Anda di halaman 1dari 27

FAKTOR BAHAYA

ERGONOMI
SARITA OKTORINA
PENGERTIAN
• Kata ergonomi berasal dari bahasa yunani, yaitu :
“Ergon” yang artinya Kerja
“Nomos” yang berarti Peraturan / hukum.

• Jadi secara harafiah ERGONOMI diartikan sebagai “Ilmu aturan


tentang Kerja” pada mulanya di beberapa negara digunakan istilah yang
berbeda, seperti :
“Arbeitswissenschaft” (ilmu pengetahuan tentang kerja) di Jerman
“ Biotechnology” dari Negara-negara skandinavia
“Human (Factor) Engineering“ atau “Personal Research“ dari
Amerika Utara
PENGERTIAN

•Di Amerika Utara Hasil Lokakarya tentang “Penyusunan


norma-norma Ergonomi di tempat kerja” (1978)
merumuskan pengertian ergonomi sebagai berikut :

“ Ilmu serta penerapannya yang berusaha menyerasikan


pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya
dengan tujuan tercapainya produktivitas dan efisiensi yang
setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal
mungkin.”
RUANG LINGKUP

TEKNOLOGI LINGKUNGA
N KERJA

JENIS
PERKERJAAN

TENAGA KERJA ERGONOMI


ILMU PENDUKUNG
Fisiologi
Anatomi Psikologi

ERGONOMI

Engineering Manajemen
Perancangan
• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI

• Ergonomi sebagai ilmu yang terus berkembang sesuai


dengan perkembangan ilmu pengetahuan, menjadi
sangat penting dan dibutuhkan dalam meningkatkan
produktivitas kerja di Perusahaan.

• Ada beberapa aspek dalam penerapan ergonomi yang


perlu diperhatikan, antara lain :
• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI
• Faktor Manusia

• Pada bidang rancang bangun dikenal istilah Human


Centered Design (HCD) atau Perancangan berpusat pada
manusia.

• Menurut Sutalaksana (1999), perancangan demikian


merupakan perancangan produk ergonomi yang
sesungguhnya, yaitu merancang (mengupayakan) agar
produk menjadi ergonomis atau memiliki beberapa sifat
keergonomisan ketika produk itu telah selesai dirancang
segala-galanya.
• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI

• Perancangan dengan prinsip HCD, berdasarkan pada


karakter - karakter manusia yang akan berinteraksi dengan
produknya.

• Sebagai titik sentral maka unsur keterbatasan manusia


haruslah menjadi patokan dalam penataan suatu produk
yang ergonomis.

• Ada beberapa faktor yang berlaku sebagai faktor pembatas


yang tidak boleh dilampaui agar dapat bekerja dengan
aman, nyaman dan sehat, yaitu :
• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI

1. Faktor dari dalam (internal factors)


Tergolong dalam faktor ini adalah yang berasal dari
dalam diri manusia, seperti : umur, jenis kelamin,
kekuatan otot, bentuk dan ukuran tubuh lainnya.

2. Faktor dari luar (external factors)


Banyak faktor dari luar yang dapat mempengaruhi kerja
atau berasal dari luar manusia, seperti : penyakit, gizi,
lingkungan kerja, sosial ekonomi, adat istiadat, dan lain
sebagainya.
• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI
• Anthropometri

• Anthropometri merupakan suatu pengukuran yang


sistematis terhadap tubuh manusia, terutama seluk beluk
dimensional ukuran dan bentuk tubuh manusia.

• Anthropometri yang merupakan ukuran tubuh digunakan


untuk merancang atau menciptakan suatu sarana kerja
yang sesuai dengan ukuran tubuh pengguna sarana kerja
tersebut.
• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI

• Oleh para ahli rancang bangun, anthropometri digunakan


untuk mendapatkan suatu bentuk rancang bangun yang
disebut sebagai suatu rancang bangun yang ergonomik,
karena menggunakan ukuran tubuh pengguna rancang
bangun sebagai dasar perancangan sarana kerja.

• ukuran alat kerja menentukan sikap, gerak dan posisi kerja


tenaga kerja, dengan demikian penerapan anthropometri
mutlak diperlukan untuk menjamin adanya system kerja
yang baik.
• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI
• Dalam pelaksanaan pengukuran anthropometri, dikenal 2
macam pengukuran :

1. Anthropometri statis

2. Antrhopometri dinamis

• Alat yang digunakan untuk pengukuran antrhopometri adalah


anthropometer.

• Jika alat-alat kerja tersebut tidak sesuai ukurannya dengan


ukuran tubuh tenaga kerja sebagai pelaku produksi, maka
tenaga kerja tersebut akan merasa tidak nyaman dan akan
lebih lamban dalam bekerja, yang pada akhirnya akan timbul
suatu kelelahan kerja atau gejala penyakit otot yang lain
akibat melakukan pekerjaan dengan cara yang tidak alamiah.
• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI
• Sikap Tubuh Dalam Bekerja

• Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya


terhadap sarana kerja akan menentukan efisiensi,
efektivitas dan produktivitas kerja, selain SOP
(Standard Operating Procedures) yang terdapat pada
setiap jenis pekerjaan.
• Penggunaan meja dan kursi kerja ukuran baku oleh
orang yang mempunyai ukuran tubuh yang lebih tinggi
atau sikap duduk yang terlalu tinggi sedikit banyak akan
berpengaruh terhadap hasil kerjanya.
• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI

• Tanpadisadari tenaga kerja tersebut akan sedikit


membungkuk saat melakukan pekerjaannya.
• Hal ini akan menyebabkan terjadinya kelelahan lokal
didaerah pinggang dan bahu.
• Namun karena penderitanya tidak mencolok maka
biasanya keluhan tersebut dianggap “bukan masalah”,
tetapi kerugian yang ditimbulkannya bisa berwujud
hilangnya jam kerja, terhambatnya produksi dan lainnya.
• Pada waktu bekerja diusahakan agar bersikap secara
alamiah dan bergerak optimal.
• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI

• Dalam system kerja angkat dan angkut, sering dijumpai


nyeri pinggang sebagai akibat kesalahan dalam mengangkat
maupun mengangkut, baik itu mengenai teknik maupun
berat/ukuran beban.
• Nyeri pinggang dapat pula terjadi sebagai sikap paksa yang
disebabkan karena penggunaan sarana kerja yang tidak
sesuai dengan ukuran tubuhnya.
• Kondisi demikian menggambarkan tidak adanya keserasian
antara ukuran tubuh pekerja dengan bentuk dan ukuran
sarana kerja, sehingga terjadi pembebanan setempat yang
berlebihan didaerah pinggang dan inilah yang menyebabkan
nyeri pinggang akibat kerja.
• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI

• Untuk jenis pekerjaan angkat dan angkut, maka beban


maksimum yang diperkenankan, agar tidak menimbulkan
kecelakaan kerja, sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No.Per.01/MEN/1978
tentang KeselamatanDEWASAdan Kesehatan TENAGAKerja dalam
KERJA MUDA
JENIS
Penebangan dan Pengangkutan
PRIA (Kg) WANITA Kayu.
(Kg) PRIA (Kg) WANITA (Kg)

Sekali-sekali 40 15 15 10 – 112

Terus Menerus 15 - 18 10 10 - 15 6-9


• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI

• Sikap tubuh dalam bekerja yang dikatakan secara


ergonomik adalah yang memberikan rasa nyaman,
aman, sehat dan selamat dalam bekerja, yang dapat
dilakukan antara lain dengan cara :
a. Menghindarkan sikap yang tidak alamiah dalam bekerja.

b. Diusahakan beban statis menjadi sekecil-kecilnya.

c. Perlu dibuat dan ditentukan kriteria dan ukuran baku tentang


peralatan kerja yang sesuai dengan ukuran anthropometri tenaga
kerja penggunanya.

d. Agar diupayakan bekerja dengan sikap duduk dan berdiri secara


bergantian.
• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI
• Mesin - Manusia

• Penggunaan teknologi dalam pelaksanaan produksi akan


menimbulkan suatu hubungan timbal balik antara manusia
sebagai pelaku dan mesin sebagai sarana kerjanya.
• Dalam proses produksi, hubungan ini menjadi sangat erat
sehingga merupakan satu kesatuan. Secara ergonomis,
hubungan antara manusia dengan mesin haruslah
merupakan suatu hubungan yang selaras, serasi dan
sesuai.
• Fungsi manusia dalam hubungan manusia – mesin dalam
rangkaian produksi ini adalah sebagai pengarah atau
pengendali jalannya mesin tersebut.
• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI

• Manusia menerima informasi dari mesin melalui indera


mata untuk membuat keputusan untuk menyesuaikan atau
merubah kerja mesin melalui alat kendali yang ada pada
mesin itu.
• Pada umumnya setiap mesin sudah mempunyai prosedur
standar pengoperasiannya.
• Kemudian mesin menerima perintah tersebut untuk
kemudian untuk menjalankan tugasnya.
• Jelas
disini bahwa bekerjanya mesin sangat tergantung
pada manusia sebagai pengendaliannya.
• Disain alat kendali yang baik pada mesin merupakan salah
satu faktor yang penting yang akan mempengaruhi
• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI
• Pengorganisasian Kerja

• Pengorganisasian kerja terutama menyangkut waktu kerja,


waktu istirahat, kerja lembur dan lainnya yang dapat
menentukan tingkat kesehatan dan efisiensi tenaga kerja.
• Diperlukan pola pengaturan waktu kerja dan waktu
istirahat yang baik, terutama untuk kerja fisik yang berat.
• Jam kerja selama 8 jam/hari diusahakan sedapat mungkin
tidak terlampaui, apabila tidak dapat dihindarkan, perlu
diusahakan group kerja baru atau perbanyakan kerja shift.
• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI

• Untuk pekerjaan lembur sebaiknya ditiadakan, karena


dapat menurunkan efisiensi dan produktivitas kerja serta
meningkatnya angka kecelakaan kerja dan sakit.
• Disamping itu kerja lembur yang melebihi 25 % dari jam
kerja tidak akan melindungi tenaga kerja dari pengaruh
buruk bahaya dari lingkungan kerja dan beban tambahan
lainnya.
• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI
• Pengendalian Lingkungan Kerja

• Lingkungan kerja yang lestari dan manusiawi merupakan


faktor pendorong bagi kegairahan dan efisiensi kerja.
• Sedangkan lingkungan kerja yang buruk (melampaui Nilai
Ambang Batas yang telah ditetapkan), yang melebihi
toleransi manusia untuk menghadapinya, tidak hanya akan
menurunkan produktivitas kerja tetapi juga akan
menyebabkan penyakit akibat kerja, kecelakaan kerja,
pencemaran lingkungan sehingga tenaga kerja dalam
melaksanakan pekerjaannya tidak mendapat rasa aman,
nyaman, sehat dan selamat.
• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI

• Terdapat berbagai faktor lingkungan kerja yang


berpengaruh terhadap kesehatan, keselamatan dan
efisiensi serta produktivitas kerja, yaitu faktor fisik seperti
: pengaruh kebisigan, penerangan, iklim kerja, getaran ;
faktor kimia seperti : pengaruh bahan kimia, gas, uap,
debu ; faktor fisiologis seperti : sikap dan cara kerja,
penentuan jam kerja dan istirahat, kerja gilir, kerja lembur
; faktor psikologis seperti : suasana tempat kerja,
hubungan antar pekerja dan faktor biologis seperti :
infeksi karena bakteri, jamur virus, cacing.
• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI
• Untuk pengendalian lingkungan kerja dapat dilakukan
melalui beberapa tahapan/cara, yaitu pengendalian secara
teknik, pengendalian secara administratif dan
pengendalian dengan pemberian Alat Pelindung Diri
(APD).

• Banyak dijumpai adanya tenaga kerja yang enggan


menggunakan alat pelindunga diri, meskipun ditempat
kerjanya terjadi pencemaran bahan kimia di udara tempat
kerja.
• ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI

• 49 ºC Suhu yang dapat ditolerir selama ± 1 jam.


Kemampuan Fisik dan Mental jauh
menurun.

• 29,5 ºC Aktifitas mental dan daya tangkap menurun


dan tenaga kerja dapat melakukan kesalahan. Timbul
Kelelahan Fisik.

• 24 ºC Kondisi Optimum

• 10 ºC Kekakuan mulai terjadi

Anda mungkin juga menyukai