Anda di halaman 1dari 28

Modul 2

ORGANA VEGETATIFA

Oleh
Tim DIT 2022

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2022
Modul 2
ORGANA VEGETATIFA

1.1. Pendahuluan

Organa vegetatifa atau alat vegetatif adalah organ-organ untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Organ-organ tersebut pada tumbuhan tingkat tinggi telah menunjukkan
adanya diferensiasi yang dapat dibagi menjadi : Organa Principalia, Organa metamorfa
dan organa accessoria.

1.2. Identitas Modul


Modul 2 ini akan membahas tentang Organa Principalia atau alat utama yang
merupakan alat-alat pokok yaitu akar (radix), batang (caulis) dan daun (folium), secara
keseluruhan akan dibahas struktur bagian luarnya.

1.3. Kajian Pembelajaran


1.3.1. Organa Principalia :

Organa Principalia atau alat utama yang merupakan alat-alat pokok, yaitu akar
(radix), batang (caulis), daun (folium). Ketiga organ tersebut sangat penting, khususnya
bagi tumbuh-tumbuhan yang termasuk Spermatophyta. Ketiga organ tersebut berguna bagi
perkembangan dan kelangsungan hidupnya. Tanpa organ-organ tersebut umumnya
tumbuhan tersebut tidak dapat hidup.

Akar (Radix) :
Sifat dan fungsinya :
Akar merupakan organ utama yang terdapat dalam Cormophyta. Akar tampak lebih
jelas pada tanaman yang hidup di darat atau tanah dan telah terbentuk sejak tanaman masih
berupa embryo, yang disebut radicula (akar lembaga). Akar umumnya terdapat dalam
tanah, kebanyakan bentuknya silindris atau seperti papan dan biasanya dianggap
polisimmetris. Akar tidak mempunyai buku-buku (nodi) dan ruas-ruas (internodia), bentuk
memanjang seperti benang-benang atau kerucut yang panjang, kebanyakan tidak memiliki
klorofil karena itu tidak berfungsi dalam fotosintesis. Kebanyakan akar tumbuh
geotropisme positif (arah tumbuh ke arah pusat bumi), hidrotropisme positif (arah tumbuh
menuju ke arah sumber air), fototropisme negatif (arah tumbuh menjauhi arah datangnya
berkas sinar), heliotropisme negatif (arah tumbuh menjauhi tempat yang terang).
Akar yang tinggal dalam tanah mempunyai bentuk yang meruncing pada bagian
ujungnya, supaya mudah menerobos bagian-bagian tanah yang merupakan substrat tempat
tumbuhnya. Akar dapat bertambah panjang dengan bagian ujungnya yang dapat tumbuh
terus, karena mempunyai ujung vegetatif yang bersifat meristematis. Biasanya akar tidak
dapat membentuk organ-organ lainnya, seperti tunas, daun, bunga dan lain-lain. Akar tidak
dapat hidup bila terpisah dari pangkalnya, baik dalam masa mudanya maupun jika sudah
dewasa.
Fungsi utama akar untuk mengabsorpsi air dan unsur-unsur hara mineral dalam
bentuk larutan garam-garam tanah atau ion-ion, memberikan kekuatan pada tubuhnya
sehingga bagian-bagian tanaman yang ada di atas tanah/substrat tempat tumbuhnya dapat
berdiri tegak. Pada akar-akar tanaman tertentu sering terjadi perubahan bentuk dan susunan
nya, sehingga fungsinyapun berubah, akar seperti demikian disebut akar metamorf.

Bagian-bagian akar :
1. Collum radicis (pangkal akar) adalah bagian akar yang langsung berhubungan dengan
batang.
2. Corpus radicis (batang akar) adalah bagian akar yang letaknya antara pangkal akar
dengan ujung akar.
3. Apex radicis (ujung akar) adalah bagian akar yang letaknya di bagian terminal akar,
biasanya bersifat lunak karena terdiri dari jaringan meristematis.
4. Radix lateralis (akar cabang) adalah cabang-cabang dari akar
5. Fibrillum (akar bulu) merupakan percabangan dari akar-akar cabang dan merupakan
cabang akar terakhir.
6. Pilus radicalis (bulu akar) adalah akar yang terdiri dari sel-sel epidermis akar yang
menonjol kel;uar, yang dapat membantu pengambilan air dan garam-garam mineral
dari tanah. Bulu-bulu akar tersebut tumbuh dekat ujung-ujung akar dan hidupnya tidak
lama, sering rusak bergesekan dengan bagian-bagian tanah waktu akar tumbuh
menembus tanah.
7. Calyptra (tudung akar) merupakan alat yang melindungi ujung akar, sebab ujung akar
itu terdiri dari jaringan-jaringan yang lunak. Karena itu waktu akar tumbuh menerobos
bagian-bagian tanah, ujung akarnya tidak mudah rusak.
8. Coleorhiza (pembungkus akar) merupakan selaput yang membungkus akar pada waktu
akar tumbuh berkecambah.
Berdasarkan asalnya akar dapat dibedakan antara lain :
1. Radicula (akar lembaga) merupakan bakal akar utama (radix primaria) yang terdapat
pada embryo dalam biji. Pada waktu biji tumbuh berkecambah radicula tersebut akan
tumbuh menjadi radix primaria (akar tunggang), dapat dilihat dalam Gambar 1.

Gambar 1. Radicula pada tanaman golongan Monocotyledonea dan Dicotyledoneae

2. Radix primaria (akar tunggang) yaitu akar utama yang berasal langsung dari radicula,
tumbuh memanjang dan membesar kemudian bercabang-cabang membentuk radix
lateralis dan selanjutnya bercabang-cabang lagi membentuk fibrillum, kajian ini dapat
dilihat dalam Gambar 2.
Gambar 2. Akar utama dan percabangannya

3. Radix adventicia (akar liar = akar serabut) adalah akar yang keluar dari pangkal batang
atau bagian lain dari organ tanaman dan bukan berasal dari radix primaria atau radix
lateralis. Pada tanaman yang berakar serabut, seperti pada kebanyakan golongan
monocotyledoneae, akar tunggangnya tidak panjang umurnya dan biasanya kemudian
terhenti pertumbuhannya dan tinggal sisanya saja, dapat terlihat dalam Gambar 3.

Akar liar

Gambar 3. Akar liar pada tanaman jagung.

Berdasarkan bentuknya, akar bermacam-macam terdiri dari :


1. Peniformis (ujung tombak) adalah akar tunggang yang berbentuk ujung tombak atau
seperti kerucut panjang. Contohnya terdapat pada akar wortel (Daucus carota), lobak
(Raphanus sativus var. hortensis), seperti terlihat dalam Gambar 4.
Akar tipe
ujung tombak

Gambar 4. Bentuk akar tipe ujung tombak (Peniformis)

2. Napiformis (gasing) adalah akar tunggang yang pada pangkalnya besar membulat dan
bagian ujungnya langsing. Contohnya terdapat pada akar biet (Beta vulgaris var. rubra),
seperti terlihat dalam Gambar 5.

Akar tipe gasing

Gambar 5. Bentuk akar tipe gasing (Napiformis)

3. Filiformis (benang) adalah akar tunggang yang kecil dan halus, memanjang dan hampir
tidak bercabang. Contohnya : pada akar kacang ijo (Phaseolus radiatus) . seperti
terlihat dalam Gambar 6.
Akar tipe benang

Gambar 6. Bentuk akar tipe benang (Filiformis)

4. Ramosus (bercabang-cabang) adalah akar tunggang yang banyak mempunyai cabang-


cabang, sehingga merupakan sistem perakaran. Contohnya : pada akar-akar tanaman
berupa pohon atau perdu, bisa dilihat dalam Gambar 7.

Akar bercabang-
cabang

Gambar 7. Bentuk akar bercabang-cabang (Ramosus)

5. Fibrosa (benang-benang halus) adalah akar serabut yang halus, bentuk dan panjangnya
hampir sama. Contohnya : pada akar padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), seperti
tercantum pada Gambar 8.
Akar tipe benang-benang
halus

Gambar 8. Bentuk akar tipe benang-benang halus (Fibrosa)


6. Aereus (akar gantung = akar udara) adalah akar serabut yang menggantung dan dapat
mencapai tanah. Akar tersebut keluar dari cabang atau ranting tanaman. Kebanyakan
bagian yang ada di atas tanah membantu tanaman dalam fotosintesis, sedangkan bagian
yang masuk ke dalam tanah membantu absorpsi air dan garam-garam mineral dari
tanah. Contoh : pada akar beringin (Ficus benjamina), karet munding (Ficus elastica),
seperti terlihat dalam Gambar 9

Akar gantung

Gambar 9. Akar gantung pada tanaman beringin

7. Haustorium (akar penggerek) adalah akar serabut yang masuk tumbuh ke dalam
tanaman inangnya. Tumbuhan yang mempunyai haustorium itu biasanya termasuk
golongan parasit benar atau hemiparasit. Pada tumbuhan parasit benar, haustorium itu
masuk ke dalam bagian tanaman inangnya hanya sampai bagian kulit batangnya
(korteks). Haustorium tersebut mengabsorpsi air dan bahan-bahan organik berupa hasil
fotosintesis dari batang tanaman inangnya. Pada tumbuhan hemiparasit, haustorium itu
masuk ke dalam batang tanaman inangnya sampai di bagian pusat batang (stele).
Haustorium tersebut mengabsorpsi air dan bahan-bahan anorganik (garam-garam
mineral) dari tanaman inangnya, seperti terlihat dalam Gambar 10 dan Gambar 11.

Gambar 10. Haustorium Loranthus

Gambar 11. Haustorium antara loranthus dan tanaman inang

8. Adligans (akar lekat) adalah akar serabut yang terdapat pada tanaman memanjat, yang
berfungsi membantu melekatkan tubuhnya pada tumbuhan yang ditumpanginya dan
tidak berfungsi dalam absorpsi zat-zat makanan. Contohnya terdapat pada akar sirih
(Piper betle), seperti terlihat dalam Gambar 12.
akar lekat

Gambar 12. Akar lekat (Adligans)


9. Pneumatophorus (akar napas) adalah akar serabut yang terdapat pada tumbuhan yang
hidup di rawa-rawa atau daerah payau. Ujung-ujung akar tersebut tumbuh menjulang
ke luar permukaan air/lumpur. Pada ujung akar tersebut terdapat pori (lubang-lubang
kecil) tempat terjadinya pertukaran gas-gas antara bagian dalam akar dengan udara
luar. Pori tersebut dinamakan pneumatoda. Contohnya pada akar bakau-bakau
(Rhizophora sp.), api-api (Avecinnia officinalis), kedaka (Bruguiera conjugata), seperti
terlihat dalam Gambar 13

akar napas

Gambae 13. Akar napas pada Rhizophora sp.

10. Cirrus radicalis (akar belit) adalah akar serabut yang membelit pada suatu benda atau
tumbuhan lain. Contohnya pada akar paneli (Vanilla planifolia).seperti terlihat dalam
Gambar 14.
Akar belit

Gambar 14. Akar belit pada tanaman paneli

11. Akar tunjang adalah akar serabut yang keluar dari bagian batang di atas tanah. Akar
tersebut berfungsi memberi kekuatan kepada batang tanaman bersangkutan. Contohnya
pada akar pandan (Pandanus tectorius), baka-bakau (Rhizophora sp.), seperti terlihat
dalam Gambar 15

Akar tunjang

Gambar 15. Akar tunjang pandan (Pandanus tectorius)

Batang (Caulis) :
Sifat dan fungsi batang :
Batang adalah organa principalia yang dimiliki tanaman golongan Cormophyta.
Umumnya batang merupakan bagian tanaman yang ada di atas tanah dan telah terbentuk
sejak tanaman berupa embryo, yang disebut batang lembaga (caulinum = caulicula).
Batang mempunyai buku-buku (nodi) dan ruas-ruas (internodia). Pda nodi keluar
daun-daun, cabang-cabang atau ranting-ranting. Nodi dan internodia ada yang jelas terlihat
dan ada yang tidak jelas. Pada tanaman yang batangnya bercabang-cabang, nodi dan
internodia itu sukar dilihat, hal ini tidak berarti bahwa batang ini tidak mempunyai nodi
dan internodia. Pada batang yang nodinya tidak jelas , maka tempat keluar daun atau
cabang itu merupakan nodinya. Batang umumnya tidak klorofil, kecuali pada beberapa
tumbuhan tertentu. Arah tumbuh batang umumnya geotropisme negatif / hidrotropisme
negatif / fototropisme positif / heliotropisme positif.
Fungsi batang umumnya menahan dan membawa organ-organ lain ke tempat-
tempat yang baik bagi pelaksanaan fungsi organ-organ tersebut. Misalnya untuk daun
supaya mengarah ke cahaya, untuk akar supaya dapat masuk ke dalam tanah. Batang dapat
menghimpun seluruh jaringan pembuluh (xylem dan phloem), sehingga dapat mengalirkan
air, hara mineral dan zat-zat makanan yang sangat berguna bagi pertumbuhan,
perkembangan dan kehidupan tanaman. Batang dapat mengangkut dan meneruskannya
bahan-bahan (zat makanan) ke bagian-bagian tanaman yang memerlukan atau ke tempat-
tempat penyimpanan cadangan makanan. Batang dapat memperluas sistem perdaunan dan
bidang asimilasi serta dapat menyimpan zat-zat makanan cadangan.

Bagian-bagian Batang :
1. Collum caulinum (pangkal batang) adalah bagian batang yang berhubungan dengan
pangkal akar.
2. Hypocotyl adalah bagian batang yang ada di bawah keping biji dan merupakan batang
pokok (caulis primaria).
3. Epicotyl adalah bagian batang di atas keping biji, merupakan batang pokok
4. Apex caulinum (ujung batang) adalah bagian batang paling ujung, merupakan titik
tumbuh batang, terdiri dari jaringan meristematis yang menyebabkan batang
bertambah panjang.
5. Primordia daun adalah tonjolan-tonjolan di bawah puncak titik tumbuh batang, yang
terjadi secara exogen. Primordia daun tersebut letaknya satu sama lain sangat rapat dan
nantinya akan membentuk daun-daun. Primordia daun tumbuhnya acropetal yaitu
makin muda primordia itu makin dekat letaknya dengan titik tumbuh.
6. Primordia cabang adalah primordia yang akan membentuk cabang-cabang utama. Bila
cabang utama ini tumbuh akan membentuk anak-anak cabang dan anak-anak cabang
dapat bercabang-cabang lagi membentuk ranting-ranting. Primordia cabang itu
biasanya keluar dari ketiak daun.

Berdasarkan letak batang terhadap tanah, batang terdiri dari batang yang jelas terlihat dan
batang yang tidak jelas terlihat.
Batang yang tidak jelas terlihat antara lain :
1. Planta acaulis adalah tanaman yang seolah-olah tidak mempunyai batang. Bila diteliti
lebih dalam batangnya itu ada, tetapi internodianya sangat pendek-pendek dan tidak
baik tumbuhnya. Karena itu letak daun-daun pada batangnya hampir sama tinggi dari
permukaan tanah dan sangat berdekatan dengan akar. Daun-daun yang letaknya pada
batang demikian disebut folia radicula (rozet = rosula), seperti terlihat dalam Gambar
16. Contohnya pada wortel, lobak, kol dan lain-lain

letak daun-daun pada


batangnya hampir sama tinggi
dari permukaan tanah dan
sangat berdekatan dengan akar

.
Gambar 16. Planta acaulis
2. Caudex adalah bagian dari pangkal batang yang ada dalam tanah. Bagian ini pada
waktu musim kemarau tetap hidup dan dalam keadaan dorman (diam), sedang bagian-
bagian lainnya yang ada di atas tanah habis mati dan tidak terlihat lagi. Bila musim
penghujan datang, maka caudex ini akan aktif dan tumbuh ke atas permukaan tanah
dan membentuk tunas-tunas. Contohnya pada kembang sungsang (Gloriosa superba)
dan rumput-rumputan, dapat dilihat dalam gambar 17.
Caudex pada tanaman
Jatropha berlandieri

Gambar 17. Caudex Jatropha berlandieri


3. Rhizoma adalah batang yang tumbuh menjalar di bawah permukaan tanah, dapat
panjang atau pendek. Rhizoma yang panjang terdapat pada golongan Gramineae dan
Cannaceae. Rhizoma yang pendek seperti umbi terdapat pada golongan Araceae.
Secara sepintas rhizoma kelihatannya seperti akar, tetapi bukan akar karena
susunannya berbeda dengan akar. Rhizoma mempunyai nodi dan internodia. Pada
tiap=tiap nodus itu keluar bakal-bakal kuncup yang dilindungi oleh daun-daun berupa
sisik-sisik. Bakal-bakal kuncup ini dapat tumbuh membentuk tunas-tunas. Rhizoma
tumbuhnya mendatar dan bertambah panjang pada ujungnya, sedangkan bagian
pangkalnya yang sudah tua dapat mati. Tunas-tunas yang terbentuk itu akan terus
tumbuh dan lepas dari rhizoma karena dari nodi batang keluar akar-akarnya. Tunas-
tunas keluar dari permukaan tanah, terus berdaun serta berbunga seperti tanaman biasa,
seperti terlihat dalam Gambar 18

Rhizom

Gambar 18. Rhizoma pada tanaman jahe


Berdasarkan kandungan zat kayu (lignin) yang terdapat dalam batang, maka dapat
dibedakan menjadi :
1. Herbaceus (batang lunak) adalah batang yang kurang atau sedikit mengandung zat
kayu. Biasanya banyak mengandung air dan sering berklorofil. Nodi dan internodianya
jelas terlihat dan sering berongga. Contohnya pada bayam (Amaranthus tricolor), pacar
air (Impatiens balsamina), jagung (Zea mays), kangkung (Ipomea aquatica) dan lain-
lainnya seperti terlihat dalam gambar 20.

2. Lignosus (batang keras) adalah batang yang banyak mengandung lignin, karena itu
sifatnya keras dan berwarna perang, kecuali bagian yang masih muda sering berwarna
hijau. Batang tersebut banyak dijumpai pada tumbuhan yang tergolong perdu (frutex
atau berupa pohon (arbor). Frutex adalah tumbuhan yang batangnya mulai bercabang-
cabang di bawah 100 cm, sedang arbor adalah tumbuhan yang batangnya mulai
bercabang-cabang di atas 100 cm.

Berdasarkan bentuknya, batang terdiri dari :


1. Teres adalah batang yang berbentuk bulat lurus dan dianggap silindris. Contohnya pada
kapok (Ceiba pentandra), pepaya (Carica papaya), macam-macam palmae seperti
kelapa (Cocos nucifera), seperti terlihat dalam gambar 19.

Batang teres

Gambar 19. Bentuk batang teres


Batang teres

Gambar 20. Tanaman Randu


2. Angularis adalah batang yang bentuknya bersudut-sudut atau persegi-segi. Contohnya
pada waluh (Sechium edule), kumis kucing (Orthosiphon spicatus) dan lain-lain.

Batang Angularis

Gambar 21. Batang Tanaman Labu Siam

3. Discoideus adalah batang yang terdapat pada beberapa jenis tanaman kaktus
(Cactaceae).

Daun (Folium) :
Sifat dan fungsi daun :
Daun adalah organa principalia seperti akar dan batang yang dimiliki oleh tanaman
golongan Cormophyta. Daun umumnya merupakan bagian tanaman yang ada di atas tanah
dan telah terbentuk sejak tanaman berupa embryo, yang disebut daun lembaga (foliocula
= folionum). Pada tanaman yang telah dewasa bakal-bakal daun (primordia daun) keluar
di bawah titik tumbuh batang, berupa tonjolan-tonjolan yang banyak jumlahnya. Primordia
daun itu tumbuh secara acropetal artinya makin muda daun-daun itu makin dekat letaknya
dengan titik tumbuh batang.
Daun umumnya merupakan kelanjutan dari batang, cabang atau ranting. Tiap
tanaman mempunyai daun yang banyak jumlahnya. Daun umumnya mempunyai
permukaan yang relatif luas, sehingga dapat menerima sinar yang lebih banyak. Daun
kebanyakan tipis, agar sinar matahari dapat menembus jaringan-jaringan daun lebih
mudah. Daun-daun umumnya menghadap ke atas atau miring agar lebih mudah
menangkap sinar (fototropisme positif). Permukaan daun sering mempunyai lapisan
kutikula, lilin, kersik dan karbonat. Daun umumnya berwarna hijau.
Daun tidak selamanya melekat pada batang, cabang atau ranting. Daun sewaktu-
waktu dapat luruh atau gugur, karena umurnya yang sudah tua, penyakit, perubahan iklim
dan sebab lainnya. Di daerah tropika jika keadaan iklim atau musim akan mengakibatkan
transpirasi yang berlebihan, maka tanaman tersebut sekali atau dua kali setahun akan
meluruhkan daun-daunnya. Contohnya tanaman jati (Tectona grandis) meluruhkan daun-
daunnya dalam musim kemarau. Tumbuhan di daerah beriklim dingin (subtropis) biasanya
meluruhkan daun-daunnya dalam musim gugur (autumn).
Di dalam daun terjadi proses-proses yang penting, antara lain fotosintesis. Proses
tersebut paling besar terjadi di daun karena sifat-sifat daun : berwarna hijau oleh klorofil,
tipis dan permukaan yang lebar. Di samping itu di daun terjadi pula proses respirasi, karena
pertukaran gas-gas antara bagian dalam daun dengan udara luar melalui stomata.
Selanjutnya di daun terjadi pula proses transpirasi, yaitu penguapan yang paling banyak
terjadi di daun melalui porus stomata dan lapisan kutikula pada epidermis daun.

Berdasarkan kelengkapan bagian-bagian daun, maka daun terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Folium completum (daun lengkap) adalah daun yang mempunyai ketiga bagiannya
yaitu vagina (upih = pelepah), petiolus (tangkai daun) dan lamina (helaian daun).
2. Folium incompletum (daun tidak lengkap) adalah daun yang hanya mempunyai satu
atau dua bagian dari ketiga bagian tersebut.
Tanaman yang mempunyai folium completum ini tidak banyak, contoh daun pisang (Musa
paradisiaca). Kebanyakan tanaman memiliki folium incompletum yang terdiri dari
petiolus dan lamina.
1. Vagina : kebanyakan tanaman tidak mempunyai vagina. Vagina berfungsi melindungi
kuncup ketiak (gemma axillaris), memberi kekuatan pada batang semu supaya dapat
berdiri, misal pada pisang. Pada golongan zingeberaceae vagina itu juga merupakan
batang semu yang disebut sympodium.
2. Petiolus : biasanya berbentuk silindris dan pada pangkalnya agak membesar. Tetapi
ada pula petiolus yang pipih atau beralur, misal tangkai daun talas. Panjang petiolus
berbeda-beda walaupun dari satu tanaman. Umumnya daun-daun yang letaknya
dibagian bawah batang, mempunyai petiolus yang lebih panjang dari daun-daun yang
letak diatasnya. Karena itu helaian daunnya dapat menangkap cahaya yang cukup.
Kadang-kadang pada tumbuhan tertentu seperti daun jeruk (Citrus spp.), petiolus itu
sering melebar atau bersayap dan sayap tersebut berwarna hijau seperti helai daunnya,
sehingga dapat mengambil bagian dalam fotosintesis. Petiolus demikian disebut
petiolus alata.
3. Lamina : dapat dikatakan tidak ada dua genus tanaman yang mempunyai lamina sama
bentuknya. Karena itu daun sering digunakan sebagai petunjuk untuk mengenal suatu
tumbuhan (faktor identifikasi). Secara garis besarnya daun-daun dari satu tanaman
sama dalam segala hal. Tetapi perbedaan-perbedaan kecil tentu ada seperti warna, lebar
dan bentuk. Dalam lamina terdapat tulang-tulang daun yang mempunyai susunan
tertentu disebut nervatur. Tulang daun yang merupakan kelanjutan dari tangkai daun
(petiolus0 disebut ibu tulang daun (costa). Costa bercabang-cabang membentu vena
dan vena bercabang-cabang membentuk venula. Kemudian ujung-ujung venula
bermuara ke dalam jaringan daging daun (intervenium), yaitu palisade dan sponsa.
Nervatur terdiri dari dua jenis yaitu :
1. Nervatur divergentibus : nervatur yang tulang-tulang daunnya menyebar ke arah
tepi (margo). Nervatur ini dibagi lagi dalam dua macam yaitu :
- Nervatur menyirip : costa memanjang dari ujung petiolus sampai ujung daun
dan vena (nervis lateralis menuju margo. Contoh : daun mangga (Mangifera
indica)
- Nervatur menjari : semua nervis lateralis, keluar dari satu titik pada costa.
Contoh terdapat pada daun pepaya (Carica papaya)
2. Nervis confluentibus : nervatur yang seluruh nervis lateralis dan vena bersatu pada
pangkal dan ujung daun. Nervatur ini terdiri dari dua macam yaitu :
- Nervatur sejajar : semua nervis jalannya lurus dan sejajar satu sama lain,
kecuali pada ujung dan pangkal daun. Contoh daun Gramineae, Pandanaceae.
- Nervatur lengkung : corta jalannya lurus, sedangkan nervatur lainnya
lengkung. Contoh daun Dioscorea hispida.
Fungsi tulang daun antara lain :
1. Sebagai alat transportasi air dan zat-zat hara mineral
2. Sebagai alat dalam aliran air pada proses transpirasi yaitu melalui xylem
3. Sebagai alat translokasi hasil-hasil fotosintesis yaitu melalui phloem
4. Mengedarkan zat-zat ke sel-sel mesofil melalui sistem vena.

Pada jenis tanaman tertentu terdapat daun-daun yang sangat berlainan bentuknya.
Peristiwa adanya kelainan bentuk daun pada satu tanaman disebut heterophilli.
Heterophylli ada tiga macam yaitu
1. Heterophylli karena umur : gejala dimana daun-daun tanaman muda bentuknya
berlainan dengan daun-daun waktu masa tuanya. Gejala ini terdapat pada tanaman
darat dan yang hidup di air. Pada tanaman darat contohnya nangka (Artocarpus
integra), pada masa mudanya mempunyai daun dengan pinggiran rata (margo integer)
sedang masa tua / dewasa mempunyai pinggiran tidak rata / berukiran. Pada tanaman
air contohnya teratai kecil (Nymphea nouchalli), pada masa mudanya mempunyai daun
berbentuk lanset (lanseolatus) sadang pada masa tuanya daun-daun itu menjadi bulat
(orbicularis) atau bentuk perisai (peltatus). Pada tanaman genjer (Limnocharis flava)
dalam masa mudanya mempunyai daun berbentuk panjang seperti rumput, sedang
masa tuanya berbentuk bulat telur. Daun-daun tanaman yang berubah bentuknya
selama ontogeni, yaitu mulai masa muda sampai dewasa disebut perkembangan yang
heteroblastis. Daun-daun tanaman yang bentuknya tetap selama ontogeni disebut
perkembangan yang holoblastis.
2. Heterophylli karena metamorfosis : gejala dimana terjadi kelainan bentuk daun karena
selama pertumbuhan terjadi metamorfosis dari lamina dan bagian lain dari daun.
Contoh Acasia auriculiformis, waktu tanaman masih muda mula-mula terbentuk daun
majemuk tunggal. Kemudian baru tumbuh daun majemuk berganda.
3. Heterophylli karena biasa : gejala dimana pada satu tanaman terdapat daun-daun yang
berbeda-beda bentuknya, sejak daun-daun itu masih muda sampai dewasa. Gejala ini
disebut juga anisophylli. Gejala tersebut sering terdapat pada tanaman darat dan air.
Contoh paku tanduk rusa (Platycerum biforme) yang hidup epifit. Tanaman tersebut
mempunyai daun-daun berbentuk perisai (steril) dan daun-daun yang panjang
berbentuk tanduk dan berspora (fertil). Tanaman air misalnya Salvinia natans, pada
tiap buku batangnya terdapat tiga helai daun. Dua helai daunnya terapung pada
permukaan air dengan pinggiran yang licin, sedangkan daun ketiga terdapat di bawah
permukaan air dan laminanya terbagi panjang-panjang dan halus.

Berdasarkan susunan daun, maka daun-daun tanaman dibagi menjadi dua macam :
1. Folium simplex (daun tunggal) : daun-daun pada sebuah ranting tumbuhnya pada
waktu yang berlainan, kecuali pada Pteridophyta merupakan kekecualian. Pada suatu
ranting daun-daun tunggal gugurnya dalam waktu yang berlainan. Bila daun-daun
tunggal itu habis berguguran, ranting-rantingnya tetap tinggalmelekat pada batang atau
cabangnya. Pada ketiak daun dapat tumbuh kuncup ketiak (gemma axillaris). Pada
ujung ranting dapat tumbuh kuncup ujung (gemma terminalis), karena merupakan
ujung vegetatif atau titik tumbuh.
2. Folium compositum ( daun majemuk) : anak-anak daun (foliolum) pada satu tangkai
tumbuhnya dalam waktu bersamaan, anak-anak daun gugurnya dalam waktu
bersamaanpula atau hampir bersamaan, kemudian diikuti oleh tangkai daun bersama
(petiolus communis). Pada ketiak anak-anak daun tidak terdapat gemma axillaris. Juga
pada ujung karangan daun tidak terdapat gemma terminalis.

Susunan letak daun yang satu terhadap yang lainnya serta pembagian dari daun-daun pada
batang merupakan hal yang specifik pada tanaman. Peristiwa ini disebut phyllotaxis (
dispositio foliorum = duduk daun). Phyllotaxis dapat dibedakan tiga macam menurut
duduk daun pada batang yang sama tingginya yaitu :
1. Folia sparsa : bila pada satu tempat yang sama tingginya pada batang terdapat hanya
satu helai daun, maka letak daun itu akan menyebar., contoh pada daun pepaya (Carica
papaya). Dapat pula letak daun itu akan berseling yang disebut folia disticha.,
contohnya pada jahe (Zingiber officinale).
2. Folia opposita (folia decussota) : bila pada satu tempat yang sama tingginya pada
batang terdapat dua helai daun, maka letak daun itu akan berhadapan. Contonya
terdapat pada kumis kucing (Orthosiphon spicatus), kopi (Coffea spp).
3. Folia verticulata : bila pada satu tempat yang sama tingginya pada batang terdapat lebih
dari dua helai daun, maka letak daun itu melingkar. Contoh terdapat pada alamanda
(Allamanda cathartica), oleander (Nerium oleander).
Secara matematis, titik letak daun itu yang satu dapat dihubungkan dengan titik letak
daun yang lainnya dengan suatu garis khayal. Garis penghubung titik-titik tersebut
akan membelit batang yang merupakan spiral. Garis-garis khayal tersebut dinamakan
spiral genetis.letak daun pada batang dinyatakan dengan suatu rumus yang disebut
Rumus daun (Formula Phyllotaxarum). Rumus daun merupakan bilangan pecahan
yang menentukan letak daun pada batang.
Rumus daun 2/5 dapat dibaca sebagai berikut :
1. Angka pembilang (= 2) menunjukkan bahwa spiral genetis membelit batang dua
kali dari daun mula-mula ditentukan sampai pada daunyang letaknya tepat
tegaklurus di atas daunyang mula-mula ditentukan
2. Angka penyebut (= 5) menunjukkan bahwa untuk sampai pada daun yang letaknya
tepat tegak lurus di atas daun yang mula-mula ditentukan, kita jumpai lima helai
daun (tidak termasuk daun yang mula-mula ditentukan).
Atau
1. Angka pembilang (= 2) menunjukkan bahwa spiral genetis membelit dua kali.
2. Angka penyebut (=5) menunjukkan bahwa pada silinder batang dimana spiral
genetis membelit, terdapat 5 buah garis vertikal atau bidang vertikal yang
membatasi sektor-sektor batang.
Atau
1. Angka pembilang (=2) menunjukkan bahwa sudut antara daun yang mula-mula
ditentukan dan daun yang letaknya tegak lurus di atas daun itu adalah 2 x 360 o =
720o
2. Angka penyebut (=5) menunjukkan sudut antara tiap daun adalah 2/5 x 360o = 144.
Sudut ini dinamakan sudut difergensi antara tiap dua helai daun pada spiral genetis.
Besarnya sudut difergensi bergantung pada jenis tanaman.
Pada batang seterusnya dapat dilihat bahwa daun-daun itu tersusun menurut garis-
garis yang membujur pada batang. Garis-garis yang menghubungkan daun-daun yang
letaknya vertikal satu sama lain disebut garis ortostis. Banyaknya garis ortostis pada
suatu batang dinyatakan oleh angka penyebut dari rumus daun. Jadi bila rumus daun =
2/5, maka garis ortostis ada lima buah. Panjang garis spiral genetis yang
menghubungkan dua daun yang ortostis disebut satu siklus.
Dengan adanya rumus daun itu kita akan menjumpai macam-macam hal tentang
daun. Misal : pada kebanyakan daun yang letaknya tersebar, akan mempunyai rumus
daun : 1/3; 2/5; 3/8, 5/13 dan seterusnya. Dari deretan pecahandapat dilihat adanya
suatu deret, dimana bilangan yang ada dibelakangnya (5/13) diperoleh dengan
menjumlahkan kedua pembilang dan kedua penyebut dari pecahan yang ada dimukanya
yaitu : 5 = 2+ 3 dan 13 = 5 + 8. Deret tersebut dinamakn deret Pokok. Deret pokok
tersebut mula-mula diketemukan oleh Fibonacci, karena itu disebut juga deret
Fibonacci.
Oleh pengaruh-pengaruh tertentusering garis ortostis itu tidak tampak atau tidak
jelas dalam pembentukannya, sehingga merupakan garis yang serong ke atas yang
menghubungkan daun-daun pada jarak samping yang paling dekat dan merupakan
garisgaris spiral. Garis spiral ini bukan garis spiral genetis, tetapi disebut garis parastis.
Selain itu bila batang berputar pertumbuhannya, garis ortostis itu merupakan garis
spiral. Dalam hal ini garis spiral tersebut dinamakan garis spirostis, bila mempunyai
satu garis spirostis duduk daunnya, maka tanaman tersebut dinamakan spiromonostis.
Bila mempunyai dua garis spirostis disebut spirodistis dan bila mempunyai tig agaris
spirostis. Bila mempunyai dua garis spirostis disebut spiroristis.
Duduk daunyang tersebar secara filogenetis berasal dari duduk daun berseling
dengan difergensi = ½. Hal ini disebabkan adanya perkembangan titik tumbuh.
Umumnya batang-batang actinomorf dan tumbuhnya tegak lurus serta mempunyai
ruas-ruas yang panjang dengan daun-daun yang lebar, jumlah ortostisnya tidak banyak
(dua ortostis). Pada tanaman yang tumbuhnya mendatar (plagiotrof) duduk daun
biasanya berseling. Jadi hanya mempunyai dua ortostis. Tanaman plagiotrof meskipun
mempunyai duduk daun lebih dari dua ortostis, tampaknya hanya mempunyai dua
ortostis saja. Hal ini disebabkan ruas batangnya berputar untuk mendapatkan sinar
sebanyak-banyaknya. Pada duduk daun yang tersebar, sudut difergensi pada batangnya
belum tentu sama dengan sudut difergensi primordia titik tumbuh. Juga pembentukan
primordia itu belum tentu sesuai dengan urutan-urutan spiral genetis, karena titik
tumbuh masih mengalami perubahan-perubahan. Maka kalau ingin menyelidiki, harus
diambil bahan batang yang betul-betul lurus silindris dan tidak mengalami perubahan.

1.3.2. Organa Metamorfa


Akar tumbuhan dapat mengalami perubahan bentuk disebut metamorfosis. Beberapa jenis
metamorfosis akar sebagai berikut :
1. Akar papan atau akar banir (butreess) adalah perkembangan pangkal akar lateral yang
berfungsi untuk menegakkan berdirinya tajuk (batang). Contoh akar papan pohon
kenari (Canarium commune); Dapat dilihat dalam Gambar 22.
Akar papan/banir

Gambar 22. Akar papan/banir

2. Akar tunjang atau egrang (stilt) : akar seperti ini dimiliki tumbuhan yang tumbuh pada
dasar yang berlumpur (labil), berfungsi untuk menopang berdirinya tajuk (batang).
3. Akar udara atau akar gantung (radix aureus) : fungsinya untuk bernapas dan
menyimpan air yang didapat dari uap air di udara. Contoh : akar udara tanaman anggrek
epipit (Orchidaceae), membantu fotosintesis dan epidermis akarnya berkembang
menjadi beberapa lapisan vellum (Velamen); beringin (Ficus benyamina), pada saat
masih muda berfungsi sebagai akar udara dan setelah mencapai tanah berubah menjadi
akar, akhirnya menjadi bagian penopang batang.
4. Akar napas (pneumatophorus) : akar ini dimiliki oleh tumbuhan yang beradaptasi pada
habitat lumpur yang miskin oksigen. Akar lateral memunculkan semacam organ untuk
pernapasan di atas tanah lumpur, kulit akar memiliki pori atau celah (pneumathoda).
Contoh : kayu api (Avisennia lithorale) jenis tumbuhan penyususn vegetasi bakau
(mangrove)
5. Membantu melekatkan tumbuhan tersebut pada sandarannya : akar lekat (radix
adligans) akar ini dimiliki tumbuhan secara alamiah di bawah naungan vegetasi hutan
yang berkompetisi untuk mendapatkan sinar matahari. Contoh : akar lekat tanaman
sirih (Piper betle).
6. Gemma adalah Organa metamorfa, berupa tunas batang dengan daun-daun yang belum
tumbuh, biasanya dilindungi oleh pelindung kuncup, yang berupa daun sisik atau daun
penumpu. Letaknya : Gemma Terminalis, gemma Lateralis, gemma Adventicia,
gemma Axillaris, gemma serialis. Organ yang dikandungnya : Gemma Foliifera,
gemma Florifera, gemma Mixta.
7. Tuber adalah Organa metamorfa berupa bagian batang atau akar, yang telah berubah
struktur, bentuk, fungsinya dan mengandung zat makanan cadangan. Contoh : Tuber
Caulogenum, Tuber Rhizogenum (tanaman ubi kayu (Manihot utilisima). Seperti
terlihat dalam Gambar 23 dan Gambar 24.
Tuber caulogenum

Gambar 23. Tuber caulogenum

Tuber Rhizogenum

Gambar 24. Tuber Rhizogenum

8. Bulbus adalah Organa metamorfa, berupa daun-daun dan batang-batang, yang telah
berubah struktur, bentuk , fungsinya dan mengandung zat makanan cadangan (pada
pangkal daunnya). Contoh : Bulbus Tunicatus, Bulbus Squamosus. Dapat dilihat dalam
Gambar 25 dan Gambar 26.

Bulbus tunicatus

Gambar 25. Bulbus tunicatus


Bulbus squamosus

Gambar 26. Bulbus squamosus

9. Cirrus adalah Organa metamorfa, yang menyerupai tali, membelit secara spiral, pada
sebuah sandaran atau panjatan, dan dengan demikian mengokohkan tumbuhan tersebut
pada sandaran atau tempat panjatannya. Cirrus Caulogenus, Cirrus Phyllogenus,
Cirrus Rhyzogenus (tanaman panili (Vanilla planifolia))
10. Spina adalah Organa metamorfa, berupa alat yang menusuk , yang homolog dengan
akar, batang, daun, mengkayu keras, bentuk kerucut runcing dan duduknya pada
batang/ranting, kuat. Spina Caulogena, Spina Phyllogena, Spina Stipularia, Spina
Rhizogena
11. Rhizoma adalah Organa metamorfa, berupa batang yang panjang ataupun singkat, yang
tumbuh mendatar di dalam tanah. Biasanya mengandung makanan cadangan . Contoh
: Alpinia galanga, Curcuma domestica, Zingiber purpureum, Kaempferia pandurata.
12. Ascidium adalah Organa metamorfa, berupa lamina daun yang berubah bentuknya,
membantuk semacam piala/bokor, (biasanya terdapat di atas permukaan tanah),
dipergunakan sebagai penangkap serangga (kadang-kadang petiolus jadi ascidium,
lamina jadi penutup ascidium).Contoh : Nephenthes sp.
13. Utriculus adalah Organa metamorfa, berupa daun-daun dalam air yang halus
bentuknya (seakan-akan merupakan akar) yang berubah menjadi semacam
gelembung, berfungsi sebagai perangkap serangga air. Contoh : Utricularia aquatica.

1.3.3. Organa Assesoria :


Organa assesoria adalah Organ tumbuh-tumbuhan, berupa alat tambahan pada
permukaan batang, cabang, dahan, ranting dan daun, berupa tonjolan-tonjolan, dan tidak
dianggap sebagai bagian dari , cabang, dahan, ranting dan daun tersebut.
Organa assesoria tersebut terdiri dari :
Trichomata; Stimulus; Pilus; Lentisel; Squama; Ramentum; Aculeus; Pilus
Capitatus.
Trichomata :
Organa Accessoria, berupa penonjolan salah satu sel epidermis daun/batang,
berupa bulu-bulu atau rambut-rambut halus, pada permukaan daun atau batang, untuk
mencegah penguapan atau gangguan serangga.

Contoh pada tanaman : Lycopersicon esculentum, Saintpaulia ionantha.

Stimulus :

Organa Accessoria, berupa penonjolan pada epidermis, sifatnya agak kaku,


dindingnya mengandung CaCo3, ujungnya mengandung SiCO3 (tajam-tajam apabila
kepalanya patah kena singgungan), didalamnya terdapat cairan, dapat menimbulkan gatal-
gatal, pedas, nyeri pada kulit, karena terkena tusukan jarum injeksi alam tersebut.

Contoh : tanaman Urtica sp. ; Laportas sp.

Pilus :

Organa accessoria, berupa bulu-bulu halus berbentuk silinder, kadang-kadang


bercabang, terdapat pada kuncup muda, daun muda, buah muda (hanya dapat dilihat
dengan loupe, mikroskop) berfungsi untuk mencegah penguapan/gangguan serangga.

Lentisel
Organa accessoria, berupa kumpulan pori-pori dalam lapisan zat gabus, pada
permukaan epidermis batang pohon2an, berfungsi agar epidermis tsb dapat bernafas pada
hampir semua pohon.
Pada Pandanaceae tidak ada → Pneumatoda.

Squama
Organa accessoria, berupa penonjolan bulu-bulu yang pendek-pendek, dan agak
mengeras seperti sisik, terdapat pada permukaan bawah daun.
Contohnya : Durio zibethinus.

Ramentum
Organa accessoria, berupa penonjolan berbentuk bulu-bulu pipih melebar, kadang-
kadang berwarna kecoklat-coklatan, terdapat pada batang, tangkai daun.
Contoh : Alsophila glauca.

Aculeus

Organ accessoria, berupa penonjolan pada permukaan kulit batang, ranting, tangkai daun,
tangkai bunga, berbentuk kerucut, keras, runcing seperti duri, letaknya tidak teratur, tidak pada
buku-buku.

Contoh :

• Rosa spp. → batang , seperti terlihat dalam Gambar 27.

duri tempel (Aculeus)

Gambar 27. Contoh duri tempel (Aculeus)

• Agave sp. → ujung daun

• Datura metel → permukaan bawah daun

• Solanum mammosum →permukaan atas daun

Pilus capitatus :

Organ accessoria, berupa penonjolan berbentuk gelembung-gelembung amat kecil,


bertangkai, mengandung banyak plasma, menghasilkan semacam sekresi berbau/menguap.

Contoh :
• Ocimum senetum

• Ocimum basilicum

• Nicotiana tabacum

1.4. Evaluasi Capaian Pembelajaran


Mahasiswa dapat menjawab pertanyaan pada guiding questions

1.5. Deskripsi Tugas :


Tercantum pada Rincian Tugas mandiri

1.6. Pemberian Feedback


Setelah anda menjawab evaluasi pembelajaran dan paham dengan penjelasannya, anda
bisa belajar ke modul selanjutnya, seandainya belum jelas dan paham, anda baca kembali
kajian pembelajarannya dan referensi lain yang dapat menunjang pemahaman kajian
organa vegetatifa.

1.7. Pustaka Acuan

Ade Salimah, Komariah dan Mira Ariyanti. 2007. Organ Tanaman. Hand Out Mata Kuliah
Botani; Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

Andi A.S. Sumirat. 2007. Penuntun Praktikum Mata Kuliah Botani. Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran.

Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Terjemahan Ahmad Sudiarto, Trenggono


Koesoemaningrat, Machmud Natasaputra dan Hilda Akmal. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.

Komariah, Andi A.S. Sumirat, Denny Sobardini, Anne Nuraini, Intan Ratna Dewi, dan
Moch. Arief Soleh. 2007. Hand Out Mata Kuliah Botani, Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran.

Yayan Sutrian. 1996. Biologi Tanaman. Program Diploma III Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Padjadjaran.

Anda mungkin juga menyukai