Proses sosialisasi atau pendidikan dijalani individu sepanjanh hayat. Redja Mudyaharjo
mengemukakan empat ciri pendidikan sepanjang hayat, yaitu :
1. Keterpaduan vertikal
2. Keterpaduan horizontal
3. Keterpaduan ekologis
4. Keragaman serta kelugasan dalam pendidikan
Dalam rangka pendidikan sepanjang hayat terdapat berbagai lembaga pendidikan atau
agen-agen sosialisasi (Agents of Sosialization) antara lain : Keluarga, taman bermain, sekolah,
media massa, kursus-kursus, dsb. Pendidikan yang berlangsung di berbagai lingkungan dan
lembaga tersebut ada yang sifatnya informal, formal, dan nonformal.
Pendidikan informal adalah pendidikan yang terselenggara secara wajar (alamiah) di dalam
lingkungan hidup sehari-hari.
Kelurga merupakan unit sosial terkecil yang bersifat universal, artinya terdapat disetiap
tempat dimana pun. Dalam arti sempit, kelurga adalah unit sosial yang terdiri dari dua orang
(suami-isteri) atau lenbih (ayah, ibu dan anak). Adapun dalam arti luas adalah unit sosial
berdasarkan hubungan darah atau keturunan.
Jenis dan bentuk keluarga menurut Kamanto Sunarto (1993) keluarga dapat dibedakan
dalam berbagai macam bentuk. Berdasarkan keanggotaannya ( Keluarga batih dan keluarga
luas), berdasarkan garis keturunannya (keluarga patrilineal, keluarga matrilineal, dan
keluarga bilateral). Berdasarkan pemegang kekuasaannya (keluarga patriarhat, matriarhat
dan keluarga equalitarian). Berdasarkan bentuk perkawinanya (keluarga monogamy,
poligami dan keluarga poliandri). Berdasarkan status sosial ekonominya ( keluarga golongan
rendah, keluarga golongan menengah dan keluarga golongan tinggi). Berdasarkan
keutuhannya (keluarga utuh, keluarga pecah, dan keluarga pecah semu)
Fungsi keluarga. Keluarga memiliki berbagai fungsi, antara lain fungsi affeksi, fungsi biologis,
fungsi proteksi, ekonomi, fungsi pendidikan, fungsi religious dan fungsi rekreasi. Namun
menurut antropolog bernama George Peter Murdock (Sudardja Adiwikarta, 1988), terdapat
4 fungsi keluarga yang sifatnya universal, yaitu :
1. Sebagai pranata yang membenarkan hubungan seksual antara pria dan wanita
dewasa berdasarkan pernikahan.
2. Mengembangkan keturunan
3. Melaksanakan pendidikan
4. Sebagai kesatuan ekonomi.
Berdasarkan uraian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan dalam keluarga
adalah :
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstuktur dan berjenjang, yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. ( Pasal 1 ayat 11 UU RI No.
20 tahun 2003). Sekolah adalah salah satu pranata sosial yang memoliki tugas khusus untuk
menyelenggarakan pendidikan. Waini Rasyidin dan M.I Soelaeman menyatakan : Sekolah
adal suatu satuan (unit) sosial atau lembaga sosial yang kekhususan tugasnya ialah
melaksanakan proses pendidikan. ( Odang Muctar 1991)
1. Peserta didik
2. Guru
3. Kurikulum
Namun demikian, dewasa ini idealnya struktur sekolah memerlukan berbagai
komponen , tidak hanya di dukung oleh 3 komponen tersebut.
Sekolah sebagai pranata/ Lembaga Pendidikan Formal. Redja Mudyaharjo (Odang
Muchtar, 1991) antar lain bahwa sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Sekolah memiliki fungsi khusus dalam bidang pendidikan
b. Sekolah memiliki tatanan nilai dan norma yang tersurat tentang peranan-
peranan dan hubungan-hubungan dalam sekolah.
c. Sekolah mampu mempunyai program yang terorganisasi dengan ketat
d. Kredensials dipandang penting baik dalam penerimaan siswa baru maupun
untuk menunjukan bukti kelulusan.
a. Kemandirian (Independence)
Di sekolah anak mulai terbiasa hidup lepas dari orang tuanya
b. Prestasi (Achievement)
Anak dituntut belajar dengan apa yang diraihnya
c. Universalisme (Universalism)
Di sekolah semua anak diperlakukan sama
d. Specifity (spesifity)
Di sekolah kegiatan siswa serta penilaian terhadap kelakuan mereka dibatasi secara
spesifik. Siswa dapat memperoleh kegagalan serta kritik dalam jam pelajaran
tertentu, tetapi ia pun dapat memperoleh keberhasilan dan pujian pada jam
pelajaran lainnya.