Oleh :
TUTIEK HIDAYANI, SE
NIP. 19790725 202221 2 014
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh :
TUTIEK HIDAYANI, SE
NIP. 19790725 202221 2 014
Assalamualaikum, Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
kepada jungjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para
Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui sejauh
bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
besarnya kepada:
1. Ade Suhedin, ST. Selaku Kepala Sekolah SMK Negeri Cibogo Subang
Usulan PTK.
i
4. Perpustakaan SMK Negeri Cibogo Subang
5. Suami, anak dan orang tua yang telah mendukung dan mendoakan atas
kelancaran PTK iniSegenap sahabat, handai taulan, dan semua pihak yang
Laporan PTK ini masih banyak kekurangannnya. Oleh karena itu, kritik dan
Tutiek Hidayani, SE
NIP. 19790725 202221 2 014
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2. Identifikasi Masalah............................................................................5
1.3. Analisis Masalah.................................................................................6
1.4. Rumusan Masalah...............................................................................6
1.5. Tujuan Penelitian................................................................................6
1.6. Manfaat Penelitian..............................................................................6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA.................................................................................8
2.1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas................................................8
2.2. Teori yang Mendasari Model Pembelajaran Kooperatif.....................9
2.2.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif.............................9
2.2.2. Tujuan Pembelajaran Konstuktivisme....................................17
2.2.3. Prinsip Pembelajaran Konstuktivisme....................................17
2.2.4. Karakteristik pembelajaran Konstruktivisme dibandingkan
pembelajaran Konvensional....................................................18
2.3. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif..........................................19
2.3.1 Definisi Model Pembelajaran Kooperatif...............................19
2.3.2 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif.................................21
2.3.3 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif.......................21
2.3.4 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif................................22
2.3.5 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif...............23
2.3.6 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif
.................................................................................................24
2.3.7 Model - Model Pembelajaran Kooperatif................................25
2.4. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.....................28
2.4.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.......28
2.4.2 Langkah–Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. .29
iii
2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw.............................................................................31
2.5. Konsep Kemampuan Analisis...........................................................32
2.5.1 Definisi Kemampuan Analisis................................................32
2.5.2 Indikator Kemampuan Analisis...............................................32
2.5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.............................33
2.5.4 Indikator Hasil Belajar............................................................35
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.............................................................37
3.1. Subjek Penelitian..............................................................................37
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................37
3.2.1 Lokasi Penelitian.....................................................................37
3.2.2 Waktu Penelitian.....................................................................37
3.3. Metodelogi Penelitian.......................................................................38
3.3.1 Sumber Data............................................................................38
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data......................................................38
3.3.3 Teknik Analisis Data...............................................................39
3.3.4 Indikator Kinerja.....................................................................39
3.4. Tahapan Penelitian............................................................................39
BAB IV. HASIL TINDAKAN KELAS DAN PEMBAHASAN..........................50
4.1. Deskripsi Tindakan...........................................................................50
4.2. Tahap Siklus.....................................................................................50
4.2.1 Tahap Pra Siklus......................................................................50
4.2.2 Tahap Siklus 1.........................................................................55
4.2.3 Tahap Siklus II........................................................................60
4.2.4 Tahap Evaluasi Akhir /Postest................................................63
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................66
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................68
5.1. Kesimpulan.......................................................................................68
5.2. Saran.................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................71
LAMPIRAN...........................................................................................................74
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
dari belajar kelompok yaitu dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan
penalaran dan pemikiranya, peserta didik dapat bertukar pikiran maupun
berdiskusi dengan teman sebaya. Selain itu peserta didik juga dalam proses
pembelajarannya pada kondisi saat ini lebih sering dihadapkan pada tugas yang
lebih kompleks seperti pemecahan masalah, berpikir kritis dan pembelajaran
konseptual
Dalam upaya mengatasi permasalahan rendahnya hasil belajar peserta didik,
salah satu alternatif yang dapat diterapkan adalah melalui penerapan model
pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat meningkatkan efektifitas dalam
pembelajaran dan dapat meningkatkan aktifitas peserta didik adalah model
kooperatif (Ardiyanto Agus, et.al 2013 hlm.3)
Dalam pembelajaran kooperatif ada beberapa variasi jenis model yang dapat
diterapkan guru dalam proses belajar mengajar di kelas. Jenis-jenis model tersebut
meliputi : Tipe Jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan
suatu strategi pembelajaran kooperatif yang efektif, dan telah terbukti memiliki
efek yang baik bila diterapkan pada rangkaian pelajaran akademis seperti studi
sosial, sastra, dan sains (Slavin dalam Huang Y-M,L,et.al, 2014, hml. 3). Selain
itu model pembelajaran Tipe Jigsaw merupakan salah satu strategi yang dapat
mendorong peserta didik aktif dan mencapai prestasi maksimal (Isjoni, 2010,
hlm.115). Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan suatu model
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari empat sampai lima orang dalam satu
kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan
mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya
(Lie dalam Lukman Syahril, 2016. hlm. 115). Ciri khas metode jigsaw ini yang
membedakan dengan metode dalam pembelajaran kooperatif lainnya ialah adanya
kelompok belajar (kelompok asal) dan kelompok ahli. Selain berfokus pada
interaksi teman sebaya dan penguasaan kemampuan penting, seperti pemikiran
kritis, pemecahan masalah, dan komunikasi, pembelajaran kooperatif berbasis
jigsaw juga membantu peserta didik mencapai sejumlah kemampuan dasar,
termasuk pemikiran independen, eksplorasi dan penelitian aktif, ekspresi yang
jelas, dan kerja tim.
5
KAJIAN PUSTAKA
8
9
PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di
dalam kelas.
Suharsimi Arikunto, (2010) menjelaskan bahwa PTK merupakan
gabungan definisi dari tiga kata yaitu “Penelitian” + “Tindakan“ + “Kelas”.
Penelitian dapat diartikan sebagai kegiatan mencermati suatu obyek dengan
menggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah. Tindakan yaitu
sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan
yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan.
Sedangkan Kelas yaitu sekelompok Peserta Didik yang dalam waktu yang
sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Peserta Didik
yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja, melainkan
dapat juga ketika Peserta Didik sedang melakukan karyawisata, praktikum di
laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan guru. Berdasarkan
pengertian di atas, komponen yang terdapat dalam sebuah kelas yang dapat
dijadikan sasaran PTK adalah Peserta Didik, guru, materi pelajaran, peralatan
atau sarana pendidikan, hasil pembelajaran (kognigtif, afektik, psikomotor),
lingkungan belajar, dan pengelolaan. Seorang guru dapat menemukan masalah
penelitian tindakan kelas berdasarkan komponen tersebut. PTK merupakan suatu
bentuk penelitian yang melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah
aktual yang dialami oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan
PTK, diharapkan guru memiliki peran ganda yaitu 4 sebagai praktisi dan
sekaligus peneliti. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu
kegiatan penelitian yang dilakukan guru di dalam kelasnya dengan permasalahan
diperoleh dari kegiatan refleksi diri dan disertai suatu tindakan dengan tujuan
untuk menyelesaikan masalah tersebut atau meningkatkan mutu pembelajaran
yang dilakukan.
Pada masa ini peserta didik telah menyesuaikan diri dengan realita kongkrit
dan harus berpengetahuan. Oleh karena itu dalam upaya meningkatakan kualitas
kognitif peserta didik, guru dalam melaksanakan pembelajaran harus lebih
ditunjukkan pada kegiatan pemecahan masalah atau latihan meneliti dan
menemukan (Semiawan dalam (Isjoni, 2010, hlm : 37). Dalam pembentukkan
otak dengan pengetahuan hafalan dan latihan yang berlebihan selain tidak
mewujudkan peningkatan perkembangan kognitif yang optimal, juga secara
psikologis tidak seimbangnya memfungsikan belahan otak sebelah kiri dan otak
sebelah kanan, akibatnya pembelajaran tidak dapat memotivasi pelajar untuk
berfikir kreatif dan inovatif.
Dijelaskan pula bahwa dalam perkembangan intelektual terjadi proses yang
sederhana seperti melihat, menyentuh, menyebut nama benda dan sebagainya,
serta adaptasi merupakan suatu rangkaian yang terjadi apabila tiap individu
sebagai hasil interaksi dengan dunia disekitarnya. Pada proses adaptasi ini Piaget
mengemukakan empat konsep dasar (Baharuddin dan Nur, 2008, hlm : 118-121)
sebagai berikut :
a) Skemata
Sekumpulan konsep yang digunakan ketika berinteraksi dengan lingkungan
disebut dengan skemata. Sejak kecil anak sudah memiliki struktur kognitif
yang kemudian dinamakan skema (schema). Skema terbentuk karena
pengalaman. Misalnya, anak senang bermain dengan kucing dan kelinci yang
sama-sama berbulu putih. Berkat keseringannya, ia dapat menangkap
perbedaan keduanya, yaitu bahwa kucing berkaki empat dan kelinci berkaki
dua. Pada akhirnya, berkat pengalaman itulah dalam struktur kognitif anak
terbentuk skema tentang binatang berkaki empat dan binatang berkaki dua.
Semakin dewasa anak, maka semakin sempurnalah skema yang dimilikinya.
Proses penyempurnaan sekema dilakukan melalui proses asimilasi dan
akomodasi.
b) Asimilasi
Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan
persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang
14
3. Pengetahuan Sosial
Pengetahuan sosial adalah pengetahuan yang didapat seseorang melalui
berinteraksi dengan orang lain. Proses interaksi ternyata akan melahirkan
sebuah pengetahuan baru.
Piaget menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses aktif dan
pengetahuan disusun di dalam pikiran peserta didik. Oleh karena itu, belajar
adalah tindakan kreatif diamana konsep dan kesan dibentuk dengan memikirkan
objek dan bereaksi pada peristiwa tersebut.
Disamping aktivitas dan kreativitas yang diharapkan dalam sebuah proses
pembelajaran dituntut interaksi yang seimbang, interaksi yang dimaksud adalah
adanya interaksi atau komunikasi antar guru dengan peserta didik, peserta didik
dengan peserta didik, dan peserta didik dengan guru.
2. Teori Belajar Konstruktivisme Vygotsky (Social Constructivism)
Karya Vygotsky didasarkan pada dua ide utama. Pertama, perkembangan
intelektual dapat dipahami hanya bila ditinjau dari konteks historis dan budaya
pengalaman anak. Kedua, perkembangan bergantung pada sistem-sistem isyarat
mengacu pada simbol-simbol yang diciptakan oleh budaya untuk membantu orang
berpikir, berkomunikasi dan memecahkan masalah, dengan demikian
perkembangan kognitif anak mensyaratkan sistem komunikasi budaya dan belajar
menggunakan sistem-sistem ini untuk menyesuaikan proses-proses berpikir diri
sendiri. Menurut Vygostsky (dalam (Huda, 2014. hlm ; 24-25), ketika peserta
didik bekerjasama untuk menyelesaikan tugas kelompok, mereka sering kali
berusaha untuk memberikan informasi, dorongan, atau ajaran pada teman satu
kelompoknya yang membutuhkan bantuan. Tingkat peerkembangan
sesungguhnya adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri sedangkan
tingkat pekerbanganpotensial adalah kemampuan pemecahan masalah dibawah
16
bimbingan orang dewasa melalui kerjasama dengan teman sebayanya yang lebih
mampu. Dengan demikian, tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan
memalui model Cooperative Learning.
Menurut Slavin (dalam Ratumanan, 2004, hlm : 49), ada dua implikasi
utama teori Vygotsky dalam pendidikan. Pertama, dikehendakinya setting kelas
berbentuk pembelajaran kooperatif antar kelompok-kelompok Peserta Didik
dengan kemampuan yang berbeda, sehingga peserta didik dapat berinteraksi
dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan strategi-
strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam daerah pengembangan
terdekat/proksimal masing-masing. Kedua, pendekatan Vygotsky dalam
pembelajaran menekankan perancahan (scaffolding). Dengan scaffolding, semakin
lama peserta didik semakin dapat mengambil tanggungjawab untuk
pembelajarannya sendiri.
a) Pengelolaan pembelajaran
Interaksi sosial individu dengan lingkungannya sengat mempengaruhi
perkembanganbelajar seseorang, sehingga perkemkembangan sifat-sifat dan
jenis manusia akan dipengaruhi oleh kedua unsur tersebut. Menurut Vygotsky
(dalam Slavin, 2011, hlm : 34), peserta didik melaksanakan aktivitas belajar
melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sejawat yang mempunyai
kemampuan lebih. Interaksi sosial ini memacu terbentuknya ide baru dan
memperkaya perkembangan intelektual peserta didik.
b) Pemberian bimbingan
Menurut Vygotsky, tujuan belajar akan tercapai dengan belajar
menyelesaikan tugas-tugas yang belum dipelajari tetapi tugas-tugas tersebut
masih berada dalam daerah perkembangan terdekat mereka (Wersch, dalam
Slavin, 2011, hlm : 34), yaitu tugas-tugas yang terletak di atas peringkat
perkembangannya. Menurut Vygotsky, pada saat peserta didik melaksanakan
aktivitas di dalam daerah perkembangan terdekat mereka, tugas yang tidak
dapat diselesaikan sendiri akan dapat mereka selesaikan dengan bimbingan
atau bantuan orang lain.
17
1. Belajar merupakan sebuah proses aktif, artinya peserta didik sendirilah yang
mengkonstruksi berbagai input yang diterimanya dalam belajar.
2. Peserta didik belajar dengan menyelesaikan konflik kognitif, artinya peserta
didik memecahkan beberapa ide dan prakonsepsi lainnya melalui
pengalaman, refleksi dan matagognisi.
3. Peserta didik aktif mengkonstruksikan makna, artinya peserta didik belajar
dengan melakukan konstruksi makna.
4. Konstruksi pengetahuan bukan sesuatu yang bersifat individu semata, artinya
belajar juga dikonstruksikan secara sosial.
5. Guru harus memiliki kemampuan yang baik tentang perkembangan anak dan
teori belajar sehingga dapat menilai lebih akurat belajar.
6. Belajar harus dikonseptualisasikan, tidak hanya mempelajari fakta-fakta
murni abstrak namun berhubungan dengan apa yang telah kita ketahui.
7. Belajar secara mendalam berarti mengkonstruksikan pengetahuan secara
menyeluruh dengan mengeksplorasi dan menengok kembali materi
sebelumnya.
8. Mengajar dengan memberdayakan peserta didik dalam mengkonstruksi akan
lebih baik menggunakan bahan-bahan hand-on dan riil daripada textbook.
d. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengkibatakan lain
menjadi pasif.
mempersentasikan hasil diskusi. Kegiatan akhir pada model jigsaw ini, guru
memberikan evaluasi mencakup semua topik permasalahan yang dibahas.
3) Group Investigations (GI)
Strategi belajar kooperatif GI dikembangakn oleh Shlomo Sharan dan Yeal
Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. Group Investigations (GI) merupakan
teknik cooperation learning di mana para peserta didik bekerja di dalam
kelompok-kelompok kecil untuk menangani berbagai macam proyek kelas.
Konsep yang dipelajari berupa informasi akademik tingkat tinggi dan
keterampilan inkuiri. Pemilihan topik pelajaran biasanya dilakukan oleh
peserta didik. Dalam metode ini hadiah atau point tidak diberikan. Penilaian
dapat dilakukan dengan menyelesaikan proyek dan menulis laporan, dapat juga
menggunakan tes essay.
4) Think Pair and Share (TPS)
Think Pair and Share (TPS) merupakan strategi pembelajaran yang
dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas of
Maryland pada tahun 1981 dan diadopsi oleh banyak penulis dibidang
pembelajaran kooperatif pada tahun-tahun selanjutnya. Pembelajaran ini
dilakukan dengan peserta didik saling berdiskusi antar teman sebelahnya (2
Peserta Didik) atau lebih, mengenai permasalahan/materi yang sampaikan oleh
guru. Informasi yang dipelajari berupa informasi akademik sederhana.
Penugasan pembelajaran ini yaitu peserta didik mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan secara sosial dan kognitif. Penilaian dapat dilakukan
secara bervariasi baik berupa tugas maupun tes individu.
5) Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) dikembangkan oleh oleh Russ Frank.
Pembelajaran tipe NHT hampir sama dengan tipe TPS yang merupakan suatu
pendekatan pembelajaran secara struktural. Pembelajaran dilakukan secara
berkelompok dengan anggota yang heterogen untuk mendiskusikan
permasalahan yang diberikan oleh guru. Hanya yang membedakan NHT yaitu
masing-masing peserta didik dalam satu kelompok memiliki nomor yang
berbeda. Ketika nomor disebutkan/dipanggil oleh guru, peserta didik dari
28
2011, hlm. 912). Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini mengambil pola cara
bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu peserta didik melakukan suatu kegiatan
belajar dengan cara bekerja sama dengan peserta didik lain untuk mencapai tujuan
bersama (Rusman, 2012, hml.217). Dalam kelompok besar, metode Jigsaw
merupakan alat yang sangat berguna untuk membantu membantu pengetahuan
29
dan pemahaman peserta didik yang terintegrasi dari berbagai sumber dan ahli
(Namdol Ngawang, et.al, 2015, hlm.79).
Pada pembelajaran tipe jigsaw ini guru membagi satuan informasi yang
besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi ke
dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat atau enam orang
peserta didik sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan
setiap komponen atau subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.
Peserta didik dari masing-masing kelompok lagi yang terdiri atas empat atau 5
orang. Peserta didik-peserta didik ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas
kooperatif dalam : (a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; (b)
merencanakan bagaimana mengerjakan sutopik bagaiannya kepada anggota
kelompoknya semula. Setelah itu, peserta didik tersebut kembali lagi ke kelompok
masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarakan informasi
penting dalam subtopik tersebut kepada temannya dan mengajarkan informasi
penting dalam subtopik tersebut kepada temannya.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model belajar kooperatif
dengan cara peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat
sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling
ketergantungan positif dan bertanggungjawab secara mandiri (Lie dalam buku
Rusman, 2012, hlm. 218). Dalam model kooperatif jigsaw peserta didik memiliki
banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang
didapat dan dapat meningkatkan ketrampilan berkomunikasi, anggota
bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian
materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasi kepada kelompok lain.
Dari berbagai pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Jigsaw ini
dikenal sebagai model pembelajaran kooperatif para ahli, karena anggota setiap
kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Tetapi permasalahn yang
dihadapi kelompok sama, setiap utusan dalam kelompok berbeda membahas
materi yang sama, kita sebut sebagi tim ahli yang bertugas membahas
permasalahan yang dihadapi, selanjutnya hasil pembahasan itu dibawa ke
kelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya.
30
1. Membedakan
Membedakan melibatkan proses memilah-milah bagian-bagian yang relevan
atau penting dari sebuah stuktur. Nama-nama lain untuk membedakan adalah
menyedirikan, memilah, memfokuskan dan memilih.
2. Mengorganisasikan
Mengorganisasikan melibatkan proses mengidentifikasi elemen-elemen
komunikasi atau situasi dan proses mengenali bagaimana elemen-eleman ini
membentuk sebuah stuktur yang koheren. Nama-nama lain untuk mengorganisi
adalah menemukan koherensi, memadukan, membuat garis besar,
mendeskripsikan peran dan menstukturkan.
3. Mengatribusikan
Mengatribusikan terjadi ketika peserta didik dapat menentukan sudut pandang,
pendapat, nilai, atau maksud yang mendasari materi. Mengatribusikan
melibatkan dekonstruksi yang didalamnya peserta didik menentukan tujuan
pengarang suatu tulisan yang diberikan oleh guru.
METODOLOGI PENELITIAN
37
dilaksanakan tanggal 13 Maret 2023 untuk melihat hasil belajar setelah dilakukan
treatment.
Rencana kegiatan dalam kurun waktu tersebut yaitu:
1. Hari pertama di minggu pertama melakukan persiapan membuat perangkat
pembelajaran, media gambar dan instrumen penelitian yang mendukung
dalam kegiatan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan kemampuan
menulis menggunakan media gambar
2. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari ke-2 minggu Keempat.
3. Refleksi dilakukan dihari pada saat melakukan tindakan di pertemuan ke 3.
4. Jika perlu perbaikan maka, perbaikan dilaksanakan pada minggu selanjutnya
yaitu pada pelaksanaan Siklus ke II
5. Jika Siklus 2 peningkatan masih belum maksimal maka akan dilaksanakan
Siklus 3 dan seterusnya
6. Dan kemudian dilakukan postest setelah pelaksanaan siklus 1 sampai 2
selesai
Kegiatan Awal :
Untuk mengawali kegaitan pembelajaran guru menginstruksikan peserta didik
untuk berdoa bersama, mengabsen kehadiran peserta didik, mengisi agenda kelas
dan menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegaitan
pembelajaran. Guru menyampaikan judul materi yang akan dibahas pada
pertemuan ini dilanjutkan dengan menyampaikan indikator yang ingin dicapai.
Untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap materi yang akan dibahas,
guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik dan memotivasi peserta didik
dikaitakan dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti :
Berikut ini penjelasan langkah-langkah yang dilakukan guru dan peserta didik
pada kegiatan inti pertemuan keempat :
Tahap I : Presentasi Guru/Pengajaran
Guru menampilkan beberapa slide power point mengenai Menganalisis
Transaksi Pendapatan Desa yaitu (1) Penyusunan APB Desa (2) Teknis dan
contoh Penyusunan APB Desa, (3) Pelaksanaan Pendapatan Desa, (4)
Penatausahaan Pendapatan Desa, dan (5) Analisis Transaksi Pendapatan , Guru
menjelaskan secara gambaran besar sementara peserta didik memperhatikan dan
mendengarkan materi yang sedang dijelaskan oleh guru. Guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang telah
dipelajari.
Tahap II : Pembentukan Kelompok Asal
Guru membentuk 5 kelompok (kelompok asal) yang masing-masing
kelompok terdiri dari 5-6 peserta didik. Guru merengking peserta didik untuk
pembelajaran kelompok. Setelah kelompok asal terbentuk, guru membagikan
lembar kerja kelompok mengenai materi yang harus dipahaminya sebagai bahan
untuk presentasi hasil diskusi kelompok diakhir kegiatan. Kemudian Guru
membagi topik pelajaran menjadi enam dan dibagikan kepada masing-masing
kelompok asal.
Setiap kelompok (kelompok asal) diberi bagian tugas materi yang berbeda-
beda,sebagai berikut : kelompok asal 1 materi Penyusunan APB Desa, kelompok
asal 2 materi Teknis dan contoh Penyusunan APB Desa, kelompok asal 3 materi
Pelaksanaan Pendapatan Desa, kelompok 4 materi Penatausahaan Pendapatan
Desa, dan kelompok asal 5 materi Analisis Transaksi Pendapatan.
Tahap III : Diskusi Kelompok Asal
Masing-masing kelompok asal berdiskusi mengumpulkan informasi untuk
menyelesaikan tugas sub bab masing-masing. Kemudian ketua kelompok
membagi sub bab materi untuk masing-masing anggotanya dan memberikan
nomor urut kepada anggotanya untuk memudahkan pembagian materi yang harus
dikuasainya.Sebagai contoh bagian materi yang ditugaskan sebagai berikut :
Kelompok asal 1 terdiri dari 6 orang peserta didik, ketua kelompok yang
bernomor urut 1, membagi tugas untuk anggota kelompoknya dengan materi
yang berbeda. Adapun pembagian tugas sebagai berikut : Anggota 2 yang
bernomor urut 2 harus mempelajari materi ke kelompok asal 2 yaitu materi
Teknis dan contoh Penyusunan APB Desa, anggota 3 yang bernomor urut 3 harus
mempelajari materi ke kelompok asal 3 yaitu Pelaksanaan Pendapatan Desa,
anggota 4 : yang bernomor urut 4 harus mempelajari materi ke kelompok asal 4
yaitu Penatausahaan Pendapatan Desa, dan kelompok asal, anggota 5 yang
bernomor urut 5 harus mempelajari materi ke kelompok asal 5 yaitu Analisis
Transaksi Pendapatan, dan Ketua mempelajari materi asal dibantu anggota yang
tersisa, dan begitu juga untuk kelompok 2 sampai kelompok 5.
Jika anggotanya kurang untuk dijadikan kelompok ahli maka ketua
kelompok akan merangkap untuk mempelajari kelompok asal dan kelompok ahli
maka dengan begitu ketua terpilih harusnya anaknya yang dinilai memiliki
kemampuan yang baik diantara teman-teman sekelompoknya. Dan jika berlebih
maka ketua dibantu oleh satu anggota kelompok untuk mempelajari materi asal
kelompoknya.Untuk ketua kelompok tidak berkunjung kepada kelompok ahli
tetapi tetap berada di kelompoknya (asal) untuk menyambut anggota kelompok
ahli dari beberapa kelompok asal.
Tahap IV : Diskusi Kelompok Ahli
Masing-masing anggota kelompok asal yang ditugaskan yang memiliki
nomor urut yang sama akan bertemu dengan anggota dari kelompok asal yang
berbeda yang mempunyai tugas sub bab yang sama dan membentuk kelompok
ahli. Para ahli mendiskusikan materi yang telah ditugaskan.
Kegiatan Penutup :
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
kemudian Guru dan peserta didik menutup pembelajaran dengan doa.
5. Pertemuan ke-5 (Siklus ke-2 dengan alokasi waktu 3 x 40 menit).
Pertemuan ke-5 masih merupakan pemberian treatment kedua yang
dilakukan pada hari senin tanggal 06 Maret 2023 pukul 07.30 sampai dengan
09.30 WIB.
Kegiatan Awal :
Untuk mengawali kegaitan pembelajaran guru menginstruksikan peserta didik
untuk berdoa bersama, mengabsen kehadiran peserta didik, mengisi agenda kelas
dan menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegaitan
pembelajaran.
Kegiatan inti :
Berikut ini penjelasan langkah-langkah yang dilakukan guru dan peserta didik
pada kegiatan inti pertemuan ke lima :
Tahap V : Diskusi Kembali Ke kelompok Asal
Setelah waktu untuk berdiskusi di kelompok ahli selesai, masing-masing
anggota tim ahli kembali ke kembali ke dalam kelompok asal. Dalam kelompok
asal, secara bergantian setiap anggota dituntut untuk menjelaskan kembali materi
sesuai dengan sub babnya kepada seluruh anggota dikelompok asal yang mereka
temukan dari diskusi dengan kelompok ahli. Kemudian kelompok asal
mendiskusikan diskusi untuk membahas soal analisis yang tertera dalam lembar
kerja yang telah disedikan oleh guru.
Tahap VI : Mengkomunikasikan Hasil Diskusi
Guru mempersilahkan masing-masing kelompok ahli untuk
mempresentasikan hasil diskusi dimuka kelas secara bergantian, masing-masing
kelompok ahli diberi waktu 15 – 20 menit untuk melakukan mempresentasikan
sampai tanya jawab, kemudian dialanjutkan mempresentasikan hasil analisis soal.
Untuk mempresentasikan hasil analisis soal guru menunjuk secara acak
perwakilan dari anggota asal untuk membacakan hasil analisis di muka kelas.
Setelah presentasi kelompok tersebut selesai. Peserta didik mendapat balikan
(feedback) dari guru tentang materi yang telah disampaikan dalam kelompok
kerja atau yang telah dipersentasikan sebagai penguatan terhadap materi yang
telah dipelajari.
Tahap V : Evaluasi peserta didik secara individu.
Guru memberikan soal tes dan lembar jawaban kepada peserta didik, waktu
yang diberikan untuk menjawab soal evaluasi selama 10 menit.Guru
menginstruksikan peserta didik untuk mengumpulkan lembar jawaban dan
kemudian menukar lembar jawaban secara silang untuk dikoreksi secara bersama.
Peserta didik memberikan nilai pada lembar jawaban yang telah dikoreksi dengan
bimbingan guru.
Kegiatan Penutup :
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
kemudian Guru dan peserta didik menutup pembelajaran dengan doa.
6. Pertemuan ke-6 ( alokasi waktu 3 x 40 menit)
a. Kegiatan yang dilakukan dipertemuan kedelapan yaitu melakukan posttest
kepada peserta didik yang dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 13 Maret
2023 pukul 07.30 sampai dengan 09.30 WIB, dimulai dengan kegiatan
dengan berdoa bersama, mengabsen kehadiran peserta didik, mengisi
agenda kelas dan menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegaitan pembelajaran.
b. Guru memberikan posttest kepada peserta didik untuk mengukur
kemampuan analisis setelah dilakukan treatment. Soal posttest yang
diberikan kepada peserta didik merupakan soal pada saat melakukan
pretest . Peserta didik diberi waktu untuk menyelesaikan soal selama 90
menit. Setelah waktu yang diberikan selesai, peserta didik diminta untuk
mengumpulkan soal dan lembar jawaban yang telah dikerjakan ketika
waktu pengerjaan berakhir. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan mengucapkan Alhamdulillah
BAB IV
51
banyak peserta didik yang belum bisa memenuhi ketuntasan belajar minimum,
dimana untuk ketuntasan minimumnya adalah 80. Soal pretest menggunakan soal
uraian yang akan mengukur tingkat analisis Peserta Didik dengan demikian
Peserta Didik diharapkan juga mampu mengisi soal uraian yang diberikan
berdasarkan pada kemampuan analisisnya. Dari hasil pretest, bisa dilihat dari
tabel 4 dibawah ini :
Tabel 4. Hasil Nilai Pra Siklus/ Pretest
B. Refleksi
Dari hasil penilaian kognitif dan afektif di atas, penulis menganalisis
bahwa ada penemuan dalam pembelajaran yang dilakukan, yaitu :
1. Hasil pembelajaran belum memenuhi target
2. Kedisiplinan Peserta Didik masih belum maksimal
3. Keaktifan Peserta Didik masih belum maksimal
Berdasarkan temuan tersebut, maka penulis menyimpulkan tindakan
yang perlu dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Sehingga langkah yang dilakukan guru yaitu menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dengan mengutamakan terjadinya kolaborasi antara guru
dan murid yang dalam kegiatan pembelajaran serta peran peserta didik yang aktif
dan kurang aktif di satukan berdasarkan pada rangking tingkat kemampuan
dimana lebih aktif dalam kelompok dipasangkan dengan yang kurang aktif dan
diharapkan menjadi Leader dalam melakukan diskusi.
Selain menggunakan rumus di atas dapat juga dicari melaui bantuan sofware
SPSS versi 21 dengan mendeteksi nilai Mean pada tabel statistik. Analisis dari
hasil yanga ditujukan niali Mean pada tabel Statistics ditafsirkan pada rentang
tingkat kesukaran.
Untuk mengklasifikasikan tingkat kesukaran soal, digunakan kriteria
tingkat kesukaran. Kriteria tingkat kesukaran suatu item soal dapat dilihat pada
Tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5. Indeks kesukaran
Dengan menggunakan SPSS versi 21 maka tingkat kesukaran tiap butir soal
tes kemampuan analsis peserta didik yang diperoleh dapat dilihat dalam Tabel 7
sebagai berikut :
Tabel 7. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal
B. Tindakan
Tindakan siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 13 Februari dan 20 Februari
2023, dalam dua kali pertemuan dengan satu kali pertemuan (3 x 40 menit)
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang
mengutamakan terjadinya kolaborasi guru dan murid serta peran Peserta Didik
dan keaktifan Peserta Didik sangat diutamakan. Langkah yang dilakukan guru
yaitu dengan:
1. Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok
terdiri atas 6-7 siswa yang heterogen dengan kemampuan berbeda-beda baik
tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah serta jika mungkin anggota
kelompok berasal dari ras, budaya, dan suku yang berbeda serta kesetaraan
gender. Kelompok ini disebut kelompok asal.
2. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian
materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Dalam tipe Jigsaw ini, siswa diberi tugas mempelajari
salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi
pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut
kelompok ahli (Counterpart Group/CG).
3. Dalam kelompok ahli siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang
sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya
jika kembali ke kelompok asal.
4. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik kelompok ahli maupun kelompok
asal.
5. Setelah berdiskusi dalam kelompok ahli maupun asal, selanjutnya dilakukan
presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu
kelompok untuk menyajikan materi hasil diskusi yang telah dilakukan agar
guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah
didiskusikan.
6. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
C. Pengamatan
Dari tindakan yang dilakukan tersebut, guru melakukan pengamatan
terhadap proses belajar dari awal sampai akhir. Kemudian pada siklus 1 ini
ditemukan data-data sebagai berikut :
Tabel 9. Hasil Perkembangan Siklus I
D. Refleksi
Berdasarkan dari hasil belajar Peserta Didik di siklus 1, diperoleh data
hasil belajar, presentase ketuntasan belum mencapai indikator keberhasilan
yang tinggi. Dari hasil observasi pada siklus I dapat diuraikan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1) Peserta Didik masih kurang aktif dalam berdiskusi dan bertanya kepada
guru dan Peserta Didik yang lain masih belum memahami mengenai
materi pelajaran. Sehingga hanya beberapa Peserta Didik saja yang
aktif bertanya Peserta Didik sudah melaksanakan diskusi dalam kelompok
saat proses penemuan. Namun hanya beberapa Peserta Didik saja,
sehingga Peserta Didik lain hanya masih terlihat belum aktif.
2) Hasil belajar kognitif Peserta Didik masih belum maksimal . Hal ini
dapat dilihat dari hasil evaluasi pengetahuan siklus I.
Dari beberapa permasalahan yang menyebabkan pelaksanaan
pembelajaran tidak maksimal, maka dilakukan refleksi dan evaluasi sehingga
diperoleh solusi untuk memperbaiki kekurangan dari siklus I. Berikut catatan-
catatan yang digunakan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya:
1) Guru dapat memberikan semangat dan motivasi kepada Peserta Didik
sehingga Peserta Didik akan lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.
2) Guru dapat merangsang Peserta Didik untuk lebih aktif dan memberikan
kesadaran Peserta Didik tentang pentingnya pembelajaran.
3) Guru akan merencanakan pembelajaran di siklus 2 dengan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan presentasi, sehingga
Peserta Didik mampu untuk menyerap pembelajaran dengan baik.
B. Tindakan
Tindakan siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 Februari 2023
dan tanggal 06 Maret 2023 yaitu pertemuan empat dan pertemuan lima yang
dalam satu kali pertemuan (3 x 40 menit) dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang mengutamakan terjadinya kolaborasi
diantara peran Peserta Didik dan keaktifan Peserta Didik sangat diutamakan.
Langkah yang dilakukan guru yaitu dengan:
a. Merumuskan tujuan pembelajaran
b. Mengorganisasikan Peserta Didik dalam kelompok-kelompok belajar
c. Menyiapkan materi yang berisi presensi, tujuan pembelajaran, video
stimulus beserta pertanyaan analisisnya, video bahan ajar, LKPD, forum
diskusi perkelompok, refleksi, pos tes yang terdiri dari uraian.
Melakukan pemantauan pada kegiatan kelompok memberikan
tanggapan-tanggapan pada diskusi perkelompok yang terdiri dari 5 kelompok
dengan jumlah perkelompok 6-7 orang.
C. Pengamatan
Dari tindakan yang dilakukan tersebut, guru melakukan pengamatan
terhadap proses belajar dari awal sampai akhir dengan kelompok yang masih
sama. Kemudian pada siklus 2 ini ditemukan data-data sebagai berikut :
Tabel 11. Hasil Perkembangan Kelompok Siklus II
Dari pengamatan siklus 2 mulai terlihat hasil belajar peserta didik sedikit
meningkat pada pertemuan ketiga diawal diberikan pretest dengan diberikan soal
materi uraian hasil rata-rata peserta didik adalah 33,79 dan kemudian masih di
siklus 2 pada pertemuan keempat kembali diberikan soal Postest dengan soalnya
yang sama kemudian terlihat ada peningkatan nilai rata-rata peserta didik menjadi
81,07 dengan nilai ketuntasan adalah 75 dan terdapat 96,97% Peserta Didik yang
telah mencapai nilai ketuntasan minimal.
Tabel 12. Data Peserta Didik Menurut Predikat dan Pencapaian KBM
E. Refleksi
Berdasarkan dari hasil belajar Peserta Didik di siklus II, diperoleh data
hasil belajar, presentase ketuntasan sudah mencapai indikator keberhasilan
yang tinggi. Dari hasil observasi pada siklus II dapat diuraikan beberapa hal
sebagai berikut:
3) Peserta Didik sudah mulai aktif bertanya kepada guru dan pada Peserta
Didik lain mengenai materi pelajaran yang belum dimengerti.
Sehingga dalam proses diskusi sudah mulai aktif, dan mulai mampu
melaksanakan diskusi dalam kelompok saat proses penemuan. Namun
masih ada beberapa Peserta Didik yang masih belum bisa aktif dalam
diskusi.
4) Hasil belajar kognitif Peserta Didik sudah meningkat dari indikator
yang telah ditentukan. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi
pengetahuan siklus II.
Hasil N-Gain Score dari hasil pretest dan postest pada model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dapat dilihat pada Tabel 16 sebagai berikut :
Tabel 16. Uji Perbedaan Antara Skor Pretest dan Posttest N-Gain Score
Descriptive Statistics
Minimu Maximu Std.
N m m Mean Deviation
Ngain_Score 33 ,27 ,95 ,7056 ,17639
Ngain_Score_Perse 33 27,42 94,56 70,5550 17,63879
n
Valid N (listwise) 33
Sumber : SPSS
Rata- Interpretasi
Data Rata Peningkatan N-Gain Indeks N-Gain
Skor
Pretest 26.515 Tinggi
52.0303 0.7057 G > 0,7 ≤ 1,0
Posttest 78.545
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI Kompetensi Jurusan Akuntansi
di SMK Negeri Cibogo, yang dibuktikan dengan meningkatnya persentase skor
rata-rata hasil belajar peserta didik. Bedasarkan hasil data nilai pengetahuan dan
keterampilan diperoleh sebelum dilakukan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw dan Sesudah dilakukan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pada
siklus I dilakukan treatment dan kemudian dilakukan evaluasi Dilihat dari hasil
belajar siklus 1 pada pertemuan pertama diawal diberikan pretest dengan
diberikan soal materi uraian hasil rata-rata peserta didik adalah 32,80 dan
kemudian masih di siklus 1 pada pertemuan kedua kembali diberikan soal Postest
dengan soalnya yang sama kemudian terlihat ada peningkatan nilai rata-rata
peserta didik menjadi 75,17 dengan nilai ketuntasan adalah 75 dan terdapat
78,78% Peserta Didik yang telah mencapai nilai ketuntasan minimal. Pada siklus
I ke siklus II, Dari pengamatan siklus 2 mulai terlihat hasil belajar peserta didik
sedikit meningkat pada pertemuan ketiga diawal diberikan pretest dengan
diberikan soal materi uraian hasil rata-rata peserta didik adalah 33,79 dan
kemudian masih di siklus 2 pada pertemuan keempat kembali diberikan soal
Postest dengan soalnya yang sama kemudian terlihat ada peningkatan nilai rata-
rata peserta didik menjadi 81,07 dengan nilai ketuntasan adalah 75 dan terdapat
96,97% Peserta Didik yang telah mencapai nilai ketuntasan minimal. Dari hasil
siklus I, dan II maka bisa kita lihat bahwa dari kesemua tahap telah
mengalami peningkatan rata-rata hasil belajar siswa.
Pada Nilai Pretest dan Postest yang dilakukan di awal sebelum treatment
dan sesudah pemberian treatment diperoleh bahwa dari perhitungan efektivitas
hasil belajar yang dilihat dari perhitungan NGain-Score dilihat dari Nilai Mean
69
atau rata-rata N-Gain Nya diperoleh nilai N-Gain nya adalah 0,71 > 0,70
diperoleh kategori tinggi maka dapat disimpulkan bahwa efektivitasnya tinggi
lalu untuk N-Gain Persennya Nilai Mean atau rata-rata yang diperoleh yaitu
70,550 bisa dilihat untuk kategori tafsiran Nilai N-Gain ini Lebih kecil dari 76
maka tafisirannya cukup Efektif atau bisa diartikan bahwa penggunaan model-
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sudah efektif dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik dengan kata lain dimana terdapat perbedaan yang
signifikan sesudah menggunakan model pembelajaran tipe Jigsaw lebih tinggi
dibandingkan dengan sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw.
Dan terjadi pula peningkatan kemampuan peserta didik sebelum ke sesudah
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada kelas XI AKL
diketahui bahwa skor rata-rata posttest lebih tinggi dari pada skor rata-rata
pretest dengan peningkatan sebesar 52,0303, dan diketahui pula rata-rata N-
Gain sebesar 0.7056, maka jika dibandingkan dengan indeks N-Gain peningkatan
kemampuan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran tipe
Jigsaw termasuk kategori tinggi.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Guru perlu menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif yang diharapkan
dapat memicu hasil belajar peserta didik, sehingga peserta didik memiliki
nilai maksimal.
2. Bagi Peserta didik
a. Peserta didik mencoba menumbuhkan keinginan untuk berhasil dalam
belajar.
b. Peserta didik dalam melaksanakan diskusi kelompok berusaha
mengutarakan pendapat perlu ditingkatkan lagi, agar peserta didik
menjadi lebih percaya diri dalam mengutarakan pendapatnya dan bertanya
pada guru
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini hanya berfokus pada kondisi kelas dan tidak
menyampaikan mengenai kondisi masing-masing peserta didik dalam kelas
oleh sebab itu, bagi penelitian yang selanjutnya diharapkan dapat
dilakukan penelitian tidak hanya berfokus pada kondisi kelas tetapi juga
pada masing masing peserta didik yang ada di dalamnya. Pada penelitian
selanjutnya diharapkan tidak hanya memberikan kesempatan kepada
beberapa kelompok saja untuk mempresentasikan hasil diskusi tetapi
memberikan kepada semua kelompok yang ada
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Anderson Lorin, & D. R. K. (2017). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
Pengajaran dan Asesment. Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. PT Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara.
Baharuddin dan Nur, E. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Ar-Ruzzmedia.
Bloom, B.S,et.al. (1956). Taxonomy of EducationalObjectives Handbook 1,
Cognitive Domain. New York: Longmans Green & Co.
Daryanto dan Muljo, R. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava
Media.
Eggen, P. dan D. K. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran (6th ed.). PT.
Indeks.
Huda, M. (2014a). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Pustaka Pelajar.
Huda, M. (2014b). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Pustaka Pelajar.
Isjoni. (2009). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok.
Alfabeta.
Isjoni. (2010). Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia-Malaysia. Pustaka
Pelajar.
Isjoni. (2014). Cooverative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar
Berkelompok. Alfabeta.
Lestari, K. E., & Yudhanegara, M. R. (2017). Penelitian Pendidikan Matematika.
PT. Refika Aditama.
Liu & Mathews. (2005). Vygotsky’s philosophy: Constructivism. 6(3), 386–399.
Muijs, Daniel, & R. D. (2008). Effective Teaching , Teori dan Praktek
(terjemahan). Pustaka Pelajar.
Ratumanan, T. . (2004). Belajar dan Pembelajaran UNESA. UNESA.
Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. PT RajaGrafindo Persada.
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta.
Slavin, R. E. (2005). Cooperative Learning. Nusa Media.
Slavin, R. E. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif. PT. Bumi Aksara.
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosda Karya
Sudjana, N. (2012). Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar (17th ed.). Remaja
Rosdakarya.
Suprijono, A. (2013). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Pustaka
72
Pelajar.
Thobroni, M. (2011). Belajar dan Pembelajaran ( Pengembangan Wacana dan
Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional ). Ar Ruzz Media.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara.
Yudi Munadi. (2010). Media Pembelajaran. Gaung Persada.
Jurnal :
Ardiyanto Agus, S. S. & S. (2013). Efektivitas Penerapan Model Kooperatif Tipe
Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa di SMA
Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012. 1, 11.
Fajrin Hans Fitria, Suryadi Budi Utomo & Haryono. (2016). Studi Komparasi
Model Pembelajaran Teams Achievment Division (STAD) dengan Games
Tournament (TGT) Ditinjau Dari Kemampuan Analisis Terhadap Prestasi
Belajar Siswa (Pokok Bahasan Sistem Periodik Unsur kelas X Semester
Gasal SMA Negeri 1 Muntilan Tahun 2015/2016). 5 (2), 98-107.
Huang Y-M,Liao, Y-W, Huang, S-H & Chen,H-C. (2014). A Jigsaw-based
Cooperative Learning Approach to Improve Learning Outcome For Mobile
Situated Learning. Educational Technology & Society,17 (1), 128-140.
Ibraheem, T. L. (2011). Effects of two modes of student teams-achievement
division strategies on senior secondary school students’ learning outcomes in
chemical kinetics. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching,
12(2), 2011.
Lukman Syahril, K. P. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw dan STAD Terhadap Hasil Belajar Geografi ditinjau dari Motivasi
Belajar Siswa kelas VII SMP Negeri Jatinom Kalten Tahun Pelajaran
2013/2014o Title.
Maden Sedat. (2011).Effect of Jigsaw I Technique on Achievement in Written
Expression Skill. 11(2) , 911-917.
Meltzer, D. E. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation And
Conceptual Learning Gsin in Physics: A possible inhidden Variabei in
Diagnostic pretest score. Ames: Departement of physics and
Astronomy,Lowa state University.
Namdol Ngawang et.al. (2015). Student Learning Outcomes In Responseto
Lecture Method and Jigsaw Teaching Methods. Jounal of Nursing and
Health Science, 4 (3), PP 78-83
Rahayu Endang Sri. (2013). Model Application Of Learning Cooperative
Learning Type Jigsaw For Increase Learning Outcomes Social Studies. 2nd
International Seminar on Quality and Affordable Education (ISQAE).
Laporan Penelitian
Fitri Nur Hartati. (2020). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan
Menerapkan Model Discovery Learning Pada Peserta Didik Kelas X Ips
1 SMA IT Nur Hidayah.
LAMPIRAN
Lampiran 1
SILABUS
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konteks, prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dasar operasional, dan metakognitif sesuai dengan dengan bidang akuntansi dan lembaga keuangan.
bidang dan cakupan kerja Akuntansi dan Keuangan Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas
Lembaga pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan
kompleks, berkenaan dengan ilmu keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
pengetahuan,teknologi, seni, budaya, dan humaniora produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
dalam konteks potensi pengembangan diri sebagai ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, kesatuan sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan pengawasan langsung.
internasional. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
76
pengawasan langsung
SOAL SIKLUS 1
Tertibnya administrasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga
pertanggungjawaban dalam pengelolaan aset desa, menjadi kunci utama
keberhasilan pemanfaatan aset sebagai kekayaan yang dapat dimanfaatkan
masyarakat pedesaan di Kabupaten Bandung. Sekertaris daerah (Sekda)
menyebutkan, aparat desa harus memahami secara utuh mengenai pengelolaan
keuangan dan aset desa, karena dua komponen tersebut akan menjadi objek
pemeriksaan audit yang akan dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
RI. Sekda mengatakan, perlu adanya pembinaan dalam meningkatkan kinerja
para perangkat desa. Melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD)
Kabupaten Bandung. Pembinaan diberikan melalui sosialisasi atau pelatihan
kepada perangkat desa agar dihasilkan sumber daya manusia (SDM) yang
memadai dan kompeten dalam pengelolaan aset dan keuangan desa.
(https://www.ayobandung.com/read/2018/pengelolaan-keuangan dan-aset-desa-
jadi-objek-audit-bpk.)
Berdasarkan artikel diatas, identifikasikanlah
1. Jelaskan tugas-tugas kepala desa dan perangkat desa?
2. Kemampuan apa yang harus dimiliki oleh perangkat desa dalam pengelolaan
dana desa?
3. Jelaskan peranan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI dalam
mengaudit pengelolaan dana Desa.
4. Analisis lah Bagaimana siklus penganggaran keuangan dana desa, bagaimana
menentukan dana yang dianggarkan ?
5. Bagaimana Siklus manajemen keuangan Desa? Jelaskanlah
SOAL SIKLUS II
6. Jelaskan Perbedaan antara APB Desa, APBD, dan APBN!
7. Analisis lah perbedaan yang mendasar antara APB Desa, APBD dan APBN
dalam pembiayan !
Pada tanggal 17 Januari 2019, Desa Maju Jaya menerima bantuan keuangan dari
provinsi sebesar 50.000.000,-untuk disalurkan kepada warga miskin. Bantuan
keuangan tersebut langsung ditransfer ke Rekening Kas Desa yang ada di Bank
Perak.
8. Bagaimana analisis untuk transaksi penerimaan pendapatan desa tersebut!
9. Bagaimana siklus penganggaran keuangan Dana desa dan bagaimana
menentukan dana yang dianggarkan?
84
10. Bagaimana dokumen pertanggungjawaban yang dibuat oleh bendahara desa
dalam penatausahaannya?
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw peserta didik yang berkolaborasi dengan guru (A) dapat mendeskripsikan hubungan antara
sumber daya dengan dengan kebutuhan manusia serta menyajikan (HOTS) hasil pengamatan tentang hal
utama penyebab kelangkaan (B) dengan penuh tanggung jawab, disiplin dan pro aktif dengan selalu
memunculkan nilai Creative, Critical thinking, Communicative, dan Collaborative (4C) (D)
Waktu
Pendekatan : Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke- 2 dan ke-3 (3 x 40
Scientific menit)
learning
Pertemuan Ke-2
Model Kegiatan Pendahuluan
pembelajaran: Guru :
Kooperatif tipe Orientasi
Jigsaw Melakukan pembukaan dengan mengucapkan salam pembuka dan
Media berdoa untuk memulai pembelajaran.
Pembelajaran : Memeriksa kehadiran peserta didik.
Hand out atau Mengisi agenda kelas.
power point Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegaitan
Lembar kerja pembelajaran.
siswa Apersepsi
Alat/Bahan : Mengaitakan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
Papan tulis, dengan pengalaman peserta didk dengan kehidupan sehari-hari.
spidol, laptop, Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
LCD yang akan dilakukan.
Sumber Motivasi
Belajar : Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
Modul, link kan dipelajari.
Youtube Video
86
Pembelajaran, Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
slide power berlangsung.
point Pemberian acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang kan dibahas pada pertemuan
saat ini.
Memberitahukan kompetensi dasar, KKM, dan indikator
pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan yang berlangsung .
Kegiatan Inti :
Pembagian Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Menyampaikan tujuan dan Guru menata ruang kelas untuk
memotivasi siswa pembelajaran kelompok.
Guru merengking peserta didik
untuk pembelajaran kelompok.
Guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin di capai
pada pembelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar.
Menjelaskan mekanisme
pelaksanaan pengalaman belajar
sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran
Menyajikan Informasi Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan dengan
menyuguhkan berbagai fakta,
pengalaman yang berkaitan langsung
dengan materi pelajaran.
Group atau kelompok Siswa dikelompokkan menjadi
asal/dasar kelompok asal/dasar dengan anggota
5 sampai 6 orang dengan
kemampuan akademik yang
heterogen. Setiap anggota kelompok
diberikan sub pokok bahasan atau
topik yang berbeda untuk mereka
pelajari.
Kelompok ahli atau export Guru menyuruh siswa yang
group mendapat topik sama berdiskusi
dalam kelompok ahli.
Tim ahli kembali pada Siswa kembali ke kelompok asal/
kelompok dasar untuk menjelaskan apa yang
mereka dapatkan dalam kelompok
ahli.
Kegiatan Penutup :
Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
Guru Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya adalah presentasi kelompok dan evaluasi.
Guru dan peserta didik menutup pembelajaran dengan doa.
Pertemuan Ke- 3
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan mengucapkan salam pembuka dan
berdoa untuk memulai pembelajaran.
Memeriksa kehadiran peserta didik.
Mengisi agenda kelas.
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegaitan
pembelajaran.
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Kegiatan belajar dan tim Mengkomunikasikan
Guru mempersilahkan masing-masing
kelompok untuk mempersentasikan
hasil diskusinya di depan kelas secara
bergantian.
Masing-masing kelompok diberi
kesempatan untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya sampai sesi
tanya jawab selama 15 menit.
Peserta didik lainnya menyimak dan
diberi kesempatan oleh guru untuk
bertanya kepada kelompok yang
presentasi dan memberikan jawaban
atas pertanyaan tersebut.
Guru menunjuk secara acak kelompok
untuk mempresentasikan terkait dengan
soal kasus yang telah dianalisis peserta
didik secara bersama di dalam
kelompoknya.
Setelah kegiatan presentase kelompok
selesai, guru memberikan umpan balik
positif kepada peserta didik.
Masing-masing kelompok
mengumpulkan kembali Lembar Kerja
hasil diskusi kelompok kepada guru.
Kuis (Evaluasi) Guru memberikan soal tes dan lembar
jawaban kepada peserta didik secara
individu terkait dengan materi yang
telah pelajari pada pertemuan
sebelumnya. Hasil tes inilah yang
menunjukkan bagaimana tingkat
kemampuan analisis peserta didik
secara individu sekaligus sebagai dasar
penilaian bagi penghargaan kelompok
terbaik.
Peserta didik tidak diperkenankan untuk
bekerja sama dalam menyelesaikan
soal evaluasi hal ini dilakukan untuk
menjamin agar peserta didik secara
individu bertanggungjawab kepada diri
sendiri dalam memahami bahan ajar
tersebut.
Penghargaan Prestasi Setelah selesai mengerjakan soal tes,
Tim peserta didik saling bertukar lembar
jawaban dengan tim lain untuk
diperiksa dan dinilai secara bersama
dengan bimbingan guru.
Guru menghitung dan menjumlah skor
setiap kelompok. Kemudian
mengumumkan kelompok yang
mendapatkan skor tertinggi lalu
memberikan reward kepada kelompok.
Kegiatan Penutup :
Peserta didik :
Membuat kesimpulan pelajaran tentang point-point yang penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Guru :
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
adalah Analisis Transaksi Pendapatan desa
Guru menginstruksikan peserta didik untuk mempelajari materi
yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
Guru dan peserta didik menutup pembelajaran dengan doa.
Penilaian
Teknik Penilaian
a. Pengetahuan
Jenis Tagihan : Tes
Bentuk instrumen : Pilihan Ganda
Instrumen : Pilihan ganda digunakan untuk menilai pengatahuan peserta didik dalam
memahami materi pengertian, jenis-jenis kebutuhan manusia, dampak kebutuhan manusia yang tidak terbatas
dan sumber daya alat pemuas kebutuhan
Soal : Evaluasi model pembelajaran Jigsaw untuk siklus 1
1. Dalam menyelenggarakan pemerintah desa, Kepala Desa mempunyai tugas...
a. Menyelenggarakan pemerintahan desa dan melaksanakan pembangunan desa
b. Melakukan pembinaan kemasyarakatan desa dan melakukan pembenrdayaan masyarakat
desa
c. Jawaban pada huruf A dan huruf B salah
d. Jawaban pada huruf A dan huruf B benar
2. Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan...
a. Kerja perangkat desa menarik pajak
b. Penerimaan dari pajak bumi dan bangunan
c. Uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksana hak dan kewajiban desa
d. Pajak dari setiap warga desa.
3. Sekretaris desa dalam urusan keuangan di desa mempunyai tugas....
a. Penyeleksian
b. Pengawasan
c. Pembelanjaan
d. Koordinator
4. Barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa dibeli atau diperoleh atas beban APB
Desa atau perolehan hak lainnya yang sah adalah...
a. Aset desa
b. Dana desa
c. Kekayaan desa
d. Harta desa
5. Dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam anggaran pendapatan dan belanja
daerah kabupaten/kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus disebut....…
a. Aset desa
b. Alokasi Dana Desa
c. Dana desa
d. APB Desa
6. ADD (Alokasi Dana Desa) paling sedikit diterima oleh desa sebesar....% dari dana perimbangan
yang diterima kabupaten/kota dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota
setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus…
a. 30%
b. 25%
c. 20%
d. 10%
7. Kepala Desa menyampaikan laporan hasil pelaksanaan APB Desa kepada Bupati setiap ……
a. Triwulan
b. Semester
c. 1 tahun
d. 2 tahun
8. Seluruh pendapatan desa diterima dan disetorkan melalui desa dan penggunaanya ditetapkan
dalam …
a. Keputusan Kepala Desa
b. Peraturan BPD
c. Rembug warga
d. APB Desa
9. Dana desa adalah dana yang bersumber dari …
a. Anggaran kecamatan
b. Anggaran kabupaten
c. Anggaran provinsi
d. Anggaran dan Pendapatan belanja negara
10. Bendahara desa adalah unsur staf....
a. Kepala seksi di desa
b. Kepala urusan di desa
c. Sekretaris desa
d. Kepala dusun di desa
Kunci Jawaban
1. D 2. C 3. D 4. A 5. B
6. D 7. C 8. D 9. D 10. B
Pedoman Pemberian Penghargaan atas keberhasilan individu dan kelompok pada model
pembelajaran Jigsaw :
1. Menghitung skor Individu
Perhitungan Perkembangan Skor Individu
No. Nilai Tes Skor
Perkembangan
1. Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 0 poin
2. 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar 10 poin
3. Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar 20 poin
4. Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin
5. Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor 30 Poin
dasar)
A. Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw peserta didik yang berkolaborasi dengan guru (A) dapat mendeskripsikan hubungan antara
sumber daya dengan dengan kebutuhan manusia serta menyajikan (HOTS) hasil pengamatan tentang hal
utama penyebab kelangkaan (B) dengan penuh tanggung jawab, disiplin dan pro aktif dengan selalu
memunculkan nilai Creative, Critical thinking, Communicative, dan Collaborative (4C) (D)
94
berlangsung.
Pemberian acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang kan dibahas pada
pertemuan saat ini.
Memberitahukan kompetensi dasar, KKM, dan indikator
pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan yang
berlangsung .
Kegiatan Inti :
Pertemuan Ke- 5
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan mengucapkan salam pembuka
dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
Memeriksa kehadiran peserta didik.
Mengisi agenda kelas.
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegaitan pembelajaran.
Penilaian
Teknik Penilaian
a) Pengetahuan
Jenis Tagihan : Tes
Bentuk instrumen : Pilihan Ganda
Instrumen : Pilihan ganda digunakan untuk menilai pengatahuan peserta didik dalam
memahami materi pengertian, jenis-jenis kebutuhan manusia, dampak kebutuhan manusia yang tidak terbatas
dan sumber daya alat pemuas kebutuhan
Soal : Evaluasi model pembelajaran Jigsaw untuk siklus 2
1. Keuangan desa yaitu....
a. Uang yang bersumber dari dana desa dan alokasi dana desa
b. Semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang
dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa
c. Semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang yang bersumber dari
pendapatan asli desa
d. Semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang yang berasal dari penjualan
desa
2. Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Di bawah ini yang merupakan
urutan yang benar dari Pengelolaan Keuangan Desa adalah…….
a. Perencanaan, Pelaksanaan, Pelaporan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban
b. Perencanaan, Penatausahaan, Pelaksanaan, Pelaporan, Pertanggungjawaban
c. Perencanaan, Pelaksanaan, Pembukuan, Pertanggungjawaban, Pelaporan
d. Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pelaporan, Pertanggungjawaban.
3. Berdasarkan permendagri Nomor 113 Tahun 2014 bahwa Kepala Desa adalah pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan desa oleh karena itu Kepala Desa dapat mengambil alih tugas
dari seorang Bendahara Desa. Pernyataan tersebut menurut anda adalah ...
a. Pernyataan tersebut benar karena Kepala Desa mempunyai wewenang tersebut
b. Pernyataan tersebut salah karena tidak sesuai dengan ketentuan yang belaku
c. Kedua-duanya benar
d. Kedua-duanya salah
4. Sekretaris Desa adalah Koordinator Teknis Pengelolaan Keuangan Desa. Maka Sekretaris Desa
mempunyai tugas antara lain melakukan verifikasi terhadap,...
a. Membuat rancangan RAPBDes
b. Memverifikasi administrasi keuangan
c. Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
d. Semua jawaban benar
5. Seluruh sumber pendapatan dan pengeluaran desa harus di catat di …
a. Anggaran penerimaan dan pengeluaran keuangan desa
b. Keuangan desa
c. Anggaran desa
d. Anggaran pendapatan dan belanja desa
6. Pendapatan desa yang berasal dari dana perimbangan pusat dan daerah diberikan kepada desa
berupa alokasi dana desa sekurang-kurangnya ………
a. 10%
b. 20%
c. 25%
d. 15%
7. Pendapatan desa yang berasal dari pajak daerah paling sedikit diberikan kepada desa sebesar
……
a. 10%
b. 20%
c. 25%
d. 15%
8. Di bawah ini yang bukan merupakan asas-asas penyelenggaraaan Pemerintah Desa adalah …
a. Kepastian hukum, Tertib Penyelenggaraan Pemerintah, Tertib Kepentingan Umu, Kearifan
Lokal
b. Keterbukaan,/Transparansi, Proporsionalitas, Profesionalitas, Keberagaman
c. Akuntabilitas, Efektivitas, Efisiensi, Partisipatif
d. (a), (b), (c) benar
9. Dalam proses perencanaan dan pembangunan desa, perlu melibatkan unsur-unsur sebagai berikut
…
a. Pemerintah Desa dan BPD
b. Pemerintah Desa dan Lembaga Kemasyarakatan
c. BPD dan Lembaga Kemasyarakatan
d. Pemerintah Desa, BPD, dan semua pemangku kepentingan
10. Dalam UU No. 6 tahun 2014 pasal (26), dijelaskan bahwa kepala desa wajib....
a. Menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa setiap akhir tahun anggaran
kepada Bupati/Walikota
b. Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang akuntabel, transparan, profesional,
efektif, efisien, bersih, serta bebas dari KKN
c. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup
d. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang akuntabel, transparan, profesional,
efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari KKN
b) Kunci Jawaban
1. D 2. D 3. B 4. C 5. D
6. A 7. A 8. D 9. D 10. A
Pedoman Pemberian Penghargaan atas keberhasilan individu dan kelompok pada model
pembelajaran Jigsaw :
5 Menghitung skor Individu
Perhitungan Perkembangan Skor Individu
No. Nilai Tes Skor
Perkembangan
1. Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 0 poin
2. 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar 10 poin
3. Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar 20 poin
4. Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin
5. Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor 31 Poin
dasar)
KELAS : ................................................
2...............................................
3...............................................
4...............................................
5...............................................
6................................................
a. Berdasarkan uraian di atas, analisislah tugas-tugas kepala desa dan perangkat desa!
Hasil analisis
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………..
b. Buatlah struktur organisasi pemerintah desa !
LEMBAR KERJA SISWA 2
KELAS : ................................................
2...............................................
3...............................................
4...............................................
5...............................................
6................................................
Pendapatn Desa
By suryamalang.tribunnews.com
6 April 2019
113
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
18 Lapudin 1 1 3,5 1 1 1 1 1 4,5 4 19
19 Listriyani 5 2 3 2,5 2 2 2 1,5 3 2 25
20 Mirnawati 4,5 2,5 3 3 2 2,5 2,5 2 5 2 29
21 Muhammad Hilmi Abiyu 5,5 2 2 1,5 2 2,5 1 1,5 2 2 22
22 Mulyana Ishak 3,5 1,5 4 1 1 1 1 1 1,5 2,5 18
23 Nurhalimah 8 5 4 3 2,5 3,5 1 6,5 1,5 3 38
24 Reren Lesi 2,5 3 4 2,5 2,5 3 2,5 5 4,5 4 33,5
25 Rifandi 6,5 4,5 4 5 7,5 3,5 2,5 3 3,5 1,5 41,5
26 Rifki Januar 8,5 2 1,5 1,5 1 2 2 2 2,5 2 25
27 Siti Patimah 3 2,5 3,5 2,5 1 4,5 2 4 5 1,5 29,5
28 Sucinah 2,5 2,5 3,5 2,5 3 1,5 2,5 1 8,5 7,5 35
29 Sucipitaloka Pandini 6 2 3,5 2 2,5 2 2 1,5 2 4 27,5
30 Sukenda Irmawan 3 3 4 2,5 2 2 1 1 5 3 26,5
31 Tedi 2,5 2 2 1 1 1 1,5 1 9 1 22
32 Wafik Piranti Nurazizah 2 1 3,5 2,5 1 1 1 1 5 1 19
33 Windi Pebriani 3 1,5 3,5 3 2 1,5 1 1 5 4 25,5
Lampiran 7
HASIL POSTTEST KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK
MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW
115
BUTIR SOAL
NO. NAMA PESERTA NILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
18 Lapudin 10 5 10 10 10 8 5 10 10 10 88
19 Listriyani 10 6 9 10 10 6 10 10 10 8 89
20 Mirnawati 10 5 10 10 10 5 6 10 10 8 84
21 Muhammad Hilmi Abiyu 10 5 8 8 8 6 10 10 10 7 82
22 Mulyana Ishak 6 6 5 5 6 4 4 4 7 7 54
23 Nurhalimah 7 5 7 6 5 6 5 4 5 5 55
24 Reren Lesi 10 10 10 10 10 6 6 10 10 10 92
25 Rifandi 10 7 10 10 10 6 7 10 10 8 88
26 Rifki Januar 10 5 10 10 10 5 10 10 10 8 88
27 Siti Patimah 8 5 6 5 5 5 5 5 5 6 55
28 Sucinah 10 10 10 10 10 5 4 10 10 5 84
29 Sucipitaloka Pandini 10 5 8 6 5 5 6 5 6 7 63
30 Sukenda Irmawan 10 6 10 10 10 10 10 10 10 10 96
31 Tedi 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
32 Wafik Piranti Nurazizah 6 6 6 6 6 6 5 5 6 8 60
33 Windi Pebriani 10 9 6 6 10 5 5 10 10 7 78
Lampiran : 8
HASIL UJI TINGKAT KESUKARAN SOAL
KELAS : XI AKL
NO. NAMA PESERTA BUTIR SOAL NILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Akhmad Ilham Maulana 3 2,5 4 2,5 2,5 3 2,5 2,5 5 2,5 30
2 Anne Rawdatul Jannah 10 3 5 8 3 2,5 4 5 5 8 53,5
3 Asep Wijaya Kusumah 5 3 4 3 4 5 4 4 4 2,5 38,5
4 Ayu Ratnasari 5 4 5,5 2,5 3,5 3 5 2,5 7,5 2,5 41
5 Candra 5 2,5 5,5 4 4 2,5 3 2,5 3 5 37
6 Cecep Akmal 2,5 2,5 2,5 2,5 5 2,5 3 2 3 2 27,5
7 Cici Aprilianti 3 5 3,5 3 5 5 2,5 3 3 2,5 35,5
8 Dea Ayu Wantika 4 2,5 5 3 3 2 3 2 3 2,5 30
9 Dede Eka Astuti 3 3 2 2 2 2 2,5 1 3 1 21,5
10 Dede Rendi 3 2,5 2,5 3 3 2 2,5 3 5 2,5 29
11 Diana Septia 2,5 3 7,5 2,5 3 3 1 2 5 2,5 32
12 Futri 10 2,5 5 3 7,5 4 2,5 2 5 3 44,5
13 Herliana 3 2,5 3 2,5 3 3,5 2,5 1 3 4 28
14 Jesen Saputra 5 4 3 2,5 2 3,5 2,5 2 3 4 31,5
15 Komarudin 3 2,5 3 4 2 2,5 2 1 4 5 29
16 Lia Susilawati 3 1 5 3,5 1 2,5 2,5 2 3 2,5 26
17 Megah Medina Sugih 3 2,5 2 4 3 2 2 2,5 3 1 25
18 Muhamad Rafif 4,5 3 2 3 2 3 3
2,5 2 4 29
19 Nada Amanda 4 2 3 2,5 2 2 2
2,5 3 4 27
20 Ogi Sugianto 2 3 3 3,5 2 3,5 3
2,5 3 2 27,5
21 Putri Winda Lestari 2 2 1 2,5 1 2,5 3,5
3 2 4 23,5
22 Ranti Novianti 3 3 5 3,5 5 3,5 3,5
3 7 5 41,5
23 Reno Abdul Juliana 3 4 5,5 3,5 4 4 55 4 3,5 41,5
24 Reza Fauzi 3 4 5 3 3 5 43 4 4 38
25 Rohmani 5 5 4 4 7,5 3 33 7,5 5 47
26 Salmania 2,5 2,5 6,5 2,5 3 2,5 33 2 2,5 30
27 Sania Herdiansari Putri 10 2,5 7 3 2,5 6,5 2,5
5 3 2,5 44,5
28 Silvi Sulistiawati 3 2,5 3 4 2 3 2
7,5 1 5 33
29 Siska Amelia 2,5 3 5,5 2,5 2,5 2,5 1
2,5 3 2,5 27,5
30 Suntoyo 2 2 5,5 3 4 3,5 43 4 5 36
31 Wandi Saepudin 3 2 5,5 2 4 5 21 0 2 26,5
32 Wiguna Anriansah 2,5 1 1 2 5 1 32 2 5 24,5
33 Wulansari 2 2,5 2,5 4 7,5 2 33 3 2,5 32
34 Yanah 2,5 4 5,5 3,5 7,5 4 45 3 3 42
35 Yanih 2 3 4 2 3 3 33 2 2 27
3,757 3,128 2,84
1 2,843 4,071 6 3,543 3,143 2,9 3 3,514 3,329
0,375 0,312 0,28
Indeks Kesukaran
7 0,298 0,407 9 0,354 0,314 0,29 4 0,351 0,333
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Sukar
Sukar
Interpretasi
Lampiran 9
HASIL N_GAIN
NO KATEGOR
KELAS EKSPERIMEN 1 STAD
. NAMA RESPONDEN I
PRETES POSTTES
T T GAIN N GAIN
1. Anisa Tasya 17,5 85 67,5 0,82 Tinggi
2. Ari Firmansyah 23,5 77 53,5 0,70 Sedang
3. Asih Nur Afifah 20,5 88 67,5 0,85 Tinggi
4. Cahya Hermawan 11,5 84 72,5 0,82 Tinggi
5. Candra Nuryusuf 31,5 93 61,5 0,90 Tinggi
6. Dahlia 26 62 36 0,49 Sedang
7. David Setiawan 20 84 64 0,80 Tinggi
8. Dea Cantika 38 82 44 0,71 Tinggi
9. Dede Rosidah 31,5 81 49,5 0,72 Tinggi
10. Deni Ramdani 37 77 40 0,63 Sedang
11. Dimas Adi Setiawan 21,5 88 66,5 0,85 Tinggi
12. Fany 26 62 36 0,49 Sedang
13. Fitri Hasanah 16 87 71 0,85 Tinggi
14. Ikeu Puspitasari 18 85 67 0,82 Tinggi
15. Indra Nurazizan 34 72 38 0,58 Sedang
16. Juleha 35 90 55 0,85 Tinggi
17. Karmila 31,5 84 52,5 0,77 Tinggi
18. Lapudin 19 88 69 0,85 Tinggi
19. Listriyani 25 89 64 0,85 Tinggi
20. Mirnawati 29 84 55 0,77 Tinggi
21. Muhammad Hilmi Abiyu 22 82 60 0,77 Tinggi
22. Mulyana Ishak 18 54 36 0,44 Sedang
23. Nurhalimah 38 55 17 0,27 Rendah
24. Reren Lesi 33,5 92 58,5 0,88 Tinggi
25. Rifandi 41,5 88 46,5 0,79 Tinggi
26. Rifki Januar 25 88 63 0,84 Tinggi
27. Siti Patimah 29,5 55 25,5 0,36 Sedang
28. Sucinah 35 84 49 0,75 Tinggi
29. Sucipitaloka Pandini 27,5 63 35,5 0,49 Sedang
30. Sukenda Irmawan 26,5 96 69,5 0,95 Tinggi
31 Tedi 22 55 33 0,42 Sedang
32 Wafik Piranti Nurazizah 19 60 41 0,51 Sedang
33 Windi Pebriani 25,5 78 52,5 0,70 Sedang
JUMLAH 875 2592 1717 23,29
RATA - RATA 26,52 78,55 52,03 0,71 Tinggi
KATEGORI N_ GAIN
119