PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
1.4.1 Untuk mengetahui kekuatan tarik dan kekerasan dari hasil pengelasan.
1.4.2 Untuk mengetahui kualitas hasil pengelasan pada pelat baja S-35C.
1.4.3 Untuk mengetahui daerah HAZ.
1
BAB II
DASAR TEORI
2.2. Pengelasan
Pada saat ini teknik las telah banyak digunakan dalam proses penyambungan batang-
batang pada konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin. Banyaknya penggunaan teknologi
teknologi las pada proses penyambungan logam dikarenakan bangunan dan mesin yang dibuat
dengan menggunakan teknik ini menjadi lebih murah. Penggunaan proses las dalam konstruksi
sangat banyak, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja bejana tekan, perpipaan dan lain
sebagainya. Disamping itu proses las dapat digunakan untuk memperbaiki, misalnya untuk
menambal lapisan yangsudah aus.
2
elektroda yang dipakai.
3
12. Las lapisan penutup dengan ayunan
13. Bersihkan kampuh hasil pengelasan
4
dan digerinda supaya menjadi sejajar. Persiapan kampuh harus dikerjakan secara teliti
/ akurat, supaya dapat menghasilkan akar lasan yang memenuhi syarat. Untuk ini perlu
adanya jarak antara yang sesuai dengan tebal pelat. Sebagai contoh persiapan un-
tuk kampuh I, kampuh V, ataupun kampuh ganda juga harus teliti dan bersih.
5
Brinnel diperuntukan untuk material yang memiliki permukaan yang kasar dengan uji
kekuatan berkisar 500-3000 kgf. Identor (Bola baja) biasanya telah dikeraskan dan
diplating ataupun terbuat dari bahan Karbida Tungsten.
2.7.2 Rockwell (HR / RHN)
Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan kekerasan
suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap indentor berupa bola baja
ataupun kerucut intan yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut. Metode
inilah yang sering digunakan dan akan digunakan pula pada praktek kali ini.
2.7.3 Vikers (HV / VHN)
Pengujian kekerasan dengan metode Vickers bertujuan menentukan kekerasan
suatu material dalam yaitu daya tahan material terhadap indentor intan yang cukup kecil
dan mempunyai bentuk geometri berbentuk piramid seperti ditunjukkan pada gambar
3. Beban yang dikenakan juga jauh lebih kecil dibanding dengan pengujian rockwell
dan brinel yaitu antara 1 sampai 1000 gram.
6
Sumber: www.shintaleon.wordpress.com
Gambar 2.2. Daerah HAZ pada Logam Las
7
BAB III
METODE PENELITIAN
PERSIAPAN DAN
PEMBUATAN
SPESIMEN UJI
ANALISA HASIL
PENGELASAN EVALUASI
FINISH
8
3.2 Parameter Pengelasan
Polaritas Mesin Las : Polaritas mesin las yang kita gunakan berdasarkan
standard AWS adalah DCEP.
9
3.2.3. Elektrode / kawat las / bahan pengisi
Pemilihan suatu elektrode pada pengelasan dilakukan berdasarkan standart yang
ada. Pemilihan elektrode dilakukan berdasarkan beberapa hal diantaranya jenis bahan
yang akan digunakan apa, berapa ketebalan pelat yang akan di las, berapa ukuran elec-
trode yang diperlukan, berapa besar arus yang dipakai, dll. Berikut perinciannya :
Jenis kawat las : Esab AWS A5.1 E6013
Diameter : 2,6 mm
T : 14 mm
W : 120 mm
L : 195 mm
10
3.5. Analisa Hasil Pengujian
Proses pengujian specimen hasil pengelasan pada praktikum ini dilakukan dengan
dua proses pengujian yaitu :
Dari hasil pengujian tarik yang dilakukan pada specimen hasil pengelasan
didapat data sebagai berikut :
Panjang mula mula : 195
Gaya tarik maksimum : 1. Benda kerja 1 : 1709.04 kgf
2. Benda erja 2 : 2960.76 kgf
Rata rata gaya Tarik : 2334.9 kgf
Ultimate tensile strength (UTS) : 1. Benda Kerja 1 : 15.26 kgf/mm2
2. Benda kerja 2 : 26.44 kgf/mm2
Rata rata UTS : 20.85 kgf/mm2
11
Gambar 3.4. Grafik Hasil Uji Tarik 1 dan 2
12
Gambar 3.5. Hasil Uji Tarik.
8mm
X
Berdasarkan gambar 3.6 jarak patahan dari sumbu X= 0 adalah sebesar 8 mm, sehingga
dapat disimpulkan bahwa patahan terdapat di logam las atau Weld Metal. Hal ini di sebabkan
karena adanya slak yang terjebak didalam logam las, dikarenakan kurang bersihnya dalam
membersihkan slak.
13
3.5.2. Uji kekerasan
14
Gambar 3.9. Hasil Uji Kekerasan
Uji kekerasan Rockwell dilakukan pada 11 titik di sepanjang E-7016 dan E-6013
sebanyak 2 baris untuk mendapatkan data tingkat kekerasan pada setiap bagian dari E-
7016 dan E-6013. Data kekerasan inilah yang akan diolah untuk mendapatkan
besarnya jarak HAZ di base metal. Berikut adalah data kekerasan yang didapatkan
setelah uji kekerasan dilakukan di 11 titik dihitung dari titik di ujung Kiri - Kanan:
15
Gambar 3.10. Gambar penampang HAZ
Dari data hasil uji kekerasan Rockwell dapat disimpulkan bahwa perbedaan
tingkat kekerasan disimpulkan:
1. Daerah HAZ terdapat pada koordinat pada daerah yang diarsir biru.
2. Daerah Weld Metal terdapat pada diantara HAZ
3. Daerah Base Metal terdapat di luar daerah HAZ
16
Gambar 3.11. Diagram FE-3C
Gambar 3.12. Hasil Pengujian Pada Base Metal dengan Perbesaran 50 kali pada koordinat
X=26 Y=0
17
Pada saat pengujian struktur mikro pada daerah HAZ dan WELD tidak dapat
diperlihatkan struktur mikro nya karena permukaan benda kerja pada daerah HAZ dan WELD
kurang halus yang disebabkan proses polishing yang kurang sempurna. Hasil pengujian pada
daerah HAZ dan WELD adalah sebagai berikut
Gambar 3.13. Hasil Pengujian Pada Weld Metal dengan Perbesaran 50 kali pada koordinat
X=10, Y=0
Gambar 3.14. Hasil Pengujian Pada HAZ dengan Perbesaran 50 kali pada koordinat X=18,
Y=0
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah pengelasan menggunakan las SMAW pada pelat Baja Tipe S-35C dengan Filler
dan E-6013 dan dilakukan uji Tarik dan uji kekerasan maka didapat:
Pada uji Tarik patah terjadi didaerah weld metal dengan nilai Ultimate Tensile Strength
sebesar 20,85 kgf/mm2
Pada pengujian Kekerasan, letak HAZ berada pada titik ke-4 dan ke-8 dengan
perbedaan nilai kekerasan rata – rata sebesar 5
Pada pengujian Struktur Mikro didapatkan struktur mikro berupa struktur Ferrite dan
Pearlite
4.2 Saran
Sebelum melakukan pengujian tarik dengan specimen pengelasan, sebaiknya dilakukan
uji tarik dengan basemetal tersebut untuk memastikan besar nilai Ultimate Tensile
Strengthnya. Sehingga besar penyimpangan dapat diketahui secara akurat.
Sebelum dilakukan uji struktur mikro sebaiknya specimen yang akan diuji benar-benar
rata dan dilakukan polishing dan juga dilakukan etsa terhadap specimen yang akan diuji.
Sehingga data yang dihasilkan akurat.
Sebaiknya saat melakukan pengelasan dilakukan oleh orang yang benar – benar ahli,
sehingga kemungkinan cacat pengelasan dapat diminimalisir.
Dalam proses pengujian struktur mikro sebaiknya polishing dilakukan secara baik agar
didapatkan permukaan yang benar-benar halus
19
DAFTAR PUSTAKA
Riyaldi Fajar, Setyawan Dony, S.T., M.Eng. Analisa Mechanical dan Metallugrical Pengela-
san Baja Karbon A36 dengan Metode SMAW (http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergradu-
ate-16631-4103100027-Paper.pdf)
https://danidwikw.wordpress.com/2010/04/10/pengelasan-welding/
20