Anda di halaman 1dari 2

TUGAS MERINGKAS

NAMA : Kevin Putra Aditya


NIM : 2011100712
PRODI : PAK

HAKIKAT MANUSIA

A. SIFAT HAKIKAT MANUSIA

1. Pengertian

Tirtarahardja dan sulo menurut mereka sifat hakikat manusia adalah ciri-ciri
karakteristik, yang prinsupil, yang membedakan manusia dari hewan. Manusia
digambarkan dalam berbagai cara: zoon politicon social animal (Socrates) rasional
animal (hewan berpikir), animal symbolocum (hewan yang memahami simbol),
homofaber (pembuat alat), homo educandun (orang berpendidikan), homopolitik
(politisi), homo economicus (manusia ekonomi), hewan sakit = hewan sakit (Max
Scherrer), hewan bermoral, dll.

2. Wujud Hakikat Manuisa


Bentuk-bentuk kemanusiaan yang tidak dimiliki hewan adalah
 Kemampuan menyadari diri
 Kemampuan bereksistensi
 Kata hati (Concience of man)
 Memiliki moral
 Tanggung jawab
 Kebebasan /kemerdekaan
 Hak dan kewajiban
 Kemampuan menghayati kebahagiaan

B. DIMENSI HAKIKAT MANUSIA

1. Aliran dimensi hakikat manusia


Monisme, spiritualisme, materialisme, atomisme, dualisme, pluralisme, dan
evolusionisme.
2. Beberapa pilihan tentang dimensi hakikat manusia
Hakikat manusia jiwa-raga, manusia individual dan sosial, manusia makhluk
Tuhan.

C. PENGEMBANGAN DIMENSI HAKIKAT MANUSIA


- Pengembangan Utuh
Tingkat keutuhan pengembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor,
yaitu kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kulitas
pendidikan yang disediakan untuk memberikan pelayanana atas perkembangannya.
- Pengembangan tidak Utuh
Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di
dalam proses pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan
untuk ditangani, misalnya dimensi kesosialan didominasi oleh pengembangan dimensi
keindividualan ataupun dominan afektif didominasi oleh pengembangan dominan
kognitif.
- Sosok Manusia Seutuhnya

Dari segi arah pembangunan jangka panjang, di GBHN dirumuskan sosok manusia
seutuhnya. Pembangunan nasional dikatakan berlangsung dalam kerangka
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seutuhnya. Gambaran utuh manusia adalah satu di mana perkembangan tidak hanya
didasarkan pada kemajuan eksternal seperti pakaian, nutrisi, kesehatan, atau kemajuan
spiritual seperti pendidikan, keamanan, kebebasan berbicara atau rasa keadilan, tetapi
juga keharmonisan, keharmonisan. dan keseimbangan antara keduanya.berarti
mengejar Secara mental. Ini juga berarti bahwa pembangunan merata di seluruh
negeri, tidak hanya pada beberapa kelompok atau komunitas. Bisa juga diartikan
sebagai keharmonisan antara manusia dengan tuhan, antar manusia, antar manusia,
antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya, antar bangsa, dan antara cita-cita
hidup di dunia ini dengan kebahagiaan dunia. akhirat.

Dilihat dari wujudnya, pengembangan secara utuh berarti keseimbangan, keselarasan,


dan keharmonisan antara: (1) dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan
keagamaan, (2) aspek kognitif, afektif (emotif dan konatif), serta psikomotorik, (3)
aspek jasmaniah dan rohaniah. Dilihat arahnya, terjadilah pengembangan horizontal
(sosial) dan vertical (dalam kaitannya dengarn Tuhan), sebagai makhluk monodualis
dan monopluralis. Hal itu terwujud dalam terbentuknya manusia (Indonesia)
seutuhnya.

D. Ragam Pemahaman Tentang Hakikat Manusia, Sebagai Berikut:


1. Homo Religius: Pandangan tentang sosok manusia dan hakikat manusia sebagai
makhluk yang beragam.
2. Homo Sapiens: Pemahaman hakikat manusia sebagai makhluk yang bijaksana dan
dapat berfikir atau sebagai animal rationale.
3. Homo Faber: Pemahaman hakikat manusia sebagai makhluk yang berpiranti
(perkakas)
4. Homo Homini Socius: Kendati manusia sebagai makhluk individu, makhluk yang
memiliki jati diri, yang memiliki ciri pembeda antara yang satu dengan yang
lainnya, namun pada saat yang bersamaan manusia juga sebagai kawan sosial bagi
manusia lainnya.
5. Manusia sebagai makhluk etis dan estetis: Hakikat manusia pada dasarnya adalah
sebagai makhluk yang memiliki kesadaran susila (etika) dalam arti ia dapar
memahami norma-norma sosial dan mampu berbuat sesuai dengan norma dan
kaidah etika yang diyakininya.

Anda mungkin juga menyukai