Anda di halaman 1dari 3

Mengevaluasi Strategi dengan mempertimbangkan lingkungan bisnis internal dan

eksternal

Proses manajemen strategi menghasilkan keputusan yang dapat mempunyai


konsekuensi yang signifikan dan jangka panjang. Keputusan strategi yang salah
dapat menimbulkan kerugian besar, yang akan sulit sekali untuk memperbaikinya.
Oleh karena itu banyak perencana strategi sepakat bahwa mengevaluasi strategi
sangat penting untuk kehidupan organisasi atau perusahaan; evaluasi yang tepat
waktu dapat memperingatkan manajemen akan adanya masalah atau potensi
masalah sebelum menjadi kritis. Evaluasi strategi merupakan proses yang rumit dan
sensitif. Terlalu banyak kegiatan mengevaluasi strategi dapat menghabiskan biaya
yang sangat mahal dan bisa jadi kontra produktif. Evaluasi strategi penting untuk
memastikan tujuan-tujuan strategi yang dapat ditetapkan dapat tercapai.
Evaluasi strategi didasarkan pada kriteria kuantitatif maupun kualitatif. Kriteria
kuantitatif biasanya digunakan untuk mengevaluasi strategi adalah rasio keuangan;
ROI, ROE, Laba per saham, pertumbuhan asset, pangsa pasar, dll. Yang digunakan
oleh para penyusun strategi untuk melakukan tiga perbandingan antara lain
membandingkan kinerja perusahaan dalam periode waktu yang berbeda,
membandingkan kinerja perusahaan dengan pesaing, dan membandingkan kinerja
perusahaan dengan rata-rata industri.
3 alasan aktivitas pokok evaluasi strategi:
1. Mengkaji ulang atas landasan evaluasi strategi
2. Mengukur kinerja organisasi dengan membandingkan hasil yang diharapkan
dengan hasil yang sebenarnya.
3. Pengambilan tindakan korektif untuk memastikan bahwa kinerja sesuai dengan
rencana.
Beberapa potensi masalah yang berkaitan dengan penggunaan kriteria kuantitatif
untuk mengevaluasi strategi antara lain :
1. Sebagian besar kriteria kuantitatif lebih mengacu pada tujuan tahunan daripada
tujuan jangka panjang.
2. Metode akuntansi yang berbeda bisa menghasilkan hasil yang berbeda dalam
berbagai kriteria kuantitatif.
3. Penilaian secara intuitif hampir selalu dilakukan dalam penjabaran kriteria
kuantitatif.
Dengan adanya beberapa alasan-alasan tersebut dan alasan lainnya, kriteria
kualitatif juga dibutuhkan dalam mengevaluasi strategi. Faktor manusia seperti
tingkat ketidakhadiran dan rasio turnover yang tinggi, kualitas dan kuantitas produksi
yang rendah, atau tingkat kepuasan karyawan yang rendah, merupakan penyebab
menurunnya kinerja. Faktor-faktor dalam pemasaran, keuangan / akuntansi, litbang,
atau sistem informasi manajemen juga dapat menimbulkan masalah keuangan.
Dalam lingkungan bisnis, pengusaha harus bisa mengatasi suatu persoalan yang
ada di dalam bisnisnya, maka dari itu, pengusaha atau perusahaan harus bisa
menerapkan manajemen strategi didalam persaingan yang semakin ketat.
Dalam merumuskan suatu strategi operasi dan persoalan strategi bisnis, suatu
analisis harus dibuat berdasarkan lingkungan eksternal dan internal. 
Lingkungan eksternal biasanya meliputi persaingan, pelanggan, ekonomi, teknologi
dan kondisi sosial. Lingkungan eksternal selain dapat membentuk strategi bisnis dan
strategi perusahaan juga dapat membentuk strategi operasi.
Suatu analisis lingkungan internal bisanya mengarah pada pengidentifikasian
kekuatan dan kelemahan operasi yang ada. Strategi operasi mencoba mengatasi
kelemahan dan mengembangkan kekuatan yang ada.
Sebelum menjalani bisnis, calon pengusaha sebaiknya meluangkan waktu untuk
mempelajari dan memahami lingkungan bisnis. Tujuannya adalah untuk
menciptakan keselarasan antara lingkungan dan bisnis itu sendiri.

Lingkungan bisnis yang baik akan memperlancar jalannya bisnis. Tidak hanya
bisnis, lingkungan yang baik juga bisa menghasilkan dampak yang baik pula bagi
seluruh lapisan bisnis dan masyarakat.

Lingkungan bisnis yang dipelajari juga bisa menjadi acuan akan lifestyle atau tren
terkini yang sedang diminati masyarakat. Hal tersebut bisa menjadi bahan untuk
menentukan target pasar dan membuat strategi pemasaran.

Karena itu, lingkungan bisnis berperan penting dalam peluang bisnis yang akan
dibangun dan dijalankan ke depannya. Dengan mempelajari dan memahami
lingkungan bisnis tersebut, peluang bisnis dapat dikembangkan.

Selain itu, lingkungan bisnis memengaruhi keberhasilan dan profitabilitas


perusahaan. Perubahan pada lingkungan bisnis pastinya akan ikut memengaruhi
keputusan strategis perusahaan. Beberapa mungkin memiliki dampak tidak
langsung, sementara yang lain memiliki dampak langsung.

Beberapa contoh perubahan lingkungan bisnis yang harus diantisipasi:

 Peristiwa alam seperti kebakaran hutan, perubahan iklim, dan bencana alam.
 Peristiwa politik, seperti pergantian kepemimpinan kepala negara, tindakan
korupsi, dan aksi kerusuhan.
 Kondisi ekonomi, seperti resesi, tingginya suku bunga, devaluasi mata uang,
dan hiperinflasi.
 Perubahan sosial budaya, seperti perubahan selera dan preferensi
konsumen, pergeseran komposisi demografis, dan urbanisasi.
 Perubahan regulasi, seperti regulasi persaingan usaha, keamanan produk,
dan perlindungan konsumen.
 Perubahan teknologi, seperti penetrasi Internet di daerah.
 Kondisi internal, seperti turn-over karyawan dan produktivitas karyawan.

Seberapa besar dampak setiap perubahan lingkungan bisnis terhadap perusahaan,


itu tergantung pada industri di mana perusahaan beroperasi. Contohnya, devaluasi
mata uang akan memiliki dampak dan eksposur yang lebih besar kepada eksportir
daripada perusahaan asuransi properti. Atau misalnya, pergeseran selera konsumen
akan lebih berdampak pada industri makanan daripada industri keuangan.

Anda mungkin juga menyukai