Anda di halaman 1dari 1

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan.

Selain digunakan sebagai alat


komunikasi secara lisan, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara
tulis. Oleh karena itu bahasa merupakan komponen untuk melakukan aktivitas sehari-
hari. Kemampuan berbahasa pada dasarnya ada 4 tingkatan yaitu menyimak, berbicara,
membaca dan menulis. Penguasaan 4 aspek kemampuan berbahasa tersebut akan
berperan penting bagi kelangsungan pendidikan maupun perkembangan sosial anak pada
kegiatan sehari-hari.
Bahasa mulai di peroleh anak semenjak mereka masih usia dini. Namun, tidak
semua anak mampu memiliki kemampuan berbahasa yang baik, terlebih untuk anak yang
memiliki kebutuhan khusus atau biasa disebut ABK. Terutama pada anak yang memiliki
gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) atau Attention Deficit and
Hyperactivity Disorder (ADHD) serta anak dengan ganguan sosial dan atau emosional
(tunalaras). Terhadap kondisi siswa yang demikian, biasanya para guru sangat susah
mengatur dan mendidiknya. Di samping karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuk
tenang, juga karena anak hiperaktif sering mengganggu orang lain, suka memotong
pembicaraan guru atau teman, dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang
diajarkan guru kepadanya. Selain itu juga,prestasi belajar anak hiperaktif juga tidak bisa
maksimal. Untuk anak tunalaras sendiri mereka memiliki ketidakmatangan emosi dan
atau sosial yang berdampak padakeseluruhan perilaku dan kepribadiannya, termasuk
dalam berperilaku belajar. Untuk itulah dibutuhkan suatu pendekatan untuk membantu
anak-anak yang hiperaktif dan tunalaras tersebut supaya mereka dapat mengembangkan
kemampuan berbahasa untuk dapat berkomunikasi dengan baik sehingga mampu
memaksimalkan potensi diri dan meningkatkan prestasinya.

Anda mungkin juga menyukai