Disusun Oleh :
Nama : Fernanda Bagus
NIM : 21/22909/TP
Kelas : SMPKS
Kelompok : 5 (Lima)
Acara IV : Pengukuran Evapotranspirasi Aktual
Co. Ass : Darius Ciccho Saputra
Dosen Pengampu : Ir. Nuraeni Dwi Dharmawati, Mp.
43
I. ACARA IV : Pengukuran Evapotranspirasi Aktual
III.TUJUAN :
A. Alat :
1. Pot Bunga : 3 buah
2. Timbangan : 1 unit
3. Alat Tulis : secukupnya
4. Ayakan : 1 buah
B. Bahan :
1. Tanah debuan : secukupnya
2. Air : secukupnya
3.
44
V. CARA KERJA
45
VI. HASIL PENGAMATAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Penimbangan
No Perlakuan Pot kosong Pot + tanah kering Pot + tanah
(kg) (kg) jenuh (kg)
1. I 0,04 0,82 1,14
2. II 0,04 0,82 1,14
3. III 0,06 0,83 0,98
Berat Pot
46
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Perlakuan I Pot Berlubang
Jenis a b c Kadar
No Perlakuan
Tanah (kg) (kg) (kg) Lengas (%)
47
1,14−1,05
5. = ×100 %
1,05−0,04
0,09
= ×100 %
1,01
= 8,91 %
48
= 6,80 %
1,14−1,04
5. = × 100 %
1,04−0,04
0,1
= ×100 %
1
= 10 %
49
= 3,37 %
0,98−0,93
4. = ×100 %
0,93−0,06
0,05
= × 100 %
0,87
= 5,75 %
0,98−0,91
5. = ×100 %
0,91−0,06
0,07
= × 100 % = 8,24 %
0,85
VII. PEMBAHASAN
Ketersediaan air dalam tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman secara langsung. Pada budidaya tanaman lahan kering, air
merupakan faktor pembatas yang paling menentukan dan sumber air utama
bagi pertumbuhan tanaman adalah hujan. Bervariasinya hujan, baik dalam
jumlah, intensitas, dan waktu datangnya hujan; dapat menjadi penyebab
sulitnya prediksi waktu yang tepat melakukan penanaman atau mengatur
pola tanam yang diakibatkan oleh ketersediaan air yang fluktuatif (Rifai,
2018).
Evapotranspirasi merupakan perubah yang sangat berkaitan dengan
produksi tanaman. Pengamatan evapotranspirasi harian dapat digunakan
sebagai peringatan dini terhadap kekurangan air. Defisit evapotranspirasi
merupakan selisih antara evapotranspirasi potensial dengan evapotranspirasi
aktual. Evapotranspirasi potensial terjadi pada kondisi air tersedia
maksimum atau kapasitas lapang, evapotranspirasi aktual terjadi pada
kondisi air tersedia dibawah kapasitas lapang. Jika kekurangan air dapat
diatasi sedini mungkin maka penurunan produksi dapat dihindari.
Evapotranspirasi merupakan proses yang sangat penting bagi tanaman.
Metabolisme tanaman berlangsung jika evapotranspirasi terjadi.
Evapotranspirasi adalah proses gerakan air dari sistem tanah ke tanaman
50
kemudian ke atmosfir (transpirasi) dan gerakan air dari sistem tanah ke
permukaan tanah kemudian ke atmosfir (evaporasi) (Sulistyono et al., 2019).
Penelitian tentang evapotranspirasi, status air dalam sistem tanah,
tanaman dan atmosfir sudah banyak dilakukan. Indeks Potensial Air
mengetahui kekurangan air berdasarkan pada kelembaban tanah.
Evapotranspirasi potensial terjadi pada potensial air tanah maksimal
sehingga beda potensial antara tanah dan atmosfir hanya dipengaruhi oleh
potensial air atmosfir. Peubahpeubah dari sistem atmosfir digunakan untuk
menduga evapotranspirasi potensial. Model FAO-56 (Allen, 2000)
menggunakan peubah dari sistem atmosfir, tanah dan tanaman secara
terpisah-pisah untuk menduga besarnya evapotranspirasi (Sittadewi, 2020).
51
tidak berlubang terdapat penguapan air sebesar 3,92 %.
Pada pot berlubang perlakukan I dan II penguapannya lebih tinggi
karena terdapat lubang pada pot yang membantu untuk mempercepat
penguapan dan pada pot tidak berlubang perlakukan III tidak terdapat
lubang yang membantu proses penguapan sehingga akhirnya proses
penguapan menjadi lambat dan hasilnya menjadi rendah. Proses penguapan
terjadi karena adanya pemanasan dari sinar matahari sehingga air berubah
menjadi uap air atau gas sehingga bisa naik ke atmosfer.
Kendala pada waktu praktikum adalah cuaca yang kurang mendukung.
Tapi dengan cuaca yang kurang mendukung itu tidak bisa menghentikan
kami dalam melakukan praktikum tesebut. Alhasil praktikum acara 4 ini
berjalan dengan sangat lancar.
VIII. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan dan hasil pengamatan dapat disimpulkan:
1. Proses penguapan terjadi karena adanya udara dan sinar matahari
sehingga air berubah menjadi uap air atau gas sehingga bisa naik
ke atmosfer.
2. Evapotranspirasi adalah proses gerakan air dari sistem tanah ke
tanaman kemudian ke atmosfir (transpirasi) dan gerakan air dari
sistem tanah ke permukaan tanah kemudian ke atmosfir
(evaporasi).
3. Pada pot berlubang perlakukan I dan II penguapannya lebih tinggi
karena terdapat lubang pada pot yang membantu untuk
mempercepat penguapan.
4. Pada perlakuan I untuk pot berlubang terdapat penguapan air
sebesar 5,46 %, kemudian pada perlakuan II untuk pot berlubang
terdapat penguapan air sebesar 5,07 % dan pada perlakuan III pot
tidak berlubang terdapat penguapan air sebesar 3,92 %.
5. Pada pot berlubang perlakuan I penguapan terbesar ialah 8,91 %
pada hari kelima. Pada pot berlubang perlakuan II penguapan
terbesar ialah 10 % pada hari kelima. Pada pot tidak berlubang
52
perlakuan III penguapan terbesar ialah 8,24 % pada hari kelima.
B. Saran
Saran saya adalah untuk praktikum selanjutnya yaitu
sebaiknya Co.Ass lebih teliti lagi pada praktimu ini agar para
praktikan bisa mendapatkan ilmu dengan maksimal.
53
DAFTAR PUSTAKA
54
LAMPIRAN
55