,
bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa;
Selanjutnya disebut sebagai ------------------------------------------Pihak Terkait;
[1.5] Membaca permohonan dari Pemohon;
Mendengar keterangan dari Pemohon;
Mendengar keterangan dan membaca Jawaban Tertulis dari
Termohon;
Mendengar keterangan dan membaca Keterangan Tertulis dari Pihak
Terkait;
Mendengar keterangan dan membaca Keterangan Tertulis Panwaslu
Kabupaten Timor Tengah Utara;
Memeriksa bukti-bukti dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait;

8
Mendengar keterangan saksi-saksi dari Pemohon, Termohon dan
Pihak Terkait;
Membaca kesimpulan tertulis dari Pemohon, Termohon, dan Pihak
Terkait;
Selanjutnya Nomor 193 saya baca sekaligus.

PUTUSAN
Nomor 193/PHPU.D-VIII/2010
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA
[1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi
pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara
Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun 2010, yang diajukan oleh:
[1.2] 1. Nama : Prof. Dr. Yohanes Usfunan,
SH., MH.;
Tempat, dan Tanggal Lahir : Kafamenanu, 26 November
1955;
Agama : Katholik
Alamat : Jalan Eltari Kefamenanu Nusa
Tenggara Timur;
2. Nama : Drs. Nikolaus Suni, MT;
Tempat, dan Tanggal Lahir : Buk, 21 Oktober 1956;
Agama : Katholik;
Alamat : Jalan Benpasi Kafamenanu Nusa
Tenggara Timur ;
Pasangan Calon Bupati dan dan Wakil Bupati Timor Tengah Utara
dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Timor
Tengah Utara Tahun 2010, Nomor Urut 5;
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 21 Oktober 2010 dan Surat
Kuasa Khusus Nomor 027/DPD PD-Tim Advokasi/XI/10, tanggal 5 November
2010, memberi kuasa kepada:
a. Misbahuddin Gasma SH., Samsul Huda, SH., Dorel Almir, SH., M.Kn.,
Nasrullah Abdullah, SH., Andi Alvian Pawawo, SH., Bonifasius Gunung, SH.,
Samsudin, SH., dan Mona Bidayati, SH., kesemuanya Advokat dan
Konsultan Hukum pada ALFONSO & PARTNERS, beralamat kantor di
Gedung Palma One 5th Floor, Suite 502 Jalan HR. Rasuna Said Kav. X-2
Nomor 4, Jakarta 12950;
b. Denny Kailimang, SH., MH., Yandri Sudarso, SH., MH., Tumbur
Simanjuntak, SH., Samsudin Arwan, SH., Rachmat Basuki, SH., Didit
Sumarno, SH., Misbahuddin Gasma, SH., Samsudin, SH., Bonifasius
Gunung, SH., Drs. M. Utomo A Karim Tayib, SH., Petrus Bala Pattyona,
SH., MH., Anisda Nasution, SH., S. Yanti Nurdin, SH., MH., MM Ardy
Mbalembout, SH., Bastian Noor Pribadi, SH., Dorel Almir, SH., dan Andi
Alvian Pawawo, SH., para Advokat dan Asisten Advokat dari Tim Advokasi
Dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, beralamat kantor di Menara

9
Kuningan Lantai 2/J & K, Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-7 Kav. 5, Jakarta
12940;
bertindak untuk dan atas nama Pemohon;
Selanjutnya disebut sebagai -------------------------------------------Pemohon;

Terhadap:

[1.3] Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Timor Tengah Utara,


berkedudukan di Jalan Basuki Rachmat, Kefamenanu, Timor Tengah Utara,
Provinsi Nusa Tenggara Timur;
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten
Timor Tengah Utara tanggal 29 Oktober 2010, memberi kuasa kepada Sirra
Prayuna, SH., Burhanudin, SH., Zen Smith, SH., dan Budi Rahmat Iskandar,
SH., kesemuanya Advokat dan Konsultan Hukum pada Kantor Hukum
SIRRA PRAYUNA & ASSOCIATES, beralamat kantor di Jalan Raya Pasar
Minggu Nomor 29, Pancoran, Jakarta Selatan 12780, bertindak untuk dan
atas nama pemberi kuasa;
Selanjutnya disebut sebagai -------------------------------------------Termohon;

[1.4] 1. Nama : Raymundus Sau


Fernandes, S.Pt.;
Tempat dan tanggal lahir : Bijeli, 31 Agustus 1972;
Agama : Katholik;
Alamat : Jalan Sudirman, Kelurahan
Benpasi, Kefamenanu,
Kabupaten Timor Tengah
Utara;
2. Nama : Aloysius Kobes, S.Sos;
Tempat dan tanggal lahir : Oepaha, 31 Desember 1960;
Agama : Katholik;
Alamat : Jalan Sisingamangaraja,
Kelurahan Benpasi,
Kefamenanu, Kabupaten Timor
Tengah Utara;

Pasangan Calon Bupati dan dan Wakil Bupati Timor Tengah Utara
Terpilih dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun 2010, Nomor Urut 4;
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 09/BBHA-DPP/SK-MK/XI/2010,
tanggal 1 November 2010 memberi kuasa kepada Diarson Lubis, SH., Tanda
Perdamaian Nasution, SH., dan Ferdinandus Tahu Maktaen, SH., semuanya
adalah Advokat yang tergabung dalam BADAN BANTUAN HUKUM & ADVOKASI
DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN,
beralamat Kantor di Jalan Lenteng Agung Nomor 99, Jakarta Selatan,
bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa;
Selanjutnya disebut sebagai ------------------------------------------Pihak Terkait;

10
[1.5] Membaca permohonan dari Pemohon;
Mendengar keterangan dari Pemohon;
Mendengar keterangan dan membaca Jawaban Tertulis dari
Termohon;
Mendengar keterangan dan membaca Keterangan Tertulis dari Pihak
Terkait;
Mendengar keterangan dan membaca Keterangan Tertulis Panwaslu
Kabupaten Timor Tengah Utara;
Memeriksa bukti-bukti dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait;
Mendengar keterangan saksi-saksi dari Pemohon, Termohon dan
Pihak Terkait;
Membaca kesimpulan tertulis dari Pemohon, Termohon, dan Pihak
Terkait;

22. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Pendapat Mahkamah
Dalam Eksepsi
[3.12] Menimbang bahwa terhadap permohonan Pemohon, Termohon dalam
jawabannya telah mengajukan eksepsi yang pada pokoknya menyatakan
bahwa permohonan para Pemohon kabur. Terhadap eksepsi Termohon
tersebut, Mahkamah berpendapat bahwa eksepsi Termohon sangat berkaitan
erat dengan pokok permohonan, sehingga eksepsi dimaksud akan
dipertimbangkan bersama pokok permohonan:
Pokok Permohonan
[3.13] Menimbang bahwa oleh karena perkara ini terdiri dari dua
perkara dengan objek yang sama tetapi dengan registrasi yang berbeda,
maka pertimbangan hukum dalam perkara ini tetap dikaitkan dengan fakta-
fakta dan pertimbangan hukum dalam perkara yang lainnya yaitu Perkara
Nomor 193/PHPU.D-VIII/2010;
[3.14] Menimbang bahwa Pemohon mendalilkan, adanya perbedaan
antara hasil perolehan suara pada Formulir C-2 Plano dengan data yang
tertuang dalam Formulir C-1 KWK, dan fakta ini telah berkorelasi dengan
adanya pembukaan kotak suara yang dilakukan Termohon pada tanggal 25
Oktober 2010 dengan dalih atas permintaan Mahkamah Konstitusi. Menurut
Pemohon perolehan suara Pemohon jika mengacu kepada Formulir C-2
Plano perolehan suara Pemohon adalah sebanyak 41.741 (35.38 %)
sedangkan perolehan suara Pihak Terkait sebanyak 40.697 (34.49%) dan
seharusnya yang ditetapkan sebagai pemenang oleh Termohon dalam
Pemilukada Kabupaten Timor Tengah Utara adalah Pemohon. Untuk
memperkuat dalilnya Pemohon mengajukan Bukti P-4 berupa Pernyataan
Keberatan Saksi dan Kejadian Khusus Yang Berhubungan Dengan Rekapitulasi
Penghitungan Suara, dan menghadirkan saksi Yohanes Tnesi yang pada
pokoknya menerangkan adanya perbedaan hasil rekapitulasi penghitungan
suara yang dimiliki oleh Termohon dengan yang dimiliki oleh saksi;
Bahwa terhadap dalil Pemohon tersebut Termohon membantah dan

11
menyatakan bahwa berdasarkan rapat pleno KPU Kabupaten Timor Tengah
Utara pada tanggal 19 Oktober 2010 yang dihadiri oleh Muspida Kabupaten
Timor Tengah Utara, Panwaslukada dan saksi-saksi pasangan calon, telah
menghasilkan hasil rekapitulasi penghitungan suara sebagai berikut :
Bahwa Berita Acara Hasil Rekapitulasi Penghitungan suara tersebut
dituangkan dalam Formulir DB.KWK berikut lampirannya yang ditandatangani
oleh Ketua dan Anggota KPU Kabupaten Timor Tengah Utara serta
ditandatangani oleh saksi Pasangan Calon. Rekapitulasi penghitungan suara
tersebut merupakan akumulasi dari perolehan suara dari seluruh TPS di setiap
PPK di wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara, dan penetapan Pemenang
Pemilukada Kabupaten Timor Tengah Utara oleh Termohon telah sah dan
benar sesuai dengan prosedur pentahapan Pemilukada di Kabupaten Timor
Tengah Utara. Untuk mendukung dalil bantahannya Termohon mengajukan
bukti tertulis Bukti T-1 berupa Daftar Hadir Pleno KPU Kabupaten Timor
Tengah Utara, Bukti T-2 berupa Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Suara Pilkada Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun 2010 di Kabupaten
(Model DB-KWK, Model DB1-KWK.KPU, Lampiran Model DB 1-KWK,KPU) ,
Bukti T.3-1 sampai dengan Bukti T.3-460 berupa Berita Acara Pemungutan
Suara dan Penghitungan Suara Pilkada Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun
2010 di Tempat Pemungutan Suara (Model C-KWK-KPU, Model C1-KWK-KPU,
dan Lampiran Model C1-KWK-KPU diseluruh TPS se-Kabupaten Timor Tengah
Utara;
Bahwa setelah Mahkamah meneliti dan memeriksa dengan seksama
bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon dan Termohon, Mahkamah telah
menemukan fakta bahwa perolehan suara untuk Pemohon adalah sebanyak
41.216 suara sedangkan perolehan suara Pihak Terkait adalah sebanyak
42.709 suara, bukan seperti yang didalilkan oleh Pemohon;
Terkait dengan pembukaan kotak suara yang dilakukan oleh Termohon
pada tanggal 25 Oktober 2010 dengan dalil atas perintah Mahkamah
Konstitusi, Termohon menjelaskan bahwa pada tanggal 25 Oktober 2010,
setelah Termohon mendapat kabar ada yang mengajukan permohonan
keberatan atau gugatan atas hasil rekapitulasi penghitungan suara Pilkada
Kabupaten Timor Tengah Utara ke Mahkamah Konstitusi, maka Termohon
mengadakan rapat pleno untuk mempersiapkan dokumen, rapat pleno
tersebut menghasilkan kesepakatan untuk mengambil Formulir C-2 Besar dan
C-6 guna keperluan sidang di Mahkamah Konstitusi. Pengambilan dokumen
tersebut dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2010 dan dituangkan dalam
Berita Acara Pleno Pembukaan Kotak Suara Dalam Rangka mengambil C2
Besar dan C6, tanggal 28 Oktober 2010 (vide Bukti T-10);
Bahwa setelah Mahkamah mencermati dan mempersandingkan bukti-
bukti yang diajukan oleh Pemohon dan Termohon, Mahkamah menilai tidak
menemukan adanya perubahan perolehan suara terhadap masing-masing
pasangan calon, sehingga pembukaan kotak sura yang dilakukan oleh
Termohon tidak mempengaruhi perolehan suara masing-masing pasang
calon. Dengan demikian menurut Mahkamah dalil Pemohon tidak terbukti
dan tidak beralasan hukum.

12
[3.15] Menimbang bahwa Pemohon mendalilkan dalam
penyelenggaraan Pemilukada Kabupaten Timor Tengah Utara telah terjadi
pelanggaran yang bersifat terstruktur, sistematis dan masif yang melibatkan
Termohon dan Gubernur Nusa Tenggara Timur beserta pejabat-pejabat
Pemerintahan Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk memenangkan Pihak
Terkait dengan cara memanfaatkan kunjungan kerja ke kelurahan-kelurahan
atau ke desa-desa yang dibiayai oleh dana APBD. Untuk memperkuat dalilnya
Pemohon mengajukan Bukti P-11 dan Bukti P-12 masing-masing beruapa
kliping harian Timor Ekspress dari Selasa Tanggal 14 September 2010
mengenai keterlibatan Gubernur Nusa Tenggara Timur dalam memenangkan
Pasangan Calon Nomor 4 (DUBES) dengan cara memanfaatkan kunjungan
kerja yang dibiayai dana APBD dan kliping harian Timor Ekpress hari Sabtu
tanggal 18 September 2010 dengan judul “ Gubernur Kampanye di
Oesenattu?, serta menghadirkan saksi Simon Mali, Marselinus Berek, Blasius
Kuabib,dan Falentinus Manek, yang pada pokoknya menerangkan bahwa
Gubernur Nusa Tenggara Timur datang mengadakan kunjungan ke desa saksi
dan menghimbau warga untuk memilih Pihak Terkait (keterangan
selengkapnya pada Bagian Duduk Perkara).
Bahwa terhadap dalil Pemohon tersebut, Pihak Terkait membantah dan
menyatakan bahwa dalil Pemohon menyesatkan serta mengada-mengada,
karena yang benar adalah Gubernur Nusa Tenggara Timur, Drs. Frans Lebu
Raya, pada tanggal 10 September 2010 melakukan kunjungan kerja ke
Kelurahan Oesena, Kecamatan Miomaffo Timur untuk meresmikan rumah
adat suku Sakunab. Tanggal 11 September 2010 Gubernur melakukan
kunjungan kerja ke Sufa Desa Tautpah, Kecamatan Biboki Selatan, Desa
Sapaen, Kecamatan Biboki Utara, dan pada tanggal 11 September 2010,
Gubernur Nusa Tenggara Timur juga melakukan kunjungan ke Desa Pantae,
Kecamatan Biboki Selatan untuk mengucapkan terima kasih kepada
masyarakat Desa Pantae yang telah memberikan dukungan kepada dirinya
pada saat Pemilukada Gubernur tahun 2008 dan mengharapkan doa dan
dukungan agar dapat menjalankan tugas dengan baik selaku Gubernur, dan
dalam kunjungan kerja tersebut Gubernur tidak pernah melakukan kampanye
untuk memilih Pihak Terkait, seperti yang didalilkan Pemohon. Untuk
mendukung dalil bantahannya, Pihak Terkait menghadirkan saksi, Drs. Yos
Mamulak, Drs. Willemus Foni, dan Thomas Lelan yang pada pokoknya
menerangkan bahwa dalam kunjungan kerja Gubernur Nusa Tenggara Timur
ke desa-desa tersebut tidak pernah menghimbau warga untuk memilih Pihak
Terkait (keterangan selengkapnya ada dalam Bagian Duduk Perkara);
Berdasarkan fakta tersebut, menurut Mahkamah benar Gubernur Nusa
Tenggara Timur telah melakukan perjalanan dinas ke Kelurahan Oesena,
Desa Tautpah, Desa Sapaen, dan Desa Pantae, pada tanggal 10 September
2010, dan tanggal 11 September 2010 bersama para stafnya, akan tetapi
perjalanan dinas tersebut tidak cukup dianggap sebagai pelanggaran yang
bersifat terstruktur, sistematis dan masif yang mempengaruhi peringkat
perolehan suara pasangan calon, sehingga dalil Pemohon tidak terbukti;
[3.16] Menimbang bahwa Pemohon mendalilkan Termohon telah berpihak

13
kepada Pasangan Calon tertentu dengan cara memanipulasi Daftar Pemilih
Tetap (DPT) yaitu dengan mencantumkan 23.362 nama-nama ganda dalam
DPT yang telah ditetapkan oleh Termohon. Dengan memanipulasi DPT
tersebut telah terjadi penggelembungan suara hampir di seluruh TPS yang
menyebabkan berkurangnya jumlah perolehan suara Pemohon dan
bertambahnya jumlah perolehan suara Pihak Terkait. Untuk memperkuat
dalilnya Pemohon mengajukan Bukti P-13, Bukti P-14, Bukti P-15 sampai
dengan Bukti P-38, Lampiran 1 dan Lampiran-2 permohonan Pemohon serta
menghadirkan saksi Simon Tnesi, Miguel Ati Bau, Agustinus Uskenat, dan
Petrus Taito yang pada pokoknya menerangkan bahwa ada pendobelan
nama-nama dalam DPT.
Terhadap dalil Pemohon tersebut, Termohon membantah dan
menyatakan bahwa dalam menetapkan DPT Termohon telah melaksanakan
seluruh pentahapannya sesuai dengan Peraturan KPU Nomor 67 Tahun 2009
tentang Pedoman Tata Cara Pemuktakhiran Data dan Daftar Pemilih Dalam
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, yaitu diawali
dengan pertemuan-pertemuan dalam rangka persiapan serta perancangan
teknis operasional antara Termohon dengan Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Timor Tengah Utara di kantor Termohon pada hari
Sabtu tanggal 23 Januari 2010 yang dilanjutkan pada tanggal 12 Februari
2010 dengan pembahasan teknis pelaksanaan Pemuktahiran data Pemilukada
Tahun 2010 yang melibatkan Kesbang Linmas dan Tata Praja, dan
kemudian pada tanggal 4 Mei 2010 dilakukan Penyerahan hasil pemuktahiran
data DP4 oleh Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil kepada Termohon
berupa data hard copy dan soft copy untuk selanjutnya dilakukan
pemutakhirkan oleh PPS (Vide Bukti T-5).
Proses selanjutnya adalah Pemutakhiran DP4 menjadi DPS oleh
Termohon diawali dengan Pembentukan dan Bimtek PPS, PPDP di setiap TPS,
Distribusi Format-Format (A-A1 KWK, A2-KWK, A2.2-KWK, A3.1-KWK, A3.2-
KWK, A3.3-KWK, A3-KWK, A4-KWK A5-KWK dan A6-KWK) dan Distribusi data
DP4 ke PPS dan PPDP melalui PPK untuk selanjutnya disalin dalam format A1-
KWK sebagai DPS per-TPS, dituangkan dalam Berita Acara (Vide Bukti T.5).
Dalam Proses Pemutakhiran ini, Termohon telah melakukan sosialisasi kepada
masyarakat sejak tanggal 27 Mei 2010 sampai dengan tanggal 31 Mei 2010
dilanjutkan monitoring di 24 kecamatan, proses perbaikan dan koreksi dari
DPS menjadi DPT dilakukan pada tanggal 26 Juni 2010 dan Termohon
menerima DPT sebanyak 460 jepitan (A3-KWK) sesuai TPS yang ada melalui
PPK;
Bahwa Penetapan DPT dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2010 yang
dihadiri oleh Muspida, Panwaslukada, Kepala Dinas, Kaban, Kepala Kantor,
Kabag Pemerintahan, Tim sukses pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati,
Pimpinan Parpol, Pimpinan Agama, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat,
setelah itu dilanjutkan pembagian Hard copy (By Name) berupa CD dan
rekapan DPT (Vide Bukti T-6.1 dan Bukti T-6.2);
Bahwa selanjutnya terhadap DPT tersebut di atas terdapat koreksi dan
masukan dari masyarakat termasuk dari Tim Sukses masing-masing Pasangan

14
Calon, oleh karena itu pada tanggal 21 Agustus 2010 dilaksanakan Pleno
perubahan DPT (vide Bukti T-6.3), dan penetapan perubahan ini dituangkan
kedalam Berita Acara Penetapan Perubahan Rekapitulasi Jumlah Pemilih
Tetap Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten
Timor Tengah Utara 2010 (vide Bukti T-7.1 dan Bukti T.7.2), dalam
Pleno tersebut dilaksanakan di ruang pertemuan kantor Termohon dihadiri
Panwaslu dan PPK dari 24 kecamatan, dimana dalam rapat pleno tersebut
diinstruksikan bagi TPS di setiap desa/kelurahan di tiap kecamatan yang
mengalami perubahan supaya dilampirkan Berita Acara Perubahan (vide
Bukti T-8.1, Bukti T-8.2, dan Bukti T-8.3). Proses pencocokan tersebut
telah selesai pada tanggal 7 Oktober 2010 dimana pada tanggal tersebut
dilakukan pencetakan (print out) salinan DPT (A4-KWK), selanjutnya dicopy
sebanyak 9 (sembilan) rangkap dan didistribusikan ke 24 kecamatan, 174
desa/kelurahan dan 460 TPS, Dituangkan dalam Surat Nomor 270/KPU-
TTU/184/X/2010 tanggal 7 Oktober 2010 (vide Bukti T-9);
Bahwa Termohon telah melakukan penetapan DPT melalui SK Nomor
270/KPU-TTU/015/VII/2010, tanggal 15 Juli 2010 maupun perubahannya
dalam SK Nomor 270/KPU-TTU/017/VII/2010, tanggal 21 Agustus 2010
dalam Rapat Pleno yang terbuka dimana Panwaslukada serta masing-masing
Tim Sukses Pasangan Calon dalam rapat pleno tersebut tidak ada keberatan
atau pengaduan terhadap 23.362 nama ganda yang didalilkan oleh Pemohon.
Setelah Mahkamah memeriksa dengan seksama dan mencermati bukti-
bukti yang diajukan Pemohon maupun Termohon dan berdasarkan fakta
hukum tersebut di atas, menurut Mahkamah Termohon telah menetapkan
DPT sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Seandainyapun terdapat nama-
nama ganda dalam DPT yang didalilkan oleh Pemohon, walaupun tidak
seluruhnya benar seperti yang didalilkan oleh Pemohon terdapat sebanyak
23.362 nama-nama ganda, tidak dapat dibuktikan bahwa nama-nama ganda
tersebut memilih ganda atau lebih dari satu kali, dan tidak pula dapat
dibuktikan bahwa mereka memilih Pihak Terkait atau pasangan calon
manapun sehingga dalil Pemohon tidak terbukti.
[3.17] Menimbang bahwa Pemohon mendalilkan telah terjadi
penggelembungan perolehan suara Pihak Terkait sebanyak 100 suara di
Kecamatan Miomaffo Timur (vide Bukti P-18). Terhadap dalil Pemohon
tersebut Pihak Terkait membantah dan menyatakan bahwa dalil Pemohon
tidak benar karena berdasarkan bukti yang dimiliki oleh Pihak Terkait tidak
ada penggelembungan suara Pihak Terkait di Kecamatan Miomaffo Timur
(vide Bukti PT-6). Setelah memeriksa dan mencermati bukti-bukti yang
diajukan Pemohon maupun Pihak Terkait, Mahkamah tidak menemukan
adanya penggelembungan perolehan suara Pihak Terkait sebagaimana yang
didalilkan oleh Pemohon, oleh karena itu menurut Mahkamah, Pemohon tidak
dapat membuktikan dalilnya, karena itu dalil tersebut harus dikesampingkan;

15
23. HAKIM ANGGOTA: M. AKIL MOCHTAR

[3.18] Menimbang bahwa dalil Pemohon menyatakan Termohon


dengan sengaja membiarkan adanya warga negara asing (warga Timor Leste)
dan warga dari luar Kabupaten Timor Tengah Utara ikut memilih dalam
Pilkada Kabupaten Timor Tengah Utara yang dimobilisasi oleh Tim Sukses
Pihak Terkait untuk memilih Pihak Terkait. Untuk memperkuat dalilnya
Pemohon mengajukan bukti tertulis Bukti P-39, dan menghadirkan saksi
Petrus Manek dan Miguel Ati Bau yang pada pokoknya menerangkan bahwa
ada warga negara asing yang tercantum dalam DPS dan ikut memilih dalam
Pilkada Kabupaten Timor Tengah Utara;
Terhadap dalil Pemohon tersebut, Termohon membantah yang
menyatakan bahwa dalil Pemohon tidak benar dan mengada-ada karena
Termohon tidak pernah mendapat pengaduan atau keberatan dari saksi-saksi
pasangan calon maupun dari Panwas mengenai adanya warga negara asing
dan warga dari luar Kabupaten Timor Tengah Utara yang ikut memilih dalam
Pemilukada Kabupaten Timor Tengah Utara. Hal tersebut bersesuaian
dengan keterangan Panwaslu Kabupaten Timor Tengah Utara yang
menerangkan bahwa ada dua warga negara asing yang tercantum dalam
DPS namun kedua warga negara asing tersebut tidak ikut memilih dalam
Pemilukada Kabupaten Timor Tengah Utara.
Setelah Mahkamah mencermati keterangan saksi yang diajukan oleh
Pemohon dan keterangan Panwaslu Kabupaten Timor Tengah Utara, tidak
ada bukti yang meyakinkan bahwa mereka yang dianggap warga negara
asing tersebut benar-benar adalah warga negara asing yang tidak berhak
ikut memilih, kalaupun terdapat warga negara asing, quod non, hal itu
merupakan kesalahan administratif sistem pendaftaran pemilih dalam DPT
yang tidak mengandung pelanggaran yang bersifat terstruktur, sitematis dan
masif sehingga mempengaruhi peringkat perolehan suara pasangan calon.
Dengan demikian menurut Mahkamah dalil Pemohon tidak terbukti menurut
hukum;
[3.19] Menimbang bahwa dalil Pemohon menyatakan Termohon tidak pernah
mengakomodir keberatan saksi-saksi dari pasangan calon pada Rapat Pleno
Rekapitulasi Penghitungan Suara di Tingkat KPUD yaitu ditemukannya
perbedaan jumlah pemilih dalam salinan DPT yang menggelembung sebanyak
satu suara dari jumlah DPT yang sebenarnya di TPS 1 Noetoko, dan terdapat
kelebihan 5 suara untuk Pasangan Calon Nomor Urut 1 dalam Formulir Model
C2 KWK-KPU. Untuk memperkuat dalilnya Pemohon mengajukan Bukti P-4;
Terhadap dalil Pemohon tersebut, Termohon membantah yang
menyatakan bahwa Termohon telah menerima keberatan Saksi Pasangan
Calon sesuai dengan Formulir DB. 2. KWK mengenai Selisih Pencatatan
Perhitungan perolehan suara antara C.2 Kecil dengan C.1 di TPS 2 Kelurahan
Oesena Kecamatan Miomafo Timur dan atas keberatan tersebut Termohon
telah memberikan tanggapannya yaitu bahwa tidak ada selisih penghitungan
suara dan C.2 Kecil tidak dikenal dalam dokumen Pemilukada. Begitu juga
terhadap keberatan atas adanya perbedaan Jumlah pemilih di TPS 1 Noetoko,

16
Termohon telah menindaklanjutinya dan menyelesaikannya dalam Rapat
Pleno tanggal 19 Oktober 2010. Untuk memperkuat dalil bantahannya
Termohon menghadirkan saksi Kamilus Faimau, Ketua PPK Miomaffo Barat,
yang pada pokoknya menyatakan bahwa Ketua KPPS telah memperbaiki
perbedaan jumlah pemilih dan tidak mengubah hasil rekapitulasi
penghitungan suara. Dengan demikian menurut Mahkamah dalil Pemohon
tidak terbukti menurut hukum;
[3.20] Menimbang bahwa dalil Pemohon menyatakan Termohon dengan
sengaja tidak membagikan kartu pemilih kepada warga yang terdaftar dalam
DPT yang sebagian besar adalah simpatisan Pemohon, dan Termohon tidak
pernah melakukan sosialisasi tentang dibolehkannya menggunakan KTP bagi
warga yang namanya teracantum dalam DPT tetapi tidak menerima undangan
untuk memilih serta sebanyak 123 warga pemilih yang terdaftar dalam DPT
di TPS 3 Desa Naiola, Kecamatan Bikomi Selatan tidak mendapat undangan
untuk memilih karena pada saat petugas KPPS akan membagikan surat
undangan sebanyak 123 surat undangan kepada pemilih dihadang oleh Tim
Sukses Pihak Terkait. Untuk memperkuat dalilnya Pemohon mengajukan Bukti
P-40 sampai dengan Bukti P-53, dan Bukti P-54 sampai dengan Bukti P-55,
serta menghadirkan saksi Yohanes Seran Suri, Ketua KPPS TPS 3 Desa
Naiola, yang pada pokoknya menerangkan bahwa saksi dihadang oleh Tim
Sukses Pihak Terkait ketika hendak membagikan 123 surat undangan kepada
pemilih, dan saksi Yonatan Seran Suri, Miguel Ati Bau, Vinsensius Tulasi,
Adrianus Tabean, Andrikus Amfotis, Brando Sonbiko, Amandus Afeanpah dan
Petrus Taito, yang pada pokoknya menerangkan bahwa banyak warga yang
tidak mendapatkan kartu undangan untuk memilih dan ada warga yang
ditolak ketika hendak memilih dengan menggunakan KTP walaupun namanya
tercantum dalam DPT;
Terhadap dalil Pemohon tersebut, Termohon membantah yang
menyatakan bahwa tidak benar Termohon dengan sengaja tidak membagikan
kartu undangan kepada pemilih, karena pembagian kartu pemilih kepada
warga pemilih telah dilaksanakan sesuai dengan jadwal pentahapan
Pemilukada Kabupaten Timor Tengah Utara, yaitu dilaksanakan pada tanggal
6 Oktober 2010 sampai dengan tanggal 7 Oktober 2010 dengan
mendistribusikan ke seluruh PPK di wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara.
Selanjutnya pada tanggal 8 Oktober 2010 sampai dengan tanggal 9 Oktober
2010 PPK mendistribusikannya ke PPS (vide Bukti T-9), dan tidak benar
Termohon melarang warga untuk memilih dengan mgngunakan KTP
walaupun namanya tercantum dalam DPT. Untuk memperkuat dalil
bantahannya Termohon menghadirkan saksi Alexander Bu’u, Anggota KPPS
TPS 3 Desa Naiola, yang pada pokoknya menerangkan bahwa tidak ada
penghadangan terhadap KPPS ketika hendak mendistribusikan surat
undangan, saksi Yohanes Seran Suri tidak membawa 123 surat undangan
tetapi hanya membawa 15 surat undangan pemilih yang akan dibagikan
kepada tetangganya.
Setelah Mahkamah mencermati keterangan saksi yang diajukan oleh
Pemohon dan Termohon, maupun bukti-bukti yang diajukan para pihak,

17
memang benar terdapat Formulir C-6 yang tidak terdistribusi kepada pemilih
yang terdapat dalam DPT di beberapa TPS sebagaimana keterangan saksi
Pemohon dalam persidangan, namun menurut Mahkamah hal itu tidaklah
terjadi secara masif dan tidak termasuk pelanggaran terstruktur dan
sistematis sehingga mempengaruhi peringkat perolehan suara pasangan
calon, lagipula tidaklah dapat dipastikan bahwa mereka yang tidak ikut
memilih tersebut akan memilih Pemohon dan menurut hukum walaupun
pemilih tidak mendapatkan undangan untuk memilih tetap dapat memilih
dengan menunjukkan identitasnya yaitu KTP. Dengan demikian menurut
Mahkamah dalil Pemohon tidak terbukti dan tidak beralasan hukum;
[3.21] Menimbang bahwa dalil Pemohon menyatakan Pihak Terkait dan Tim
Suksesnya telah melakukan intimidasi kepada warga masyarakat
simpatisan/pendukung Pemohon. Untuk memperkuat dalilnya Pemohon
menghadirkan saksi Hironimus Neno, Sebastianus Manbait, Alexander Koa,
dan Petrus Mali Seran, yang pada pokoknya menerangkan bahwa saksi
ditangkap oleh Pihak Terkait karena dituduh melakukan politik uang
(keterangan selengkapnya pada Bagian Duduk Perkara);
Terhadap dalil Pemohon tersebut, Pihak Terkait membantah yang
menyatakan bahwa dalil Pemohon adalah dalil yang mengada-ada dan
meyesatkan, karena sampai saat ini Pihak Terkait tidak pernah menerima
panggilan dari Panwaslu Kabupaten Timor Tengah Utara terkait dengan
pelanggaran yang didalilkan oleh Pemohon. Untuk memperkuat dalil
bantahannya Pihak Terkait menghadirkan saksi Wilibrodus Sonbay, Alexander
Thaal, dan Yohanes B. Pandak yang pada pokoknya membantah keterangan
saksi Pemohon (keterangan selengkapnya ada dalam Bagian Duduk Perkara).
Terhadap hal tersebut, Mahkamah telah mendengarkan keterangan
Panwaslu Kabupaten Timor Tengah Utara di depan persidangan pada tanggal
9 November 2010, yang pada pokoknya menerangakan bahwa tidak terdapat
peristiwa hukum yang dapat mempengaruhi Pilkada di Kabupaten Timor
Tengah Utara terhadap kejadian yang dilaporkan oleh Tim Pasangan Calon
Nomor Urut 2;
Setelah Mahkamah memeriksa dan mencermati bukti-bukti yang
diajukan Pemohon dan Pihak Terkait, menurut Mahkamah hal tersebut`
adalah merupakan tindak pidana yang bukan merupakan kewenangan
Mahkamah untuk mengadilinya. Lagipula dari fakta yang terungkap di
persidangan, kejadian tersebut terjadi dalam beberapa kasus yang sporadis
dan kasuistis sehingga tidak termasuk pelanggaran terstruktur, sistematis dan
massif sehingga mempengaruhi perolehan suara pasangan calon. Dengan
demikian dalil permohonan yang diajukan oleh Pemohon harus
dikesampingkan;
[3.22] Bahwa keseluruhan rangkaian fakta persidangan sebagaimana
diuraikan di atas, menurut Mahkamah pelanggaran-pelanggaran yang
didalilkan oleh Pemohon jikapun ada, quod non, tidak terbukti bersifat
terstruktur, sistematis, dan masif, serta tidak signifikan mempengaruhi hasil
Pemilukada yang menentukan keterpilihan pasangan calon, sehingga
permohonan Pemohon tidak terbukti secara hukum;

18
[3.23] Menimbang bahwa berdasarkan seluruh uraian pertimbangan di atas,
Mahkamah berpendapat Pemohon tidak dapat membuktikan dalil-dalil dan
alasan-alasan hukum permohonannya;

24. KETUA: MOH. MAHFUD MD

4. KONKLUSI

Berdasarkan penilaian atas fakta dan hukum sebagaimana


diuraikan di atas, Mahkamah berkesimpulan:
[4.1] Mahkamah berwenang untuk memeriksa, mengadili, dan memutus
permohonan a quo;
[4.2] Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk
mengajukan permohonan;
[4.3] Permohonan diajukan masih dalam tenggang waktu yang
ditentukan;
[4.4] Eksepsi Termohon tidak beralasan hukum;
[4.5] Pokok Permohonan tidak terbukti sehingga tidak beralasan hukum;
Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan mengingat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316),
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844), dan Undang-Undang
Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5076).

5. AMAR PUTUSAN
Mengadili,
Dalam Eksepsi:
Menolak eksepsi Termohon;
Dalam Pokok Perkara:
Menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya;

KETUK PALU 1X

Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Hakim oleh


sembilan Hakim Konstitusi pada hari Jumat tanggal dua belas bulan
November tahun dua ribu sepuluh oleh sembilan Hakim Konstitusi, yaitu Moh.
Mahfud MD selaku Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, M. Akil
Mochtar, Muhammad Alim, Hamdan Zoelva, Maria Farida Indrati, Harjono, M.
Arsyad Sanusi, dan Ahmad Fadlil Sumadi masing-masing sebagai Anggota dan

19
diucapkan dalam Sidang Pleno Terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal
delapan belas bulan November tahun dua ribu sepuluh oleh delapan Hakim
Konstitusi, yaitu Moh. Mahfud MD selaku Ketua merangkap Anggota, Achmad
Sodiki, M. Akil Mochtar, Muhammad Alim, Hamdan Zoelva, Maria Farida
Indrati, M. Arsyad Sanusi, dan Ahmad Fadlil Sumadi masing-masing sebagai
Anggota didampingi oleh Saiful Anwar sebagai Panitera Pengganti, serta
dihadiri oleh Pemohon/Kuasanya, Termohon/Kuasanya, dan Pihak
Terkait/Kuasanya.
Demikian untuk 2 nomor Timor Tengah Utara, silakan yang merasa
menyuap ditagih suapnya kenapa kok masih tetap kalah juga, atau yang
punya bukti lawannya menyuap laporkan juga sekarang ke KPK, kepada yang
menang juga kalau terlanjur mengeluarkan uang kepada siapapun diminta
lagi saja karena tidak ada yang masuk Rp1 pun ke Majelis Hakim, diminta lagi
kalau tidak mau diperkarakan saja, ngaku-ngaku minta uang dikasihkan ke
Hakim, dimakan sendiri, lalu bikin fitnah.

PUTUSAN
Nomor 194/PHPU.D-VIII/2010
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA
[1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada
tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara Perselisihan
Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten
Minahasa Selatan Tahun 2010 yang diajukan oleh:
[1.2] 1. Nama : Asiano Gamy Kawatu, S.E., M.Si;
Tempat, tanggal lahir : Minahasa, 24 Agustus 1962;
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil;
Jenis Kelamin : Laki-laki;
Agama : Kristen Protestan;
Kewarganegaraan : Indonesia;
Alamat : Kelurahan Wanea Lingkungan IV,
Kecamatan Wanea, Kota Manado;
2. Nama : Felly Estelita Runtuwene, S.E.;
Tempat, tanggal lahir : Amurang, 11 Februari 1971;
Jenis Kelamin : Perempuan;
Agama : Kristen Protestan;
Kewarganegaraan : Indonesia;
Pekerjaan : Anggota DPRD Provinsi Sulawesi
Utara;
Tempat Tinggal : Desa Rumoong Bawah Jaga V, Kecamatan
Amurang Barat, Kabupaten Minahasa
Selatan;
Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati dalam Pemilihan Umum
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Minahasa Selatan Tahun
2010 dengan Nomor Urut 4;

20
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Oktober 2010 memberikan
kuasa kepada Hendrik RE Assa, S.H., M.A. dan Weddy F. Ratag, S.H., M.H.,
kesemuanya adalah Advokat pada Law Offices Dolfie & Partners yang
beralamat di Ruko Griya Inti Sentoso, Jalan Griya Agung Blok N3 Nomor 56-
57, Sunter, Jakarta Utara, yang bertindak baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama untuk dan atas nama Pemberi Kuasa;
Selanjutnya disebut -------------------------------------------------------- Pemohon;
Terhadap:
[1.3] Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Minahasa Selatan
berkedudukan di Jalan Trans Sulawesi Kelurahan Buyungon Lingkungan II,
Kecamatan Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan;
Berdasarkan Surat Kuasa Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Minahasa
Selatan tertanggal 29 Oktober 2010 dan 01 November 2010, memberi kuasa
kepada Supriyanto, S.H., M.H., Kepala Kejaksaan Negeri Amurang, Dantje
Kaligis, S.H., dan Decroly J Raintama,. S.H., keduanya adalah
Advokat/Penasehat Hukum berkantor pada Decroly Raintama, S.H., & Partners
yang beralamat di Jalan A. Yani Nomor 05, Kelurahan Sario Tumpaan, Kota
Manado, yang bertindak baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk dan
atas nama Pemberi Kuasa;
Selanjutnya disebut ------------------------------------------------------- Termohon;
[1.4] 1. Nama : Christiany Eugenia Paruntu;
Pekerjaan : Swasta;
Kewarganegaraan : Indonesia;
Alamat : Kelurahan Randiapo Lingkungan VIII,
Kecamatan Amurang, Kabupaten Minahasa
Selatan;
2. Nama : Drs. Sonny Frans Tandayu;
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil;
Kewarganegaraan : Indonesia;
Alamat : Desa Lopana Jaga VIII, Kecamatan Amurang,
Kabupaten Minahasa Selatan;
Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati dalam Pemilihan Umum
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Minahasa Selatan Tahun
2010 dengan Nomor Urut 5;
Berdasarkan Surat Kuasa tertanggal 1 November 2010 memberi kuasa kepada
Victor W. Nadapdap, S.H., M.M., M. Raja Simanjuntak, S.H., Jonner Sipangkar,
S.H., Linda Sugianto, S.H., Evie Pangaribuan, S.H., dan Ramos Tambunan,
S.H., kesemuanya adalah Advokad dari Pengurus Pusat Badan Advokasi
Hukum dan Hak Asasi Manusia (Bakumham) Partai Golkar yang beralamat di
Jalan Anggrek Nelly Murni Nomor XI A, Jakarta Barat 11480, yang bertindak
baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk dan atas nama Pemberi
Kuasa;
Selanjutnya disebut --------------------------------------------------- Pihak Terkait;
[1.5] Membaca permohonan dari Pemohon;
Mendengar keterangan dari Pemohon;
Mendengar dan membaca jawaban tertulis dari Termohon;

21
Mendengar dan membaca keterangan tertulis dari Pihak Terkait;
Memeriksa bukti-bukti dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait;
Mendengar keterangan saksi-saksi dari Pemohon, saksi-saksi dari
Termohon, dan saksi-saksi dari Pihak Terkait;
Membaca kesimpulan dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait;

25. HAKIM ANGGOTA: ACHMAD SODIKI

Pendapat Mahkamah
Dalam Eksepsi
[3.18] Menimbang bahwa terhadap eksepsi Pihak Terkait mengenai
permohonan Pemohon tidak jelas/kabur (obscur libelli) dan permohonan
Pemohon salah objek (error in objecto) telah dipertimbangkan dalam paragraf
[3.5], sehingga mutadis mutandis dianggap telah dipertimbangkan dalam
pendapat Mahkamah ini;
Dalam Pokok Permohonan
[3.19] Menimbang bahwa Pemohon dalam permohonan a quo pada pokoknya
mempersoalkan delapan pelanggaran yang bersifat terstruktur, sistematis dan
masif yang dilakukan oleh Termohon dan Pihak Terkait sebagaimana telah
diuraikan dalam paragraf [3.13] pada Pokok Permohonan;
[3.20] Menimbang bahwa Pemohon mendalilkan Panitia Pengawas Pemilihan
Umum (Panwaslu) dan Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) tidak melaksanakan
tugas dan fungsi untuk melakukan pengawasan Pemilukada Kabupaten
Minahasa Selatan baik dalam pelaksanaan pemungutan suara maupun dalam
rekapitulasi suara. Untuk mendukung dalilnya, Pemohon mengajukan Bukti P-
21 sampai dengan Bukti P-83, Bukti P-90 sampai dengan Bukti P-93, Bukti P-
116, Bukti P-117, Bukti P-121 sampai dengan P-128, serta menghadirkan saksi
bernama Tommy Sumakul, SH, MH, Drs. M.M. Onibala, MM, Drs.
M.C.Kairupan, Drs. Alex Slat, Jeri Yoke Tuuk, Donald Lumempouw,
Sonny Mongkaren, S.Th., M.Th yang pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
• Tommy Sumakul, SH, MH, Drs. Alex Slat, Jeri Yoke Tuuk, Donald
Lumempouw, Sonny Mongkaren, S.Th., M.Th, bahwa Panwas dan
PPL tidak melaksanakan tugas pengawasan pada tanggal 14 Oktober
2010 atau pada hari pemungutan suara Pemilukada Kabupaten Minahasa
Putaran Kedua;
• Drs. M.M. Onibala, MM, bahwa Pemerintah Kabupaten Minahasa
Selatan dalam rangka pelaksanaan pengawasan Pemilukada Kabupaten
Minahasa Selatan Putaran kedua menerima dua usulan dana untuk
pengawasan. Usulan pertama tanggal 15 September diusulkan oleh
Ketua Panwaslukada bernama Ir.Terry M. Frans, M.si sebanyak Rp.
1.000.000.000 (satu milyar rupiah) dan usulan kedua tanggal 11 Oktober
2010 diusulkan oleh Ketua Panwaslu bernama Ir. Elko Mamesah, M.Hum
sebanyak Rp. 654.000.000;
• Setelah menerima dua usulan tersebut, Pemerintah Kabupaten Minahasa
Selatan mengkaji jumlah dana yang dibutuhkan secara realistis. Dua

22
usulan dana tersebut berdampak pada penandatanganan MoU antara
Pemerintah Kabupaten dan Panwaslu Kabupaten Minahasa Selatan
mengenai siapa yang akan menandatangani MoU dimaksud;
• Pada hari Rabu, tanggal 13 Oktober 2010, saksi melakukan pertemuan
dengan Bimtek PPL yang dihadiri oleh Bupati Minahasa Selatan, unsur
Polres dan Kejaksaan Kabupaten Minahasa Selatan untuk membahas
dana pengawasan Pemilukada Kabupaten Minahasa Selatan Putaran
Kedua. Panwas Kabupaten Minahasa Selatan dan seluruh peserta Bimtek
PPL menyetujui dana pengawasan Pemilukada Kabupaten Minahasa
Selatan Putaran Kedua sebanyak Rp. 150.000.000. Selain itu, Pemerintah
Kabupaten Minahasa Selatan juga memberikan dana tambahan untuk
pengawasan sebanyak Rp. 65.000.000 sehingga jumlah dana
pengawasan Pemilukada Putaran Kedua sebanyak Rp. 215.000.000,-
. Dana pengawasan tersebut dibayarkan pada tanggal itu juga yang
ditransfer ke rekening Panwaslukada Kabupaten Minahasa Selatan,
sedangkan untuk dana tambahan sebanyak Rp. 65.000.000,- dibayarkan
pada hari Kamis, 14 Oktober 2010 melalui rekening yang sama;
• Drs. M.C.Kairupan, bahwa saksi yang mengambil kebijakan untuk
mentransfer dana pengawasan ke rekening Panwas;
Terhadap dalil Pemohon, Termohon menyampaikan bantahan yang
pada pokoknya menyatakan Panwaslukada Kabupaten Minahasa Selatan,
Panwas Kecamatan dan PPL yang ada di Kabupaten Minahasa Selatan telah
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pengawas Pemilukada, baik pada
tahapan kampanye, tahapan pelaksanaan pemungutan suara, rekapitulasi
penghitungan suara di tingkat TPS sampai rekapitulasi penghitungan suara di
tingkat kabupaten oleh Termohon. Untuk mendukung dalil bantahannya,
Termohon mengajukan Bukti T-14, serta menghadirkan saksi bernama
Aprilius yang pada pokoknya menerangkan bahwa tidak ada instruksi kepada
Panwas untuk tidak melaksanakan tugas pengawasan dalam Pemilukada
Kabupaten Minahasa Selatan dan tidak benar jika Panwas tidak dibayar dalam
melaksanakan tugasnya. Dana untuk pengawasan telah dikirimkan Panwas di
semua tingkatan;
Pihak Terkait dalam jawabannya juga telah membantah dalil Pemohon
a quo yang menyatakan bahwa tidak benar Panwaslu/Panwascam/PPL tidak
bekerja. Sepengetahuan Pihak Terkait, Panwaslu/Panwascam/PPL tetap
bekerja melaksanakan tugasnya baik sebelum dan sewaktu pelaksanaan
maupun setelah Pemilukada di Kabupaten Minahasa Selatan. PPL tidak setiap
saat berada di TPS, karena satu desa ada 2 TPS atau lebih dan hanya ada
satu PPL, sehingga dapat saja pada waktu Pemohon berada di salah satu TPS
tersebut, PPL melakukan pengawasan di TPS lain. Untuk mendukung dalil
bantahannya, Pihak Terkait menghadirkan saksi bernama Welly Jerry Liwe,
Moody Onibala, Ferdy Wokas, Robby Manorek, Ridel Marenter,
William Sengkey, Stanly Lengkey, Rafles Laoh, Maulud Sabar,
Mochtar Otay, Jemmy A. Sonambela, Alftrits Tombuku, Max Manopo,
Suzy M.H. Mononimbar, Maryati Ngadi, dan Hendra Carles Pelle yang
pada pokoknya menerangkan pada waktu pemungutan suara PPL melakukan

23
pengawasan di desa saksi yaitu PPL Desa Ranoiapo bernama Ani Kalangi, PPL
Desa Ranaan Baru bernama Selvin Marentek, PPL Desa Pinapalangkow
bernama Mareike Mondohringin, PPL Desa Tawaang bernama Yokebala, PPL
Desa Poopo Barat bernama Since Sondahk, PPL Desa Lalumpek bernama
James Lumantak, PPL Desa Pakuure Satu bernama Diana Saroinsong, PPL
Desa Boyongpante bernama Jefri Tampinongkol, Spd, PPL Desa Torout
bernama Gefi F. Mokokita, PPL Desa Arakan bernama Outnel Bukanaung, PPL
Kelurahan Buyungon bernama Meiti, PPL Desa Ranaan Baru bernama Diana
Sengke, PPL Kelurahan Pondang bernama Yefta Lengkong, PPL Kelurahan
Ranoyapo bernama Meilan Kirangi, S.Pd., dan PPL Desa Wanga Jaga III
bernama Rudi Kasenda;
Terhadap dalil Pemohon tersebut, Mahkamah akan menilainya dengan
memeriksa bukti-bukti yang diajukan oleh para pihak. Pemohon dalam
permohonan a quo mengajukan Bukti P-21 sampai dengan Bukti P-83, Bukti P-
116, Bukti P-117, Bukti P-121 sampai dengan P-128 dan Termohon
mengajukan Bukti T-14 berupa surat pernyataan dan/atau surat keterangan,
menurut Mahkamah surat pernyataan dan/atau surat keterangan merupakan
surat yang dibuat dan ditandatangani sendiri oleh yang bersangkutan. Surat
pernyataan dan/atau surat keterangan sejenisnya yang tidak dinyatakan di
persidangan dan/atau tidak dibuat di hadapan pejabat yang berwenang
merupakan surat biasa yang tidak memiliki kekuatan pembuktian kecuali
didukung dengan alat bukti lain. Sekalipun Termohon mengajukan bukti surat
pernyataan yang ditandatangani oleh Notaris bernama Imelda Sianturi, namun
surat pernyataan tersebut tidak memenuhi bukti affidavit sebagaimana yang
disyaratkan oleh Mahkamah. Demikian pula surat pernyataan Termohon
mengajukan bukti surat yaitu Bukti P-90 sampai dengan Bukti P-93 berupa
kliping koran, tidak memiliki nilai pembuktian. Berdasarkan alasan tersebut,
maka sepanjang bukti para pihak mengenai surat pernyataan ataupun surat
keterangan tidak relevan untuk dipertimbangkan, sehingga bukti-bukti
demikian harus dikesampingkan;
Terhadap permasalahan hukum di atas, Mahkamah akan menilainya
pula berdasarkan keterangan saksi-saksi Pemohon, Termohon, dan Pihak
Terkait sebagaimana telah diuraikan di atas. Setelah Mahkamah mencermati
keterangan saksi-saksi Pemohon, Termohon dan Pihak Terkait, menurut
Mahkamah terdapat dua keterangan ataupun bukti yang saling bertolak
belakang, yaitu pada satu sisi Panwas/PPL melakukan pengawasan dalam
pelaksanaan pemungutan suara, namun pada sisi lain menyatakan sebaliknya,
sehingga berdasarkan keterangan saksi para Pihak sebagaimana diuraikan di
atas, menurut Mahkamah seandainyapun benar Panwas/PPS tidak
melaksanakan pengawasan, hal tersebut hanya terjadi di beberapa lokasi
tertentu saja. Apabila mencermati keterangan saksi Pemohon Drs. M.M.
Onibala, M.M. dan dihubungkan dengan surat Bawaslu Nomor
667/Bawaslu/XI/2010 tertanggal 3 November 2010 perihal Panggilan Sidang
yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah tanggal 4 November 2010 dan
dibacakan oleh Majelis Hakim pada persidangan tanggal 4 November 2010
yang pada pokoknya menyatakan Bawaslu tidak merekomendasikan

24
Mahkamah untuk mendengar keterangan Ketua dan Anggota Panwaslukada
Kabupaten Minahasa Selatan atas nama Ir. Terry Michael Frans, M,si, Maxi
Millians Egenten, S.Ip, M.Si dan Elko L. Mamesah, S.H,. Berdasarkan hal
tersebut, Mahkamah berpendapat terdapat permasalahan internal Panwas
Pemilukada Kabupaten Minahasa Selatan, sehingga permasalahan demikian
tidak serta merta dapat dijadikan dasar untuk membatalkan Pemilukada
Kabupaten Minahasa Selatan. Seandainyapun benar Panwas/PPL tidak
melaksanakan tugasnya, hal tersebut merupakan pelanggaran disiplin yang
merupakan kewenangan Bawaslu untuk menindaklanjuti pelanggaran disiplin
dimaksud. Berdasarkan fakta dan penilaian hukum tersebut, Mahkamah
berpendapat bahwa Pemohon tidak dapat membuktikan dalil permohonan a
quo;
[3.21] Menimbang bahwa Pemohon mendalilkan Pihak Terkait (PANTAS) pada
tanggal 14 Oktober 2010 melakukan politik uang kepada pemilih di: (i) Desa
Koreng sebanyak Rp. 30.000.000; (ii) Desa Tumaluntung sebanyak Rp.
40.000.000; (iii) Desa Wiau Lapi sebanyak Rp. 50.000.000; (iv) Desa
Ongkaw Dua sebanyak Rp. 30.000.000 dan di 6 dusun masing-masing
menerima uang sebanyak Rp. 2.500.000; (v) Desa Pinapalangkow sebanyak
228 pemilih masing-masing menerima uang berjumlah Rp. 50.000,- sampai
dengan Rp. 100.000; (vi) Desa Talaitad, Desa Picuan, Desa Wanga sebanyak
Rp. 100.000; dan (vii) di beberapa desa lainnya diinstruksikan oleh Pihak
Terkait menyerahkan bukti hasil sobekan kecil kertas suara untuk ditukarkan
dengan uang sebanyak Rp. 100.000. Untuk mendukung dalilnya, Pemohon
mengajukan Bukti P-34, Bukti P-77, Bukti P-82, Bukti P-94, Bukti P-98, Bukti
P-101, Bukti P-103 sampai dengan Bukti P-114, Bukti P-118, Bukti P-119, dan
Bukti P-134, serta menghadirkan saksi bernama Sri R. Hamim, Ismail
Sumampouw, Musa Budiman, Wengsi Selang, Max H. Pesik, Fanny
Rawung, Oneke Roring, Wempi Tumober, dan Saidin Tubuon yang
pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
a. Sri R.Hamim, bahwa pada tanggal 14 Oktober 2010 saksi menerima
uang dari Bapak Heri Sumakul dan Bapak Huntua Rudi Purukan (Tim
Sukses Pihak Terkait) sebanyak Rp. 750.000,00 dengan ajakan untuk
memilih Pantas (Pihak Terkait);
b. Ismail Sumampouw, bahwa pada tanggal 13 Oktober 2010 pukul 05.00,
saksi melihat Hukum Tua Desa Arakan bernama Mochtar Ottay menerima
uang dari Tim Sukses Pihak Terkait bernama Rusdianto Manikam sebanyak
Rp. 4.500.000. Uang tersebut oleh Hukum Tua Desa Arakan diberikan
kepada Muchsin Tabuan sebanyak Rp.1.300.000,00 untuk dibagikan
kepada pemilih supaya memilih Pantas. Saksi tidak tau apakah Hukum Tua
Desa Arakan membagikan uang tersebut kepada pemilih atau tidak. Selain
itu, saksi juga melihat Ketua KPPS TPS 2 menelpon kaur pemerintahan
bernama Abdul Mubin Mahmud untuk memberikan uang kepada 4 pemilih
sebanyak Rp. 120.000;
c. Musa Budiman, bahwa pada tanggal 20 September 2010 saksi diundang
ke rumah Tim Sukses Pihak Terkait bernama Rusdianto Manikam dan
diberi uang sebanyak Rp. 100.000 (pecahan Rp. 50.000). Menurut

25
keterangan Bapak Rusdianto Manikam, uang tersebut diperoleh dari Pihak
Terkait;
d. Wengsi Selang, bahwa pada tanggal 13 Oktober 2010 pukul 22.00, saksi
melihat Bapak Marsel Mamangkey anggota PPS Desa Pakuure memberikan
uang kepada Jovan S sebanyak Rp. 100.000 untuk dibagikan kepada dua
orang. Pada tanggal 14 Oktober 2010 pukul 10.00, saksi melihat Bapak
Robby Pantow Tim Sukses Pantas memberikan uang kepada Recky
Rantung dan Waraney Selang yang masing-masing menerima uang
sebanyak Rp. 50.000 dengan catatan agar memilih Pihak Terkait. Pada
tanggal 14 Oktober 2010 pukul 07.00, saksi melihat Bapak Jefri Wurangian
Kepala Jaga Desa Pakuure I yang juga sebagai anggota PPS membagikan
uang kepada 3 pemilih dari keluarga Adry Modigir sebanyak Rp.
150.000,00 dengan pesan untuk memilih Pasangan Calon Nomor 5;
e. Max H. Pesik, bahwa pada tanggal 13 oktober 2010 pukul 21.00 sampai
dengan pukul 22.30, saksi melihat Bapak Lobortangkunan dan Bapak Jhon
Mondoringin (Tim Sukses Pihak Terkait) ke rumah-rumah pemilih di Desa
Pinapalangkow Jaga III untuk membagikan uang. Saksi mengikuti Tim
Sukses Pihak Terkait sampai dengan 5 rumah dan membagikan uang;
f. Fanny Rawung, bahwa pada tanggal 13 Oktober 2010 pukul 10.00, saksi
didatangi oleh hukum tua bernama Bapak Aris Eko dan diberikan uang
sebanyak Rp. 80.0000 (pecahan Rp. 20.000). Saksi diberi uang oleh
hukum tua supaya memilih Pihak Terkait. Pada tanggal 14 Oktober 2010
pukul 05.00, saksi melihat tetangga saksi bernama Wanget Sondak
didatangi oleh istri hukum tua. Menurut keterangan tetangga saksi bahwa
istri hukum tua memberikan uang dari Pihak Terkait sebanyak Rp. 20.000;
g. Oneke Roring, saksi mendapat tugas dari Tim Sukses Pihak Terkait
bernama Daniel Pangalila untuk membagikan uang kepada pemilih, namun
sebelumnya, saksi diminta oleh yang bersangkutan mendata pemilih di
Jaga I dan Jaga II. Pada tanggal 13 Oktober 2010 pukul 20.00, saksi
dipanggil oleh Tim Sukses Pantas bernama Noldy Saroinsong dan diberi
uang sebanyak Rp. 2.500.000 untuk dibagikan kepada pemilih yang
tercantum dalam daftar data saksi. Saksi membagikan uang kepada
pemilih dengan jumlah yang bervariasi tergantung dari pasti atau tidak
pastinya pemilih itu memilih Pantas. Pemilih yang belum pasti memilih
Pantas diberi uang sebanyak Rp. 30.0000, sedangkan pemilih yang pasti
memilih Pantas diberi uang Rp. 50.000. Pada waktu saksi mengambil uang
di rumah Noldy Saroinsong melihat 5 orang menerima uang sebanyak Rp.
2.500.000 per orang dari Noldy Soroinsong. Menurut keterangan Noldy
Saroinsong jumlah dana yang disalurkan di Desa Ongkaw sebanyak Rp.
30.000.000;
h. Wempi Tumober, bahwa pada tanggal 9 Oktober 2010, saksi didatangi
oleh 2 orang dari Tim Sukses Pihak Terkait bernama Bapak Deki Paruntu
dan Ibu Ida Wongkang dan menyuruh saksi untuk mendata nama-nama
pemilih dengan memberikan formulir isian nama pemilih. Pada tanggal 10
Oktober 2010, Ibu Ida Wongkang datang ke rumah saksi untuk mengambil
formulir yang sudah ada nama-nama pemilih. Pada tanggal 13 Oktober

26
2010 pukul 20.00, saksi menerima dan melihat hukum tua membagikan
sebanyak Rp. 50.000 (pecahan Rp. 10.000). Pemilih yang tercantum dalam
daftar isian formulir tidak menerima uang;
i. Saidin Tubuon, bahwa saksi pada tanggal 13 Oktober 2010
memberhentikan komandan hansip dan seorang anggotanya yang
terdaftar dalam salah satu Tim Sukses yang sedang membagikan uang.
Saksi mendapat laporan dari BPD bahwa ada 3 calon pemilih menerima
uang sebanyak Rp.75.000 per pemilih dari Pihak Terkait;
Terhadap dalil Pemohon, Pihak Terkait menyampaikan bantahan yang
menyatakan sebagai berikut:
• Dalil Pemohon mengenai politik uang adalah tidak benar, dalil Pemohon
tersebut merupakan fitnah kepada Pihak Terkait. Pemohon dalam dalil
permohonan a quo tidak menjelaskan mengenai siapa yang
memberi uang, dimana, kepada siapa, dan apabila benar Pihak Terkait
memberikan uang maka Pemohon harus membuktikan apakah penerima
uang dimaksud memberikan suaranya kepada Pihak Terkait, atau bahkan
justru sebaliknya memberikan suaranya kepada Pemohon;
• Instruksi Pihak Terkait kepada pemilih untuk mengambil bukti hasil
sobekan kecil kertas suara sebagai bukti telah memilih Pihak Terkait
untuk ditukarkan dengan selembar uang pecahan Rp. 100.000
sebagaimana yang didalilkan Pemohon adalah merupakan dalil yang tidak
berdasar hukum dan harus ditolak. Dalil Pemohon tersebut adalah tidak
logis dan tidak masuk akal karena jika kertas suara robek maka surat
suara menjadi tidak sah. Oleh karena itu Pemohon supaya membuktikan
dalil-dalilnya tersebut;
Untuk mendukung dalil bantahannya, Pihak Terkait mengajukan Bukti
T-340 sampai dengan Bukti T-443, serta menghadirkan saksi bernama Moody
Onibala, Ferdy Wokas, Robby Manorek, Ridel Marenter, William Sengkey,
Rafles Laoh, dan Maulud Sabar yang pada pokoknya menerangkan tidak
pernah menerima uang atau barang dalam bentuk apapun dari pasangan
calon manapun;
Setelah mencermati Bukti T-7 berupa Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Suara Penghitungan Suara Pemilihan Umum Bupati Dan Wakil Bupati Tingkat
Kabupaten Putaran Kedua (Lampiran Model DB-1 KWK) bahwa perolehan
suara Pemohon berjumlah 51.418 suara dan perolehan suara Pihak Terkait
berjumlah 67.308 suara, sehingga selisih perolehan suara Pemohon dengan
Pihak Terkait sebanyak 15.890 suara. Seandainyapun benar keterangan saksi
Pemohon mengenai adanya pembagian uang, maka jumlah pemilih yang
menerima uang tidak melebihi dari 15.887 pemilih, sehingga dalil Pemohon
mengenai pembagian uang kepada Pemilih tidak signifikan untuk mengubah
peringkat perolehan suara Pemohon. Berdasarkan penilaian dan fakta hukum
tersebut, Mahkamah berpendapat bahwa dalil Pemohon tidak beralasan
menurut hukum;

27
26. HAKIM ANGGOTA: AHMAD FADLIL SUMADI

[3.22] Menimbang bahwa Pemohon mendalilkan Pihak Terkait telah


melakukan penyuapan kepada para hukum tua dengan memberikan sepeda
motor berjumlah 110 unit kendaraan sepeda motor dengan maksud agar
hukum tua memilih Pihak Terkait. Untuk mendukung dalilnya, Pemohon
mengajukan Bukti P-131 sampai dengan Bukti P-219, serta menghadirkan
saksi bernama Noice Walangitan, Marthen Pangaila, Ismail
Sumampouw, Wengsi Selang, Max H. Pesik, Fanny Rarung, Saidin
Tubuon, Garry Rarung, dan Frangky J. Ropimpanday yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut:
1. Noice Walangitan
• Pada tanggal 15 September 2010, saksi dipanggil oleh Bapak Hukum
Tua Pakuure Tiga bernama Bapak Johanis Rumopa dan Bapak Hukum
Tua Pakuure Utara bernama Fanny Terok menyewa mobil saksi untuk
mengambil sepeda motor honda revo di daeler Manado. Pada waktu di
daeler, saksi melihat sekitar 20 Kepala Desa berada di daeler untuk
mengambil sepeda motor. Menurut hukum tua tersebut, mereka berada
di daeler untuk mengambil sepeda motor yang diberikan oleh Pantas;
• Saksi membawa motor milik Hukum Tua Pakuure Tiga dengan
dinaikkan mobil, sedangkan motor milik Hukum Tua Pakuure Utara
dibawa sendiri oleh yang bersangkutan;
2. Marthen Pangaila
• Saksi mendapat informasi dari Otniel Wurangian untuk mengambil
motor di daeler Manado. Menurut informasi dari Otniel Wurangian
bahwa motor tersebut berasal dari Pantas;
• Pada tanggal 12 Oktober 2010, saksi ke daeler Manado untuk
mengambil sepada motor dimaksud dengan menyerahkan fotokopi KTP
dan menandatangani serah terima sepeda motor. Hukum tua yang
mengambil sepeda motor antara lain hukum tua Desa Pakuure Tiga,
hukum tua Desa Tinanian dan Polke Sangian (Hukum Tua Pakuure);
3. Ismail Sumampouw
• Tidak benar keterangan saksi Pihak Terkait bernama Mochtar Otay
(Hukum Tua Desa Arakan) yang menerangkan hanya memiliki satu
sepeda motor, padahal 5 hari sebelum pemungutan suara yang
bersangkutan juga menerima sepeda motor honda revo;
4. Wengsi Selang
• Saksi melihat ada tujuh hukum tua menerima sepeda motor honda
revo;
• Menurut keterangan hukum tua Desa Pakuure, sepeda motor tersebut
diperoleh dari Pasangan Calon Nomor Urut 5 dengan catatan apabila
Pasangan Calon Nomor Urut 5 menang akan dibayar lunas, sebaliknya
apabila kalah, hukum tua yang melanjutkan kredit;
5. Max H. Pesik
• Tidak benar keterangan saksi Pihak Terkait bernama Ferdy Wokas
(Hukum Tua Desa Pinapalangkow) yang menerangkan tidak menerima

28
motor, padahal dua hari sebelum pemungutan suara yang
bersangkutan melakukan uji coba sepeda motor honda revo. Menurut
keterangan hukum tua, Ferdy Wokas menerima sepeda motor dari
Pantas;
6. Fanny Rawung
• Pada tanggal 15 September 2010, hukum tua Desa Mopolo Esa,
Kecamatan Ranoyapo mengambil sepeda motor honda revo warna
hitam, tetapi saksi tidak tau dari mana sepeda motor itu diperoleh;
7. Garry R. Rarung
• Saksi melakukan verifikasi kepada sekitar 30 hukum tua, namun hanya
ada empat yang saksi setujui, antara lain hukum tua Desa Poligar
Durian, hukum tua Desa Picuan, hukum tua Desa Tumpaan. Saksi
menyetujui permohonan kredit empat hukum tua tersebut karena ada
hubungan internal dengan daeler;
• Pada waktu saksi ke rumah hukum tua untuk melakukan verifikasi,
saksi bertanya kepada warga masyarakat dimana alamat hukum tua.
Warga masyarakat menjawab, “Oh dari Pantas”.
• Saksi minta kepada para hukum tua membuat surat pernyataan yang
menyatakan “Apabila Pantas terpilih, maka Pantas yang akan
membayar kreditnya, namun apabila Pantas tidak terpilih, hukum tua
yang akan meneruskan kreditnya”. Bukti surat pernyataan Hukum Tua
tersebut, sudah saksi serahkan kepada Pemohon;
8. Franky J. Rorimpandey
• Saksi adalah salah satu Hukum Tua di Kecamatan Amurang Timur yang
menerima motor. Saksi memperoleh informasi dari teman saksi sesama
hukum tua untuk mengurus pengambilan sepada motor dengan
mengumpulkan persyaratannya berupa KTP dan kartu keluarga untuk
diserahkan ke daeler honda di Manado;
• Setelah menyerahkan KTP dan kartu keluarga, saksi ke Manado untuk
mengambil sepeda motor dengan membayar biaya administrasi
sebanyak Rp. 200.000;
• Menurut informasi dari sesama hukum tua bahwa apabila Pantas
menang sepeda motor akan dibayar lunas;
• Sepengetahuan saksi ada empat hukum tua di Kecamatan Amurang
Timur yang menerima sepeda motor;
Terhadap dalil Pemohon tersebut, Pihak Terkait menyampaikan
bantahan yang menyatakan bahwa tidak benar Pihak Terkait melakukan
pertemuan dengan Kepala Desa dan Kepala Kelurahan untuk meminta
dukungan dengan memberikan fasilitas sepeda motor. Dalil Pemohon
mengenai Pihak Terkait membagikan sepeda motor kepada Kepala Desa dan
Kepala Kelurahan merupakan fitnah. Lagi pula Pemohon tidak pernah
melaporkan kepada Panwaslu. Untuk mendukung dalil bantahannya, Pihak
Terkait mengajukan Bukti PT-349 sampai dengan PT-443, serta menghadirkan
saksi bernama Welly Jerry Liwe, Moody Onibala, Ferdy Wokas, Robby
Manorek, Josep Romengan, Ridel Marenter, William Sengkey, Stanly
Lengkey, Rafles Laoh, Maulud Sabar, dan Mochtar Otay yang pada

29
pokoknya menerangkan tidak pernah menerima sepeda motor atau barang
dalam bentuk apapun baik dari Pihak Terkait maupun dari pasangan calon
lain;
Setelah Mahkamah meneliti Bukti Bukti P-135 sampai dengan Bukti P-
196 berupa Surat Ketetapan Pajak Daerah PKB/BBN-KB SDWKLLJ
dihubungkan dengan Bukti P-213 berupa data Hukum Tua/Lurah se-
Kabupaten Minahasa Selatan, ditemukan fakta hukum sebagai berikut:
• Pemilik kendaraan sepeda motor merk honda dalam Bukti 135 sampai
dengan Bukti P-196 kecuali Bukti P-139, Bukti P-161, dan Bukti P-192
adalah para hukum tua di Kabupaten Minahasa Selatan, yaitu Kecamatan
Modoinding bernama Royke Komaling Hukum Tua Desa Wulurmaatus,
Herny Kaligis Hukum Tua Desa Kakenturan, dan Donny Walean Hukum
Tua Desa Pinasungkulan, (vide Bukti P-194, Bukti P-195, Bukti P-196),
hukum tua Kecamatan Tomposo Baru bernama Maulud Sabar Hukum Tua
Desa Toraut, Naomi Iroth Hukum Tua Desa Tompaso Baru Satu, Boni M.
Lobot Hukum Tua Desa Karowa, Frieke R. Woruntu Hukum Tua Desa
Kinalawiran, Johanis Y. Palendeng Hukum Tua Desa Raratean, dan Andri
P. Sembung Hukum Tua Desa Sion (vide Bukti P-181, Bukti P-183 sampai
dengan Bukti P-185, Bukti P-187, Bukti P-146), hukum tua Kecamatan
Maesaan bernama Roby J. Maindoka, SE Hukum Tua Desa Temboan,
Henny Tambuwun Hukum Tua Desa Tembelang, Idrus Gumer Hukum Tua
Desa Bojonegoro, dan James N. Lambogia Hukum Tua Desa Liningaan
(vide Bukti P-135=Bukti P-191, Bukti P-136, Bukti P-190, Bukti P-
138=Bukti P-193), hukum tua Kecamatan Ranoyapo bernama Ridle
Merentek Hukum Tua Desa Pooopo Barat, M.J.Lumia A, MD Hukum Tua
Desa Lompad, Arie H. Seko Hukum Tua Desa Mopolo Esa, Maxi M. Londa
Hukum Tua Desa Poopo Utara, J. Kawulur Hukum Tua Desa Lompad Baru,
Selvie Frieda Soputan Hukum Tua Desa Pontak, M.L. Tampemawa Hukum
Tua Desa Mopolo, dan Meidy K. Tololiu Hukum Tua Desa Poopo (vide Bukti
P-143, Bukti 167, Bukti P-168 sampai dengan Bukti P-173), Hukum Tua
Kecamatan Motoling bernama Wiliam Sengkey Hukum Tua Desa Lalumpek,
Benny K.M. Massei Hukum Tua Desa Motoling mawale, Viktor Palapa
Hukum Tua Desa Raanan Lama, dan Jhony Kesek Hukum Tua Desa Tua
Picuan Baru (vide Bukti P-144, Bukti P-162 sampai dengan Bukti P-164),
hukum tua Kecamatan Motoling Barat bernama Jhoni Kawengian Hukum
Tua Desa Tondey, Jhony Sumanti Hukum Tua Desa Tondey Satu, Franky
Sual Hukum Tua Desa Tondey Dua (vide Bukti P-137=Bukti P-150, Bukti P-
149, Bukti P-151), hukum tua Kecamatan Motoling Timur bernama Stultje
Merentek Hukum Tua Desa Picuan Satu (vide Bukti P-148), hukum tua
Kecamatan Kumelembuai bernama Martinus O.S. Langkai, S.Pd (vide Bukti
P-147), Hukum Tua Kecamatan Sinonsayang bernama Goan M. Rattu
Hukum Tua Desa Blongko dan Rico Darapung Hukum Tua Desa Poigar I
(vide Bukti P-165, Bukti P-166), Hukum Tua Kecamatan Tenga bernama
Roby Manorek Hukum Tua Desa Tawaang, Stenly B. Lenky Hukum Tua
Desa Pakuure Satu, Johanis Rumopa Hukum Tua Desa Pakuure Tiga, Polke
M. Sangian Hukum Tua Desa Pakuure, Fanny FF. Terok Hukum Tua Desa

30
Pakuure Utara, Hartje O. Sangian Hukum Tua Desa Pakuure Dua, Arie W.
Rompis Hukum Tua Desa Radey, Jimree A. Lintong Hukum Tua Desa
Boyong, dan Sendra S. Kalingi Hukum Tua Desa Sapa, vide Bukti P-141,
Bukti P-145, Bukti P-174 sampai dengan Bukti P-180, hukum tua
Kecamatan Amurang bernama Nitje Durandit Hukum Tua Kelurahan
Uwuran Satu, SE, Wempi Assa Hukum Tua Desa Ranoketang Tua, Nontje
Tambingon Hukum Tua Desa Kilometer Tiga, (vide Bukti P-158 sampai
dengan Bukti P-160), hukum tua Kecamatan Amurang Timur bernama
Selvie Werupangkey Hukum Tua Desa Maliku, Jane M. Polii Hukum Tua
Desa Lopana (vide Bukti P-156 dan Bukti P-157), Hukum Tua Kecamatan
Amurang Barat bernama Johny Mawitjere Hukum Tua Desa Wakan, Linda
T. Porajow Hukum Tua Desa Kapitu, Amir Turangan Hukum Tua Desa
Elusan, Bernhard Kelung Hukum Tua Desa Pondos (vide Bukti P-152
sampai dengan Bukti P-155), Hukum Tua Kecamatan Tatapaan bernama
Metusala Hukum Tua Desa Pungkol, Adrius Katepu Hukum Tua Desa
Wawontulap, Ricard Kaunang Hukum Tua Desa Popareng, dan Wilson A.
Walintukan Hukum Tua Desa Paslatan satu (vide Bukti P-186 sampai
dengan Bukti P-189), dan Hukum Tua Kecamatan Tareran bernama Joseph
Robert Sven Rumengan (vide Bukti P-142), sehingga hukum tua yang
tercatat namanya menerima sepeda motor sebagaimana Bukti P-135
sampai dengan Bukti P-196 berjumlah 55 orang;
• Sepeda motor merk Honda yang tercantum dalam Bukti P-135 sampai
dengan Bukti P-196 dibeli pada bulan bulan Juli sebanyak 8 unit, bulan
Agustus 17 unit, bulan Oktober 14 unit, dan bulan September 16 unit,
sehingga jumlahnya 55 unit;
• Apabila mencermati keterangan-keterangan saksi Pemohon (Marthen
Pangaila, Wengsi Selang, Max. H. Pesik, Fanny Rawung, Saidin Tubuon,
Franky J. Rorimpandey) saksi mengetahui bahwa sepeda motor tersebut
pemberian dari Pantas berdasarkan informasi dari sesama hukum tua yang
memberitahukan kepada saksi untuk segera mengambil sepeda motor di
dealer Honda Manado dengan mengumpulkan KTP dan kartu keluarga,
sehingga apabila Bukti P-135 sampai dengan Bukti P-196 dan Bukti P-213
dihubungkan dengan keterangan saksi Pemohon tersebut, maka telah
terputus rangkaian peristiwa hukum mengenai siapa yang memberi sepeda
motor atau siapa yang membayar uang mukanya;
• Terputusnya hubungan hukum antara Pihak Terkait sebagai pemberi
sepeda motor dan hukum tua sebagai penerima sepeda motor sangat jelas
terlihat dalam Bukti P-197 sampai dengan Bukti PT-199 berupa Perjanjian
Pembiayaan Bersama Dengan Penyerahan Hak Milik Fiducia antara Adira
Finance dan Robby Manorek, Ridel Marentek, Novi Ferdinanto Soleman
Pongantung. Bukti tersebut sama sekali tidak ada mencantumkan nama
Pihak Terkait baik dalam kapasitas sebagai pemohon kredit maupun
sebagai penjamin kredit, sehingga Mahkamah tidak dapat meyakini
kebenaran Bukti P-204 sampai dengan Bukti P-212 berupa Surat
Pernyataan yang dibuat oleh hukum tua (Jefry Mamesah, Deni Lende, Beth
Winakan, Rony Kadongan, Johanis Rumopa, Polke M. Sangian, H.O.

31
Sangian) yang pada pokoknya menyatakan bahwa “Kredit motor akan
diangsur oleh Pantas apabila terpilih sebagai Bupati Minahasa
Selatan dan apabila Pantas tidak terpilih maka hukum tua yang
akan membayar angsuran kreditnya”. Bukti P-204 sampai dengan
Bukti P-212 merupakan surat pernyataan sebagaimana keterangan saksi
Pemohon (Garry R. Rarung), namun surat pernyataan yang dibuat oleh
beberapa hukum tua itu tidak mempunyai kaitan secara hukum, khususnya
kepada Pihak Terkait karena hanya dibuat dan ditandatangani sendiri oleh
hukum tua, karena surat pernyataan tersebut merupakan hubungan
hukum dua pihak antara hukum tua dan Pihak Terkait yang seharusnya
ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu antara Hukum Tua dan Pihak
Terkait;
• Bukti P-204 sampai dengan Bukti P-212, telah pula terbantahkan oleh Bukti
P-132 dan Bukti P-133 berupa angsuran sepeda motor atas nama Rico
Darapung dan Marthen L. Pangaila. Oleh karena itu, seandainyapun benar
isi surat pernyataan dalam Bukti P-204 sampai dengan Bukti P-212, maka
Pihak Terkaitlah yang membayar angsuran sepeda motor, karena Pihak
Terkait berdasarkan rekapitulasi suara yang dilakukan oleh Termohon telah
dinyatakan sebagai Calon Terpilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2010. Pemohon tidak dapat
mengungkap lebih lanjut asal diperolehnya sepeda motor itu, karena saksi
Pemohon pemberi kredit (Adira Finance Manado) yang dipanggil oleh
Mahkamah tidak memenuhi panggilan Mahkamah dengan tanpa alasan,
sehingga yang bersangkutan tidak dapat menjelaskannya;
Berdasarkan fakta dan penilaian hukum tersebut di atas, Mahkamah
tidak dapat meyakini bahwa sepeda motor merk honda sebagaimana termuat
dalam Bukti P-135 sampai dengan Bukti P-196 adalah milik para hukum tua
Kabupaten Minahasa Selatan yang diberikan oleh Pihak Terkait karena dalam
persidangan tidak dapat dibuktikan hubungan hukum antara hukum tua dan
Pihak Terkait sebagai pemberi sepeda motor dengan hukum tua sebagai
penerima sepeda motor;
[3.23] Menimbang bahwa terhadap dalil Pemohon mengenai (i) pemilih yang
berdomisili di pinggiran pantai diberikan satu unit perahu ketinting; (ii)
mobilisasi PNS oleh Pihak Terkait dengan janji apabila Pihak Terkait terpilih
akan diberikan jabatan. Terhadap kedua dalil tersebut, Mahkamah
berpendapat bahwa Pemohon tidak mengajukan bukti-bukti yang dapat
mendukung dalilnya. Dengan demikian dalil Pemohon tersebut harus
dikesampingkan;
[3.24] Menimbang bahwa Pemohon mendalilkan, Termohon telah melakukan
penggelembungan suara berupa mengubah DPT di TPS I, TPS III, TPS IV
Kelurahan Bitung, Kecamatan Amurang. DPT TPS I semula berjumlah 436,
pada Pemilukada Putaran Kedua diubah menjadi 443 pemilih, DPT TPS III
semula berjumlah 439 pemilih, pada Pemilukada Putaran Kedua diubah
menjadi 446 pemilih dan DPT TPS IV semula berjumlah 439, pada Pemilukada
Putaran Kedua diubah menjadi 443 pemilih. Untuk mendukung dalilnya

32
tersebut, Pemohon mengajukan Bukti P-20, Bukti P-84, dan Bukti P-89 dan
tidak menghadirkan saksi;
Terhadap dalil Pemohon, Temohon menyampaikan bantahan yang
menyatakan bahwa tidak benar ada penggelembungan suara di TPS I, TPS III,
dan TPS IV Kelurahan Bitung, karena DPT yang digunakan dalam Pemilukada
Putaran Kedua tanggal 14 Oktober 2010 tidak ada perubahan DPT. Untuk
mendukung bantahannya, Termohon mengajukan Bukti T-4, serta
menghadirkan satu orang saksi bernama Feky Poli yang pada pokoknya
menerangkan DPT yang digunakan dalam Pemilukada Putaran Kedua adalah
sama dengan DPT yang digunakan dalam Pemilukada Putaran Pertama;

27. HAKIM ANGGOTA: MARIA FARIDA INDRATI

Setelah Mahkamah meneliti dan mencermati bukti Pemohon dan


Termohon ditemukan fakta hukum bahwa Bukti P-85 sampai dengan Bukti P-
89 = Bukti T-4 berupa DPT TPS I, TPS III, dan TPS IV Kelurahan Bitung,
Kecamatan Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan. Bukti P-85, Bukti P-87 dan
Bukti P-89 adalah bukti yang dianggap oleh Pemohon sebagai DPT Pemilukada
Kabupaten Minahasa Selatan Putaran Kedua untuk TPS I, TPS III, dan TPS IV
Kelurahan Bitung, Kecamatan Amurang. Apabila Bukti P-85, Bukti P-87 dan
Bukti P-89 disandingkan dengan Bukti T-4, maka bukti Pemohon tersebut
diragukan keasliannya karena terdapat perbedaan tanggal dan bulan
pengesahannya, bahkan Bukti P-85, Bukti P-87 dan Bukti P-89 tidak
ditandatangani oleh Ketua dan anggota PPS TPS I, TPS III dan TPS IV
Kelurahan Bitung, Kecamatan Amurang. Berdasarkan Bukti T-4 bahwa jumlah
DPT untuk TPS I dan TPS III sama dengan jumlah DPT sebagaimana Bukti P-
84 dan Bukti P-86. Dengan demikian DPT yang digunakan dalam Pemilukada
Kabupaten Minahasa Selatan Putaran Kedua khususnya TPS I dan TPS III
Kelurahan Bitung, Kecamatan Amurang adalah sama dengan DPT yang
digunakan dalam Pemilukada Kabupaten Minahasa Selatan Putaran Pertama.
Bukti demikian sama dengan keterangan saksi Termohon bernama Feky Poli
yang menerangkan DPT yang digunakan dalam Pemilukada Kabupaten
Minahasa Selatan Putaran Kedua sama dengan DPT yang digunakan dalam
Pemilukada Putaran Pertama. Untuk DPT TPS IV Kelurahan Bitung, Kecamatan
Amurang tidak ada penggelembungan pemilih, karena berdasarkan Bukti T-4
bahwa jumlah pemilih di TPS IV lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah DPT
TPS IV sebagaimana Bukti P-88. Berdasarkan fakta dan penilaian hukum
tersebut, Mahkamah berpendapat bahwa Pemohon tidak dapat membuktikan
dalil permohonannya;
[3.25] Menimbang bahwa Pemohon mendalilkan, Pihak Terkait telah
melakukan penyuapan kepada Ketua KPU Kabupaten Minahasa Selatan
bernama Yurnie Sendow. Menurut Pemohon uang suap tersebut oleh Ketua
KPU Minahasa Selatan dibelikan satu unit kendaraan Toyota Avanza dengan
harga Rp. 164.000.000 dan tiga kavling tanah di Desa Kalasey Kabupaten
Minahasa dengan harga Rp. 150.000.000. Untuk mendukung dalilnya,
Pemohon mengajukan Bukti P-94, Bukti P-130, serta menghadirkan saksi

33
bernama Dicky Merentek, S.PD dan Alfrits Lumiu yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
1. Dicky Merentek, bahwa saksi pernah melakukan wawancara dengan
Icat Pandai yang menerangkan Ketua KPU Minahasa Selatan bernama
Yurnie Sendow menerima uang sebanyak Rp. 750.000.000 dari Pihak
Terkait. Uang tersebut dibelikan 3 kavling tanah dan sebuah mobil
avanza;
2. Alfrits Lumiu, saksi menemukan bukti adanya 3 kapling tanah milik
Ketua KPU Kabupaten Minahasa Selatan. Menurut keterangan Icat Pandai
bahwa tanah tersebut dibeli dari uang suap;
Terhadap dalil Pemohon tersebut, Termohon menyampaikan bantahan
yang menyatakan tidak benar ada penyuapan kepada Ketua KPU Kabupaten
Minahasa Selatan, karena Termohon tidak pernah menerima tembusan
pemberitahuan dari Panwaslu Kabupaten Minahasa Selatan tentang adanya
laporan pelanggaran pidana Pemilukada yang diproses melalui sentra
Gakumdu. Dalil Pemohon demikian juga dibantah oleh Pihak Terkait yang
menyatakan tidak benar Pihak Terkait melakukan penyuapan kepada Ketua
KPU. Ketua KPU Kabupaten Minahasa Selatan (Yurnie Sendow) dalam
persidangan tanggal 4 November 2010 telah membantah dengan tegas
kesaksian Dicky Merentek dan Alfrits Lumiu sebagaimana keterangan di
atas. Yurnie Sendow dalam persidangan menyatakan tidak benar telah
menerima uang dari Pihak Terkait. Tanah di Kalase, oleh Yurnie Sendow dibeli
jauh sebelum tahapan pelaksanaan Pemilukada Kabupaten Minahasa Selatan
dengan harga Rp. 40.000.000 dan tidak mempunyai mobil Avanza
sebagaimana yang dituduhkan oleh Pemohon;
Setelah mencermati dalil Pemohon, bantahan Termohon dan Pihak
Terkait, serta keterangan saksi Pemohon, Mahkamah berpendapat bahwa dalil
Pemohon tidak didukung dengan alat bukti yang cukup. Sekalipun Pemohon
menghadirkan dua orang saksi, namun keterangan saksi Pemohon tersebut
tidak dapat dinilai sebagai keterangan yang benar karena hanya mendengar
dari keterangan orang lain;
[3.26] Menimbang bahwa Pemohon mendalilkan pada waktu rekapitulasi suara
di tingkat PPK Kecamatan Sinonsayang PPK Kecamatan Sinonsayang,
Kecamatan Tatapaan, Kecamatan Modoinding, Kecamatan Suluun Tareran,
Kecamatan Tenga, Kecamatan Tareran, Kecamatan Amurang tidak
menindaklanjuti keberatan saksi Pemohon atas pelanggaran dan kecurangan
mengenai: (i) Panwas/PPL tidak melakukan pengawasan, (ii) PPS tidak
memberikan Lampiran Model C-KWK dan Model C1 KWK kepada saksi
Pemohon; (iii) adanya keterlibatan hukum tua untuk memenangkan Pihak
Terkait; (iv) penggelembungan pemilih dalam DPT; (v) adanya money politik
oleh Pihak Terkait; dan (vi) Termohon tidak menindaklanjuti keberatan saksi
Pemohon mengenai perolehan suara Pemohon di Desa Temboan Kecamatan
Maesaan berjumlah 150 suara dinyatakan rusak oleh KPPS. Untuk mendukung
dalilnya, Pemohon mengajukan Bukti P-11, Bukti P-14 sampai dengan Bukti P-
20, serta menghadirkan saksi bernama Drs. Alex Slat dan Oneke Roring
yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

34
1. Drs. Alex Slat, bahwa penetapan hasil pleno rekapitulasi suara oleh KPU
tidak ditemukan adanya kejadian-kejadian khusus yang dapat
mengganggu hubungan antar masyarakat;
2. Oneke Roring, saksi melihat ada 3 keluarga memilih lebih dari satu kali,
antara lain keluarga Duran Saroinsong hak pilih istrinya dicobloskan oleh
suaminya, demikian sebaliknya untuk keluarga yang lain. Pencoblosan
lebih dari sekali tersebut ketika di antara anggota keluarga berada di luar
daerah yang hak pilihnya diwakilkan oleh anggota keluarga yang lain;
Terhadap dalil Pemohon, Termohon menyampaikan bantahan yang
menyatakan bahwa Pemohon pada saat penghitungan suara di TPS,
rekapitulasi suara di tingkat di PPK Kecamatan Maesaan dan rekapitulasi suara
di KPU Kabupaten Minahasa Selatan tidak pernah mengajukan keberatan.
Untuk mendukung dalil bantahannya tersebut, Termohon mengajukan Bukti T-
6 sampai dengan Bukti T-8 dan Bukti T-15, serta menghadirkan saksi bernama
Relly Masye Sumerah, dan Ventje Moray yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
1. Relly Masye Sumerah, bahwa jumlah pemilih yang terdaftar dalam
DPT di dua Desa Temboan Kecamatan Maesaan sebanyak 833 pemilih,
surat suara sah berjumlah 470 suara dan surat suara tidak sah berjumlah
141 suara. Surat suara tidak sah tersebut disebabkan karena dicoblos
dengan tidak menggunakan alat coblos yang disediakan oleh KPU,
misalnya dicopot dan disobek. Pada waktu rekapitulasi suara memang
ada saksi yang menyampaikan keberatan kepada KPPS, tetapi setelah
diberikan penjelasan saksi tersebut dapat menerimanya;
2. Ventje Moray, bahwa jumlah surat suara yang rusak di TPS 2 Desa
Temboan Kecamatan Maesaan sebanyak 94 suara dan jumlah surat
suara yang tidak rusak sebanyak 227 suara. Surat suara rusak tersebut
disebabkan karena dicopot dan disobek;
Pihak Terkait dalam keterangan tertulisnya, juga menyampaikan
bantahan terhadap dalil Pemohon tersebut yang pada pokoknya menyatakan
sebagai berikut:
• Pada rekapitulasi suara di tingkat Kecamatan memang benar saksi-saksi
dari Pemohon tidak menandatangani Formulir Model DA-9 KWK karena
yang bersangkutan sudah diinstruksikan oleh Pemohon untuk tidak
menandatangani berita acara rekapitulasi suara dimaksud, namun
meskipun berita acara rekapitulasi suara tersebut tidak ditandatangani
saksi bahkan ketidakhadiran saksi manapun, maka rekapitulasi suara di
Tingkat Kecamatan tetap sah;
• Tidak benar ada pengelembungan suara dan perubahan DPT dalam
Pemilukada Putaran Kedua di TPS I, TPS III, TPS IV, Kelurahan Bitung,
Kecamatan Amurang yang ditambahkan dalam DPT. Selain itu saksi
Pemohon tidak mengajukan keberatan dan menandatangani Lampiran
Model C-1 KWK untuk TPS I, TPS III, dan TPS IV Kelurahan Bitung
Kecamatan Amurang dan TPS I serta TPS II Desa Temboan Kecamatan
Maesaan;

35
Untuk mendukung dalil bantahannya, Pihak Terkait mengajukan Bukti
PT-208 dan Bukti PT-209;
Menurut Mahkamah, pernyataan keberatan Pemohon mengenai (i)
Panwas/PPL tidak melakukan pengawasan dalam pelaksanaan pemungutan
suara Pemilukada Kabupaten Minahasa Selatan Putaran Kedua; (ii)
keterlibatan hukum tua untuk memenangkan Pihak Terkait; (iii) money politik
oleh Pihak Terkait; (iv) perubahan DPT di TPS I, TPS III, TPS IV Kelurahan
Bitung Kecamatan Amurang, tidak selayaknya dinyatakan dalam pernyataan
keberatan saksi Model DA-3 KWK dan Model DB 2-KWK (vide Bukti P-11, Bukti
P-14 sampai dengan Bukti P-20), karena pernyataan keberatan tersebut sama
sekali tidak berkaitan mengenai kejadian-kejadian khusus yang
berhubungan dengan rekapitulasi penghitungan suara. Ketentuan
mengenai hal tersebut secara tegas dinyatakan dalam Model DA-3 KWK
dan Model DB2-KWK” yang menyatakan “Penyataan Keberatan Saksi Dan
Kejadian Khusus Yang Berhubungan Dengan Rekapitulasi Penghitungan Suara
Pemilihan Umum Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Minahasa Selatan
Putaran Kedua Tahun 2010”. Berdasarkan penilaian hukum tersebut,
Mahkamah berpendapat bahwa wajar apabila PPK dan/atau Termohon tidak
menindaklanjuti keberatan Pemohon dimaksud;
Terhadap keberatan Pemohon mengenai Perolehan suara Pemohon di
Desa Temboan Kecamatan Maesaan berjumlah 150 suara dinyatakan rusak
oleh KPPS. Untuk mendukung dalilnya tersebut, Pemohon menghadirkan saksi
bernama Drs. Alex Slat dan Oneka Roring, namun kesaksian Drs. Alex Slat
yang menyatakan penetapan hasil pleno rekapitulasi suara oleh KPU tidak
ditemukan adanya kejadian-kejadian khusus telah melemahkan dalil Pemohon
a quo. Demikian juga keterangan saksi Pemohon bernama Oneke Roring,
kesaksiannya sama sekali tidak ada kaitannya dengan dalil Pemohon.
Menurut saksi Pihak Terkait bernama Relly Masye Sumerah dan Ventje
Moray menyatakan bahwa surat suara di desa Temboaan tersebut rusak
karena dirobek oleh pemilihnya. Seandainyapun benar surat suara Pemohon
tersebut sah dan oleh KPPS dinyatakan tidak sah, maka saksi Pemohon akan
mengajukan keberatan. Setelah Mahkamah meneliti Bukti T-6 = Bukti PT-208
dan Bukti PT-209 berupa Lampiran Model C-1 KWK untuk TPS I dan II Desa
Temboan Kecamatan Maesaan, ditemukan fakta hukum bahwa saksi Pemohon
bernama Stenli Mengi dan Jonlok Tarumingkeng tidak mengajukan keberatan
dan menandatangani Lampiran Model C1-KWK;
Terhadap keberatan Pemohon mengenai (i) PPS tidak memberikan
Lampiran Model C-KWK dan Model C1 KWK TPS 1, TPS 2 dan TPS 3 Desa
Blongko, Kecamatan Sinonsayang kepada saksi Pemohon, (ii)
penggelembungan suara Pihak Terkait di Kecamatan Suluun Tareran yang
seharusnya 358 suara di catat menjadi 361 suara, dan (iii) perolehan suara
Pemohon di TPS 1 Desa Paslaten, Kecamatan Tatapaan tidak sama dengan
hasil pleno, menurut Mahkamah dalil Pemohon a quo sama sekali tidak
didukung dengan alat bukti cukup, sehingga dalil Pemohon tersebut tidak
relevan untuk dipertimbangkan. Berdasarkan fakta dan penilaian hukum
tersebut di atas, Mahkamah berpendapat bahwa Pemohon tidak dapat

36
membuktikan dalil permohonannya, sehingga dalil permohonan a quo harus
dinyatakan tidak terbukti menurut hukum;
Berdasarkan seluruh uraian dalam pertimbangan tersebut di atas,
Mahkamah berpendapat bahwa dalil-dalil Pemohon mengenai pokok
permohonan tidak terbukti menurut hukum;

28. KETUA: MOH. MAHFUD MD

4. KONKLUSI
Berdasarkan atas penilaian fakta dan hukum sebagaimana diuraikan
di atas, Mahkamah berkesimpulan bahwa:
[4.1] Mahkamah berwenang untuk memeriksa, mengadili, dan memutus
permohonan a quo;
[4.2] Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk
mengajukan permohonan;
[4.3] Permohonan diajukan dalam tenggang waktu yang ditentukan;
[4.4] Eksepsi Pihak Terkait tidak tepat dan tidak beralasan menurut hukum;
[4.5] Dalil-dalil Pemohon mengenai Pokok Permohonan tidak terbukti
menurut hukum;
Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan mengingat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316) dan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844).

5. AMAR PUTUSAN
Mengadili,
Menyatakan:
Dalam Eksepsi:
Menolak eksepsi Pihak Terkait;
Dalam Pokok Perkara:
Menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya;

KETUK PALU 1X

KETUK PALU 3X

Maaf tidak boleh bertepuk tangan di dalam sidang. Duduk dulu, jangan
mengganggu jalannya sidang.
Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Hakim oleh
sembilan Hakim Konstitusi pada hari Jumat tanggal dua belas bulan
November tahun dua ribu sepuluh oleh sembilan Hakim Konstitusi, yaitu Moh.

37
Mahfud MD selaku Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, M. Akil
Mochtar, Muhammad Alim, Hamdan Zoelva, Maria Farida Indrati, Harjono, M.
Arsyad Sanusi, dan Ahmad Fadlil Sumadi masing-masing sebagai Anggota dan
diucapkan dalam Sidang Pleno Terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal
delapan belas bulan November tahun dua ribu sepuluh oleh delapan Hakim
Konstitusi, yaitu Moh. Mahfud MD selaku Ketua merangkap Anggota, Achmad
Sodiki, M. Akil Mochtar, Muhammad Alim, Hamdan Zoelva, Maria Farida
Indrati, M. Arsyad Sanusi, dan Ahmad Fadlil Sumadi masing-masing sebagai
Anggota didampingi oleh Sunardi sebagai Panitera Pengganti, serta dihadiri
oleh Pemohon/Kuasanya, Termohon/Kuasanya, dan Pihak Terkait/Kuasanya.
Demikian, kepada yang menang saya sampaikan kalau Anda merasa
mengeluarkan uang untuk yang menang ini ditagih kembali, tidak ada uang di
sini. Anda kasih uang kepada siapa yang katanya untuk Hakim, tagih kembali.
Kepada yang kalah kalau mendengar laporkan ke KPK, ini harus saya katakan
sejak…, sebab sejak adanya tulisan Bung Refli di Kompas itu isu-isu itu
semakin berkembang, berseliweran seakan-akan ya. Sekarang silakan tagih
kembali kalau ada yang mengeluarkan uang untuk keperluan perkara ini,
kalau itu nama menyangkut nama Hakim lapor ke saya nanti kita kembalikan
proses secara hukum.
Baik.
PUTUSAN
Nomor 191/PHPU.D-VIII/2010
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

[1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada


tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara
Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Kabupaten Konawe Utara Tahun 2010, yang diajukan oleh:
[1.2] 1. a. Nama : H. Herry Asiku, S.E.
Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 20 Januari 1958
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Desa Wanggudu Raya, RT/RW 03/03
Kelurahan Wanggudu Raya, Kecamatan
Asera, Kabupaten Konawe Utara
b. Nama : Drs. Andhy Beddu D.
Tempat, Tanggal Lahir : Sawa, 1 Agustus 1952
Pekerjaan : Swasta
Alamat : RT/RW 01/01 Kelurahan Wanggudu,
Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe
Utara
Pasangan Calon Nomor Urut 6 dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Konawe Utara Tahun 2010;
2. a. Nama : Ir. Mustari, M.B.A, M.Si
Tempat, Tanggal Lahir : Kendari, 8 Januari 1953
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

38
Alamat : Desa Taipa, Kecamatan Lembo,
Kabupaten Konawe Utara
b. Nama : H. M. Nur Sinapoy, S.E., M.Si
Tempat, Tanggal Lahir : Wawatobi, 16 September 1958
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Alamat : Desa Palopi, Kecamatan Sawa,
Kabupaten Konawe Utara
Pasangan Calon Nomor Urut 3 dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Konawe Utara Tahun 2010;
3. a. Nama : Ir. Slamet Riadi
Tempat, Tanggal Lahir : Tinanggea, 9 September 1969
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jalan Gunung Nipa-nipa Nomor 9 RT/RW
003/001 Kelurahan Tobuuha, Kecamatan
Puuwatu, Kota Kendari
b. Nama : H. Rudin Lahadi
Tempat, Tanggal Lahir : Bandaeha, 12 Januari 1963
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Desa Mataiwoy RT/RW 01/01 Kelurahan
Mataiwoy, Kecamatan Molawe,
Kabupaten Konawe Utara
Pasangan Calon Nomor Urut 8 dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Konawe Utara Tahun 2010;
Dalam hal ini diwakili oleh Kahar Nawir, S.H., Ade Yuliawan, S.H., Darul
Paseng, S.H., dan M. Fardian Said, S.H. para advokat pada MSS & Co Law
Firm berkedudukan di MNC Tower lantai 20, Jalan Kebon Sirih Nomor 17-19
Jakarta Pusat berdasarkan Surat Kuasa Khusus masing-masing bertanggal 18
Oktober 2010 baik secara bersama-sama, maupun sendiri-sendiri;
Selanjutnya disebut sebagai ---------------------------------------------- Pemohon;
Terhadap
[1.3] Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Konawe Utara,
berkedudukan di Trans Sulawesi Poros Kendari-Asera kabupaten Konawe
Utara;
Berdasarkan Surat Kuasa Indra Supriadi sebagai Ketua KPU Kabupaten
Konawe Utara bertanggal 30 Oktober 2010 dalam hal ini memberikan kuasa
kepada Safarullah, S.H. advokat beralamat di Jalan Tanjung Bunga Nomor
36B Kota Kendari;
Selanjutnya disebut sebagai ----------------------------------------------Termohon;
[1.4] 1. Nama : Drs. H. Aswad Sulaiman P., M.Si
Pekerjaan : Pensiunan Pegawai Negeri Sipil
Alamat : Desa Mataiwoy, Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe
Utara
2. Nama : Ir. Ruksamin, M.Si
Pekerjaan : Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Konawe utara
Alamat : Desa Basule, Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe

39
Utara
Pasangan Calon Nomor Urut 1 dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Konawe Utara Tahun 2010;
Dalam hal ini diwakili oleh Damrah Mamang, S.H. advokat pada Lembaga
Kajian dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam As-Syafi’iyah
yang beralamat di jalan Raya Jatiwaringin Nomor 12 Jakarta berdasarkan
Surat Kuasa bertanggal 26 Oktober 2010 dan Denny Kailimang, S.H., M.H.,
Drs. M. Utomo A. Karim Tayib, S.H., Damrah Mamang, S.H., Bastian
Noor Pribadi, S.H., dan Didit Sumarno, S.H. para advokat dan asisten
advokat dari Tim Advokasi dan Bantuan Hukum Dewan Pimpinan Pusat Partai
Demokrat yang beralamat di Menara Kuningan Lantai 2/J &K, Jalan H. R.
Rasuna Said Blok X-7 Kavling 5 Jakarta berdasarkan Surat Kuasa bertanggal 8
November 2010, baik secara bersama-sama, maupun sendiri-sendiri;
Selanjutnya disebut sebagai -------------------------------------- Pihak Terkait I;
[1.5] 1. Nama : H. Sudiro, S.H.
Tempat, Tanggal Lahir : Tapunggaya, 15 Desember 1953
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Alamat : Kelurahan Wanggudu, Kecamatan Asera,
Kabupaten Konawe Utara
2. Nama : Dra. Hj. Siti Halna, M.Pd
Tempat, Tanggal Lahir : Otole, 7 Juli 1958
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Alamat : Desa Otole, Kelurahan Otole, Kecamatan
Lasolo, Kabupaten Konawe Utara
Pasangan Calon Nomor Urut 5 dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Konawe Utara Tahun 2010;
Selanjutnya disebut sebagai ------------------------------------- Pihak Terkait II;
[1.5] Membaca permohonan dari Pemohon;
Mendengar keterangan dari Pemohon;
Mendengar dan membaca Jawaban dari Termohon;
Mendengar dan membaca Keterangan dari Pihak Terkait;
Memeriksa bukti-bukti yang diajukan oleh para pihak;
Mendengar keterangan saksi dari para pihak;
Mendengar dan membaca Keterangan Panwaslu Kabupaten Konawe
Utara;
Membaca Kesimpulan Tertulis dari para pihak;

29. HAKIM ANGGOTA: AHMAD FADLIL SUMADI

Pendapat Mahkamah
Tentang Eksepsi
[3.22] Menimbang bahwa terkait Eksepsi Termohon mengenai
perubahan/perbaikan permohonan melewati batas waktu, Mahkamah menilai,
perbaikan permohonan bertanggal 3 November 2010 telah diterima di
Kepaniteraan Mahkamah pada tanggal 3 November 2010 pukul 14.25 WIB dan
melewati tenggat yang diperintahkan Mahkamah dalam persidangan tanggal 2

40
November 2010 agar perbaikan permohonan diserahkan paling lambat 3
November 2010 pukul 14.00 WIB. Akan tetapi hal demikian tidak serta merta
mengakibatkan permohonan tidak dapat diterima. Mahkamah hanya tidak
akan mempertimbangkan perbaikan permohonan tersebut, sehingga
permohonan yang dipertimbangkan adalah permohonan bertanggal 19
Oktober 2010 (permohonan awal), sehingga Eksepsi Termohon demikian tidak
tepat dan tidak beralasan menurut hukum;
[3.23] Menimbang bahwa terkait eksepsi Termohon surat kuasa Kuasa Hukum
Pemohon tidak sah karena dalam permohonan awal disebutkan, Kuasa Hukum
mewakili enam pasang calon, padahal tidak benar, dan dalam perbaikan
permohonan disebutkan Kuasa Hukum mewakili tiga pasang calon, Mahkamah
menilai, dalam permohonan Pemohon telah melampirkan Surat Kuasa yang
ditandatangani oleh enam pasangan calon dan kuasa Pemohon. Selain itu,
Mahkamah telah menerima Surat bertanggal 3 November 2010 dalam
persidangan tanggal 4 November 2010, Perihal: Pemberitahuan Pengunduran
Diri sebagai Pemohon (Drs. H, Abdul Hamid Basir dan Drs. H. Tamrin Pawani;
Apoda, S.E., M.P. dan Drs. Kahar, M.Pd; H. Herry Hermansyah Silondae, S.E.
dan Ir. Andi Syamsul bahri, M.Si) yang ditandatangani kuasa Pemohon.
Dengan mendasarkan hal demikian, maka Mahkamah berpendirian, Pemohon
yang mengajukan permohonan a quo adalah tiga pasangan calon lainnya
sebagaimana termuat dalam paragraf [1.2]. Terhadap dugaan adanya
pemalsuan surat, maka Mahkamah menyilahkan para pihak untuk
menindaklanjuti hal tersebut dengan melaporkan kepada aparat berwajib.
Dengan demikian, eksepsi Termohon tersebut tidak tepat dan tidak beralasan
menurut hukum;
[3.24] Menimbang bahwa terkait eksepsi Termohon permohonan Pemohon
kabur (obscuur libel), Mahkamah menilai, hal demikian telah memasuki pokok
perkara, sehingga eksepsi Termohon a quo harus dikesampingkan;
[3.25] Menimbang bahwa terkait eksepsi Termohon permohonan Pemohon
tidak memenuhi syarat formil karena: Pemohon tidak melampirkan fotokopi
kartu tanda penduduk Pemohon dalam perbaikan permohonannya dan
Pemohon tidak memuat kesalahan hasil penghitungan suara serta permintaan
untuk menetapkan hasil penghitungan suara yang benar menurut Pemohon,
Mahkamah menilai, persyaratan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Pemohon telah diajukan Pemohon menjadi Bukti P-3b. Pada prinsipnya, syarat
fotokopi KTP Pemohon dimaksudkan untuk memastikan kedudukan hukum
(legal standing) Pemohon dalam mengajukan permohonan. Terkait kedudukan
hukum (legal standing) dan objek permohonan, Mahkamah telah
mempertimbangkan dalam paragraf [3.3] sampai [3.7] sehingga Eksepsi
Termohon tersebut tidak tepat dan tidak beralasan menurut hukum;
Tentang Pokok Permohonan
[3.24] Menimbang bahwa setelah mencermati permohonan dan keterangan
Pemohon, Jawaban Termohon, Keterangan Pihak Terkait, bukti-bukti surat
dan barang, keterangan saksi dari para pihak, keterangan Panwaslu, serta
kesimpulan dari para pihak, Mahkamah mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:

41
[3.24.1] Bahwa Pemohon mendalilkan, adanya permasalahan Daftar Pemilih
Tetap (DPT) sehingga berpotensi terjadinya penggunaan hak pilih lebih dari
satu kali (vide Bukti P-4 sampai dengan Bukti P-7, Bukti P-11a, Bukti P-11b,
serta keterangan saksi Safrin, Indra Tinggoa, dan Arif);
Termohon dalam jawabannya menyatakan bahwa Termohon telah
menetapkan DPT sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang
berlaku, dimana KPU Kabupaten Konawe Utara adalah sebagai Pengguna
Akhir Data Pemilih sesuai yang diatur dalam Pasal 10 ayat (3) huruf f Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum yang
menyatakan, “Dalam Pemutakhiran data Pemilih, KPU Kabupaten /Kota
merupakan Pengguna akhir Data Kependudukan yang disiapkan dan
diserahkan oleh Pemerintah”;
Bahwa proses Penetapan DPT pada pemilukada Kabupaten Konawe
Utara berawal dari daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) yang
berasal dari Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Konawe
Utara yang disandingkan dengan DPT Pilpres Tahun 2009, dan selanjutnya
diserahkan kepada PPS melalui PPK untuk dimutakhirkan oleh Petugas
Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) dan PPS untuk setiap TPS. Hasil PPDP
tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai Daftar pemilih Sementara (DPS) oleh
PPS yang kemudian diumumkan ke Masyarakat Konawe Utara untuk
mendapat tanggapan dan masukan serta koreksi dari masyarakat Konawe
Utara. Hal itu sesuai yang diatur dalam Pasal 14 ayat (2) Peraturan KPU
Nomor 67 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Pemutakhiran Data Pemilih
Pada pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah (vide Bukti T-
15 sampai dengan Bukti T-18);
Bahwa terhadap masyarakat yang melaporkan tentang adanya
masyarakat yang belum terdaftar maupun yang sudah terdaftar tetapi salah
tulis identitasnya, akan diperbaiki Panitia Pemungutan suara dengan cara
menyusun Daftar Pemilih Perbaikan, yang kemudian diumumkan kembali oleh
PPS untuk mendapat tanggapan, masukan dan koreksi dari masyarakat, baru
kemudian PPS menyusun dan mengesahkan DPT. Selanjutnya daftar Pemilih
tetap tersebut diserahkan kepada PPK, yang selanjutnya direkap menjadi
Pemilih Terdaftar di Kecamatan, dan selanjutnya diteruskan ke Termohon
untuk ditetapkan Sebagai Daftar pemilih tetap;
Sehubungan dengan adanya penundaan Tahapan Pemilukada yang
dilakukan oleh Termohon, dan adanya Surat KPU Provinsi Sulawesi Tenggara
untuk memperbaiki DPT yang telah ditetapkan oleh Termohon, masukan dari
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Termohon kembali memperbaiki DPT
yang telah ditetapkan, dengan cara melakukan verifikasi nama-nama Pemilih
yang telah dicantumkan dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang telah
diplenokan oleh Termohon dengan melibatkan para Camat dan Kepala
desa/Lurah se-Kabupaten Konawe Utara dan meminta masukan/tanggapan
dari para Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala daerah Kabupaten Konawe Utara
(vide keterangan Ketua KPU Provinsi Sulawesi Tenggara);
Bahwa dari hasil verifikasi tersebut dilakukanlah pencoretan terhadap
nama-nama yang sudah meninggal dunia, yang masih di bawah umur, serta

42
nama-nama yang terdaftar ganda (orang yang sama terdaftar lebih dari satu
kali), sehingga terjadi Pengurangan DPT dari 38.081 pemilih menjadi 37.072
pemilih yang artinya terjadi pengurangan sebanyak 1.009 pemilih;
Bahwa Tentang Nama Ganda, bisa saja terjadi nama yang sama, tetapi
tanggal lahir atau alamatnya berbeda, namun yang pasti bahwa jika ada nama
yang ganda dan identitas yang sama, belum dapat dikatakan Pemilih Ganda
karena walaupun nama dan datanya ganda, tetapi yang bersangkutan hanya
memilih satu kali, hal ini dapat diketahui karena tidak adanya Laporan yang
masuk ke Panwaslukada Kabupaten Konawe Utara (vide keterangan Panwaslu
Kabupaten Konawe Utara);
Mahkamah menilai, bantahan Termohon beralasan dan meyakinkan,
sehingga dalil Pemohon a quo tidak beralasan hukum;
[3.24.2] Bahwa Pemohon mendalilkan, Termohon melakukan penundaan
penetapan pasangan calon yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan (vide Bukti P-13b, Bukti P-13c, Bukti P-13d, Bukti P-13e, dan Bukti
P-13f);
Termohon dalam jawabannya membantah bahwa penundaan
penetapan pasangan Calon telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan;
Bahwa Pasal 11 ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9
Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Tahapan Program dan Jadwal
Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Peraturan
KPU 9/2010) menyatakan, “Dalam hal suatu daerah Pemilihan terjadi bencana
alam, kerusuhan, gangguan keamanan, dan/ atau gangguan lainnya diseluruh
atau sebagian wilayah Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang
berakibat Pemilu tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan Jadwal, Pemilu
ditunda.”
Selanjutnya Pasal 12 ayat (1) Peraturan KPU 9/2010 menyatakan
bahwa penundaan seluruh atau sebagian Tahapan Pemilu Gubernur dan Wakil
Gubernur atau Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil
Walikota, dengan mengacu kepada alasan gangguan lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dapat terjadi berkenaan dengan
terlambatnya pengesahan dan/atau Pencairan APBD Sesuai dengan Tahapan
Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 ayat (5) dan Pasal 115 Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu (vide Bukti T-
26);
Menurut Termohon, mengacu pada peraturan tersebut, karena
Anggaran Tahap II Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Kabupaten Konawe Utara Tahun 2010 tidak dicairkan oleh Pejabat Bupati
Konawe Utara, maka dengan pertimbangan dana yang tidak ada, maka
Tahapan Pemilukada Kabupaten Konawe Utara termasuk Penetapan Calon
Bupati dan Wakil Bupati Konawe Utara, tidak dapat dilanjutkan/ dilaksanakan
(vide Bukti T-7 sampai Bukti T-11 dan keterangan Pejabat Bupati, Thamrin
Patoro, serta Ketua KPU Provinsi Sulawesi Tenggara);

43
Bahwa atas tindakan Pejabat Bupati Konawe Utara, yang tidak
mencairkan anggaran Pemilukada Tahap II, maka Termohon telah menggugat
Pejabat Bupati Konawe Utara dalam bentuk Gugatan Perbuatan Melawan
Hukum, di Pengadilan Negeri Unaaha sebagaimana terdaftar dalam Perkara
Nomor 08/Pdt.G/2010/PN.UNH Tanggal 7 Juni 2010. Pada intinya gugatan
tersebut meminta kepada Pejabat Bupati Konawe Utara untuk segera
mencairkan sisa anggaran Pemilukada yang belum cair agar Tahapan
Pemilukada dapat dilanjutkan.
Mahkamah menilai, bantahan Termohon beralasan hukum, sehingga
dalil Pemohon a quo tidak terbukti;
[3.24.3] Bahwa Pemohon mendalilkan, persyaratan izin atasan Sudiro (Pihak
Terkait II) sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Konawe Utara tidak
terpenuhi. Untuk membuktikan dalilnya, Pemohon mengajukan bukti, di
antaranya kesaksian Thamrin Patoro (Pejabat Bupati Konawe Utara), Bukti P-
9, dan Bukti P-16c;
Termohon dalam kesimpulannya menjelaskan, sebagaimana
Keterangan Saksi Bosman (Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi
tenggara) bahwa Izin Mundur dari Jabatan bukanlah syarat administrasi bagi
seorang calon kepala daerah atau calon wakil kepala daerah yang sementara
menduduki jabatan fungsional atau jabatan struktural dalam jabatan negeri (in
casu Sekretaris Daerah Kabupaten Konawe Utara), tetapi syarat bagi yang
menduduki jabatan tersebut di atas didasarkan ketentuan Pasal 15 ayat (2)
huruf f Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010 tentang
Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah (berlaku mulai 24 Juni 2010), sehingga yang dibutuhkan
hanyalah Surat Pernyataan pengunduran diri sejak pendaftaran dari jabatan
negeri bagi calon yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil, Anggota Tentara
Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, yaitu
surat pernyataan yang bersangkutan tidak aktif dalam jabatan struktural atau
jabatan fungsional yang disampaikan kepada atasan langsungnya untuk
diketahui. Sebelum 24 Juni 2010, yakni sebelum Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 13 Tahun 2010 terbit, berlaku Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 68 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang mana
persyaratan calon kepala daerah yang menduduki jabatan struktural dan
fungsional dalam jabatan negeri (termasuk jabatan Sekretaris Daerah) diatur
dalam ketentuan Pasal 13 ayat (2) huruf f, yaitu surat pernyataan
pengunduran diri sejak pendaftaran dari jabatan negeri bagi calon yang
berasal dari Pegawai Negeri Sipil, Anggota Tentara Nasional Indonesia dan
Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang disetujui oleh atasan
langsung atau pejabat yang mengangkat dan memberhentikan, dengan
dilampiri surat persetujuan dari atasan langsung atau pejabat yang
mengangkat dan memberhentikan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
Bahwa keterangan saksi Pemohon Thamrin Patoro (Pejabat Bupati
Konawe Utara) menyatakan, Surat yang Saksi Tanda Tangani dan keluarkan

44
Untuk H.Sudiro, SH adalah Surat Izin Untuk melaksanakan Kampanye sebagai
Pegawai Negeri Sipil (bukan Sebagai Sekertaris Daerah) yang tertanggal 09
September 2010, yang artinya telah menggugurkan dalil Pemohon yang
menyatakan bahwa H.Sudiro mundur dari Jabatannya pada tanggal 19
September 2010;
Selanjutnya, Termohon dalam kesimpulan mengutip keterangan
Thamrin Patoro yang menyatakan bahwa Saksi belum pernah melihat
tembusan Surat Pernyataan Pengunduran Diri Sudiro. Hal tersebut karena
Thamrin Patoro baru menjabat pada tanggal 1 September 2010, sementara
Pernyataan Pengunduran Diri dari Sudiro telah diajukan pada tanggal 26 Mei
2010 yang diketahui oleh Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai atasan
yang mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Daerah Sudiro (vide
Lampiran Bukti T-20). Hal tersebut terkait dengan tahapan pendaftaran Calon
Bupati dan Wakil Bupati Konawe Utara Tahun 2010 adalah tanggal 26 Mei
2010 sampai dengan 1 Juni 2010 (vide Bukti T-5);
Mahkamah menilai, bantahan Termohon beralasan dan berdasar
hukum, sehingga dalil Pemohon a quo tidak terbukti;

30. HAKIM ANGGOTA: M. ARSYAD SANUSI

[3.24.4] Bahwa Pemohon mendalilkan, terjadi praktik politik uang (money


politic) yang dilakukan oleh Pihak Terkait I dengan cara membayar Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) yang terjadi di seluruh kecamatan dalam wilayah
Kabupaten Konawe Utara, yang berlangsung sejak tahun 2007 sampai dengan
tahun 2009. Pembayaran PBB gratis tersebut melibatkan struktur
Pemerintahan Desa yakni, Kepala Dusun/Lingkungan dan Kepala Desa (vide
Bukti P-8a sampai dengan Bukti P-8d, dan keterangan saksi Irwan Farid,
Ashar, Murlan, Kadir, Faisal, Jumardin, Saranani, Khamalin, Elvis Mamengko,
Asrul, Rizal, Iswan Lahadi, Jamaludin, Bahmin, dan Beni Garsa);
Termohon dalam kesimpulannya menyatakan bahwa dugaan
pembayaran PBB tersebut terjadi pada masa jabatan Aswad Sulaiman sebagai
Pejabat Bupati Konawe Utara (tahun 2008 sampai dengan April 2009) yang
artinya bahwa pelanggaran yang didalilkan pemohon tidak ada kaitannya
dengan pelanggaran administrasi maupun pidana Pemilukada, karena
kalaupun benar adanya, hal itu terjadi jauh hari sebelum penyelenggaraan
Pemilukada Kabupaten Konawe Utara dilaksanakan yaitu tanggal 7 Oktober
2010, lagipula telah terjadi pergantian dua kali Pejabat Bupati Konawe Utara
setelah masa jabatan Aswad Sulaiman berakhir (April 2009), yakni H. Herry
Hermansyah Silondae, S.E., yang kemudian digantikan oleh Drs. H. Thamrin
Patoro pada tanggal 1 September 2010;
Bahwa kalaupun terjadi pembayaran PBB tersebut di atas, tidak
kemudian dapat disimpulkan bahwa perolehan suara yang diperoleh Pihak
Terkait I (Aswad Sulaiman) tersebut adalah karena telah lunasnya PBB
masyarakat Kabupaten Konawe Utara, karena perolehan suaranyapun tidak
signifikan hanya 8.910 Suara (27,7 %), dan tidak menang di seluruh
desa/kelurahan/kecamatan di Kabupaten Konawe Utara;

45
Pihak Terkait I dalam keterangannya menyatakan, Pihak Terkait
menolak dengan tegas tuduhan praktik politik uang (money politic) yang
dilakukan oleh Pihak Terkait I dengan cara membayar PBB yang terjadi di
seluruh kecamatan dalam wilayah Kabupaten Konawe Utara, yang
berlangsung sejak tahun 2007-2009;
Menurut Pihak Terkait I, berdasarkan fakta hukum yang ada, kedelapan
pasangan calon, termasuk Pihak Terkait I, baru secara sah sebagai pasangan
calon, setelah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Konawe
Utara pada tanggal 16 September 2010 melalui keputusannya Nomor
79.5/Kpts/KPU-KONUT./IX/2010 Tentang Penetapan Nomor Urut Pasangan
Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Sebagai Peserta Pemilu Bupati dan Wakil
Bupati Kabupaten Konawe Utara Tahun 2010 (vide Bukti PT-2);
Terhadap dalil Pemohon a quo, Mahkamah akan menilai dua hal.
Pertama, apakah benar telah dilakukan pembayaran PBB oleh Aswad Sulaiman
(Pihak Terkait I) di seluruh kecamatan Kabupaten Konawe Utara. Kedua,
apakah pembayaran tersebut terkait dengan Pemilukada Kabupaten Konawe
Utara Tahun 2010;
Terkait dengan dalil telah dilakukannya pembayaran PBB penduduk
Kabupaten Konawe Utara yang dilakukan oleh Aswad Sulaiman (Pihak Terkait
I) dalam jangka waktu 2007-2009, dalam persidangan, saksi Pemohon, Irwan
Farid, menyatakan, saksi pernah dititipi uang sejumlah Rp 150 juta oleh
Aswad (Pihak Terkait I) untuk disampaikan kepada para camat di Kabupaten
Konawe Utara. Irwan Farid menyatakan telah menyampaikan uang tersebut
kepada seluruh camat kecuali Camat Lasolo. Irwan Farid mengetahui uang
tersebut digunakan untuk pembayaran PBB dari Camat Molawe yang
mengambil uang tersebut. Karena Irwan Farid tidak bertemu dengan Camat
Lasolo, Irwan Farid langsung menyetorkan PBB Kecamatan Lasolo ke Bank
BPD Sultra sejumlah Rp 28.375.901,- (vide Bukti P-8a berupa bukti setoran
Bank BPD Sultra) bertanggal 10-9-2008;
Terhadap keterangan saksi Irwan Farid, prinsipal Pihak Terkait I
(Aswad Sulaiman) dalam persidangan membantah keterangan Irwan Farid.
Aswad Sulaiman menyatakan, tidak pernah membayar PBB penduduk dan PBB
se-Kabupaten Konawe Utara adalah Rp 129 juta;
Pihak Terkait I juga mengajukan saksi Mansur Baya (mantan Camat
Molawe) yang membantah keterangan Irwan Farid. Selain itu, Pihak Terkait
mengajukan Bukti PT-8 sampai dengan Bukti PT-13 berupa keterangan
affidavit Abdul Hakim (mantan Camat Sawa), Haseng Artin (mantan Camat
Langgikima, H. Abdul Wahid Gamula (mantan Camat Lembo), Syahbuddin
(mantan Camat Lasolo), Sainuddin (mantan Camat Wiwirano), dan Sulkarnain
Sinapoi (mantan Camat Asera) yang pada pokoknya masing-masing
menyatakan tidak pernah menerima uang dari Irwan Farid untuk melakukan
pembayaran PBB dan tidak mengenal Irwan Farid;
Selain mengajukan saksi Irwan Farid, Pemohon juga mengajukan saksi
di antaranya, Ashar, Murlan, Kadir, Faisal, Jumardin, Saranani, Khamalin, Elvis
Mamengko, Asrul, Jamaludin, Bahmin, dan Beni Garsa yang keterangannya
pada pokoknya sebagai berikut:

46
1. Saksi Ashar (Desa Bandaeha, Kecamatan Molawe) menyatakan, saat
sosialisasi di Mesjid Ar-Rahman Desa Bandaeha, Aswad Sulaiman
mengatakan bahwa Desa Bandaeha telah bebas pajak mulai tahun 2008.
Saksi sudah 2 tahun tidak membayar pajak, sejak tahun 2008 dan 2009;
2. Saksi Murlan (Desa Tondowatu, Kecamatan Sawa) menyatakan,
pada tahun 2009, Saksi mendapat bukti pelunasan PBB tahun 2009 untuk
desa saksi agar dibagikan dari juru kampanye bernama Hikmat bersama
Aswad Sulaiman. Keterangan Saksi Murlan dibantah Saksi Pihak Terkait,
Hikmat Ilham Anshari, yang menyatakan, tidak pernah menyosialisasikan
program PBB gratis dalam sosialisasi Pihak Terkait I pada bulan April 2009
dan tidak pernah membagikan bukti pelunasan PBB kepada warga;
3. Saksi Kadir (Desa Motui, Kecamatan Sawa) menyatakan, Saksi tidak
membayar pajak selama 3 tahun, dimulai pada tahun 2008. Saksi
mendengar, Aswad Sulaiman pernah mengatakan pada pertemuan di
Gazebo jika terpilih lagi jadi Bupati, maka PBB akan dibayarkan sampai 5
tahun;
4. Saksi Faisal (Desa Toreo, Kecamatan Lasolo) menyatakan ditugaskan
Kepala Desa untuk membagi bukti pembayaran pajak tahun 2009 dan
2010 di Desa Wawolesea dan Desa Lemobaje. Kepala Desa
mengatakan PBB telah dibayarkan Aswad Sulaiman;
5. Saksi Jumardin (Desa Bandaeha, Kecamatan Molawe) menyatakan,
Saksi mengetahui PBB telah dibayarkan Aswad Sulaiman dari Kepala Desa
Bandaeha bernama Mahmud. Kepala Desa mengumumkan di Masjid dan di
Balai Desa, yang dihadiri sekitar 70 orang. PBB yang dibayarkan untuk
periode 2008 dan 2009;
6. Saksi Saranani (Desa Basule, Kecamatan Lasolo) menyatakan, Saksi
tidak membayar pajak tahun 2008 dan 2009. Demikian juga dengan orang
tua saksi di Desa Lametono, kakak saksi di Kecamatan Molawe, dan ipar
saksi di Kecamatan Lembo. Warga desa dibagikan bukti pembayaran PBB
oleh Mantan Kepala Desa Basule bernama Imran dengan menyatakan telah
dibayar oleh Aswad Sulaiman. Ada sosialisasi yang diadakan di Desa
Mandiodo, Kecamatan Molawe dihadiri oleh Aswad Sulaiman yang
mengatakan bahwa PBB telah dibayarkan;
7. Saksi Khamalin (Desa Polora Indah, Kecamatan Langgikima)
menyatakan, Kepala Desa sampaikan bahwa PBB Saksi dan warga Desa
Polora Indah telah dibayarkan. Kuitansi pembayaran masing-masing
diantarkan Sumanadin (Kepala Desa) ke rumah warga, dengan pesan agar
mendukung Aswad;
8. Saksi Elvis Mamengko (Desa Waworaha, Kecamatan Lasolo)
menyatakan, Saksi didatangi oleh Masrudin petugas PBB dengan
membawa SPTT, dan mengatakan bahwa PBB saksi telah dibayarkan
Aswad sejumlah Rp125.000,-;
9. Saksi Asrul (Desa Lametono, Kecamatan Lasolo) menyatakan, Saksi
didatangi oleh Kepala Dusun dan diberikan SPT dan dikatakan bahwa PBB
telah dibayarkan oleh Aswad;

47
10. Saksi Jamaludin (Kelurahan Lembo, Kecamatan Lembo)
menyatakan, Saksi tidak membayar pajak sejak tahun 2008. SPT saksi
diantarkan oleh Kepala Dusun, yang mengatakan bahwa Aswad yang telah
membayar.
11. Saksi Bahmin (Desa Motui, Kecamatan Sawa) menyatakan, PBB saksi
telah dibayarkan sejak tahun 2008-2009. Saksi mengetahui hal tersebut
dari Asis, Kepala Desa Motui;
12. Saksi Beni Garsa (Desa Bandaeha, Kecamatan Molawe)
menyatakan, Saksi menerangkan bahwa sejak 2008, PBB saksi telah
dibayarkan oleh Aswad Sulaeman yang diketahui dalam pertemuan pada
akhir masa jabatan Aswad Di Masjid Ar-Rahman Desa Bandaeha;
Selain itu, Pemohon mengajukan Bukti P-8b sampai dengan Bukti P-8d
berupa Surat Terima Setoran (STTS) atas pembayaran PBB Tahun 2010 untuk
warga pada Desa Motui Tondowatu, Kecamatan Sawa dan Desa Toreo,
Kecamatan Lasolo;
Mahkamah menilai, Mahkamah tidak meyakini bantahan yang dilakukan
oleh Saksi Pihak Terkait Mansur Baya dan Hikmat Ilham Anshari, serta
keterangan affidavit para mantan camat sebagaimana bukti yang ditunjukkan
Pihak Terkait. Sebaliknya, Pemohon mampu membuktikan dalil adanya
pembayaran PBB yang dilakukan oleh Aswad Sulaiman (Pihak Terkait I)
berdasarkan keterangan saksi-saksi dan bukti tertulis Pemohon tersebut di
atas yang tidak mendapat bantahan yang cukup meyakinkan;
Terkait dalil bahwa pembayaran tersebut berhubungan dengan
Pemilukada Kabupaten Konawe Utara Tahun 2010, Mahkamah menilai,
pembayaran PBB oleh Aswad Sulaiman dapat dikaitkan dengan Pemilukada
Kabupaten Konawe Utara Tahun 2010 yang melibatkan aparatur
pemerintahan (in casu kepala desa/aparat desa) pada:
1. Desa Bandaeha, Kecamatan Molawe;
2. Desa Tondowatu, Kecamatan Sawa;
3. Desa Motui, Kecamatan Sawa;
4. Desa Wawolesea, Kecamatan Lasolo;
5. Desa Lemobajo, Kecamatan Lasolo;
6. Desa Basule, Kecamatan Lasolo;
7. Desa Waworaha, Kecamatan Lasolo;
8. Desa Lametono, Kecamatan Lasolo;
9. Desa Toreo, Kecamatan Lasolo;
10. Desa Polora Indah, Kecamatan Langgikima.
11. Kelurahan Lembo, Kecamatan Lembo;
Dengan demikian, Mahkamah menilai, dalil Pemohon bahwa telah
terjadi pelanggaran Pemilukada berupa money politic pembayaran PBB yang
melibatkan aparatur pemerintah yang bersifat terstruktur, sistematis, dan
massive terbukti;
[3.25] Menimbang bahwa berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas,
Mahkamah berpendapat bahwa dalil-dalil Pemohon sebagian terbukti menurut
hukum;

48
31. KETUA: MOH. MAHFUD MD

4. KONKLUSI
Berdasarkan seluruh penilaian atas fakta dan hukum sebagaimana diuraikan
di atas, Mahkamah berkesimpulan:
[4.1] Mahkamah berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus
permohonan a quo;
[4.2] Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk
mengajukan permohonan dalam perkara a quo;
[4.3] Permohonan Pemohon diajukan masih dalam tenggang waktu yang
ditentukan oleh peraturan perundang-undangan;
[4.4] Eksepsi Termohon tidak beralasan hukum;
[4.5] Dalil-dalil Pemohon terbukti menurut hukum sepanjang yang
berkaitan dengan permohonan pemungutan suara ulang untuk
desa/kelurahan sebagaimana akan disebutkan dalam amar putusan
ini.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan mengingat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316),
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844), serta Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5076);

5. AMAR PUTUSAN
Mengadili,
Menyatakan:
Dalam Eksepsi:
Menolak Eksepsi Termohon.
Dalam Pokok Perkara:
Sebelum menjatuhkan putusan akhir,
• Membatalkan berlakunya Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten
Konawe Utara Nomor 102.5/KPU-KONUT/X/2010 tentang Pengesahan dan
Penetapan Hasil Jumlah Suara yang Diperoleh Setiap Pasangan Calon
Bupati dan Wakil Bupati dalam Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati
Konawe Utara Tahun 2010 bertanggal 14 Oktober 2010;
• Memerintahkan kepada Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Konawe Utara
untuk melakukan pemungutan suara ulang dalam Pemilihan Umum Kepala

49
Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Konawe Utara Tahun 2010 di
desa/kelurahan:
1. Desa Bandaeha, Kecamatan Molawe;
2. Desa Tondowatu dan Desa Motui Kecamatan Sawa;
3. Desa Wawolesea, Desa Lemobajo, Desa Basule, Desa Waworaha, Desa
Lametono, dan Desa Toreo Kecamatan Lasolo;
4. Desa Polora Indah, Kecamatan Langgikima;
5. Kelurahan Lembo, Kecamatan Lembo.
• Memerintahkan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Tenggara dan
Panwaslu Kabupaten Konawe Utara untuk mengawasi pemungutan suara
ulang tersebut sesuai dengan kewenangannya;
• Melaporkan kepada Mahkamah Kontitusi hasil pemungutan suara ulang
tersebut selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari setelah putusan ini
diucapkan;

KETUK PALU 1X

Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Hakim oleh


sembilan Hakim Konstitusi pada hari Jumat tanggal dua belas bulan
November tahun dua ribu sepuluh oleh sembilan Hakim Konstitusi, yaitu Moh.
Mahfud MD selaku Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, M. Akil
Mochtar, Muhammad Alim, Hamdan Zoelva, Maria Farida Indrati, Harjono, M.
Arsyad Sanusi, dan Ahmad Fadlil Sumadi masing-masing sebagai Anggota dan
diucapkan dalam Sidang Pleno Terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal
delapan belas bulan November tahun dua ribu sepuluh oleh delapan Hakim
Konstitusi, yaitu Moh. Mahfud MD selaku Ketua merangkap Anggota, Achmad
Sodiki, M. Akil Mochtar, Muhammad Alim, Hamdan Zoelva, Maria Farida
Indrati, M. Arsyad Sanusi, dan Ahmad Fadlil Sumadi masing-masing sebagai
Anggota didampingi oleh Luthfi Widagdo Eddyono sebagai Panitera Pengganti,
serta dihadiri oleh Pemohon/Kuasanya, Termohon/Kuasanya, dan Pihak
Terkait/Kuasanya.
Demikian sidang dinyatakan selesai dan kepada semuanya tanpa
dipungut bayaran nanti langsung mendapat salinan putusan ini sekarang juga
untuk dibawa pulang. Sidang dinyatakan selesai dan ditutup.

KETUK PALU 3X

SIDANG DITUTUP PUKUL 16.15 WIB

50
Jakarta, 18 November 2010
Kepala Biro Administrasi Perkara dan Persidangan,

t.t.d.

Kasianur Sidauruk
NIP. 195701221983031001

51

Anda mungkin juga menyukai