Gembira Menyambut Ramadhan
Gembira Menyambut Ramadhan
(Terjemah dan Ta’liq terhadap kitab Majalis Syahri Ramadhan Al Mubarok Karya
Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan )حفظه هللا
ustadzaris.com Publishing
Pogung Kidul, Sleman, D.I Yogyakarta
ustadzarispublishing@gmail.com
Mutiara ke-1:
Gembira Menyambut
Ramadhan
Mutiara Ke-1
Gembira Menyambut Ramadhan
1
Ta’liq: Ketika pagi tiba, manusia dihadapkan dengan dua pilihan, ada
yang mengorbankan jiwanya dengan hal yang bermanfaat maka dia
selamatkan dirinya dengan kebaikan, ada yang korbankan jiwanya
dengan hal-hal yang bersifat maksiat maka dia menjerumuskan
dirinya dalam kejelekan. Kesibukan manusia hanya ada dua,
kesibukan yang bermanfaat untuk dunia maupun akhirat ataupun
kesibukan yang mudarat baik bagi dunia maupun akhiratnya dan
keduanya butuh pengorbanan.
Dan Hadits ini merupakan potongan dari hadits yang lengkapnya
sebagai berikut:
Dari Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata , “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِ َْلل َت ِ للا واحلم ُد ِ وسبحا َن،لل َتَْلُ املِي زا َن ِ واحلم ُد،ان ِ
– ُآلن – أَو َتَْل َْ َ ُْ َ َ ْ ْ َ َ َور َشط ُْر ا ِإل ْْي ُ الطُّ ُه
ٌ َوال ُق ْرآ ُن ُح َّجة،ٌضيَاء ِ الص ْب
ُ َّ َو،والص َدقَةُ بُ ْرَها ٌن َّ ،ور ٌ ُالصالةُ ن َّ َو،ض ِ الس َم ِاء َواأل َْر
َّ ي َ ْ ََما ب
.َّاس يَغْ ُدو فَ بَائِ ٌع نَ ْف َسهُ فَ ُم ْعتِ ُق َها أَو ُم ْوبِ ُق َها َرَواهُ ُم ْسلِ ٌم
ِ ُك ُّل الن،ك َ َك أ َْو َعلَْي
َل
“Bersuci itu sebagian dari iman, ucapan alhamdulillah (segala puji
bagi Allah) itu memenuhi timbangan. Ucapan subhanallah
(Mahasuci Allah) dan alhamdulillah (segala puji bagi Allah), keduanya
memenuhi ruang antara langit dan bumi. Shalat adalah cahaya,
sedekah adalah bukti nyata, kesabaran adalah sinar, Al-Qur’an
adalah hujjah yang membelamu atau hujjah yang menuntutmu.
Setiap manusia berbuat, seakan-akan ia menjual dirinya. Ada yang
memerdekakan dirinya sendiri, ada juga yang membinasakan
dirinya sendiri.” (HR. Muslim).
4
Ta’liq: Tidak seperti api dunia yang bahan bakar dan zat yang dibakar
berbeda, bahan bakar dan objek yang dibakar oleh api neraka bisa
sama, misalnya manusia bisa menjadi bahan bakar sekaligus objek
yang dibakar
5 Ta’liq: Dalam tafsir Murrah Labid, Syaikh Muhammad Nawawi Al-
Bantani mengatakan bahwa ghilaazh berkaitan dengan kerasnya
hati, maksudnya tidak memiliki belas kasihan. Jika ada yang minta
dibelas kasihani, mereka tidak kasihan, karena mereka tercipta
dengan amarah. Malaikat dengan sifat ini hanya memiliki karakter
marah dan gemar menyiksa manusia sebagaimana gemarnya
manusia dengan makan dan minum. Adapun syidaad berkaitan
dengan kekuatan fisik. Malaikat yang syidaad memiliki fisik yang
kuat, meskipun melakukan pekerjaan yang berat.
Malaikat dengan sifat ini hanya memiliki karakter marah dan gemar
menyiksa manusia sebagaimana gemarnya manusia dengan makan
dan minum. Adapun syidaad berkaitan dengan kekuatan fisik.
Malaikat yang syidaad memiliki fisik yang kuat, meskipun melakukan
pekerjaan yang berat.
6
Dari Abu Hurairah, Rasulullah n bersabda,
ي ِ َّ ت ِ ت أَبْ واب النَّا ِر وص ِف َد ِ ِ ْ ضا ُن فُتِ َح
َ إِذَا َجاءَ َرَم
ُ الشيَاط ُ َ ُ َ ْ اب ا ْْلَنَّة َوغُل َق
ُ ت أَبْ َو
“Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka
digembok, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 1899 dan
Muslim no. 1079).
Akal pada ayat ini adalah akal rusyd. Orang-orang kafir tidak
memiliki akal rusyd yang membimbing mereka untuk melakukan
hal-hal yang bermanfaat untuk akhirat mereka.
Kata akal diambil dari kata ‘iqaal ( )عقالyang artinya tali. Karena akal
jika benar-benar berfungsi, dia akan mengikat (mencegah)
pemiliknya untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat
apalagi berbahaya. Sehingga ketika jiwanya ingin melakukan hal
yang tidak bermanfaat, dia mampu mengendalikannya. Maka jika
akal seseorang tidak mampu mengendalikan dirinya dari melakukan
hal-hal yang tidak bermanfaat apalgi berbahaya, hakikatnya dia
tidak memiliki akal.