Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mohamad Abdul Rosit

NPM : 21025010134

Gol : C2

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

MODUL 3. TRACK AND POINT

GPS (Global Positioning System) adalah sebuah sistem navigasi global yang
menggunakan satelit untuk memberikan layanan berbasis lokasi (LBS) dan navigasi.
Penggunaan GPS memerlukan pandangan ke langit yang tidak terhalang, sehingga hanya
dapat digunakan di luar ruangan atau tempat terbuka. GPS dapat membantu menentukan
posisi koordinat pengguna di mana pun berada (Tumimomor, 2013). Sistem GPS terdiri dari
tiga segmen, yaitu satelit, pengontrol, dan penerima/pengguna. Saat ini, terdapat 21 satelit
aktif dari total 24 satelit yang mengorbit Bumi dengan orbit dan posisi yang tetap (Perkasa,
2019).

Marjuki (2016) GPS (Global Positioning System), sebuah teknologi yang penting
untuk membantu menentukan posisi koordinat di permukaan bumi. Sistem ini menggunakan
navigasi satelit dan memberikan informasi mengenai waktu dan lokasi dalam berbagai
kondisi cuaca, selama sinyal GPS dari satelit diterima. GPS dapat menentukan posisi objek di
permukaan bumi dengan akurat, memberikan koordinat tiga dimensi (x, y, z), dan terus
memberikan data waktu dan kecepatan gerakan secara real-time di seluruh dunia. Rute atau
Route pada GPS merujuk pada proses akuisisi data koordinat secara otomatis berdasarkan
jalur yang dilalui dan data tersebut akan disimpan dalam kartu memori GPS (Rianandra et al.,
2015). Perbedaan antara Track dan Route terletak pada pengambilan titik koordinat. Pada
Track, titik koordinat diambil secara otomatis, sedangkan pada Route, titik koordinat harus
ditentukan terlebih dahulu karena digunakan untuk membuat poligon (Aman & Asbari,
2020).

Menurut Perkasa (2019), terdapat tiga tipe alat GPS dengan tingkat ketelitian posisi
yang berbeda. Tipe pertama adalah GPS Navigasi (Handheld dan Handy GPS) yang memiliki
ketelitian posisi sekitar 3 sampai 6 meter. Tipe kedua adalah GPS geodetik single frekuensi
yang biasa digunakan dalam survey dan pemetaan dengan ketelitian posisi sekitar sentimeter
sampai dengan desimeter. Tipe ketiga adalah GPS geodetik dual frekuensi yang dapat
memberikan ketelitian posisi hingga mencapai millimeter dan biasa digunakan dalam aplikasi
precise positioning seperti pembangunan jaring titik kontrol, survey deformasi, dan
geodinamika. Salah satu tipe GPS Navigasi yang dikenal luas adalah GPS Garmin. GPS
Garmin sering digunakan dalam kegiatan lapangan seperti survey di perkebunan, pertanian,
dan kehutanan untuk menentukan posisi koordinat dengan sistem koordinat geografis
(longitud latitude) maupun Universal Transverse Mercator (UTM). Meskipun memiliki
kelemahan tingkat akurasi di atas 1 meter, GPS Garmin tetap diaplikasikan karena harganya
yang terjangkau dan bisa digunakan sebagai bahan pembelajaran.

Hasil Dan Pembahasan

Gambar 1. Mark waypoint posisi 1

Data yang diambil di sekitar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 1 direkam dengan
menggunakan GPS dan ditunjukkan pada Gambar 1 dengan nama titik Prgisc2 1. Gambar
tersebut juga menunjukkan jam dan tanggal saat pengambilan data, serta keterangan
koordinat S 07°20’01.04” dan E 112°47’27.7” beserta ketinggian 28 m.

Gambar 2. Mark waypoint posisi 2

Titik posisi 2 ditunjukkan dalam Gambar 2 yang mencantumkan nama titik


pengambilan data sebagai Prgisc2 2. Tanggal dan waktu pengambilan data juga tertera pada
gambar, dan di bawahnya terdapat keterangan koordinat sebagai S 07°20’00.01” dan E
112°47’27.4” serta ketinggian 26 m.

Gambar 3. Mark waypoint posisi 3

Gambar 3 menunjukkan titik posisi 3 yang dicatat dengan nama titik pengambilan
data Prgisc2 3. Jam dan tanggal saat titik tersebut direkam tertera pada gambar, serta terdapat
keterangan koordinat yang menunjukkan lokasi titik tersebut dengan S 07°20'00.03" dan E
112°47'29.7", dilanjutkan dengan ketinggian sebesar 26 m.

Gambar 4. Mark waypoint posisi 4

Gambar 4 menampilkan titik posisi 4 beserta nama titik pengambilan data Prgisc2 4.
Informasi tentang waktu pengambilan data dan koordinat titik tersebut juga dicantumkan
dalam gambar, di mana koordinat titik tersebut tertera sebagai S 07°20’01.6” dan E
112°47’29.4”, sementara ketinggiannya adalah 25 m.
Gambar 5. Mark waypoint posisi 5

Gambar 5 menampilkan titik terakhir pengambilan data di lokasi Prgisc2 5 beserta


informasi koordinat S 07°20’01.6” dan E 112°47’28.3” serta ketinggian 24 m, disertai dengan
waktu dan tanggal pengambilan data.

Gambar 6. Track pengamatan

Pada gambar di atas ditunjukkan proses transfer data dari GPS ke program map
source setelah melakukan survei di beberapa titik lokasi. Proses transfer data dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu interfacing GPS dan transfer map source. Interfacing GPS dilakukan
dengan menghubungkan GPS ke komputer menggunakan kabel interface dan kemudian
mentransfer data ke map source. Setelah proses transfer selesai, dihasilkan track seperti yang
ditunjukkan pada gambar di atas. Perlu diingat bahwa track berbeda dengan route, karena
track tidak perlu menentukan titik yang akan diambil, sedangkan route harus mencari atau
menentukan titik terlebih dahulu. Ini dikarenakan route digunakan untuk membuat polygon.
Daftar Pustaka

Aman, M., & Asbari, M. (2020). Pengembangan Aplikasi History Gps Tracker Berbasis Web
Pada Handphone. Jikem: Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi Dan Manajemen,
1(1), 17-29.

Marjuki, B. 2016. Survei Pemetaan Menggunakan Gps Dan Gis. Jakarta.

Perkasa, P. 2019. Penggunaan Global Positioning System (Gps) Untuk Dasar Survey Pada
Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan Balanga, 7(1), 22-33.

Rianandra, R., Arsali, A., & Bama, A. A. (2015). Studi Perbandingan Penentuan Posisi
Geografis Berdasarkan Pengukuran Dengan Gps (Global Positioning System), Peta
Google Earth, Dan Navigasi. Net. Jurnal Penelitian Sains, 17(2).

Tumimomor, M., Jando, E., & Meolbatak, E. (2013). Sistem Informasi Geografis Pariwisata
Kota Kupang. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika: Janapati, 2(2), 142-
152.

Anda mungkin juga menyukai