Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE

Disusun Oleh :
Nama : Fernanda Bagus
NIM : 21/22909/TP
Kelas : SMPKS
Kelompok : 5 (Lima)
Acara IV : Pengukuran Evapotranspirasi Aktual
Co. Ass : Darius Ciccho Saputra
Dosen Pengampu : Ir. Nuraeni Dwi Dharmawati, Mp.

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2022

43
I. ACARA IV : Pengukuran Evapotranspirasi Aktual

II. HARI, TANGGAL : Jum’at 7 oktober 2022

III.TUJUAN :

1. Mengetahui pengukuran evapotranspirasi secara langsung.


2. Mengetahui bagaimana perkembangan tanaman akibat evapotrasnpirasi.

IV. ALAT DAN BAHAN

A. Alat :
1. Pot Bunga : 3 buah
2. Timbangan : 1 unit
3. Alat Tulis : secukupnya
4. Ayakan : 1 buah
B. Bahan :
1. Tanah debuan : secukupnya
2. Air : secukupnya
3.

44
V. CARA KERJA

1. Disediakan alat dan bahan yang diperlukan.


2. Ditimbang tiap – tiap pot kosong dan dibuat tabel.
3. Dicatat hasil penimbangan tiap-tiap pot.
4. Diberi perlakuan yang berbeda pada tiap-tiap pot.
5. Diberikan perlakuan pada pot 1 dengan bagian bawah pot berlubang.
6. Diberikan perlakuan pada pot 2 dengan bagian bawah pot berlubang.
7. Diberikan perlakuan pada pot 3 dengan bagian bawah pot tidak
berlubang.
8. Diisi tiap-tiap pot dengan tanah berdebu.
9. Ditimbang tiap-tiap pot beserta tanah debu kering, kemudian dicatat
hasil penimbangannya.
10. Diisi pot dengan air hingga jenuh kemudian menimbang pot tersebut dan
catat hasilnya.
11. Dihitung besarnya evapotranspirasi tanaman selama 5 hari dipanaskan
dibawah matahari.
12. Dicatat perubahan berat pot setiap harinya.

45
VI. HASIL PENGAMATAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Penimbangan
No Perlakuan Pot kosong Pot + tanah kering Pot + tanah
(kg) (kg) jenuh (kg)
1. I 0,04 0,82 1,14
2. II 0,04 0,82 1,14
3. III 0,06 0,83 0,98

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Evapotranspirasi

Berat Pot

No Hari,Tanggal (setelah evapotranspirasi)

Pot 1 Pot 2 Pot 3

1. Jumat, 7 Oktober 2022 1,14 1,14 0,98


2. Sabtu, 8 Oktober 2022 1,09 1,10 0,96
3. Minggu, 9 Oktober 2022 1,08 1,09 0,95
4. Senin,10 Oktober 2022 1,06 1,07 0,93
5. Selasa, 11 Oktober 2022 1,05 1,04 0,91

46
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Perlakuan I Pot Berlubang

Jenis a b c Kadar
No Perlakuan
Tanah (kg) (kg) (kg) Lengas (%)

1. 0,04 1,14 1,14 0


2. 0,04 1,14 1,09 4,76
3. Debu I 0,04 1,14 1,08 5,77
4. 0,04 1,14 1,06 7,84
5. 0,04 1,14 1,05 8,91
Rata-rata 5,46
 Hasil Perhitungan
b−c
Kadar Lengas = ×100 %
c−a
Perhitungan Perlakuan I Pot Berlubang
1,14−1,14
1. = × 100 %
1,14−0,04
0
= ×100 %
1,10
=0%
1,14−1,09
2. = ×100 %
1,09−0,04
0,05
= ×100 %
1,05
= 4,76 %
1,14−1,08
3. = ×100 %
1,08−0,04
0,06
= × 100 %
1,04
= 5,77 %
1,14−1,06
4. = ×100 %
1,06−0,04
0,08
= ×100 %
1,02
= 7,84 %

47
1,14−1,05
5. = ×100 %
1,05−0,04
0,09
= ×100 %
1,01
= 8,91 %

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Perlakuan II Pot Berlubang


No Jenis Perlakuan a b c Kadar Lengas
Tanah (kg) (kg) (kg) (%)

1. Debu II 0,04 1,14 1,14 0%


2. 0,04 1,14 1,10 3,77%
3. 0,04 1,14 1,09 4,76%
4. 0,04 1,14 1,07 6,80%
5. 0,04 1,14 1,04 10 %
Rata-rata 5,07%

Perhitungan Perlakuan II Pot Berlubang


1,14−1,14
1. = × 100 %
1,14−0,04
0
= ×100 %
1,10
=0%
1,14−1,10
2. = ×100 %
1,10−0,04
0,04
= × 100 %
1,06
= 3,77 %
1,14−1,09
3. = ×100 %
1,09−0,04
0,05
= ×100 %
1,05
= 4,76 %
1,14−1,07
4. = ×100 %
1,07−0,04
0,07
= × 100 %
1,03

48
= 6,80 %
1,14−1,04
5. = × 100 %
1,04−0,04
0,1
= ×100 %
1
= 10 %

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Perlakuan III Pot Tidak Berlubang

No Jenis Perlakuan a b c Kadar


Tanah (kg) (kg) (kg) Lengas
(%)
1. Debu III 0,06 0,98 0,98 0
2. 0,06 0,98 0,96 2,22%
3 0,06 0,98 0,95 3,37%
4. 0,06 0,98 0,93 5,75%
5. 0,06 0,98 0,91 8,24%
Rata-rata 3,92%

Perhitungan Perlakuan III Pot Tidak Berlubang


0,98−0,98
1. = ×100 %
0,98−0,06
0
= ×100 %
0,92
=0%
0,98−0,96
2. = ×100 %
0,96−0,06
0,02
= ×100 %
0,9
= 2,22 %
0,98−0,95
3. = ×100 %
0,95−0,06
0,03
= ×100 %
0,89

49
= 3,37 %
0,98−0,93
4. = ×100 %
0,93−0,06
0,05
= × 100 %
0,87
= 5,75 %
0,98−0,91
5. = ×100 %
0,91−0,06
0,07
= × 100 % = 8,24 %
0,85

VII. PEMBAHASAN
Ketersediaan air dalam tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman secara langsung. Pada budidaya tanaman lahan kering, air
merupakan faktor pembatas yang paling menentukan dan sumber air utama
bagi pertumbuhan tanaman adalah hujan. Bervariasinya hujan, baik dalam
jumlah, intensitas, dan waktu datangnya hujan; dapat menjadi penyebab
sulitnya prediksi waktu yang tepat melakukan penanaman atau mengatur
pola tanam yang diakibatkan oleh ketersediaan air yang fluktuatif (Rifai,
2018).
Evapotranspirasi merupakan perubah yang sangat berkaitan dengan
produksi tanaman. Pengamatan evapotranspirasi harian dapat digunakan
sebagai peringatan dini terhadap kekurangan air. Defisit evapotranspirasi
merupakan selisih antara evapotranspirasi potensial dengan evapotranspirasi
aktual. Evapotranspirasi potensial terjadi pada kondisi air tersedia
maksimum atau kapasitas lapang, evapotranspirasi aktual terjadi pada
kondisi air tersedia dibawah kapasitas lapang. Jika kekurangan air dapat
diatasi sedini mungkin maka penurunan produksi dapat dihindari.
Evapotranspirasi merupakan proses yang sangat penting bagi tanaman.
Metabolisme tanaman berlangsung jika evapotranspirasi terjadi.
Evapotranspirasi adalah proses gerakan air dari sistem tanah ke tanaman

50
kemudian ke atmosfir (transpirasi) dan gerakan air dari sistem tanah ke
permukaan tanah kemudian ke atmosfir (evaporasi) (Sulistyono et al., 2019).
Penelitian tentang evapotranspirasi, status air dalam sistem tanah,
tanaman dan atmosfir sudah banyak dilakukan. Indeks Potensial Air
mengetahui kekurangan air berdasarkan pada kelembaban tanah.
Evapotranspirasi potensial terjadi pada potensial air tanah maksimal
sehingga beda potensial antara tanah dan atmosfir hanya dipengaruhi oleh
potensial air atmosfir. Peubahpeubah dari sistem atmosfir digunakan untuk
menduga evapotranspirasi potensial. Model FAO-56 (Allen, 2000)
menggunakan peubah dari sistem atmosfir, tanah dan tanaman secara
terpisah-pisah untuk menduga besarnya evapotranspirasi (Sittadewi, 2020).

Praktikum acara 4 ini dilakukan di pilot plant dengan langkah awal


yaitu para praktikum disuruh mengambil 3 buah pot kosong, dua yang
berlubang dan satu tidak berlubang. Kemudian praktikan disuruh meberi
label pada setiap pot kemudian ketiga pot tersebut di timbang menggunakan
timbangan analitik dan hasil timbangan tersebut kemudian dicatat oleh
praktikan. Setelah itu para praktikan disuruh mengisi pot tersebut dengan
tanh berdebu, sebelum tanah diisi tanah tersebut di ayak terlebih dahulu,
kemudian isi pot tersebut dengan tanah yang sudah di ayak sebanyak kurang
lebih setengan pot. Setelah tanah diisi para praktikan disuruh menimbang
pot yang sudah terisi tanah tersebut. Setelah tanah di timbang para praktikan
disuruh mengisi pot yang sudah terisi tanah dengan air secukupnya
kemudian praktikan disuruh menunggu beberapa menit agar air nya meresap
ke dalam tanah. Setelah airnya sudah meresap dengan sempurna praktikan
kemudian menimbang ketiga pot tersebut dengan timbangan analitik dan
hasil timbangan tersebut dicata oleh praktikan. Setelah itu pot yang sudah di
timbang di letakkan di depan gedung pilot plant.
Penimbangan tersebut dilakukan dalam 5 hari untuk mendapatkan
hasil dari proses penguapan. Pada perlakuan I untuk pot berlubang terdapat
penguapan air sebesar 5,46 %, kemudian pada perlakuan II untuk pot
berlubang terdapat penguapan air sebesar 5,07 % dan pada perlakuan III pot

51
tidak berlubang terdapat penguapan air sebesar 3,92 %.
Pada pot berlubang perlakukan I dan II penguapannya lebih tinggi
karena terdapat lubang pada pot yang membantu untuk mempercepat
penguapan dan pada pot tidak berlubang perlakukan III tidak terdapat
lubang yang membantu proses penguapan sehingga akhirnya proses
penguapan menjadi lambat dan hasilnya menjadi rendah. Proses penguapan
terjadi karena adanya pemanasan dari sinar matahari sehingga air berubah
menjadi uap air atau gas sehingga bisa naik ke atmosfer.
Kendala pada waktu praktikum adalah cuaca yang kurang mendukung.
Tapi dengan cuaca yang kurang mendukung itu tidak bisa menghentikan
kami dalam melakukan praktikum tesebut. Alhasil praktikum acara 4 ini
berjalan dengan sangat lancar.
VIII. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan dan hasil pengamatan dapat disimpulkan:
1. Proses penguapan terjadi karena adanya udara dan sinar matahari
sehingga air berubah menjadi uap air atau gas sehingga bisa naik
ke atmosfer.
2. Evapotranspirasi adalah proses gerakan air dari sistem tanah ke
tanaman kemudian ke atmosfir (transpirasi) dan gerakan air dari
sistem tanah ke permukaan tanah kemudian ke atmosfir
(evaporasi).
3. Pada pot berlubang perlakukan I dan II penguapannya lebih tinggi
karena terdapat lubang pada pot yang membantu untuk
mempercepat penguapan.
4. Pada perlakuan I untuk pot berlubang terdapat penguapan air
sebesar 5,46 %, kemudian pada perlakuan II untuk pot berlubang
terdapat penguapan air sebesar 5,07 % dan pada perlakuan III pot
tidak berlubang terdapat penguapan air sebesar 3,92 %.
5. Pada pot berlubang perlakuan I penguapan terbesar ialah 8,91 %
pada hari kelima. Pada pot berlubang perlakuan II penguapan
terbesar ialah 10 % pada hari kelima. Pada pot tidak berlubang

52
perlakuan III penguapan terbesar ialah 8,24 % pada hari kelima.
B. Saran
Saran saya adalah untuk praktikum selanjutnya yaitu
sebaiknya Co.Ass lebih teliti lagi pada praktimu ini agar para
praktikan bisa mendapatkan ilmu dengan maksimal.

53
DAFTAR PUSTAKA

Rifai, L. H. (2018). Perancangan Sistem Monitoring Evapotranspirasi Dan Kadar


Lengas Tanah Guna Mendukung Manajemen Pertanian Presisi Di
Daerah Tropis. Universitas Gadjah Mada.
Sittadewi, E. H., & Tejakusuma, I. G. (2020). Effect Of Interception,
Evapotranspiration And Root Reinforcement Of Plants On Slope Stability
Efek Intersepsi, Evapotranspirasi Dan Penguatan Akar Tanaman
Terhadap Stabilitas Lereng. Jurnal Sains Dan Teknologi Mitigasi
Bencana.
Sulistyono, E., Ramdiani, Y., & Suwarto. (2019). Defisit Evapotranspirasi
Sebagai Indikator Kekurangan Air Pada Padi Gogo (Oryza Sativa L.).
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal Of Agronomy).

Yogyakarta, 28 Oktober 2022


Mengetahui,
Co.Ass Praktikan

(Darius Ciccho Saputra) (Fernanda Bagus)

54
LAMPIRAN

Gambar 4.1 Timbangan Cawan Kosong Dengan Hasil 60,205

Gambar 4.2 Tanah Disaring

Gambar 4.3 Timbangan Pot + Tanah Jenuh dengan hasil 1144

Gambar 4.4 Timbangan Pot Setelah Evapotranspirasi Dengan Hasil 929

55

Anda mungkin juga menyukai