Anda di halaman 1dari 2

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk tinggi, Di dunia indonesia

menduduki urutan ke empat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak.memiliki jumlah
penduduk yang banyak pasti negara indonesia harus membuka banyak lapangan pekerjaan untuk
warga negaranya untuk menyeimbangi banyaknya jumlah penduduk yang dimana nantinya akan
mencari pekerjaan untuk penghidupan bagi keluarganya. Mencari pekerjaan merupakan hal yang
sulit karna lapangan pekerjaan yang sangat terbatas membuat sebagian masyarakat mencari kerjaan
dengan berbagai macam kegiatan untuk menafkahi penghidupannya. Ada yang membuka usaha
sendiri dengan beranekaragam jenis usaha yang di jalankan dan ada juga yang ikut orang untuk
melakukan berbagai macam kegiatan dan pekerjaan tidak tetap termasuk bekerja sebagai pembantu
rumah tangga.

Pembantu rumah tangga saat ini masi belum ada aturan yang mengaturnya, pembantu
rumah tangga merupakan pekerjaan yang belum di akui seperti pekerjaan sebagai tenaga kerja pada
umumnya seperti pekerja pabrik,perusahaan dan pegawai negeri sipil. Berbeda dengan pekerjaan
lainnya Pembantu rumah tangga adalah orang yang bekerja di dalam lingkup rumah tangga yang di
tuntut untuk melakukan pekerjaan seperti memasak, membersihkan pakaian dan membersihkan
rumah, merawat kebun dan keahlian mengendarai kendaraan beroda untuk keperluan mengantar.
Pembantu rumah tangga bekerja dan hidup tertutup dari pandangan publik sebab sebagian besar
dari mereka kadang tinggal di rumah dia bekerja tidak ada batasan.

Dalam konteks hukum sering berubah-ubah penafsiran istilah pekerja dimana di dalam
undang-undang no 13 tahun 2013 tentang ketenagakerjaan jo undang-undang no 11 tahun 2020
tentang cipta kerja di jelaskan bahwa pekerja adalah setiap orang yang bekerja denga menerima
upah atau imbalan dalam bentuk lain, sedang kan pemberi kerja adalah orang , perseorangan,
pengusaha, atau badab-badan hukum yang memperkerjakan tenaga kerja dengan membayar upah
atau imbalan dalam bentuk lain. Jika di liat dari pengertian di atas mestinya pembantu rumah tangga
juga termasuk bagian di dalamnya sebab pembantu rumah tangga juga bekerja dan menerima upah,
akan tetapi undang-undang tidak mengatur secara jelas tentang pembantu rumah tangga, yang
dimana akhirnya pembantu rumah tangga tidak akan memiliki pegangan hukum untuk melindungi
dirinya.

Sebagaimana yang tertuang di dalam Undang-undang dasar 1945 NRI jaminan hak
konstitusional tiap-tiap warga negara di atur didalam pasal 27 ayat (2) yang berbunyi: ‘’tiap-tiap
warga negara berhak atas atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi bagi kamanusiaan’’.dan
pasal 28 D ayat (2) yang berbunyi setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan dan layak dalam hubungan kerja. Jadi maksud pasal di atas menunjukkan
bahwa berlaku bagi semua orang dan semua warga negara, termasuk pembantu rumah tangga
tanpa terkecuali.

Undang -undang nomor 13 tahun 2013 tentang ketenaga kerjaan jo undang -undang nomor
11 tahun 2020 tentang cipta kerja merupakan payung hukum bagi para pekerja dan harus di
lindungi. Peraturan yang di buat pemerintah ini guna bisa membantu mengatur mengenai
pembukaan lapangan pekerjaan baru dan membuka usaha. Seharusnya undang-undang tersebut
juga memberikan perlindungan hukum bagi pembantu rumah tangga yang merupakan wujud dari
kewenanggan konstitusional namun undang-undang ini hanya memberikan perlindungan bagi
pekerja di sektor formal.

Salah satu kasus yang terjadi khususnya di kota kendari jalan kakatua,sanua, kecamatan
kendari barat, seorang pekerja (pembantu rumah tangga) yang bernama IRMA SARI yang bekerja di
rumah seorang haji JAFAR yang memberikan pekerjaan yaitu mengurusi semua kebutuhan-
kebutuhan baik primer/ sekunder seperti memasak, membersikan rumah. Dalam kegiatan tersebut
pembantu rumah tangga hanyak di beri upah sebesar RP.1.000.000 tanpa adanya jaminan kerja
seperti keselamatan kerja,dan kesehatan. Tentunya hal tersebut membuat seluruh pembantu rumah
tangga terdiskriminasi terhadap upah atau jaminan sebagai pekerja/buruh. Tentunya hal tersebut
bertentangan dengan undang-undang. Perlindungan hukum pembantu rumah tangga sangat penting
untuk menjamin kepastian hukum bukan cuman pekerja tapi juga para pemberi kerja dalam hal ini
orang perseorangan, pengusaha serta badan hukum. Perlindungan hukum juga akan akan
memberikan posisi yang jelas bagi status hukum pembantu rumah tangga.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti tertarik untuk mangkaji ‘’ANALISIS HUKUM
TERHADAP PEMBANTU RUMAH TANGGA DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN
2020 TENTANG CIPTA KERJA ‘’.

Anda mungkin juga menyukai