Manajemen Pelayanan Publik 3 PDF
Manajemen Pelayanan Publik 3 PDF
3
MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK
Hal. 1 dari 17
CHAPTER 3
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Capaian pembelajaran dari modul ketiga ini diharapkan mahasiswa mampu memahami
ruang lingkup layanan dan konsep kualitas pelayanan.
Dalam Undang undang nomor 25 tahun 2009 ruang lingkup pelayanan publik
meliputi pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif
yang meliputi :
1. Pendidikan
2. Pengajaran
3. Pekerjaan dan usaha
4. Tempat tinggal
5. Komunikasi dan informasi
6. Lingkungan hidup
7. Kesehatan
8. Jaminan sosial
9. Energi
10. Perbankan
11. Perhubungan
12. Sumber daya alam
13. Pariwisata
14. dan sektor strategis lainnya.
Pada chapter 1 telah dibahas mengenai sumber anggaran untuk pengadaan dan
penyaluran layanan publik, ada beberapa kriteria pembiayaan sebagai berikut :
1. Pelayanan barang Publik
a. Pelayanan barang publik yang disediakan oleh instansi pemerintah yang
menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah ditujukan untuk mendukung program dan tugas
instansi tersebut, sebagai contoh penyediaan obat untuk flu burung yang
Hal. 2 dari 17
pengadaannya menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara di
Departemen Kesehatan. Kapal penumpang yang dikelola oleh PT (Persero)
PELNI untuk memperlancar pelayanan perhubungan antar pulau yang
pengadaannya menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara di
Departemen Perhubungan. Penyediaan infrastruktur transportasi perkotaan yang
pengadaannya menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
a. Pelayanan barang publik yang ketersediaannya merupakan hasil dari
kegiatan badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah
yang mendapat pelimpahan tugas
untuk menyelenggarakan pelayanan publik (public service obligation),
contohnya adalah ; listrik hasil pengelolaan PT (Persero) PLN, air bersih
hasil pengelolaan perusahaan daerah air minum.
Misi negara adalah kebijakan untuk mengatasi permasalahan tertentu,
kegiatan tertentu, atau mencapai tujuan tertentu yang berkenaan dengan
kepentingan dan manfaat orang banyak, sebagai contoh :
a) Kebijakan menugaskan PT (Persero) Pertamina dalam menyalurkan
bahan bakar minyak jenis premium dengan harga yang sama untuk
eceran di seluruh
Indonesia;
b) Kebijakan memberikan subsidi agar harga pupuk dijual lebih murah guna
mendorong petani berproduksi;
c) Kebijakan memberantas atau mengurangi penyakit gondok yang dilakukan
melalui pemberian yodium pada setiap garam (di luar garam industri);
d) Kebijakan menjamin harga jual gabah di tingkat petani melalui penetapan
harga pembelian gabah yang dibeli oleh Perum Badan Usaha Logistik;
e) Kebijakan pengamanan cadangan pangan melalui pengamanan harga
pangan pokok, pengelolaan cadangan dan distribusi pangan kepada
golongan
masyarakat tertentu; dan
f) Kebijakan pengadaan tabung gas tiga kilo gram untuk kelompok
masyarakat tertentu dalam rangka konversi minyak tanah ke gas.
Hal. 3 dari 17
b) Pelayanan pendidikan (sekolah dasar, sekolah menengah pertama,
sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi)
c) Pelayanan navigasi laut (mercu suar dan lampu suar)
d) Pelayanan peradilan
e) Pelayanan kelalulintasan (lampu lalu lintas), pelayanan keamanan (jasa
kepolisian), dan pelayanan pasar.
Jasa publik yang dihasilkan oleh badan usaha milik negara/badan usaha milik
daerah yang mendapat pelimpahan tugas untuk menyelenggarakan pelayanan
publik (public service
obligation), contohnya antara lain adalah jasa pelayanan transportasi angkutan
udara/laut/darat yang dilakukan oleh PT (Persero) Garuda Indonesia, PT
(Persero) Merpati
Airlines, PT (Persero) Pelni, PT (Persero) KAI, dan PT (Persero) DAMRI, serta
jasa penyediaan air bersih yang dilakukan oleh perusahaan daerah air minum.
3. Pelayanan Administratif
Tindakan administratif pemerintah merupakan pelayanan pemberian dokumen
oleh pemerintah, antara lain yang dimulai dari seseorang yang lahir
memperoleh akta kelahiran hingga meninggal dan memperoleh akta kematian,
termasuk segala hal yang diperlukan
Hal. 4 dari 17
oleh penduduk dalam menjalani kehidupannya, seperti memperoleh izin
mendirikan bangunan, izin usaha, sertifikat tanah, dan surat nikah, sedangkan
tindakan administratif non pemerintah merupakan pelayanan pemberian
dokumen oleh instansi di luar pemerintah, antara lain urusan perbankan,
asuransi, kesehatan, keamanan, pengelolaan kawasan industri,
dan pengelolaan kegiatan sosial.
Hal. 5 dari 17
Penjelasan skema tersebut adalah sebagai berikut.
Hal. 6 dari 17
dalam pelayanan adalah fungsi magnitude dan arah gap antara pelayanan
yang diharapkan dan pelayanan yang diterima.”
Hal. 7 dari 17
6. COMMUNICATION artinya memastikan pelanggan beroleh informasi
dalam bahasa yang bisa mereka pahami serta mendengarkan mereka.
Juga ia berarti organisasi harus menyesuaikan bahasa dengan pelanggan
yang berbeda-beda, meliputi:
Penjelasan atas layanan itu sendiri;
Penjelasan berapa biaya suatu layanan;
Penjelasan bagaimana pelayanan dan biasa dipertukarkan;
Meyakinkan pelanggan bahwa masalah akan ditangani.
7. CREDIBILITY meliputi kepercayaan, keyakinan, kejujuran. Ia meliputi
pemunculan kondisi bahwa kepentingan pelanggan adalah segalanya.
Kontributor untuk credibility adalah :
Nama organisasi;
Reputasi organisasi;
Karakteristik pribadi dari personil yang melakukan kontak;
8. SECURITY adalah kemerdekaan dari bahaya, resiko, atau keraguan meliputi:
Keamanan fisik;
Keamanan finansial;
Kerahasiaan.
9. UNDERSTANDING/KNOWING THE CUSTOMER meliputi melakukan
usaha untuk memahami kebutuhan pelanggan, meliputi:
Pembelajaran untuk memahami kebutuhan khusus pelanggan;
Menyediakan perhatian pribadi;
Mengenali pelanggan reguler.
10. TANGIBLES meliputi tampilan fisik pelayanan;
Fasilitas fisik;
Penampilan pekerja;
Alat atau perlengkapan yang digunakan untuk menyelenggarakan
pelayanan;
Perwakilan fisik dari layanan, seperti kartu kredit plastik atau pernyataan
bank;
Pelanggan lain dalam fasilitas pelayanan.
Hal. 8 dari 17
Dalam model analisis di atas, tampak bahwa Expected Service (Pelayanan yang
Diharapkan) bergantung pada WOM (Word of Mouth), Personal Needs dan Past
Experience. Berita dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi, serta pengalaman
masa lampau merupakan tiga variabel bebas yang memicu muncul Pelayanan
yang Diharapkan (expected service). Di sisi lain, Perceived Service (Pelayanan
yang Diterima) bergantung pada variabel Penentu Kualitas Pelayanan
(determinants of service quality). Variabel ini diukur lewat 10 indikator.
Perbandingan antara Pelayanan yand Diharapkan dengan Pelayanan yang
Diterima memunculkan Kualitas Pelayanan yang Diterima (Perceived Service
Quality). Kualitas Pelayanan yang Diteririma inilah yang kerap disebut sebagai
alat ukur Kualitas Pelayanan serta Kepuasan Pelanggan.
Hal. 9 dari 17
le Grand dalam Irawan (2016) menjelaskan secara mendasar, ada empat cara
atau model pengiriman palayanan publik dalam mencapai tujuannya (ends).
Pertama ialah trust atau kepercayaan, dimana para professional dan pekerja
pada pelayanan publik dapat dipercaya dalam mendistribusikan pelayanan.
Konsep kedua ialah command and control (yang dikenal juga dengan hirarki),
dimana pemerintah atau institusinya bersama-sama mendistribusikan pelayanan
secara struktur manajeman yang kondusif. Cara atau model ketiga ialah voice,
dimana pengguna layanan berusaha mendapatkan pelayanan yang baik dengan
berkomunikasi dengan penyedia layanan dengan berbagai cara. Model keempat
adalah choice, dimana pengguna layanan dapat memilih jenis penyedia layanan
yang berbeda-beda.
Konsep voice dan choice menurut Hirschman (1970) adalah setiap orang memiliki
pilihan yang berbeda untuk mempengaruhi organisasi atau pemerintah. Pertama,
ketika orang tidak puas dengan produk atau jasa tertentu mereka dapat
Hal. 10 dari 17
meninggalkan (dalam literatur dikenal dengan istilah exit atau choice) dan pergi
ke penyedia layanan lain. Ini akan memungkinkan mereka untuk menerima
layanan yang lebih baik di tempat lain dan akan menjadi sinyal kepada penyedia
bahwa mereka perlu untuk meningkatkan layanan mereka. Choice atau exit
mengharapkan orang untuk berperilaku sebagai konsumen yang kritis.
Selain mekanisme choice ini, orang juga dapat menggunakan mekanisme yang
lebih politis yakni Voice atau bersuara. Mereka bisa menyuarakan ketidakpuasan
mereka, misalnya dengan mengajukan keluhan, menulis surat, dan konsultasi
dengan pengambil keputusan. Oleh karena itu voice adalah cara lain untuk
menunjukkan ketidakpuasan kepada penyedia. Sementara choice adalah konsep
yang relatif mudah, voice adalah salah mekanismen yang lebih kompleks. Hal ini
disebabkan ia mencakup semua upaya untuk “mengubah” daripada “melarikan
diri” dari situasi tertentu (de Bovenkamp, 2013). Dibandingkan dengan exit atau
choice, voice memiliki keuntungan dari menawarkan informasi tentang mengapa
terjadi ketidak puasan.
Setidaknya ada lima atribut dasar yang mencirikan pelayanan publik yang
berkualitas. Lima atribut dasar yang menjadi acuan tujuan pelayanan publik
tersebut meliputi: pelayanan harus memiliki kualitas pada level tinggi, pelayanan
harus dioperasikan dan dikelola secara efisien, pelayanan publik harus responsif
terhadap kebutuhan dan keinginan pengguna layanan, memiliki akuntabilitas
yang baik kepada warga negara, dan pelayanan tersebut harus disampaikan
secara adil (Irawan, 2016).
Hal. 11 dari 17
Produk layanan ini dilakukan secara kolektif bagi individu siapa saja yang
ingin menggunakan dan tidak mungkin seseorang individu mencegah
individu lainnya menggunakannya.
(a) didasarkan kepada kebijakan Dewan Direksi, (b) terfokus pada pemegang
saham dan manajemen, (c) memiliki tujuan mencari keuntungan, (d) harus
akuntabel pada hal hal tertentu,
Good dalam governance bisa diartikan sebagai tata pemerintahan yang baik
atau positif. Letak sifat baik atau positif itu adalah manakala ada pengerahan
sumber daya secara maksimal dari potensi yang dimiliki masing-masing aktor
atas dasar kesadaran dan kesepakatan bersama terhadap visi yang ingin
dicapai. Governance dikatakan memiliki sifat-sifat yang good, apabila memiliki
Hal. 12 dari 17
ciri-ciri atau indikator-indikator tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2000, prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik terdiri atas :
Hal. 13 dari 17
a. Kurang responsif. Kondisi ini terjadi dibeberapa tingkatan unsur pelayanan,
mulai pada tingkatan petugas pelayanan (front line) sampai dengan tingkatan
penanggung jawab instansi. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi,
maupun harapan masyarakat masih ditemukan lambat atau bahkan
diabaikan sama sekali, meski pemerintah telah berupaya sehingga
cenderung membaik.
b. Kurang informatif. Berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada
masyarakat lambat atau bahkan tidak sampai kepada masyarakat.
c. Kurang accessible. Berbagai unit pelaksanaka pelayanan terletak jauh dari
jangkauan masyarakat sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan
pelayanan tersebut.
d. Kurang koordinasi. Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainya
sangat kurang berkoordinasi. Akibatnya, sering terjadi tumpang tindih
ataupun pertentangan kebijakan antara satu instansi pelayanan dengan
instansi pelayanan lain yang terkait
e. Birokratsi. Pelayanan (khususnya pelayanan perijinan) pada umumnya
dilakukan dengan melalui proses yang terdiri dari berbagai level, hal ini
menyebabkan penyelesaian pelayanan yang terlalu lama.
f. Kurang mau mendengar keluhan/saran/ aspirasi masyarakat. Pada
umumnya aparat pelayanan kurang memiliki kemauan untuk mendengar
keluhan/saran/ aspirasi dari masyarakat. Akibatnya, pelayanan dilaksanakan
dengan apa adanya, tanpa ada perbaikan dari waktu ke waktu.
Hal. 14 dari 17
dalam rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat, penuh dengan hirarki
yang membuat pelayanan menjadi berbelit-belit (birokratis), dan tidak
terkoordinasi. Kecenderungan untuk melaksanakan dua fungsi sekaligus, fungsi
pengaturan dan fungsi penyelenggaraan, masih sangat kental dilakukan oleh
pemerintah, yang juga menyebabkan pelayanan publik menjadi tidak efisien.
Hal. 15 dari 17
kepuasan pelanggan dapat dicapai bila produk pelayanan yang diberikan
oleh penyedia pelayanan memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat.
Oleh karena itu, survey kepuasan pelanggan memiliki arti penting dalam
upaya peningkatan pelayanan publik.
TUGAS
1. Jelaskan perbedaan pelayanan barang publik, jasa publik, dan administratif?
2. Jelaskan konsep kualitas pelayanan yang saudara ketahui?
3. Jelaskan perkembangan good governance di Indonesia terutama yang
berkaitan dengan pelayanan publik?
Hal. 16 dari 17
Referensi
Mike Wallace, Michael Fertig, dan Eugene Schneller. 2007. Managing Change in
the Public Services. UK: Blackwell Publishing Ltd.
Parasuraman, Valarie A. Zeithaml, and Leonard L. Berry. Spring 1988.
SERVQUAL: A Multiple- Item Scale for Measuring Consumer Perceptions of
Service Quality dalam Journal of Retailing Volume 64 Number 1, pp.12-40.
Silalahi, Ulber dan Syafri, Wirman. 2015. Desentralisasi dan Demokrasi
Pelayanan Publik. Bandung: IPDN Press Jatinangor.
Siti Maryam, Neneng. 2016. Mewujudkan good governance melalui pelayanan
publik dalam Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Volume VI. EN PELAYANA
Irawan, Bambang. 2016. Kapasitas Organisasi dan Pelayanan Publik, Jakarta:Publika
Press
Hal. 17 dari 17