Hilmi Wahyuni
22001071060@unisma.ac.id
Abstrak
Karya sastra yang ditulis oleh sastrawan Ahmad Tohari memang sering kali
dengan kehidupan sehari-hari yang terjadi pada masyarakat. Salah satu kumpulan
untuk mengkritisi bagaimana relasi yang terjadi pada orang kalangan bawah
sastra karena membahas mengenai manusia dalam masyarakat dan proses sosial.
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif dengan
masih banyak perbedaan jarak antara kalangan atas dan kalangan bawah yang
menjadi masalah dalam lingkungan sosial dan terjadinya kesenjangan sosial. Kedua,
relasi orang miskin dengan lingkungan budaya yang dibentuk dari kebiasaan
Kata Kunci : Relasi, Sosial, Mata yang Enak Dipandang, Sosiologi Sastra
Abstract
Literary works written by writer Ahmad Tohari often write about the life of the
lower class, so they are relevant to the daily life that occurs in society. One of his
collections of short stories, entitled Eyes to Look At, also contains social problems of
the lower classes. This study aims to criticize how the relationships that occur in
lower class people with their surroundings. This study uses a literary sociology
approach because it discusses humans in society and social processes. The method
results of the analysis stated as follows. First, the relationship between the poor and
their social environment shows that there are still many differences in distance
between the upper class and the lower class which become a problem in the social
between the poor and the cultural environment is formed from the habits of
karya sastra juga menceritakan sebuah kemiskinan masih sangat tinggi dan
kisah, baik itu dalam sudut pandang kemiskinan menjadi salah satu
Tetapi semua tidak mudah, karena Ahmad Tohari sebagai kritik sosial
banyak dan bisa dibilang lebih kejam. kehidupan kecil (Khoiriani, 2015: 3).
Maka kebanyakan mereka yang gagal Kumpulan cerpen Mata yang Enak
masyarakat kota dan masyarakat desa. kerja yang banyak. Pada cerpen “Mata
Seperti yang sudah dipaparkan di atas yang Enak Dipandang”, “Dawir, Turah,
kumpulan cerpen mata yang enak dan Totol”, dan “Harta Gantungan” isi
masyarakat dari kalangan bawah yang bagaimana orang miskin yang menjadi
permasalahan sosial yaitu kemiskinan. dan orang tua yang sebatang kara
hidup. Pengarang tidak bisa kalau biaya untuk berobat. Tentu saja orang-
kita yang tidak mempedulikan orang pada novel tersebut. Selanjutnya yaitu
miskin bahkan mereka acuh serta penelitian oleh Musa (2020) Kritik
tidak memiliki hati nurani seperti Sosial Pada Kumpulan Cerpen Mata
kutipan apa pada cerpen Mata yang yang Enak Dipandang Karya Ahmad
terkejut dan surut”. Serta kutipan agama, politik, rumah tangga, moral,
“Pemilik sepeda datang hanya untuk dan kebiasaan lalu terfokus pada
tidak semua memiliki sifat acuh, cuek penelitian Mimi Minarni (2019) Nilai-
terhadap mereka orang miskin, masih Nilai Moral dalam Buku Kumpulan
ada orang yang memiliki hati nurani Cerpen Mata yang Enak Dipandang
berikut “… mata orang yang memberi ini fokus terhadap nilai-nilai moral
tidak galak. Mata orang yang suka yang berkaitan dengan tanggung
memberi, kata teman-teman yang jawab, kewajiban dan hati nurani yang
Dipandang.
Penelitian ini relevan dengan
mendorong terjadinya gejala sosial. data yang akan dibahas dan dikritisi.
secara mendalam dari objek yang akan masalah sosial yang berkembang di
dalamnya terjadi karena fenomena klakson serentak membentaknya.
keinginan Tirta karena Mirta merasa ia “Mata orang yang suka memberi tidak
terus menerus diperas olehnya galak. Mata orang yang suka memberi,
atas kepada kalangan bawah tetapi seseorang yang suka memberi dapat
melakukannya, yakni mereka sama- yaitu mata yang suka memberi itu
sama tidak memiliki rasa simpati dan enak dipandang dan tidak galak beda
rasa saling menolong satu sama lain dengan orang yang memiliki mata
beda seperti yang sudah dijelaskan Dawir ingin menolak pemberian dari
Data 5
Di dalam cerpen yang berjudul “
Dawir, Turah, dan Totol” telah “Dulu Dawir juga sering melihat
hidup meskipun hal tersebut tidak yang tinggal di sebuah surai kecil
orang untuk menjelaskan dan “Aku tak punya secuil pun. Jadi ya
seorang kakek tua yang bernama Kang dibawa ke rumah sakit” (MYED;139)
tetangga. Ada juga dari kas RT” kumpulan cerpen Mata yang Enak
yang hanya mementingkan dirinya cerpen Mata yang Enak Dipandang, tentu
simpati kepada orang miskin. Juga pembaca agar kita lebih peduli
yang sampai menjual dirinya untuk kesenjangan sosial yang sering terjadi
diberikan imbalan.
DAFTAR RUJUKAN Fitri, K. (2015). Masalah Sosial Dalam
Kumpulan Cerpen Mata yang Enak
Dwi, P. (2017). Wajah Kemiskinan Dipandang Karya Ahmad Tohari dan
Kalangan Bawah dalam Kumpulan Implikasinya Terhadap Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia.
Cerpen Mata yang Enak Dipandang
Ami, S. (2018). Cerminan Karakter
Karya Ahmad Tohari: Kajian Sosiologi
Masyarakat Dalam Kumpulan Cerpen
Sastra. Mata yang Enak Dipandang Karya
Ahmad Tohari dan Implikasinya
Lan, Thung Ju. (2019). Tinjauan Kritis Terhadap Pembelajaran Sastra
Ketahanan Sosial Masyarakat Miskin Indonesia di SMA