Anda di halaman 1dari 17

Relasi Orang Miskin dengan Lingkungan Sekitarnya Dalam Cerpen Mata yang

Enak Dipandang Karya Ahmad Tohari

Hilmi Wahyuni

22001071060@unisma.ac.id

Abstrak

Karya sastra yang ditulis oleh sastrawan Ahmad Tohari memang sering kali

menuliskan tentang kehidupan masyarakat kalangan bawah, sehingga relevan

dengan kehidupan sehari-hari yang terjadi pada masyarakat. Salah satu kumpulan

cerpennya yang berjudul Mata yang Enak Dipandang juga mengandung

permasalahan sosial masyarakat kalangan bawah. Pada penelitian ini bertujuan

untuk mengkritisi bagaimana relasi yang terjadi pada orang kalangan bawah

dengan lingkungan sekitarnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi

sastra karena membahas mengenai manusia dalam masyarakat dan proses sosial.

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif dengan

mendeskripsikan secara analitis. Dari hasil analisis disebutkan sebagai berikut.

Pertama, relasi orang miskin dengan lingkungan sosialnya menunjukan bahwa

masih banyak perbedaan jarak antara kalangan atas dan kalangan bawah yang

menjadi masalah dalam lingkungan sosial dan terjadinya kesenjangan sosial. Kedua,

relasi orang miskin dengan lingkungan budaya yang dibentuk dari kebiasaan

aktivitas yang dilakukan pada masyarakat setempat sehingga menjadi kebiasaan.

Kata Kunci : Relasi, Sosial, Mata yang Enak Dipandang, Sosiologi Sastra
Abstract

Literary works written by writer Ahmad Tohari often write about the life of the

lower class, so they are relevant to the daily life that occurs in society. One of his

collections of short stories, entitled Eyes to Look At, also contains social problems of

the lower classes. This study aims to criticize how the relationships that occur in

lower class people with their surroundings. This study uses a literary sociology

approach because it discusses humans in society and social processes. The method

used in this research is descriptive qualitative by describing it analytically. From the

results of the analysis stated as follows. First, the relationship between the poor and

their social environment shows that there are still many differences in distance

between the upper class and the lower class which become a problem in the social

environment and the occurrence of social inequality. Second, the relationship

between the poor and the cultural environment is formed from the habits of

activities carried out in the local community so that it becomes a habit.

Keywords: Relations, Social, Mata yang Enak Dipandang, Sociology of Literature


PENDAHULUAN secara pendek,ringkas dan jelas.

Umumnya cerpen hanya menceritakan


Karya sastra merupakan
tentang permasalahan pada satu tokoh
ungkapan pribadi manusia yang
saja. Permasalahan yang biasanya
terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
dibahas pada cerpen adalah cerminan
dalam karya sastra banyak
masalah sosial yang terjadi pada
menyangkut persoalan yang terjadi
lingkungan sehari-hari, salah satunya
baik itu pada diri sendiri, orang lain
membahas tentang kehidupan yang
maupun lingkungan sekitar kita.
dialami oleh kalangan bawah.
Dalam karya sastra juga memiliki
Fenomena pada lingkungan ialah
relasi dengan fenomena kehidupan
permasalahan global. Semua disiplin
lingkungan, baik itu muncul atau
ilmu telah mengkaji bagaimana tata
terjadi pada lingkungan sekitarnya
cara yang dilakukan untuk
dan secara tidak langsung hal tersebut
penanganan lingkungan di dunia.
dapat mempengaruhi karya sastra.

Karya-karya yang dituliskan dalam Di Indonesia kasus

karya sastra juga menceritakan sebuah kemiskinan masih sangat tinggi dan

kisah, baik itu dalam sudut pandang kemiskinan menjadi salah satu

orang pertama atau orang ketiga. penyebab utama degradasi

lingkungan di negara, maka degradasi


Sastra turut andil dalam
akan masih terus berlanjut apabila
mengkaji persoalan yang terjadi pada
kemiskinan di Indonesia tidak dapat
lingkungan seperti dalam genre sastra
dikurangi. Namun, masyarakat miskin
novel, cerpen, drama, puisi, dan film
perkotaan dan pedesaan pun memiliki
(Juanda, 2018: 2). Salah satu karya
kekuatan yaitu informalitas,
sastra yang bersifat rekaan, naratif dan
fleksibilitas, kelangsungan hidup,
cerita yang ditulis serba ringkas yaitu
keuletan (Saidi, 2014). Tetapi
cerpen. Cerpen adalah sebuah karya
tantangan pada masyarakat miskin
sastra yang menceritakan tentang
perkotaan dan pedesaan belum
sebuah cerita fiksi yang dikemas
terlaksanakan secara kuat, apatis, serta kemiskinan pada wilayah sekitar atau

kesadaran hak yang masih rendah sebaliknya kemiskinan terjadi karena

( Saidi, 2014 ). kerusakan lingkungan. Besarnya

ketergantungan Indonesia terhadap


Masyarakat miskin di desa
lingkungan karena seiring dengan
hidup dengan mengeksploitasi
banyaknya penurunan kualitas
sumber daya alam untuk ia bertahan
lingkungan hidup yang terjadi karena
hidup, sehingga warga miskin desa
aktivitas ekonomi. Namun, secara
tidak mempunyai pilihan untuk
nasional kualitas pada lingkungan
bertahan hidup selain mengekspolitasi
hidup di Indonesia dapat digolongkan
sumber daya alam yang ada di
cukup baik ( KLH, 2018 ).
lingkungan sekitarnya. Begitupun

masyarakat miskin yang tinggal di Seperti kumpulan cerpen

kota, mereka menjadi penduduk Mata yang Enak Dipandang karya

miskin kota awalnya terjadi karena Ahmad Tohari, seorang sastrawan

melakukan urbanisasi dari desa ke yang dalam karya-karyanya selalu

kota untuk mencari pekerjaan yang menampilkan tentang kehidupan

layak serta mencari sepeser uang tokoh masyarakat kalangan bawah.

untuk mereka melanjutkan hidup Sebagaimana anggapan yang

ataupun untuk memperbaiki nasibnya. menyatakan bahwa hasil karya sastra

Tetapi semua tidak mudah, karena Ahmad Tohari sebagai kritik sosial

persaingan populasi di kota lebih yang karya sastranya mengangkat

banyak dan bisa dibilang lebih kejam. kehidupan kecil (Khoiriani, 2015: 3).

Maka kebanyakan mereka yang gagal Kumpulan cerpen Mata yang Enak

mewujudkan mimpinya tersebut Dipandang terbit pada tahun 2013,

sejumlah besar menjadi masyarakat cerpen-cerpen yang membahas

miskin kota yang tinggal di tentang bagaimana kehidupan

permukiman kumuh dan liar. masyarakat kecil yang dipandang

Lingkungan dapat rusak akibat rendah oleh orang-orang di


lingkungan sekitarnya, orang-orang serta pandangannya tentang

yang menghalalkan segala cara agar kehidupan. Pengarang harus bisa

bisa mendapatkan sepeser uang, mengekspresikan kehidupan dengan

seorang pengangguran yang berusaha sepenuhnya mewakili masyarakat dan

untuk bisa memberikan nafkah zamannya (Wellek & Warren, 2014).

kepada istrinya, kehidupan tentang


Pada penelitian ini akan
orang-orang jalanan yang berjuang
mengkritik tentang relasi orang miskin
hidup dengan lingkungannya, serta
dengan lingkungan sekitar.
menceritakan bagaimana kehidupan
Kemiskinan yang terjadi dikarenakan
orang tua yang hidup sebatang kara
pertumbuhan ekonomi, kesempatan
dan tidak mempunyai biaya untuk
kerja yang sedikit , produktivitas
berobat.
tenaga kerja. Aspek yang menjadi

Pengarang tetap berpegang penyebab kemiskinan juga karena

teguh untuk melahirkan sebuah karya meningkatnya angka pengangguran

yang membahas permasalahan pada setiap tahun tanpa adanya kesempatan

masyarakat kota dan masyarakat desa. kerja yang banyak. Pada cerpen “Mata

Seperti yang sudah dipaparkan di atas yang Enak Dipandang”, “Dawir, Turah,

kumpulan cerpen mata yang enak dan Totol”, dan “Harta Gantungan” isi

dipandang ini menceritakan tokoh dalam cerpen tersebut menceritakan

masyarakat dari kalangan bawah yang bagaimana orang miskin yang menjadi

memiliki status orang miskin. pengangguran sehingga menjadi

Pengarang menyajikan kumpulan pengemis, kehidupan yang terjadi

cerpen tersebut dengan mengangkat pada keluarga yang tinggal dijalanan,

permasalahan sosial yaitu kemiskinan. dan orang tua yang sebatang kara

Pada karya sastra harus hanya bisa diam hingga malaikat

mencerminkan dan mengekspresikan mencabut nyawanya karena tidak ada

hidup. Pengarang tidak bisa kalau biaya untuk berobat. Tentu saja orang-

tidak mengekspresikan pengalaman orang kalangan bawah berhubungan


dengan lingkungan sekitarnya dan penelitian oleh Syamsu Alam (2021)

bermacam-macam orang yang Relasi Manusia dan Lingkungan dalam

memiliki pandangan dalam menerima Novel Tanjung Kemarau Karya Royyan

masyarakat kalangan bawah. Yang Julian ( Kajian Ekokritik Sastra ). Pada

perlu dikritisi yaitu tentang penelitian tersebut hanya terfokus

bagaimana orang sekitar dalam pada bentuk-bentuk kerusakan

menerima dan memandang orang lingkungan dan bentuk relasi manusia

miskin, ternyata masih banyak dari dengan lingkungan yang terdapat

kita yang tidak mempedulikan orang pada novel tersebut. Selanjutnya yaitu

miskin bahkan mereka acuh serta penelitian oleh Musa (2020) Kritik

tidak memiliki hati nurani seperti Sosial Pada Kumpulan Cerpen Mata

kutipan apa pada cerpen Mata yang yang Enak Dipandang Karya Ahmad

Enak Dipandang, “Namun, sebelum Tohari. Pada penelitian tersebut

menyentuh jalan, klakson-klakson berfokus pada jenis masalah sosial

serentak membentaknya. Mirta seperti masalah sosial ekonomi,

terkejut dan surut”. Serta kutipan agama, politik, rumah tangga, moral,

“Pemilik sepeda datang hanya untuk dan kebiasaan lalu terfokus pada

mengurus kendaraannya”. Tetapi wujud kritik sosial. Selanjutnya yaitu

tidak semua memiliki sifat acuh, cuek penelitian Mimi Minarni (2019) Nilai-

terhadap mereka orang miskin, masih Nilai Moral dalam Buku Kumpulan

ada orang yang memiliki hati nurani Cerpen Mata yang Enak Dipandang

kepada mereka. Seperti kutipan Karya Ahmad Tohari. Pada penelitian

berikut “… mata orang yang memberi ini fokus terhadap nilai-nilai moral

tidak galak. Mata orang yang suka yang berkaitan dengan tanggung

memberi, kata teman-teman yang jawab, kewajiban dan hati nurani yang

melek, enak dipandang… “. terdapat dalam Cerpen Mata yang Enak

Dipandang.
Penelitian ini relevan dengan

beberapa penelitian, diantaranya


Pembaharuan penelitian ini atau fenomena sosial yang terjadi di

berfokus pada relasi orang miskin lingkungan sekitar secara konkret.

dengan lingkungannya yaitu tentang


Metode Penelitian
bagaimana hubungan yang terjadi
Pada penelitian ini
pada orang miskin dengan lingkungan
menggunakan pendekatan deskripsi
sekitar mereka baik itu lingkungan
kualitatif, menurut (Mohajan,
sosial dan lingkungan budaya yang
Haradhan, 2018) pendekatan deskripsi
terdapat pada kumpulan Cerpen Mata
kualitatif dimaksudkan sebagai
yang Enak Dipandang. Pernyataan
penelitian yang mengkaji tentang
Damono (Rokhmansyah, 2016) telaah
fenomena sosial yang terjadi di
objektif dan ilmiah tentang manusia di
lingkungan sekitar secara alami
dalam lingkup masyarakat yang mana
menekankan cara orang untuk
meliputi telaah lembaga serta proses
menafsirkan dan memahami segala
sosial itu dinamakan sosiologi sastra.
pengalaman ralitas sosial sehingga
Penelitian ini menggunakan
mereka mampu mengatasinya sendiri.
pendekatan sosiologi sastra karena
Informasi yang akan digunakan dalam
membahas mengenai manusia dalam
pendekatan deskripsi kualitatif yaitu
masyarakat dan proses sosial. Dalam
dengan mendeskripsikan secara teliti
sosiologi sastra, karya sastra dilihat
dan analitis dengan meneliti dan
dari bagaimana hubungannya dengan
mencatat relasi orang miskin dengan
kenyataan dan mencerminkan dengan
lingkungan sekitarnya dalam
kenyataannya. Kenyataan tersebut
kumpulan cerpen Mata yang Enak
bukan hanya dilihat dari segi karya
Dipandang. Tujuan pokok yang
sastra tetapi juga tentang bagaimana
terdapat dalam penelitian ini seperti
yang di luar karya sastra tersebut.
menggambarkan, mempelajari dan
Dengan pendekatan sosiologi sastra
menjelaskan fenomena itu. Objek dari
memudahkan peneliti untuk
penelitian karya sastra metode
mengetahui pandangan gambaran
kualitatif ialah makna-makna yang di
dalamnya terdapat tindakan yang diteliti serta penulis mencatat data-

mendorong terjadinya gejala sosial. data yang akan dibahas dan dikritisi.

Data yang diambil merupakan


Dalam penelitian ini juga
penggalan-penggalan cerpen yang
menggunakan pendekatan sosiologi
memuat kritik sosial dan masalah
sastra dengan melakukan
sosial yang terjadi pada kalangan
pendeskripsian yang meneliti dan
bawah.
mencatat hubungan yang terjadi pada

orang miskin dan lingkungannya Hasil dan Pembahasan

dalam kumpulan cerpen Mata yang


Berdasarkan rumusan masalah
Enak Dipandang. Kemudian data yang
yang telah diuraikan pada
akan dikumpulkan pada penelitian ini
pendahuluan, hasil dan pembahasan
memfokuskan pada (1) Data tentang
dalam penelitian yang berjudul Relasi
orang kalangan bawah yang bertahan
Orang Miskin dengan Lingkungan
hidup di tengah lingkungannya dalam
Sekitarnya dalam Kumpulan Cerpen
kumpulan cerpen Mata yang Enak
Mata yang Enak Dipandang Karya
Dipandang, (2) Faktor apa yang
Ahmad Tohari adalah sebagai berikut :
menyebabkan kemiskinan, (3)
1. Lingkungan Sosial Dalam
Hubungan orang kalangan bawah
Kumpulan Cerpen Mata yang Enak
dengan lingkungannya. Teknik yang
Dipandang
dilakukan dalam mengumpulkan data

yaitu dengan baca dan catat. Pada Lingkungan sosial merupakan

teknik baca dan catat yakni penulis kekuatan masyarakat dalam

membaca secara berulang kali bermacam-macam interaksi sosial

keseluruhan dari isi kumpulan cerpen antara berbagai kelompok manusia

Mata yang Enak Dipandang karya yang dapat mempengaruhi perilaku

Ahmad Tohari, teknik tersebut dan interaksi mereka. Dalam

dilakukan agar pembaca memahami lingkungan sosial banyak sekali terjadi

secara mendalam dari objek yang akan masalah sosial yang berkembang di
dalamnya terjadi karena fenomena klakson serentak membentaknya.

yang ditimbulkan oleh sekelompok Mirta terkejut dan surut” (MYED:10)

orang maupun individu itu sendiri


Pada data 1 menggambarkan bahwa
dan dapat berdampak pada
seorang pengemis buta yang tidak
masyarakat yang lain. Salah satu dari
memiliki daya untuk melihat, sama
masalah pada lingkungan sosial yaitu
sekali tidak mendapatkan bantuan
berupa kemiskinan. Dalam negara
dari orang-orang yang ada di
berkembang seperti Indonesia masih
sekelilingnya tersebut. Bahkan
banyak terjadi kemiskinan, istilah dari
disebutkan bahwa pengemudi yang
kemiskinan merupakan keadaan
berlalu-lalang di jalanan sama sekali
dimana seorang tidak memiliki
tidak memiliki iba terhadap Mirta
kemampuan untuk memelihara diri
sang pengemis buta tersebut.
dan menyesuaikan taraf hidupnya
Berdasarkan hasil analisis, hubungan
dikalangan masyarakat yang lain
orang miskin dengan lingkungan
sehingga terjadinya kesenjangan
sosialnya terdapat kesenjangan sosial
sosial. Perbedaan jarak antara
yang terlihat dan memang sering
kelompok atas dan bawah menjadi
terjadi dalam kehidupan nyata bahkan
masalah yang terjadi dalam kumpulan
sehari-hari kita sering melihatnya.
cerpen Mata yang Enak Dipandang,

bagaimana di dalam isi cerpen Data 2

tersebut banyak terdapat kesenjangan


“Pemilik sepeda datang hanya untuk
sosial yang terjadi dalam lingkungan
mengurus kendaraannya. Tarsa, yang
sekitar. Seperti pada data-data di
sejak tadi asyik bermain yoyo di
bawah ini :
bawah pohon kerai paying disebrang

Data 1 jalan, juga datang. Tetapi Tarsa hanya

menonton ketika Mirta bersusah


“Kaki yang bergetar itu mencoba
payah mencoba berdiri” (MYED;11)
turun dari gili-gili. Namun, sebelum

telapaknya menyentuh jalan, klakson-


Pada data 2 menggambarkan bahwa diketahui bahwa lingkungan

Mirta yang berusaha untuk sekitarnya tidak peduli dan hanya

mendapatkan tempat yang teduh dari memikirkan dirinya masing-masing.

panasnya matahari yang sangat


Di dalam lingkungan sosial terdapat
menyengat di kepalanya sehingga ia
kelompok anutan, yang didefinisikan
hanya bisa berjalan menyusuri trotoar
sebagai suatu kelompok yang terbiasa
dengan keadaan matanya yang tidak
mempengaruhi ataupun meniru
bisa melihat sehingga ia menjatuhkan
kebiasaan seseorang. Setiap individu
sepeda-sepeda dan ia jatuh menindihi
hampir memiliki kelompok yang
sepeda tersebut, tidak ada seorang
dianutnya seperti kebiasaan yang
pun yang membantu menuntunnya
diajarkan dilikungan keluarga, sekolah
bahkan Tirta sekalipun, orang yang
atau lingkungan sekitarnya.
biasanya menuntun Mirta mengemis
Data 3
karena Mirta tidak memenuhi

keinginan Tirta karena Mirta merasa ia “Mata orang yang suka memberi tidak

terus menerus diperas olehnya galak. Mata orang yang suka memberi,

akhirnya Tirta sengaja meninggalkan kata teman-teman yang melek, enak

Mirta ditengah jalan. dipandang. Ya, kukira betul; mata

orang yang suka memberi memang


Jadi, masalah lingkungan sosial pada
enak dipandang” (MYED; 14)
cerpen bukan hanya kesenjangan

sosial yang terjadi antara kalangan Pada data 3 dijelaskan bahwa

atas kepada kalangan bawah tetapi seseorang yang suka memberi dapat

sesama kalangan bawah juga dilihat hanya dengan melihat matanya

melakukannya, yakni mereka sama- yaitu mata yang suka memberi itu

sama tidak memiliki rasa simpati dan enak dipandang dan tidak galak beda

rasa saling menolong satu sama lain dengan orang yang memiliki mata

apalagi terhadap seseorang yang dingin sedingin mata bambu mungkin

memerlukan bantuan. Pada data 2 sering kali ia sudah bisa menebak


bahwa orang tersebut sering kali acuh sendiri bahkan anaknya tidak

kepada pengemis dan tidak suka diberikan makan sehingga Dawir

memberi. Pembentukan karakter kelaparan dan Emak malah main sama

dalam suatu individu yang berbeda- tukang semir, walaupun awalnya

beda seperti yang sudah dijelaskan Dawir ingin menolak pemberian dari

sebelumnya, bahwa seseorang yang lelaki pincang tersebut tetapi perutnya

hidup di lingkungan terbiasa dalam membutuhkan makanan tersebut

hal berbagi dan simpati terhadap akhirnya Dawir menerima dan

seseorang sehingga mereka dapat dimakan olehnya.

meniru dan menjadi terbiasa dalam


Jadi, dalam lingkungan sosial yang
hal tersebut.
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

Data 4 kita dapat melihat bahwa banyak

sekali macam-macam karakter dan


“ Lelaki pincang itu malah tersenyum
watak seseorang. Lelaki pincang
kepada Dawir. Dia punya dua
tersebut meskipun ia terbilang sebagai
ketupat. Dawir diberi satu. Dawir
orang kalangan bawah tetapi ia tetap
ingin menolak sebab kaki lelaki itu
mau berbagi kepada sesama walaupun
busuk dan bau. Tapi Dawir lapar. Tadi
hanya sebuah ketupat. Dalam hal
malam Emak tidak ngamen atau apa,
tolong menolong terhadap sesama
malah main sama tukang semir. Dan
memang tidak bisa diukur dari
Dawir tidak diberi makan. Jadi
seberapa kita mampu tetapi dengan
ketupat lelaki yang bau busuk itu
seberapa kita mau untuk berbagi
diterima juga lalu dimakan habis”
dengan yang lain.
(MYED;122)

Data 5
Di dalam cerpen yang berjudul “

Dawir, Turah, dan Totol” telah “Dulu Dawir juga sering melihat

disebutkan pada data 4 orang main. Bukan siapa-siapa, malah

menggambarkan bahwa Emak dari emaknya. Memang emaknya main

Dawir tidak mempedulikan anaknya


dengan lelaki, tukang becak atau juga senang main atau behubungan

tukang semir” badan sehingga lahir Totol.

“Tapi Turah dan Dawir kemudian Data 6

sama-sama tersenyum. Barangkali


“Ada berbagai macam jual-beli berahi,
mereka sedang sama-sama ingat,
ada jual-beli narkoba, ada lesehan
keduanya pun nyatanya senang main
miras” (MYED;127)
juga. Buktinya lahir Totol”
“Ngamen ya ngamen, tapi jangan
(MYED;121)
nyopet, kata polisi kepada Dawir
Pada data 5 dapat dijelaskan bahwa
sambil berusaha membawanya pergi”
lingkungan sosial ialah tempat
(MYED;125)
berlangsungnya aktivitas sehari-hari
Data 6 menggambarkan bahwa
yang dilakukan manusia dan di dalam
fenomena yang dilakukan oleh
lingkungan itu mempengaruhi
individu maupun kelompok dapat
perilaku seseorang baik itu secara
berdampak pada kehidupan
individu maupun kelompok. Lingkup
bermasyarakat sehingga banyak sekali
keluarga, teman sebaya, dan
terjadi masalah sosial dan dapat
lingkungan tempat tinggal menjadi
mengganggu, merugikan dan
faktor yan g mempengaruhi
membahayakan masyarakat lain. Salah
kepribadian seseorang, dalam dua
satu faktor terjadinya masalah sosial
potongan cerpen tersebut dapat
tersebut yaitu meningkatnya
disimpulkan bahwa Dawir dahulunya
pengangguran, kesenjangan sosial
sering melihat orang main atau
sehingga banyak masyarakat yang
berhubungan badan, bahkan hal itu
melakukan kriminalitas, Dawir
dilakukan dilingkungan keluarga dan
ditangkap oleh polisi karena ia
tempat tinggalnya sehingga Dawir
melakukan kriminalitas yaitu
mengerti dan berpengaruh pada
mencopet. Ada yang melakukan jual-
perilaku Dawir yang sekarang.
beli berahi, pasti salah satu faktor ia
Dikatakan bahwa Turah dan Dawir
melakukan karena faktor ekonomi dan Pada cerpen “Harta Gantungan”,

mereka berupaya untuk bertahan berisikan kisah seorang kakek tua

hidup meskipun hal tersebut tidak yang tinggal di sebuah surai kecil

dibenarkan dan dianggap suatu hal sebatang kara.

yang menyimpang pada masyarakat.


Data 7
Di terminal ada jual-beli narkoba dan
“Di kampung kami, harta gantungan
ada lesehan miras, hal tersebut
adalah cadangan biaya untuk
merupakan penyimpangan yang
menyelesaikan urusan-urusan
terjadi dalam lingkungan sosial
kematian bila si pemilik meninggal
bahkan seseorang yang melakukan hal
dunia. Harta gantungan biasanya
tersebut tidak diinginkan
berupa sisa sebidang tanah setelah
kehadirannya di tengah-tengah
dibagi untuk anak-anak” (MYED;135)
masyarakat dan dicap sebagai

“kriminal”. Pada kutipan cerpen tersebut

digambarkan bahwa istilah harta


2. Lingkungan Budaya Pada Cerpen
gantungan merupakan adat yang
Mata yang Enak Dipandang
sudah terbentuk dari kebiasaan yang
Lingkungan budaya
dilakukan oleh masyarakat setempat,
merupakan suatu lingkungan yang
sehingga setiap masyarakat
dibentuk dari kebiasaan aktivitas yang
menyiapkan cadangan harta, biasanya
dilakukan oleh manusia dan menjadi
sebidang tanah setelah dibagi untuk
tempat berkembanganya suatu
anak-anak yang kemudian dan sisanya
budaya, terbentuk karena kebiasaan
itu untuk menyelesaikan urusan-
manusia dalam kehidupan sehari-
urusan yang dilakukan ketika si
harinya. Lingkungan budaya juga
pemilik harta meninggal dunia.
disebut sebagai norma, perilaku, dan
Data 8
nilai sosial yang biasa digunakan

orang untuk menjelaskan dan “Aku tak punya secuil pun. Jadi ya

memahami lingkungan sosialnya. kerbau ini yang akan aku jadikan


harta gantungan. Maka kalau aku Data 9

mati, tolong jasadku jangan


“Saya keluar lagi untuk memberitahu
diterlantarkan. Uruslah dengan
Ketua RT dan para tetangga bahwa
semestinya. Jual kerbauku untuk
sakit Kang Nurya sudah parah. Kami
membiayai semuanya. Demikian
ingin membuktikan di kampung kami
wasiat tidak resmi yang diberikan
Kang Nurya tidak hidup hanya
Kang Nurya kepada saya”
dengan kerbaunya. Kami ingin
(MYED;135)
merawat dengan sepantasnya

Bukti pada kutipan data 8 bahwa meskipun Kang Nurya menolak

seorang kakek tua yang bernama Kang dibawa ke rumah sakit” (MYED;139)

Nurya meskipun ia tidak memiliki


Pada kutipan data 9 dapat
sebidang tanah seperti pada umumnya
menggambarkan seorang tetangga
masyarakat lain yang menjadikannya
yang sering bercengkrama dengan
sebagai harta gantungan, ia tetap
Kang Nurya yakni Markotob, ia sangat
mengikuti kebiasaan yang terjadi di
memperhatikan Kang Nurya yang
tempat tinggalnya tersebut yaitu
hidup sebatang kara tak ada keluarga
menjadikan kerbau sebagai harta
yang dapat membantu dimasa
gantungannya dan ia mewasiatkan
sulitnya kecuali bantuan para tetangga
kerbaunya agar dijual dan uangnya
dan masyarakat sekitarnya. Di dalam
digunakan untuk membiayai
lingkungan pedesaan memang dikenal
pengurusan jasad nya ketika nanti
warga masyarakatnya ramah ke
Kang Nurya meninggal dunia. Dapat
semua orang bahkan jika orang
dikatakan bahwa harta gantungan
tersebut tidak dikenalnya sekalipun.
merupakan sebuah budaya yang
Pada kutipan tersebut dapat
berkembang dalam lingkungan
dibuktikan bahwa memang benar
masyarakat dan unsurnya tersebut
masyarakat desa juga memiliki tingkat
dihasilkan dari kebiasaan masyarakat
kepedulian dan kekeluargan yang
dalam kehidupan sehari-harinya.
tinggi terhadap sesama.
Data 10 PENUTUP

“Jenazah Kang Nurya kami urus Berdasarkan penelitian ini,

dengan biaya gotong royong para dapat disimpulkan bahwa dalam

tetangga. Ada juga dari kas RT” kumpulan cerpen Mata yang Enak

(MYED;139) Dipandang Karya Ahmad Tohari

memuat kritik sosial terhadap relasi


“Tidak, Kami tidak meminta ganti,
orang miskin dengan lingkungan
potong Pak RT yang hadir di antara
sekitarnya yakni lingkungan sosial
kami. Semua orang setuju. Mata Wardi
dan lingkungan budaya. Kumpulan
melebar dan berkaca-kaca. Tangisnya
cerpen yang berisi 15 judul cerpen
terasa hampir pecah” (MYED;141)
yang diringkas secara menarik oleh
Pada data 10 dapat digambarkan
pengarang sehingga menjadi
bahwa adat istiadat dan budaya pada
kumpulan cerpen yang membahas
warga pedesaan masih kental dan di
mengenai masalah sosial kalangan
junjung tinggi oleh mereka. Harta
bawah yang sering terjadi dan kita
gantungan berupa kerbau yang sudah
temui dalam kehidupan sehari-hari.
diwasiatkan oleh Kang Nurya bahkan
Namun dalam penelitian ini
tidak dijual oleh warga dikarenakan
mengkritik bagaimana hubungan
mereka tidak mempunyai hak atas itu
orang kalangan bawah dengan
dan menunggu anak Kang Nurya
lingkungannya pada judul cerpen
yang mengambil kerbau tersebut
“Mata yang Enak Dipandang”,
untuk dijual. Anak Kang Nurya akan
“Dawir,Turah dan Totol”, dan “Harta
menggantikan biaya yang telah
Gantungan”.
dipakai untuk membiayai jenazah
Dalam isi cerpen tersebut,
Kang Nurya dan tahlilan yang telah
hubungan pada lingkungan sekitar
dilaksanakan. Tetapi Pak RT dan
yang terjadi cukup mengenaskan
Warga menolak, tidak meminta ganti,
karena orang-orang masih sering
biayanya ikhlas dari biaya gotong
melakukan penindasan kepada orang
royong warga dan kas RT.
yang lemah dan masyarakat perkotaan Pengarang buku kumpulan

yang hanya mementingkan dirinya cerpen Mata yang Enak Dipandang, tentu

masing-masing tidak memiliki rasa menuliskan pesan tersirat kepada

simpati kepada orang miskin. Juga pembaca agar kita lebih peduli

terjadi kesenjangan sosial yang terhadap mereka yang kurang

mengakibatkan banyak orang yang beruntung dalam perekonomian, tidak

kurang dalam faktor ekonomi memilih membeda-bedakan hubungan antar

untuk melakukan pencurian dan ada sesama sehingga tidak terjadi

yang sampai menjual dirinya untuk kesenjangan sosial yang sering terjadi

mendapatkan uang agar dapat pada lingkungan sosial. Pada

melanjutkan hidup. kumpulan cerpen tersebut juga

memiliki bahasa yang mudah


Kemudian pada kumpulan
dipahami oleh pembaca sehingga
cerpen itu tidak semua memiliki
pembaca langsung mengerti maksud
hubungan buruk antara orang miskin
dan pesan tersirat yang disampaikan
dengan lingkungan sekitarnya. Salah
oleh pengarang kepada pembaca.
satunya yaitu pada cerpen “Harta

Gantungan”, di pedesaan warga

memiliki rasa simpati yang tinggi

terhadap sesama dengan adanya adat

istiadat budaya yang masih kental

hingga warga sudah terbiasa

membantu sesama warga dalam hal

apapun dan mereka tidak

mengharapkan imbalan apapun tidak

seperti masyarakat perkotaan yang

biasanya hanya mau membantu jika

diberikan imbalan.
DAFTAR RUJUKAN Fitri, K. (2015). Masalah Sosial Dalam
Kumpulan Cerpen Mata yang Enak
Dwi, P. (2017). Wajah Kemiskinan Dipandang Karya Ahmad Tohari dan
Kalangan Bawah dalam Kumpulan Implikasinya Terhadap Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia.
Cerpen Mata yang Enak Dipandang
Ami, S. (2018). Cerminan Karakter
Karya Ahmad Tohari: Kajian Sosiologi
Masyarakat Dalam Kumpulan Cerpen
Sastra. Mata yang Enak Dipandang Karya
Ahmad Tohari dan Implikasinya
Lan, Thung Ju. (2019). Tinjauan Kritis Terhadap Pembelajaran Sastra
Ketahanan Sosial Masyarakat Miskin Indonesia di SMA

Perkotaan dan Perdesaan: Ruang Agus, Y. (2019). Kajian Sosiologi Sastra


dan Nilai Pendidikan Karakter Dalam
Sosial, Kebijakan, dan Pola Kerentanan
Kumpulan Cerpen Mata yang Enak
Sosial. Dipandang Karya Ahmad Tohari dan
Relavansinya Dengan Materi Ajar
Mimi, M. (2019). Nilai-Nilai Moral Bahasa Indonesia di Kelas XI SMA
dalam Buku Kumpulan Cerpen Mata
yang Enak Dipandang Karya Ahmad Wiwin, Y. (2018). Metode Penelitian
Tohari. Deskriptif Kualitatif Dalam Perspektif
Bimbingan dan Konseling
Musa, Etin, P., & Bivit, A. P. N. (2020).
Kritik Sosial Pada Kumpulan Cerpen
Mata yang Enak Dipandang Karya
Ahmad Tohari.

Sedwivia, R. (2020). Kemiskinan dan


Lingkungan: Perspektif Kemiskinan di
Perkotaan dan Pedesaan.

Syamsu. A. (2021). Relasi Manusia dan


Lingkungan Dalam Novel Tanjung
Kemarau Karya Royyan Julian (Kajian
Ekokritik Sastra).

Via, N., & Woro W,. (2021). Kajian


Sosiologi Sastra dan Masyarakat
dalam Novel Tuhan Izinkan Aku
Menjadi Pelacur Karya Muhidin M.
Dahlan Sebagai Kajian Didaktis.

Anda mungkin juga menyukai