SUASDAYAT, S.Pd
NIM. 2000103922097025
i
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa
menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Mata Pelajaran Ipa Materi
Klasifikasi Materi dan Perubahannya di kelas VII-A SMP Negeri 2 Lahei Kabupaten
Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Pelajaran 2020 / 2021.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus.
Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi /
evaluasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa VII-A SMP Negeri 2 Lahei
sebanyak 28 siswa. Data tentang keterampilan berpikir kritis siswa dikumpulkan melalui
melalui lembar observasi dan hasil evaluasi siswa. Data yang terkumpul dianalisis
menggunakan analisis deskriptif.
Pada siklus I presentase siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis dari hasil
observasi 14 % dan hasil evaluasi 7 %. Pada siklus II presentase siswa yang memiliki
keterampilan berpikir kritis dari hasil observasi 65 % atau mengalami peningkatan sebesar
51 % dari siklus I. dan hasil evaluasi 54 % atau mengalami peningkatan sebesar 47 % dari
siklus I. Pada siklus III presentase siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis dari
hasil observasi 86 % atau mengalami peningkatan sebesar 21 % dari siklus II. dan hasil
evaluasi 82 % atau mengalami peningkatan sebesar 28 % dari siklus II.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa Kelas VII-A
SMP Negeri 2 Lahei yang dibelajarkan dengan model inkuiri terbimbing mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II dan siklus II ke siklus III.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rachmat dan membimbing sehingga dapat menyelesaikan tugas penyusunan
laporan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul "UPAYA MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI KLASIFIKASI
MATERI DAN PERUBAHANNYA DI KELAS VII-A SMP NEGERI 2 LAHEI
KABUPATEN BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH".
Laporan penelitian tindakan kelas ini disusun untuk memenuhi salah satu Tugas
Produk Peserta PPG DJ Kelas IPA 2 Angkatan 2 Universitas Surabaya .
Dalam penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak SETYO ADMOKO, S.Pd., M.Pd sebagai dosen pembimbing kelompok 3 yang
telah memberikan ilmu, petunjuk dan bimbingannya sehingga sehingga Proposal penelitian
tindakan kelas ini dapat terselesaikan.
2. DRA.HENDRAWATI, M.Si sebagai Guru Pamong Kelompok 3 yang telah memberikan
ilmu yang berharga kepada penulis.
3. Seluruh Peserta PPG DJ IPA Kelas 1 Angkatan 2 yang selalu memberikan semanagat dan
motivasi.
4. Semua pihak yang telah membantu penulisan karya tulis ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini jauh
dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
selalu penulis harapkan. Akhirnya semoga apa yang disajikan dalam proposal penelitian
tindakan kelas ini memberikan manfaat kepada berbagai pihak.
Penulis,
SUASDAYAT, S.Pd
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ vi
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 3
BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................................... 4
A.Kemampuan Berpikir Kritis................................................................................... 4
B.Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing .............................................................. 8
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................................. 12
A. Desain Penelitian ................................................................................................. 12
B. Subyek dan Obyek Penelitian ............................................................................. 13
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................. 13
D. Prosedur Penelitian ............................................................................................. 13
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 20
F. Teknik Analisis Data........................................................................................... 21
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................................ 124
A. Hasil Penelitian ................................................................................................. 214
B. Pembahasan Penelitian ....................................................................................... 30
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 36
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 36
B. Saran ................................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 47
LAMPIRAN ...................................................................... Error! Bookmark not defined.39
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan observasi, masalah yang dihadapi guru dalam kegiatan belajar
mengajar adalah masih dijumpai sebagian besar siswa belum berani mengajukan
pertanyaan - pertanyaan yang relevan dan beraturan terkait dengan pelajaran yang
dipelajari siswa belum memberikan contoh atau argumentasi atas pendapat yang di
berikan sehingga dapat dipahami oleh orang lain, siswa belum mendengarkan pelajaran
dengan pikiran terbuka, siswa belum menerima pandangan dan saran dari orang lain
untuk mengembangkan ide baru, siswa belum mencari dan memaparkan hubungan antara
masalah yang didiskusikan dengan masalah atau pengalaman lain yang relevan, siswa
belum mampu membuat prediksi dari informasi yang tersedia. Masalah – masalah yang
ditemukan tersebut merupakan beberapa indikator berpikir kritis, menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa belum mampu berpikir kritis.
Menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, tentang standar proses,
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta, Keterampilan diperoleh melalui kegiatan
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh aktivitas
tersebut dapat dicapai ketika siswa mampu berpikir kritis.
Menurut (Mertes, 1991), Berfikir Kritis merupakan suatu proses yang sadar dan
juga sengaja yang digunakan untuk dapat menafsirkan serta juga mengevaluasi informasi
dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan juga kemampuan yang memandu
keyakinan dan juga tindakan.
Seluruh aktivitas pada ranah pengetahuan dan keterampilan dapat dicapai melalui
pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan untuk mewujudkan pengetahuan dan
keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan model belajar
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).
Menurut Sanjaya (2008: 196) Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
1
Sapriya (2009: 70) pendekatan inkuiri adalah salah satu cara untuk mengatasi
masalah kebosanan siswa dalam belajar di kelas karena proses belajar lebih terpusat
kepada kebutuhan siswa (student-centered instruction) daripada kepada guru (teacher-
centered instruction).
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan tidak mungkin lagi bagi para
guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Wawasan siswa harus
dikembangkan agar dapat menemukan sendiri fakta dan konsep yang sedang dipelajari,
bahkan guru harus berusaha untuk model yang sesuai sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan akan efektif.
Proses belajar mengajar merupakan suatu sistem pembelajaran yang mengandung
sejumlah komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Oleh
karena dalam mengembangkan suatu kegiatan belajar mengajar, guru tidak hanya
memperhatikan materi, metode dan evaluasi saja. Tetapi harus memperhatikan
terciptanya proses pembelajaran yang membelajarkan siswa (pembelajaran aktif/active
learning).
Berdasarkan uraian di atas dirasa sangat perlu menerapkan suatu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Salah satu
model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam
belajar adalah Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Inkuiri adalah merupakan salah
satu model pembelajaran yang berperan penting dalam membangun kebiasaan
mengajukan pertanyaan - pertanyaan yang relevan dan beraturan terkait dengan pelajaran
yang dipelajari, memberikan contoh-contoh atau argumentasi atas pendapat yang di
berikan sehingga dapat dipahami oleh orang lain, mendengarkan pelajaran dengan pikiran
terbuka, menerima pandangan dan saran dari orang lain untuk mengembangkan ide - ide
baru, mencari dan memaparkan hubungan antara masalah yang didiskusikan dengan
masalah atau pengalaman lain yang relevan, dan dapat membuat prediksi dari informasi
yang tersedia. Model ini mengedepankan peran aktif siswa dalam pembelajaran,
sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dalam membantu siswa menemukan dan
mengonstruksikan pengetahuan yang dipelajari. Siswa bertugas untuk menyimpulkan
suatu karakterisitik berdasarkan simulasi yang telah dilakukan (De Jong & Joolingen,
1998: 180).
2
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian
ini adalah:
Apakah Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Akan Meningkat Dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Mata Pelajaran Ipa Materi Klasifikasi
Materi dan Perubahannya di kelas VII-A SMP Negeri 2 Lahei Kabupaten Barito Utara
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Pelajaran 2020 / 2021?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan :
Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Mata Pelajaran Ipa Materi Klasifikasi Materi dan
Perubahannya di kelas VII-A SMP Negeri 2 Lahei Kabupaten Barito Utara Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun Pelajaran 2020 / 2021
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
a. Bagi siswa
Meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa di SMP Negeri 2 Lahei dalam belajar
IPA sehingga hasil belajar yang dicapai juga meningkat
b. Bagi guru
Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa sehingga pembelajaran yang dilakukan
lebih bermutu di SMP Negeri 2 Lahei
c. Bagi sekolah
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam upaya peningkatan kualitas kegiatan
pembelajaran di SMP Negeri 2 Lahei
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Menurut Seriven dan Pul (dalam Suwarna, 2009:11), berpikir kritis merupakan
sebuah proses intelektual dengan melakukan pembuatan konsep, penerapan, melakukan
sintesis, dan atau mengevaluasi informasi yang diperoleh dari observasi, pengalaman,
refleksi, pemikiran atau komunikasi sebagai dasar untuk meyakini dan melakukan suatu
tindakan.
Sementara (menurut Kurfiss 1988) berpikir kritis adalah sebuah pengkajian yang
tujuannya untuk mengkaji sebuah situasi, fenomena, pertanyaan, atau masalah untuk
mendapatkan sebuah hipotesis atau kesimpulan yang mengintegrasikan semua informasi
yang tersedia sehingga dapat dijustifikasi dengan yakin.
5
Sedangkan menurut beyer (dalam Surya, 2011 : 137), terdapat delapan karakteristik
dalam kemampuan berpikir kritis, yaitu:
1. Watak ( dispositions ).
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis
( tidak mudah percaya ), sangat terbuka, menghargai kejujuran, respek terhadap berbagai
data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan –
pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat
yang dianggapnya baik.
2. Kriteria ( Criteria )
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk
sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai.
Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari berbagai sumber pelajaran, namun akan
menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta –
fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru,
logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.
3. Argumen ( Argument )
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data – data.
Namun secara umum argumen dapat diartikan sebagai alasan yang dapat dipakai untuk
memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Keterampilan
berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen.
4. Pertimbanga atau Pemikiran ( reasoning)
Reasoning adalah kemampuan merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa
premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan
atau data
5. Sudut Pandang ( Point of View )
Sudut pandang adalah cara memandang atau landasan yang digunakan untuk menafsirkan
sesuatu dan yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan
kritis akan memandang atau menafsirkan sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang
yang berbeda.
6
6. Prosedur Penerapan Kriteria ( Procedures for Applying Criteria)
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur
tersebut akan meliputi merumuskan masalah, menentukan keputusan yang akan diambil,
dan mengidentifikasikan asumsi atau perkirakaan – perkiraan.
7
B. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
1. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda,
manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi
pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pembelajaran ini adalah
mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai
fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Pembelajaran inkuiri merupakan
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara
guru dan siswa.
8
1. Orientasi
Membina kondisi pembelajaran yang responsif
Guru berupaya mengkondisikan agar peserta didik siap dalam melakukan kegiatan
pembelajaran
Guru berupaya mengajak dan merangsang peserta didik untuk berfikir dalam
pemecahan masalah.
2. Merumuskan Masalah
Langkah menggiring peserta didik ke suatu permasalahan
Permasalahan yang diberikan adalah permasalahan yang membuat siswa
tertantang untuk berfikir dalam menyelesaikan teka - teki yang diberikan.
Dikatakan sebuah teka - teki dalam rumusan masalah yang hendak dipelajari
disebabkan persoalan itu tentu ada jawabannya, dan peserta didik didorong untuk
memperoleh jawaban yang benar dan tepat.
Proses pencarian jawaban merupakan hal yang urgen dalam strategi ini, oleh
karena itu melalui model ini peserta didik akan mendapatkan pengalaman yang
teramat berharga sebagai suatu usaha mengembangkan mental melalui berfikir.
3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang tengah dikaji.
Sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara, hipotesis mesti diuji terlebih
dahulu kebenarannya. Perkiraan dari suatu hipotesis bukanlah sembarang
perkiraan, akan tetapi mesti mempunyai landasan yang kuat agar hipotesis itu
bersifat logis dan rasional.
Kemampuan dalam berpikir logis akan sangat dipengaruhi oleh wawasan serta
keluasan dalam pengalaman. Dengan demikian, setiap peserta didik yang kurang
dalam hal wawasan akan mengalami kesukaran dalam mengembangkan suatu
hipotesis yang logis dan rasional.
9
4. Mengumpulkan Data
Merupakan suatu bentuk aktivitas menjaring beberapa informasi yang sekiranya
diperlukan dalam menguji kebenaran hipotesis.
Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data adalah proses mental yang
memiliki peranan sangat penting dalam proses pengembangan intelektual.
Proses pengumpulan data tidak hanya membutuhkan suatu motivasi yang kuat
dalam kegiatan belajar, akan tetapi membutuhkan juga kemampuan menggunakan
potensi berfikir dan ketekunan.
5. Menguji Hipotesis
Merupakan proses menentukan jawaban
Dalam pengujian hipotesis yang paling penting adalah tahu akan keyakinan
peserta didik atas jawabannya.
Menguji hipotesis adalah proses mengembangkan kemampuan berfikir secara
rasional.
Kebenaran akan jawaban yang diberikan tidak hanya sebatas dari opini dan
argumen saja, tapi harus didukung juga oleh data yang ditemukan.
6. Menarik Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendskripsikan hasil temuan yang
didapat dari hasil pengujian hipotesis. Untuk bisa mencapai kesimpulan yang baik dan
akurat, sebaiknya pendidik dapat memperlihatkan pada peserta didik data mana yang
sesuai dan relevan.
10
3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4. Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar
bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran ini juga mempunyai kelemahan, di
antaranya:
1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan
siswa dalam belajar.
3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
4. Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit
diimplementasikan.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Pendekatan kualitatif memiliki karakteristik alami (Natural serfing) sebagai
sumber data langsung, deskriptif, proses lebih dipentingkan dari pada hasil. Analisis
dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisis induktif dan makna
makna merupakan hal yang esensial.
(Lexy Moleong, 2006: 04).
Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah, atau natural setting,
sehingga penelitian ini sering disebut penelitian naturalistic. Obyek yang alami
adalah objek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi
pada saat peneliti memasuki objek, setelah berada di objek dan keluar dari objek
relatif tidak berubah. Dalam penelitian kualitatif peneliti menjadi instrumen. Oleh
karena itu dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau Human
instrument. Untuk menjadi instrumen peneliti harus memiliki bekal teori dan
wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret dan
mengkontruksi objek yang diteliti menjadi jelas dan bermakana. Kriteria data dalam
penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang
sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar terlihat, terucap,
tetapi data yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan terucap tersebut (
Sugiyono, 2008: 02).
12
B. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Yang dimaksud subyek penelitian, adalah orang, tempat, atau benda yang diamati
dalam rangka pembumbutan sebagai sasaran ( Kamus Bahasa Indonesia, 1989: 862).
Adapun subyek penelitian dalam tulisan ini, adalah Siswa dan Siswi kelas VII - A
SMP Negeri 2 Lahei Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun
Pelajaran 2020 / 2021
2. Obyek Penelitian
Yang dimaksud obyek penelitian, adalah hal yang menjadi sasaran penelitian
(Kamus Bahasa Indonersia; 1989: 622). Menurut (Supranto2000:21) obyek
penelitian adalah himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau barang
yang akan diteliti. Kemudian dipertegas (Anto Dayan1986: 21), obyek penelitian,
adalah pokok persoalan yang hendak diteliti untuk mendapatkan data secara lebih
terarah. Adapun Obyek penelitian dalam tulisan ini adalah kemampuan berpikir kritis
Siswa dan Siswi kelas VII - A SMP Negeri 2 Lahei Kabupaten Barito Utara Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun Pelajaran 2020 / 2021 dengan mengunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Tiap siklus yang
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai dan sesuai dengan faktor
yang diteliti. Untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa, maka dicoba model
pembelajaran inkuiri terbimbing.
13
Berikut pembahasan lebih rinci mengenai tahapan-tahapan dari penelitian tindakan
kelas:
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,di mana, kapan, dan
bagaimana penelitian dilakukan. Penelitian sebaiknya dilakukan secara kolaboratif,
sehingga dapat mengurangi unsur subyektivitas. Karena dalam penelitian ini ada
kegiatan pengamatan terhadap diri sendiri, yakni pada saat menerapkan pendekatan,
model atau metode pembelajaran sebagai upaya menyelesaikan masalah pada saat
praktik penelitian. Dalam kegiatan ini peneliti perlu juga menjelaskan persiapan-
persiapan pelaksanaan penelitian seperti: rencana pelaksanaan pembelajaran,
instrumen pengamatan (observasi) terhadap proses belajar siswa maupun instrumen
pengamatan proses pembelajaran.
Adapun hal-hal yang harus dipersiapkan dalam penelitian ini meliputi:
1) Perangkat pembelajaran, meliputi:
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengimplementasikan metode
pembelajaran inkuiri terbimbing.
b) Menyiapkan materi dan membuat bahan diskusi.
2) Instrumen Penelitian, meliputi:
a) Lembar observasi keaktifan siswa
b) Lembar observasi pelaksanaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing.
c) Soal Tes untuk mengukur kompetensi kognitif siswa
14
Pada tahap pelaksanaan tindakan, menerapkan apa yang sudah direncanakan, yaitu
bertindak di kelas. Pelaksanaan ini sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan metode inkuiri terbimbing pada mata pelajaran
klasifikasi materi dan perubahaannya. Pada tahap ini, pelaksanaan harus sesuai
dengan rencana kegiatan, namun harus terkesan alamiah dan tanpa rekayasa. Hal ini
akan berpengaruh dalam proses refleksi dan supaya hasilnya dapat disinkronkan
dengan tujuan awal penelitian. Selain pelaksanaan tindakan pada tahap ini juga
dilaksanakan pengamatan.
4) Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi ini dilaksanakan ketika kolaborator sudah selesai melakukan
pengamatan terhadap peneliti pada saat melaksanakan pembelajaran, kemudian
berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan hasil pengamatan dalam peneliti
15
melakukan implementasi rancangan tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan,
yaitu ketika kolaborator mengatakan kepada peneliti tentang hal-hal yang dirasakan
sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum. Dari hasil refleksi dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam merancang kegiatan (siklus) berikutnya.
Pada tahap refleksi dilakukan dengan cara mengumpulkan semua catatan dan data
yang diperoleh selama proses pembelajaran kemudian dianalisis. Hasil analisis
didiskusikan dengan kolaborator yaitu guru pengajar, sehingga dapat ditentukan
perlu tidaknya untuk melakukan perbaikan rencana pada siklus berikutnya apabila
keaktifan dan kompetensi kognitif siswa belum terlihat mengalami peningkatan.
Namun apabila keaktifan dan kompetensi kognitif siswa mengalami peningkatan
sesuai dengan indikator keberhasilan maka siklus dihentikan. Jadi pada intinya
kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, analisis, pemaknaan, penjelasan,
penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya.
Jadi pada intinya kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, analisis, pemaknaan,
penjelasan, penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus
selanjutnya.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk
sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan
rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.
Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencaaan ini adalah :
Membuat perencanaan proses pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran
inkuiri terbimbing.
Mempersiapkan Lembar Kerja Peserta didik sesuai materi ajar dan alat bantunya.
Membentuk kelompok siswa secara heterogen terdiri dari 5 – 6 orang.
Membuat lembar observasi , untuk melihat bagaimana kemampuan berpikir kritis
siswa dalam proses pembelajaran di kelas ketika model pembelajaran inkuiri
terbimbing diterapkan.
c. Observasi (observation)
Menggunakan lembaran observasi untuk :
Pencatatan data kemampuan berpikir kritis siswa bersamaan dengan tindakan
yang berlangsung , yang dilakukan oleh pengamat (observer).
Menginterpretasikan dan melihat kesesuaian data penelitian dengan teori yang
diajukan.
d. Refleksi (reflection)
Menganalisis data yang telah dikumpulkan dari hasil observasi untuk :
Mengevaluasi kelemahan/kendala yang dicatat observer untuk di perbaiki pada
siklus berikutnya.
Menyusun kembali perencanaan untuk siklus berikutnya.
17
Siklus II
a. Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencaaan ini adalah :
Membuat perencanaan proses pembelajaran sesuai dengan model inkuiri
terbimbing dan mengidentifikasi permasalahan berdasarkan refleksi pada siklus I
Mempersiapkan Lembar kegiatan Peserta didik sesuai materi ajar dan alat
bantunya.
Membentuk kelompok siswa secara heterogen terdiri dari 5 – 6 orang.
Membuat lembar observasi, untuk melihat bagaimana aktifitas siswa dan guru
dalam proses pembelajaran di kelas ketika model inkuiri terbimbing diterapkan.
Menekankan kepada siswa agar menunjukkan kemampuan berpikir kritis, karena
berdasarkan refleksi pada siklus I siswa kurang mampu menunjukkan
keterampilan berpikir kritis.
c. Observasi (observation)
Menggunakan lembaran observasi , untuk :
Pencatatan data kemampuan berpikir kritis siswa bersamaan dengan tindakan
yang berlangsung.
Menginterpretasikan dan melihat kesesuaian data penelitian dengan teori yang
diajukan.
Menyusun rencana perbaikan berikutnya
18
d. Refleksi (reflection)
Menganalisis data yang telah dikumpulkan dari hasil observasi
Mengevaluasi kelemahan/kendala untuk di perbaiki pada siklus berikutnya.
Menyusun kembali perencanaan untuk siklus berikutnya.
Siklus III
a. Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencaaan ini adalah berdasarkan
refleksi pada siklus II:
Membuat perencanaan proses pembelajaran sesuai dengan model inkuiri
terbimbing.
Mempersiapkan Lembar Kegiatan Peserta Didik sesuai materi ajar dan alat
bantunya.
Membentuk kelompok siswa secara heterogen terdiri dari 5 – 6 orang.
Menyiapkan video baik dari youtube atau powerpoin
Membuat lembar observasi, untuk melihat bagaimana kemampuan berpikir kritis
siswa dalam proses pembelajaran di kelas ketika model inkuiri terbimbing
diterapkan.
19
c. Observasi (observation)
Menggunakan lembaran observasi, untuk :
Pencatatan data kemampuan berpikir kritis siswa bersamaan dengan tindakan
yang berlangsung
Menginterpretasikan dan melihat kesesuaian data penelitian dengan teori yang
diajukan.
d. Refleksi (reflection)
Menganalisis data yang telah dikumpulkan dari hasil observasi untuk :
Mengevaluasi kelemahan/kendala yang untuk di perbaiki pada siklus berikutnya.
Menyusun kembali perencanaan untuk siklus berikutnya. Karena tujuan penelitian
sudah tercapai, maka siklus berikutnya tidak dilaksanakan.
20
F. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah teknik
Non Tes. Data yang dikumpulkan dalam teknik nontes ini berupa data kualitatif, yaitu
data yang berupa kata atau catatan-catatan. Selanjutnya, data kualitatif ini akan
ditransformasikan kedata kuantitatif dengan pemberian skala penilaian. Jumlah dari hasil
skala penilaian akan dikembalikan ke dalam data kualitatif dengan cara menggolongkan
hasil tersebut ke dalam kategori pada setiap instrumen yang telah ditentukan oleh peneliti.
Teknik non tes dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat yang bertindak sebagai
observer menggunakan lembar observasi/ pengamatan berupa instrumen penilaian siswa,
serta catatan lapangan yang dilengakapi dengan rubrik dengan pengukuran menggunakan
skala likert untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai kinerja guru, keterampilan
berpikit kritis, dan hasil belajar siswa.
Lembar observasi Keterampilan Berpikir Kritis
Lembar observasi keterampilan berpikir kritis digunakan untuk mengumpulkan
data mengenai keterampilan berpikir kritis siswa. Observasi dilakukan dengan cara
memberi tanda check list (√) pada indikator yang muncul saat pengamatan berlangsung.
Indikator yang diamatai dapat disajikan pada tabel berikut.
Tabel 1. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
NO Aspek yang diamati Kategori
1 Memfokuskan pertanyaaan
Persentase Klasikal
21
Keterangan:
SK = Sangat Kritis (81-100)
K = Kritis (66-80)
C = Cukup (51-65)
KK = Kurang Kritis (0-50)
(Sumber: modifikasi dari Susanto, 2013: 127)
Keterangan:
Ns = Nilai keterampilan berpikir kritis
R = Skor yang diperoleh
SM = Skor maksimum yang ditentukan
100 = bilangan tetap
(Sumber: adaptasi dari Purwanto, 2008: 102)
66 – 80 B Kritis
51 – 65 C Cukup Kritis
Persentase keterampilan berpikir kritis siswa secara klasikal diperoleh dengan rumus
22
Tabel 3. Keterampilan Berpikir Kritis Secara Klasikal Dalam Satuan Persen (%)
No Rentang Nilai Kategori
1 ≥ 80 % Sangat Kritis
2 60 – 79 % Kritis
3 40 – 59 % Cukup Kritis
4 20 – 39 % Kurang Kritis
Keterangan :
% Ai = Presentase siswa aktif
ΣAs = Banyak siswa yang aktif
N = Banyaknya siswa yang hadir
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Penelitian Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Pada Materi Klasifikasi Materi dan
Perubahannya di kelas VII-A SMP Negeri 2 Lahei Kabupaten Barito Utara Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun Pelajaran 2020 / 2021. Pengolahan data ini diperoleh melalui
lembar observasi. Berdasarkan pengolahan ada 7 indikator dan 10 sub indikator
keterampilan berpikir kritis yang dapat dianalisis bagaimana hasil pencapaian
keterampilan berpikir kritis pada seluruh siswa dan dapat mengetahui indikator mana
yang paling berhasil dan kurang berhasil dicapai.
Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing yang diterapkan selama proses pembelajaran
disertai dengan kegiatan Observasi / praktikum secara berkelompok. Model pembelajaran
Inkuiri Terbimbing terdiri dari 6 tahapan yaitu Observasi, Merumuskan Masalah,
Merumuskan Hipotesis, Mengumpulkan Data, Menguji Hipotesis dan Menarik
Kesimpulan.
Penelitian tindakan kelas untuk menganalisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Pada Materi Klasifikasi Materi dan Perubahannya di kelas VII-A SMP Negeri 2 Lahei
Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Pelajaran 2020 / 2021 ini
terdiri dari 3 siklus. Tiap siklus yang dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin
dicapai dan sesuai dengan faktor yang diteliti. Untuk melihat kemampuan berpikir kritis
siswa, maka dicoba model pembelajaran inkuiri terbimbing.
1. HASIL PENELITIAN SIKLUS I
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
indikator keterampilan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang disertai dengan
observasi / praktikum Pada Materi Klasifikasi Materi dan Perubahannya. Pada siklus 1
ini dilaksankan pembelajaran dengan materi sub karakteristik zat serta Perubahan Zat
secara Fisika dan Kimia pada tanggal 22 Oktober 2020 jam 08.00 wib.
Hasil observasi ketermapilan berpikir kritis dari 28 siswa pada siklus 1 ini
disajikan pada Tabel 4 dan Hasil evaluasi peserta didik pada tabel 5.
24
Tabel 4
Hasil observasi keteramapilan berpikir kritis Siklus I
25
Tabel 5
Hasil Evaluasi Siklus I
11 ILHAMIAH 3 60 60 % Kritis
27 SOPI 3 60 60 % Kritis
26
2. HASIL PENELITIAN SIKLUS II
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
indikator keterampilan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang disertai dengan
observasi / praktikum Pada Materi Klasifikasi Materi dan Perubahannya. Pada siklus II
ini dilaksankan pembelajaran dengan materi sub Unsur, Senyawa dan Campuran pada
tanggal 27 Oktober 2020 jam 08.00 wib.
Hasil observasi ketermapilan berpikir kritis dari 28 siswa pada siklus II ini
disajikan pada Tabel 6 dan Hasil evaluasi peserta didik pada tabel 7.
Tabel 6
Hasil observasi ketermapilan berpikir kritis Siklus II
27
19 NOVITA 4 3 3 3 3 4 3 23 82% Sangat Kritis
Tabel 7
Hasil Evaluasi Siklus II
4 AMELIA 3 60 60 % Kritis
28
14 MAHDI 5 100 100 % Sangat Kritis
21 PARIDA 3 60 60 % Kritis
27 SOPI 3 60 60 % Kritis
29
Tabel 8
Hasil observasi ketermapilan berpikir kritis Siklus III
30
Tabel 9
Hasil Evaluasi Siklus III
4 AMELIA 3 60 60 % Kritis
6 BRAMONO 3 60 60 % Kritis
24 RITUT 3 60 60 % Kritis
31
B. PEMBAHASAN PENELITIAN
1. SIKLUS I
a. Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencaaan ini adalah :
Membuat perencanaan proses pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran
inkuiri terbimbing.
Mempersiapkan Lembar Kerja Peserta didik sesuai materi ajar dan alat bantunya.
Membentuk kelompok siswa secara heterogen terdiri dari 5 – 6 orang.
Membuat lembar observasi , untuk melihat bagaimana kemampuan berpikir kritis
siswa dalam proses pembelajaran di kelas ketika model pembelajaran inkuiri
terbimbing diterapkan.
c. Observasi (observation)
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
indikator keterampilan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang
disertai dengan observasi / praktikum Pada Materi Klasifikasi Materi dan
Perubahannya. Pada siklus I ini dilaksankan pembelajaran dengan materi sub
karakteristik zat serta Perubahan Zat secara Fisika dan Kimia pada tanggal 22
Oktober 2020 jam 08.00 wib.
32
Hasil observasi keterampilan berpikir kritis dari 28 siswa pada siklus I terdapat
siswa kurang kritis ada 3 orang atau 11 %, kemudian terdapat siswa cukup kritis ada
15 orang atau 54 %, kemudian terdapat siswa yang kritis ada 6 orang atau 21 % dan
siswa yang sangat kritis ada 4 orang atau 14 %.
Kritis 6 Siswa 21 %
Diagram Lingkaran
Perbandingan Hasil observasi keterampilan berpikir kritis
Dari hasil pengamatan tersebut siswa yang mencapai nilai 80 atau sangat kritis
dari 28 siswa hanya 4 orang siswa. Maka dapat di simpulkan bahwa di siklus I ini
presentase siswa yang dikategorikan memiliki keterampilan berpikir kritis berdasarkan
hasil Observasi keterampilan berpikir kritis sebesar 14 %.
Hasil evaluasi berpikir kritis dengan mengunakan 5 soal pilihan ganda dari 28
siswa pada siklus I adalah sebagai berikut siswa yang sangat kurang kritis dalam
menjawab soal tidak ada atau 0 %. Siswa yang kurang kritis dalam menjawab soal ada
16 orang atau 57 % dari jumlah kelas. kemudian Siswa yang cukup kritis dalam
menjawab soal ada 5 orang atau 18 %. kemudian siswa yang kritis dalam menjawab
33
soal ada 5 orang atau 18 % dan siswa yang sangat kritis dalam menjawab soal evaluasi
ada 2 siswa atau 7 %.
Kritis 5 Siswa 18 %
Diagram Lingkaran
Perbandingan Hasil evaluasi berpikir kritis
Dari hasil pengamatan 28 siswa tersebut siswa yang mencapai nilai 80 atau sangat
kritis dalam menjawab soal evaluasi ada 2 orang siswa. Maka dapat di simpulkan
bahwa di siklus I ini presentase siswa yang dikategorikan memiliki keterampilan
berpikir kritis berdasarkan hasil pengamatan evaluasi siswa sebesar 7 %.
34
Catatan yang didapatkan oleh peneliti dalam siklus I, adalah sebagai berikut:
1) Peserta didik terlihat lebih antusias dalam pelaksanaan pembelajaran IPA
karena guru menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran
inkuiri terbimbing.
2) Peserta didik memerlukan waktu yang lebih lama untuk berdiskusi online dalam
kelempok kecilnya.
3) Saat mengerjakan LKS hanya sebagian siswa yang berkerja kelompok.
4) Sebagian Peserta didik tidak percaya diri mempresentasikan hasil diskusi, karena
belum terbiasa dalam proses pembelajaran daring.
5) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan untuk
menyelesaikan tugas.
6) Peserta didik banyak yang terlambat bergabung karena kondisi sinyal dan
kehabisan kuota pulas.
Hasil Refleksi
1) Masih banyak peserta didik yang belum berani untuk mempresentasikan hasil
diskusinya karena belum terbiasa
Perencanaan perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti dan observer untuk
pelaksanaan siklus II berdasarkan kekurangan- kekurangan pada siklus I adalah
sebagai berikut:
35
2. SIKLUS II
a. Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencaaan ini adalah :
Membuat perencanaan proses pembelajaran sesuai dengan model inkuiri
terbimbing dan mengidentifikasi permasalahan berdasarkan refleksi pada siklus I
Mempersiapkan Lembar kegiatan Peserta didik sesuai materi ajar dan alat
bantunya.
Membentuk kelompok siswa secara heterogen terdiri dari 5 – 6 orang.
Membuat lembar observasi, untuk melihat bagaimana aktifitas siswa dan guru
dalam proses pembelajaran di kelas ketika model inkuiri terbimbing diterapkan.
Menekankan kepada siswa agar menunjukkan kemampuan berpikir kritis, karena
berdasarkan refleksi pada siklus I siswa kurang mampu menunjukkan
keterampilan berpikir kritis masih banyak.
c. Observasi (observation)
Menggunakan lembaran observasi , untuk :
Pencatatan data kemampuan berpikir kritis siswa bersamaan dengan tindakan
yang berlangsung.
Menginterpretasikan dan melihat kesesuaian data penelitian dengan teori yang
diajukan.
Menyusun rencana perbaikan berikutnya
36
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
indikator keterampilan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang
disertai dengan observasi / praktikum Pada Materi Klasifikasi Materi dan
Perubahannya. Pada siklus II ini dilaksankan pembelajaran dengan materi sub
Unsur, Senyawa dan Campuran pada tanggal 27 Oktober 2020 jam 08.00 wib.
Hasil observasi keterampilan berpikir kritis dari 28 siswa pada siklus II
terdapat siswa kurang kritis ada 0 orang atau 0 %, kemudian terdapat siswa cukup
kritis ada 4 orang atau 14 %, kemudian terdapat siswa yang kritis ada 6 orang atau
21 % dan siswa yang sangat kritis ada 18 orang atau 65 %.
Kritis 6 Siswa 21 %
Diagram Lingkaran
Perbandingan Hasil observasi keterampilan berpikir kritis
Dari hasil pengamatan tersebut siswa yang mencapai nilai 80 atau sangat
kritis ada 18 orang siswa. Maka dapat di simpulkan bahwa di siklus II ini
presentase siswa yang dikategorikan memiliki keterampilan berpikir kritis
berdasarkan hasil Observasi keterampilan berpikir kritis sebesar 65 %.
37
Hasil evaluasi berpikir kritis dengan mengunakan 5 soal pilihan ganda dari
28 siswa pada siklus II adalah sebagai berikut siswa yang sangat kurang kritis
dalam menjawab soal tidak ada atau 0 %. Siswa yang kurang kritis dalam
menjawab soal ada 2 orang atau 7 % dari jumlah kelas. kemudian Siswa yang
cukup kritis dalam menjawab soal ada 6 orang atau 21 %. kemudian siswa yang
kritis dalam menjawab soal ada 5 orang atau 18 % dan siswa yang sangat kritis
dalam menjawab soal evaluasi ada 15 orang atau 54 %.
Diagram Lingkaran
Perbandingan Hasil evaluasi berpikir kritis
Dari hasil pengamatan 28 siswa tersebut siswa yang mencapai nilai 80 atau sangat
kritis dalam menjawab soal evaluasi ada 15 orang siswa. Maka dapat di simpulkan
bahwa di siklus II ini presentase siswa yang dikategorikan memiliki keterampilan
berpikir kritis berdasarkan hasil pengamatan evaluasi siswa sebesar 54 %.
38
Catatan yang didapatkan oleh peneliti dalam siklus II, adalah sebagai berikut:
1) Peserta didik terlihat lebih antusias dalam pelaksanaan pembelajaran IPA karena
guru menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran inkuiri
terbimbing yang disertai video dan gambar.
2) Peserta didik masih memerlukan waktu yang lebih lama untuk berdiskusi dalam
kelempok kecilnya.
3) Saat mengerjakan LKPD siswa sudah dapat berkerja secara berkelompok.
4) Peserta didik telah berani bertanya dan jawab dengan media pesan suara pada WA.
5) Peserta didik sudah percaya diri mempresentasikan hasil diskusi bersama
kelompok, namun ada sedikit malu-malu karena belum terbiasa dalam proses
pembelajaran daring.
6) Peserta didik sudah bisa memaksimalkan waktu yang diberikan untuk
menyelesaikan tugas.
7) Peserta didik tidak lagi kesulitan sinyal dan kuota pulas.
Hasil Refleksi
Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus II, peneliti bersama observer
berdiskusi tentang pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan
menyimpulkan hal-hal yang masih kurang dalam siklus II dan perlu diadakan
perbaikan yaitu:
1) Untuk membuat peserta didik lebih berani untuk mempresentasikan hasil
diskusinya.
2) Untuk membuat Peserta didik dapat berdiskusi dalam kelempok kecilnya lebih
tetap waktu.
Perencanaan perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti dan observer untuk
pelaksanaan siklus III berdasarkan kekurangan- kekurangan pada siklus II adalah
sebagai berikut:
1) Peneliti memberikan motivasi kepada peserta didik agar berani
mempresentasikan hasil diskusinya.
2) Peneliti akan mengirimkan Bahan Ajar sebelum pembelajaran dan pada LKPD
akan dibuat kegiatan semudah dan sesingkat mungkin.
39
3. SIKLUS III
a. Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencaaan ini adalah :
Membuat perencanaan proses pembelajaran sesuai dengan model inkuiri
terbimbing dan mengidentifikasi permasalahan berdasarkan refleksi pada siklus II
Mempersiapkan Lembar kegiatan Peserta didik sesuai materi ajar dan alat
bantunya.
Membentuk kelompok siswa secara heterogen terdiri dari 5 – 6 orang.
Membuat lembar observasi, untuk melihat bagaimana aktifitas siswa dan guru
dalam proses pembelajaran di kelas ketika model inkuiri terbimbing diterapkan.
Menekankan kepada siswa agar menunjukkan kemampuan berpikir kritis, karena
berdasarkan refleksi pada siklus II siswa kurang mampu menunjukkan
keterampilan berpikir kritis masih banyak.
c. Observasi (observation)
Menggunakan lembaran observasi , untuk :
Pencatatan data kemampuan berpikir kritis siswa bersamaan dengan tindakan
yang berlangsung.
Menginterpretasikan dan melihat kesesuaian data penelitian dengan teori yang
diajukan.
Menyusun rencana perbaikan berikutnya
40
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
indikator keterampilan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang
disertai dengan observasi / praktikum Pada Materi Klasifikasi Materi dan
Perubahannya. Pada siklus III ini dilaksankan pembelajaran dengan materi sub
Asam, Basa dan Garam pada tanggal 12 Nopember 2020 jam 08.00 wib.
Hasil observasi keterampilan berpikir kritis dari 28 siswa pada siklus III
terdapat siswa kurang kritis ada 0 orang atau 0 %, kemudian terdapat siswa cukup
kritis ada 0 orang atau 0 %, kemudian terdapat siswa yang kritis ada 4 orang atau
14 % dan siswa yang sangat kritis ada 24 orang atau 86 %.
Sangat Kritis : 24 Siswa 86 %
Kritis 4 Siswa 14 %
Diagram Lingkaran
Perbandingan Hasil observasi keterampilan berpikir kritis
Dari hasil pengamatan tersebut siswa yang mencapai nilai diatas 80 atau
sangat kritis ada 24 orang siswa. Maka dapat di simpulkan bahwa di siklus III ini
presentase siswa yang dikategorikan memiliki keterampilan berpikir kritis
berdasarkan hasil Observasi keterampilan berpikir kritis sebesar 86 %.
41
Hasil evaluasi berpikir kritis dengan mengunakan 5 soal pilihan ganda dari
28 siswa pada siklus III adalah sebagai berikut siswa yang sangat kurang kritis
dalam menjawab soal tidak ada atau 0 %. Siswa yang kurang kritis dalam
menjawab soal ada 0 orang atau 0 % dari jumlah kelas. kemudian Siswa yang
cukup kritis dalam menjawab soal ada 2 orang atau 7 %. kemudian siswa yang
kritis dalam menjawab soal ada 3 orang atau 11 % dan siswa yang sangat kritis
dalam menjawab soal evaluasi ada 23 orang atau 82 %.
Dari hasil pengamatan 28 siswa tersebut siswa yang mencapai nilai 80 atau sangat
kritis dalam menjawab soal evaluasi ada 23 orang siswa. Maka dapat di simpulkan
bahwa di siklus III ini presentase siswa yang dikategorikan memiliki keterampilan
berpikir kritis berdasarkan hasil pengamatan evaluasi siswa sebesar 82 %.
42
Catatan yang didapatkan oleh peneliti dalam siklus III, adalah sebagai berikut:
1) Peserta didik terlihat lebih antusias dalam pelaksanaan pembelajaran IPA karena
guru menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran inkuiri
terbimbing yang disertai video dan gambar.
2) Peserta didik tidak lagi memerlukan waktu yang lebih lama untuk berdiskusi dalam
kelompok kecilnya.
3) Saat mengerjakan LKPD siswa sudah sangat aktif dalam berkerja secara
berkelompok.
4) Peserta didik telah lebih berani bertanya dan jawab dengan media pesan suara pada
WA.
5) Peserta didik sudah percaya diri mempresentasikan hasil diskusi bersama
kelompok.
6) Peserta didik sudah bisa memaksimalkan waktu yang diberikan untuk
menyelesaikan tugas.
7) Peserta didik tidak lagi kesulitan sinyal dan kuota pulsa.
Bedasarkan hasil observasi Pada siklus I presentase siswa yang dikategorikan
memiliki keterampilan berpikir kritis sebesar 14 % dari 28 siswa. Pada siklus II
presentase siswa yang dikategorikan memiliki keterampilan berpikir kritis sebesar
65 % dari 28 siswa atau mengalami peningkatan keterampilan berpikir kritis yang
dilihat hasil observasi sebesar 51 % dari siklus I. Pada siklus III presentase siswa
yang dikategorikan memiliki keterampilan berpikir kritis sebesar 86 % dari 28
siswa atau mengalami peningkatan keterampilan berpikir kritis yang dilihat hasil
observasi sebesar 21 % dari siklus II.
43
Hasil observasi keterampilan berpikir kritis ini menunjukkan bahwa keterampilan
berpikir kritis siswa Kelas VII-A SMP Negeri 2 Lahei yang dibelajarkan dengan
model inkuiri terbimbing mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar
51 % dan siklus II ke siklus III sebesar 21 %.
Berdasarkan hasil evaluasi perserta didik Pada siklus I presentase siswa yang
dikategorikan memiliki keterampilan berpikir kritis sebesar 7 % dari 28 siswa. Pada
siklus II presentase siswa yang dikategorikan memiliki keterampilan berpikir kritis
sebesar 54 % dari 28 siswa atau mengalami peningkatan keterampilan berpikir
kritis yang dilihat hasil evaluasi sebesar 47 % dari siklus I. Pada siklus III
presentase siswa yang dikategorikan memiliki keterampilan berpikir kritis sebesar
82 % dari 28 siswa atau mengalami peningkatan keterampilan berpikir kritis yang
dilihat hasil evaluasi sebesar 28 % dari siklus II.
Hasil penelitian bersadarkan hasil evaluasi siswa menunjukkan bahwa siswa Kelas
VII-A SMP Negeri 2 Lahei yang dibelajarkan dengan model inkuiri terbimbing
kemudian di evaluasi dengan mengunkan soal HOTS mengalami mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 47 % dan siklus II ke siklus III sebesar
28 %.
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa Kelas VII-A SMP Negeri 2 Lahei. Hal ini dapat
dilihat pada hasil penelitian bersadarkan hasil observasi keterampilan berpikir
kritis ini menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa Kelas VII-A SMP
Negeri 2 Lahei yang dibelajarkan dengan model inkuiri terbimbing mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II dan siklus II ke siklus III. Pada siklus I
presentase siswa yang dikategorikan memiliki keterampilan berpikir kritis sebesar
14 % dari 28 siswa. Pada siklus II presentase siswa yang dikategorikan memiliki
keterampilan berpikir kritis sebesar 65 % dari 28 siswa atau mengalami
peningkatan keterampilan berpikir kritis yang dilihat hasil observasi sebesar 51 %
dari siklus I. Pada siklus III presentase siswa yang dikategorikan memiliki
keterampilan berpikir kritis sebesar 86 % dari 28 siswa atau mengalami
peningkatan keterampilan berpikir kritis yang dilihat hasil observasi sebesar 21 %
dari siklus II.
45
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang terlah diperoleh, maka peneliti merekomendasikan
sebagai beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi guru
a. Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing disarankan untuk lebih sering
dilakukan karena dapat melatih keterampilan berpikir kritis siswa dengan catatan
dilatih secara kontinu.
b. Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing disarankan untuk mencari lebih
banyak wacana-wacana yang dijadikan sumber masalah dalam pembelajarannya dan
juga alokasi waktu sehingga seluruh tahapan/fase pada pembelaran berbasis masalah
bisa lebih optimal dan bermakna pada siswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya
a. Perlu dilakukan penelitian pada pembelajaran IPA dengan materi lain yang juga
berpotensi dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa.
b. Untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa yang benar-benar
optimal dibutuhkan waktu yang kontinu.
c. Ketika kegiatan praktikum berlangsung, hendaknya bimbingan dilakukan secara
lebih merata pada setiap kelompok siswa. Hal ini diperlukan untuk mengurangi
peluang siswa bercanda dan tugas hanya di kerjakan oleh sebagian saja, sehingga
proses pembelajaran menjadi lebih kondusif dan optimal.
46
DAFTAR PUSTAKA
Amirono & Daryanto. (2016). Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Baharuddin & Esa N.W. (2010). Teori Belajar & Pembelajaran . Sleman: Ar Ruzz
Media.
Baharuddin & Esa N.W. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Reinforcing the Creative Thinking of Sixth Grade Girl Students in Qom during
2012-2013 Academic Year. Journal of Applied Science and Agriculture. 8(5):576-584
Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
https://docplayer.info/46926398-Penerapan-model-pembelajaran-discovery-learning-dengan-
scientific-approach-untuk-meningkatkan-keterampilan-proses-sains-siswa-sma.html
https://media.neliti.com/media/publications/40931-ID-pembelajaran-inkuiri-untuk-meningkatkan-
kemampuan-berpikir-kritis-dan-prestasi-b.pdf
47
LAMPIRAN –LAMPIRAN
48
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA
PERTEMUAN 1
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku: jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak
di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang: ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang teori.
D. Materi Pelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
A. Karakteristik padat, cair, dan gas
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini tersusun atas materi. Terdapat jutaan
materi yang menempati alam semesta. Ada planet, bintang, udara, lautan dan lainnya.
Materi di alam semesta sangat beragam, yang terdiri atas unsur air, udara, tanah dan
api. Materi adalah sesuatu yang mempunyai massa dan dapat menempati sebuah
ruang. Para ilmuwan melakukan klasifikasi materi bertujuan agar lebih mudah
dipelajari dan disusun secara sistematis. Berdasarkan wujudnya, materi dapat
dikelompokkan menjadi zat padat (solid), zat cair (liquid), dan zat gas
1. Zat Padat
Zat padat adalah materi yang mempunyai bentuk dan volume (ruang yang ditempati
zat padat, cair, atau gas) tertentu. Ada dua cara utama partikel-partikel padat bisa
tersusun yakni dalam baris-baris teratur yang rapi atau dalam susunan yang tidak
tentu. Zat padat yang partikel-partikelnya tersusun dalam baris-baris yang teratur
rapi disebut kristal. Contoh umum kristal adalah sebagian besar logam, intan, es,
dan kristal garam. Zat padat yang partikel-partikelnya tidak tersusun secara teratur
disebut amorf.
2. Zat Cair
Seperti zat padat, zat cair mempunyai volume tertentu. Tidak seperti zat padat, zat
cair akan berbentuk seperti wadah yang ditempatinya. Zat cair digambarkan sebagai
zalir (fluida). Zalir adalah zat dengan molekul-molekul yang bergerak bebas saling
melewati, sehingga zalir menyesuaikan bentuk wadahnya. Seperti zat padat,
partikel-partikel dalam zat cair tersusun secara rapat. Zat cair juga sulit
dimampatkan. Pada zat cair, molekul-molekul tersusun rapat. Meskipun demikian,
partikel-partikel itu mempunyai cukup energi untuk mengatasi sebagian dari tarik-
menariknya dengan molekul di dekatnya dan bergeser saling melewati.
3. Zat Gas
Pengertian Zat Gas
Zat gas ialah suatu zat atau benda yang mempunyai volume dan bentuk yang selalu
berubah-ubah sesuai dengan tempat (wadahnya). Contohnya; balon, ban sepeda dan
ban motor, gelas kosong, botol kosong, dan lain sebagainya.
Berikut ini perbedaan sifat antara zat padat, cair, dan gas:
Ciri-ciri zat padat adalah:
Mempunyai bentuk dan volume tertentu;
Jarak antarpartikel zat padat sangat rapat;
Partikel-partikel zat padat tidak dapat bergerak bebas.
Ciri-ciri zat cair adalah:
Mempunyai volume tertentu, tetapi tidak mempunyai bentuk tetap,
bergantung pada media yang digunakan;
Jarak antarpartikel zat cair lebih renggang;
Partikel-partikel zat cair dapat bergerak bebas namun terbatas.
Ciri-ciri zat gas adalah:
Tidak mempunyai volume dan bentuk yang tertentu;
Jarak antarpartikel gas sangat renggang;
Partikel-partikel gas dapat bergerak sangat bebas
B. Perubahan Materi
Benda-benda dis ekitar kita seringkali mengalami perubahan. Perubahan
tersebut ada yang langsung dapat diamati, tetapi ada juga yang
memerlukan waktu yang cukup lama untuk melihat adanya perubahan
pada benda tersebut. Perubahan benda-benda ini sering kita sebut dengan
perubahan materi. Contohnya kertas dibakar dan besi berkarat. Perubahan
suatu materi dapat berlangsung melalui dua cara, yaitu perubahan fisika
dan perubahan kimia.
a. Perubahan fisika
Perubahan fisika merupakan perubahan zat yang tidak disertai dengan
terbentuknya zat baru. Komposisi materi tersebut juga tidak berubah.
Contohnya yaitu es yang mencair. Walaupun wujud es berubah dari
padat menjadi cair, namun struktur pembentuknya masih sama yaitu
H2O. Contoh perubahan fisika yang lain seperti menguap, menyublim,
mengembun, membeku, serta perubahan bentuk.
b. Perubahan kimia
Perubahan kimia merupakan perubahan zat yang dapat menghasilkan
zat baru. Contoh dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada peristiwa
pembakaran kayu. Sebelum dibakar, kayu mengandung serat selulosa,
tetapi setelah dibakar berubah menjadi arang atau karbon. Proses
pembakaran kayu mengakibatkan terbentuknya zat baru. Ciri-ciri
terjadinya perubahan kimia pada suatu zat:
Terbentuknya gas
Beberapa reksi kimia tertentu dapat membentuk gas. Misalnya,
reaksi logam magnesium (Mg) dengan asam klorida (HCl).
Persamaan rekasinya yaitu:
Magnesium + asam klorida magnesium klorida + gas
hydrogen Mg(s) + 2 HCl (aq) MgCl2 (aq) + H2 (g)
Gas yang terbentuk dapat teramati dalam wujud gelembung-
gelembung kecil, yang merupakan gas hydrogen. Pembentukan
gas juga bisa ditandai dengan adanya bau tertentu.
Terbentuk endapan
Reaksi pengendapan adalah reaksi yang menghasilkan suatu
senyawa yang berbentuk padatan. Padatan tersebut tidak larut
(tidak bercampur secara homogen) dengan cairan di sekitarnya.
Contoh rekasi pembentukan endapan ialah rekasi antara timbal
nitrat (Pb(NO3)2) dengan natrium iodide (NaI) akan menghasilkan
endapan timbal iodida yang berwarna kuning.
C. Perubahan Materi
Proses-proses perubahan wujud yang memerlukan kalor, yaitu:
Menguap : perubahan dari fase cair ke gas
Melebur : perubahan dari fase padat ke cair
Menyublim : perubahan dari fase padat ke gas tanpa melalui fase cair.
Proses-proses perubahan wujud yang disertai pelepasan kalor yaitu:
Mengembun : perubahan dari fase gas (uap) ke cair
Membeku : perubahan dari fase cair ke gas.
Mengkristal : perubahan dari fase gas ke padat tanpa melalui fase cair
Diagram perubahan wujud zat
D. PETA KONSEP
2. Materi Pengayaan
Materi pengayaan bersifat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
materi manfaat perubahan materi.
1. Industri es batu, yaitu air yang berwujud cair berubah menjadi es yang berwujud padat.
2. Industri susu dalam kaleng, yaitu wujud susu yang cair diubah menjadi susu yang berupa
serbuk.
3. Industri gula pasir, yaitu gula yang berwujud cair (dalam batang tebu) diubah menjadi
gula yang berwujud padat.
Seperti halnya perubahan fisika, perubahan kimia pun banyak manfaatnya. Hampir semua
industri yang memproduksi bahan baku menggunakan prinsip-prinsip perubahan kimia atau
reaksi kimia. Dalam industri plastik, zat-zat organik yang bersumber dari gas alam dan
minyak bumi diubah melalui reaksi dan proses kimia menjadi plastik, misalnya polietilen
(PE), polipropilen (PP), dan polivinilklorida (PVC). Hampir semua industri, mulai dari yang
berteknologi sederhana (misalnya industri tahu) hingga yang berteknologi tinggi (misalnya
pembuatan pesawat terbang) menerapkan prinsip-prinsip perubahan fisika dan perubahan
kimia.
Beberapa contoh pemanfaatan perubahan kimia, :
1. Industri minyak bumi, yaitu pada penyulingan minyak bumi yang menghasilkan minyak
gas, bensin, solar, lilin, aspal dan sebagainya. Minyak gas dibakar dapat digunakan untuk
memasak.
2. Industri sabun, yaitu minyak kelapa ditambah dengan larutan soda api berubah menjadi
sabun yang sangat berguna.
3. Industri cat, yaitu hasil perubahan kimia suatu zat yang mempunyai warna tertentu.
Perubahan fisika dan perubahan kimia seringkali diikuti oleh peristiwa lain, misalnya energi
dan reaksi kimia.
3. Materi Remedial
Berdasarkan hasil analisis penilaian, bagi peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar diberikan kegiatan pembelajaran dengan bentuk remedial yang
digabungkan dangan materi pokok lain, dalam bentuk:
Pembelajaran ulang, jika 50% atau lebih peserta didik di bawah KKM
Bimbingan kelompok dengan pemanfaatan tutor sebaya, jika kurang dari 50% di
bawah KKM
Remidi dipersiapkan untuk program pengajaran remidi (remedial teaching) adalah
soal tentang Perubahan Wujud Zat.
1. Zat itu memiliki massa dan ….
a. Memiliki warna
b. Bentuknya tetap
c. Menempati ruang
d. Selalu berubah
G. Sumber Belajar
1. Sumber Belajar Peserta didik
a. Buku peserta didik
Widodo, Wahono, dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VII Semester 1. Revisi
2017. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
b. Ringkasan Materi “Klasifikasi Materi dan Perubahannya”
c. Lingkungan sekitar
d. Sumber lain yang relevan
e. Link you tube : https://youtu.be/rmRIBgGd4eg?t=87
Motivasi
6. Guru memotivasi peserta didik dengan menunjukkan beberapa
benda padat, cair, dan gas. Peserta didik diminta untuk
mengklasifikasikan benda tersebut berdasarkan jenisnya
(melalui pesan gambar)
Pemberian Acuan
10. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi, ruang
lingkup materi, tujuan dan manfaat pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, serta metode penilaian yang akan dilaksanakan.
(melalui pesan suara)
11. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk
bekerjasama (melalui pesan suara)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap peserta didik dalam pembelajaran
yang meliputi sikap: kritis, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tanggungjawab, dan kerjasama.
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian Sikap
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
PENILAIAN OBSERVASI
Rubrik:
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran:
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara
terus menerus dan ajeg/konsisten
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif.
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
SIKAP Skor
NO NAMA SISWA Tanggung Kerja Percaya Rata-
Jujur Pedul Santun Disiplin
Jawab Sama Diri rata
1
2
3
4
No Nama Siswa Kerja sama Rasa Ingin Tahu Santun Komunikatif Keterangan
1
2
,,,,
Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
2. Teknik Penilaian Pengetahuan
Nilai =
Pedoman Penskoran
No Jawaban Skor
a.
b.
Skor maksimal
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN -TERTULIS
(Pilihan Ganda)
Nilai =
Proyek :
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Skor
No Aspek
(1 – 5)
PERENCANAAN :
a. Rancangan Alat
1 - Alat dan bahan
- Gambar rancangan/desain
b. Uraian cara menggunakan alat dan prosedur pengunaan
PELAKSANAAN :
a. Keakuratan Sumber Data / Informasi
2 b. Kuantitas dan kualitas Sumber Data
c. Analisis Data
d. Penarikan Kesimpulan
LAPORAN PROYEK :
a. Sistematika Laporan
3
b. Performans
c. Presentasi
Total Skor
Mengetahui,
Kepala SMPN 2 LAHEI, Guru Mata Pelajaran IPA
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku: jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak
di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang: ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang teori.
D. Materi Pelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
Secara keseluruhan pengertian dari unsur adalah zat yang tidak dapat diuraikan lagi,
senyawa adalah gabungan dua atau lebih unsur berbeda, dan campuran adalah
gabungan dua atau lebih zat berbeda
C. PETA KONSEP
2. Materi Pengayaan
Materi pengayaan bersifat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
materi manfaat unsur dan senyawa.
MANFAAT UNSUR DAN SENYAWA
1. Halogen
Kegunaannya:
CCl2F2 : Gas freon (freon–12) digunakan sebagai zat pendingin pada lemari es
dan AC.
NaF : Natrium fluorida digunakan sebagai obat penguat pada kayu.
DDT : Dikloro Difenil Trikloro etana digunakan sebagai insektisida.
PVC : Polivinil klorida digunakan sebagai plastik untuk pipa pralon.
CaOCl2 : Digunakan sebagai serbuk pengelantang dan desinfektan.
NaClO : Kaporit sebagai serbuk pengelantang
KClO3 : Digunakan dalam industri korek api.
KCl : Digunakan untuk pupuk.
NaBr : Digunakan dalam kedokteran sebagai obat penenang.
3. Zat tunggal yang tidak dapat dibagi lagi menjadi zat yang lebih sederhana disebut . . . .
a. unsur
b. campuran
c. senyawa
d. larutan
G. Sumber Belajar
1. Sumber Belajar Peserta didik
a. Buku peserta didik
Widodo, Wahono, dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VII Semester 1. Revisi
2017. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
b. Ringkasan Materi “Klasifikasi Materi dan Perubahannya”
c. Lingkungan sekitar
d. Sumber lain yang relevan
e. Link : https://www.youtube.com/watch?v=VOaQDdJZPhs sumber you tube
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=VOaQDdJZPhs
Pemberian Acuan
8. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi, ruang
lingkup materi, tujuan dan manfaat pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, serta metode penilaian yang akan dilaksanakan.
(melalui pesan suara)
9. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk
bekerjasama (melalui pesan suara)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
Mengolah Informasi
Langkah 5. Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam menyusun kesimpulan yang
Menguji tepat sesuai dengan konsep (Literasi) dengan rasa ingin tahu dan percaya
Hipotesis diri (Karakter))
9. Peserta didik dalam kelompok menyusun laporan hasil
pengamatannya, serta diminta untuk membuat inferensi dan
kesimpulan tentang pengamatan yang telah mereka lakukan.
10. Guru mengamati, membimbing, mengarahkan jika ada
kesulitan dan menilai selama proses kegiatan berlangsung.
Mengkomunikasikan
(Komunikasi dan bekerjasama (4C) dalam menyampaikan hasil gagasan/
ide-ide (Karakter), serta membiasakan menuliskan hasil kerja pada media
sederhana (Literasi) Berpikir kritis, bekerjasama dan mampu
berkomunikasi) hasil diskusi kelompok secara klasikal.
11. Setiap kelompok yang telah selesai mengirimkan laporan
hasil pengamatannya. (melalui pesan foto )
12. Beberapa perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
pengamatan yang telah dilakukan. (melalui pesan video)
13. Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan serta
menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi,
melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya. (melalui
pesan suara )
14. Guru membantu peserta didik menyimpulkan hasil
Langkah 6. pengamatan yang telah dilakukan serta menjawab pertanyaan
Menarik yang muncul di awal pembelajaran. (melalui pesan teks )
Kesimpulan 15. Guru memberikan penguatan konsep tentang unsur penyusun
senyawa. (melalui pesan suara )
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap peserta didik dalam pembelajaran
yang meliputi sikap: kritis, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tanggungjawab, dan kerjasama.
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
PENILAIAN OBSERVASI
Rubrik:
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran:
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara
terus menerus dan ajeg/konsisten
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif.
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
SIKAP Skor
NO NAMA SISWA Tanggung Kerja Percaya Rata-
Jujur Pedul Santun Disiplin
Jawab Sama Diri rata
1
2
3
4
No Nama Siswa Kerja sama Rasa Ingin Tahu Santun Komunikatif Keterangan
1
2
,,,,
Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
2. Teknik Penilaian Pengetahuan
Nilai =
Pedoman Penskoran
No Jawaban Skor
a.
b.
Skor maksimal
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN -TERTULIS
(Pilihan Ganda)
Nilai =
Proyek :
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Skor
No Aspek
(1 – 5)
PERENCANAAN :
a. Rancangan Alat
1 - Alat dan bahan
- Gambar rancangan/desain
b. Uraian cara menggunakan alat dan prosedur pengunaan
PELAKSANAAN :
a. Keakuratan Sumber Data / Informasi
2 b. Kuantitas dan kualitas Sumber Data
c. Analisis Data
d. Penarikan Kesimpulan
LAPORAN PROYEK :
a. Sistematika Laporan
3
b. Performans
c. Presentasi
Total Skor
Mengetahui,
Kepala SMPN 2 LAHEI, Guru Mata Pelajaran IPA
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku: jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak
di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang: ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang teori.
D. Materi Pelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
A. Larutan asam dan basa
Pengertian Larutan Asam Basa
Kadar keasaman dan kebasaan suatu zat tergantung pada jumlah ion H+(asam) dan
OH- (basa) yang terdapat dalam zat tersebut dan derajat ionisasi dari zat tersebut.
Tingkat keasaman dan kebasaan suatu zat dinyatakan dengan pH. Pada pembahasan
kali ini, kita akan mempelajari tentang pengertian asam basa. Materi Pengertian
Asam Basa ini sangat diperlukan sebagai landasan pengetahuan untuk memahami
materi ilmu kimia berikutnya yaitu menghitung tingkat keasaman atau kebasaan
suatu zat.
Teori Asam Basa
Asam dan basa (alkali) telah dikenal sejak dahulu dan telah sering Kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya Asam Tartrat dalam Buah Anggur, Asam
Sitrat dalam jeruk, Asam Asetat pada Cuka, Asam Sulfat pada Air Aki dan berbagai
zat lainnya. Sementara zat basa kita jumpai pada air kapur, sabun, obat mag, dan
beragam zat lainnya.
Asam Basa Arrhenius
Stevante Arrhenius mengemukakan sebuah teori Asam Basa. Teori ini menyatakan
bahwa asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan
ion H+ di mana ion H+ ini akan menjadi satu-satunya ion positif dalam larutan.
Sedangkan basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan terionisasi
menghasilkan ion OH-, dan ion OH- ini akan menjadi satu-satunya ion negatif di
dalam larutan.
Beberapa reaksi dalam ilmu kimia dilakukan dengan menggunakan pelarut selain air.
Misalnya pelarut alkohol, amoniak, toluena, dan benzena. Saat melarutkan senyawa-senyawa
kimia pada pelarut bukan air tentunya konsep teori Asam Basa Arrhenius tidak dapat
digunakan untuk menentukan zat Asam dan Basa.
J.N Bronstead dan T.N. Lowry mengemukakan teori lain tentang Asam Basa yang disebut
dengan Teori Asam Basa Bronstead Lowry. Menurut teori ini, asam adalah zat pemberi
proton (donor proton) dan basa adalah zat penerima proton (akseptor proton). Dari definisi
ini maka suatu asam akan membentuk konjugat setelah melepaskan proton, dan basa juga
akan membentuk konjugat setelah menerima proton.
Maka dalam teori asam basa konjugasi, dikenal istilah “pasangan asam basa” atau “asam-basa
konjugat”
Pada contoh diatas, H2O melepaskan satu proton sehingga H2O merupakan Asam. NH3
mengikat proton sehingga menjadi NH4+. Maka NH3 merupakan basa. NH4+ merupakan
asam karena melepaskan proton. Sedangnkan OH- merupakan basa karena menerima proton
membentuk H2O. Hal ini juga terjadi pada pelarut selain air. Contohnya:
asam basa konjugasi
Seorang ahli kimia G.N Lewis mengemukakan teori tentang asam basa yang disebut dengan
Teori Asam Basa Lewis. Menurut teori ini basa adalah zat yang memiliki satu atau lebih
pasangan elektron bebas yang dapat diberikan pada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen
koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron bebas
tersebut.
Zat yang termasuk basa menurut teori asam basa Lewis ternyata juga tergolong sebagai basa
menurut teori Bronstead Lowry.
Kertas Lakmus
Salah satu indikator yang sering digunakan adalah kertas lakmus. Terdapat dua jenis kertas
lakmus yakni kertas lakmus biru dan kertas lakmus merah.
Kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru apabila terkena basa, tetapi jika
terkena asam atau zat netral maka tidak akan berubah warna.
Kertas lakmus biru akan berubah warna menjadi merah apabila terkena asam, tetapi jika
terkena basa atau zat netral maka tidak akana berubah warna.
Indikator Universal
Indikator universal
Kertas Lakmus hanya dapat membandingkan suatu zat itu termasuk asam atau basa, kemudian
dikembangkan lagi kertas indikator.
Kertas indikator universal mampu meunjukkan tingkat keasaman dan kebasaan dari suatu zat.
Dengan membandingkan warna yang diperoleh untuk setiap zat yang diuji dengan kertas
standard yang ada pada indikator universal, Kita dapat menentukan tingkat keasaman dari
suatu zat
Indikator Larutan
Larutan Indikator
Selain kertas lakmus, dan indikator universal, terdapat pula beberapa indikator larutan yang
sering digunakan dalam eksperimen di laboratorium.
Contoh Indikator larutan ini adalah metil merah, metil jingga, bromotimol biru, dan beberapa
larutan lainnya. Indikator ini bekerja sama persis dengan kertas lakmus, larutan ini akan
memberikan perubahan warna jika terkena asam maupun basa.
Larutan Asam Basa Netral
Metil Merah merah kuning kuning
Metil Jingga orange kuning kuning
Bromotimol Biru kuning biru kuning
Fenoftalein (pp) tak berwarna pink tak berwarna
Indikator Alami
2. Zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen positif disebut…
a. Basa b. garam. c. asam d. larutan
3. Sifat kebasaan ditunjukkan oleh perubahan warna indicator alam dan buatan,
berwarna…
a. Kemerahan c. kebiruan atau kehijauan
b. keunguan d. kehitaman
7. Kertas lakmus merah jika dimasukkan dalam suatu larutan sehingga menghasilkan
warna merah, maka larutan bersifat…
a. Basa b. garam c. netral d. asam
G. Sumber Belajar
1. Sumber Belajar Peserta didik
a. Buku peserta didik
Widodo, Wahono, dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VII Semester 1. Revisi
2017. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
b. Ringkasan Materi “Klasifikasi Materi dan Perubahannya”
c. Lingkungan sekitar
d. Sumber lain yang relevan
e. Link : https://youtu.be/jJHld6ect9g sumber you tube
Langkah 2. Menaya
Merumuskan
Nilai Karakter: rasa ingin tahu, jujur, kritis, dan percaya diri
Masalah
3. Guru meminta peserta didik untuk membuat beberapa
Langkah 3. pertanyaan tentang apa yang diamati. (melalui pesan suara)
Merumuskan 4. Peserta didik membuat hipotesis (dugaan sementara) tentang
Hipotesis hal yang akan terjadi. (melalui pesan suara)
Mengumpulkan Informasi
Langkah 4. (Berpikir kritis, kreatif, bekerjasama dan saling berkomunikasi dalam
Mengumpulk kelompok (4C), dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab dan pantang
an Data
menyerah (Karakter),literasi (membaca)
5. Peserta didik diminta secara berkelompok mengidentifikasi
larutan asam, Basa dan Garam sesuai langkah kerja di
petunjuk LKPD 3
(melalui pesan suara)
6. Peserta didik mencatat hasil pengamatan dalam tabel hasil
pengamatan pada LKPD.
7. Peserta didik melakukan kajian pustaka (dapat menggunakan
buku siswa maupun internet) mengenai Asam, Basa dan
Garam.
8. Guru membimbing peserta didik. (melalui pesan suara)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
Mengolah Informasi
Langkah 5. Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam menyusun kesimpulan yang
Menguji tepat sesuai dengan konsep (Literasi) dengan rasa ingin tahu dan percaya
Hipotesis diri (Karakter))
9. Peserta didik dalam kelompok menyusun laporan hasil
pengamatannya, serta diminta untuk membuat inferensi dan
kesimpulan tentang pengamatan yang telah mereka lakukan.
10. Guru mengamati, membimbing, mengarahkan jika ada
kesulitan dan menilai selama proses kegiatan berlangsung.
Mengkomunikasikan
(Komunikasi dan bekerjasama (4C) dalam menyampaikan hasil gagasan/
ide-ide (Karakter), serta membiasakan menuliskan hasil kerja pada media
sederhana (Literasi) Berpikir kritis, bekerjasama dan mampu
berkomunikasi) hasil diskusi kelompok secara klasikal.
11. Setiap kelompok yang telah selesai mengirimkan laporan
hasil pengamatannya. (melalui pesan foto )
12. Beberapa perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
pengamatan yang telah dilakukan. (melalui pesan suara )
13. Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan serta
menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi,
melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya. (melalui
Langkah 6. pesan suara )
Menarik 14. Guru membantu peserta didik menyimpulkan hasil
Kesimpulan
pengamatan yang telah dilakukan serta menjawab pertanyaan
yang muncul di awal pembelajaran. (melalui pesan suara )
15. Guru memberikan penguatan konsep. (melalui pesan suara )
Kegiatan 1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki 10 menit
Penutup kinerja dan kerjasama yang baik (Penguatan Pendidikan Karakter
dan Pembelajaran Abad 21) (melalui pesan suara )
2. Guru memberikan Evaluasi sebagai pendalaman materi
(Membiasakan sikap bertanggung jawab dan peduli dengan tugas yang
diberikan (Karakter). (melalui pesan teks dan suara )
3. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya yaitu Pemisahan Campuran (Filtrasi,
kromatografi, dan sentrifugasi)
(melalui pesan suara )
4. Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup dan doa
penutup. Sikap disiplin dan mengamalkan ajaran agama. (melalui
pesan suara )
Catatan :
Rubrik:
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran:
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara
terus menerus dan ajeg/konsisten
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif.
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
SIKAP Skor
NO NAMA SISWA Tanggung Kerja Percaya Rata-
Jujur Pedul Santun Disiplin
Jawab Sama Diri rata
1
2
3
4
No Nama Siswa Kerja sama Rasa Ingin Tahu Santun Komunikatif Keterangan
1
2
,,,,
Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
2. Teknik Penilaian Pengetahuan
Nilai =
Pedoman Penskoran
No Jawaban Skor
a.
b.
Skor maksimal
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN -TERTULIS
(Pilihan Ganda)
Nilai =
Proyek :
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Skor
No Aspek
(1 – 5)
PERENCANAAN :
a. Rancangan Alat
1 - Alat dan bahan
- Gambar rancangan/desain
b. Uraian cara menggunakan alat dan prosedur pengunaan
PELAKSANAAN :
a. Keakuratan Sumber Data / Informasi
2 b. Kuantitas dan kualitas Sumber Data
c. Analisis Data
d. Penarikan Kesimpulan
LAPORAN PROYEK :
a. Sistematika Laporan
3
b. Performans
c. Presentasi
Total Skor
Mengetahui,
Kepala SMPN 2 LAHEI, Guru Mata Pelajaran IPA
Oleh :
SUASDAYAT, S.Pd
IPA-1
NIM. 2000103922097025
Nomor
Indikator pembelajaran Indikator Soal Ranah Soal Kunci
Soal
3.3.1 Menjelaskan Disajikan gambar, peserta C5 Perhatikan gambar berikut. A 1
karakteristik didik dapat
materi zat membandingkan
padat, zat cair, karakteristik materi
dan zat gas berdasarkan wujud (zat
padat, cair dan gas).
1. 2. 3.
Karakteristik yang benar dari ketiga zat tersebut adalah....
1 2 3
Volume Bentuk Volume Bentuk Volume Bentuk
A. tetap tetap tetap berubah berubah berubah
B. tetap berubah tetap berubah berubah berubah
C. tetap berubah tetap tetap berubah berubah
D. tetap tetap berubah berubah tetap berubah
Disajikan gambar C4 Perhatikan gambar berikut! B 2
peristiwa zat, siswa dapat
menganalisis akibat yang
akan terjadi berkaitan
dengan sifat-sifat zat
hampa
A B
Gambar A merupakan wadah yang berisikan gas. Jika gas dari ruang A dipindahkan
seluruhnya ke ruang B, maka ruang B ....
A. hanya sebagian ruang B yang terisi gas karena gas sulit berkembang.
B. terisi penuh gas karena gaya tarik antar partikel gas sangat lemah
C. terisi penuh gas dengan tekanan yang sama karena suhunya sama
D. hanya sebagian terisi gas karena gaya tarik antar partikel gas masih cukup kuat.
Dari tabel sifat zat diatas, yang merupakan sifat zat cair adalah.....
TUGAS ANALISIS EVALUASI
KLASIFIKASI MATERI, SIFAT DAN KEGUNAANNYA
KLASIFIKASI UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN
Oleh :
SUASDAYAT, S.Pd
IPA-1
NIM. 2000103922097025
Nomor
Indikator pembelajaran Indikator Soal Ranah Soal Kunci
Soal
3.3.3 Menjelaskan Disajikan tabel nama, C5 1. Perhatikan tabel berikut! D 1
karakteristik rumus kimia dan No. Nama Rumus Kimia Manfaat dalam Kehidupan
unsur, kegunaan, siswa dapat 1 Asam Asetat CH3COOH Cuka Makanan
senyawa, dan menentukan pernyataan 2 Amonia NH3 Pupuk
campuran yang paling tepat 3 Asam Askorbat C6H8O6 Vitamin C
4 Gas Klorin Cl2 Pembuatan kertas
5 Iodin I2 Antiseptik
3.3.4 Membedakan 6 Fosfor P4 Korek api
unsur,
senyawa, dan
campuran Pernyataan berikut yang benar adalah …
A. (1), (2), dan (3) merupakan ion
B. (1), (3), dan (5) merupakan atom
C. (2), (4), dan (6) merupakan molekul senyawa
D. (4), (5), dan (6) merupakan molekul unsur
Disajikan sifat-sifat C4 2. Perhatikan beberapa sifat zat berikut! A 2
materi, siswa dapat (1) Terbentuk dari zat sembarang
menganalisis sifat
campuran yang paling (2) Zat pembentuknya mudah dipisahkan secara fisika
benar (3) Terbentuk melalui proses kimia
(4) Sifat masing-masing unsur penyusun berubah
Sifat campuran ditunjukkan oleh ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (3) dan (4)
Oleh :
SUASDAYAT, S.Pd
IPA-1
NIM. 2000103922097025
Nomor
Indikator pembelajaran Indikator Soal Ranah Soal Kunci
Soal
3.3.5 Menjelaskan Disajikan data perubahan C4 Perhatikan tabel berikut! B 1
konsep kertas lakmus dan nilai pH Perubahan warna
campuran dan pada indikator universal, larutan Kertas lakmus Kertas lakmus
zat tunggal peserta didik dapat merah biru
(unsur dan menganalisis larutan asam P Biru Biru
senyawa), sifat Q Merah Merah
fisika dan R Biru Biru
kimia, S Merah Biru
perubahan Pasangan larutan yang bersifat basa adalah….
fisika dan kimia A. P dan Q
dalam B. P dan R
kehidupan C. Q dan R
sehari-hari D. R dan S
Disajikan beberapa sifat C4 Perhatikan data berikut ini! B 2
larutan, peserta didik dapat 1) Terasa licin di kulit
menganalisis sifat larutan 2) Dapat menimbulkan korosi
basa 3) Mengubah kertas lakmus merah menjadi biru
4) Mempunyai rasa agak pahit
Yang merupakan sifat larutan basa adalah….
A. 1,2, dan 3
B. 1,3, dan 4
C. 2,3 dan 4
D. 3 dan 4
Disajikan tabel larutan dan C4 Perhatikan data hasil percobaan pada beberapa larutan berikut! E 3
perubahan kertas lakmus, Perubahan warna Lakmus
No. Larutan
siswa dapat menganalisis Merah Biru
1 Sari jeruk nipis Merah Merah a
hasil percobaan yang paling
2 Teh Merah Merah a
tepat apabila dengan
3 Sabun cuci Biru Biru b
indikator alami
Dari data di atas, apabila dilakukan uji kembali dengan indikator alami maka hasil
percobaan yang benar adalah ….
A. Larutan teh yang ditambahkan ekstrak bunga sepatu, maka akan berubah warna
menjadi kuning kehijauan karena teh bersifat asam.
B. Sabun cuci yang ditambahkan ekstrak bunga sepatu, maka akan berubah warna
menjadi kuning kehijauan karena sabun cuci bersifat asam.
C. Sabun cuci yang ditambahkan ekstrak bunga sepatu, maka akan berubah warna
menjadi merah karena sabun cuci bersifat asam.
D. Sari jeruk nipis yang ditambahkan ekstrak bunga sepatu, maka akan berubah warna
menjadi merah karena sari jeruk nipis bersiifat asam.
Melalui data beberapa ciri- C4 Perhatikan ciri-ciri larutan berikut! A 4
ciri larutan, peserta didik (1) Menyebabkan korosi pada logam
dapat menganalisi Larutan (2) Mengubah warna lakmus biru menjadi merah
asam. (3) Bilangan pH nya kurang dari 7
(4) Di dalam larutan melepaskan ion hidroksil
(5) Mudah bersenyawa dengan air
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, yang merupakan ciri-ciri larutan asam adalah ….
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 3, dan 4
C. 2, 3, dan 4
D. 2, 3, dan 5
Disajikan kasus penderita C4 Orang yang sedang mengalami sakit perut karena disebabkan asam lambung yang meningkat D 5
asam lambung, peserta dapat dinetralkan menggunakan antacid karena ....
didik mampu menganalisis A. Antacid mengandung garam yang dapat menghilangkan asam lambung
fungsi antasida untuk B. Antacid mengandung basa yang dapat memurnikan kelebihan asam lambung
menetralkan asam lambung C. Antacid mengandung asam yang lebih kuat untuk meredakan asam lambung
D. Antacid mengandung basa yang dapat menetralkan kelebihan asam lambung
Lembar Observasi
Keterlaksanaan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Nama :
Materi :
Pertemuan ke :
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda terhadap keterlaksanaan proses berpikir kritis yang
dilakukan oleh siswa.
Keterampilan Kritis Sub Indikator Kegiatan siswa Beri Tanda Ceklis Presentase
NO
yang tergali
4 3 2 1 0
Mengidentifikasi/merumuskan Memberikan respon
kriteria untuk terhadap pertanyaan
1. Memfokuskan
mempertimbangkan guru
Pertanyaan
kemungkinan jawaban
Menyebutkan contoh Menjelaskan contoh
kesetimbangan kimia
Bertanya dan
2. menjawab
Memberikan penjelasan Bertanya mengenai
pertanyaan
sederhana materi yang diajarkan
Mereview hasil
Membuat dan menentukan hasil pengamatan yang
6. Memutuskan suatu
pertimbangan berdasarkan fakta telah dilakukan
tindakan
Melakukan diskusi
kelompok
7. Berinteraksi dengan orang lain
Berinteraksi dengan Menyampaikan hasil
orang lain diskusi kelompok
Keterangan :
Observer
(………………………………)
Lembar Skor Rubrik
Keterlaksanaan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa