Tugas :
Ujian Akhir Semester
Mahasiswa / Nim :
Alvira Martina Nasrani Rindengan / 210211050102
Dosen Pengampu :
RICKY MAX STEPHENSON LAKAT ST, MT
Weber menyusun model yang dikenal dengan sebutan segitiga lokasional (locational
triangle). Menurut Weber, untuk menentukan lokasi industri ada tiga faktor penentu
yaitu:
a. Material.
b. Konsumsi.
c. Tenaga Kerja.
Ketiga faktor di atas oleh Weber diukur dengan ekuivalensi ongkos transport. Weber
juga masih mengajukan beberapa asumsi lagi yaitu :
a. Hanya tersedia satu jenis alat transportasi.
b. Lokasi pabrik hanya ada di satu tempat.
c. Jika ada beberapa macam bahan mentah maka sumbernya juga berasal dari
beberapa tempat.
Biaya transportasi menurut Weber tergantung dari dua hal pokok yaitu bobot barang
dan jarak yang harus ditempuh untuk mengangkutnya.
b.Threshold
Adalah jumlah minimum penduduk atau konsumen yang dibutuhkan untuk
menunjang kesinambungan pemasokan barang atau jasa yang bersangkutan, yang
diperlukan dalam penyebaran penduduk atau konsumen dalam ruang (spatial
population distribution).
Dari komponen range dan threshold maka lahir prinsip optimalisasi pasar (market
optimizing principle). Prinsip ini antara lain menyebutkan bahwa dengan memenuhi
asumsi di atas, dalam suatu wilayah akan terbentuk wilayah tempat pusat (central
place). Pusat tersebut menyajikan kebutuhan barng dan jasa bagi penduduk
sekitarnya. Apabila sebuah pusat dalam range dan threshold yang membentuk
lingkaran, bertemu dengan pusat yang lain yang juga memiliki range dan threshold
tertentu, maka akan terjadi daerah yang bertampalan. Penduduk yang bertempat
tinggal di daerah yang bertampalan akan memiliki kesempatan yang relatif sama
untuk pergi kedua pusat pasar itu. Keterbatasan sistem tempat pusat dari Christaller
ini meliputi beberapa kendala, antara lain:
a. Jumlah penduduk.
b. Pola aksesibilitas.
c. Distribusi.
Perubahan penduduk yang besar akan menjadikan pola tidak menentu terhadap pola
segi enam yang seyogyanya terjadi. Keterbatasan aksesibilitas transportasi ke suatu
wilayah akan menjadi kebiasan pola segi enam, terutama bila terdapat keterbatasan
fisik wilayah. Dalam kenyataannya, konsumen atau masyarakat tidak selalu rasional
dalam memilih barang atau komoditi yang diinginkan. Berikut di bawah ini gambar
sistem segi enam Christaller.
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .395a .156 .107 1.06230
a. Predictors: (Constant), Jarak
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3.553 1 3.553 3.148 .094b
Residual 19.184 17 1.128
Total 22.737 18
a. Dependent Variable: Harga
b. Predictors: (Constant), Jarak
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 6.316 .507 12.449 .000
Jarak -.079 .044 -.395 -1.774 .094
a. Dependent Variable: Harga
5. KETERANGAN HASIL ANALISIS
Y = B0 - B1x
Y = 6,316 – 0,395(100)
Y = -33,184
Y = B0 + B1x
Y = 6,316 + 0,395(100)
Y = 45,816
6. HASIL ANALISIS
Jadi, Y = 6,316 – 0,395(x) artinya harga lahan dipengaruhi oleh 0,395 dengan nilai constant
sebesar 6,316
3.Jelaskan apa yang dimaksud dengan Ruang, tata ruang, struktur ruang, dan polar uang
Jawaban :
Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk
lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur Ruang adalah susunan
pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai
pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan
fungsional. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi
daya.
4. Buat tahapan analisis ruang dengan bantuan GIS untuk menghasilkan peta ketersediaan
lahan untuk perumahan dan permukiman disertai contoh.
Jawaban :
Tahap masukan(input)
menyiapkan dulu data-data yang akan di-input di sistem SIG. Data-data tersebut bersumber
dari:
- Data penginderaan jauh seperti citra, baik citra foto maupun citra nonfoto, data foto udara,
dan citra satelit.
- Data peta biasanya sudah dalam bentuk peta digital. Ada data spasial sungai, jalan, tata guna
lahan, dan lain sebagianya. Kalian tinggal input saja sesuai dengan keperluan pembuatan.
Tahap proses pemasukkan data
setelah data yang dibutuhkan terkumpul, langsung saja dimasukkan ke dalam aplikasi SIG.
Ada dua jenis data yang bisa di-input dalam SIG yaitu:
- Data Spasial
Data spasial adalah data atau informasi yang memiliki referensi atau koordinat geografis.
Cara memasukkan data spasial ke dalam sistem SIG dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
digitasi dan penyiaman (scanning).
- Data Atribut
Data atribut adalah data yang memberikan penjelasan mengenai setiap objek, fenomena, atau
informasi yang ada di permukaan bumi. Data atribut suatu objek dapat berupa data kualitatif
dan kuantitatif.
Data kualitatif adalah data hasil pengamatan yang dinyatakan dalam bentuk deskriptif yang
diperoleh dari pengisian angket, wawancara, dan tanya jawab. Data kualitatif contohnya peta
tata guna lahan, seperti data permukiman, sawah, kawasan industri, tegalan dan lain
sebagainya
Sedangkan data kuantitatif adalah data hasil pengamatan yang dinyatakan dalam bilangan.
Data kuantitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan nilai objek.
Tahap pengolahan
Setelah kita mengumpulkan data-data dari berbagai sumber dan data tersebut sudah kita input
pada SIG, barulah kita memulai tahap pengolahan data. Tahap pengolahan data ini meliputi
manipulasi dan analisis data seperti membuat basis data baru, menghapus basis data,
mengedit data, mengisi dan menyisipkan data kedalam tabel.