Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

TEKNOLOGI MEKANIK

Disusun Oleh :
Nama : Hassyim Asyari
NIM : 21/22524/TP
Kelas : STIK
Kelompok :G
Acara II : Pengelasan
Co. Ass : Gilang Putro Pamungkas
Dosen Pengampu : Ir. Gani Supriyanto, MP, IPM.

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2023
I. ACARA II : Pengelasan
II. HARI, TANGGAL : Jumat, 20 Januari 2023
III. TUJUAN :

1. Mahasiswa mampu melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan


peraturan dan tata cara pengerjaan praktek kerja bangku II

2. Mempelajari bagaimana cara mengelas bahan besi


3. Mengenal cara menggunakan alat pengelasan
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Mesin las listrik
2. Pemukul
3. Sikat kawat
4. Gerenda
5. Apron, Topeng las listrik , penutup dada , sarung tangan kulit
B. Bahan
1. Besi plat
2. Elektroda
V. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memotong besi sebagai benda kerja sebanyak satu potong besi besar dan
dengan masing – masing sepanjang 15 cm dan melakukan pengikisan pada
besi tersebut hingga halus.
3. Menyiapkan mesin las dengan memasang kutub negatif pada meja kerja
(meja besi) dan kutub positif dipasang electrode.
4. Menggunakan semua Apron.
5. Melakukan latihan pengelasan / latihan mendapatkan api.
6. Melakukan pengelasan untuk penyambungan flat, penyambungan siku
(L) dan penyambungan siku T.
7. Menghilangkan slag dengan memukul – mukul bekas las dan
menyikatnya.
VI. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel 2.1 Pengelasan
No Gambar Keterangan
.
1. Memotong besi sebanyak satu
potong besi besar dan lima
potong besi kecil dengan masing
– masing panjang 15 cm dan
melakukan pengikisan pada besi
tersebut hingga halus.
Gambar 2.1.1 Proses Gerinda
2. Pengelasan plat flat dengan
menggunakan bahan dua potong
besi yang telah dipotong dengan
panjang dan lebar sama.

Gambar 2.1.2 Bahan Plat Flat


3. Pengelasan plat flat dengan
menggabungkan dua buah plat
besi yang telah disiapkan dengan
elektrode.

Gambar 2.1.3 Praktikan


Mengelas Plat Flat
4. Hasil pengelasan plat flat yaitu
tergabungnya dua buah plat tanpa
rongga ditengahnya.
Gambar 2.1.4 Hasil
Pengelasan Plat Flat

5. Pengelasan plat T dengan


menggunakan bahan dua potong
besi yang telah dipotong dengan
panjang sama tetapi lebarnya
berbeda.

Gambar 2.1.5 Bahan Plat T


6. Pengelasan plat T dengan
menggabungkan dua buah plat
besi yang telah disiapkan dengan
elektrode membentuk T.

Gambar 2.1.6 Praktikan


Mengelas Plat T
7. Hasil pengelasan plat T yaitu
tergabungnya dua buah plat yang
membentuk T.

Gambar 2.1.7 Hasil


Pengelasan Prat T
8.
Pengelasan plat berbentuk L
dengan menggunakan bahan dua
potong besi yang telah dipotong
dengan panjang dan lebar sama.

Gambar 2.1.8 Bahan Plat L


9. Pengelasan plat L dengan
menggabungkan dua buah plat
besi yang telah disiapkan dengan
electrode membentuk L.

Gambar 2.1.9 Praktikan


Mengelas Plat L
10. Hasil pengelasan plat L yaitu
tergabungnya dua buah plat
dengan bentuk L.

Gambar 2.1.10 Hasil


Pengelasan Plat L
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pengelasan pada plat,
Praktikan disuruh mengelas dengan membentuk huruf T, L dan mendatar.
Ada 3 teknik pengelasan yang digunakan, Untuk mempermudah praktikan
menggunakan teknik zig-zag, Setelah selesai mengelas praktikan
membersihkan hasil las dengan menggunkan palu untuk membersihkan
kerak pada permukaan ruangan yang akan dilas. Gunakan sikat baja untuk
hasil yang optimal. Tempatkan bahan yang akan dilas pada tempat yang
sudah disiapkan. Baik itu memakai meja kerja atau hanya
menempatkannya di lantai. Mengatur kerapatan di antara dua bahan. Pakai
klem bila diperlukan. Tempatkan masa mesin las pada salah satu sisi
bahan yang akan dilas. Tambahkan elektroda pada panel penjepit elektroda
di mesin las. Pasang kemiringan elektroda sesuaikan dengan urutan bahan.
Umumnya sudah ada tempat khusus kemiringan elektroda pada tang
penjepit elektroda. Sesudah bahan siap untuk di las, perlahan-lahan
dekatkan ujung elektroda pada bahan yang akan dilas Jarak di antara ujung
elektroda dengan bahan yang akan dilas sangatlah mempengaruhi kualitas
pengelasan. Bila jarak begitu jauh, akan muncul percikan seperti hujan
bintik-bintik api. Proses pengelasan pun tidak prima. Bila jarak begitu
dekat, api tidak menyala dengan sempurna. Serta tidak ada cukup jarak
untuk tempat lelehan elektroda. Jarak yang baik adalah seperdelapan dari
tebal elektroda.
Pengelasan merupakan proses penyambungan dua buah logam
khususnya baja untuk menghasilkan sebuah kontruksi mesin dilaksanakan
dalam keadaan lumer atau cair. Baja mempuyai jenis dan spesifikasi yang
beragam tidak semua mempuyai sifat mampu las yang baik dan logam
yang mempuyai sifat mampu las yang baik diantaranya baja ASTM A36.
Pada proses pengelasan timbulnya lonjakan tegangan yang besar
dibandingan sambungan keling maupun sambungan baut. Hal ini
disebabkan sifat baja pada sambungan terutama pada daerah HAZ karena
pada daerah tersebut yang bersebelahan dengan daerah las yang selama
proses pengelasan mengalami proses panas. Salah satu penyebab
terjadinya cacat dalam pengelasan disebabkan oleh jenis elektroda yang
digunakan pada proses pengelasan, elektroda juga mempengaruhi
ketangguhan dan kekuatan tarik dari hasil pengelasan (Awali, 2014).
Kemajuan teknologi pengelasan akhir akhir ini sangatlah membantu
dalam pekerjaan pembuatan konstruksi baik yang sederhana maupun
konstruksi yang mempunyai tingkat kesulitan dan persyaratan tinggi.
Salah satunya pengelasan SMAW (Shield Metal Arc Welding) yaitu
pengelasan menggunakan logam berselaput sebagai bahan tambah dengan
panas yang didapat dari busur listrik. Pengelasan merupakan proses
penyambungan dua logam paduan atau lebih yang dilaksanakan dalam
keadaan lumer atau cair sehingga setelah membeku akan terbentuk
sambungan melalui ikatan kimia yang dihasilkan dari pemakaian energi
panas. Dalam proses pengelasan, bagian yang di las menerima panas
setempat yang mengakibatkan pengembangan termal, sedangkan bagian
yang dingin tidak mengalami perubahan sehingga dapat mengakibatkan
ketidak seragaman regangan, hal ini juga berpengaruh terhadap perubahan
struktur yang terkandung didalamnya. Maka dari itu pemelihan jenis
elektroda serta media pendingin sangat berpengaruh terhadap kekuatan
tarik benda dan juga perubahan kandungan struktur yang terjadi di
dalamnya.(Purwanto, 2018)
Penggunaan teknologi pengelasan sering dijumpai di berbagai
aplikasi pengelasan konstruksi, pengelasan perkapalan, rangka kendaraan
(Chassis), Rel kereta api, pipa gas dan lain sebagainya. Pengelasan
memiliki prosedur dan tahapantahapan yang harus dipenuhi sebelum
melakukan proses penyambungan. GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)
adalah proses menggabungkan logam dengan cara memanaskan sehingga
mencair melalui busur yang terbentuk dari elektroda tungsten dan logam.
Elektroda yang digunakan bertujuan sebagai tumpuan terciptanya busur
listrik hal ini mengklasifikasikan elektroda GTAW dalam jenis elektroda
tidak terumpan (Non Consumable). Hasil dari pengelasan ini bisa
digunakan hampir semua logam dan mempunyai kualitas yang sangat baik.
Sedangkan pengelasan yang umum digunakan yaitu SMAW (Shield Metal
Arc Welding) adalah proses pemanasan busur jenis tertutup yang bertujuan
mencairkan dan menggabungkan logam yang terbentuk antara elektroda
dan logam, stick welding istilah lain dari pengelasan jenis ini., elektroda
berfungsi sebagai bahan pengisi, pada umumnya diposisikan sebagai
Cover Pass atau biasa dalam istilah pengelasan yaitu bagian pengisi paling
luar (Arifin, 2017).
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan


sebagai berikut:
1. Pengelasan adalah suatu proses penyambungan dua material /
lebih, biasanya berupa logam, dengan menggunakan energi panas
sampai material yang akan disambung tersebut meleleh (melted)
kemudian menyatu / berpadu (fused), dengan memberikan
tekanan atau tidak, serta dengan memberikan bahan tambahan
(consumable) atau tidak.
2. Dalam menyalakan busur las ada beberapa Teknik yang dapat
digunakan yaitu menggeser dan menempelkannya kemudian
mengangkatnya setinggi 1,5 x diameter elektroda. Setelah busur
las nyala, maka jaga ketinggian busur agar stabil sehingga hasil
lasan juga akan bagus.
3. Dalam melakukan pengelasan hal yang pertama dilakukan adalah
memakain perlengkepan seperti apron, kacamata, sarung tangan.
4. Setelah melakukan pengelasan hal yang harus dilakukan adalah
membersihkan slag pada plat hingga bersih dengan menggunkan
sikat besi dan palu.
5. Elektroda aalah benda yang digunakan untuk melakukan
pengelasan listrik, Busur nyala akan timbul Ketika ujung
elektroda sebagai pembakar bersentuhan dengan logam/plat,
kemudian menghasilkan lelehan dan melebur logam pengelasan.

B. Saran
Saran saya untuk pratikum kali ini adalah agar praktikan lebih
berhati-hati dalam mengelas, apalagi mengelas adalah kegiatan yang
pertama kali pada sebagian praktikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Jaenal, Helmy Purwanto, and Imam Syafa’at. 2017. “Pengaruh Jenis
Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan.” Momentum 13(1):27–
31. Diakses pada tanggal 23 Januari 2023, Pada pukul 1:40.
Awali, Jatmoko, Surya Irawan, and Moch Agus Choiron. 2014. “Pengaruh Kuat
Arus Pengelasan Dua Layer Dengan Metode GTAW Dan SMAW Terhadap
Kekuatan Tarik Pada Plat ASTM A 36.” Jurnal Rekayasa Mesin 5(2):107–
12. Diakses pada tanggal 22 Januari 2023, Pada pukul 12:00.
Huda, Miftakhul, Sri Mulyo Bondan Respati, and Helmy Purwanto. 2018.
“Pengelasan Plat Kapal Dengan Variasi Jenis Elektroda Dan Media
Pendingin.” Jurnal Ilmiah Momentum 14(2):50–56. Diakses pada tanggal 22
Januari 2023, Pada pukul 15:00.

.
Yogyakarta, 23 Januari 2023
Mengetahui,
Co. Ass Praktikan

(Gilang Putro Pamungkas) (Hassyim Asyari)

Anda mungkin juga menyukai