Disusun oleh:
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
2020
BAB I PENDAHULUAN
Nilai viskositas setiap fluida berbeda menurut jenis material tempat fluida tersebut
mengalir. Tingkat kekentalan suatu fluida juga dipengaruhi oleh suhu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi viskositas:
Dimana F adalah gaya gesekan yang bekerja pada bola, ƞ adalah koefisien kekentalan
fluida, r adalah jari-jari bola dan v adalah kecepatan bola relatif terhadap fluida. Jika sebuah
bola dengan rapat massa dan dilepaskan dari permukaan zat cair tanpa kecepatan awal,
maka bola tersebut mula-mula akan bergerak dipercepat. Dengan bertambahnya kecepatan
bola, maka bertambah besar pula gaya gesekan pada bola tersebut. Pada akhirnya bola akan
bergerak dengan kecepatan tetap, yaitu setelah terjadi keseimbangan anatar gaya berat, gaya
apung (Archimedes) dan gaya stokes. Pada keadaan ini berlaku persamaan:
4
𝑣 = 𝜋𝑟 3 𝑔(𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )
3
Dimana ρ adalah rapat massa bola, dan ρf adalah rapat massa fluida. Substitusi
persamaan sebelumnya sehingga dapat ditulis:
2𝑔𝑟 2
𝜂= (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )
9𝑣
1. Ukur diameter tiap-tiap bola memakai mikrometer skrup. Lakukan beberapa kali
pengukuran untuk tiap bola.
2. Timbang tiap-tiap bola dengan neraca torsi.
3. Catat suhu zat cair sebelum dan sesudah tiap percobaan.
4. Ukur rapat massa zat cair sebelum dan sesudah tiap percobaan dengan menggunakan
areometer.
5. Tempatkan karet gelang sehingga yang sati kira-kira 5 cm di bawah permukaan zat cair
dan yang lain kira-kira 5 cm di atas dasar tabung.
6. Ukurlah jarak jatuh d (jarak kedua karet gelang).
7. Masukkan sendok saringan sampai dasar tabung dan tunggu beberapa saat sampat zat
cair diam.
8. Ukurlah waktu jatuh T untuk tiap-tiap bola beberapa kali.
9. Ubahlah letak karet gelang sehingga didapatkan d yang lain.
10. Ulangi langkah 6, 7 dan 8.
BAB IV DATA PRAKTIKUM DAN PERHITUNGAN
ρb
No Bola m (gram) D (cm) r (cm) Vb (cm3)
(gram/cm3)
1 Kecil 0.16 0.528 0.264 0.0771 2.0752
2 Sedang 0.31 0.654 0.327 0.1465 2.1160
3 Besar 1.18 1.022 0.511 0.5591 2.1105
b. Bola Kecil
Tabel 2. Data Percobaan Koefisien Kekentalan Oli dengan Bola Kecil
Ƞ (Dyne
No s (cm) t (s) V (cm/s)
s/cm2)
3.60 2.7778 6.5308
1 10
3.32 3.0120 6.0228
5.22 2.8736 6.3131
2 15
5.32 2.8195 6.4340
6.69 2.9895 6.0682
3 20
6.61 3.0257 5.9956
c. Bola Sedang
Tabel 3. Data Percobaan Koefisien Kekentalan Oli dengan Bola Sedang
Ƞ (Dyne
No s (cm) t (s) V (cm/s)
s/cm2)
2.72 3.6765 7.8288
1 10
2.81 3.5587 8.0879
3.94 3.8071 7.5602
2 15
4.13 3.6320 7.9248
5.11 3.9139 7.3539
3 20
5.13 3.8986 7.3827
d. Bola Besar
Tabel 4. Data Percobaan Koefisien Kekentalan Oli dengan Bola Besar
Ƞ (Dyne
No s (cm) t (s) V (cm/s)
s/cm2)
1.27 7.8740 8.8867
1 10
1.13 8.8496 7.9071
1.98 7.5758 9.2366
2 15
1.94 7.7320 9.0500
2.52 7.9365 8.8167
3 20
2.37 8.4388 8.2919
4.2 Perhitungan
a. Menentukan massa jenis bola
1. Bola kecil
Diketahui: Ditanya:
m = 0.16 gram Vb?
r = 0.264 cm ρb?
Rumus:
4
𝑉 = 𝜋𝑟 3
3
𝑚
𝜌=
𝑉
Jawab:
4 22
𝑉 = 𝑥 𝑥(0.264)3 = 0.0771 𝑐𝑚3
3 7
0.16
𝜌= = 2.0752 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3
0.0771
2. Bola sedang
Diketahui: Ditanya:
m = 0.31 gram Vb?
r = 0.327 cm ρb?
Rumus:
4
𝑉 = 𝜋𝑟 3
3
𝑚
𝜌=
𝑉
Jawab:
4 22
𝑉 = 𝑥 𝑥(0.327)3 = 0.1465 𝑐𝑚3
3 7
0.31
𝜌= = 2.1160 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3
0.1465
3. Bola Besar
Diketahui: Ditanya:
m = 1.18 gram Vb?
r = 0.511 cm ρb?
Rumus:
4
𝑉 = 𝜋𝑟 3
3
𝑚
𝜌=
𝑉
Jawab:
4 22
𝑉 = 𝑥 𝑥(0.511)3 = 0.5591 𝑐𝑚3
3 7
1.18
𝜌= = 2.1105 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3
0.5591
𝑠
𝑣=
𝑡
2𝑔𝑟 2
𝜂= (𝜌𝑏 − 𝜌𝑜𝑙𝑖 )
9𝑣
Jawab:
10
𝑣1 = = 2.7778 𝑐𝑚/𝑠
3.60
2
2𝑥980𝑥 0.264
𝜂1 = 2.0752 − 0.88 = 6.5308 Dyne s/cm2
9𝑥2.7778
10
𝑣2 = = 3.0120 𝑐𝑚/𝑠
3.32
2
2𝑥980𝑥 0.264
𝜂1 = 2.0752 − 0.88 = 6.0228 Dyne s/cm2
9𝑥3.0120
2. Jarak 15 cm
𝑠
𝑣=
𝑡
2𝑔𝑟 2
𝜂= (𝜌𝑏 − 𝜌𝑜𝑙𝑖 )
9𝑣
Jawab:
10
𝑣1 = = 3.6765 𝑐𝑚/𝑠
2.72
2
2𝑥980𝑥 0.327
𝜂1 = 2.1160 − 0.88 = 7.8288 Dyne s/cm2
9𝑥3.6765
10
𝑣2 = = 3.5587 𝑐𝑚/𝑠
2.81
2
2𝑥980𝑥 0.327
𝜂1 = 2.1160 − 0.88 = 8.0879 Dyne s/cm2
9𝑥3.5587
2. Jarak 15 cm
Diketahui: ρoli = 0.88 gram/cm3
s = 15 cm ρb = 2.1160 gram/cm3
t1 = 3.94 s Ditanya:
t2 = 4.13 s v?
g = 980 cm/s2 ƞ?
r = 0.327 cm
Rumus:
𝑠
𝑣=
𝑡
2𝑔𝑟 2
𝜂= (𝜌𝑏 − 𝜌𝑜𝑙𝑖 )
9𝑣
Jawab:
15
𝑣1 = = 3.8071 𝑐𝑚/𝑠
3.94
2
2𝑥980𝑥 0.327
𝜂1 = 2.1160 − 0.88 = 7.5602 Dyne s/cm2
9𝑥3.8071
15
𝑣2 = = 3.6320 𝑐𝑚/𝑠
4.13
2
2𝑥980𝑥 0.327
𝜂1 = 2.1160 − 0.88 = 7.9248 Dyne s/cm2
9𝑥3.6320
3. Jarak 20 cm
Diketahui: ρoli = 0.88 gram/cm3
s = 20 cm ρb = 2.1160 gram/cm3
t1 = 5.11 s Ditanya:
t2 = 5.13 s v?
g = 980 cm/s2 ƞ?
r = 0.327 cm
Rumus:
𝑠
𝑣=
𝑡
2𝑔𝑟 2
𝜂= (𝜌𝑏 − 𝜌𝑜𝑙𝑖 )
9𝑣
Jawab:
20
𝑣1 = = 3.9139 𝑐𝑚/𝑠
5.11
2𝑥980𝑥 0.327 2
𝜂1 = 2.1160 − 0.88 = 7.3539 Dyne s/cm2
9𝑥3.9139
20
𝑣2 = = 3.8986 𝑐𝑚/𝑠
5.13
2
2𝑥980𝑥 0.327
𝜂1 = 2.1160 − 0.88 = 7.3827Dyne s/cm2
9𝑥3.8986
𝑠
𝑣=
𝑡
2𝑔𝑟 2
𝜂= (𝜌𝑏 − 𝜌𝑜𝑙𝑖 )
9𝑣
Jawab:
10
𝑣1 = = 7.8740 𝑐𝑚/𝑠
1.27
2
2𝑥980𝑥 0.511
𝜂1 = 2.1105 − 0.88 = 8.8867 Dyne s/cm2
9𝑥7.8740
10
𝑣2 = = 8.8496 𝑐𝑚/𝑠
1.13
2
2𝑥980𝑥 0.511
𝜂1 = 2.1105 − 0.88 = 7.9071 Dyne s/cm2
9𝑥8.8496
2. Jarak 15 cm
Diketahui: ρoli = 0.88 gram/cm3
s = 15 cm ρb = 2.1105 gram/cm3
t1 = 1.98 s Ditanya:
t2 = 1.94 s v?
g = 980 cm/s2 ƞ?
r = 0.511 cm
Rumus:
𝑠
𝑣=
𝑡
2𝑔𝑟 2
𝜂= (𝜌𝑏 − 𝜌𝑜𝑙𝑖 )
9𝑣
Jawab:
15
𝑣1 = = 7.5758 𝑐𝑚/𝑠
1.98
2𝑥980𝑥 0.511 2
𝜂1 = 2.1105 − 0.88 = 9.2366 Dyne s/cm2
9𝑥7.5758
15
𝑣2 = = 7.7320 𝑐𝑚/𝑠
1.94
2
2𝑥980𝑥 0.511
𝜂1 = 2.1105 − 0.88 = 9.0500 Dyne s/cm2
9𝑥7.7320
1. Jarak 20 cm
Diketahui: ρoli = 0.88 gram/cm3
s = 20 cm ρb = 2.1105 gram/cm3
t1 = 2.52 s Ditanya:
t2 = 2.37 s v?
g = 980 cm/s2 ƞ?
r = 0.511 cm
Rumus:
𝑠
𝑣=
𝑡
2𝑔𝑟 2
𝜂= (𝜌𝑏 − 𝜌𝑜𝑙𝑖 )
9𝑣
Jawab:
20
𝑣1 = = 7.9365 𝑐𝑚/𝑠
2.52
2𝑥980𝑥 0.511 2
𝜂1 = 2.1105 − 0.88 = 8.8167 Dyne s/cm2
9𝑥7.9365
20
𝑣2 = = 8.4388 𝑐𝑚/𝑠
2.37
2
2𝑥980𝑥 0.511
𝜂1 = 2.1105 − 0.88 = 8.2919 Dyne s/cm2
9𝑥8.4388
BAB V PEMBAHASAN
Viskositas adalah indeks hambatan aliran cairan. Viskositas ini juga disebut sebagai
kekentalan suatu zat. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk
membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas disperse koloid dipengaruhi oleh
bentuk partikel. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis). Faktor yang mempengaruhi viskositas yaitu: Fluida, suhu, luas
penampang, dan objek yang digunakan.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida
yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu, dan lain-
lain. Hal ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng diatas lantai yang
permukaannya miring. Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minyak goreng atau oli.
Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair,
semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di dapur, minyak
goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin
tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.
Pada praktikum kali ini, tidak menggunakan bola kaca karena adanya gaya kohesi dan
adhesi. Gaya kohesi adalah gaya tarik-menarik antara molekul yang sejenis. Gaya adhesi adalah
gaya tarik-menarik antara molekul yang tidak sejenis. Gaya kohesi oli lebih besar dari gaya
adhesi oli dengan permukaam kaca pada bola sehingga oli tidak membasahi permukaan kaca
melainkan melebar sehingga akan mengalami perlambatan yang sangat besar.
BAB VI KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum kekentalan zat cair, dapat disimpulkan bahwa koefisien kekentalan
yaitu:
1. Objek bola kecil jarak 10 cm (6.5308 dan 6.0228 dyne s/m2), 15 cm (6.3131 dan 6.4340
dyne s/m2) dan 20 cm (6.0682 dan 5.9956 dyne s/m2).
2. Objek bola sedang jarak 10 cm (7.8288 dan 8.0879 dyne s/m2), 15 cm (7.5602 dan 7.9248
dyne s/m2) dan 20 cm (7.3539 dan 7.3827 dyne s/m2).
3. Objek bola besar jarak 10 cm (8.8867 dan 7.9071 dyne s/m2), 15 cm (9.2366 dan 9.0500
dyne s/m2) dan 20 cm (8.8167 dan 8.2919 dyne s/m2).
DAFTAR PUSTAKA
Soal Praktikum