Anda di halaman 1dari 3

SINUSITIS PARANASAL KRONIK

BATASAN
Sinusitis paranasal kronik adalah proses keradangan dari mukosa sinus paranasal yang
kronis, yaitu lebih dari 3 bulan.

PATOFISIOLOGI / ETIOLOGI:
Sinusitis paranasal akut dapat menjadi kronik oleh berbagai faktor yakni faktor alergi,
faktor gangguan pada komplek ostio meatal (KOM) yang mengganggu patensi ostium
(deviasi septum nasi, polip nasi, konka bulosa dan sebagainya). Terjadi perubahan
mukosa sinus (penebalan, degenarasi polip, kista, mukokel). Batasan infeksi dan non
infkasi sring tidak jelas.
Kuman penyebab: Campuran kuman aerob dan anaerob. Kuman dominan adalah
P. aeruginosa dan kuman anaerob. Pada sinusitis maksila dentogen kuman anaerob
sangat dominan.

GEJALA KLINIK
Gejala utama adalah rinore yang kronik dengan sekret mukopurulen. Kadang-kadang
terjadi sakit kepala. Gejala lainnya adalah buntu hidung, kadang-kadang terjadi
penurunan penciuman dan pengecapan. Dapat terjadi sekret bercampur darah dari hidung
atau sekret yang turun ke faring (postnasal drip).

DIAGNOSIS
1 Anamnesis seperti di atas.
2 Pemeriksaan
a) Rinoskopi anterior:
(a) Dapat ada sekret muko purulen/kekuningan yang kadang-kadang
bercampur darah, terutama pada meatus medius.
(b) Dapat terjadi polip yang tampak pada meatus medius.
(c) Dapat juga terlihat deviasi septum nasi

1
b) Rinoskopi posterior: -post nasal drip sekret muko purulen, kadang-kadang
bercampur darah.
c) Transiluminasi: pada sinus yang terkena gelap (hanya untuksinus maksila dan
sinus frontal).
d) Evaluasi untuk adanya latar belakang alergi
Pemeriksaan tambahan:
a) Foto polos sinus posisi Water: penebalan mukosa, perselubungan, atau bentukan
polip/mukokel.
a) Nasal endoskopi : melihat rongga hidung dan meatus medius lebih jelas. Kondisi
KOM dapat dievaluasi lebih cermat.
a) CT Scan kadang-kadang diperlukan khususnya pada yang unilateral untuk
menyingkirkan kemungkinan malignansi atau bila disiapkan untuk tindakan
pembedahan.
a) Pemeriksaan gigi atas untuk mencari kemungkinan penyebab dari gigi.

DIFFERENSIAL DIAGNOSIS
- Keganasan
- Sinusitis karena jamur

PENYULIT
- Selulitis orbita
- Abses orbita
- Osteo mielitis
- Abses epidural / subdural
- Meningitis
- Abses otak
- Trombosis sinus kavernosus

2
PENATALAKSANAAN:
- Terutama menghilangkan faktor penyebab. Untuk patologi di KOM perlu
pembedahan.
- Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF) untuk mengembalikan fungsi drainase
dan ventilasi sinus.
- Irigasi sinus maksila.
- Caldwell – Luc.
- Pemberian antibiotik disesuaikan dengan kuman penyebab, terutama juga untuk
eradikasi kuman penghasil β laktamase dan kuman anaerob.
Dapat diberikan amoksisilin, amoksisilin + asam klavulanat, sefalosporin generasi
II/III oral, klindamisin. Bila diperlukan penambahan metronidazol untuk infeksi
kuman anaerob.
Pemeriksaan gigi bila dicurigai penyebabnya dari gigi.

DAFTAR PUSTAKA

1 White JA. Paranasal sinus infections. In: Ballenger JJ. Diseases of the nose, throat,
ear, head and neck. 14th ed. Philadelphia: Lea & Febiger, 1991:184-202.
2 Facer GW, Kern EB. Sinusistis: Current concept and management. In: Bailey BJ. Ed.
Head and Neck Surgery – Otolaryngology. Philadelphia: JB. Lippincott Company,
1993:366-76.
3 Gustafson RO, Bansberg SF. Sinus surgery. In: Bailey BJ. Ed. Head and Neck
Surgery – Otolaryngology. Philadelphia: JB. Lippincott Company, 1993:377-88.
4 Wilson WR, Montgomerry WW. Infections Diseases of the Paranasal Sinuses. In:
Papaerlla, Shumrick DA, eds Otolaryngology. 3rd ed. Philadelphia: WB Saunders
Company, 11 : 1844-8.
5 Braunwald E, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL. Infections
of the Upper respiratory Tract. In: Harrison’s Manual of Medicine. 15th ed. Boston:
McGraw Hill International Edition, 2002:213-5

Anda mungkin juga menyukai