Anda di halaman 1dari 7

KAA

Pelopor :
Ali Sastroamidjojo Indonesia, Mohammad Ali Bogra Pakistan, Jawaharlal
Nehru
India, John Kotelawala Sri Lank, U Nu Myanmar
Tujuan KAA
Tujuan utama adalah menciptakan perdamaian dan ketenteramkan hidup bangsa
bangsa-bangsa yang ada di kawasan asia afrika. Tujuan lainnya:
Memajukan kerja sama antar bangsa Asia Afrika untuk mengembangkan
kepentingan bersama,persahabatan,dan hubungan bertetangga yang
baik.Mempertimbangkan masalah-masalah sosial ,ekonomi,dan kebudayaan
negara-negara anggota.Mempertimbangkan masalah-masalah khusus
bangsabangsa
di Asia Afrika,seperti kedaulatan nasional,rasialisme dan
kolonialisme.Meninjau kedudukan Asia Afrika serta rakyatnya di dunia
ini ,serta
sumbangan bagi perdamaian dan kerja sama di dunia.
Berikut ini ialah hasil dari KAA yang diketahui dengan nama Dasasila Bandung
:
DASASILA BANDUNG
1. Menghormati hak basis manusia sebagaimana tercantum dalam piagam PBB
2. Menghormati kedaulatan, integritas, serta teritorial seluruh negara
3. Mengakui persamaan sesuatu bangsa, baik besar ataupun kecil
4. Tidak melaksanakan campur tangan maupun intervensi pada problem dalam
negeri negara lain
5. Menghormati hak tiap bangsa buat mempertahankan diri, baik secara sendiri
ataupun kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB
6. Tidak melaksanakan tekanan-tekanan kepada negara lain
7. Tidak melaksanakan tindakan-tindakan atau threat agresi pada keutuhan
wilayah atau kemerdekaan orang lain
8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai sesuai
dengan Piagam PBB
9. Memajukan kerja setara buat kepentingan bersama.
10. Menghormati hukum serta keharusan internsional.

Konferensi Colombo

Dalam dokumen dari ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia), Konferensi


Colombo yang dilaksanakan pada 28 April-2 Mei 1954 di Sri Lanka merupakan
awal dari suatu ide untuk menciptakan solidaritas yang lebih luas bagi negara
Asia Afrika, delegasi yang hadir pada Konferensi Colombo adalah:
1.Perdana Menteri Indonesia Ali Sastroamijoyo
2.Perdana Menteri Sri Lanka Sir John Kotelawala
3.Perdana Menteri India Pandit Jawaharal Nehru
4.Perdana Menteri Pakistan Muhammad Ali Jinnah
5.Perdana Menteri Burma (Sekarang Myanmar) U Nu
Pada waktu pelaksanaan konferensi teresebut, Perdana Menteri Indonesia, Ali
Sastroamijoyo, mengusulkan untuk menggelar konferensi yang lebih luas lagi
cakupannya khususnya bagi negara Asia Afrika.
Selain itu, PM Ali juga mengatakan jika Indonesia bersedia untuk menjadi tuan
rumah konferensi tersebut. Usul itu diterima oleh semua delgasi yang hadir.
Dalam Konferensi Colombo ini diputuskan antara lain :
A. Indocina harus dimerdekakan bagi penjajahan Perancis
B. Menuntuk kemerdekaan bagi Tunisia dan Maroko
C. Menyetujui dan mengusahakan adanya Konferensi Asia Afrika dan memilih
Indonesia sebagai penyelenggara

Politik mercusuar

Kelemahannya adalah :
1. Proyek-proyek yang djalankan membutuhkan biaya yang sangat besar
mencapai milyaran rupiah.
2. Kondisi Ekonomi negara menjadi lebih buruk
3. Indonesia menjadi ancaman bagi Blok barat dan Timur jika Canefo dan
Ganefo
benar-benar tercapai
4. Kestabilan politik yang rentan menjadi ancaman sendiri bagi bangsa, seperti
pemberontkan PKI 65
Kelebihannya yaitu:
1. membangun hubungan persahabatan dengan negara-negara lain
2. menyejajarkan bangsa kita dan bangsa-bangsa yang baru merdeka, bangsa
yang baru berkembang ini dengan bangsa-bangsa yang sudah mapan seperti
Amerika, Inggris, Rusia China, untuk sama-sama mengatur ketertiban dunia.
3. Indonesia menjadi negara penggagas Ganefo

RI KELUAR DR PBB

Pertama, soal kedudukan PBB di Amerika Serikat. Bung Karno mengkritik,


dalam
suasana perang dingin Amerika Serikat dan Uni Sovyet lengkap dengan perang
urat syaraf yang terjadi, maka tidak sepatutnya markas PBB justru berada di
salah
satu negara pelaku perang dingin tersebut. Bung Karno mengusulkan agar PBB
bermarkas di Jenewa, atau di Asia, Afrika, atau daerah netral lain di luar blok
Amerika dan Sovyet.

Kedua, PBB yang lahir pasca perang dunia kedua, dimaksudkan untuk bisa
menyelesaikan pertikaian antarnegara secara cepat dan menentukan. Akan tetapi
yang terjadi justru PBB selalu tegang dan lamban dalam menyikapi konflik
antar
negara. Indonesia mengalami dua kali, yakni saat pembebasan Irian Barat, dan
Malaysia. Dalam kedua perkara itu, PBB tidak membawa penyelesaian, kecuali
hanya menjadi medan perdebatan. Selain itu, pasca perang dunia II, banyak
negara baru, yang baru saja terbebas dari penderitaan penjajahan, tetapi
faktanya
dalam piagam-piagam yang dilahirkan maupun dalam preambule-nya, tidak
pernah menyebut perkataan kolonialisme. Singkatnya, PBB tidak menempatkan
negara-negara yang baru merdeka secara proporsional.

Ketiga, Organisasi dan keanggotaan Dewan Keamanan mencerminkan peta


ekonomi, militer dan kekuatan tahun 1945, tidak mencerminkan bangkitnya
negara-negara sosialis serta munculnya perkembangan cepat kemerdekaan
negara-negara di Asia dan Afrika. Mereka tidak diakomodir karena hak veto
hanya
milik Amerika, Inggris, Rusia, Perancis, dan Taiwan. Kondisi yang tidak aktual
lagi,
tetapi tidak ada satu orang pun yang berusaha bergerak mengubahnya.

Keempat, soal sekretariat yang selalu dipegang kepala staf berkebangsaan


Amerika. Tidak heran jika hasil kebijakannya banyak mengakomodasi
kepentingan
Barat, setidaknya menggunakan sistem Barat. Bung Karno tidak dapat
menunjung
tinggi sistem itu dengan dasar, “Imperialisme dan kolonialisme adalah anak
kandung dari sistem Negara Barat. Seperti halnya mayoritas anggota PBB, aku
benci imperialisme dan aku jijik pada kolonialisme.”

Kelima, Bung Karno menganggap PBB keblinger dengan menolak perwakilan


Cina,
sementara di Dewan Keamanan duduk Taiwan yang tidak diakui oleh
Indonesia. Di
mata Bung Karno, “Dengan mengesampingkan bangsa yang besar, bangsa yang
agung dan kuat dalam arti jumlah penduduk, kebudayaan, kemampuan,
peninggalan kebudayaan kuno, suatu bangsa yang penuh kekuatan dan
dayaekonomi,
dengan mengesampingkan bangsa itu, maka PBB sangat melemahkan
kekuatan dan kemampuannya untuk berunding justru karena ia menolak
keanggotaan bangsa yang terbesar di dunia.”

Keenam, tidak adanya pembagian yang adil di antara personal PBB dalam
lembaga-lembaganya. Bekas ketua UNICEF adalah seorang Amerika. Ketua
Dana
Khusus adalah Amerika. Badan Bantuan Teknik PBB diketuai orang Inggris.
Bahkan dalam persengketaan Asia seperti halnya pembentukan Malaysia, maka
plebisit yang gagal yang diselenggarakan PBB, diketuai orang Amerika
bernama
Michelmore.

Kelebihan demikrasi terpimpin

1.Mampu membangun integritas nasional.


Demokrasi terpimpin yang dipimpin Presiden Sukarno berhasil membangun
integrtas nasional di mana sebelumnya terpecah belah menjadi berbagai
kelompok dan golongan. Kelompok dan golongan yang sebelumnya bersaing
dalam memiliki pengaruh dalam pemerintahan perlahan mulai tidak ada, karena
untuk mereka tidak ada lagi manfaatnya. Semua harus tunduk dengan aturan
presiden dan manifesto politiknya yang terkenal dan ideologi baru, yaitu
nasakom.

2. Kembalinya Irian Barat.


Pada saat kemerdekaan Indonesia dan terakhir Konfrensi Meja Bundar, telah
ditegaskan bahwa wilayah Indonesia adalah seluruh bekas jajahan /
kolonialisme
Belanda. Artinya, Papua termasuk wilayah Indonesia. Namun kenyataannya,
Papua masih dikuasai Belanda. Bahkan sampai Kabinet Ali Sastroamijoyo
berakhir, mereka menemui kegagalan mengembalikan Papua ke Indonesia. Pada
tanggal 1 Desember 1961, Belanda mengumumkan terbentuknya Dewan
Nasional
Papua sebagai satu negara.
Pada akhirnya, bulan Desember 1961 itu pula, Presiden Sukarno
mengumumkan
Aksi Trikora, yaitu perang merebut kembali Papua, yang saat itu dikenal
sebagai
Irian Barat. Tidak hanya sampai di situ, Presiden Sukarno juga
memperjuangkan
Irian Barat secara diplomatik di PBB sepanjang tahun 1962. Dan melalui
referendum, 1 Mei 1963, Irian Barat resmi menjadi wilayah Indonesia.

3. Pelopor Non Blok dan Pemimpin Asia Afrika.


Setelah sebelumnya Presiden Sukarno berhasil menyelenggarakan Konfrensi
Asia
Afrika yang menghasilkan dasasila Bandung, Indonesia kemudian menjadi
pelopor
peran Indonesia dalam gerakan non blok. Yaitu organisasi atau gerakan
negaranegara
yang berusaha tidak memihak mana pun dalam penyelenggaraannya.
Tidak berpihak pada Amerika yang mewakili negara-negara Barat dan tidak
memihak pada Uni Sovyet (Rusia saat ini) yang mewakili negara-negara
berpaham
sosialis komunis. Selama kepemimpinan demokrasi terpimpin juga Indonesia
menjadi negara yang disegani. Saat itu, Indonesia dianggap sebagai pemimpin
Asia Afrika.

4. Dibentuknya Lembaga-Lembaga Negara.


Pemerintahan demokrasi terpimpin berusaha menyelenggragrakan pemerintahan
yang sesuai UUD 1945, meskipun di sana sini terjadi banyak penyimpangan.
Salah
satu yang berhasil dilakukan di dalam negeri adalah terbentuknya berbagai
tugas
lembaga negara yang sebelumnya tidak ada. Lembaga-lembaga negara tersebut
antara lain MPRS, DPAS, DPRGR, dan Front Nasional.

5. Penataan di Berbagai Bidang.


Pada saat itu, Indonesia sebenarnya sudah dalam keadaan di ujung tanduk.
Ekonomi tidak stabil, politik, dan berbagai bidang lain mengalami kekacauan.
Dan
kelebihan dan kekurangan demokrasi terpimpin berusaha memperbaiki berbagai
keadaan tersebut. Dilaksanakannya penataan ekonomi sederhana, menjadikan
ABRI lembaga dwifungsi di bidang sosial politik, mengenalkan ideologi
nasakom
dianggap hal yang paling dilakukan oleh Presiden Sukarno.

6. Adanya Rasa Gotong royong.


Meskipun tidak dialami seluruh rakyat Indonesia, demokrasi terpimpin pada
sebagian orang membangkitkan rasa nasionalisme dan rasa gotong royong
dalam
pembangunan menguat kembali. Ini ditandai dengan bersatunya berbagai
kelompok dan golongan yang sebelumnya berseberangan dalam kabinet
parlementer.
TUJUAN DEMOKRASI TERPIMPIN
1. Mengembalikan stabilitas politik nasional

Pembaharuan ir. Soekarno

 Menjadikan presiden kepala negara dan kepala pemerintahan


 Membentuk MPRS
 Presiden seumur hidup

2. Menghilangkan sisa – sisa warisan demokrasi terpimpin

Karena banyaknya partai yang berkonflik

Anda mungkin juga menyukai