Anda di halaman 1dari 29

GAGAL JANTUNG

Dr. AGUS SUPRAPTO


PUSKESMAS MUARA BULIAN
PENGERTIAN

Keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi


jantung sehingga jantung tidak mampu
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan.
FAKTOR PREDISPOSISI
• Penyakit yang menyebabkan penurunan
fungsi ventrikel
penyakit arteri koroner, hipertensi, kardiomiopati,
penyakit pembuluh darah, penyakit jantung kongenital

• Keadaan yang membatasi pengisian


ventrikel
stenosis mitral, kardiomiopati, penyakit perikardial
FAKTOR PENCETUS
1. Penyebab jantung
• Penyebab miokardium ( iskemia, infark,
disritmia dan miokarditis )
• Penyebab valvular ( stenosis, infeksi, ruptur )
• Penyebab perikardial ( infeksi, kardiomiopathy )
2. Penyebab non jantung
tidak taat pengobatan dan diet ( garam )
3. Penyebab lain
hipertensi, kelebihan cairan, infeksi
sistemik dan
emboli paru.
FISIOLOGI
3 mekanisme tubuh menyesuaikan cardiac
Output :
1. Mekanisme frank starling
2. Mekanisme endokrin, humoral, neural
3. Remodelling jantung
MEKANISME FRANK STARLING

• Cardiac output ditentukan oleh


mekanisme frank starling
• Myocyte menghasilkan tekanan sesuai
dengan panjang myocyte tersebut saat
diastolik, dimana ini merupakan koreksi
terhadap perubahan volume end diastolik
( karena aktifitas dan sikap tubuh )
MEKANISME ENDOKRIN,
HUMORAL, NEURAL
• Cardiac output disesuaikan ( menit-jam )
melalui mekanisme saraf simpatik SA dan
AV node serta saraf vagal, katekolamin,
anti diuretik hormone ( ADH ), atrial
natriuretic hormone, dan sistem renin-
angiotensin-aldosteron.
• Mekanisme ini menyesuaikan tingkat
inotropik dan kronotropik jantung,
preload dan afterload.
REMODELLING JANTUNG
• Setelah berminggu-minggu, cardiac output
disesuaikan oleh proses redmodelling
jantung, yaitu hipertrofi dan dilatasi.
PATOFISIOLOGI
• Dekompensasi mekanisme frank starling
yang terus menerus menyebabkan dilatasi
jantung dimana ini akan meningkatkan
tekanan dinding ventrikel.
• Saat diastole, ini akan menganggu aliran
darah koroner
• Saat sistole, akan menganggu kontraksi
ventrikel.
PATOFISIOLOGI II
• Kegagalan fungsi ventrikel kiri  tekanan
hidrostatik pulomonal  edema
interstitial alveolar  akumulasi cairan
alveolar ( edema pulmonal )
• Edema pulmonal  nafas pendek dan
dyspnea.
HEMODINAMIKA
PATOFISIOLOGI III
• Hipertrofi miokard  menurunnya
kemampuan diastolik ketika kebutuhan
oksigen meningkat
• Hipertrofi miokard juga mengubah tekstur
normal miokard sehingga mengurangi
efektifitas fungsi pompa sistolik
• Menurunnya reseptor beta 
menurunnya fungsi sistolik karena
hilangny kontraksi.
KLINIS
1. “ FORWARD FAILURE “
karena hypoperfusi kronis : letih, lesu,
anoreksia
2. “ BACKWARD FAILURE “
nafas pendek, anoreksia, pembengkakan
abdomen, edema perifer.
KLINIS GAGAL JANTUNG KIRI
• DYSPNEU ON EFFORT ( DOE )
• ORTHOPNOE
• DISPNEA NOKTURNAL PAROKSISMAL
• PEMBESARAN JANTUNG ( batas kiri jantung )
• IRAMA DERAP ( GALLOP ) : irama S3 dan S4
• TAKIKARDI
• RONKI DAN KONGESTI VENA PULMONALIS
( jika terjadi penumpukan cairan di paru )
• PERNAPASAN CHEYNE STOKES
• PULSUS ALTERNANS
GAGAL JANTUNG KIRI
GAGAL JANTUNG KIRI
KLINIS GAGAL JANTUNG
KANAN
• EDEMA PITTING
• PEMBESARAN HEPAR ( HEPATOMEGALI )
• ASITES
• HIDROTHORAKS
• TEKANAN VENA JUGULARIS MENINGKAT
• HIPERTROFI JANTUNG KANAN
• IRAMA DERAP ATRIUM KANAN
• TANDA PENYAKIT PARU KRONIK ( khususnya pada
kasus cor pulmonale )
GAGAL JANTUNG KONGESTIF : GABUNGAN
KEDUANYA.
KLASIFIKASI NYHA
• Kelas 1 : bila pasien dapat melakukan
aktifitas berat tanpa keluhan
• Kelas 2 : bila pasien tidak dapat melakukan
aktifitas lebih berat dari aktifitas sehari-hari
tanpa keluhan
• Kelas 3 : bila pasien tidak dapat melakukan
aktifitas sehari-hari tanpa keluhan
• Kelas 4 : bila pasien sama sekali tidak dapat
melakukan aktifitas apapun dan harus tirah
baring.
Kriteria Framingham
Kriteria mayor
• Dispnea nokturnal paroksismal/ orthopnoe
• Peningkatan tekanan vena jugularis
• Ronkhi basah tidak nyaring
• Kardiomegali
• Edema paru akut
• Irama derap S3
• Peningkatan tekanan vena > 16 cm H20
• Refluks hepatojugular
SKOR FRAMINGHAM
Kriteria minor
• Edema pergelangan kaki
• Batuk malam hari
• DOE
• Hepatomegali
• Efusi pleura
• Kapasitas maksimal berkurang jadi 1/3 maks
• takikardia
KRITERIA FRAMINGHAM
• Diagnosis ditegakkan dari 2 kriteria
mayor; atau 1 kriteria mayor dan 2
kriteria minor harus pada saat yang
bersamaan.
• Kriteria framingham digunakan untuk
diagnosis gagal jantung kongestif
( Congestif heart failure )
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan foto rontgen :
tergantung luas dan lamanya peningkatan
tekanan hidrostatik kapiler pulmo.
• Pemeriksaan EKG : untuk mencari
penyakit yang mendasarinya ( infark
miokard dan aritmia ).
PULMONARY
HYPERTENSION
PENATALAKSANAAN
Tujuan terapi :
• Menurunkan preload : menurunkan tekanan
dan volume end diastolik
• Menurunkan afterload : meningkatkan fraksi
ejeksi dan perfusi jaringan serta
meminimalkan kerja jantung
TERAPI
Dlm praktiknya, tujuan terapi dicapai
Melalui vasodilatasi, kontrol tekanan darah,
dan diuresis.
Penanganan ABC ( airway, breathing,
circulation ) diutamakan terlebih dahulu.
Oksigen merupakan komponen penting
dalam terapi gagal jantung.
TERAPI
• Nitroglycerin ( arteri dan vena dilator )
sublingual nitroglycerin diberikan sampai
tekanan sistolik dibawah 130 mmhg atau
keluhan teratasi. Pemberian nitroglycerin
iv dimulai jika setelah 3 kali pemberian
sublingual tidak ada perbaikan.
TERAPI
• Furosemide : loop diuretics mengurangi
edema pulmonal dan mengurangi preload.
biasanya dosis 40-100 mg.
• Morphine : menurunkan aksi simpatis
• Beta 2 agonis nebulizer : albuterol dan
terbutaline  vasodilatasi perifer dan
mengurangi peningkatan resistensi jalan
napas karena edema pulmonal
TERAPI DIURETIK
– Yang digunakan Furosemide 40-100 mg
– Dosis penunjang rata-rata 20 mg
– Efek samping : hipokalemia, dapat diatasi
Dengan suplai kalium atau dengan
spironolakton.
– Diuretik lain : HCT, triamteren, amilorid,
asam etakrinat.
THANK YOU
DR. AGUS SUPRAPTO
CARDIOLOGY
PKM. MUARA BULIAN

Anda mungkin juga menyukai