Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN KELAS

“KONSEP DASAR MANAJEMEN KELAS”

DOSEN PENGAMPU : KHAIDIR FADIL, S.Pd.I.,M.Pd

DISUSUN OLEH :

1. Fahmi Ardiansyah 211105050381

2. Riska Nur Holisoh 211105050379

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan Karunia-
Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Manajemen Kelas dengan Judul
“Konsep Dasar Manajemen Kelas” penulis menyadari beberapa hal bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, mau itu dari segi penyajiannya dan juga dalam segi
penguraiannya. Karena itu kami sebagai penulis meminta saran dan masukan guna respon dari
para pembaca makalah ini agar kedepannya penulis dapat membuat serta menyajikan makalah
dengan lebih baik lagi. Semoga dengan adanya makalah ini para pembaca mendapatkan
beberapa manfaat dari apa yang sudah dibaca di makalah ini serta guna media penunjang
pembelajaran juga untuk para pembaca. Terima kasih kami ucapkan dari penulis untuk para
pembaca serta kepada semua pihak-pihak yang terlibat dalam makalah ini dan memberikan
semangat kepada kami sebagai penulis.

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang ………………………………………………….......................................................4
B.Rumusan Masalah ………………………………………...................................................................4
C.Tujuan ……………………………………………….........................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A.Pengertian Manajemen Kelas ……………………….........................................................................6
B.Manajemen Kelas dalam Perspektif Islam ……………….................................................................7
C.Karakteristik Manajemen Kelas …………………….........................................................................8
D.Prinsip Manajemen Kelas …………………………….....................................................................14
E.Urgensi Manajemen Kelas …………………………........................................................................15
F.Tujuan dan Manfaat Manajemen Kelas ………………....................................................................18
BAB III................................................................................................................................................19
PENUTUP...........................................................................................................................................19
A.Kesimpulan ………………………………………….......................................................................19
B.Saran ……………………………………………………….............................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum manajemen kelas diartikan sebagai setiap usaha guru untuk menjaga
kedisiplinan maupun ketertiban kelas. Konsep ini dibangun atas dasar yang beranggapan
bahwa kelas yang disiplin, di mana siswa masuk tepat waktu, duduk di tempat yang
ditentukan, patuh secara penuh terhadap guru, tidak melirik ke kiri dan ke kanan secara terus
menerus, menerima kehadiran guru secara patuh, tidak ada suara bising, dan lain-lain
merupakan faktor terlaksananya kegiatan pembelajaran dengan sukses, karena itu dilakukan
dengan kewenangan, yakni guru menjadi pusat dari semua perilaku interaksi pembelajaran itu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum manajemen kelas adalah kelas
teratur meski terlihat kaku dan terkekang. Konsep khusus memaparkan manajemen kelas
sebagai proses mengorganisasikan segala sumber daya kelas bagi terciptanya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien. Sumber daya itu diorganisasikan untuk memecahkan
aneka masalah yang menjadi kendala proses pembelajaran, sekaligus membangun situasi
kelas yang tertib secara terus menerus. Tugas guru di sini adalah menciptakan, memperbaiki,
dan memelihara situasi kelas yang cerdas. Adapun pengertian khusus manajemen kelas yaitu,
Manajemen kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengendalikan atau mengontrol
perilaku siswa di dalam kelas, di mana guru melakukan tugas utama sebagai pencipta dan
memerihara suasana kelas agar tetap tertib. Pendekatan pengendalian perilaku siswa dalam
kelas sebagai ukuran keberhasilan dalam mengelola kelas.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Itu Manajemen Kelas?

2. Bagaimana Manajemen Kelas dalam Perspektif Islam?

3. Apa Saja Karakteristik serta Tujuan Manajemen Kelas?

4. Bagaimana Prinsip dalam Manajemen Kelas?

5. Apa Urgensi dalam Manajemen Kelas?

4
C.Tujuan

1. Mengetahui Definisi dari Manajemen Kelas

2. Mengerti dan Faham akan Manajemen Kelas dari Sudut Pandang Perspektif Islam

3. Mengetahui beberapa Karakteristik serta Tujuan dari Manajemen Kelas

4. Mengerti dan Faham akan beberapa Prinsip Manajemen Kelas

5. Mengetahui segala Urgensi Manajemen Kelas

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kelas

Manajemen kelas merupakan salah satu ketrampilan yang harus dimiliki oleh setiap
guru. Hal ini dikarenakan ketrampilan ini akan mendorong bagi terwujudnya suasana dan
proses pembelajaran yang tenang, kondusif, aktif, dan menyenangkan. Manajemen kelas
menggambarkan keterampilan guru dalam merancang, menata, dan mengatur kurikulum,
menjabarkannya ke dalam prosedur proses belajar mengajar dan sumber-sumber belajar, serta
menata lingkungan belajar yang merangsang untuk tercapainya suasana proses belajar
mengajar yang efektif dan efisien. 1

Pengertian manajemen kelas menurut beberapa ahli sebagai berikut: “manajemen kelas
merupakan masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat
mencapai tujuan pengajaran secara efesien dan memungkinkan mereka dapat belajar.
Djamarah dan Zain (2017:173). Selanjutnya, Suparta, et.all. (2002:205) mengatakan bahwa
manajemen kelas adalah usaha guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang
memungkinkan pengelolaan pengajaran dapat berlangsung dengan berhasil. Sedangkan
Simonsen et.all.(2008), mengatakan bahwa manajemen kelas yang baik memiliki limaaspek,
yaitu memaksimalkan struktur, membuat dan menerapkan harapan, melibatkan siswa secara
aktif, menggunakan rangkaian strategi untuk memperkuat dan melemahkan perilaku siswa.
Kelima aspek ini penting diterapkan agar tercipta suasana kondusif dalam belajar. Senada
dengan beberapa pengertian tersebut, Wiyani (2013:59) berpendapat bahwa “Manajemen
kelas adalah keterampilan guru sebagai seorang leader sekaligus manajer dalam menciptakan
iklim kelas yang kondusif untuk meraih keberhasilan kegiatan belajar-mengajar. Sebagai
seorang leader di kelas, guru berupaya memotivasi peserta didik serta menanamkan nilainilai
kebaikan yang harus diyakini dan diaplikasikan oleh peserta didik”. 2

B. Manajemen Kelas dalam Perspektif Islam

Manajemen berasal dari kata manajement, yang diterjamahkan menjadi pengelolaan,


berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif unruk mencapai sasaran. Pengertian

6
yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-Tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan
derivasi (perubahan) dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al–Qur‟an
As-Sajadah ayat 5 seperti firman Allah SWT yang artinya :

”Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-
Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.”
(Q.S. As-Sajadah: 5)

Dari ayat diatas diketahui bahwa Allah SWT. merupakan pengatur alam Akan tetapi,
sebagai khalifah di bumi ini, manusia harus mengatur dan mengelola bumi dengan
sebaikbaiknya sebagaimana Allah SWT Mengatur alam raya ini. Manajemen kelas mengacu
kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut
untuk dapat belajar dengan efektif. Untuk memper jelas pengertian manajemen kelas, cooper,
j.m., dalam bukunya classroom teaching skills, mengutip lima definisi, yaitu:

a. Manajemen kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan
ketertiban suasana kelas.

b. Manajemen kelas ialah seperangkat kegiatan memaksimalkan kebebasan siswa.

c. Manajemen kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku
siswa yang di inginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak di inginkan.

d. manajemen kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan


interpersonal yang baik dan iklim sosio emosional kelas yang positif.

e. Manajemen kelas ialah seperangkat kegiatan untuk menumbuhkan dan mempertahankan


organisasi kelas yang efektif.

Definisi kedua bertolak belakang dengan definisi kedua. Sedangkan pengelolaan adalah
proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan
pencapaian tujuan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah pengelolann kelas adalah salah satu
tugas guru yang tidak penah ditinggalkan.

Guru selalu mengelola kelas ketika dia melaksanakan tugasnya. Pengelolaan kelas
dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga
tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Manajemen kelas menurut mulyasa
merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan

7
mengendalikanya jika terjadi ganguan dalam pembelajaran. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan
suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk
belajar dengan baik sesuia dengan kemampuan, sehingga peserta didik lebih mudah untuk
memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Dan impelemntasi manajemen kelas adalah
suatu penerapan idekonsep, kebijakan, atau inovasi dalam usaha yang diarahkan untuk
mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif. 3

C. Karakteristik Manajemen Kelas

Karakteristik kegiatan manajemen kelas adalah penyusunan rangkaian kegiatan yang


dilakukan guru sebagai manajer/pemimpin pembelajaran di kelas adalah:

1. Merencanakan Pembelajaran Berkenaan dengan perencanaan, William H. Newman


menyatakan, “perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan
mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan,
penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu
dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari”. M. J. Riley yang dikutip Idochi
Anwar, “Planning is defining future goals and the activities that are instrumental in goal
achievement”, (Perencanaan adalah penentuan tujtuan-tujuan dan aktivitasaktivitas yang
merupakan instrumeninstrumen dalam pencapaian tujuan). Sedangkan Hadari Nawawi
menyatakan, “perencanaan pada dasarnya berarti persiapan menyususun suatu keputusan
berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang
terarah pada pencapaian tujuan tertentu”. Bertolak dari pengertian tersebut, bahwa dalam
perencanaan terdapat rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam
konteks perencanaan pembelajaran, adalah berkaitan dengan penyusunan langkahlangkah
dalam pencapaian tujuan belajar siswa yang dilakukan guru dalam membimbing, membantu,
dan mengarahkan siswa supaya mau mengikuti kegiatan belajar. Singkatnya dalam
perencanaan pembelajaran berkaitan erat dengan rumusan tujuan yang akan dicapai siswa atau
hasil belajar siswa. Hanya saja masalahnya bagaimana implikasinya dalam perencanaan
pembelajaran yang harus dibuat oleh guru sebelum mengajar dalam bentuk persiapan
mengajar atau dengan sebutan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Fungsi guru dalam
merencanakan pemebelajaran berorientasi karakteristik siswa yang dapat dilakukan adalah

8
untuk membangkitkan motivasi belajar siswa secara aktif. Oleh sebab itu perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Dalam hal ini, guru dituntut untuk menguasai dan
mengetahui tentang tujuan yang selama ini menjadi acuan dalam rumusan pencapain tujuan
pembelajaran. Berdasarkan taksonomi Bloom , klasifikasi rumusan tujuan pembelajaran dapat
dikelompokan ke dalam tiga ranah, yaitu:

(1) Ranah kognitif, yang mencakup tujuan yang berhubungan dengan ingatan (recall),
pengetahuan, kemampuan intelektual.

(2) Ranah afektif, yang mencakup tujuan yang berhubungan dengan perubahan-
perubahan sikap, nilai, perasaan, dan minat.

(3) Ranah psikomotorik, yang mencakup tujuan yang berhubungan dengan kemampuan
gerak dalam keterampilan.

Dari ketiga ranah tujuan tersebut, yaitu kemungkinan-kemungkinan hasil belajar siswa
dalam bentuk tingkah laku yang diperoleh setelah pembelajaran. Rumusan tujuan
pembelajaran dibuat dan diorientasikan berdasarkan analisis terhadap kebutuhan dan
kemampuan siswa. Dalam kurikulum berbasis kompetensi, istilah tujuan pembelajaran
merupakan kompetensi dasar, sedangkan tujuan pembelajaran yang lebih bersifat khusus
merupakan indikator yang menjadi bentuk tingkah laku hasil dari belajar berdasarkan
taksonomi Bloom tadi.

3. Memilih Materi Pokok Pembelajaran Materi pokok yang dibuat berdasarkan pada
pencapaian tujuan pembelajaran. Materi pokok pembelajaran merupakan alat bahkan
sekaligus yang menjadi proses pengalaman bagi siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
Dengan kata lain, materi pokok pembelajaran adalah pokopokok materi yang harus dipelajari
siswa sebagai sarana dalam pencapaian kompetensi dasar yang disusun berdasarkan indikator
hasil belajar.

4. Menentukan Strategi Pembelajaran Yaitu, merupakan upaya guru dalam cara penyampaian
materi yang telah dibuat tadi untuk lebih mudah disampaikan kepada siswa dengan cara
seefektif mungkin. Berbagai cara yang dilakukan guru dalam penyampaian materi ini adalah
menggunakan metode yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa yang
menjadi subyek belajar. Roestiyah berpendapat bahwa “di dalam proses belajar-mengajar,

9
guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena
pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus
menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar”. Dalam
pernyataan tersebut, guru harus dapat membuat atau menciptakan strategi pembelajaran
dengan menggunakan metode yang dianggap paling tepat, mudah diterima oleh siswa, sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.

5. Membuat Evaluasi/Penilaian Evaluasi di sini merupakan alat untuk mengetahui atau


mengukur sejauhmana kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan apakah tercapai sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan ataukah tidak. Dalam proses pembelajaran kegiatan
evaluasi sangat perlu dilakukan oleh guru. Moh. Surya berpendapat, “salah satu kegiatan yang
harus dilakukan guru dalam melaksanakan tugas dan peranannya ialah kegiatan evaluasi”.
Winarno Surakhmad yang menjadi perhatian dalam pembelajaran “adalah media evaluasi
yang ditujukan untuk menilai sampai dimanakah tujuan pengajaran telah dicapai, baik dari
sudut murid maupun dari sudut guru”. Dalam proses pembelajaran, evaluasi tak dapat
dipisahkan. Evaluasi untuk mengukur dan menilai keberhasilan pencapaian tujuan
pembelajaran yang harus dilakukan terus menerus.

6. Melaksanakan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan realiasi kegiatan yang


telah direncanakan atau dipersiapkan sebelumnya. Oleh karena itu dalam pelaksanaan
pembelajaran faktor guru sangat dominan berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa. Tugas
dan tanggung jawab guru dalam pelaksanaan pembelajaran meliputi:

a. Kegiatan Awal Pada kegiatan ini guru mulanya berhadapan langsung dengan kondisi dan
siatuasi yang menjadi tempat kegiatan dalam pembelajaran. Situasi tempat belajar perlu diatur
demi kelancaran belajar dalam mencapai tujuan yang lebih efektif. Kondisi belajar merupakan
sesuatu yang amat penting dan menentukan keberhasilan belajar anak .

b. Menciptakan Iklim Kelas Dalam menciptakan kondisi kelas ini diutamakan guru harus
dapat mengorganisir sumber-sumber potensi yang menjadi bagian dalam proses pembelajaran
diantaranya:

1) Mengabsen dan Mengatur tempat duduk siswa

2) Mengatur seperangkat materi pembelajaran yang telah dipersiapkan dengan bentuk catatan-
catatan yang lainnya.

10
3) Mengatur sarana pembelajaran.

c. Membuka Pelajaran Setelah menciptakan iklim kelas dianggap cukup, selanjutnya


membuka materi pelajaran yang akan disajikan. Menurut Hunt dalam penyajian materi
pelajaran meliputi lima tahapan yang disebut teori ROPES, singkatan dari kata Review,
Overview, Presentase, Exercise, dan Summary. Dari lima tahapan yang dimaksud adalah
sebagai berikut:

1) Tahap I (Review) Pada tahap ini guru harus dapat menjajaki kemampuan dan kebutuhan
siswa yang menjadi karakter masingmasing dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Dengan mengetahui karakteristik siswa tujuannya adalah supaya dapat mempermudah
membantu dalam penyajian materi dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan cara
review ini:

a) Guru akan dapat memulai memberikan materi pelajaran dengan metode yang disesuaikan
dengan karakteristik kebutuhan siswa.

b) Guru akan dapat memulai memberikan materi pelajaran dengan membangkitkan minat dan
motivasi dalam belajar.

c) Guru akan dapat memulai memberikan materi pelajaran bila siswa telah memahami
hubungan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

2) Tahap II : (Overview) Pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran yang akan
disampaikan. Dalam penyampaian materi guru menjelaskan teknik atau strategi atau metode
yang akan dilakukan dengan dasar hasil dari penjajakan pada tahap I tadi.

3) Tahap III (Presentase) Presentasi adalah tahap penyampaian materi pembelajaran. Pada
tahap ini, guru menjelaskan materi-materi pokok dengan metode yang telah disesuaikan tadi.
Dalam penyampaian materi ini guru harus dapat berpegang pada aktivitas belajar siswa secara
aktif. Dengan kata lain guru harus dapat membelajarkan siswa lebih optimal.

4) Tahap IV (Exercise) Exercise merupakan tahap untuk memberikan kesempatan pada siswa
melakukan latihan-latihan. Yang dimaksud dengan latihan di sini, yaitu menerapkan materi
dengan melakukan pertanyaanpertanyaan atau praktek.

5) Tahap V (Summary) Summary merupakan tahap akhir dari kegiatan. Pada tahap ini guru
harus dapat menyimpulkan atau meresume dari materimateri yang telah dipelajari. Menurut

11
Rosyada , selain dari kelima tahapan tersebut masih diperlukan lagi, yaitu tahap evaluasi.
Menurutnya, evaluasi perlu untuk dilakukan guru pada akhir proses pembelajaran. Evaluasi
digunakan untuk mengetahui efektifitas hasil belajar siswa, dan menjadi dasar dalam
penyusunan rencana pembelajaran berikutnya. Dari kelima tahapan dalam membuka pelajaran
yang dimaksud dapat kita sederhanakan menjadi tiga tahapan, yaitu:

Tahap I : Pendahuluan

a) Sebelum menyajikan materi yang akan disampaikan, guru perlu menjajaki kemampuan dan
kebutuhan siswa dari masing-masing karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda
dengan cara melakukan tes awal (free-test), wawancara, atau tanya jawab.

b) Menyampaikan informasi tentang maksud dan tujuan materi yang akan disampaikan atau
disajikan. Tahap II : Kegiatan Inti/Pokok Pada kegiatan inti berdasarkan Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berkarakter menggunakan istilah:

a) Eksplorasi :

(1) Guru menyampaikan dan menjelaskan materi pokok secara garis besar dengan
penggunaan metode pembelajaran aktif yang telah disesuaikan dengan karakteristik
individu/kelompok.

(2) Memfasilitasi siswa terjadinya interaksi belajar dengan media yang telah disesuaikan
sebagai sumber belajar.

(3) Siswa dibelajarkan atau melibatkan siswa mencari informasi dalam menemukan masalah
yang dipelajari melalui materi yang disajikan.

b) Elaborasi :

(1) Memfasilitasi siswa melalui pemberikan tugas atau latihan, diskusi untuk memunculkan
gagasan baru baik lisan maupun tulisan.

(2) Memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir dan menganalisis serta menyelesaikan
masalah.

(3) Memfasilitasi siswa dalam menyajikan hasil kerja secara individual ataupun kelompok.

(4) Memfasilitasi siswa berkompetisi dalam peningkatan kegiatan belajar.

12
c) Konfirmasi (1) Memfasilitasi siswa memberikan umpan balik dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan, dan penemuan masalah yang mengalami kesulitan dengan definsi atau rumus
maupun bahasa yan baik dan benar.

(2) Memfasilitasi siswa memberikan konfirmasi terhadap hasil kegiatan dari bahan atau
sumber belajar yang telah digunakan.

(3) Membantu masalah-masalah siswa dalam kesulitan belajar.

(4) Memberikan motivasi belajar atau dorongan semangat belajar.

Tahap III : Kegiatan Akhir/Penutup

a) Menyimpulkan atau merangkum materi pelajaran yang telah dipelajari siswa.

b) Memberikan penguatan perhatian siswa terhadap hal-hal pokok materi pelajaran, agar
informasi yang telah diterima dapat membangkitkan minat terhadap materi pelajaran
selanjutnya.

c) Memberikan tindak lanjut, baik berupa saran atau ajakan terhadap rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.

c. Mengevaluasi Pembelajaran Evaluasi merupakan salah satu komponen penting untuk


mengukur keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan. Wayan Nurkencana berpendapat
evaluasi adalah “suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai darpada sesuatu”.
Berdasarkan pengertian ini, evaluasi pembelajaran adalah suatu tindakan untuk menentukan
nilai hasil belajar siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Suharsimi Arikunto berpandangan secara garis besar alat evaluasi yang digunakan dapat
digolongkan menjadi dua macam, yaitu tes dan non tes. Juga Sumiati menyatakan, “ada dua
macam teknik yang digunakan dalam melaksanakan evaluasi, yaitu teknik tes dan teknik
bukan tes. Merujuk dari kedua pendapat ini pada dasarnya sama, bahwa dalam pelaksanaan
tes dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu teknik tes dan teknik non tes. Yang dimaksud
dengan kedua teknik ini sebagai berikut:

(1) Pengertian Tes Tes “adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu
tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga
menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat
dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang

13
ditetapkan . Suharsimi Arikunto “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Dari kedua pendapat pengertian tes ini,
secara sederhana dapat kita simpulkan, bahwa tes adalah sejumlah atau serentetan pernyataan
atau pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa baik secara individu maupun kelompok untuk
memperoleh kejelasan data/informasi tentang pengalaman dalam belajar sejauhmana telah
dikuasai dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

(2) Jenis-jenis Tes Dalam pelaksanaannya tes dapat dilakukan dengan dua jenis, yaitu tes
secara tertulis atau tes tidak tertulis (tes lisan).

(3) Fungsi Tes

(a) Untuk mengetahui taraf pencapaian hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.

(b) Untuk mengetahui kendala yang menjadi hambatan dalam proses pembelajaran.

(c) Untuk mendapatkan bahan informasi dalam menentukan taraf pembelajaran berikutnya.

(d) Untuk mendapatkan bahan informasi umpan balik dalam peningkatan hasil belajar.

(e) Untuk memberikan dorongan semangat siswa supaya dapat atau terus melakukan kegiatan
belajar.

(f) Untuk mengetahui taraf bimbingan bagi siswa dalam peningkatan hasil belajar. 4

D. Prinsip Manajemen Kelas

Dalam buku strategi belajar mengajar, Syaiful Bahri Djamarah disebutkan bahwa
dalam rangka memperkecil masalah atau hambatan dalam manajemen kelas maka dapat
digunakan prinsip-prinsip pengelolaan kelas sebagai berikut:
a. Hangat dan Antusias
Hangat dan antusia guru diperlukan dalam proses belajar mengajar siswa. Guru-guru yang
hangat dengan anak didik selalu menunjukan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya
akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
b. Tantangan
Penggunaan, kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan

14
munculnya tingkah laku yang menyimpang. Tambah lagi, akan dapat menarik perhatian
anak didik dan dapat mengendalikan gairah belajar siswa.
c. Bervariasi
Pengunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru
dan siswa akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak didik. Apa
lagi bila penggunannya bervariasi sesuai dengan kebutuhan sesaat. Kevariasian dalam
penggunaan apa yang disebutkan di atas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan
kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
d. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah
kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang
efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan anak
didik, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas, dan sebagainya.
e. Penekanan Pada Hal-hal Positif

Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal positif
dan menghindari pemuatan perhatian siswa pada hal-hal negatif. Penekanan tersebut dapat
dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk
menghindari kesalahan yang dapat menganggu jalannya proses belajar mengajar.
f. Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah siswa dapat mengembangkan disiplin diri
sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin
diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam hal bila ingin anak
didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal. 3
E. Urgensi Manajemen Kelas

Penerapan manajemen kelas yang tidak lain menuntut keahlian guru dalam menerapkan
manajemen kelas dengan membuat berbagai program yang didesain untuk mendorong peserta
didik mengeluarkan kemampuannya semaksimal mungkin dan meningkatkan prestasinya.
Tugas guru dalam kelas adalah menyusun strategi karena setiap siswa memiliki daya serap
yang berbeda dengan strategi guru dapat menyampaikan pelajara dengan baik kepada siswa
(Wekke, dkk, 2017). Untuk menciptakan peserta didik berprestasi dan unggul maka sekolah
harus mempunyai strategi yang efektif dan efisien serta terkoordinir dengan berbagai
komponen sekolah. Berikut adalah tabel tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget
dalam (Jarvis, 2011)

Tabel 1 Tahap Perkembangan Anak

15
Tahap sensorimotor 0 – 1,5 tahun
Tahap pra-operasional 1,5 – 6 tahun
Tahap operasional konkret 6 – 12 tahun
Tahap operasional formal >12 tahun

Penelitian ini mengarah pada perkembangan belajar peserta didik sekolah dasar karena pada
teori yang di jelaskan oleh Piaget dalam (Jarvis, 2011) menjelaskan bahwa anak mengalami 4
masa perkembangan seperti pada tabel diatas. Anak pada pendidikan dasar termasuk dalam
tahap operasional konkrit yang mana pada tahap ini anak mampu secara intelektual untuk
dapat menghafal dan mulai untuk pemilahan bahkan mengurutkan. Oleh karena itu pada saat
anak berada pada pendidikan dasar atau sekolah dasar ini anak memasuki tahap operasional
konkret yang mana anak harus memperoleh klasifikasi yang tepat. Pada masa ini dimulai pada
anak usia 6 tahun dimana anak sudah mulai bisa membaca dan menghitung kemudian
kemampuan tersebut akan terus berkembang pada tahun-tahun berikutnya anak mampu untuk
mengklasifikasikan benda melalui jumlah, panjang/pendek, cair/padat, massa, berat bahkan
volume anak juga dapat memecahkan sebuah masalah yang berkaitan dengan sebab-akibat
secara rasional dan sistematis. Sikap egosentris anak pada tahap ini mulai berkurang seiring
dengan semakin berkembangnya pola pikir anak bahwasanya tidak semua orang dapat
mengikuti apa yang anak mau dan apa yang anak fikirkan. Manajemen kelas yang di terapkan
di sekolah dasar akan memiliki kekurangan dan kelebihan, karena pada tingkat dasar peserta
didik masih dalam tahap persiapan. Kelebihannya karena guru yang bertanggung jawab dalam
kelas adalah satu yang biasanya mencakup beberapa mata pelajaran yang sekaligus menjadi
wali kelas jadi akan menjadi mudah penerapan manajemen kelas dalam sebuah kelas karena
guru akan mengelola satu kelas sehingga akan lebih mudah mulai dari organisasi kelas dan
mengelola kelas tersebut, kemudian kelemahannya adalah manajemen kelas hanya bergantung
pada satu guru dengan demikian keberhasilan manajemen kelas akan bergantung pada
kemampuan pengelolaan guru kelas tersebut. Komunikasi menjadi bagian sangat penting di
dalam kelas, di mana salah satu prinsip manajemen kelas adalah hangat dan antusias yang
menekankan pada bagian komunikasi. Komunikasi yang terbuka didukung dengan suasana
kelas yang nyaman akan membuat hubungan peserta didik dan guru menjadi harmonis,
peserta didik akan lebih jujur dan tidak bersikap defensif serta lebih mudah untuk

16
mengutarakan hambatan dalam belajar dengan ini guru akan lebih mudah memberikan
perlakuan yang disesuaikan dengan karakteristik setiap peserta didik.

Gambar 2 Proses Manajemen Kelas

Penelitian ini menekan kan pada keterampilan guru karena sebagai manajer kelas guru harus
mampu mengadakan pendekatan secara pribadi, menjalankan organisasi, membimbing,
merencanakan dan melaksanakan kegiatan, menciptakan lingkungan belajar yang optimal.
Selain itu, guru juga dapat menerapkan 4 langkah dalam upaya pencapaian kelas yang efektif.
Dari bagan tersebut maka dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaannya, peran guru dalam
pengelolaan manajemen kelas menjadi sangat penting karena guru sebagai pengajar dan
sekaligus sebagai pengelola kelas yang mana guru harus menciptakan suasana pembelajaran
dalam kelas menjadi menarik. Adapun usaha yang harus ditempuh oleh guru dalam
peningkatan efektivitas proses belajar dan mengajar diantaranya adalah 1) mempersiapkan
proses pengajaran,

2) memilih metode pembelajaran, dan

3) menyiapkan media pengajaran. Peran guru menjadi sangat penting dalam implementasi
manajemen kelas yang termasuk pengorganisasian kelas, pengaturan tempat duduk,
pengaturan media pembelajaran, pemeliharaan suasana kelas dan juga termasuk kelompok
belajar peserta didik. Selain itu pola tingkah laku guru juga dapat meningkatkan mutu
pendidikan yang akan mempengaruhi perkembangan belajar peserta didik. 5

F. Tujuan dan Manfaat Manajemen Kelas

Keberhasilan dari sebuah kegiatan dapat dilihat dari hasil yang di capainya. Tujuan
adalah titik akhir dari sebuah kegiatan dan dari tujuan itu sebagai pangkal tolak pelaksanaan
kegiatan selanjutnya. Keberhasilan sebuah tujuan dapat dilihat dari efektifitas dalam
pencapaian tujuan itu, Tujuan dari manajemen kelas itu sendiri salah satunya adalah untuk
meningkatkan mutu pembelajaran mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan

17
alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan
belajar, serta membantuk siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan, ada bebrapa
Tujuan dari manajemen kelas adalah sebagai berikut:

a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, sebagai lingkingan pembelajaran yang


memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan mereka
semaksimal mungkin.
b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi
pembelajaran.
c. Menyediakan dan mengatur pasilitas serta media pembelajaran yang mendukung
dan memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial,
emosional dan intelektual mereka dalam kelas.
d. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,
budaya dan sifat-sifat individu. 3
Sedangkan Manfaat dari Manajemen Kelas adapun yaitu dapat dirasakan oleh siswa
ataupun guru, diantaranya sebagai berikut :
1. Siswa dan guru jadi lebih nyaman dan aman dalam belajar mengajar sehingga dapat
terciptanya suasana kelas yang kondusif dan terciptanya pembelajaran yang interaktif
2. Siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai yang diharapkan, karena mereka bisa
mendapatkan informasi serta materi dengan baik. Hal ini juga merupakan keberhasilan guru
dalam mengajar.
3. Pembelajaran jadi lebih menyenangkan dan tidak cepat bosan, dan dapat mengikuti
pembelajaran sampai akhir dengan baik.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Kelas adalah
sebuah keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap guru guna terwujudnya kondisi kelas
yang kondusif serta efisien agar terciptanya lingkungan belajar mengajar yang aktif dan
menyenangkan serta dapat tertanamnya nilai-nilai positif yang akan diterapkan oleh peserta
didik. Serta penerapan urgensi manajemen kelas guna memantau perkembangan belajar
peserta didik yang berkaitn dengan upaya mencapai tujuan pembelajaran dengan
kemampuan guru dalam keterampilan mengelola proses pembelajaran yang menciptakan
dan memelihara suasana yang kondusif dan optimal. Keberhasilan dari sebuah kegiatan
dapat dilihat dari hasil yang di capainya. Tujuan adalah titik akhir dari sebuah kegiatan dan
dari tujuan itu sebagai pangkal tolak pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan-kesalahan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan pembaca dapat menyampaikan
kritik dan juga saran yang membangun terhadap hasil penulisan makalah kami.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Psikologi, M., Ahmad, U. & Yogyakarta, D. Konsep manajemen kelas


untuk pembelajaran yang kondusif Edo Lestari Yuzarion.

2. Al, U. et al. MANAJEMEN KELAS DI ERA INDUSTRI 4.0. Journal


Peqguruang: Conference Series e-ISSN: XXXX-XXXX vol. 1 (2019).

3. IMPLEMENTASI MANAJEMEN KELAS MADRASAH DINIYAH


TAKMILIYAH DI PONDOK PESANTREN DARUL A’MAL METRO.

4. MANAJEMEN KELAS BERKARAKTERISTIK SISWA Oleh: Edeng Suryana


Dosen STAI Miftahul Huda Subang Abstrak.

5. Nur, T., Rukmana, O. & Trihantoyo, S. URGENSI PENERAPAN


MANAJEMEN KELAS DALAM MEMANTAU PERKEMBANGAN BELAJAR
PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR.

20

Anda mungkin juga menyukai