TEATER MENGGUNAKAN METODE RESITASI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP TAMAN
YAYASAN UJUNG PANDANG
Muh. Raihan Marzuq
1382040006
ABSTARKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang lengkap tentang : 1). Bagaimana proses
pembelajaran teater menggunakan metode Resitasi sebagai upaya peningkatan minat belajar teater siswa di
kelas VIII di SMP Taman Yayasan Ujung Pandang. 2). Bagaimana hasil peningkatan minat belajar teater
kelas VIII di SMP Taman Yayasan Ujung Pandang.Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes dan
angket , dokumentasi. Data-data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif
kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Proses pembelajaran teater menggunakan metode
Resitasi sebagai upaya peningkatan minat belajar teater siswa di kelas VIII di SMP Taman Yayasan Ujung
Pandang memiliki 2 tahapan siklus. Pada siklus pertama pembelajaran dimulai dengan materi, lalu olah
tubuh dan pemberian dialog sebagai bahan untuk melatih siswa menjadi aktor. Pada siklus II pembelajaran
yang diberikan oleh peneliti lebih kepada praktek. Siswa dibagi dalam 3 kelompok yang beranggotakan 5-6
orang. Siswa dibagikan naskah dan diarahkan untuk mengatur aktor secara mandiri. Matode resitasi sangat
berperan pada siklus II ini dimana siswa dibebaskan untuk memlih dimana mereka ingin melakukan
latihannya bisa di sekolah, di rumah, di perpustakan dan di tempat mana saja yang meraka anggap
menyenangkan.2). Hasil penelitian pada upaya peningkatan minat yang didapatkan oleh peneliti yaitu pada
siklus I hasil yang didapatkan berdasarkan pada lembar observasi yaitu terjadi peningkatan dari 6 orang
yang mampu mencapai standar kelulusan menjadi 10 siswa 62,5% dan 6 orang 37,5% yang belum mampu
mencapai nilai standar kelulusan. dikarekan masih ada siswa yang belum mampu maka siklus dilanjut ke
tahap siklus II. Pada siklus II peningkatan yang terjadi sangat memuaskan dimana 15 siswa 93,75% telah
mampu meningkatkan minat dan mampu memiliki nilai yang memenuhi standar kelulusan dan 1 siswa
6,25% yang tidak mampu memenuhi nilai standar kelulusan. Hal ini terjadi karena 1 orang siswa tersebut
sering bermain saat belajar dan selalu malas pergi ke sekolah.
Standar kompetensi mengapresiasi karya seni teater
1. PENDAHULUAN masing-masing jenjang sekolah, hanya terdapat tiga
1.1 Latar Belakang kompetensi dasar, yaitu: 1) mengidentifikasi makna,
simbol atau filosofi, serta peran teater (tradisional atau
Berdasar pada amanat Undang-undang Dasar
nontradisional) dalam konteks kehidupan budaya
1945 tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
masyarakat, 2) menunjukkan kualitas estetis teater
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
(tradisional atau nontradisional) Nusantara berdasarkan
dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan (UU No.
pengamatan terhadap pertunjukan, dan 3) menunjukkan
20 Tahun 2003 Bab I, Pasal 1 Ayat 8). Jenjang
pesan moral (kearifan lokal) teater (tradisional atau
pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,
nontradisional) Nusantara.
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan
Namun berdasarkan hasil observasi awal pada
dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
tanggal 15 februari 2018 peneliti menemukan fakta
Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta
bahwa jika melihat kondisi yang terjadi pada SMP
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah
Taman Pendidikan Yayasan Ujung Pandang, standar
Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
kompetensi yang telah dijelaskan sebelumnya tidak dapat
Pembelajaran seni budaya pada jenjang Sekolah
terlaksana dengan baik dikarenakan tenaga pendidik
Menengah Pertama memiliki beberapa cabang
yang tidak dapat memenuhi pencapaian standar
pembelajaran seni seperti musik, tari, rupa dan teater.
kompetensi tersebut, di mana dalam sekolah tersebut
guru seni budaya yang ada hanya guru yang menguasai peningkatan minat belajar teater siswa di kelas VIII
tari saja, pembelajaran seni teater dikesampingkan di SMP Taman Yayasan Ujung Pandang
sehingga membuat siswa tidak mempunyai ilmu tentang 2. Bagaimana hasil peningkatan minat belajar teater
seni teater atau seni peran. Pembelajaran teater yang kelas VIII di SMP Taman Yayasan Ujung Pandang.
diberikan kepada siswa hanya berupa catatan teori yang 1.3 Tujuan Penelitian
sangat minim baik dari segi materi maupun waktu.
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di
Waktu yang diberikan pada pembelajaran seni teater
atas maka tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu :
hanya satu dua kali pertemuan dalam satu semester
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran teater
selebihnya banyak mempelajari tentang tari.
menggunakan metode Resitasi sebagai upaya
Berangkat dari masalah yang ada di atas bahwa
peningkatan minat belajar teater pada siswa kelas
tidak tercapainya proses pembelajaran seni teater secara
VIII di SMP Taman Yayasan Ujung Pandang
tuntas kepada siswa yang mengakibatkan kurangnya
2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pengetahuan siswa tentang seni teater itu sendiri maka
pembelajaran teater menggunakan metode Resitasi
peneliti bermaksud melakukan tindakan dengan
terhadap peningkatan minat belajar teater pada
berpatokan pada standar kompetensi dan kompetensi
siswa di SMP Taman Yayasan Ujung Pandang.
dasar yang ada di sekolah tersebut yaitu mengapresiasi
diri melalui karya seni teater dan kompetensi dasar yaitu
menggelar pertunjukan seni teater. Untuk memperoleh 1.4 Manfaat Penelitian
standar kompetensi dan kompetensi dasar ini peneliti Berdasarkan tujuan di atas, maka penulis
akan melakukan penindakan dengan menggunakan mengemukakan manfaat dari penulisan ini adalah
metode resitasi (penugasan). Metode ini bentuk diharapkan :
penyajiannya adalah di mana guru memberikan tugas 1. Sebagai alternatif pengembangan pembelajaran seni
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode budaya khususnya teater
ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu 2. Sebagai pengembangan bakat siswa terhadap seni
banyak sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya teater atau seni peran
bahan yang tersedia dengan awaktu kurang seimbang. 3. Dapat menjadi referensi untuk peneliti selanjutnya
Agar bahan pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang untuk mengembangkan pembelajaran seni teater di
ditentukan, maka metode inilah yang biasanya digunakan sekolah.
oleh guru untuk mengatasinya (Djamarah, 2002 : 96).
Tugas yang diberikan kepada siswa adalah 2. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pikir
menyaksikan sebuah pertunjukkan baik secara langsung
2.1. Kajian Teori
maupun tidak langsung. Setelah siswa menyaksikan
pertunjukkan teater baik secara langsung maupun hanya Bagian ini akan diuraikan tinjauan pustaka
lewat vidio guru akan mengiring siswa kearah pemberian beberapa kutipan para ahli yang mendukung
motivasi, siswa kemudian dimotivasi bahwa mereka tentang pengertian dari berbagai sumber yang
sebenarnya dapat melakukan seperti apa yang berkaitan dengan penelitian dan kerangka pikir
ditontonnya. Disinilah guru dapat memasuki standar yang menjadi landasan dalam melakukan
kompetensi yang kedua (mengekspresikan diri melalui penelitian.
pertunjukan teater). Pada standar kompetensi ini, terdapat 1. pembelajaran
tiga kompetensi dasar yang akan dikembangkan oleh
peneliti untuk mendidik siswa menjadi calon aktor, yaitu Menurut Haling (2007: 20-21) dengan
1) latihan dasar teater (olah tubuh, olah vokal, olah rasa, demikian, kegiatan pembelajaran terdiri atas tiga
olah sukma, olah pentas), 2) melakukan pelatihan seni tahapan pelaksanaan, yaitu :
peran keaktoran dan melakukan pementasan secara a. Tahap prapembelajaran
sederhana dalam kelas. Tahap sebelum pembelajaran, pembelajar
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti harus menyusun perencanaan pembelajaran yang
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul terkait dengan
pembelajaran seni teater sebagai upaya peningkatan b. Tahap pelaksanaan
minat belajar teater menggunakan metode Resitasi pada Tahap pembelajaran, pada tahap ini merupakan
siswa kelas VIII di Smp Taman Pendidikan Yayasan tahap berlangsungnya interaksi antara pembelajar
Ujung Pandang. dengan pebelajar. Beberapa aspek yang perlu
dipertimbangkan yaitu : 1) pengelolaan dan
1.2 Rumusan Masalah pengendalian kelas, 2) penyampaian informasi,
keterampilan-keterampilan, konsep, dan
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas sebagainya, 3) penggunaan tingkah laku verbal,
maka rumusan masalah dalam penilitian ini yaitu : misalnya : keterampilan bertanya, demonstrasi,
1. Bagaimana proses pembelajaran teater penggunaan model.
menggunakan metode Resitasi sebagai upaya
c. Tahap akhir pembelajaran.
Tahap sesudah pembelajaran, tahap ini e. Latihan Teknik
merupakan kegiatan setelah pertemuan tatap adalah latihan masuk, memberi isi, memberi
muka dengan pebelajar. Beberapa perbuatan tekanan, mengembangkan permainan,
pembelajar yang nampak pada tahap sesudah penonjolan, ritme, timing atau waktu yang tepat
pembelajaran, antara lain : 1) menilai pekerjaan dan hal lain yang dibicarakan dalam
pebelajar, 2) membuat perencanaan untuk penyutradaraannya. Hal ini berhubungan dengan
pertemuan berikutnya, dan 3) menilai kembali latihan bloking dan crossing.
proses pembelajaran yang telah berlangsung.
3. Peningkatan
2. Seni Teater Menurut Djamarah (2002: 121-122) Setiap proses
Menurut Nawing, (1981: 47) Seni dalam teater belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar.
ada tiga bagian yang penting dari seorang pemain Masalah yang dihadapi adalah sampai ditingkat
yang memungkinkan dia melakukan “gerak laku” mana prestasi (hasil) belajar telah dicapai atau
dengan baik: terjadinya sebuah peningkatan. Ada beberapa
a. Mimik atau gerak-gerik muka (air muka) tingkatan dalam sebuah pencapainya peningkatan
dengan alat-alatnya; mata, mulut, hidung, hasil belajar yaitu sebagai berikut :
bibir, kening. b. Istimewa atau maksimal : apabila seluruh
b. Tubuh dan anggotanya-anggotanya, tangan, bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat
bahu, dada, sikap badan dan gerakan- dikuasai oleh siswa.
gerakannya, nafas. c. Baik sekali atau optimal : apabila sebagian
c. Diksi; vocal, penggunaan suara, pengucapan besar (76% sampai dengan 99%) bahan
dan iramanya pelajaran yang diajarkan dikuasai oleh siswa
Oscar Broket (Waluya, 2001) dalam d. Baik atau minimal : apabila bahan pelajaran
Endraswara (2011: 65-68) menyebutkan tujuh yang diajarkan hanya 60% sampai dengan 75%
langkah dalam latihan berakting, yaitu sebagai saja dikuasai oleh siswa
berikut: e. Kurang : apabila bahan
a. Latihan tubuh pelajaran yang diajarkan kurang dari 60%
Maksudnya adalah latihan ekspresi secara dikuasai oleh siswa.
fisik. Kita berusaha agar fisik kita dapat
bergerak secara fleksibel, disiplin dan ekspresif. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu
Sebagai contoh pemuda yang harus diciptakan adanya sistem lingkungan nelajar yang
memerankan orangtua. Tokoh muda tersebut lebih kondusif melalui kegiatan pembelajaran.
harus latihan menggendorkan urat-uratnya, agar Dengan kata lain, untuk mencapai sebuah
pemuda jika sudah berakting dapat menjadi tua. peningkatan belajar sebagai tujuan pembelajaran
b. Latihan suara tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar
Latihan suara ini dapat diartikan latihan tertentu pula. Tujuan belajar untuk peningkatan
mengucapkan suara secara jelas dan nyaring nilai psikomotor, tentu memerlukan penciptaan
(vokal), dapat juga berarti latihan penjiwaan lingkungan yang berbeda dengan sistem yang
suara. Nada suara juga harus diatur agar dibutuhkan untuk tujuan belajar peningkatan
membantu membedakn peran yang satu dengan kognitif atau efektif dan tujuan belajar
peran yang lainnya.
c. Latihan observasi dan imajinasi
lainnya, Haling (2007: 3).
Aktor mulai dengan belajar mengobservasi
setiap watak, tingkah laku, dan motivasi orang- 4. Metode Resitasi
orang yang dijumpainya. Kekuatan imajinasi Salah satu metode yang digunakan dalam
berfungsi untuk mengisi dimensi kejiwaan pembelajaran adalah metode resitasi terstruktur.
dalam akting, setelah diadakan observasi Imansjah Alipandie (1984:91) dalam bukunya yang
tersebut. Akting bukan sekedar meniru apa yang berjudul “Didaktik Metodik Pendidikan Umum”
diperoleh lewat observasi, tetapi harus mengemukakan bahwa :”Metode resitasi terstruktur
menghidupkannya, memberi nilai estetis. adalah cara untuk mengajar yang dilakukan dengan
d. Latihan Konsentrasi jalan memberi tugas khusus kepada siswa untuk
Konsentrasi ini sudah harus dimulai sejak mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran.
latihan pertama. Terlebih menjelang masuk Pelaksanaannya bisa dirumah, diperpustakaan,
pentas dan selama dalam pementasan. dilaboratorium, dan hasilnya dipertanggung
Konsentrasi harus pula diekspresikan melalui jawabkan.”
ucapan, gerak, perpindahan tempat, dan intonsi Tugas dan resitasi tidak sama dengan
ucapannya. pekerjaan rumah (PR) tetapi jauh lebih luas dari itu.
Tugas biasanya bisa dilaksanakan di rumah, di belajar pebelajar. Angka-angka itu merupakan
sekolah, dan di perpustakaan, namun berbeda motivasi yang sangat
dengan resitasi yaitu merangsang anak untuk aktif kuat bagi pebelajar.
belajar, baik secara individual maupun secara b. Hadiah
kelompok. Karena itu tugas dapat diberikan secara Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi,
individual, atau dapat pula secara kelompok. tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah
Adapun langkah-langkah yang harus diikuti dalam untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan
penggunaan metode ini menurut Djamarah (2002: menarik bagi seseorang yang tidak senang dan
97-98) yaitu: tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.
f. Fase pemberian tugas c. Saingan atau kompetisi
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya Saingan atau kompetisi dapat digunakan
mempertimbangkan: sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar
1) Tujuan yang akan dicapai pebelajar. Persaingan, baik persaingan
2) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga individual maupun persaingan kelompok dapat
anak mengerti apa yang ditugaskan meningkatkan prestasi belajar pebelajar.
tersebut d. Ego-involvement
3) Sesuai dengan kemampuan siswa Menumbuhkan kesadaran kepada pebelajar
4) Ada petunjuk atau sumber yang dapat agar merasakan pentingnya tugas dan
membantu pekerjaan siswa menerimanya sebagai tantangan sehingga
5) Sediakan waktu yang cukup untuk bekerja keras dengan mempertaruhkan harga
mengerjakan tugas tersebut. diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi
g. Langkah pelaksanaan tugas yang cukup tinggi.
1) Diberikan bimbingan atau pengawasan e. Memberi ulangan
oleh guru Pebelajar akan giat belajar kalau mengetahui
2) Diberikan dorongan sehingga anak mau akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi
bekerja dan belajar ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.
3) Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa Tapi yang perlu diingat oleh guru adalah
sendiri tidak menyuruh orang lain jangan terlalu sering karena bisa membosankan
4) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil dan bersifat rutinitas.
yang ia peroleh dengan baik dan f. Pujian
sistematik. Dengan pujian yang tepat akan memupuk
h. Fase membertanggung jawabkan tugas suasana yang menyenangkan dan
1) Laporan siswa baik lisan maupun tulisan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus
dari apa yang telah dikerjakan atau akan membangkitkan harga diri.
disaksikan g. Hukuman
2) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik Hukuman sebagai reinforcement yang negatif
dengan tes maupun nontes atau cara tetapi jika diberikan secara tepat dan bijak, bisa
lainnya. menjadi alat motivasi.
h. Hasrat untuk belajar
Fase mempertanggung jawabkan tugas inilah Hasrat untuk belajar berarti pada diri pebelajar,
yang disebut “resitasi” metode ini mempunyai memang ada motivasi untuk belajar sehingga
kelebihan: sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
a. lebih merangsang siswa dalam melakukan i. Minat
aktivitas belajar individual maupun kelompok Motivasi sangat erat hubungannya dengan
b. dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar unsur minat. Motivasi muncul karena adanya
pengawasan guru kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah
c. dapat membina tanggung jawab dan disiplin kalau minat merupakan alat motivasi yang
siswa sangat pokok. Mengenai minat dapat
d. dapat mengembangkan kreativitas siswa. dibangkitkan dengan cara sebagai berikut: 1)
membangkitkan adanya suatu kebutuhan, 2)
5. Minat Belajar menghubungkan dengan persoalan pengalaman
Pelaksanaan dalam pembelajaran, terdapat lampau, 3) memberi kesempatan untuk
beberapa cara untuk menumbuhkan minat dan mendapatkan hasil yang baik, dan 4)
motivasi belajar, yaitu: menggunakan berbagai macam bentuk
a. Memberi angka mengajar ( Haling, 2007: 102-105).
Memberi angka dalam pembelajaran
mempunyai arti penting bagi pebelajar. Angka
dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan
Pembelajaran Seni Teater
Dalam kamus besar bahasa indonesia indikator SMP Taman Pendidikan Yayasan
UjungPandang
adalah alat pemantau yang dapat memberikan
petunjuk atau keterangan. Kaitannya dengan minat
siswa maka indikator sebagai alat pemantau yang
dapat memberikan petunjuk ke arah minat. Maka
minat siswa dapat dilihat dari beberapa hal berikut:
a. Perasaan senang
b. Aktif Pembelajaran seni Peningkatan
c. Perhatian teater motivasi belajar
d. Konsentrasi
Gambar 2
Proses dasar Penelitian Tindakan
(h) Guru memberikan kesempatan 2) Kegiatan Inti
kepada siswa untuk mem- peragakan (a) Guru menjelaskan secara kembali
hasil dari latihan bersama. materi yang telah diberikan sebelumnya
(i) Guru memberikan reward kepada (b) Guru mengarahkan siswa untuk olah
beberapa kelompok yang dianggap bagus tubuh dengan pola pelatihan yang berbeda
dalam melakukan teknik dasar teater yaitu sampai siswa diberikan kesempatan untuk
olah tubuh, olah suara, dan olah mimik melakukan beberapan peran di depan
dalam penyajian menjadi karater tokoh. teman temannya.
3) Penutup (c) Guru bersama siswa mencoba memilih
(a) Guru meminta siswa untuk naskah yang akan dipentaskan dan
memperdalam materi yang telah dipelajari membaginya sesuai kemlompok masing-
di rumah. masing.
(b) Guru menginformasikan setelah semua (d) Guru menginformasikan kepada
kelompok tampil, siswa diminta siswa untuk melakukan reading naskah
menuliskan kesan atau pengalamannya atau membaca naskah sesuai dengan peran
dari materi yang telah dipelajari. yang telah didapatkan
(c) Guru menutup pembelajaran dengan (e) Guru bersama siswa melakukan latihan
salam. kecil, yang disutradarai oleh guru
c. Observasi (f) Guru memberikan tugas kepada
Melakukan pengamatan kegiatan siswa untuk memperdalam materi yaitu
pembelajaran sesuai dengan lembar dengan melakukan latihan bersama di luar
pengamatan yang telah direncanakan terhadap jam sekolah atau ini mejadi tugas
aktifitas siswa, kemudian didiskusikan antara kelompok , selanjutnya siswa akan
guru dengan kolabolator. mempresentasikan hasilnya dalam sebuah
d. Refleksi pertunjukkan sederhana di dalam kelas.
Refleksi siklus I dilaksanakan setelah akhir (g) Sementara siswa bekerja kelompok,
tahap tindakan dan observasi selesai, meliputi guru mengadakan pengamatan sesuai
hasil observasi dan hasil tes siklus I. dengan lembar kerja observasi, dan
2. Siklus II memberikan bimbingan atau pengarahan.
a. Perencanaan (h) Guru memberikan kesempatan
1) Merencanakan perbaikan pada kepada siswa untuk menampilkan
kelemahan-kelemahan atau kekurangan hasil latihan mereka
pada pelaksanaan tindakan siklus I, antara (i) Guru memberikan reward kepada
lain : kelompok yang hasil pertunjukannya
(a) Bimbingan guru terhadap siswa bagus.
ditingkatkan. 3) Penutup
(b) Waktu disesuaikan kebutuhan. (a) Guru meminta siswa untuk
(c) latihan mandiri diefektifkan. memperdalam materi yang telah dipelajari
(e) Cara presentasi berbeda pada siklus I. dirumah yaitu dengan latihan bersama.
2) Menentukan indikator yang akan dicapai. (b) Guru menginformasikan setelah semua
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan kelompok tampil, siswa diminta
Pembelajaran sesuai materi dan metode menuliskan kesan atau pengalamannya dari
Pembelajaran yang direncanakan. materi yang telah dipelajari.
4) Menyusun lembar observasi dan format (c) Guru menutup pembelajaran dengan
penilaian. salam.
c. Observasi
b. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini aktivitas siswa dipantau
Pelaksanaan tindakan merupakan tahap oleh peneliti sesuai dengan lembar observasi
pelaksanaan proses pembelajaran di kelas yang telah direncanakan. Selama observasi dan
1) Pendahuluan pengamatan dicatat tentang aktivitas belajar
(a) Guru memulai pembelajaran dengan siswa, kemudian didiskusikan antara guru dan
salam dan mengadakan absensi siswa. kolaborator.Adapun hal-hal yang perlu diamati
(c) Guru meningkatkan motivasi dengan selama proses pembelajaran dalam kelas
memberikan gambaran tentang adalah indikator-indikator minat yaitu:
pembelajaran yang akan dilaksanakan. 1) Perasaan senang
(d) Guru menyampaikan dengan 2) Aktif
memperjelas tujuan dan metode 3) Perhatian
pembelajaran yang akan dilaksanakan. 4) Konsentrasi
d. Refleksi b) Observasi
Refleksi pada siklus II dilaksanakan Digunakan untuk mengamati
setelah tahap tindakan dan observasi selesai, tentang pelaksanaan pembelajaran,
meliputi hasil observasi dan hasil tes siklus II. aktivitas guru dan siswa selama
Hasil refleksi siklus II akan digunakan untuk pelaksanaan proses pembelajaran.
menarik kesimpulan apakah hasil penelitian c) Dokumentasi
yang dilaksanakan sudah mencapai indikator Digunakan untuk mengetahui hasil
yang ditetapkan. pelaksanaan pembelajaran sedang
berlangsung. Dokumentasi yang diambil
3.4. Teknik Pengumpulan Data berupa foto dan video sebagai bukti yang
Pengumpulan data telah dimulai saat peneliti kongkrit yang akan dijadikan sebagai
mengidentifikasi permasalahan di lapangan, bahan dan alat analisis data nantinya.
dilanjutkan selama penelitian berlangsung. Data 2. Instrumen Penelitian
yang kumpulkan menggunakan angket. a. Lembar Penilaian
1. Teknik Pengumpulan Data Lembar penilaian digunakan
Teknik pengumpulan data berupa teknik untuk mengamati dan memperoleh hasil
tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk tes praktik teater atau pementasan. Berupa
mendapatkan skor yang didapat oleh siswa, pengskoran terhadap siswa saat pelaksaan
baik yang ada pada siklus I maupun siklus II. pembelajaran sebagi acuan peningkatan
Teknik non tes dengan menggunakan yang terjadi pada penetian telah tercapai.
observasi untuk mengambil data aktivitas guru b. Lembar Observasi
dan siswa selama proses pembelajaran, melalui
Digunakan untuk
observasi dan dokumentasi.Pengumpulan data
mendeskripsikan aktvitas siswa dan hasil
dalam penelitian dimaksudkan untuk
belajarnya, aktivitas guru dalam
memperoleh bahan-bahan, keterangan, atau
pelaksanaan pembelajaran dengan
informasi yang benar dan dapat
pemanfaatan media pembelajaran berupa
dipercaya.Instrumen pengumpulan data yang
data minat siswa terhadap mata pelajaran
utama dalam penelitian kualitatif adalah
apakah terjadi peningkatan atau tidak.
peneliti sendiri.
a) Tes dan angket
3.5. Teknik Analisis Data
Dilaksanakan pada setiap akhir Teknik analisis data yang digunakan pada
siklus untuk mengetahui peningkatan dan penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif
hasil belajar siswa dari materi yang telah kuantitatif, yaitu mendeskripsikan proses
diperoleh dalam pembelajaran.Pada pembelajaran teater yang berlangsung di kelas VIII
setiap akhir siklus yang hasilnya SMP Taman Pendidikan Yayasan Ujung Pandang,
digunakan sebagai bahan perbandingan dari awal sampai akhir pembelajaran keseluruhan
guna mengetahui perkembangan dan selesai. Data yang dideskripsikan adalah proses dan
peningkatan minat siswa sebelum dan hasil pelaksanaan penelitian dengan menggunakan
setelah pembelajaran seni teater. Tes analisis proses dan analisis hasil.
yang dilakukan dalam penelitian ini Analisis proses dalam penelitian ini
yakni unjuk kerja atau tes keterampilan adalah mendeskripsikan motivasi siswa dalam
berupa praktik teater atau pementasan mempelajari seni teater. Sedangkan analisis hasil
teater dalam kelas. Selanjutnya akan mendeskripsikan hasil penerapan pendekatan
dievaluasi berdasarkan instrumen pembelajaram yang efektif dalam pembelajaran seni
penskoran yang telah disiapkan oleh teater untuk meningkatkan motivasi siswa dalam
peneliti. Tes juga dapat diartikan sebagai memperlajari seni teater.
alat pengukur yang mempunyai standar
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
obyektif sehingga dapat dipergunakan
4.1 Penyajian Hasil Penelitian
untuk mengukur dan membandingkan
Berdasarkan proses penelitian ada beberapa data
keadaan psikis atau tingkah laku
yang peneliti akan paparkan pada bab ini. data-data yang
individu.
disajikan sesuai dengan apa yang peneliti temui saat
Angket Digunakan untuk
turun langsung ke lapangan dan merupakan data
mengetahui tanggapan siswa terhadap
kongkret yang menjadi bahan tulisan untuk membahas
pelaksanaan pembelajaran. Dilakukan
apa yang telah dicapai oleh peneliti saat melakukan
pada akhir pembelajaran setiap siklus
penindakan kelas di SMP Taman Pendidikan Ujung
untuk mengetahui kelebihan, kelemahan,
Pandang. Adapun data tersebut yaitu sebagai berikut:
dan kendala yang ada dalam proses
pembelajaran.
1. Identitas sekolah ipa atau fisika, 1 orang guru agama, 1 orang guru
Nama sekolah :SMP Ujung Pandang PKN, 1 orang guru sejarah, 1 orang guru Bahasa
(disamakan) Inggris, 1 orang guru Bahasa Indonesia, 1 orang guru
No. Statistik sekolah : 202 196008 055 seni rupa sekaligus sebagai Wakasek, 1 orang guru
NPSN : 40314088 seni tari, 1 orang operator atau TU dan 1 orang
Sertifikat : No. 150/SK/BAP- penjaga sekolah yang dipimpin oleh E.A Flissaard,
SM/10.2016 S.Pd, M.Min, M.Th sebagai kepala sekolah.
Alamat : Jl. Gunung Latimojong Kelas yang akan ditindaki dalam penelitian ini
149 B Kelurahan Maccini adalah kelas VIII yang mempunyai jumlah siswa 16
Gusung Kecamatan orang, terdiri dari 8 siswa perempuan dan 8 siswa
Makassar Kota Makassar laki-laki. Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti
Sulawesi Selatan. lakukan terkait dengan aspek peningkatan minat
Akreditasi :A siswa terhadap mata pelajaran seni budaya khususnya
Status : Swasta teater di sekolah, permasalahan yang muncul adalah
Jenjang Pendidikan : SMP tidak adanya pengenalan mata pelajaran teater lebih
Yayasan :Yayasan Taman dalam karena keterbatasan tenaga pengajar. Dalam
Pendidikan dan hal ini siswa masih memerlukan bimbingan dalam
Pengajaran Ujung meningkatkan minat belajar teater.
Pandang 4.2. proses pembelajaran teater menggunakan
Kode Pos : 90141 metode Resitasi sebagai upaya peningkatan minat
Telpon : (0411) 313544 belajar teater siswa di kelas VIII di SMP Taman
Website : Yayasan Ujung Pandang
sltp_ujungpandang@yahoo. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh
com peneliti selama kurang lebih 1 bulan, peneliti
mengamati, memotivasi dan membimbing para siswa
Sekolah ini berdiri pada tahun 1965 dengan untuk lebih mengenal pembelajaran seni teater atau
nama SMP Ujung Pandang (disamakan) lalu berubah drama. Peneliti akan melakukan 2 tahapan siklus
nama menjadi SMP Taman pendidikan yayasan ujung sebagai rancangan proses pembelajaran yang akan
pandang pada tanggal 28 oktober 2016 dengan dilakukan kepada siswa.Namun, sebelum adanya
langsung mendapat sertifikat dari dinas pendidikan tindakan siklus peneliti melakukan tindakan pra
kota Makassar. Sekolah ini dinaungi oleh siklus adalah sebagai berikut :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No. SK. a. Pra siklus.
Pendirian: 11 Tanggal SK. Pendirian:1910-01- Pelaksaan penelitian pra siklus atau sebelum
01 No.SK.Operasional:421.2/1531/DP/III/2014 Ta adanya tindakan, dilakukan melalui survei yang
nggal SK. Operasional:2014-03-10 Nomor SK. dilakukan peneliti, dan dilaksanakan oleh guru
Akreditasi:150/SK/BAP SM/X/2016 Tanggal SK. mata pelajaran. Materi yang diajarkan pada mata
Akreditasi:28-10-2016 No. Sertifikasi ISO:Belum pelajaran seni budaya dengan standar
Bersertifikat. kompetensi:
Sekolah ini memiliki lahan yang cukup luas, Pelaksanaan tahap pra siklus atau sebelum
luas keseluruan yaitu 1.700 M² dan adapun bagian- tindakan bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
bagian luas tanah yaitu luas bangunan 1.250 M², luas pengetahuan siswa tentangseni drama (teater)
halaman atau Taman 150 M², dan lapangan olahraga sebelum peneliti melakukan tindakan. Serta
300 M². Dalam luas tanah sekolah ini bangunan yang mengidentifikasi permasalahan-permasalahan
ada yaitu ruang kelas 6, laboratorium IPA 1, dengan melakukan observasi langsung kepada
Laboratorium Bahasa 1, perpuastakaan 1, UKS 1, siswa dan kepada guru. Adapun observasi
Ruang serba guna 1, Ruang BP/BK 1, ruang kepala dilaksanakan dengan memperhatikan cara guru
seklah 1, ruang guru 1, ruang TU 1, Ruang Osis 1, mengajar, aktivitas Belajar siswa dalam proses
Kamar mandi/WC Guru 2, Kamar mandi/WC murid pembelajaran seni budaya khususnya drama
3, gudang 1 dan terakhir ruang penjaga sekolah 1. (teater)
Sekolah ini tidak memiliki ruangan khusus Adapun hal yang ditemukan yaitu peserta
untuk kesenian, siswa melakukan pembelajaran didik tidak memiliki pengetahuan tentang seni
sepenuhnya didalam ruang kelas. Keterbatasan ruang teater, hal ini karena tidak adanya pengenalan
tersebut pula yang menghambat minat siswa terhadap materi terhadap peserta didik. Sehingga
pembelajaran seni khususnya teater, hal lain yang kurangnya keinginan untuk belajar khususnya
menghambat adalah kondisi SDM yang ada pada pembelajaran teater. Adapun hasil analisis hasil
sekolah ini. Adapun tenaga pengajar yang ada tes awal peserta didik adalah sebagai berikut:
sebanyak 15 orang. 2 orang guru matematika, 1 orang
guru ekonomi, 1 orang guru olahraga, 1 orang guru
Tabel 2.1 distribusi hasil tes awal peserta didik Ujung Pandang tidak berjalan sesuai kurikulum
kelas VIII yang ada. Ini dikarenakan faktor guru mata
pelajaran seni budaya hanya menguasai 1 bidang
Nilai Keterangan kesenian saja yaitu seni rupa sehingga dalam
No. NAMA SISWA
pembelajaran cabang seni lainnya tidak begitu
maksimal karena latar belakang kependidikan guru
1 Andrian Pratama S 60 MINAT tersebut. Guru hanya memberikan materi tanpa
RENDAH adanya penjelasan atau contoh-contoh dari mata
2 Asni Juliana Salampe 44 MINAT pelajaran teater itu sendiri dan tidak adanya tanpa
RENDAH bimbingan lebih lanjut hanya berfokus pada mata
3 Bernadin Susanna. S 60 MINAT pelajaran seni tari saja sehingga siswa cenderung
RENDAH menjadi malas dalam belajar seni budaya dan
4 Briant delon. W R 34 MINAT meningkatkan minatnya dalam bermain teater.
RENDAH Pelaksaanan penelitian di SMPTaman Yayasan
5 Chrisnable. D. A. A 66 MINAT TINGGI Ujung Pandang disubjekkan kepada siswa kelas
6 Dwipa Yuliana Dewi 61 MINAT TINGGI VIII dengan jumlah siswa perempuan 8 orang ,
adapun siswa laki-laki 8 orang. Pelakasanaan
7 Efraim. N. Owen levi 50 MINAT
proses belajar mengajar dilaksanakan di kelas VIII
RENDAH
SMP Taman Yayasan Ujung Pandang
8 Mark Joey 42 MINAT Berdasarkan hasil pengamatan yang
Theodorrus RENDAH dilakukan terkait pada proses pembelajaran
9 Mega Salmia 64 MINAT TINGGI khususnya pembelajaran seni teater diperoleh data
10 Meyliana The 62 MINAT TINGGI bahwa minat siswa pada pelajaran teater atau
11 Michelle Lukis 40 MINAT bermain teater termasuk pada bagian yang sangat
RENDAH kurang karena tidak adanya pengenalan praktek
12 Paskalis Apriyudi 28 MINAT lebih lanjut seperti : olah tubuh, dialog, naskah
RENDAH dan persiapan pementasan. Maka dari itu dengan
13 Rio Kalimanjaro 48 MINAT materi pembelajaran dasar-dasar teater
RENDAH dimaksudkan dapat meningkatkan minat siswa
14 Tabita Bungan Amba 60 MINAT terhadap seni teater. Dalam proses pembelajaran,
RENDAH dapat diakui bahwa pembelajaran memang belum
15 Valentino Nicolas R. 65 MINAT TINGGI berlangsung lancar, mengajarkan siswa untuk
mengenal apa itu teater melalui materi dan
16 Wilson Filemon 48 MINAT
praktek butuh waktu dan proses agar
Ichwan RENDAH
menghasilkan hal yang menjadi tujuan yang telah
Keterangan :
dirancang. Metode yang dipakai oleh guru
20 – 60 = minat rendah
cenderung terfokus pada guru dan siswa hanya
61 – 100 = minat tinggi
mengikuti apa yang diajarkan guru sehingga siswa
Pada tabel di atas dapat dilihat dari 16
hanya menyimak tanpa adanya respon balik,
peserta didik, hanya 6 siswa yang memenuhi
inilah yang mengakibatkan siswa kurang dapat
standar penilaian sedangkan 10 peserta didik
berkembang dan berminat. Pembelajaran terkesan
belum memenuhi standar yang ingin dicapai.
membosankan padahal belajar seni bisa sangat
Berdasarkan tabel tersebut maka dapat ditarik
menyenangkan tergantung pada cara guru
kesimpulan bahwa sebanyak 10 dari 16 siswa
membawa pembelajaran kearah mana.
memiliki minat yang rendah dengan hasil
Pengukuran nilai pra tindakan yang dilakukan
persentase 62.5%, dan sebanyak 6 orang dari 16
oleh peneliti menggunakan lembar observasi yang
siswa memiliki minat tinggi dengan hasil
telah dibuat untuk memperoleh data nilai siswa
persentase 37.5%
pra tindakan terhadap pembelajaran seni budaya.
Berdasarkan hasil pra siklus yang dijabarkan Data yang diperoleh dapat dirangkum dalam
dalam tabel 2.1 dapat dilihat bahwa banyak siswa pendeskripsian beberapa anak, skor diperoleh dari
yang berada pada kategori minat rendah sehingga beberapa aspek-aspek yang menunjukkan minat
perlu adanya tindakan untuk menuntaskan siswa siswa terhadap pembelajaran.
tersebut dalam pembelajaran seni budaya Hasil observasi awal nilai hasil
khususnya teater. Hal yang mengakibatkan pembelajaran pra tindakan siswa kelas VIII SMP
kurangnya siswa yang tuntas yaitu Pelaksanaan Taman yayasan Ujung Pandang, menunjukkan
proses belajar mengajar pelajaran seni budaya yang skor anak pra tindakan yang dilakukan oleh wali
berlangsung di kelas VIII SMPTaman Yayasan kelas dengan kriteria kurang tinggi dengan .
Diperoleh bahwa minat siswa sangat rendah
sebanyak 10 siswa masih belum berkembang, guru yang memimpin pelaksanaan
siswa pasif dalam pembelajaran dan tidak adanya pembelajaran sekaligus sebagai nara sumber
kemauan, kehendak dan semangat yang timbul siswa untuk mengetahui dasar-dasar teater.
dalam dirinya. Pada tahap ini guru lebih banyak
mengobrol lepas kepada siswa ini dilakukan
b. Pelaksanaan Siklus I agar terjalin emosi yang baik antara guru
Kegiatan yang dilakukan meliputi dan siswa diawal pertemuan. Sangat penting
perencanaan, Tindakan, observasi dan refleksi. membuat penilaian yang baik kepada siswa
1) Pada tahap Perencanaan agar mereka akan merasa nyaman dalam
Guru mempersiapkan skenario melakukan pembelajaran.
pembelajaran, pembuatan skenario Pertemuan pertama, Pelaksanaan
pembelajaran I disusun dengan menekankan pembelajaran dimulai dengan materi dasar
pada tujuan pembelajaran agar minat belajar tentang teater. Sebelumnya guru akan
siswa dapat meningkat melalui tindakan menjelaskan tentang bagaimana proses
yang telah direncanakan dan disusun dalam teater. Adapun materi yang diberikan untuk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). pembelajaran yaitu pengertian seni secara
Siklus pertama ini direncanakan dalam 3 luas, pengertian seni teater (khusus), jenis-
kali pertemuan, dengan langkah-langkah jenis teater yang menjadi dasar dalam
perencanaan sebagai berikut: mempelajari teater.
a) Kegiatan peneliti, meliputi: (1) Pada pembelajaran ini, materi jenis-
menyusun kisi-kisi pedoman pembuatan jenis teater guru mengarahkan siswa untuk
pembelajaran, (2) menyampaikan tujuan menenal jenis-jenis teater yang ada, sebagai
pembelajaran kepada siswa di kelas, (3) bahan referensi guru mengarahkan siswa
memberikan materi dasar tentang teater melihat beberapa vidio teater tradisional dan
dan (4) dan membrikan beberapa contoh teater modern di internet. Hal ini dilakukan
tentang materi yang telah disajikan, (5) hanya sebagai pancingan agar siswa
mengarahkan siswa untuk mencari mempunyai keinginan untuk mengetahui
referensi tentang teater yang nantinya jenis teater yang ada.
akan di praktekkan, (6) memberikan tes Pada pertemuan pertama ini guru
siklus I, (7) Menganalisis tes siklus lebih banyak berdiskusi dengan siswa
pertama. mengenai seni teater ini dilakukan untuk
b) Kegiatan guru, meliputi: (1) memberikan mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa
penilaian kepada siswa melalui lembar tentang seni teater itu sendiri agar nantinya
observasi peneliti, dan (2) bersama peneliti yang bertindak sebagai guru bisa
peneliti tes siklus pertama. merencanakan pembelajaran kedepan sesuai
c) Kegiatan siswa, meliputi: (1) mengikuti dengan apa yang dibutuhkan oleh siswa
kegiatan pembelajaran dengan aktif di untuk meningkatkan minat mereka terhadap
kelas, (2) menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran seni teater. Respon siswa
pembelajaran, dan (3) menerima umpan terbilang cukup, ada beberapa siswa yang
balik dari peneliti. aktif dalam berdiskusi namun ada pula yang
masih diam namun tetap menyimak.
Pengamatan dilakukan oleh guru dan Selanjutnya setelah guru memberikan
observer lain dalam menilai peningkatan minat beberapa materi yang disertai dengan
belajar siswa kelas VIII SMP Taman Yayasan praktek kecil-kecil yang dilakukan langsung
Ujung Pandang melalui pembelajaran teater. oleh peneliti yang bertindak sebagai guru di
2) Pelaksanaan kelas, guru memberikan kesempatan untuk
Dalam kegiatan ini peneliti melakukan siswa bertanya atau memberikan umpan
proses pembelajaran seni budaya (teater) balik terhadap materi yang disajikan. Siswa
dengan menggunakan metode resitasi. akan dipancing untuk saling berdiskusi satu
Adapun pelaksanaannya sebagai berikut: sama lain agar terjalin komunikasi antara
a) Pertemuan pertama siswa begitupun guru. Guru harus teliti
Langkah awal yang dilakukan pada dalam melihat situasi agar terjadi proses
pertemuan pertama siklus I dimulai dengan pembelajaran yang kondusif dan
tahap pengenalan antara guru dan siswa. menyenangkan bagi para siswa. Ini
Selanjutnya pemberian pemahaman tentang dimaksudkan agar siswa tidak bosan dan
apa yang dimaksud dengan seni teater dan minatnya terhadap pembelajaran seni teater
seperti apa melakukan praktek teater. Pada mulai muncul sebelum materi pembelajaran
proses ini peneliti yang bertindak sebagai berpindah pada ranah praktek.
Dalam proses pembelajaran selalu Pembelajaran praktek menimbulkan
terdapat keberhasilan dan juga hambatan. efek yang positif terhadap siswa dimana
Pada proses belajar dipertemuan pertama ini mereka sering bertanya dan mengikuti
ada anak beberapa anakyang aktif dan semua arahan guru dalam proses olah tubuh.
memberikan umpan balik terhadap Sangat terlihat jelas bahwa mereka baru
pembelajaran yang disajikan oleh guru yaitu pertama kali mengenal proses olah tubuh
dengan memberikan pertanyaan dan seperti yang diterapkan oleh guru pada saat
menyimak dengan baik pelajaran, namun itu.
disisi lain ada pula yang masih malu untuk Pemberian materi olah tubuh ini
mengeluarkan pertanyaan namun terlihat dimaksudkan untuk mengarahkan siswa
memperhatikan pelajaran. Hambatan yang menuju sebuah pementasan tradisional
ada yaitu masih banyak siswa yang bermain, nantinya, seperti yang telah peneliti
tidak memperhatikan pelajaran, dan tidak rencanakan dan tersusun dalam rancangan
aktif dalam dikusi . inilah yang akan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Guru
ditindaki oleh peniliti yang akan bertindak melakukan olah tubuh bersama dimana ada
sebagai guru dalam kelas. Pertemuan seorang siswa yang menjadi pemimpin
pertama ini menjadi acuan peneliti untuk dalam olah tubuh ini, guru hanya sebagai
lebih menarik perhatian siswa dalam proses fasilitator yang mengoreksi apabila ada
pembelajaran dengan mempersiapkan materi gerakan yang terlupakan oleh instruktur dan
yang lebih menarik. siswa selama olah tubuh.
b) Pertemuan kedua Adapun hasil yang didapatkan dalam
Pada pertemuan kedua ini merupakan pertemuan kedua yaitu siswa menunjukkan
pertemuan pertengahan dalam siklus I, siswa peningkatan dalam proses belajar dimana
kelas VIII SMP Taman Yayasan Ujung siswa mampu menerapkan semua gerakan
Pandang hadir semua. Guru kembali oleh tubuh dengan baik, dan mampu
memberikan pembelajaran dasar teater yaitu berkolaborasi bersama dengan teman-
melangkah ke ranah praktek olah tubuh, hal temannya. Siswa pun sangat terlihat senang
ini bertujuan agar siswa tidak merasa bosan dalam belajar dan sangat bersemangat
dalam belajar yang terkesan hanya materi sehingga peningkatan minat dapat dikatakan
terus, namun dengan praktek dimaksudkan telah terjadi.
agar siswa lebih bersemangat dalam belajar. Setelah semuanya melakukan olah
Hal yang dilakukan oleh guru dalam tubuh secara individu guru memberikan
memulai kelas pertama yaitu : Pada tugas untuk merangkai semuanya dan
pertemuan ini diawali dengan, (1) siswa dilakukan di depan teman-temannya tanpa
mampu mengetahui dasar-dasar teater dan adanya jeda pada perpindahan olah mimik,
bagian-bagian tubuh yang harus diolah olah suara, olah raga (semuanya
dalam bermain teater. Proses pembelajaran bersambung). Peneliti memberikan waktu
selanjutnya (2) siswa akan melakukan olah kepada para siswa untuk mengerjakan
tubuh di luar kelas atau dalam kelas bersama tugasnya. Sambil menunggu tugas
dengan teman-teman yang dipandu langsung dikerjakan oleh siswa guru memperhatikan
oleh guru dan semuanya melakukan dengan dan menilai keaktifan siswa dan bekerja
serius (3) setiap orang mampu menghafal sama. Meskipun tugas ini adalah tugas
semua gerakan oleh tubuh yang diberikan individu namun peneliti tetap
oleh guru (4) mempraktekkan gerakan olah memperhatikan siswa-siswa yang mampu
tubuh yang meliputi olah mimik, olah suara bertukar pikiran dengan temannya dalam
dan olah raga secara individu. Diawal merangkai gerak. Setelah waktu habis maka
pertemuan kedua pada siklus I ini, guru peneliti yang bertindak sebagai guru
memulai dengan memberikan pembelajaran menyebutkan nama siswa satu per satu
praktek olah tubuh yang diarahkan oleh untuk tampil di depan.
peneliti secara langsung di dalam kelas. c) Pertemuan ketiga,
Peneliti yang bertindak sebagai guru Pertemuan ini merupakan pertemuan
memulai dengan berjalan melingkar, mulai terakhir dalam siklus I ini. Pada pertemua
dari penlan sampai cepat, menggerakkan kali ini siswa akan diperkenalkan dengan
kaki dalam dan kaki luar, menggunakan dialog.Siswa akan diajarkan bagaimana cara
tumit untuk berjalan serta jinjit. Semua berdialog saat bermain teater. Dalam hal ini
dilakukan oleh siswa dengan semangat dan guru harus mampu membut kondisi yang
riang. kondusif namun menyenangkan bagi siswa.
Setelah siswa diberikan beberapa tidak belum adanya minat dalam diri siswa
contoh dan pengarahan tentang hal tersebut untuk belajar tentang bermain teater.
diatas maka guru pun memberikan waktu Berdasarkan hasil observasi di atas,
kepada siswa untuk mempelajari dialog- peneliti dan mitra peneliti melakukan
dialog yang diberikan dan mereka harus observasi terhadap siswa dengan menilai
mampu mengembangkan dialog tersebut. beberapa unsur yang menjadi ciri-ciri
Sebelumnya guru meberikan contoh kepada seseorang mempunyai minat. Hal itu akan
siswa bagaiman cara mengembangkan dijadikan acuan untuk menilai peningkatan
dialog. minat siswa dalam pembelajaran seni teater.
Pada pembelajaran inilah guru akan Pada unsur kemauan dan kehendak yakni
menilai satu per satu anak yang memiliki siswa belajar berdasarkan pada kemauan dan
bakat dalam bermain teater. Hal yang kehendak diri sendiri tanpa adanya paksaan
diperhatikan oleh peneliti dalam pertemuan dari pihak manapun baik dari rumah maupun
ini adalah ekspresi para siswa saat sekolah. Sangat diharapkan banyaknya siswa
membawakan dialog, mereka harus mampu yang seperti ini karena dengan adanya
membawakan karakter yang sesuai dengan kemauan dan kehendak diri sendiri maka
peran yang akan mereka mainkan melalui otomatis peningkatan minat pada diri siswa
dialog tersebut. akan sangat mudah dan setelah peningkatan itu
Hal lain yang menjadi penilaian guru terjadi guru akan lebih muda untuk menggali
yaitu bagaimana bahasa tubuh atau gestur bakat yang ada pada diri siswa tersebut.
siswa saat melakukan dialog. Dari hasil tes Dalam proses siklus I sudah ada 5 anak
ini guru akan menilai dan mengelompokkan yang mempunyai unsur tersebut.Dengan
siswa dalam satu kelompok untuk adanya kemauan maka semangat belajar akan
melakukan sebuah pementasan dengan meningkat. Semua unsur yang ada pada
membawakan 1 naskah utuh. Tentu saja kriteria minat saling berhubungan satu sama
guru memperhatikan siswa yang mempunyai lain sehingga jika satu unsur tidak terpenuhi
bakat dan yang tidak dengan baik agar maka hal yang ingin dicapai tidak akan
nantinya dalam pengelompokkan siswa yang maksimal pula. Semua anak harus mempunyai
tidak terlalu memiliki bakat dapat dibantu semangat, gairah dan yang paling penting
oleh siswa yang memiliki bakat dalam adalah cita-cita. Kebanyakan siswa akan
proses latihan atau kerja kelompok. mudah bermimpi atau bercita, seperti hal
Meskipun telah banyak siswa yang siswa yang menjadi subjek ini, jika semuanya
menunjukkan kemajuan dalam proses mempunyai cita-cita maka tujuan yang ingin
pembelajaran namun masih ada pula siswa dicapai akan mampu dilaksanakan dengan
yang tidak ingin berusaha lebih keras atau baik.
masih terpaku pada gerakan temannya Sangat jelas bahwa jika semua unsur ada
bahkan ada pula yang mencontek atau pada diri siswa maka akan sangat mudah
meniru gerakan dari temannya saat bergerak meningkatkan minat siswa karena mereka
di depan. Kendala lain yang terjadi pula hanya perlu pengarahan untuk mengetahui
yaitu masih ada anak yang bermain dan bahwa mereka mempunyai bakat dalam diri
tidak serius dalam pelaksanaan yang mereka harus kembangkan. Yang
pembelajaran. memegang peran penting dalam hal ini adalah
1) Observasi guru, guru harus jeli dan kreatif dalam
Pengamatan dilakukan secara bersamaan membawakan materi dalam pembelajaran,
dengan tindakan saat proses pembelajaran membuat siswa merasa nyaman, semangat,
berlangsung, adapun hasil pengamatan dari tertarik dan semua itu akan berdampak pada
tindakan yang diberikan maka diperoleh minat siswa.
gambaran bahwa pada siklus ini siswa telah
menunjukkan peningkatan minat terhadap
pembelajaran seni teater, namun masih ada
pula yang belum menunjukkan adanya minat
dalam dirinya. Sebagaian anak masih sering
terpaku pada contoh-contoh yang guru
berikan. Banyaknya siswa yang masih bermain
dan tidak memperhatikan pelajaran sehingga
saat adanya tugas yang guru berikan mereka
membuat seadanya saja, ini menunjukkan
Maka deskripsi hasil observasi dapat sungguh-sungguh 3
diperlihatkan pada tabel 3.1 sebagai berikut:
Peserta didik yang bekerja 5
1 1
5 sama dengan baik dalam 8 8,
0 0
( praktek 3
Pertemua
%
n
Komponen Aktivitas yang ) Peserta didik yang terlihat 6
NO 1 1
Diamati 6 bersemangat mengikuti 8 0,
0 1
II pembelajaran 4
I II
I Dari hasil tersebut dapat dilihat minat
siswa melalui indikator-indikator pada lembar
9 observasi masih menunjukkan sangat
Peserta didik yang hadir 1 1 1
1 7, kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran
pada proses pembelajaran 6 5 6
9 seni teater dengan hasil persentasi rata-rata
56,9%. Dari hasil yang dicapai bahwa masih
Peserta didik yang 4 kurangnya minat seperti yang bisa kita lihat
1 pada hasil lembar observasi tersebut maka
2 mengajukan pertanyaan 5 8 7,
0 peneliti memutuskan melanjutkan penelitian
kepada guru 9
pada siklus II untuk memaksimalkan
1 pencapaian tujuan yang ingin dicapai. Adapun
Peserta didik yang nilai yang diambil oleh peneliti pada siklus
8.
3 menjawab pertanyaan guru 1 4 4 pertama ini adalah sebagai berikut :
7
/ peserta didik
5
Berdasar pada teori tersebut, peneliti menerapkan 1 Andrian Pratama S 88 MINAT TINGGI
sehingga terjadi peningkatan minat pada siswa yaitu
dari 6 orang anak yang memiliki ketuntasan nilai atau 2 Asni Juliana Salampe 74 MINAT TINGGI
sampai pada standar kelulusan menjadi 10 orang anak 3 Bernadin Susanna. S 76 MINAT TINGGI
atau 62,5%, meskipun seperti itu masih ada beberapa 4 Briant delon. W R 65 MINAT TINGGI
anakyang belum mampu menjadi nilai standar
kelulusan sehingga tindakan harus di lanjutkan pada 5 Chrisnable. D. A. A 84 MINAT TINGGI
siklus II. 6 Dwipa Yuliana Dewi 85 MINAT TINGGI
Pada sikuls II ini peneliti meningkatkan tingkat 7 Efraim. N. Owen levi 80 MINAT TINGGI
pembelajaran yaitu memberikan naskah setelah
8 Mark Joey Theodorrus 78 MINAT TINGGI
membagi beberapa siswa menjadi 3 kelompok. Naskah
tersebut harus mereka pelajari dan mereka harus 9 Mega Salmia 85 MINAT TINGGI
menentukan aktor sendiri serta melakukan latihan 10 Meyliana The 82 MINAT TINGGI
secara mandiri. Penerapan metode pembelajaran 11 Michelle Lukis 75 MINAT TINGGI
resitasi sangat membantu pembelajaran ini di mana
siswa dibebaskan melakukan latihan sesuai dengan 12 Paskalis Apriyudi 80 MINAT TINGGI
kemauannya tanpa ada tekanan dari pihak guru, mereka 13 Rio Kalimanjaro 60 MINAT
bebas memilih tempat latihan seperti, halaman sekolah, RENDAH
rumah, lapangan, ataupun perpustakaan. Metode 14 Tabita Bungan Amba 85 MINAT TINGGI
resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di 15 Valentino Nicolas R. 80 MINAT TINGGI
mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang 16 Wilson Filemon 78 MINAT TINGGI
dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam Ichwan
kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di Keterangan :
perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau dimana 20-60 = Minat Rendah
61-100 = Minat Tinggi 1. Agar kiranya guru dan perangkat sekolah lebih aktif
dan kreatif dalam menyusun rencana pembelajaran
Berdasarkan tabel di atas sangat terlihat jelas dan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran
bahwa peningkatan minat siswa berkembang dengan dapat tersampaikan kepada siswa sehingga hasil yang
sangat baik, sebanyak 15 siswa atau 93,75% diinginkan dapat tercapai dan memuaskan.
mengalami minat yang tinggi terhadap pembelajaran 2. Agar kiranya guru mampu berkreasi dan menerapkan
seni teater, dan ada 1 siswa atau 6,25% belum metode dan model-model pembelajaran yang tepat
mengalami peningkatan. Hal ini telah diusahakan oleh agar proses pembelajaran lebih terperbaharui dan
peneliti namun faktor yang terjadi adalah anak tersebut menyenangkan sehingga siswa dapat lebih
masih sering malas-malasan dan bermain saat bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
pembelajaran, hal lain yang menjadi penghambat 3. Agar kiranya pendidikan seni budaya mampu menjadi
adalah anak tersebut malas datang ke sekolah. mata pelajaran yang dapat dijadikan sebagai sarana
5. Kesimpulan dan Saran untuk mengembangkan sikap dan kemampuan untuk
5.1 kesimpulan berkarya dan meningkatkankan kreatifitas.
Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian 4. Tidak mengesampingkan unsur seni yang lain dalam
ini, maka dapat disimpulkan bahwa : pembelajaran karena alasan tidak adanya tenaga kerja
1. proses pembelajaran teater menggunakan metode pada bidang tersebut.
Resitasi sebagai upaya peningkatan minat belajar
teater siswa di kelas VIII di SMP Taman Yayasan
Ujung Pandang memiliki 2 tahapan siklus. Pada
siklus pertama pembelajaran dimulai dengan materi,
lalu olah tubuh dan pemberian dialog sebagai bahan
untuk melatih siswa menjadi aktor. Pada siklus II
pembelajaran yang diberikan oleh peneliti lebih
kepada praktek. Siswa dibagi dalam 3 kelompok yang
beranggotakan 5-6 orang. Siswa dibagikan naskah
dan diarahkan untuk mengatur aktor secara mandiri.
Matode resitasi sangat berperan pada siklus II ini
dimana siswa dibebaskan untuk memlih dimana
mereka ingin melakukan latihannya bisa di sekolah,
di rumah, di perpustakan dan di tempat mana saja
yang meraka anggap menyenangkan.
2. Setiap siklus guru memiliki lembar observasi sebagai
penilaian akhir. Hasil observasi yang didapatkan oleh
peneliti pada pra tindakan adalah minat siswa sangat
rendah dimana hanya 6 siswa atau 37,5% yang
mampu memenuhi nilai standar kelulusan dan
sebanyak 10 siswa atau 62,5% yang belum mampu
memenuhi standar kelulusan. pada siklus I hasil yang
didapatkan berdasarkan pada lembar observasi yaitu
terjadi peningkatan dari 6 orang yang mampu
mencapai standar kelulusan menjadi 10 siswa 62,5%
dan 6 orang 37,5% yang belum mampu mencapai
nilai standar kelulusan. di karekan masih ada siswa
yang belum mampu maka siklus di lanjut ke tahap
siklus II. Pada siklus II peningkatan yang terjadi
sangat memuaskan dimana 15 siswa 93,75% telah
mampu meningkatkan minat dan mampu memiliki
nilai yang memenuhi standar kelulusan dan 1 siswa
6,25% yang tidak mampu memenuhi nilai standar
kelulusan. Hal ini terjadi karena 1 orang siswa
tersebut sering bermain saat belajar dan selalu malas
pergi ke sekolah.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka
saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :