Anda di halaman 1dari 5

Nama : Gian Triana

Nim : 2101081
LANDASAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI PENDIDIKAN

INDIVIDU, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN


➢ Individu adalah manusia perseorangan yang memiliki karakteristik sebagai kesatuan yang
tidak dapat dibagi, memiliki perbedaan sehingga bersifat unik serta bebas mengambil
keputusan atau tindakan atas pilihan dan tanggung jawabnya sendiri (otonom).
➢ Masyarakat didefinisikan oleh Ralph Linton sebagai setiap kelompok manusia yang telah
hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri dan
menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang
dirumuskan dengan jelas.
➢ Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar
(Koentjaraningrat, 1985).

STRUKTUR SOSIAL, STATUS, DAN PERANAN


Dalam struktur sosial setiap individu mempunyai kedudukan atau status dan peranan
tertentu.
Status adalah kedudukan seseorang di dalam suatu struktur sosial. Misalnya: di dalam
struktur organisasi madrasah seseorang mungkin berkedududkan sebagai kepala
madrasah, sebagai guru, sebagai siswa, dsb.
Peranan adalah berbagai hal yang harus dilakukukan oleh individu sesuai kedudukannya.

INTERAKSI SOSIAL, TINDAKAN SOSIAL, KONFORMITAS, PENYIMPANGAN


TINGKAH LAKU ATAU SOSIAL, DAN KONTROL SOSIAL.
➢ Setiap individu maupun kelompok melakukan interaksi sosial, adapun dalam interaksi
sosial tersebut mereka melakukan berbagai tindakan sosial, yaitu perilaku individu yang
dilakukakn dengan mempertimbangkan dan berorientasi kepada perilaku orang lain untuk
mencapai tujuan tertentu.
➢ Konformitas adalah bentuk interaksi yang di dalamnya setiap individu berperilaku
terhadap individu lainnya sesuai dengan yang diharapkan kelompok atau masyarakat,
sedangkan homogenitas yaitu adanya kesamaan dalam nilai, harapan, norma dan perilaku
individu-individu di dalam masyarakat.
➢ Tindakan Sosial adalah perilaku individu yang dilakukan dengan mempertimbangkan dan
berorientasi kepada perilaku yang lain untuk mencapai tujuan tertentu.

PENDIDIKAN SOSIALISASI DAN ENKULTURASI


➢ Sosialisasi: Suatu proses dimana anak belajar menjadi anggota yang berpartisipasi dalam
masyarakat (pengambilan peran)
➢ Enkulturasi: Suatu proses dimana individu belajar cara berfikir, bertindak dan merasa
yang mecerminkan kebudayaan masyarakat (Perolehan kompetensi Budaya)
➢ Sosialisasi dan enkulturasi merupakan fungsi masyarakat dalam rangka mengantarkan
setiap individu – khususnya generasi muda – kedalam kehidupan bermasyarakat dan
berbudaya.
➢ Pendidikan diupayakan anatara lain agar peserta didik mampu hidup bermasyarakat dan
berbudaya. Sebab itu, apabila ditinjau dari sudu pandang sosiologi, pendidikan identik
dengan sosialisasi, sedangkan apabila ditinjau dari sudut pandang antropologi,
pendidikan identik dengan enkulturasi.

PENDIDIKAN SEBAGAI PRANATA SOSIAL


Pranata sosial adalah suatu sistem peran dan norma sosial yang saling berhubungan dan
terorganisasi disekitar pemenuhan kebutuhan atau fungsi sosial yang penting (Sudarja
Adiwikarta, 1988).
• Jenis pranata sosial: pranata ekonomi, pranata politik, pranata agama, pranata
pendidikan.
• Pranata pendidikan : tujuannya untuk menjaga kelangsungan eksistensi masyarakat
dan kebudayaannya melalui proses sosialisasi dan enkulturasi.

CIRI DAN FAKTOR PERLUNYA PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP


Menurut Redja Mudyahardjo ada 4 ciri pendidikan sepanjang hayat:
• Keterpaduan vertikal
• Keterpaduan Horizontal
• Keterpaduan Ekologis
• Keragaman serta kelugasan dalam pendidikan
Faktor yang mendorong perlunya pendidikan seumur hidup menurut Odang Muchtar (1991)
adalah:
o Adanya keterbatasan pendidikan sekolah
o Terjadinya perubahan masyarakat dan peranan sosial
o Pendayagunaan sumber pendidikan yang belum optimal

PENDIDIKAN INFORMAL, FORMAL DAN NONFORMAL


➢ Pendidikan Informal
Pendidikan Informal adalah pendidikan yang berlangsung atau terselenggara secara wajar
didalam lingkungan hidup sehari-hari.

➢ Pendidikan Informal di dalam Keluarga


Di dalam keluarga berlangsung pendidikan yang diselenggarakan orang tua kepada anak-
anaknya. Cara-cara pelaksanaan pendidikan dalam keluarga berlangsung dalam suasana
yang wajar. Keluarga juga merupakan peletak dasar pendidikan anak, sebagai persiapan
kearah kehidupan anak dalam masyarakatnya.

JENIS DAN BENTUK KELUARGA


Berdasarkan kenggotaannya:
o Keluarga Batih (Ayah, Ibu, dan Anak)
o Keluarga Luas (Beberapa Keluarga Batih)
Berdasarkan garis keturunan:
• Keluarga Patrilinial (Garis keturunan ditarik dari pria atau ayah).
• Keluarga Matrilineal (Garis keturunan ditarik dari wanita atau Ibu).
• Sudarja Adiwakarata Empat fungsi keluarga yangbersioat universal, yaiyu
sbegai pranata yang membenarkan hubungan seksual antasarkan pria dan wianita dewasa
dengan berdasarkan pernikahan.
• Mengemban keturunan.
• Melaksanakan kependidikan.
• Senbagai kesatuan ekonomi.

➢ Pendidikan Infromal di dalam Masyarakat


Dapat berlangsung melalui adat kebiasaan, pergaulan anak sebaya, upacara adat,
pergaulan di lingkungan kerja, permainan, pagelaran kesenian dan percakapan
biasa dalam kehidupa sehari-hari. Dalam konteks ini pendidikan informal ini
merupakan pewarisan sosial yang berfungsi untuk melestarikan nilai-nilai budaya
masyarakat.
➢ Pendidikan Formal (Sekolah)
Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (Pasal
1 ayat 11 UU RI No. 20 Tahun 2003).
Pendidikan formal diselenggarakan di sekolah. Sekolah sebagai Pranata
Sosial. Sekolah mewujudkan aktivitas kelas dari kelakuan berpola yang ada di
masyarakat.
Robert Dreeben,1968 mengemukakan 4 perbedaan aturan yang dipelajari
anak di keluarga dan di sekolah, yaitu independence, achievement, universalism,
and specifity.

KOMPONEN SEKOLAH
• Tujuan Pendidikan.
• Manusia.
• Kurikulum.
• Media Pendidikan dan Teknologi Pendidikan.
• Sarana, Prasarana, dan Fasilitas.
• Pengelolaan Sekolah.
✓ Pendidikan non formal
Pendidikan non formal Adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang (pasal 1 ayat 12 UU RI No.20/2003)
✓ Fungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan
kepribadian profesional.

PENDIDIKAN, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN


Dalam hubungan dengan keadaan serta harapan masyarakat dan kebudayaannya, pranata
pendidikan memiliki 2 fungsi utama,yaitu
1. Fungsi konservasi
Mewariskan atau melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat dan/atau
mempertahankan kelangsungan eksistensi masyarakat.
2. Fungsi inovasi/kreasi/transformasi
Melakukan perubahan dan pembaharuan masyarakat beserta nilai-nilai budayanya.
kedua fungsi pendidikan sebagaimana dikemukakan diatas, yaitu fungsi konservasi
dan fungsi inovasi pendidikan bagi masyarakat dan kebudayaannya dapat kita pahami
dan real terjadi di dalam kehiduan masyarakat.

POLA-POLA KEGIATAN SOSIAL PENDIDIKAN


Ada 2 dimensi tingkah laku yang saling berinteraksi dan menentukan tingkah laku individu di
dalam sistem sosialnya :
1. Dimensi nomothetis
Meliputi variabel pranata, peranan dan harapan-harapan sosial.
2. Dimensi ideografis
Meliputi variabel individu, kepribadian, dan kebutuhan-kebutuhan perorangan.

REDJA MUDYAHADJO 1991


Pola Transaksional:
▪ I’am not O.K. – You’are O.K.
▪ I’am O.K. – You’re not O.K.
▪ I’am not O.K. – You’re not O.K.
▪ I’am O.K. – You’re O.K.
Contoh:
“I’am O.K. – You’re O.K.”, artinya bahwa guru mau melaksanakan pendidikan dan siswa pun
mau melaksanakan pendidikan.

POLA SIKAP GURU KEPADA SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP FUNGSI DAN
TIPE GURU
1. Guru berasumsi bahwa para muridnya belum menguasai kebudayaan, sedangkan pendidikan
diartikan sebagai enkulturasi.
• Implikasinya maka tugas dan fungsi guru adalah menggiring murid-muridnya
untuk mempelajari hal-hal yang dipilihkan oleh guru dengan pertimbangan itulah
yang terbaik bagi mereka.
• Tipe guru dalam kategori ini dinamakan Hargreaves sebagai penjinak atau
pengembala singa (lion tamer).
2. Guru berasumsi bahwa para muridnya mempunyai dorongan untuk belajar yang harus
menghadapi materi pengajaran yang baru baginya, cukup berat dan kurang menarik.

• Implikasinya maka tugas guru adalah membuat pengajaran menjadi


menyenangkan, menarik dan mudah bagi para muridnya

• Tipe guru demikian dikategorikan sebagai penghibur atau “entertainer”


3. Guru berasumsi bahwa para muridnya mempunyai dorongan untuk belajar, ditambah dengan
harapan bahwa murid harus mampu menggali sendiri sumber belajar, dan harus mampu
mengimbangi dan berperan dalam kehidupan masyarakat yang terus menerus berubah bahkan
dengan kecepatan yang semakin meningkat.

• Implikasinya guru harus memberikan kebebasan yang cukup luas kepada


muridnya.

• Tipe guru ini dikategorikan oleh Hargreaves sebagai “guru romantik”

Anda mungkin juga menyukai