Anda di halaman 1dari 43

Modul 4

SEL DAN PEMBELAHAN SEL


JARINGAN PENYUSUN ORGAN TANAMAN

Oleh :
Tim Dasar Ilmu Tanaman 2022

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2022

1
Modul 4
SEL DAN PEMBELAHAN SEL

1.1 Pendahuluan

Suatu organisme terbentuk dari sel-sel, serta sel merupakan unit dasar struktural dan
fungsional dari suatu organisme hidup, dimana struktur unit yang paling kecil dari suatu
organisme, yang secara fungsional mampu tumbuh memperbanyak diri dan berkembang
dari mulai bentuk awal berupa sel yang masih sangat sederhana sampai bentuk akhir yang
lebih spesifik. Bentuk sel ada yang bulat, kubus, prisma, lurus memanjang, berbelok- belok,
silindris dan bentuk lainnya dan ukuran sel umumnya 100-110 µm serta ada juga yang
beberapa cm. Kemampuan organisme untuk memperbanyak diri merupakan salah satu ciri
yang membedakan organisme hidup dari benda mati. Setiap organisme terdiri dari sel-sel.
Setiap sel berasal dari sebuah sel. Keberlanjutan dari kehidupan organisme berdasar pada
keberlanjutan pembelahan sel. Struktur kromosom terdapat berbagai anggapan yang
berbeda-beda. Hal ini disebabkan beberapa penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan
menggunakan cara-cara yang berbeda-beda, struktur yang diselidiki sangat kecil harus
menggunakan mikroskop elektron dan metoda-metoda tertentu,
species-species organisme yang diselidiki kromosomnya berbeda-beda, fase dan struktur
kromosom yang diselidiki berbeda-beda.

1.2 Identitas Modul


Modul 4 ini akan membahas tentang sel dan pembelahan sel, mulai definisi, isi sel dan
fungsi setiap organela, macam-macam pembelahan sel, fungsinya, mekanisme pembelahan dan
terjadinya pembelahan sel.

1.3 Kajian Pembelajaran


1.3.1. Sel

Konsep Sel

Sel merupakan unit dasar struktural dan fungsional dari suatu organisme hidup. Sel merupakan
struktur unit yang paling kecil dari suatu organisme, yang secara fungsional mampu tumbuh
memperbanyak diri dan berkembang dari mulai bentuk awal berupa sel yang masih sangat
sederhana sampai bentuk akhir yang lebih spesifik. Suatu organisme terbentuk dari sel-sel. Bentuk
sel ada yang bulat, kubus, prisma, lurus memanjang, berbelok-belok, silindris dan bentuk lainnya.
Ukuran sel umumnya 100-110 µm, dan ada juga yang beberapa cm. Bakteri dan protozoa terdiri
dari satu sel atau berupa sel tunggal yang disebut organisme uniselluler. Organisme uniselluler
menyelenggarakan semua aktivitas hidupnya (absorpsi, nutrisi, respirasi, transpirasi, reproduksi)
oleh sel itu sendiri dan sel tersebut merupakan anggota dari suatu populasi yang bisa berkembang
sendiri.

2
PERBEDAAN SEL TUMBUHAN DAN SEL HEWAN

Organella SEL TUMBUHAN SEL HEWAN


Dinding Sel Ada Tidak Ada
Plasmodesmata Ada Tidak Ada
Vakuola Ada Tidak Ada
Plastida Ada Tidak Ada
Sentrosom Tidak Ada Ada
Lisosom Tidak Ada Ada
Sentriol Tidak Ada Ada
Flagella Tidak Ada Ada

Organisme multiselluler yaitu organisme yang terdiri dari banyak sel, berasal dari zigot
yaitu sel telur atau ovum yang telah dibuahi oleh sel sperma, kemudian membelah diri,
tumbuh dan berkembang menjadi embrio, selanjutnya tumbuh dan berkembang menjadi
organisme dewasa, yang terdiri dari banyak sel.

Gambar 1. Sentrosom

Gambar 2. Centriol

SEL TUMBUHAN

Sel tumbuhan terdiri dari Lumen dan dinding sel. Dalam lumen sel-sel hidup terdapat isi sel yang
hidup disebut protoplasma berupa organella atau bersifat cair/kental, dan isi sel yang bersifat mati

3
disebut benda-benda ergas (ergastik substances) dapat bersifat padat dan bersifat cair. Sel
tumbuhan dapat dilihat dalam Gambar 3.

Gambar 3. Sel Tumbuhan


(Sumber : Campbell, dkk., 1994 : 57)

Protoplasma merupakan substansi dasar kehidupan, atau substansi yang hidup dalam sel.
Protoplasma terdiri dari campuran yang kompleks berbagai bahan, unsur ataupun senyawa kimia,
baik senyawa anorganik maupun organik. Unsur kimia protoplasma tersusun lebih kurang terdiri
dari 20 unsur dari 92 unsur kimia di alam. Unsur yang predominan berjumlah 12 seperti terlihat
dalam Tabel 1. Keempat unsur pertama (O, C, H dan N) persentasenya kurang lebih 99%, dan
sisanya delapan unsur lainnya hanya kurang lebih 1%, unsur-unsur tersebut biasanya dijumpai
dalam bentuk garam-garam anorganik, air dan senyawa-senyawa organik. Protoplasma ini terdiri
dari benda-benda hidup yang disebut organella, seperti nukleus, plastida, mitokhondria,
mikrosoma dan lain-lain. Di samping itu terdapat sebagai cairan kental disebut sitoplasma atau
plasma sel.

Tabel 1. Persentase rata-rata unsur kimia protoplasma

No. Urut UNSUR %

1. Oksigen (O) 76.0


2. Karbon (C) 10.5
3. Hidrogen (H) 10.0
4. Nitrogen (N) 2.5
5. Kalium (K) 0.3
6. Phosphor (P) 0.3
7. Sulfur (S) 0.2
8. Chlor (Cl) 0.1
9. Natrium (Na) 0.05
10. Calcium (Ca) 0.02
11. Magnesium (Mg) 0.02
12. Ferum (Fe) 0.01

Nukleus (Inti Sel)

Organella ini umumnya pada tiap sel tanaman tingkat tinggi mengandung sebuah nukleus.
Tersusun dari membran rangkap dua (selaput inti), retikulum (rangka inti), kromatin (bintik-bintik

4
kecil bahan kromosom), dalam khromosom tersimpan informasi genetik (gen) yang direalisasikan
melalui pembentukan DNA. Nukleolus (butir inti), nukleoplasma/karyolymph (cairan inti).
Sifatnya masif, bentuk bundar, lonjong, seperti cakram. Fungsinya sebagai pusat informasi genetik
dan pembelahan sel, seperti terlihat dalam Gambar 4.

Gambar 4. Nukleus (Inti Sel) (Sumber : Campbell, dkk., 1994 : 57)

Plastida

Hanya terdapat pada sel tanaman, tersusun dari membran rangkap dua, bersifat semi permeabel,
Stroma tempat berlangsungnya siklus Calvin, Grana tempat berlangsungnya reaksi terang.
Lamella-lamella intergrana. Jenis Plastida Berdasarkan Fungsinya : LEUKOPLAS merupakan
plastida muda tidak memiliki pigmen, tidak berwarna, masih muda, dapat tumbuh menjadi plastida
dewasa. AMILOPLAS merupakan plastida dewasa, berfungsi membentuk butir-butir amilum
(tepung), contoh : pada ubi kentang. KLOROPLAS merupakan plastida dewasa bentuk lensa,
berfungsi membentuk pigmen klorofil pada grana yang berperan dalam proses fotosintesis.Grana
tersusun dari tumpukan kantung-kantung pipih yang disebut tilakoid (thylakoid). Merupakan unit
dalam proses fotosintesis, terdiri dari : Grana mengandung klorofil tempat berlangsungnya reaksi
terang, dan tempat berlangsungnya fotolisis air. Sedangkan Stroma merupakan tempat
berlangsungnya fiksasi CO2 , dan tempat berlangsungnya sintesis karbohidrat, terdapat dalam sel-
sel jaringan daun dan organ lainnya yang berwarna hijau. KROMOPLAS mengandung pigmen
karotenoid, berwarna kuning, merah. Contoh : Pada akar wortel (Daucus carota). Pada buah tomat
(Lycopersicum esculentum). ELAIOPLAS diduga pembentuk minyak (di sekitar organel). Contoh
: Pada endosperm buah kelapa (Cocos nucifera). Pada biji kacang tanah (Arachis hypogea).
PROTEINOPLAS membentuk zat putih telur (Protein) : Aleuron. Contoh : Pada biji kedelai
(Glycine max (L.) Merr). Pada biji tanaman serealia.

Mitokhondria (Khondriosoma) merupakan alat respirasi. Terdapat dalam polioplasma, terbentuk


dari lipid dan protein. Tersusun dari : Membran rangkap dua, lekukan-lekukan yang disebut
cristae. Antar membran dengan cristae berisi matriks mengandung enzim respirasi. Dalam
mitokondria terdapat metabolit, yang bersifat : Hidrofil dan Hidrofob.

Mikrosoma

Organella ini terdiri dari barbagai macam bentuk, susunan, fungsi diantaranya :

1. RETIKULUM ENDOPLASMIK : Terdapat dalam endoplasma merupakan sistem selaput


(membran) yang kompleks dan membentuk kesatuan yang erat. Membentuk bangunan

5
berbentuk ruangan-ruangan, yang berdinding membran dan saling berhubungan, berbentuk
anyaman.Terdiri dari :
Retikulum Endoplasmik Kasar (Rough Endoplasmic Reticulum =RER), pada
permukaannya menempel ribosom dan Retikulum Endoplasmik Halus (Smooth
Endoplasmic Reticulum =SER), tidak memiliki ribosom pada permukaannya, seperti
terlihat dalam Gambar 5.

Gambar 5. RER dan SER


(Sumber : Campbell, dkk., 1994 : 57)

2. RIBOSOM yaitu organella yang melekat pada permukaan RER yang berbentuk
lempengan. Aktif dalam sintesis protein enzim di bawah koordinasi DNA dalam nukleus.
Berisi rRNA (50%) dan protein (50%). Terdiri atas 2 komponen : Komponen ribosom sub
unit kecil berisi rRNA ukuran kecil, bekerjasama dengan mRNA dan Komponen ribosom
sub unit besar berisi rRNA ukuran besar, bekerjasama dengan tRNA.
3. DIKTIOSOM dibangun oleh sistem membran berupa lempengan-lempengan yang
letaknya pararel dan sangat rapat, sebagai alat sekresi dalam sel, sebagai penghasil
hormon-hormon, tempat menyimpan protein dan lipid. Berperan dalam sintesis zat-zat
penyusun dinding sel.
4. LISOSOM organel ini bentuknya bundar atau tidak teratur. Berbeda dengan membran
lainnya, lisosom memiliki membran tunggal yang dibangun oleh lipoprotein. Pada lisosom
banyak mengandung enzym-enzym hidrolase, yang berfungsi melarutkan zat-zat makanan
dan menghancurkan racun-racun. Lisosom erat hubungannya dengan diktiosom.
5. Glioksisom Organel yang berperan dalam sintesis lemak.
6. Peroksisom Organel yang berperan dalam sintesis enzim-enzim peroksidase.

SITOPLASMA = PLASMA SEL = HIALOPLASMA

Yaitu bagian protoplasma yang bersifat lebih cair.

Terdiri dari tiga lapisan :

6
1. EKTOPLASMA = PLASMOLEMA = PLASMODERMA

Merupakan lapisan membran paling luar dari sitoplasma yang berbatasan dengan dinding
sel. Agak kental dan jernih, bersifat selektif permeabel. Tersusun dari senyawa semacam lemak,
gula, dan protein, yaitu berupa : lipoprotein, glukolipida, fosfolipida.

2. TONOPLASMA

Merupakan lapisan membran di sebelah dalam ektoplasma yang berbatasan dengan


vakuola. Bersifat selektif permeabel.

3. POLIOPLASMA

Merupakan bagian dari sitoplasma yang terletak antara ektoplasma dengan tonoplasma.
Bersifat keruh karena di dalamnya terdapat mitokondria dan mikrosoma.

BENDA ERGAS (ERGASTIC SUBSTANCES)

Merupakan substansi mati dalam sel-sel hidup, terdapat dalam vakuola, sitoplasma, plastida.
Terdiri dari bahan organik dan anorganik, ada yang bersifat cair, ada yang padat. Merupakan
hasil akhir proses metabolisme. Ada yang berupa makanan cadangan terdiri dari : Benda ergas
bersifat cair dan Benda ergas bersifat padat.

BENDA ERGAS BERSIFAT CAIR, TERDIRI DARI :

1. CAIRAN SEL (CELL SAP) : terdapat dalam vakuola, bagian terbesar terdiri dari air, disebut
air sel. Di dalamnya terlarut : Asam-asam organik, Karbohidrat , Alkaloid, Tannin, Antosianin,
Protein, Garam-garam anorganik.

2. LEMAK DAN MINYAK Merupakan makanan cadangan berkalori besar. Terdapat dalam
biji-bijian Spermatophyta, misal pada : Kelapa (Cocos nucifera), Kacang tanah (Arachis
hypogea), merupakan senyawa organik golongan ester, yaitu campuran dari : Gliserin+ Asam
Lemak, misalnya : Asam Stearat, Asam Palmitat , Asam Laurat, Asam Oleat, Asam Linoleat

3. MINYAK ETERIS DAN DAMAR

MINYAK ETERIS : Minyak yang mudah menguap dengan bau/rasa tertentu.

Contoh pada: Jahe (Zingiber officinale), Lombok (Capsicum annuum), Kulit buah jeruk (Citrus
spp), harumnya bunga-bunga, bawang (Allium spp.).

DAMAR : Minyak yang susunannya analog dengan minyak eteris, tetapi lebih kompleks dan
biasanya lebih kental.

Contoh : getah damar (Agathis alba) dan getah Pinus (Pinus merkusii).

BENDA ERGAS BERSIFAT PADAT, TERDIRI DARI :

1. KRISTAL Ca-OKSALAT Terdapat bebas dalam sel-sel tertentu, Contoh : pada sel
parenkim/empulur. Mula-mula terdapat sebagai asam oksalat, merupakan hasil akhir

7
metabolisme, larut dalam cairan sel (merupakan racun). Segera diendapkan sebagai Ca-Oksalat
dalam vakuola. Kristal Ca-Oksalat ada yang berbentuk :

• Prisma : pada epidermis daun jeruk (Citrus spp)

• Pasir : pada tangkai daun bayam (Amaranthus sp)

• Jarum : pada daun kembang pukul 4 (Mirabilis jalapa)

• Rafida : pada endokarpium aren (Arenga pinnata), korteks batang Gnetum


gnemon, daun kecubung (Datura metel), korteks batang delima (Punica
granatum), batang jarak (Ricinus communis ), terdapat pada Eucalyptus, nerium,
Ixora, korteks batang Gnetum gnemon, daun Datura metel (kecubung), korteks
batang Punica granatum(delima), batang Ricinus communis (jarak). Bentuk
Kristal seperti terlihat dalam Gambar 6.

Gambar 6. Kristal Ca-oksalat bentuk rafida


▪ Druse : pada tangkai daun pepaya (Carica papaya), seperti terlihat dalam gambar 7

Gambar 7. Kristal druse

2. KRISTAL SILIKAT/KARBONAT

- Silikat : berupa penebalan dinding sel kristal dalam lumen


- Karbonat : berupa sistolit yang terdapat di dalam litosis, sistolit berbentuk sarang lebah,
litosis yaitu sel yang mengandung sistolit → Terdapat pada epidermis daun karet
munding (Ficus elastica).

3. BUTIR AMILUM
Terdapat dalam amiloplas atau kloroplas.
▪ Bila terdapat di dalam amiloplas, disebut : amilum cadangan
▪ Bila terdapat di dalam kloroplas, disebut : amilum asimilasi.
▪ Bila terdapat di luar amiloplas/kloroplas, disebut : amilum transitoris.
▪ Bagian butir amilum :
• Hilus : Berupa titik permulaan terbentuknya amilum
• Lamella-lamella : Berupa garis-garis halus mengelilingi hilus.

8
4. BUTIR PROTEIN (ALEURON) merupakan protein cadangan makanan (protein pasif),
terdapat dalam vakuola berupa kristal (kristalloid). Ada yang berbentuk : Kristal (Kristalloid)
dan Amorf ( tidak berupa kristal). Tersusun dari protein amorf, kristalloid, protein globoid, juga
terdapat dalam sitoplasma (proteinoplas).

DINDING SEL TUMBUHAN

▪ Umumnya relatif tebal karena tersusun dari lebih satu macam zat.

▪ Dinding sel yang pertama sekali dibentuk pada waktu sel baru membelah (mitosis),
adalah dinding primitif yang kemudian menjadi lamella tengah.

PENEBALAN DINDING SEL : SUBERIN (ZAT GABUS) DAN KUTIN : Penebalan pada
dinding sel-sel jaringan pelindung, sukar dilalui air, zat-zat terlarut, gas-gas, sel-selnya lalu mati.

KUTIKULA : Penebalan sekunder atau tertier pada dinding sel epidermis daun tanaman xerofit,
untuk membatasi besarnya penguapan melalui daun.

ZAT LILIN : Penebalan sekunder atau tertier pada dinding sel epidermis daun tanaman tertentu,
agar tanaman tidak menerima air terlalu banyak melalui daunnya.

SILIKAT DAN KARBONAT : Penebalan pada dinding sel epidermis daun tanaman
tertentu,organnya menjadi keras dan kaku.

NOKTAH :

Bagian-bagian tertentu dari dinding sel, yang tetap tipis (tidak menebal), sehingga merupakan
celah-celah pada dinding sel tersebut.

FUNGSI NOKTAH : Sarana trasnsportasi air dan zat terlarut, antar sel yang satu dengan lainnya
(terutama pada sel yang dindingnya tebal).

PLASMODESMATA :Terusan-terusan benang-benang plasma yang menembus noktah dan


membantu hubungan sel satu dengan lainnya.

FUNGSI PLASMODESMATA : Alat transportasi air dan zat-zat terlarut, antar sel yang satu
dengan lainnya.

SIFAT FISIK DAN KIMIA PROTOPLAS :

PROTOPLAS : Dibangun oleh suatu substansi yang hidup : Protoplasma.

PROTOPLASMA : Mempunyai sifat : cair dan kental, bagian terbesar komponennya : air (70-
80%), di dalamnya terdapat bermacam-macam campuran persenyawaan, selama sel itu hidup,
campuran persenyawaan : selalu berubah.

SISTEM LARUTAN PROTOPLASMA

1. Larutan Murni : Molekul-molekul zat padatnya berukuran < 0,001µ.

2. Larutan Koloidal : Molekul-molekul zat padatnya berukuran 0,001µ – 0,1µ.

9
3. Suspensi : Molekul-molekul zat padatnya berukuran >0,1µ.

PROTOPLASMA : suatu koloid, molekul-molekul zat padatnya berukuran 0,001 -0,1µ,


terdapat mol-mol besar : karbohidrat, protein, lemak, dll. Ion berukuran kecil-kecil : bermuatan
listrik (positif, negatif).

MOLEKUL-MOLEKUL DALAM PROTOPLASMA : selalu bergerak, dipengaruhi


temperatur, gerakannya tidak teratur Gerak Brown.

SIFAT KOLOID PROTOPLASMA :

• Kandungan air tinggi → Sol


• Kekurangan air → Gel

ZAT PENYUSUN PROTOPLASMA terdiri dari Protein – Proteid , Lipoid-lipoid, Lipoprotein,


Karbohidrat, lemak., protein, mineral, enzim-enzim .

SELAPUT PLASMA : Antara dinding sel – sitoplasma . Mol-mol plasma di daerah perbatasan
sel satu dengan sel sebelahnya yang mempunyai kekuatan fisik yang kompleks. Tersusun rapat
dan sejajar membentuk lapisan-lapisan. Bila selaput plasma ditusuk → terbentuk selaput baru.
Merupakan jalan keluar-masuk zat-zat. Terdiri dari:lipida ( kholesterol, lesitin, seffalin,
pospolipid).

SUBSTANSI DALAM NUKLEUS terdiri dari DNA, RNA. Lipoprotein, fospolipid dan
Garam : Ca, Mg, Zn, Fe : Terikat pada protein nukleus

SUBSTANSI DALAM RANGKA INTI yaitu Nukleoprotein.

SIFAT FISIK FISIOLOGIS PROPTOPLASMA :

1. IRITABILITAS : Kemampuan untuk mengadakan respon terhadap suatu rangsangan,


dapat berupa rangsangan cahaya pada mata dan rangsangan bau pada hidung.

2. KONDUKTIVITAS : Kemampuan protoplasma untuk meneruskan gelombang eksitasi,


mulai dari tempat menerima rangsangan sampai ke bagian lain dari sel. Seperti Sel
syaraf .

3. KONTRAKTILITAS : Kemampuan protoplasma sel yang dapat mengubah panjangnya,


hingga sel atau bagian sel tersebut menjadi lebih pendek. Seperti Sel otot.

4. Absorpsi dan Asimilasi

Absorpsi : Kemampuan sel untuk mengambil cairan dan larutan dari permukaan sel.
Seperti : Absorpsi unsur hara oleh bulu akar.

Asimilasi : Kemampuan untuk mensintesis zat-zat yang diambil oleh sel, untuk
pembentukan energi, karbohidrat, lemak, protein, atau penimbunan bahan makanan.
Seperti : Fotosintesis

10
5. Ekskresi dan Sekresi

6. Respirasi

7. Pertumbuhan dan Perkembangbiakan

1.3.2. Pembelahan sel

Proses pembelahan sel merupakan bagian yang integral dari siklus sel. Siklus sel yaitu kehidupan
sebuah sel semenjak sel itu terbentuk dari pembelahan sel induk sampai sel tersebut membelah
menjadi dua sel anak. Pembelahan sel juga memungkinkan sebuah sel tunggal berupa zygot, yaitu
sebuah sel telur yang telah dibuahi, untuk tumbuh dan berkembang menjadi suatu organisme baru.

Apabila sebuah organisme uniseluler membelah secara mitosis menjadi dua sel anak, maka
masing-masing sel anak tersebut merupakan individu organisme tersebut. Walaupun suatu
organisme multiseluler pertumbuhannya sudah maksimum, pembelahan sel secara mitosis akan
terus berlanjut untuk memperbaharui, memperbaiki atau mengganti sel-sel yang rusak atau mati.

Pembelahan sel secara mitosis mencakup proses penggandaan materi informasi gen yang
identik, yaitu DNA dan kromosom, serta pendistribusiannya ke kedua sel anak yang terbentuk.
Pembelahan sel secara meiosis mereduksi jumlah kromosom sel alat kelamin yang diploid menjadi
4 sel kelamin yang haploid.

Agar pembelahan sel dapat dipahami dalam kaitannya dengan pertumbuhan,


perkembangan dan reproduksi tanaman, maka perlu dikaji pengetahuan tentang proses pembelahan
sel secara amitosis, mitosis, meiosis, penyimpangan mitosis, perubahan kariotipe dan poliploidi.
Sebagai perbandingan tentang pembelahan sel dapat dilihat dalam Gambar 8.

Gambar 8 Tiga tipe pembelahan sel

11
AMITOSIS = FRAGMENTASI

Pembelahan sel secara langsung, yang menghasilkan 2 sel anak atau lebih yang sifatnya : belum
tentu sama dengan induknya. Inti sel langsung membelah menjadi dua bagian atau lebih yang
belum tentu sama ukuran besarnya dan belum tentu sama sifatnya. Contoh : Ganggang Perang
(Phaeophyceae), Ganggang Hara (Charophyceae), Lili-lilian (Liliaaceae).
Pembelahan sel merupakan suatu bagian proses yang penting dan mendasar pada pertumbuhan
dan reproduksi sel. Dimulai dengan pembelahan inti,diikuti dengan pembelahan
sitoplasma. Pembentukan jaringan baru tidak akan dapat berlangsungtanpa adanya pembelahan sel
MITOSIS = HOMOIOTYPIC DIVISION

Pembelahan inti sel secara tak langsung, terjadi pada sel-sel somatis yang menghasilkan 2 inti sel
anak yang sifatnya persis sama dengan sifat inti sel induknya.

Fase-fase pada pembelahan sel Mitosis yaitu :

INTERFASE : Fase istirahat / persiapan, inti belum mulai membelah, kromosom belum nampak,
inti giat mengadakan metabolisme, terbentuk butiran-butiran kecil → Inti menjadi keruh.

PROFASE AWAL : Butiran-butiran kecil menjadi : benang-benang halus, pipih, memanjang tak
menentu →benang-benang kromatin. Benang-benang kromatin membelah → rangkap dua, terjadi
dehidrasi, terbentuk pengendapan asam nukleat.

PROFASE AKHIR : Benang-benang kromatin memendek dan menebal seperti : batang →


kromosom. Masing-masing kromosom terdiri dari 2 belahan seperti spiral → 2 kromatid.
Kromosom berada di tengah-tengah inti.

Gambar 9. Fase-fase Pembelahan Sel Mitosis

METAFASE AWAL : Membran nukleus lenyap, nukleolus lenyap, kromosom berada di tengah-
tengah sel dalam sitoplasma. Dalam sitoplasma terbentuk 2 sentriol. Dari sentriol keluar : benang
plasma (fragmoplas), berbentuk gelendong disebut fase gelendong inti.

METAFASE AKHIR : Gelendong inti makin jelas berbentuk kumparan, semua kromosom berada
di bidang ekuator disebut fase papan inti atau papan metafase. Sentromer tepat di ekuator,
kromosom sangat jelas berbentuk seperti bintang disebut Fase Bintang (Stadium Aster).

12
ANAFASE AWAL : Sentromer membelah, kromatid terpisah, masing-masing kromatid ditarik ke
kutub oleh benang-benang tarik. Kutub dengan kutub dihubungkan oleh benang
penyokong(benang peluncur). Benang-benang tersusun dari suatu berkas halus yang disebut
fibrilla.

ANAFASE AKHIR : Kedua kromatid saling menjauhi bidang ekuator, menuju kutub di tengah-
tengah inti seperti ada 2 bentuk bintang maka disebut stadium diaster.

TELOFASE AWAL : Kromatid (belahan kromosom) berada pada kutub gelendong intI, mulai
membentuk dinding inti baru (membran inti baru), kromosom bersatu mulai membentuk benang
tak tentu bentuk, kadar air bertambah, nukleo protein berkurang.

TELOFASE AKHIR : Terbentuk 2 inti baru (inti anak), terbentuk dinding inti baru, fragmoplas di
ekuator menebal, membentuk dinding sel baru.

Dari satu sel induk terjadi dua sel anak dengan jumlah kromosom masing-masing sama dengan
jumlah kromosom induknya. Seperti terlihat dalam gambar 10.

Gambar 10. Fase-fase dalam Mitosis

MEIOSIS (PEMBELAHAN REDUKSI = TETRADE = HETEROTYPIC DIVISION)

Dari satu sel induk diploid (2n) → terbentuk empat sel anak haploid (n)

Tempat berlangsungnya Meiosis : Spermatophyta : Bakal biji (ovulum) : sel induk kandung
lembaga →Terbentuk Gamet betina : Sel telur (ovum). Kepala sari (anthera) : sel induk benang
sari → Terbenuk Gamet jantan : Sel sperma (spermatozoid). Pteridophyta : Arkhegonium
(gametangium betina) dan Antheridium (gametangium jantan).

Fase-fase pembelahan meiosis dibedakan dalam dua tingkatan yaitu :

Pembelahan Meiosis I : pada tingkat I ini terjadi reduksi (pengurangan) jumlah kromosom (dari
2n menjadi n), yang dibedakan lagi dalam beberapa fase yaitu

PROFASE I : Fase ini dibedakan lagi dalam lima subfase yaitu

1. LEPTONEMA : Dalam inti terbentuk : benang-benang halus tak menentu


2. ZIGONEMA : Terbentuk benang-benang kromosom, kromosom homolog berpasangan
membentuk geminus, sinapsis dimulai dari sentromer.
3. PAKHINEMA : Pembentukan geminus telah sempurna, dalam inti tampaknya seperti
terdapat setengah jumlah khromosom.
4. DIPLONEMA : Kromosom masing-masing geminus membelah membujur, dari masing-
masing geminus terbentuk 4 kromatid terdapat hiasma, dua kromatid sebelah dalam
13
bersilang.

5. DIAKINESE : Kromosom lebih tebal, letak geminus belum teratur.

METAFASE I : Membran nukleus dan nukleolus menghilang, terbentuk benang-benang


fragmoplas, geminus dan sentromer menempatkan diri pada bidang ekuator.

ANAFASE I : Tiap setengah geminus bergerak ke kutub, geminus berkumpul pada kutub.

TELOFASE I (INTERKINASE) : Terbentuk dua inti dalam selnya, masing-masing inti anak
mengandung n kromosom.

PEMBELAHAN MEIOSIS II : Pada tingkat II ini kedua inti anak selanjutnya akan membelah lagi.
Pembelahan inti pada tingkat II ini adalah pembentukan sel-sel kelamin yang prosesnya sama
dengan pembelahan mitosis dari inti anak. Perbedaannya ialah bidang ekuator pada tingkat II ini
letaknya tegak lurus pada bidang ekuator dari pembelahan tingkat I. Akhirnya dari satu sel induk
kelamin yang diploid (2n) akan terbentuk 4 buah sel kelamin yang haploid (n). Maka pembelahan
meiosis disebut juga tetrade, karena dalam sekali pembelahan terbentuk 4 sel anak (sel kelamin).

Penyimpangan dari mitosis :

PEMBELAHAN INTI BEBAS yaitu Inti sel membelah beberapa kali; tanpa diikuti pembelahan
selnya, tetapi sifat inti baru, sama dengan sifat inti induknya. Dalam satu sel terdapat beberapa inti
(coenocyt).

Contoh :

Pada tumbuhan tingkat rendah : Cladophora sp, di sekitar inti terdapat butir-butir pirenoid.

Pada tumbuhan tingkat tinggi Pembentukan saccus embryonalis (kandung lembaga) pada bakal
biji Spermatophyta : Inti sel induk kandung lembaga (2n) → menjadi 4 inti anak (n) : 3 inti
--→ berdegenerasi --→ mati

mitosis mitosis mitosis


1 inti 2 inti 4 inti 8 inti

Dalam satu sel induk kandung lembaga (2n) → terdapat 8 inti bebas kandung lembaga (n)

PENONJOLAN SEL : Sel membuat tonjolan berupa tunas sel, inti sel membelah → 2 inti anak,
salah satu inti anak bergerak ke tunas sel, terbentuk dinding pemisah → terjadi sel baru

Contoh :

• Pembelahan sel ragi (Saccharomyces cerevisiae)


• Pembentukan konidia pada fungi

PEMBENTUKAN SEL BEBAS :

Pembentukan Sel Askus :

membelah bebas
• Inti spora sel ascus 8 buah inti anak

• Salah satu ujung inti mengeluarkan benang plasma

• Benang plasma → memanjang → mengelilingi inti →


ujung- ujungnya bertemu → terbentuk dinding inti

• Terbentuk 8 sel ascospora dalam satu sel ascus


14
• Plasma sel ascus (periplasma) mengelilingi/merendamke
8 ascospora.

PERUBAHAN KARIOTIPE dapat terjadi : perubahan struktural, penambahan atau


pengurangan kromosom, penambahan/pengurangan genom.

Poliploidi : Gejala pada tumbuhan yang sel-selnya mempunyai jumlah kromosom


berlebih dari biasa atau mempunyai lebih dari dua set kromosom
Mutasi
Terjadinya perubahan bentuk, struktur ataupun jumlah kromosom karenaadanya
perubahan urutan bentuk, struktur ataupun jumlahnya

Mutagen
Zat kimia ataupun kedaan fisik yang berinteraksi dengan DNA sehingga
menyebabkan terjadinya suatu mutasi
Mutant
Tumbuh-tumbuhan yang kromosomnya telah berubah bentuk, struktur ataupun
jumlahnya
Penyebab poloploidi :
a. Temperatur yang berbeda dari biasa
- Temperatur tinggi
- Temperatur rendah
b. Zat-zat kimia
- Kolhisin
- Asenaftin
- Digitonin
c. Anastaesia
- Eter
- Kloroform
d. Penggunaan Larutan Makanan
e. Penggunaan Sinar

1.4 Pustaka Acuan

Ade Salimah dan Intan Ratna Dewi. Sel. Dalam : Ade Salimah, Farida, Cucu Suherman, Murgayanti,
Erni Suminar, Intan Ratna Dewi, Mira Ariyanti, dan Syariful Mubarok. 2007.Hand out Mata
Kuliah Biologi. Fakultas Pertanian. Universitas Padjadjaran
Campbell, N.A., L.G. Mitchell and J. Breece. 1997. Biology Concepts and Connections, Cumming
Company, Inc. San Francisco. 846 pp.
and J. B. Reece. 2002. Biology. Six Edition. Cumming Publishing Company, Inc. San
Francisco. 1247 pp.
Cutler, D.F., C.E.J. Botha, D.W. Stevenson. 2007. Plant Anatomy An Applied Approach, Blackwell
Publishing, Australia.
Fahn, A. 1990. Plant Anatomy. 4th Ed. New York. Pergamon Press.

15
JARINGAN PENYUSUN ORGAN TANAMAN

1.1. Pendahuluan
Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk, ukuran dan fungsi yang sama.
Pada tumbuhan tingkat tinggi umumnya jaringan dibagi dalam dua golongan yaitu jaringan
muda (meristem) dan jaringan dewasa (permanen). Jaringan muda, sel-selnya selalu muda
(meristematis), sedangkan jaringan dewasa, sel-selnya telah terdiferensiasi serta telah
mempunyai bentuk dan susunan yang tetap, selain itu juga telah mempunyai fungsi yang
khusus. Fungsi jaringan meristem yang utama ialah memperbanyak sel, yang menyebabkan
terjadinya pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan meristem dalam perkembangannyadapat
berdiferensiasi membentuk macam-macam jaringan dewasa dengan fungsi-fungsi yang
khusus. Berdasarkan asal dan jaringan yang dihasilkan, jaringan meristem dibagi menjadi
meristem primer dan meristem sekunder, sedangkan berdasarkan posisi/letaknya dalam organ
tumbuhan dibagi menjadi meristem apical, meristem interkalar dan meristem samping.
Berdasarkan tipe sel penyusunnya, jaringan permanen dibagi menjadi jaringan sederhana dan
jaringan kompleks, sedangkan berdasarkan fungsinya dibagi menjadi jaringan dasar, jaringan
pelindung, jaringan mekanik, jaringan pembuluh dan jaringan idioblas. Beberapa jaringan
membentuk satu kesatuan dalam susunan, bentuk dan fungsi-fungsinya membentuk Organ.
Organ (alat-alat tumbuhan) merupakan bagian dari suatu tumbuh-tumbuhan, yang tersusun
dari jaringan-jaringan tertentu, sehingga merupakan suatu kesatuan yang mempunyai bentuk
dan fungsi yang khusus. Misal : akar (radix), batang (caulis), daun (folium), bunga (flos), buah
(fructus) dan lain-lain.

1.2. Identitas Modul


Modul 4 ini akan membahas tentang Jaringan, mulai dari jaringan meristem sampai
dengan jaringan permanen atau dewasa. Jaringan-jaringan tersebut akan membentuk satu
kesatuan yang akan membentuk sistem organ. Organ (alat-alat tumbuhan) merupakan bagian
dari suatu tumbuh-tumbuhan, yang tersusun dari jaringan-jaringan tertentu, sehingga
merupakan suatu kesatuan yang mempunyai bentuk dan fungsi yang khusus. Misal : akar
(radix), batang (caulis), daun (folium), bunga (flos), buah (fructus) dan lain-lain.

1.3. Kajian Pembelajaran


1.3.1. Jaringan

Jaringan adalah suatu rangkaian kesatuan (kumpulan) sel-sel yang mempunyai bentuk
dan fungsi yang sama. Sel-sel dalam jaringan tertentu mempunyai bentuk, ukuran dan fungsi
yang khusus. Jaringan tersebut bisa dilihat dalam Gambar 1. Diagram pengelompokan
berbagai tipe jaringan beserta komponennya.

16
Gambar 1. Diagram secara garis besar pengelompokkan jaringan beserta komponennya

Jaringan hanya terdapat dalam tumbuhan tingkat tinggi, sedangkan pada tumbuhan tingkat
rendah hanya berupa jaringan semu. Jaringan semu adalah Sekelompok atau sekumpulan sel-sel
atau individu tumbuhan tingkat rendah yang bentuknya mirip jaringan. Tubuh tumbuh-tumbuhan,
yang masih sangat sederhana, yang bagian-bagiannya belum terdeferensiasi, sehingga belum ada
pembagian tugas yang jelas disebutnya Thallus. Seperti terlihat dalam gambar 2 dengan arah tanda
panah.

Thallus

Gambar 2. Thallus dari tumbuhan Lichenes

17
Jaringan Muda (Meristem) :

Jaringan yang sel-selnya selalu muda (meristematis) dan belum mengadakan diferensiasi. Pada

taraf awal perkembangan embrio, semua sel menjalaani pembelahan diri (pembelahan sel). Pada

tahap pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel dan perlipat gandaannya

menjadi terbatas di bagian-bagian khusus tumbuhan yang menunjukkan diferensiasi sangat sedikit

→ jaringan tetap bersifat embrionik dan sel-sel tersebut mempertahankan kemampuannya

membelah diri. Jaringan embrionik pada tumbuhan dewasa disebut meristem. Sel meristem

melakukan pembelahan diri secara tidak terbatas → sel-sel baru terus menerus bertambah pada

tubuh tumbuhan. Sel meristem dapat juga ditemukan dalam fase istirahat sementara.

Misal : Tumbuhan yang menjadi dorman pada musim tertentu.

Kuncup aksilar yang tetap dorman walaupun selama fase aktif tumbuhan tersebut. Proses

pertumbuhan dan spesialisasi secara morfo-fisiologi sel yang dihasilkan oleh meristem disebut

diferensiasi.

KARAKTERISTIK JARINGAN MERISTEM :

◼ Sel meristem mempunyai dinding sel yang sangat tipis (berupa membran) → belum
mengalami penebalan dinding sel
◼ Ruang sel (lumen) masih penuh berisi protoplasma dengan vakuola-vakuola sangat kecil
yang tersebar dalam protoplasma
◼ Dalam protoplasma tidak mengandung bahan makanan cadangan atau kristal dan
plastidanya berupa proplastid
◼ Nukleus relatif besar
◼ Bentuk sel masih teratur : kubus, balok
◼ Selalu membelah diri dengan cara mitosis, belum mengadakan diferensiasi

Fungsi jaringan meristem yang utama ialah memperbanyak sel, menyebabkan terjadinya
pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan meristem dalam perkembangannya dapat
berdiferensiasi membentuk macam-macam jaringan dewasa, yang selanjutnya menjadi jaringan-
jaringan dewasa dengan fungsi khusus. Tanaman selama pertumbuhannya sering mengalami
kerusakan jaringan yang disebabkan oleh pertumbuhan, gangguan mekanis , hama dan penyakit.
Jaringan meristem akan mengganti sel-sel atau jaringan-jaringan yang rusak.

Berdasarkan Posisi/Letaknya pada Organ Tumbuhan :

a) Meristem Apikal/Meristem Ujung (Apical Meristem) : yaitu jaringan meristem yang


letaknya di ujung-ujung organ tumbuhan

18
→ ujung akar, ujung batang, ujung cabang, ujung ranting. Seperti terlihat dalam gambar 3,
Gambar 4 dan Gambar 5.

Gambar 3. Meristem ujung akar

Gambar 4. Shoot apical meristems of Crassula ovata (left). Fourteen days later, leaves have
developed (right).

19
Gambar 5. Meristem ujung
batang

b) Meristem Interkalar (Intercalary Meristem) : yaitu jaringan meristem yang letaknya di


antara jaringan-jaringan dewasa pada tumbuhan.
→ bagian dekat buku / pangkal ruas batang rumput-rumputan

c) Meristem Lateral/Meristem Samping (Lateral Meristem) : yaitu jaringan yang letaknya di


bagian perifer/pinggir organ tumbuhan dan sejajar dengan lingkaran organ tempat
ditemukannya
→ kambium pembuluh, kambium gabus.

Melihat asalnya jaringan meristem terdiri dari meristem primer dan meristem sekunder.

Meristem primer :

Meristem primer adalah jaringan meristem berasal dari sel-sel embrio (lembaga). Jaringan
meristem primer pada tanaman yang telah dewasa terdapat pada ujung akar utama (radix primaria)
dan ujung batang utama. Meristem primer dibentuk oleh sel-sel pemula yang disebut sel-sel initial
(promeristem).

Promeristem terdiri dari tiga bagian yaitu :

1. Protoderm : merupakan bakal sistem epidermis


2. Procambium (provascular tissue) : merupakan bakal sistem jaringan pengangkut primer
3. Meristem dasar (ground meristem) : merupakan bakal sistem jaringan dasar primer
(parenkhim primer).
Jaringan meristem pada ujung akar dan ujung batang menyebabkan akar dan batang dapatbertambah
panjang, karena terjadinya pertumbuhan apikal.

20
Meristem Sekunder :

Jaringan meristem yang berasal dari sel-sel jaringan dewasa yang kemudian berubah menjadi
meristematis atau Jaringan meristem yang berasal dari sisa-sisa meristem primer. Meristem
sekunder baru terbentuk bila tanaman menjelang dewasa, yang termasuk meristem sekunder antara
lain kambium pembuluh (vaskular cambium) dan kambium gabus (cork cambium) atau phellogen.
Meristem sekunder umumnya terdapat pada batang tanaman dari golongan Dicotyledoneae.
Meristem sekunder menyebabkan batang tumbuh melebar ke samping.

Jaringan permanen atau jaringan dewasa terdiri dari sel-sel yang telah berdiferensiasi dan telah
mempunyai bentuk dan susunan yang tetap serta telah mempunyai fungsi yang khusus. Tanaman
tingkat tinggi telah memiliki macam-macam jaringan dewasa, yang terdiri dari jaringan
parenkhim, jaringan pelindung, jaringan mekanik, jaringan pembuluh (pengangkutan) dan jaringan
idioblast.

Jaringan parenkhim :
Jaringan parenkhim disebut juga jaringan dasar merupakan bagian terbesar dari seluruh
organ tanaman, tersusun dari sel-sel yang hidup, dinding selnya tipis, dan apabila ada penebalan,
hanya penebalan primer yang dibentuk oleh selulosa. Pada dinding selnya terdapat noktah
sederhana (simple pit) sehingga hubungan sel dengan sel tetap berlangsung. Dalam sitoplasmanya
terdapat vakuola yang besar dan sering berisi zat-zat makanan cadangan. Juga terdapat plastida-
plastida berupa leukoplas, kloroplas, amiloplas, khromoplas, dan proteinoplas. Bentuk sel-selnya
kebanyakan bersegi banyak (polihedra). Di antara sel-sel yang berbatasan terdapat ruang-ruang
antar sel, yang berguna untuk pertukaran gas-gas.
Berdasarkan fungsinya, parenkhim dapat dibedakan dalam bermacam-macam yaitu :
1) Parenkhim asimilasi : terdiri dari sel-sel yang banyak mengandung kloroplas, yang penting dalam
proses fotosintesis. Letak jaringan ini perifer supaya mudah menerima sinar matahari. Bagian ini
tampak berwarna hijau karena adanya klorofil dalam kloroplasnya. Umumnya terdapat di daun dan
bagian tanaman yang berwarna hijau.
2) Parenkhim makanan : terdiri dari sel-sel yang banyak mengandung makanan cadangan seperti
amilum, protein, lemak. Biasanya parenkhim ini tidak berwarna dan letaknya di bagian dalam dari
organ tanaman. Dalam sitoplasmanya terdapat plastida seperti amiloplas, proteinoplas dan
elaioplas. Makanan cadangan ini ada yang bersifat cair dan ada yang padat. Yang bersifat cair larut
dalam cairan sel dari vakuolanya. Misalnya : macam-macam gula, amide-amide dan protein.
Parenkhim makanan banyak terdapat dalam akar, umbi, buah, batang dan lain-lainnya.
3) Parenkhim air : terdiri dari sel-sel berukuran besar dengan dinding selnya relatif tipis dan memiliki
vakuola yang besar. Dasar vakuola tersebut penuh berisi air yang merupakan air
cadangan.Parenkhim air sering merupakan deretan sel-sel dan berlapis-lapis di bawah epidermis.
Parenkhim air banyak ditemukan pada golongan Xerofit, seperti macam-macam kaktus.
4) Parenkhim tannin (zat penyamak) : terdiri dari sel-sel yang menyendiri atau berkelompok dalam
organ tanaman. Mengandung zat penyamak yang terdapat dalam vakuola khusus disebut vakuola
tannin. Vakuola tannin banyak terdapat dalam daun dan batang. Tannin berguna untuk mencegah
masuknya penyakit.
5) Parenkhim udara (aerenkhim) : terdiri dari parenkhim yang mempunyai ruang-ruang antar sel yang
sangat besar. Dalam ruang-ruang antar sel tersebut penuh berisi udara. Ruang-ruang antar sel
21
tersebut berhubungan satu sama lain dan berhubungan dengan ruang-ruang antar sel lainnya,
sehingga merupakan suatu sistim ruang antar sel (intercellular space system). Parenkhim udara
biasanya terdapat pada golongan tanaman yang hidup terapung di permukaan air, yaitu golongan
hidrofit. Maka tanaman menjadi lebih ringan adanya parenkhim udara tersebut.
6) Parenkhim pengangkut : terdiri dari sel-sel yang bentuknya memanjang dan sering letaknya dalam
organ tanaman menurut arah pengangkutan horizontal, yang menghubungkan bagian luar dengan
bagian dalam organ tanaman. Misalnya parenkhim jari-jari empulur pada batang tanaman.

Jaringan Pelindung :
Jaringan pelindung adalah jaringan yang fungsi utamanya melindungi tanaman dari
pengaruh-pengaruh lingkungan yang merugikan tanaman. Misalnya melindungi tanaman terhadap
kehilangan air yang terlalu besar, kerusakan-kerusakan mekanis, temperatur yang terlalu tinggi
atau terlalu rendah, serangan hama dan penyakit, dan terhadap kehilangan zat-zat makanan.
Jaringan pelindung mempunyai sifat-sifat yang khusus, biasanya letaknya perifer pada organ-
organ tanaman, merupakan satu lapisan sel atau beberapa lapisan sel. Yang termasuk jaringan
pelindung antara lain : epidermis, eksodermis, endodermis dan periderm.
1) Epidermis : terdiri dari satu lapisan sel yang letaknya perifir pada organ tanaman dan
menutupi seluruh permukaan organ-organ tanaman. Letak sel-selnya satu sama lain sangat
rapat tanpa ada ruang-ruang antar sel. Sel-sel epidermis adalah sel-sel yang tetaphidup, tetapi
dengan protoplasma relatif tinggal sedikit yang melekat pada dinding selnya. Di tengah-
tengah selnya terdapat vakuola yang besar dan berisi cairan sel. Sering cairan sel itu
mengandung zat warna antosian, sehingga epidermis itu berwarnaungu, merah, kuning, biru
dan warna lain seperti sering terdapat pada daun-daun mahkota bunga dan daun. Pada dinding
sel-sel epidermis terdapat penebalan primer dari sellulosa. Di samping itu sering pada dinding
sel yang berbatasan dengan udara luar terdapat penebalan-penebalan dari kutikula atau zat
lilin.
2) Eksodermis : terdiri dari satu lapisan sel yang letaknya tepat di bawah epidermis. Sel-selnya
tetap hidup waktu masih muda, tetapi bila telah dewasa sering mati, karena terbentuknya
penebalan suberin (zat gabus). Letak sel-selnya satu sama lain sangat rapat tanpa ada ruang-
ruang antar sel. Eksodermis umumnya terdapat pada akartanaman, yang fungsinya sebagai
jaringan pelindung menggantikan fungsi epidermis akar. Sebab sel-sel epidermis akar sering
mengalami kerusakan waktu menembus tanah , karena gesekan dengan bagian-bagian tanah.

3) Endodermis : terdiri dari satu lapisan sel yang terletak di sebelah dalam eksodermis. Sel-
selnya tetap hidup waktu masih muda, bila sudah dewasa sering menjadi mati karena
terbentuknya penebalan dari suberin. Letak sel-selnya sangat rapat satu sama lain tanpa ada
ruang-ruang antar sel. Sel-sel endodermis sering memiliki penebalan- penebalan khusus dari
suberin, yang merupakan pita atau garis pada dinding selnya dandisebut penebalan Caspary.
Endodermis berfungsi untuk melindungi jaringan-jaringanyang terletak di sebelah dalamnya,
yang ada dalam silinder pusat (stele). Endodermis terdapat pada akar seperti eksodermis.

22
4) Periderm : terdiri dari beberpa lapisan sel yang letaknya perifir, tersusun dari sel-sel yang telah
mati, karena hampir seluruh dinding selnya telah bergabus (suberin). Sel-selletaknya sangat rapat
satu sama lain tanpa ada ruang-ruang antar sel. Periderm biasanyaterdapat di bagian batang dari
tanaman golongan Dicotyledoneae. Periderm tersusun dari tiga bagian yaitu :
- Phellem : bagian paling luar, terdiri dari beberapa lapisan sel-sel bergabus, karenadinding selnya
mengandung suberin dan mati.
- Phellogen : bagian tengah, terdiri dari satu lapisan sel meristematis dan merupakan meristem
sekonder. Phellogen ini akan membelah-belah ke arah luar membentuk lapisan-lapisan phellem.
- Phelloderm : bagian paling dalam, terdiri dari satu lapisan sel semacam parenkhim dan tetap
hidup, karena dinding selnya tidak mengandung suberin.

Jaringan Mekanik :
Jaringan mekanik adalah jaringan yang fungsi utamanya memberi kekuatan pada tanaman,
sehingga tanaman dapat ditunjang dalam pertumbuhan dan perkembangan organ-organnya.
Tanaman tidak mudah patah, tidak mudah rontok, dapat menahan gangguan-gangguan mekanik
(pukulan, desakan, tumbukan, gesekan dan lain-lain), dapat menahan goyangan oleh angin yang
kencang dan lain-lain. Jaringan mekanik dapat dibedakan dalam dua macam yaitu jaringan
kollenkhim dan jaringan sklerenkhim.
1. Jaringan kollenkhim : terdiri dari sel-sel yang mempunyai penebalan-penebalan setempat,
yang dibangun oleh sellulosa dan zat pektin. Sel-selnya tetap hidup tetapi dapat memberikan
kekuatan. Kollenkhim umumnya terdapat pada organ-organ tanaman yang masih mengadakan
pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan letak penebalan-penebalannya kollenkhim
dibedakan dalam tiga macam, yaitu :
- Kollenkhim sudut : letak penebalannya di sudut-sudut dari sel-selnya.
- Kollenkhim papan : letak penebalannya pada salah satu dindingnya
- Kollenkhim lakuna : letak penebalannya pada permukaan ruang-ruang antar selnya.
2. Jaringan sklerenkhim : terdiri dari sel-sel yang mempunyai penebalan-penebalan pada seluruh
dinding selnya, yang dibangun oleh sellulosa dan zat kayu (lignin). Adanya lignin pada
dinding sel tersebut menyebabkan sel-sel tersebut menjadi keras dan kaku,karena itu selsel
tersebut kemudian mati, dan akan memberi kekuatan yang besar. Jaringan sklerenkhim
terdapat pada organ-organ tanaman yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan. Berdasarkan bentuk sel-selnya, sklerenkhim dibedakan dalam dua macam,
yaitu :
- Serat sklerenkhim : sel-selnya relatif sangat panjang berupa serat-serat, lumen menjadi
sempit, bersifat elastis. Serat sklerenkhim umumnya terdapat pada organ-organ yang ada
di atas tanah (batang, cabang, ranting, daun dan lain-lain). Jaringanserat sklerenkhim ini
berfungsi untuk menahan gangguan angin dan lentingan.
- Sklereid : sel-selnya pendek-pendek, lumen selnya sangat sempit karena dinding selnya
telah mempunyai penebalan-penebalan tertier dari lignin. Karena itu sel-sel tersebut sangat
keras, dan sering juga disebut sel batu. Jaringan sklereid berfungsi untuk melindungi
jaringan-jaringan yang lunak. Tempurung kelapa dan tempurung kenari merupakan
jaringan sklereid yang dapat menahan gangguan-gangguan luar seperti tumbukan, pukulan,

23
desakan, gesekan dan lain-lain. Bentuk selnya dapat bermacam-macam, misalnya : bentuk
pasir (grit cells), bentuk insang ikan (brachysklereid), bentuk tulang (osteosklereid),
bentuk bintang (astrosklereid) danlain-lain.
Jaringan Pembuluh (Pengangkut) :
Jaringan pembuluh adalah yang fungsi utamanya mengangkut bahan-bahan yang penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Terutama mengangkut air, hara mineral, zat-zat
makanan dan hasil-hasil metabolisme lainnya ke bagian-bagian yang memerlukannya atau ke
tempat-tempat penimbunan makanan cadangan. Umumnya jaringan pembuluh itu dalam organ
tanaman dibentuk oleg deretan sel-sel yang saling berhubungan satu sama lain, sehingga dalam
organ tanaman itu terdapat pembuluh-pembuluh dalam arah pengangkutan, terutama dalam arah
vertikal. Jaringan pembuluh berdasarkan fungsinya dibedakan dalam dua macam, yaitu :
1) Xylem : adalah bagian dari jaringan pembuluh yang fungsi utamanya mengangkut air dan
hara mineral, yang diabsorpsi akar dari tanah ke daun dan puncak-puncak batang. Jadi
pengangkutan berlangsung dari bawah ke atas. Xylem merupakan jaringan yang kompleks,
terdiri dari bermacam-macam tipe sel (unsur). Adapun tipe-tipe sel (unsur) yang menyususn
xylem, antara lain :
- Unsur-unsur trakheal (tracheary elements) : merupakan bagian yang berfungsi dalam
pengangkutan. Karena itu bagian ini tersusun dari deretan-deretan sel yang memanjang
ke arah pengangkutan (vertikal) dalam organ-organ tanaman. Unsur tracheal ini ada dua
tipe yaitu trachea dan tracheid. Trachea tersusun dari deretan sel-sel ke arah
pengangkutan dan dinding-dinding sel melintangnya telah hilang, sel-selnya telah mati.
Karena itu trachea berupa pembuluh-pembuluh kapiler yangsempurna. Tracheid tersusun
dari sel-sel yang relatif panjang-panjang, tetapi terpisah-pisah satu sama lain dan tidak
merupakan pembuluh-pembuluh yang sempurna. Unsur tracheal memiliki dinding sel
yang tebal oleh zat kayu (lignin), karena itu unsur tracheal terdiri dari sel-sel yang sudah
mati.
- Serat xylem : merupakan serat sklerenkhim yang ada dalam xylem dan berfungsi sebagai
jaringan penguat untuk xylem. Terdiri dari sel-sel sklerenkhim yang telah mati.
- Parenkhim xylem : merupakan parenkhim yang ada dalam xylem, terdiri dari sel- sel
parenkhim yang hidup. Fungsi dari parenkhim xylem diduga berperan dalam membantu
pengangkutan (transportasi) oleh unsur-unsur tracheal.
2) Phloem : adalah bagian dari jaringan pembuluh yang fungsi utamanya mengangkut zat-zat
makanan (terutama hasil fotosintesis) dari daun ke bagian-bagian yang memerlukannya
atau ke tempat-tempat penimbunan makanan cadangan (akar, umbi, buah dan lain-lain).
Jadi pengangkutan dianggap berjalan dari atas ke bawah. Phloem juga merupakan jaringan
kompleks, karena terdiri dari macam-macam tipe sel (unsur)antara lain :
- Unsur-unsur kribral (sieve elements) merupakan bagian yang berfungsi dalam
pengangkutan. Karena itu bagian ini tersusun dari deretan sel-sel yang memanjang
ke arah pengangkutan dalam organ-organ tanaman. Unsur-unsur kribral merupakan
sel-sel yang tetap hidup, terdiri dari dua tipe sel yaitu sel tapis (sieve cells) dan
komponen buluh tapis (sieve-tube members). Buluh tapis merupakan pembuluh
kapiler, tetapi pembuluh yang tidak sempurna. Hal ini disebabkan dinding-dinding

24
melintangnya dari sel-sel buluh tapis masih ada yang merupakan tapisan/saringan.
- Sel kawan (companion cells) : merupakan sel-sel yang mendampingi sel-sel buluh
tapis. Ukurannya lebih kecil dari sel-sel buluh tapis dan di dalam lumennya masih
penuh berisi protoplasma. Fungsi dari sel kawan diduga sebagai pembawa hormon-
hormon dan zat makanan bagi buluh-buluh tapis.

- Serat phloem : merupakan serat sklerenkhimyang ada dalam phloem. Terdiri dari
sel-sel yang mati karena dinding selnya mengandung lignin. Serat phloem
berfungsi untuk memberi kekuatan pada phloem.
- Parenkhim phloem : merupakan parenkhim yang ada dalam phloem. Terdiri dari
sel-sel yang tetap hidup dan fungsinya diduga untuk menyimpan makanan
cadangan dan membantu dalam pengangkutan zat-zat makanan.
- Sel albumen (albuminous cells) : adalah sel parenkhim phloem tertentu yang
mengandung protein yaitu golongan albumen.

Jaringan Idioblas :
Idioblas adalah suatu sel atau kumpulan sel yang terdapat dalam suatu jaringan yang
mempunyai bentuk, susunan dan fungsi yang berbeda dengan jaringan sekitarnya. Umumnya
idioblas menghasilkan zat-zat tertentu berupa cair atau kristal padat. Idioblas dapat dibedakan
dalam dua macam yaitu jaringan sekresi dan jaringan ekskresi (kelenjar).
1) Jaringan sekresi : adalah idioblas yang menghasilkan suatu zat, tetapi zat tersebut tidak
dikeluarkan oleh tanaman tersebut. Yang termasuk jaringan sekresi, antara lain :
- Saluran getah : merupakan sel yang sangat panjang atau deretan sel yang berisi cairan
getah. Saluran getah ini dalam organ-organ tanaman menembus jaringan- jaringan dan
merupakan suatu sistim saluran getah. Getah yang dihasilkannya untuktiap jenis tanaman
berbeda susunan dan komposisinya, tergantung kepada jenis (species) tanamannya. Cairan
getah umumnya merupakan campuran antara larutanmolekuler dengan larutan koloidal.
Zat-zat yang terkandung didalamnya dapat berupa : karbohidrat, asam-asam organik,
garam-garam, alkaloid, sterol, lemak, tannin, lendir, protein, enzim-enzim, rubber, gom,
damar dan lain-lain.
- Sel resin dan minyak : sel-sel yang menghasilkan resin (damar atau minyak-minyaketeris.
Sel-sel resin biasanya lebih besar dari sel-sel sekitarnya. Atau sering sel-sel yang
menghasilkan resin menjadi larut oleh zat-zat yang dihasilkan, sehingga akan terbentuk
rongga-rongga yang berisi resin atau minyak eteris.

- Sel lendir : merupakan deretan sel atau kelompok sel dalam organ tanaman. Seringpula
dinding selnya oleh lendir yang dihasilkannya dilarutkan, sehingga terbentuk ruang-ruang
lendir di dalam organ tanaman.
- Sel penyamak : merupakan sel tersendiri atau deretan sel dan menghasilkan zat penyamak
(tannin). Banyak terdapat pada buah pinang (Areca catechu), pohon gambir (Uncaria
gambir) dan lain-lain.
- Sel mirosin : adalah sel-sel yang mengandung protein berupa mirosin. Sel-sel mirosin
banyak terdapat pada tanaman lobak (Raphanus sativus), kubis (Brassica oleraceae).

25
- Sel kristal : sel-sel yang mengandung kristal-kristal terutama kristal Ca-oksalat. Kristal
Ca-oksalat mempunyai bentuk kristal bermacam-macam, misalnya bentuk pasir pada daun
bayam (Amaranthus sp.), bentuk prisma pada daun jeruk (Citrus spp.), bentuk jarum pada
daun Mirabilis jalapa, bentuk rafida pada endocarp buah aren (Arenga pinnata), bentuk
kelenjar (druse) pada tangkai daun pepaya (Carica papaya). Sel kristal yang mempunyai
bentuk khusus yaitu disebut litosis. Litosis adalah sel epidermis yang tumbuh membesar
menembus jaringan dibawahnya. Kristal yang terbentuk didalam selnya disebut sistolit.
Sistolit berbentuk sarang tawon dan tersusun oleh zat pektin, sellulosa dan Ca-carbonat dan
ada bagian yang merupakan tangkai dari kristal dibentuk oleh kersik (silikat). Litosis
misalnya terdapat pada epidermis daun karet munding (Ficus elastica).
2) Jaringan ekskresi (kelenjar) : adalah idioblas yang menghasilkan suatu zat, kemudian zat
tersebut dikeluarkan dari tanaman yang bersangkutan. Yang termasuk jaringan ekskresi antara
lain :
- Kelenjar epitel : merupakan lapisan sel-sel yang banyak terdapat pada epidermis dari
organ-organ tanaman.
- Kelenjar rambut : merupakan kelenjar yang menjorok ke luar permukaan organ, berupa
rambut-rambut (trichomata) yang dibentuk oleh sel-sel epidermis dan sel- sel di bawah
epidermis. Kelenjar rambut ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak.
- Hidatoda rambut : merupakan rambut-rambut (trichomata) dan zat yangdikeluarkannya
hanya air saja.
- Hidatoda epidermis : merupakan sel-sel epidermis suatu organ yang mempunyai celah-
celah, yang selalu terbuka dan zat yang dikeluarkannya hanya air saja.
- Nectaria floral : merupakan kelenjar yang banyak mengeluarkan zat gulayang disebut
nectar (madu) dan biasanya terdapat pada bunga. Cairan nectar ini dapat menarik serangga
dan menyebabkan terjadinya penyerbukan (pollinasi). Kelenjar nektar ini dibentuk oleh
sekelompok sel epidermis dan banyak menghasilkan amilium. Amilum tersebut kemudian
dirubah menjadi gula (nektar).
- Nectaria extrafloral : merupakan kelenjar nektar yang terdapt di luar bunga dari tanaman.
Misalnya pada daun, ranting dan lain-lain. Nectaria extrafloral berfungsi juga untuk menarik
serangga, tetapi tidak menyebabkan terjadinya penyerbukan. Serangga yang datang malah
ditangkapnya dengan suatu alat (perangkap) pada

tanaman. Dalam perangkap tersebut terdapat kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan enzim-


enzim proteolitik, yang dapat menghancurkan tubuh serangga. Kelenjar macam ini terdapat
pada golongan tumbuhan insectivora (tumbuhan pemakan serangga), misal kantung semar
(Nepenthes sp.), rumput gelembung (Drosera sp.),Utricularia sp..

1.3.2. Jaringan penyusun organ tanaman


Jaringan yang menyusun akar :
Akar dapat tumbuh memanjang pada ujungnya karena ada titik tumbuh yang terdiri dari
sel-sel meristematis. Sel-sel meristematis aktif mengadakan mitosis dan berdiferensiasi
membentuk macam-macam jaringan dewasa. Sel-sel meristematis (sel-sel initial) ini dilindungi
oleh jaringan lain yaitu tudung akar (calyptra). Dalam akar umumnya terdapat macam-macam

26
jaringan yaitu : meristem, epidermis, eksodermis, endodermis, korteks dan stele. Seperti terlihat
dalam Gambar 6.

Gambar 6. Penampang melintang akar gandum/Wheat

1) Jaringan Meristem : mempunyai sifat sebagai berikut : sel-selnya selalu muda (embryonal
=meristematis), dinding sel relatif tipis, bentuk sel masih teratur (kubus, balok, kerucut),
lumen penuh berisi protoplas dengan vakuola kecil-kecil, nukleus relatif besar, belum
mengadakan diferensiasi, sel-sel selalu aktif melakukan mitosis, dibentuk oleh sel-sel
initial (pemula), bila telah berdiferensiasi akan membentuk macam-macam jaringan
dewasa.
1.1) Teori struktur titik tumbuh akar :
a) Teori sel apikal (The Apical Cell Theory) : pada akar tumbuhan Cryptogamae yang
tidak berpembuluh titik tumbuhnya terdiri dari sebuah sel initial yaitu sel initial tersebut
merupakan sel apikal berbentuk persegi empat; sel initial tersebut mengadakan mitosis
membentuk jaringan-jaringan akar.
b) Teori Histogen (The Histogen Theory) dari Hanstein. Pada akar tumbuhan
Spermatophyta titik tumbuhnya terdiri dari lapisan-lapisan initial : histogen. Histogen
tersebut dibedakan dalam 3 lapisan yaitu : dermatogen : satu lapisan sel initial paling
luar akan membentuk sistim epidermis; periblem : beberapa lapisan sel initial di sebelah
dalamnya akan membentuk sistim jaringan korteks; plerom : kelompok sel initial
dibagian tengah akan membentuk sistim silinder pusat (stele).

c) Teori Tubuh dan Tudung (The Korper – Kappe Theory) dari Schuep. Pada titik tumbuh
akar terdapat daerah tubuh (Korper) dan tudung (Kappe) : selama akar tumbuh
diameternya berubah-ubah; sel-sel initial ini mula-mula membelah transversal,
kemudian salah satu sel anak membelah longitudinal sehingga terbentuk pembelahan
T.
d) Teori Korpus-Tunika (The Tunica-Corpus Theory) dari Schmidt. Tiap titik tumbuh
terdiri dari dua daerah (zone) yaitu tunika terdiri dari satu lapis sel paling luar akan
membentuk epidermis; korpus terdiri dari beberapa lapis sel sebelah dalam akan
membentuk korteks dan stele.
1.2) Tudung akar (Calyptra) : merupakan jaringan parenkhimatis yang melindungi sel-
sel initial (titik tumbuh) akar; sering mengeluarkan zat lendir yang memudahkan
akar menembus tanah; terdapat pada ujung radix primaria, sedang pada ujung akar
cabang yang merupakan pelindung disebut kantong akar; kantong akar berasal dari
sel-sel endodermis dan sel-sel parenkhim korteks; tudung akar pada golongan
27
Monocotyledoneae, terutama Gramineae, dibentuk oleh sel-sel initial khusus yaitu
calyptrogen; Bagian tengah calyptra terdiri dari sekelompok sel yang mengandung
amilum disebut columella; amilum dalam columella disebut amilum statolith
diduga berfungsi mempengaruhi gerak geotropisme akar.
1.3) Promeristem : merupakan bagian dari ujung akar yang dapat tumbuh terus
membentuk jaringan-jaringan akar; tersusun dari sel-sel meristematis (sel-sel
initial); Pada Gymnospermae promeristem terdiri dari dua kelompok yaitu bagian
dalam akan membentuk plerom, bagian luar akan membentuk periblem dan
dermatogen, tidak memiliki calyptrogen; Pada Dicotyledoneae promeristem terdiri
dari tiga kelompok yaitu bagian dalam akan membentuk plerom, bagian tengah
akan membentuk periblem, bagian luar akan membentuk dermatogen dan calyptra;
Pada Monocotyledoneae promeristem terdiri dari empat kelompok yaitu bagian
dalam akan membentuk plerom, bagian tengah akan membentuk periblem, bagian
luar akan membentuk dermatogen dan bagian ujung akan membentuk calyptrogen.
1.4) Quiescent centre : merupakan bagian tengah dari promeristem yang sel-selnya tidak
membelah-belah (inaktif); sel-selnya tidak aktif membentuk DNA dan jarang atau
tidak pernah mengadakan mitosis; sel-selnya mengandung kadar DNA, RNA dan
protein relatif rendah; sel-selnya mempunyai nukleus, nukleolus dan diktiosom
relatif kecil; mitokhondria dan retikulum endoplasmik jumlahnya relatif sedikit;
sel-selnya kurang sensitif terhadap radiasi.
2) Epidermis : mempunyai sifat : hanya dijumpai pada bagian akar yang masih muda ; pada
bagian akar yang telah dewasa tidak terdapat epidermis karena rusak waktu menembus
tanah; Allen (1947) memberi nama pada epidermis yaitu rhizodermis (epiblem);
merupakan jaringan primer karena berasal dari meristem primer; sel-selnya sangat rapat
satu sama lain, tanpa ruang-ruang antar sel; sel-sel hidup dengan protoplas tinggal sedikit
melekat pada dinding selnya; dalam lumennya terdapat vakuola besar berisi cairan sel;
dinding selnya tipis dan tidak mempunyai lapisan kutikula; satu lapis sel dan umurnya
relatif pendek; biasanya mempunyai alat tambahan yaitu trichomata (rambut-rambut) pada

bulu akar (pilus radicalis) yang berperan dalam absorpsi air dan garam tanah; bulu akar
dibentuk oleh sel epidermis khusus yaitu trichoblast.
Fungsi epidermis yaitu sebagai jaringan pelindung untuk bagian ujung akar; membantu
absorpsi air dan garam-garam daritanah, terutama dekat ujung akar.

Epidermis yang tersusun dari beberapa lapis sel disebut velamen, sering disebut juga
multiseriate epidermis, terdiri dari dua bagian yaitu uniseriate epidermis terdiri dari satu
lapis sel paling luar; dan hypodermis terdiri dari beberapa lapis sel sebelah dalam yang
sering digunakan tempat menyimpan air; terdapat pada golongan Orchidaceae, Araceae,
Liliaceae, Amaryllidaceae.

3) Excodermis : merupakan jaringan pelindung yang bergabus, karena dinding selnya


mengandung suberin di samping sellulosa; tersusun dari satu lapis sel yang letaknya satu
sama lain sangat rapat tanpa ruang-ruang antar sel; hanya terdapat pada akar yang letaknya
tepat sebelah dalam epidermis; kebanyakan sel-selnya hidup yaitu protoplas; bersifat

28
sekonder karena berasal dari meristem sekonder; terdapat pada golongan Gymnospermae
dan Angiospermae.
4) Korteks : terletak sebelah dalam eksodermis; biasanya tersusun dari beberapa lapis sel; sel-
selnya terdiri dari sel-sel parenkhim dengan ruang-ruang antar sel.; sering digunakan
tempat menyimpan cadangan makanan terutama amilum, contoh : ketela pohon adanya
parenkhim makanan; dapat pula merupakan parenkhim udara (aerenkhim) pada padi; atau
mengandung kloroplas jadi dapat berfotosintesis disebut parenkhim asimilasi contohnya
pada anggrek.
5) Endodermis : sifat-sifatnya antara lain : terdiri dari satu lapis sel yang berasal dari lapisan
korteks paling dalam; hanya terdapat pada akar; letak sel-selnya sangat rapat satu sama lain
tanpa ruang-ruang antar sel; bentuk sel-selnya seperti sel parenkhim yang bergabus;
dinding sel memilikipenebalan khusus yaitu penebalan Caspary; penebalan Caspary ini
terdiri dari lignin dan suberin; waktu akar masih muda, sel-sel endodermis memiliki
dinding sel yang terdiri dari sellulosa saja; dalam pertumbuhan selanjutnya terbentuk
penebalan Caspary pada dinding radial dan transversal; penebalan Caspary ini dapat berupa
titik atau garis disebut Casparian strip dan seperti pita disebut Casparian band; sel-selnya
hidup mengandung sitoplasma yang bersifat selektif permeabel; sel-sel tertentu ada yang
tidak mempunyaipenebalan disebut passage cell (sel peresap); passage cells penuh berisi
protoplas dan letaknya berhadapan dengan sel-sel pembuluh kayu disebut protoxylem yang
ada dalam stele; pada akar yang tua penebalan Caspary meluas sampai dinding tangential,
sehingga bentuk sel endodermis seperti U.
Fungsi endodermis : merupakan batas antara korteks dengan stele; jaringan pelindung bagi
jaringan-jaringan dalam stele; mengatur masuknya air dan ion-ion yang diabsorpsi akar
dari tanah ke dalam stele; diduga mengontrol gerakan material dalam sel-sel akar oleh
penebalan Caspary; diduga mengatur distribusi berbagai substansi seperti auxin dan lain-
lain; diduga dapat memperlancar translokasi air dan garam-garam mineral oleh passage
cells.

6) Stele (Silinder Pusat) : merupakan bagian tengah akar di sebelah dalam endodermis.
Jaringan dalam stele terdiri dari : pericycle, berkas pembuluh dan empulur.
- Pericycle : terdiri dari satu lapis sel yang bersifat parenkhimatis; letaknya tepat di
bawah endodermis dan merupakan bagian paling luar dari stele; bersifat primer karena
berasal dari meristem primer; sel-sel pericycle tertentu dapat berubah menjadi
meristematis sehingga membelah-belah membentuk primordia akar cabang, jadi seperti
kambium disebut pericambium.
- Berkas pembuluh (Vascular bundle) : terdapat di sebelah dalam pericycle, terdiri dari
phloem dan xylem; phloem dan xylem letaknya bergantian merupakan jari-jaridisebut
tipe radial; tersusun dalam phloem primer dan xylem primer karena berasaldari meristem
primer disebut procambium; phloem primer dibedakan dalam protophloem dan
metaphloem; protophloem merupakan phloem yang pertama kali terbentuk di bagian
akar yang sedang giat tumbuh; metaphloem merupakan phloemyang terbentuk kemudian
di bagian akar yang kurang giat tumbuh; pada bagian akardewasa protophloem sering
tinggal sisanya saja atau hilang sama sekali; xylem primer dibedakan dalam protoxylem

29
dan metaxylem; protoxylem merupakan xylem yang pertama kali terbentuk pada
permulaan terjadinya bakal jaringan pembuluh; metaxylem merupakan xylem yang
terbentuk kemudian setelah pertumbuhan membentang; pada berkas pembuluh yang
tua, protoxylem tetap adadan sel-selnya lebih sempit dari sel-sel metaxylem; protoxylem
letaknya di sebelahluar metaxylem disebut exarch; menurut jumlah jari-jari kelompok
(strand) xylem atau phloem, dapat dibedakan akar yang monarch, diarch, triarch,
tetrarch; akar yang diarch mempunyai dua strand xylem dan dua strand phloem; jumlah
strand xylem atau phloem dalam akar beberapa jenis tumbuhan selalu konstan; misal
Cruciferae, Umbelliferae, Caryophyllaceae, Chenopodiaceae, Compositae; adapula
yang tidak konstan misal : Ricinus communis dapat pentarch atau hexarch;pada irisan
melintang akar, stele menunjukkan bentuk seperti bintang : Actinostelemerupakan akar
yang pentarch, misal : Allium cepa.
- Empulur : merupakan bagian paling tengah dari akar, sebelah dalam berkas pembuluh;
tersusun dari sel-sel parenkhim yaitu parenkhim empulur ; biasanya dalam empulur
terdapat idioblas yaitu sel atau kumpulan sel dalam suatu jaringan yang mempunyai
bentuk dan fungsi yang berbeda dengan jaringan tersebut; idioblas dapat berupa alat
sekresi atau alat ekskresi (kelenjar).

7) Jaringan sekonder akar : umumnya terdapat pada golongan Gymnospermae dan


Dicotyledoneae; pada golongan Monocotyledoneae tidak mempunyai jaringan sekonder,
kecuali pada jenis tertentu yaitu Agave, Aloe, Jucca, Dracaena; dibentuk oleh meristem
sekonder yaitu kambium (kambium pembuluh dan kambium gabus); kambium pembuluh
(vascular cambium) kemudian berkembang membentuk xylem dan phloem sekonder;
kambium gabus (phellogen) membentuk jaringan gabus disebut periderm, tetapi jarang
terjadi kecuali pada bagian akar yang telah tua dan terletak di atas tanah; kambium
pembuluh berasal dari procambium yang tidak berdiferensiasi, terletak antara xylem dan
phloem primer; kelompok sel-sel tersebut mula-mula terpisah-pisah, kemudian
bersambung-sambungan dengan sel-sel pericycle membenuk kambium yang continue
sehingga terjadi lingkaran kambium yang bergelombang; sel-sel kambium pembuluh yang
berasal dari procambium membelah-belah membentuk phloem sekonder ke arah luar dan
xylem sekonder ke arah dalam; sel-sel kambium pembuluh yang berasal dari pericycle
membentuk deretan sel-sel parenkhimatis yang dapat berubah menjadi jari-jari empulur
(ray) disebut parenkhim pengangkut.

Jaringan yang menyusun Batang :


Batang dapat tumbuh memnajang pada ujungnya, karena ada titik tumbuh (titik initial)
yang terdiri dari sel-sel meristematis. Sel-sel initial tersebut mengadakan pembelahan cara mitosis
dan kemudian berdiferensiasi membentuk macam-macam jaringan primer. Titik tumbuh batang
tidak mempunyai calyptra.
1) Titik tumbuh batang :
- Titik tumbuh batang merupakan titik tumbuh apikal yang tidak tampak langsung oleh
mata, karena selalu tertutup oleh daun, trikhomata dan lain-lain.
- Merupakan sel initial pada ujung batang
30
- Sesuai dengan teori Histogen, tetapi batas antara dermatogen, periblem dan pleromtidak
jelas, lebih sesuai dengan teori Korpus-Tunika
- Sel-sel tunika lebih kecil daripada sel-sel korpus, sel-sel tunika membelah-belah kearah
antiklinal sehingga memperluas permukaan titik tumbuh
- Sel-sel korpus membelah-belah ke segala arah memperbesar volume titik tumbuh
- Jumlah sel initial tergantung pada jenis tumbuhan, pada golongan Equisetinae hanya
satu sel initial berbentuk kerucut terbalik (tetraeder), pada golongan Gramineae : satu
sampai dua sel initial bagian tunika dan dua sel initial bagian korpus.
2) Kuncup (Gemma) :
- Merupakan titik tumbuh batang beserta primordia daun yang belum berkembang,
di bawah kuncup keluar primordia daun dan primordia cabang
- Biasanya tertutup oleh daun yang masih muda atau daun penumpu (stipula) untuk
melindungi pengaruh luar, bila tumbuh menjadi tunas, daun penumpu gugur, bila
tidak tumbuh menjadi tunas dalam waktu lama disebut kuncup tidur (dorman).
- Menurut tempat keluarnya kuncup dibedakan menjadi :
• Gemma terminalis terdapat di ujung batang atau ranting
• Gemma axillaris terdapat pada ketiak daun
• Gemma serialis merupakan deretan kuncup arah vertikal
• Gemma lateralis merupakan deretan kuncup arah horizontal
• Gemma adventicia keluar dari tempat lain : daun, akar.
3) Epidermis :
Epidermis pada batang terdiri dari satu lapis sel yang letaknya sangat rapat, tanpa ruang-
ruang antar sel, sering memiliki alat tambahan berupa squama (sisik), trichomata (rambut-
rambut). Letaknya selalu perifer dan bersifat primer. Pada batang muda sering mempunyai

stomata, bila jaringan parenkhim di sebelah dalamnya mengandung klorofil. Pada


tumbuhan darat sel-sel epidermis tersebut mempunyai penebalan kutikula, terutama
dinding sel yang berhadapan dengan udara luar pada Xerofit. Pada tumbuhan air tidak
mempunyai penebalan kutikula, hanya sellulosa saja.

4) Korteks :
Korteks pada batang terletak di sebelah dalam epidermis, terdiri dari satu atau beberapa
lapis sel yang sempit, jadi berbeda dengan akar, tersusun dari jaringan parenkhim yang
sering berklorofil disebut klorenkhim, dapat pula berupa jaringan mekanik disebut
hypoderma. Pada irisan melintang merupakan lingkaran yang kontinue atau terputus-putus
yang dipisahkan oleh klorenkhim. Hypoderma dapat berupa serat sklerenkhim (pada
Pteridophyta), berupa sklereid (pada Ficus elastica) atau berupa kolenkhim (pada Solanum
nigrum). Hypoderma dibagian dalam dari korteks terdiri dari parenkhim biasa, sel-selnya
berdinding tipis, mempunyai ruang-ruang antar sel dan sering berisi makanan cadangan,
sering pula mengandung idioblast berupa kristal oksalat dan lain-lain.

5) Phloeoterma :
Phloeoterma merupakan jaringan yang identik dengan endodermis pada akar, terdiri dari
satu lapis sel, yang sel-selnya sangat rapat satu sama lain dan berdinding tipis. Phloeoterma
31
terdiri dari sel-sel yang tidak mempunyai penebalan Caspary, kecuali pada tanaman air,
paku-pakuan dan rhizoma. Dalam lumen sel-selnya sering berisi butir-butir amilum,
sehingga phloeoterma merupakan suatu seludang yang mengelilingi stele, dan disebut
seludang amilum (Starch sheath), terutama terdapat pada bagian hypocotyl batang.
Phloeoterma terdapat pada golongan Spermatophyta, sedangkan pada golongan
Gymnospermae jarang atau tidak ada. Pada bagian batang yang telah mempunyai
pertumbuhan sekonder, phloeoterma itu menjadi hilang karena terdesak oleh pertumbuhan.

6) Stele (silinder pusat) :


Stele terletak di sebelah dalam phloeoterma di tengah-tengah batang. Bagian terbesar dari
stele batang terdiri dari jaringan parenhkim. Umumnya stele batang tersusun dari pericycle,
berkas pembuluh dan empulur.

- Pericycle merupakan lapisan sel yang berbatasan dengan phloeoterma. Tersusun dari
sel-sel parenkhimatis atau kadang-kadang berupa sklerenkhim yang merupakan
lingkaran kontinue atau diskontinue atau berkelompok. Pericycle yang terdiri dari
sklerenkhim kontinue dapat merupakan batas antara korteks dengan stele.
- Berkas pembuluh : terletak di sebelah dalam pericycle, yang merupakan bagian paling
penting dari stele. Terdiri darixylem dan phloem primer. Berdasarkan posisi xylem
terhadap phloem ada dua tipe berkas pembuluh yaitu :
• Kollateral : bila letak xylem terhadap phloem berdampingan
• Konsentris : bila letak xylem terhadap phloem saling mengelilingi satu samalain.
- Tipe kollateral dibagi dalam tiga tipe yaitu :
- Kollateral terbuka : bila antara xylem dan phloem terdapat kambium. Tipe ini
umum terdapat pada Dicotyledoneae
- Kollateral tertutup : bila antara xylem dan phloem tidak terdapat kambium. Tipe
ini biasanya terdapat pada Monocotyledoneae.
- Bikollateral : bila terdapat dua strand (kelompok) phloem dan satu strand xylem
diantaranya. Antara phloem luar dan xylem terdapat kambium. Tipe ini terdapat
pada beberapa familia tanaman, antra lain familia : Cucurbitaceae, Solanaceae,
Convolvulaceae, Malastomataceae, Apocynaceae dan Asclepiadaceae.
- Tipe konsentris dibagi dalam dua tipe yaitu :
- Konsentris amphivasal : bila strand phloem terdapat di tengah- tengah dan strand
xylem mengelilinginya. Tipe ini misalnya terdapat pada hanjuang (Cordylin sp)
- Konsentris amphikribral : bila strand xylem terdapat di tengah- tengah dan strand
phloem mengelilinginya. Tipe ini umumnya terdapat pada batang Pteridophyta.
Xylem primer dan phloem primer dibentuk oleh meristem primer yaitu procambium.
Xylem primer terdiri dari protoxylem dan metaxylem,sedangkan phloem primer terdiri
dari protophloem dan metaphloem. Prtoxylem batang lebih banyak memiliki pembuluh
trachea dari protoxylem akar. Protoxylem batang letaknya di sebelah dalam metaxylem
disebut xylem endarch.

- Empulur merupakan bagian tengah dari stele, yang tersusun oleh sel-sel parenkhim.
Di bagian empulur ini sering terdapat macam-macam idiobls danruang-ruangantar
32
sel yang besar dan terjadi dengan cara rexigen (robeknya dindingsel). Di bagian
empulur terdapat pula parenkhim jari-jari empulur dengan bentuk sel-selnya
memanjang dari korteks ke arah empulur yang disebut parenkhimpengangkut. Pada
bagian batang yang telah tua sering sel-sel parenkhim empulur ini mengayu
(berlignin).

- Pertumbuhan sekonder pada batang :


Pertumbuhan sekonder pada batang terdapat pada tanaman golongan Gymnospermae dan
Dicotyledoneae. Pertumbuhan sekonder disebabkan oleh aktivitas meristem sekonder, yang
merupakan meristem samping (lateral meristem) yaitu kambium pembuluh (vascular
cambium) dan kambium gabus (cork cambium = phellogen). Meristem sekonder
menyebabkan batang bertambah lebar diameternya dan sering jaringan-jaringan primer yang
lebih dulu terbentuk di sebelah luarnya, seperti epidermis menjadi mengelupas.

- Kambium pembuluh : membentuk xylem sekonder ke arah dalam dan phloem


sekonder ke arah luar. Kambium pembuluh terdiri dari dua bagian yaitu :

• Kambium fasikuler adalah kambium yang terletak antara xylem primer danphloem
primer, yang dibentuk oleh prokambium
• Kambium interfasikuler adalah kambium yang terletak dalam jaringan parenkhim
primer di antara berkas-berkas pembuluh. Kambium fasikuler dan kambium
interfasikuler saling berhubungan secara kontinue, sehingga pada irisan melintang
merupakan lingkaran yang sempurna. Kambium fasikuler dan kambium
interfasikuler mengadakan aktivitas cara mitosis yaitu membentuk xylem sekonder
ke arah dalam dan membentuk phloem sekonder ke arah luar. Sifat kambium yang
mempunyai aktivitas ke dua arah disebut dipleuris. Kambium fasikuler di samping
membentu xylem sekonder, juga membentuk parenkhim jari-jari empulur yang
berguna untukalat pengangkut ke arah horizontal.
- Kambium gabus (phellogen) : terdiri dari satu lapis sel, yang letaknya di sebelah
luar dari kambium pembuluh di sebelah dalam epidermis batang. Kambium gabus ini
membentuk jaringan gabus yang disebut periderm. Kambium gabus pada batang
bersifat dipleuris juga yaitu ke arah dalam membentuk satu lapisan sel-sel korteks
sekonder yang disebut phelloderm dan ke arah luar membentuk beberapa lapisan sel-
sel gabus yang disebut phellem. Bagian phellem ini terdiri dari sel-sel yang mati,
karena itu seringbagian ini mengelupas.
- Xylem sekonder : terdapat pada tanaman golongan Gymnospermae dan
Dicotyledoneae yang dibentuk oleh kambium fasikuler. Xylem sekonder tersusun
dari sel-sel yang beraturan dalam arah radial. Xylem sekonder merupakan jaringan
yang kompleks dan tersusun dari berbagai tipe sel, yaitu unsur-unsur tracheal
(trachea dan tracheid), parenkhim xylem, serat xylem dan jari-jari empulur xylem
(xylem ray).
- Phloem sekonder terdapat pada tanaman Gymnospermae dan Dicotyledoneae yang
dibentuk oleh kambium pembuluh. Phloem sekonder juga merupakan jaringanyang
kompleks dan tersusun dari berbagai tipe sel, yaitu unsur-unsur kribral (sel tapis dan
33
komponen buluh tapis), parenkhim phloem, serat phloem dan jari-jari empulur
phloem (phloem ray). Xylem ray dan phloem ray berhubungan dalam arah radial.
Semua jaringan dalam batang yang terjadi karena aktivitas kambiumdan phellogen
disebut jaringan sekonder. Karena itu pertumbuhan yang terjadi oleh kambium dan
phellogen disebut pertumbuhan sekonder. Umumnya pertumbuhan sekonder ini pada
batang akan menghasilkan kayu sekonder dan kulit kayu sekonder.
- Kayu (wood) hampir seluruhnya terdiri dari xylem sekonder, karena hasil aktivitas
kambium pembuluh. Kayu terbagi dalam dua macam yaitu :
- Softwood : kayu yang sebagian besar atau seluruhnya tersusun oleh trakheid,
pada Gymnospermae yaitu Ciniferae.
- Hardwood : kayu yang tersusun dari trakheid dan sejumlah komponen trakhea
(vessel members) pada Angiospermae pada Dicotyledoneae.

Dalam batang kayu mempunyai sistim-sistim jaringan dalam arah vertikal dan
horizontal. Adanya sistim-sistim jaringan tersebut dapat dilihat dalam tiga arah

- Transverse-section (TS) : irisan batang dalam arah melintang atau


horizontal
- Radial-longitudinal-section (RLS) : irisan batang dalam arah vertikal
melalui garis tengah batang.
- Tangential-longitudinal-section (TLS) : irisan batang dalam arah vertikal/tegak
lurus pada arah RLS.
Kayu pada Gymnospermae bersifat uniform yaitu tersusun oleh trakheid dengan
beberapa tipe sel lain (serat trakheid, epitelium, parenkhim), pada Angiospermae
tidak uniform yaitu tersusun oleh trakheid, trakhea, serat sklerenkhim, parenkhim
dan lain-lain.

Adanya pengaruh musim dan iklim aktivitas kambium pembuluh menentukan


pertumbuhan pembuluh-pembuluh kayu disebut cincin-cincin tahun (annual ring).

Pada jenis tertentu dari Angiospermae : pembuluh-pembuluh kayu dalam dalam


satu musim hampir sama besarnya disebut diffuse porous. Pada jenis lainnya
pembuluh kayu yang dibentuk awal musim hujan mempunyai diameter lebih lebar
daripada yang dibentuk kemudian menjelang kemarau disebut ring porous. Pada
kayu ring porous yaitu pembuluh kayu dengan diameter lebar disebut early-wood
(spring-wood), pembuluh kayu dengan diameter sempit disebut late-wood
(summer-wood = autumn-wood).

- Parenkhim aksial yaitu parenkhim dalam kayu yang tersusun dalam arah
horizontal, sering sel-selnya berisi amilum atau kristal. Menurut letaknya terhadap
pembuluh-pembuluh kayu dapat dibagi menjadi :
a) paratracheal parenchyma : parenkhim yang berasosiasi dengan unsur-unsur
trakhea atau trakheid diantaranya :

- vasicentric yaitu parenkhim merupakan lingkaran mengelilingi unsur trachea

34
- aliform yaitu parenkhim vasicentric, tetapi meluas ke samping dan merupakan
sayap-sayap.
- banded confluent yaitu parenkhim aliform tetapi sayap-sayapnya memanjang dan
berhubungan dengan sayap-sayap aliform disampingnya merupakan pita-pita yang
memanjang.
b) apotracheal parenchyma : parenkhim yang tidak berasosiasi dengan unsur-unsur
trakhea atau trakheid diantaranya :
- diffuse yaitu parenkhim aksial merupakan strands yang terpisah-pisah.
- diffuse aggregate yaitu parenkhim diffuse yang strands parenkhimnya bersatu.
- metatracheal (concentric) yaitu parenkhim yang tidak berasosiasi dan merupakan
pita-pita yang meluas ke arah tangential.
c) boundary parenchyma : parenkhim aksial yang terjadi pada permulaan atau akhir

suatu pertumbuhan pembuluh-pembuluh kayu diantaranya :


- initial yaitu parenkhim yang terbentuk pada awal pembentukan pembuluh kayu.
- terminal yaitu parenkhim yang terbentuk pada akhir pembentukan pembuluh
kayu.

- Sapwood dan Heartwood


Pada kayu yang telah tua dapat dibedakan dua bagian yaitu suban (sapwood) dan galih
(heartwood).
Sapwood yaitu bagian xylem sekonder yang letaknya sebelah luar dimana sel- selnya
aktif dalam translokasi air, hara mineral dan zat makanan. Sel-sel parenkhimnya masih
hidup dan sering digunakan untuk menyimpan makanancadangan.
Heartwood yaitu bagian xylem sekonder sebelah dalam sapwood dimana sel-selnyainaktif
dan seluruhnya mati, sering mengandung bahan-bahan pengawet (gom, tannin, damar)
sehingga warnanya gelap. Unsur trakhea yang inaktif sering tersumbat oleh tilosis (sel
parenkhim yang tumbuh masuk ke dalam trakhea).
Makin tua umur batang, bagian sapwood akhirnya mati menjadi heartwood. Pada waktu
pembentukan heartwood terjadi kehilangan air dan zat makanan, maka ke dalam sel-
selnya terjadi infiltrasi senyawa-senyawa organik (minyak, gom, damar, tannin dll).
Dalam sel-sel heartwood terjadi oksidasi phenol, lenyapnya amilum dan terhentinya
aktifitas enzim-enzim.
Pada Gymnospermae torus pada noktah ladam (bordered-pit) dapat melekat pada tepi-
tepi noktah sehingga menutupi lubang-lubang noktah disebut aspirated-pit. Pada
aspirated-pit torus menjadi mengayu menyebabkan pengeringan pada heartwood.
Heartwood sifatnya lebih awet, tahan serangan mikroorganisme dan susah ditembusair.
Pada Gymnospermae kadang-kadang pembentukan kayu sekonder terjadi pada bagian
bawah dari cabang yang miring atau lengkung disebut compression wood. Pada
Angiospermae kadang-kadangpembentukan kayu sekonder terjadi pada bagian atas dari
cabang-cabang yang miring atau lengkung disebut tension wood. Compression wood dan
tension wood disebut kayu reaksi (reaction wood).

- Lingkaran tumbuh dibentuk oleh xylem sekonder sebagai aktivitas kambium pembuluh
35
ke arah radial. Pada irisan melintang lingkaran tumbuh ini memperlihatkan susunan kayu
yang berlapis-lapis. Pembentukan lapisan-lapisan kayu ini sangat dipengaruhi musim.
Oleh pengaruh musim pembentukan unsur- unsur tracheal menyebabkan besar dan
volume sel-selnya tidak sama. Xylem yang dibentuk dalam satu periode musim
merupakan satu lapisan tumbuh. Lapisanntumbuh yang dipengaruhi satu musim
disebut lingkaran tahun atau cincin tahun(annual ring).
Cincin tahun tersusun oleh unsur-unsur xylem yang dibentuk pada awal musim
penghujan disebut early wood terdiri dari sel-sel berukuran besar dengan dinding selnya
relatif tipis. Banyak menyerap air sehingga hormon auksin akan mempergiat aktivitas
kambium. Menjelang musim kemarau akan dibentuk unsur- unsur xylem yang disebut
late wood terdiri dari sel-sel berukuran relatif kecil, karena kekurangan air dan pada
musim kemarau kambium menjadi inaktif. Akhirnya akan terjadi batas cincin tahun yang
disebut batas tahun. Bila musim penghujan datang, kambium kembali aktif dan
membentuk early wood yang baru dan seterusnya menjelang kemarauterbentuk lagi late
wood yang berikutnya. Lapisan kayu antara dua batas tahun disebut lingkaran tahun atau
cincin tahun (annual ring).
Lingkaran tahun sangat bervariasi, karena mudah terpengaruh oleh faktor- faktor
lingkungan, terutama faktor musim. Pada batang yang lurus lingkaran tahun akan
konsentris, bila tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tetapi dapat ekssentris
bila terjadi perubahan-perubahan kimia, mekanik atau fisiologis. Lingkaran tahun
umumnya lebih jelas pada tanaman di daerah dingin (temperate), karena adanya
perbedaan yang jelas antara musim panas dan musim dingin.Sedangkan lingkaran tahun
pada tanaman daerah tropis sering tidak jelas karena musim yang tidak menentu, maka
sering terbentuk lingkaran tahun palsu yaitu terdiri dari beberapa lapisan tumbuh atau
beberapa batas tahun pada satu musim. Lingkaran tahun ini disebut lingkaran tahun
majemuk (multiple annual ring).

- Periderm merupakan jaringan pelindung yang menggantikan fungsi epidermis batang,


karena epidermis batang sering mati atau mengelupas terdesak oleh pertumbuhan
sekonder. Periderm umumnya terdapat pada batang tanaman golongan Gymnospermae
dan Dicotyledoneae. Periderm tersusun dalam tiga bagian yaitu :
- Phellogen adalah kambium gabus merupakan meristem sekonder, terdiri dari satu lapisan
sel meristematis yang berasal dari sel-sel parenkhimkorteks.
- Phellem (gabus = cork) dibentuk oleh aktivitas phellogen ke arah luar. Sel-selnya teratur
ke arah radial dan tersusun dari beberapa lapisan sel yang telah mati, yang sering
mengelupas. Sel-selnya sangat rapat tanpa ada ruang-ruang antar sel dan dindingselnya
tidak memiliki noktah-noktah. Penebalan dinding selnya sebelah dalam dibangun oleh
sellulosa dan bagianluarnya dibangun oleh lamella-lamella suberin.
- Phelloderm dibentuk oleh aktivitas phellogen ke arah dalam. Terdiri dari satu lapis sel
yang tetap hidup berupa sel-sel parenkhim. Jadi phellogen inibersifat dipleuris.
- Cara pembentukan gabus :
1) Gabus monogen dibentuk oleh phellogen yang terdiri dari satu lapisan sel yang
tetap, lapisan ini akan terus membelah-belah, ke arah luar membentuk phellem
36
dan ke arah dalam membentuk phelloderm disebut phellogen dipleuris.
2) Gabus poligen dibentuk oleh phellogen yang tidak tetap atau berganti-ganti,
mula-mula terbentuk satu lapis sel-sel phellogen, kemudian membelah ke arah
tangential menjadi dua lapisan sel. Satu lapisan sel menjadi lapisan gabus
(phellem) dan lapisan ke dua tidak aktif akhirnya mati. Kemudian terbentuk lagi
satu lapisan phellogen baru di bawah lapisan phellogen pertama, membelah ke
arah tangential membentuk dua lapisan sel. Satu lapisan sel membentuk lapisan
gabus (phellem) ke dua dan lapisan sel ke dua tidak aktif akhirnya mati dan
seterusnya disebut phellogen monopleuris.
- Lentisel adalah organ pada batang tanaman merupakan lubang-lubang kecil (pori),
yang berfungsi untuk pertukaran gas-gas antara bagian dalam batang dengan udara
luar. Tanaman yang batangnya telah bergabus maka pertukaran gas-gas antara
bagian dalam batang dengan udara luar akan terhambat. Tetapi tidak demikian
halnya, karena permukaan batang terbentuk lentisel-lentisel. Karena itu hubungan
tersebut tetap terselenggara dan tanaman akan tetap hidup.
Pada lentisel terdapat sekelompok sel yang disebut khoriphelloid atau jaringan
komplementer (complementary tissue) yang mengisi pori lentisel. Khoriphelloid
terdiri dari sel-sel berbentuk bundar, berdinding tipis yang tidak mengandung
suberin dan mempunyai tuang-ruang antar sel yang besar, terletak di sebelah dalam
jaringan penutup (closing layer). Jaringan penutup terdiri dari deretan sel-sel yang
berdinding tebal dari suberin, lebih kompak dan berbentuk seperti pita. Pada akar
napas (pneumatophorus) juga mempunyai pori berupa bintik-bintik yang fungsinya
sama dengan lentisel, tetapi bukan lentisel dan disebut pneumatoda.

- Hubungan Akar-Batang : menurut poros longitudinal antara akar dengan batang


terdapat bagian yang merupakan pertemuan jaringan-jaringan akar dengan batang.
- Epidermis, korteks, endodermis, pericycle dan pembuluh sekonder langsung
berhubungan dari akar sampai batang tanpa mengalami perubahan.
- Jaringan pembuluhprimer juga berhubungan antara akar dengan batang, tetapi
tidak langsung dan mengalami perubahan struktur
- Akar memiliki berkas pembuluh primer tipe radial dengan xylem bersifat exarch
- Batang memiliki berkas pembuluh primer tipe kollateral (terbuka, tertutup atau
bikollateral) dengan xylem bersifat endarch, maka antara akar dengan batang
terdapat tipe peralihan di bagian leher akar (collum radicis) merupakan daerah
transisi (transition region).
- Daerah transisi ini biasanya sangat pendek (1 – 3 mm), dan terjadi penambahan
jaringan pembuluh oleh pecahnya strand xylem dan phloem serta oleh
perputaran dan penggabungan strand xylem atau phloem. Di daerah transisi
tersebut berkas pembuluhnya merupakan tipe peralihan yangkompleks yaitu dari tipe
radial ke tipe kollateral.
- Perubahan tipe berkas pembuluh ini adalah strand xylem selalu berputar 180o
pada sumbu longitudinal akar sehingga xylem exarch menjadi endarch. Strand
phloem berjalan terus, kadang-kadang pecah atau membagi tetapi letaknya
37
selalu perifir.
- Tipe peralihan berkas pembuluh :
1) Tipe-a : berkas pembuluh radial yang tetrarch yaitu strand xylem pecah dalam
dua strand dengan arah radial, tiap belahan strand xylem berputar ke samping
(satu ke kanan, satu kekiri) dengan sudut 180o. Strand phloem tidak berubah
dan masuk lurus dari akar ke batang. Tiap strand phloem mendapatkan dua
belahan strand xylem (dari kanan dan kiri), dalam batang terbentuk empat
berkas pembuluh kollateral (tetrarch).
2) Tipe-b : berkas pembuluh radial yang diarch yaitu strand xylem dan phloem
pecah, membagi dalam dua strand xylem dan dua strand phloem, semua belahan
strand xylem berputar 180o, satu ke kanan satu ke kiri, tiap belahan strand xylem
mendapatkan satu belahan strand phloem, akhirnya dalam batang terbentuk
empat berkas pembuluh kollateral (tetrarch).
3) Tipe-c : berkas pembuluh radial yang diarch yaitu strand xylem tidak pecah,
secara kontinue terus berkembang sampai batang dan berputar 180o. Tiap strand
phloem pecah menjadi dua strand, kedua belahan strand phloem tersebut
bergerak ke samping dengan arah berlawanan, kemudian masing-masing
belahan strand phloem bersatu (belahan dari kiri dengan belahan dari kanan).
Akhirnya strand phloem berdampingan dengan strand xylem yang telah
berputar 180o dan dalam batang terbentuk dua berkas pembuluh (diarch).
4) Tipe-d : berkas pembuluh radial yang tetrarch yaitu dua strand xylem yang
berhadapan pecah dan berputar 180o, dua strand xylem lainnya yang
berhadapan tidak dan hanya berputar 180o, sluruh strand phloem tidak pecah,
tetapi tiap dua strand phloem bersatu dan berdampingan dengan tiga strand
xylem, karena itu tiap berkas pembuluh dalam batang dibentuk oleh lima strand
yang bersatu, akhirnya dalam batang terbentuk dua berkas pembuluh (diarch).

Jaringan yang menyusun Daun :


Daun dibentuk oleh titik tumbuh batang berupa primordia daun. Primordia daun ini keluar di
bawah titik inisial batang berupa tonjolan-tonjolan. Daun yang telah dewasa tersusun dari beberapa
jaringan antara lain : epidermis atas, epidermis bawah, mesofil dan berkas pembuluh. Seperti
terlihat dalam Gambar 7.

38
Gambar 7. Penampang melintang daun Sesame

- Epidermis : umumnya terdiri dari satu lapis sel, tetapi ada juga yang terdiri dari beberapa
lapis sel (multiple epidermis). Misalnya terdapat pada daun karet munding (Ficus elastica),
daun oleander (Nerium oleander). Epidermis daun bersifat primer karena berasal dari
meristem primer yaitu protoderm. Epidermis daun terdiri dari epidermis atas (adaxial
epidermis) dan epidermis bawah (abaxial epidermis). Pada permukaan daun sering
terdapat alat-alat tambahan berupa stomata (mulut daun) dan trikhomata (rambut-rambut).
- Stomata (mulut daun) berasal dari sel-sel epidermis yang telah berubah bentuk dan
susunannya. Umumnya stomata paling banyak terdapat pada epidermis bawah. Sebuah
stoma (mulut daun) tersusun dari : sel penutup (guard cells) terdiri dari sepasang sel yang
simmetris, biasanya berbentuk ginjal atau bentuk lainnya; celah(porus) merupakan lubang
kecil antara kedua sel penutup, yang terjadi karena dinding selnya mengalami retakan
(sisogen); sel-sel tetangga (subsidiary cells) berupa sel-sel epidermis yang mengelilingi
kedua sel penutup; ruang udara(substomatal chamber) berupa ruang antar sel yang besar
di sebelah dalam porus dan berhubungan dengan ruang-ruang antar sel dari jaringan di
sebelah dalamnya. Berdasarkan letaknya sel-sel penutup, stomata dibedakan dua macam
terdiri dari :
- stomata phaneropore yaitu stomata bila sel penutupnya terletak pada permukaan
epidermis satu garis dengan dengan sel-sel epidermisnya. Stomata demikian umumnya
terdapat pada golongan tanaman yang hidup di air atau tempat lembab (Higrofit dan
Hidrofit)
- stomata cryptopore yaitu stomata bila sel-sel penutupnya terletak di bawahpermukaan
daun, berada di bawah epidermisnya. Stomata demikian umumnya terdapat pada
golongan tanaman yang hidup di tempat-tempat kering atau kekurangan air (xerofit).
Stomata terdiri dari empat tipe yaitu :

- Amaryllidaceae mempunyai sel penutup berbentuk ginjal bila dilihat pada sayatan
permukaan, sel penutup langsung dikelilingi sel-sel tetangga, dinding sel penutup
tidak sama tebal, terdapat pada Dicotyledoneae.
- Helleborus mempunyai sel penutup berbentuk ginjal bila dilihat pada sayatan
permukaan, dinding selnya lebih banyak bagian yang tipis, terdapat pada
Dicotyledoneae.
39
- Gramineae mempunyai sel penutup berbentuk halter, dinding selnya menebal di
bagian tengah dan bagian lainnya lebih tipis terdapat pada Monocotyledoneae
(Gramineae, Cyperaceae).
- Mnium mempunyai sel penutup berbentuk ginjal, bagian dinding selnya lebih
banyak yang menebal terdapat pada Bryophyta dan Pteridophyta.
- Trickhomata (rambut-rambut) berasal dari sel-sel epidermis daun yang
mempunyai bentuk dan susunan bermacam-macam. Trikhomata ada yang terdiri
dari satu sel (uniselluler) dan ada yang terdiri dari banyak sel (multiselluler), dapat
bercabang-cabang. Sel-sel trikhomata ada yang mati dan ada yang tetap hidup.
Trikhomata yang hidup dapat berupa alat sekresi atau alat ekskresi yang
menghasilkan zat-zat tertentu. Dinding selnya terdiri dari sellulosa dan Ca-pektat,
kadang-kadang lignin, kutikula, karbonat atau silikat. Bentuk-bentuk trikhomata
diantaranya :
- Uniselluler, kebanyakan berupa rambut-rambut dan terdapat pada kebanyakan
daun.
- Seperti daun kecil dan sempit, misalnya pada daun golongan Pteridophyta
- Seperti sisik bercabang, misalnya pada daun durian (Durio zibethinus).
- Bentuk bintang, misalnya terdapat pada daun waru (Hibiscus tiliaceus)
- Bentuk gelembung merupakan alat sekresi atau ekskresi, misalnya pada daun
tembakau (Nicotiana tabacum)
- Fungsi trikhomata yaitu :
- Mencegah transpirasi yang terlalu besar karena dengan adanya trikhomata, uap air
dari jaringan daun dapat ditahan.
- Melindungi dari gangguan-gangguan luar, seperti hama-hama yang akan
memakannya. Misalnya dengan mengeluarkan zat-zat racun, rambut yang menjadi
keras.
- Sebagai alat untuk meneruskan perangsang dari luar, biasanya terdiri dari rambut-
rambut yang tetap hidup.
- Sebagai alat sekresi atau alat ekskresi.

- Mesofil adalah semua jaringan yang terletak antara epidermis atas dengan epidermis bawah
dari daun. Pada golongan Dicotyledoneae mesofil terdiri dari dua macam jaringan
parenkhim asimilasi yaitu palisade dan sponsa. Pada golongan Monocotyledoneae mesofil
terdiri dari sel-sel parenkhim yang hampir sama bentuk dan besarnya, juga merupakan
parenkhim asimilasi.

- Palisade terdiri dari sel-sel parenkhim berbentuk silindris memanjang. Di dalam


sel-selnya banyak mengandung kloroplas yang berperan dalam proses fotosintesis.
Sel-selnya rapat dan letaknya sejajar satu sama lain seperti pagar. Karena itu sering
disebut juga jaringan pagar. Palisade terletak pada bagian adaxial, yaitu di bawah
epidermis atas daun dan tegak lurus pada lapisan epidermis atas, daun demikian
disebut daun dorsiventral. Palisade umumnya terdiri dari satu lapisan sel, tapi ada
juga yang terdiri dari dua lapisan sel seperti dijumpai pada karet munding (Ficus

40
elastica). Palisade ada pula yang terletak di bagian adaxial dan bagian abaxial daun,
daun demikian disebut daun bilateral simmetris, juga terdapat pada daun Ficus
elastica.
- Sponsa terdiri dari sel-sel parenkhim yang bentuknya tidak teratur. Juga
didalamnya mengandung kloroplas, sehingga berperan juga dalam proses
fotosintesis. Sponsa memiliki ruang-ruang antar sel yang besar sehingga
memungkinkan berlangsungnya pertukaran gas-gas. Sponsa terletak di sebelah
bawah palisade, di atas epidermis bawah yaitu pada bagian abaxial dari daun.
Sponsa merupakan jaringan seperti bunga karang, maka sering disebut jaringan
bunga karang. Palisade dan sponsa mengandung kloroplas maka disebut juga
klorenkhim.
- Seludang pembuluh (bundle sheath) termasuk juga bagian mesofil dan terdiri dari sel-
sel parenkhim yang mengelilingi jaringan pembuluh. Seludang pembuluh terdapat pada
golongan Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae. Sel-selnya lebih besar dari sel-sel
mesofil disekitarnya dan mempunyai dinding sel relatif tebal dan berisi kloroplas lebih
banyak. Pada tanaman tertentu seludang pembuluh ini sering meluas sampai permukaan
daun, sehingga merupakan seludang pembuluh yang besar. Seludang pembuluh diduga
sebagai jaringan penghubung dan tempat menyimpan cadangan makanan, terutama
amilum. Seludang pembuluh juga dianggap sebagai endodermis daun, karena sering
mempunyai penebalan Caspary pada dinding selnya. Hatch dan Slack (1966) telah
menemukan adanya dua golongan tanaman yang berbeda struktur anatomi dan fisiologi
sel-sel seludang pembuluh yaitu
- Tanaman C4 umumnya merupakan tanaman daerah tropika, seperti jagung, tebu,
rumput tropis. Kloroplas sel seludang pembuluh umumnya relatif besar,
mempunyai grana yang berisi amilum. Sedangkan kloroplas dalam sel-sel palisade
relatif kecil dan mengandung sedikit amilum. Mitokhondrianya lebih besar dari
mitokhondria sel-sel palisade. Mitokhondria dapat memberikan sejumlah energi
yang digunakan dalam translokasi hasil-hasil asimilasi (asimilat). Sel-sel seludang
pembuluhaktivitasnya dalam metabolisme lebih besar dari sel-sel sekitarnya.
- Tanaman C3 umumnya merupakan tanaman daerah subtropis, seperti gandum,
kedele, padi. Sel-sel seludang pembuluh umumnya tidak mempunyai kloroplas,
maka aktivitas metabolismenya sangat rendah dari sel-sel palisade dan sponsa.
Mitokhondria kurang memberikan energi dalam translokasi hasil-hasil asimilasi
(asimilat).

- Berkas pembuluh pada daun umumnya dibentuk oleh meristem primer yaitu procambium.
Procambium dibentuk pada primordia daun yang merupakan suatu sistim dengan
procambium batang, yang disebut jendela daun (leaf trace). Jendela daun terbentuk pada
tempat hubungan antara daun dengan batang. Sel-sel procambium batang berdiferensiasi,
mula-mula membentuk phloem (sel-sel buluh tapis) yang berkembang ke dalam primordia
daun. Kemudian terbentuk xylem dalam primordia daun. Phloem dan xylem daun terletak
dalam tulang-tulang daun bila daun telah dewasa, phloem terletak di sebelah bawah tulang
daun (abaxial phloem) dan xylem terletak di sebelah atas phloem (adaxial xylem). Jaringan

41
pembuluh pada daun merupakan kelanjutan dari jaringan pembuluh dalam batang.
- Transfer cells merupakan sel kawan (companion cells) yang sudah terspesialisir dalam
fungsinya. Berfungsi dalam pengambilan dan pengiriman zat-zat melalui vena helaian daun
atau keping biji, sel-selnya berisi penuh dengan sitoplasma berikut organella :
polyribosom, kloroplas dengan grananya, mitokhondria dengan cristaenya yang
berkembang, pada dinding selnya terdapat penebalan berupa pembesaran yang masuk ke
dalam lumennya disebut wall ingrowth yang menyebabkan luas dinding sel pada
permukaan dalam bertambah. Plasmolemma yang menempel pada dinding selnya
bertambah luas. Sel-sel tersebut lebih efisien dalam absorpsi zat-zat dari mesofil dan dari
vena-vena sehingga mudah masuk ke dalam pembuluh tapis.

Pustaka Acuan

Beck, C.B. 2010. An Introduction to Plant Structure and Development. Second edition.
Cambridge University Press. New York..

Carrillo-López, A. Elhadi M. Yahia. 2019. Postharvest Physiology and Biochemistry of Fruits


and Vegetables.

Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Terjemahan Ahmad Sudiarto, Trenggono


Koesoemaningrat, Machmud Natasaputra dan Hilda Akmal. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.

Komariah. Jaringan Tumbuhan.Dalam: Komariah, H. Andi A.S. Sumir’at, Denny Sobardini,


Anne Nuraini, Intan Ratna Dewi, dan Moch. Arief Soleh. 2007. Hand Out Mata
Kuliah Botani: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

Maiti R, P. Satya, D. Rajkumar and A. Ramaswamy 2012., Crop Plant Anatomy, Printed and
bound in the UK by CPI Group (UK) Ltd, Croydon, Pondicherry, India

Yayan Sutrian. 1996. Biologi Tanaman. Program Diploma III Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran.

42
43

Anda mungkin juga menyukai