Anda di halaman 1dari 3

BAB 3 KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

 Klasifikasi adalah pengelompokan makhluk hidup dengan sistem tertentu


berdasarkan keanekaragaman dan keseragaman
 Ilmu yang mempelajari tentang pengelompokan makhluk hidup disebut
taksonomi
 Bapak taksonomi atau bapak klasifikasi: Carolus Linnaeus
 Tujuan klasifikasi MH:
1. Menetapkan dan memberi nama jenis MH yang belum diketahui
2. Mengetahui hubungan kekerabatan antar MH
3. Mengelompokan MH berdasarkan persamaan karakteristik yang dimiliki
4. Mendeskripsikan karakteristik suatu jenis MH untuk membedakannya
dengan MH dari jenis yang lain
5. Menyederhanakan objek studi
 Manfaat Klasifikasi:
1. Memberikan kemudahan mempelajari MH yang beraneka ragam
2. Mengetahui hubungan kekerabatan antara MH satu dengan yang lain
3. Mengetahui jenis-jenis MH dan manfaatnya bagi kehidupan
 Kriteria untuk klasifikasi MH:
1. Berdasarkan persamaan
2. Berdasarkan perbedaan
3. Berdasarkan ciri morfologi (susunan tubuh luar MH) dan anatomi (stuktur
bagian dalam MH)
4. Berdasarkan ciri biokimia
 Kriteria klasifikasi tumbuhan:
1. Struktur organ tubuh (seperti sudah memiliki akar, batang, daun)
2. Habitat tumbuhan
3. Keberadaan jaringan pengangkut
4. Tipe silinder pusat
5. Kedudukan, bentuk dan ukuran daun serta tipe urat daun
6. Cara perkembangbiakan
7. Stuktur alat perkembangbiakan
8. Struktur bunga, buah dan biji
 Kriteria klasifikasi hewan:
1. Lapisan jaringan embrional (diploblastik: dua jaringan embrional,
triploblastik: tiga jaringan embrional)
2. Saluran pencernaan makanan
3. Selom (rongga tubuh)
4. Segmentasi
5. Kerangka (skeleton)
6. Bentuk tubuh
 Tahapan kegiatan dalam klasifikasi:
1. Identification (identifikasi)
2. Grouping (pengelompokan)
3. Ranking (penyusunan)
4. Placing (penempatan)
 Urutan tingkatan takson dari yang tertinggi hingga terendah:
1. Kingdom (kerajaan)
2. Filum (untuk hewan), Divisio (untuk tumbuhan)
3. Class (kelas)
4. Ordo (bangsa)
5. Familia (suku)
6. Genus (marga)
7. Species
 Semakin rendah tingkatan takson semakin sedikit jumlah anggotanya,
semakin banyak persamaan ciri (lihat cetak hal 54 gambar 3.4)
 Semakin tinggi tingkatan takson semakin banyak jumlah anggotanya,
semakin sedikit persamaan ciri (lihat cetak hal 54 gambar 3.4)
 Tata nama ganda atau binomial nomenclature diperkenalkan oleh Carolus
Linnaeus. Tata nama ganda dipergunakan untuk memberi nama hewan atau
tumbuhan
 Aturan penulisan tata nama ganda:
1. Menggunakan bahasa latin atau bahasa lain yang dilatinkan
2. Terdiri dari 2 kata. Kata pertama merupakan genus, kata kedua
merupakan penunjuk species. Gabungan kata pertama dan kedua
menunjukkan species
3. Huruf pertama pada kata pertama (genus) ditulis dengan huruf besar,
huruf selanjutnya ditulis dengan huruf kecil.
4. Nama genus dan penunjuk species dicetak miring (italic) atau dicetak
tegak dengan digaris bawahi secara terpisah
5. Nama atau singkatan nama descriptor dapat dituliskan di belakang nama
species dengan menggunakan huruf tegak tanpa garis bawah.
Contoh: Nama ilmiah Jagung adalah Zea mays, penulisan nama ilmiah
jagung yang benar adalah Zea mays atau Zea mays
Nama genus: Zea atau Zea
Nama penunjuk species: mays atau mays
Nama species jagung: Zea mays atau Zea mays
6. Apabila terdapat 3 kata, maka kata kedua dan ketiga harus digabung
Contoh: Nama ilmiah bunga sepatu adalah Hibiscus rosa sinensis,
penulisan nama ilmiah bunga sepatu yang benar adalah Hibuscus
rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis atau bisa juga di tulis dengan
Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis
 Semula Carolus Linnaeus mengelompokkan makhluk hidup kedalam 2
kingdom yaitu Kingdom Plantae dan Kingdom Animalia
1. Kingdom Plantae meliputi jamur, ganggang, lumut, paku-pakuan dan
tumbuhan biji
2. Kingdom Animalia meliputi Protozoa, Porifera, Coelenterata, Vermes,
Mollusca, Echinodermata, Arthropoda dan Chordata
 Whittaker mengelompokkan makhluk hidup kedalam 5 kingdom yaitu:
Monera, Protista, Fungi, Plantae, Animalia
1. Kingdom Monera, ciri-cirinya: organisme unisel dan multisel sederhana,
bersifat prokariotik (belum mempunyai membran inti). Berkembangbiak
secara pembelahan biner, konjugasi, transformasi, transduksi.
Memperoleh zat organik dengan autotrof atau hetetrof. Meliputi:
Archaebacteria, Eubacteria dan Cyanophyta (Alga biru)
2. Kingdom Protista, ciri-cirinya: organisme unisel dan multisel sederhana,
bersifat eukariotik (sudah mempunyai membran inti). Berkembangbiak
secara aseksual – mitoris dan secara seksual meiosis. Memperoleh zat
organic dengan autotrof atau heterotrof. Meliputi Protozoa, Alga, Jamur
Lendir dan Jamur Air
3. Kingdom Fungi, ciri-cirinya organisme multiseluler berbentuk benang
yang disebut hifa, bersifat eukariotik. Berkembangbiak secara aseksual
dan seksual. Memperoleh makanan secara heterotrof. Meliputi:
Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, Deuteromycota
4. Kingdom Plantae, ciri-cirinya organisme multisel, bersifat eukariotik.
Berkembangbiak secara seksual dan aseksual. Memperoleh makanan
secara autotrof. Meliputi: lumut, paku-pakuan dan tumbuhan biji
3. Kingdom Animalia, ciri-cirinya organisme multisel, tidak mempunyai
dinding sel dan tidak mempunyai klorofil, bersifat eukariotik. Memperoleh
makanan secara heterotrof. Berkembangbiak secara seksual dan
aseksual. Meliputi: Protozoa, Porifera, Coelenterata, Vermes, Mollusca,
Echinodermata, Arthropoda dan Chordata
 Cara pengelompokkan makhluk hidup dengan menggunakan kunci
determinasi (yaitu daftar pasangan ciri-ciri makhluk hidup yang berfungsi
sebagai kunci pencandraan makhluk hidup dalam klasifikasi). Pada kunci
determinasi, yang dipergunakan untuk mencandra adalah kunci berpasangan,
maka disebut dengan kunci dikotom (belah dua atau berpasangan)
Contoh kunci determinasi untuk hewan lihat cetak hal 62 (kotak warna hijau)
dan contoh kunci determinasi untuk tumbuhan lihat cetak hal 63 (kotak warna
ungu)

Anda mungkin juga menyukai